You are on page 1of 268

Volume 1, April 2011

ISSN 2088-0413

Frontier
Kajian Strategis Hubungan Luar Negeri
Volume 1, April 2011
ISSN 2088-0413 DEWAN REDAKSI Ketua: Budiyanto, M.Eng. Staf Editor : Dr. Nuryadi Ngadirin Dr. Saiful Bahri Dr. Iko Pramudiono Dr. M. C. Halid Arya Sandiyudha, M.Si. Redaktur Ahli: Dr. Taufik Ramlan Wijaya Dipl.-Ing. R. Agoeng Hardianto Wibowo, MSc.ME Dr. Marsudi Budi Utomo Dr. Agus Setiawan Dipl.-Ing. Haikal Djauhari, MSc. Izzuddin Abdul Manaf, Lc., MA. Redaktur Pelaksana : Rahmad Setiawan

Dilarang keras mengutip, menjiplak atau memfotokopi sebagian atau seluruh buku ini serta memperjualbelikannya tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Penerbit: Bidang Hubungan Luar Negeri Dewan Pengurus Pusat - Partai Keadilan Sejahtera Jalan T.B. Simatupang No. 82, Pasar Minggu, Jakarta 12520, INDONESIA Telp : +62-21 78842116 Fax : +62-21 78846456 Website : www.pks.or.id Email : frontier.bhln@pks.or.id

Frontier Volume 1, April 2011

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga FRONTIER, Kajian Strategis Hubungan Luar Negeri (ISSN 2088-0413) Volume Perdana - April 2011 dapat terbit sesuai dengan harapan kita bersama. FRONTIER adalah salah satu media yang menginformasikan hasil kajian, tulisan dan pidato politik baik dari para pakar, politikus, pengamat, jurnalis maupun ilmuwan yang berkaitan dengan luar negeri baik bidang politik, pemerintahan, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada kesempatan yang baik ini disampaikan terima kasih kepada para penulis, para reviewer dan semua pihak yang telah menyusun beberapa artikel dari beragam kesempatan menjadi satu kerangka yang koheren. Dalam edisi perdana ini akan ditampilkan makalah-makalah sebagai berikut: 1. Makalah pertama memaparkan Politik Luar Negeri Partai Keadilan Sejahtera yang disusun dalam Platform Kebijakan Pembangunan PKS. PKS menegaskan kembali sikap bebas dan aktif dalam mengupayakan stabilitas kawasan dan perdamaian dunia. Sekaligus memposisikan prinsip kesetaraan, saling menghormati, saling menguntungkan, dan penghormatan sebagai prioritas bagi upaya diplomasi mewujudkan peradaban manusia yang bermartabat. 2. Makalah kedua memuat pidato politik Presiden PKS (Lutfi Hasan Ishaaq) pada Konferensi Internasional Parpol se-Asia (ICAPP) di Cambodia, 1-4 Desember 2010. Presiden PKS menekankan urgensi membangun kerjasama dan dialog diantara negara-negara dan antar parpol se-Asia Pasifik. Kemitraan tersebut tidak lain dalam rangka membangun situasi Asia yang damai, sejahtera, demokratis, ramah lingkungan, dan ramah terhadap perbedaan. Bagi PKS, perbedaan dan keragaman nilai dan budaya merupakan modal sosial dalam membangun peradaban modern. 3. Makalah ketiga ditulis oleh Budiyanto dan Yoyoh Yusroh memuat gagasan mengenai pentingnya Indonesia memanfaatkan momentum kepemimpinannya di ASEAN 2011 untuk mengakselerasi tiga target utama organisasi regional tersebut: politik-keamanan, sosial-budaya, dan ekonomi-kewirausahaan. Dipaparkan juga gagasan baru tentang pentingnya melirik kerjasama yang lebih strategis dengan kawasan Timur-Tengah dan Australia. Rasionalitas utamanya ialah situasi
Frontier Volume 1, April 2011

Timur-Tengah yang berada dalam kondisi membutuhkan guru demokratisasi. Sementara Australia dinilai sebagai representasi dunia Barat, diharapkan dapat mempererat wacana dialog Muslim-Barat. Ideide tersebut diajukan untuk meningkatkan level pergaulan Indonesia di tingkat Internasional. 4. Makalah keempat memuat uraian tentang demokrasi dan masa depan partai islam di Indonesia. Penulis, Syahrul Hidayat, mengangkat tajuk jebakan demokrasi sebagai otokritik internal dan upaya perbaikan terhadap masa depan partai Islam di Indonesia. 5. Makalah kelima merupakan catatan harian pelaku sejarah Saiful Bahri tentang revolusi Mesir yang menggarisbawahi faktor-faktor utama dibalik terjadinya peristiwa monumental tersebut. Diantaranya, diawali dengan situasi kejumudan sistem, keinginan kuat dari rakyat, momentum memuncaknya krisis dan isu, serta terjadinya kesatuan gerakan. Kiranya Frontier Kajian Strategis Hubungan Luar Negeri ini dapat bermanfaat bagi semua pihak-pihak yang membutuhkan dan dimohon saran untuk penyempurnaan edisi berikutnya.

Pimpinan Redaksi Budiyanto, M.Eng.

Frontier Volume 1, April 2011

FRONTIER Kajian Strategis Hubungan Luar Negeri Vol. 1, April 2011 Daftar Isi
No 1 Politik Luar Negeri Partai Keadilan Sejahtera Majelis Pertimbangan Partai - PKS 2 Pidato Politik Presiden PKS di Konferensi Internasional Parpol se-Asia (ICAPP) Lutfi Hasan Ishaaq 3 Kepemimpinan Indonesia di ASEAN 2011 Budiyanto dan Yoyoh Yusroh 4 Jebakan Demokrasi dan Masa Depan Partai Islam di Indonesia Syahrul Hidayat 5 Anugerah Allah untuk Bangsa Mesir, Ringkasan Catatan Harian Revolusi Mesir Saiful Bahri 22 18 13 10 Hal 5

Frontier Volume 1, April 2011

Politik Luar Negeri Partai Keadilan Sejahtera


Menegaskan kembali sikap bebas dan aktif dalam mengupayakan stabilitas kawasan dan perdamaian dunia berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menghormati, saling menguntungkan, dan penghormatan terhadap martabat kemanusiaan. Menggalang solidaritas dunia demi mendukung bangsa-bangsa yang tertindas dalam merebut kemerdekaannya. Indonesia menganut prinsip politik luar negeri yang bebas dan aktif. Prinsip tersebut dipahami sebagai sifat dasar RI yang menolak masuk dalam salah satu blok negara-negara adidaya; menentang pembangunan pangkalan militer asing di dalam negeri; serta menolak terlibat dalam pakta pertahanan negara-negara besar. Akan tetapi, RI tetap berusaha aktif terlibat dalam setiap upaya meredakan ketegangan di kancah internasional, seperti yang diamanatkan dalam pembukaan UUD. Dinamika politik luar negeri membuat sikap dan pandangan negara di panggung internasional bisa berubah dari waktu ke waktu. Pada dasarnya politik luar negeri suatu negara dipengaruhi oleh tiga faktor, 5
Frontier Volume 1, April 2011

Majelis Pertimbangan Partai, Partai Keadilan Sejahtera (Sumber : Platform Kebijakan Pembangunan Partai Keadilan Sejahtera, Maret 2008)

yaitu kondisi politik dalam negeri; kemampuan ekonomi dan militer; serta lingkungan internasionalnya. Perubahan konteks dalam dan luar negeri telah menghasilkan perbedaan-perbedaan dalam sikap dan pandangan Indonesia terhadap kondisi internasional pada setiap periode pemerintahan. Pada era Soekarno (19451965), politik internasional Indonesia lebih condong ke kiri (komunisme). Meskipun pada tahun 1948 Bung Hatta menyampaikan pidato berjudul Mendajung Antara Dua Karang (1948), yang menjadi awal dari prinsip bebas aktif, kondisi dalam negeri telah mempengaruhi sikap pemerintah dalam hubungan internasional. Bangkitnya kekuatan PKI dan kelompok-kelompok kiri ketika itu, ditambah dengan upaya untuk mempertahankan kemerdekaan, memang mempengaruhi kebijakan luar negeri Indonesia. Pada masa Orde Baru, politik luar negeri Indonesia bergerak ke kanan (kapitalisme). Ketika itu kepentingan nasional Indonesia memang sangat menonjolkan pembangunan ekonomi. Aspek pembangunan ekonomi tersebut kemudian membuat RI harus berpaling ke Barat. Pada perkembangan selanjutnya, faktor keamanan juga turut mempengaruhi kebijakan luar

negeri RI. Faktor ini terutama berkaitan dengan masalah Irian Jaya dan Timor Timur. Politik luar negeri RI semakin aktif pada tahun 1980-an, ketika kemajuan ekonomi dan stabilitas politik mulai terjamin, RI ingin mengambil peranan yang lebih penting di panggung internasional. Diawali di tingkat regional, RI lebih giat mempererat hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara melalui ASEAN, terutama dengan ikut mengupayakan terciptanya perdamaian di Kamboja. Lalu RI tampil menjadi Ketua Gerakan Non-Blok (1992-2995) dan puncaknya menjadi tuan rumah pertemuan petinggi APEC di Bogor (November 2004). Pada masa peralihan, ketika Habibie menggantikan Soeharto, terjadi perubahan penting dalam perpolitikan dalam dan luar negeri. Kebijakan luar negeri RI memang tidak banyak berubah, tetapi krisis multidimensi yang melanda RI membuat posisinya di panggung internasional mengalami kemunduran. Posisi RI di dunia internasional semakin sulit, tatkala Timtim lepas melalui proses jajak pendapat di bawah PBB, dan TNI dituduh terlibat dalam kekacauan di Timtim, beberapa saat setelah hasil jajak pendapat berakhir dengan penuh kekecewaan. 6

Frontier Volume 1, April 2011

Pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid, politik internasional RI menjadi tidak jelas arahnya. Hubungan RI dengan dunia Barat mengalami kemunduran setelah lepasnya Timor Timur. Salah satu yang paling menonjol adalah memburuknya hubungan antara RI dengan Australia. Wahid memiliki cita-cita mengembalikan citra Indonesia di mata internasional, untuk itu dia melakukan banyak kunjungan ke luar negeri selama satu tahun awal pemerintahannya. Akan tetapi, dalam setiap kunjungannya tidak ada agenda yang jelas. Bahkan, dengan alasan yang absurd, Wahid berencana membuka hubungan diplomatik dengan Israel, sebuah rencana yang mendapat reaksi keras di dalam negeri. Wahid akhirnya diturunkan dari kursi Presiden, namun ternyata Megawati yang menggantikannya tidak memiliki agenda internasional yang fokus. Megawati juga banyak melakukan lawatan keluar negeri, namun, sekali lagi dengan agenda yang tidak kongkrit. Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono berkeinginan membuat arahan hubungan

internasional yang lebih jelas tertata. Setidaknya ada dua catatan penting dari upaya pemerintahan Yudhoyono dalam menjalankan politik internasional Indonesia. Pertama, aspek pembangunan ekonomi kembali menjadi landasan utama Indonesia dalam membangun hubungan luar negeri. Di awal pemerintahannya, presiden Yudhoyono beberapa kali melakukan lawatan ke luar negeri, termasuk ke AS bersama tim ekonominya. Tujuannya, tidak lain untuk mempromosikan Indonesia kepada calon-calon investor asing. Hanya saja, setelah kurang lebih dua tahun pemerintahan Yudhoyono berjalan, belum ada perkembangan yang nyata dalam kontribusi penanaman modal asing. Kedua, faktor keamanan juga masih menjadi isu sentral dalam politik luar negeri Indonesia. Walau demikian, Indonesia juga berupaya mengambil peranan yang nyata dalam berkontribusi dalam membantu perdamaian di Timur Tengah. Dari evaluasi singkat itu tampak bahwa semenjak berkahirnya era Orde Baru, Indonesia masih belum berhasil membangun posisi tawar yang

PK Sejahtera menegaskan kembali, politik luar negeri Indonesia yang bersifat bebas aktfi agar tetap dipertahankan.
7
Frontier Volume 1, April 2011

signifikan dalam panggung internasional. Kondisi ini diakibatkan oleh konsep hubungan internasional yang tidak diakibatkan oleh konsep hubungan internasional yang tidak terintegrasi dengan perkembangan di dalam negeri, terutama sektor ekonomi dan keamanan. Politik luar negeri harus berangkat dari perkembangan pembagunan dalam negeri. Upaya membangun citra di luar negeri tidak akan berhasil bila dilkukan dengan diplomasi kosong. Bagaimana mungkin bisa meyakinkan investor asing bila iklim investasi dalam negeri masih tidak pasti, karena ekonomi biaya tinggi dan citra buruk sebagai surga korupsi. Sudah saatnya bagi Indonesia untuk kembali mengintegrasikan kebijakan luar negerinya dengan kondisi di dalam negeri. Apabila Indonesia ingin meningkatkan kepercayaan investor, maka iklim investasi yang kondusif serta kepastian usaha di dalam negeri harus diupayakan. Bila Indonesia ingin mengembangkan citra yang positif, maka harus dimunculkan tokohtokoh penting dalam negeri yang bertaraf internasional. Indonesia perlu memperkuat posisi tawarnya dalam hubungan internasional. Krisis ekonomi yang berkepanjangan membuat

ketergantungan terhadap bantuan negara-negara besar sulit dihindari. Pada awalnya Indonesia terikat dengan komitmen bantuan dari lembaga keuangan internasional, seperti IMF dan Bank Dunia. Yang didominasi kepentingan negara besar. Oleh karena itu, sangat penting bagi Indonesia untuk menjaga kedaulatannya dengan mempercepat kemandirian ekonomi. Segala bentuk ketergantungan terhadap kekuatan asing bisa berdampak buruk bagi penataan kehidupan nasional. Indonesia harus menimba pelajaran dari negeri-negeri yang berhasil melakukan transisi menuju demokrasi secara mantap. Kesuksesan proses transisi akan menjadi dasar perjuangan untuk meraih kehidupan nasional yang stabil, maju, dan berkeadilan. Untuk itu, pengokohan strategi diplomasi sebagai ujung tombak dalam pertahanan negara perlu diterapkan dengan saksama. Pelbagai tekanan pihak-pihak yang akan memecah-belah dan menguasai Tanah Air Indonesia patut diwaspadai, walaupun harus dihindari munculnya sindroma xenophobia dan kemungkinan gejala chauvinisme. Secara obyektif dapat diterapkan asas lingkaran konsentrik untuk menakar kedekatan geografis dan prioritas 8

Frontier Volume 1, April 2011

kepentingan nasional dalam kebijakan luar negeri. Perhatian lebih besar wajar diberikan bagi pengembangan hubungan regional di Asia Tenggara, serta Asia Timur dan Kawasan Pasifik. Selanjutnya jangkauan hubungan diperluas meliputi kawasan Asia Selatan dan Timur Tengah, hingga menembus wilayah Eropa dan Amerika. Peran yang lebih bermakna perlu dilakukan dalam skala regional dan internasional, seperti di lembaga ASEAN dan APEC. Begitu pula partisipasi yang kongkrit, dalam lembaga OKI dan PBB. PK Sejahtera menegaskan kembali, politik luar negeri Indonesia yang bersifat bebas aktfi agar tetap dipertahankan. Segenap aspek hubungan luar negeri diselenggarakan dengan prinsip: kesetaraan, saling menghormati kedaulatan, saling menguntungkan, serta penghargaan terhadap martabat kemanusiaan. Dalam koridor itu, PK Sejahtera meyakini, peran internasional bangsa Indonesia akan menjadi kontribusi yang positif bagi peradaban dunia. Seusai dengan amanat UUD, Indonesia harus berpartisipasi dalam penciptaan stabilitas regional dan perdamaian duna. Salah satu agendanya adalah menggalang solidaritas bagi bangsa-bangsa yang tertindas 9

dalam memperjuangkan kemerdekaannya.

Frontier Volume 1, April 2011

Pidato Politik Presiden PKS di Konferensi Internasional Parpol se-Asia (ICAPP)


His Excellency, Samdech Hun Sen, Prime Minister of the Kingdom of Cambodia and Chairman of the 6th General Assembly of the ICAPP, His Excellency, Sok An, Deputy Prime Minister of the Kingdom of Cambodia and Chairman of the Organizing Committee of the 6th General Assembly of the ICAPP, Honorable Jose de Venecia, Jr., Co-Chairman of the ICAPP Standing Committee, Honorable Chung Eui-yong, Co-Chairman of the Standing Committee and Secretary General of the ICAPP, His Excellency, Say Chhum, Chairman of the Permanent Committee of the Standing Committee of the Cambodian Peoples Party (CPP), His Excellency, Keo Puth Reasmey, President of the FUNCINPEC Party, Distinguished Delegates, Ladies and Gentlemen,
Frontier Volume 1, April 2011

Luthfi Hasan Ishaaq President of Prosperous Justice Party (PKS), Indonesia

(Sumber : Keynote Speech on the 6th General Assembly of the International Conference of Asian Political Parties (ICAPP), Phnom Penh, Cambodia, 1-4 December 2010)

10

It is a great honor for me to be here at the 6th General Assembly of the International Conference of Asian Political Parties (ICAPP) in Phnom Penh, Cambodia. I acknowledge and highly appreciate the work and the hospitality of the hosts of this important gathering: The Cambodian Peoples Party (CPP) and the FUNCINPEC party, and of course I also extend my appreciation to the Standing Committee of the ICAPP under the joint-leaderships of Hon. Jose de Venecia, Jr. and Hon. Chung Euiyong. The theme The Asias Quest for a Better Tomorrow is a fitting one indeed. This is precisely why we are here. I have the trust that we all together here are committed to endorsing a better future Asia through the development of mutual thoughtfulness and common interests among Asian political parties for addressing regional and global challenges, developing strategic partnerships, and overcoming mutual problems. Mr. Chairman, Excellencies, Ladies and Gentlemen, We, the Prosperous Justice Party (PKS) Indonesia, are eager to play

our role in advancing the community of this big continent. Therefore, in this occasion, I would also like to convey to all of us some thoughts for achieving and strengthening the ideas for building a better Asia. Firstly, cooperation and dialogues among Asian countries should be strengthened through the relationships by states and political party actors, and as well as by the members of our communities. I highly appreciate the ICAPP initiative to extend the memberships of ICAPP by engaging more political parties, especially to those which do not have official governmental regional and international forums, for expressing their concern, thoughts and positive contributions, rather than blowing their energy through negative manner, such as violent. Direct political party-to-political party partnership and cooperation should also be encouraged. This relationship is not just about political relations, such as exchanging views and sharing experiences on party management and how to conduct campaign and win elections, but also sharing knowledge and experiences on how to formulate and to put into actions very strategic issues, such as democratic reform, fighting against

11 Frontier Volume I, April 2011

corruption and terrorism, tackling disasters, women and youth empowerment, and ecology. Secondly, in order to create an Asia that is at peace, economically vibrant, democratically stable, ecologically safe, environmentally friendly and tolerant of diversities, it is necessary to encourage the realization of Asia integrity based on the spirit of mutual respects and harmony as indicated by our Asia shared values. Asia should be free from conflicts, violent, acts of terrorism and wars that may damage our friendships and integrities. Thirdly, any change toward better and democratic country in Asia should be supported by always emphasizing the need to consider Asia values and cultures, including respect for family values and important role of women and youth in the society. Mr. Chairman, Excellencies, Ladies and Gentlemen, Finally, as part of our commitment to participate and contribute to the agenda of ICAPP, we propose

Indonesia to be the host for the next ICAPP General Assemblies and meetings. We warmly welcome all delegates from Asian political parties next years and the future to our capital city, Jakarta, or probably other places in Indonesia, such Bali, to conduct ICAPP activities. I hope this initiative is also supported by other political parties in Indonesia. Once again, many thanks for this opportunity given to me and hope we can develop further cooperation that is not only facilitated by formal forums but also through informal dialogues.

Frontier Volume 1, April 2011

12

Kepemimpinan Indonesia di ASEAN 2011


Momentum Kepemimpinan ASEAN 2011
Budiyanto (Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri, DPP PKS)

Intisari Seminar & Workshop BHLN, Rabu, 26 Januari 2011 Gedung Markaz Dawah, DPP PKS, Jakarta

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memberikan fokus perhatiannya pada amanah Politik Luar Negeri apa yang tahun ini secara spesial dipercayakan kepada Indonesia, yaitu kesempatan untuk melakukan akselerasi pembangunan kawasan dan kemajuan negerinya melalui kepemimpinan ASEAN 2011. Jika dilihat dari waktu kepemimpinan yang diberikan, tentu saja terlalu pendek. Namun, dilihat dari besarnya saham negeri ini bagi kawasan dan sumbangsih konsepsi ASEAN Community 2015 di Bali Concord II (2003), sudah sepatutnya Indonesia berbuat lebih untuk regional dan multilateral. Sinyal itu sudah ada di Lombok, Nusa Tenggara Barat dan harus semakin nyata wujudnya selama masa khidmat kepemimpinan ASEAN. Dari pertemuan para Menteri Luar Negeri tanggal 16-17 Januari 2011 kemarin dalam ASEAN Foreign Ministers Meeting (AMM) Retreat dan Special Meeting of the ASEAN Coordinating Council (ACC), terdapat beberapa penguatan fokus kerja membangun ASEAN Community. Sebagaimana tema yang diangkat Indonesia, yaitu akan membangun eksistensi komunitas ASEAN sebagai bagian dari komunitas bangsa-bangsa sedunia. Ini komitmen untuk membuat konsep tentang komunitas ASEAN menjadi aksi nyata berkembangnya kerjasama antara ASEAN dengan komunitas dunia. Saya dalam tulisan ini mencoba memberikan beberapa rekomendasi strategi, isu prioritas, dan investasi jangka panjang bagi peran Indonesia di ASEAN. Prinsip Dawah PKS yang berbunyi ashlih nafsaka wadu ghoiroka tsaniyan atau artinya, perbaiki diri sendiri terlebih dahulu, baru menyeru orang lain, merupakan
13 Frontier Volume I, April 2011

prinsip yang sangat relevan dalam konteks kepemimpinan. Dalam bahasa Jawa juga ada pepatah ndeloken githomu dhewe (lihat punggungmu sendiri), itu juga kearifan luar biasa dari bangsa kita yang memuliakan keteladanan dalam kepemimpinan. Kesadaran bahwa kepemimpinan harus dimulai dari rumah sendiri harus tertanam dalam benak Presiden. Ide Komunitas ASEAN 2015 akan menjadi sederhana jika mimpi sebuah integrasi ekonomi, sosiokultural, dan keamanan diterapkan terlebih dahulu di tingkat domestik. Artinya, pertama, Pemerintah harus terlebih dulu membenahi carut-marut bangsa ini, terutama meningkatkan pembangunan kekuatan ekonomi serta pertahanan serta membenahi sejumlah persoalan domestik lainnya sehingga dapat menimbulkan respek dari negaranegara sesama anggota ASEAN. Hal ini sangat mendasar, karena jika Indonesia melemah kapasitasnya dalam menangani masalah internal tentu akan berdampak pada dilema kepemimpinan ASEAN 2011. Kedua, kesediaan untuk menjadi pelopor, untuk kemudian diikuti oleh negara-negara lain. Ketika ASEAN berupaya mengarah kepada terciptanya ASEAN Economic Community (AEC) yang dicirikan melalui terciptanya

kebersamaan kawasan menghadapi permasalahan bisnis dan ekonomi. Ketika ASEAN bercita-cita akan menjadi sebuah komunitas yang sifatnya people-centred organisation, Indonesia seharusnya memberikan contoh kepada negara-negara anggota lain tentang bagaimana membangun interaksi antara elit pemerintahan dan masyarakat sipilnya. Kedua hal di atas akan berpengaruh pada hubungan antara negara-negara di ASEAN, serta memperkokoh hubungan antara ASEAN dengan komunitas dunia. Ide ini tentu tidak sederhana mengingat ASEAN memiliki beberapa pengalaman klasik dalam upayanya membangun ketiga konektivitas tersebut. Terutama sekali karena ASEAN kerap dibuat labil dengan perbedaan mencolok antar kekuatan negara-negara di internal ASEAN serta sangat beragamnya model sistem politik yang diterapkan. Fluktuasi politik Luar Negeri di ASEAN dipengaruhi oleh poros kebijakan antara nilai politik dan norma bisnis di negaranegara ASEAN.

Frontier Volume 1, April 2011

14

Strategi Kawasan dan Multilateralisme ASEAN


Yoyoh Yusroh (Ketua Poksi 1 F-PKS DPR-RI)

Saya secara pribadi sudah bertemu dengan Bapak Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa dalam Rapat Kerja dengan Komisi 1 DPR-RI kamis pekan lalu (20 Januari 2011). Kami juga mengapresiasi segala capaian Kemenlu Tahun 2010 baik dalam hubungan bilateral, kawasan, dan multilateral. Secara umum, capaiannya sangat menggembirakan. Akan tetapi memang, dalam forum itu juga saya menyampaikan bahwa ada beberapa lubang kebijakan dalam strategi hubungan kawasan. Seperti kawasan Timur Tengah yang merupakan market yang strategis untuk produk-produk kita, tapi sayangnya peluang itu dimasukki negara lain. Nah, bagaimana peran dan tindakan Kemenlu dalam hal ini. Juga kemudian concern saya tetap pada permasalahan Palestina, bagaimana agar para wanita Palestina yang menjadi korban atau penduduk asli atau aktivis langsung dari Palestina yang merasakan bagaimana penderitaan di sana. Karena selama ini, yang bicara itu adalah relawan yang membantu saja. Begitupun pertanyaan Dr. Hidayat Nur Wahid tentang OKI, menunjukkan dukungan kita untuk partisipasi aktif dalam merespon kesempatan menjadi tuan rumah OKI dalam waktu dekat. Dalam kesempatan ini saya membenarkan apa yang disampaikan oleh Ketua BHLN DPP PKS, Bapak Budiyanto bahwa PKS melihat momentum kepemimpinan ASEAN 2011 ini sangat strategis bagi strategi Politik Luar Negeri Indonesia. Melengkapi tawaran Kementeri-an Luar Negeri untuk mengisi momentumnya sebagai Ketua ASEAN 2011, PKS berpandangan Indonesia harus mengimplementasi sejumlah komitmen yang sudah dibuat dalam berbagai forum dan dokumen ASEAN. Diantara isu-isu prioritasnya, pertama, peningkatan peran aktif Indonesia sebagai mediator dalam penyelesaian berbagai masalah keamanan di kawasan.
15 Frontier Volume I, April 2011

Dalam hal ini, Indonesia perlu memberikan keteladanan dengan menyelesaikan konflik antara Indonesia dan Malaysia yang terjadi bulan Agustus lalu terkait dengan insiden di Tanjung Berakit dapat menjadi test-case apakah Indonesia mampu menunjukkan figur kepemimpinan-nya. Hemat kami, hubungan kedua bangsa serumpun ini perlu jadi prioritas untuk dieratkan. Tidak lagi hanya antar pemerintah, namun juga sudah ke arah hubungan antar parlemen dan penguatan hubungan antar elemen masyarakat sipil. Isu kedua, di dalam bidang ekonomi, upaya untuk mempercepat pembangunan Indonesia bagian Timur dan perbatasan, sehingga siap memasuki era konektivitas infrastruktur, transportasi, dan Teknologi Informasi. Secara kawasan, negaranegara CLMV (Cambodia, Laos, Vietnam dan Myanmar) perlu diperhatikan agar dapat beradaptasi dengan mekanisme New Single Window. Oleh karena itu di dalam masa satu tahun ini, PKS berpandangan bahwa Presiden juga perlu sedikit lihai memerankan kepemimpinannya untuk membangun alternatif pendekatan multilateral. Misalnya seperti yang dilakukan Cina, Jepang, dan Korea Selatan Juni 2010 lalu dengan membangun Northeast Asia

Trilateral Summit (NEATS). Mereka membuat Sekretariat di Korsel 2011 ini untuk tahap fundamental pelembagaan, dan membuat Visi 2020 yang berfokus pada Keamanan dan Trilateral Free Trade Agreement (TFTA). Forum multilateral yang mereka buat bergaya mini dan ramping sehingga dapat dirancang cepat bergerak menggapai eksistensi multilateral. Model inisiatif minilateral lainnya seperti Amerika Serikat, Australia, India dan Jepang juga dapat dicontoh. Indonesia sebagai pemimpin ASEAN 2011 punya peluang strategis mengajak negara kuat untuk membangun forum multilateral tersendiri. Pendekatan kepada negara kuat adalah keniscayaan, karena mereka selalu menjadi faktor penentu arah sebuah forum. Apakah mau mengedepankan kerjasama dari-pada kepentingan kompetisi mereka. Indonesia harus berperan membangun dialog kepada setiap negara kuat agar mereka menahan diri demi visi multilateralisme. Posisi Indonesia di G20 juga dapat menjadi modal inovasi dan legitimasi untuk membangun arah ASEAN sebagai jantung kerjasama ekonomi di Asia. Dalam rangka multilateralisme itupula, Indonesia juga harus berhati-hati untuk tetap menjaga ASEAN pada posisi moderatnya dan 16

Frontier Volume 1, April 2011

tidak masuk pada fanatisme mazhab negara kuat. Era CAFTA (China-ASEAN Free Trade Area) tidak boleh mengganggu gaung back to Southeast Asia-nya Obama. Indonesia harus tetap mengagungkan hubungan dengan negara kuat seperti Amerika Serikat, begitupun terhadap negara menengah seperti Australia, New Zealand dan Kanada. Indonesia harus memastikan segala upaya

devides and conquer terhadap ASEAN gagal total dan kita benarbenar dapat mewujudkan ASEAN 2015 Community. Di situlah celah yang kami lihat, bahwa di tangan Indonesia ASEAN dapat memulai sebuah akad hubungan yang serius dengan kawasan Timur-Tengah, baik dalam rangka mempertegas solidaritas Palestina dan dunia Islam, juga meraih keuntungan perdagangan.

17 Frontier Volume I, April 2011

Jebakan Demokrasi dan Masa Depan Partai Islam di Indonesia

Syahrul Hidayat

Mahasiswa Doktoral IAIS University of Exeter UK. Pengajar Departemen Ilmu Politik FISIP UI. (Dipresentasikan pada International Seminar on Indonesias Future Political Landscape: Challenges Facing Political Party, PIP PKS UK, 19 Januari 2011, London)

Tiga belas tahun setelah reformasi, keberhasilan Indonesia dalam menjalankan demokrasi sering mendapatkan apresiasi yang tinggi. Salah satu alasannya adalah mulai stabilnya institusi-institusi demokrasi berjalan sesuai dengan amanat konstitusi dan memberikan kesempatan kepada seluruh partai untuk berkompetisi dalam pemilu yang terbuka dan jujur. Alasan lainnya adalah berjalannya demokrasi tersebut di dalam sebuah negara yang mayoritas masyarakatnya adalah Muslim untuk menunjukkan bahwa masyarakat Muslim tidak memiliki persoalan dengan sistem tersebut. Namun, keberhasilan demokrasi tersebut memiliki beberapa catatan utamanya di mata para pengamat. Sebagian menganggap apa yang diterapkan di Indonesia masih sebatas pada aspek prosedural dari demokrasi dan belum mencapai substansinya untuk menjamin terwakilinya suara rakyat dalam proses politik. Selain itu dikatakan pula bahwa demokrasi Indonesia telah dibajak oleh para pemain politik yang buruk yang hanya ingin menguasai posisi-posisi politik untuk kepentingan pribadi atau kelompok (hijacked democracy). Penilaian lainnya diantaranya adalah bahwa demokrasi Indonesia telah mengalami kemacetan (stalled). Lebih meng-khawatirkan lagi kecenderungan itu bisa mengarah kepada kegagalan demokrasi (failed democracy) karena belum terjaminnya aspirasi dan kepentingan rakyat di dalam proses-proses politik serta kurang berjalannya penegakan hukum.

Frontier Volume 1, April 2011

18

Problem Partai Berkaitan dengan partai politik, problem-problem terbesar yang menjangkiti salah satu institusi terpenting dalam demokrasi itu diantaranya adalah lemahnya institusionalisasi partai, rendahnya hubungan partai dengan konstituen, serta tekanan dari pasar utamanya para pebisnis dan uang. Faktor pertama dapat dilihat dari masih besarnya pengaruh dari individu-individu partai dalam mendongkrak popularitas partai seperti dalam kasus Partai Demokrat pada pemilu 2009 termasuk dan termasuk di dalamnya nominasi para calon legislatif dan kepala daerah yang memberi peluang cukup besar kepada calon non kader. Sementara kekuatan uang menjadi sebuah dilema tersendiri ketika partai membutuhkan dana untuk menjalankan organisasi dan kampanye sementara pebisnis memiliki kepentingan untuk mengamankan atau mendapatkan peluang bisnis dengan memiliki akses ke politik. Dalam bentuk yang lebih jelas para politisi akan memiliki hutang kepada pemilik dana untuk menjalankan kampanye dan harus dibayar dengan pemberian akses kepada proyekproyek pemerintah jika menang atau para politisi sendiri yang melakukan korupsi untuk

menutupi hutang-hutangnya. 17 gubernur yang menjadi tersangka korupsi menjadi salah satu indikasi signifikannya bentuk relasi itu. Keadaan ini diperparah dengan minimnya akses masyarakat untuk bisa memasuki proses politik mengingat kekuatan demokrasi non partai juga tidak memiliki popularitas yang cukup untuk terjun dalam proses politik dan menjadi jembatan aspirasi. Jebakan Demokrasi dan Dilema

Moderasi Bagaimana dengan partaipartai Islam di Indonesia di dalam situasi tersebut? Selain beberapa kondisi yang disebutkan diatas yang tentu memiliki kadar dan kasus yang berbeda di setiap partai, terdapat persoalan lain yang dihadapi oleh partai-partai Islam yang disebut sebagai jebakan demokrasi (democracy trap). Demokrasi mengarahkan para pelakunya untuk memenangkan pemilu dengan mendapatkan dukungan rakyat atau pemilih.

19 Frontier Volume I, April 2011

Sementara untuk mendapatkan dukungan pemilih itu mau tidak mau partai Islam harus mengakomodasi kecenderungan pemilih yang dikenal mayoritasnya adalah sebagai median voters atau pemilih tengah yang moderat dan pragmatis. Mereka cenderung memilih partai yang sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan mereka. Maka partai Islam akan menghadapi dilema moderasi ketika identitas sebagai partai Islam dihadapkan pada kecenderungan moderat dan pragmatisnya ke-banyakan pemilih. Pilihannya adalah tetap mempertahankan identitas yang kental dengan resiko lebih sedikit pemilih atau memperbesar pemilih dengan mengurangi kuatnya identitas di depan publik. Dua pilihan itu yang kini banyak menjadi persimpangan jalan bagi partai-partai Islam di beberapa negara selain tekanan represif dari rejim. Sementara pilihan ketiga masih belum terlihat menonjol dimana partai Islam yang mempertahankan kuatnya identitas namun men-dapatkan popularitas yang tinggi. Kasus FIS di Aljazair mengarah kepada contoh ini namun langsung dihadapkan kepada pembubaran. Dalam kasus yang berbeda ini juga dihadapi oleh Partai Refah di Turki yang mulai

mendapatkan dukungan namun karena dianggap banyak memiliki jargon dan agenda condong kepada keIslaman maka akhirnya dibubarkan. Dilema lainnya adalah bahwa ketika partai Islam mengalami moderasi maka ada kecenderungan akan terjadinya perbedaan pendapat di internal partai yang mengarah kepada perdebatan, ketegangan, dan bisa mengarah kepada perpecahan. Kebingungan terhadap identitas Islam dan moderasi juga bisa membuat pemilih menjadi ragu dan bingung yang berpotensi mengurangi jumlah pemilih. Selain itu ada juga masalah dimana nilainilai yang dianut dan disematkan kepada partai Islam membuat kegamangan apakah mereka harus terlibat dalam tindakan-tindakan yang termasuk dalam low politics atau negosiasi politik yang memiliki batas tipis dengan penyalahgunaan kekuasaan. Peluang Dari sekian banyak kasus yang ada, demokrasi di Indonesia memberikan peluang berkembangnya partai Islam mengingat tidak adanya ancaman yang kasat mata terhadap pembubaran partai karena agenda keIslaman pada pilihan ketiga itu. Artinya partai Islam memiliki potensi yang cukup 20

Frontier Volume 1, April 2011

besar untuk menampil-kan identitas sekaligus karakter dan perilaku yang berbeda sebagai alternatif dari berbagai kekurangan partai lainnya. Namun, agenda besar yang harus segera diselesaikan terlebih dahulu adalah menuntaskan masalah identitas. Ini penting mengingat potensi konflik internal cukup tinggi selain kebingungan calon pemilih yang berdampak kepada tidak maksimalnya pencapaian politik partai Islam dalam pemilu. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak buruk moderasi itu adalah dengan melakukan membangun institusi partai yang modern dengan membangun landasan-landasan objektif dan rasional yang disepakati bersama dan dirumuskan dalam konstitusi partai untuk dijadikan pedoman organisasi. Jika hal itu bisa dicapai maka agenda berikutnya adalah mengisi kekosongan yang ditinggalkan partai-partai lainnya. Paling tidak ada dua catatan yang berkaitan dengan problem partai di Indonesia yaitu pertama membangun keterwakilan aspirasi rakyat

dengan menjadikan partai sebagai pintu masuk aspirasi dan mengajak keterlibatan masyarakat yang lebih luas di dalam partai. Ini dapat membuat masyarakat merasakan adanya sosok partai yang bisa menjadi kendaraan untuk membawa aspirasi tersebut. Kedua, penghindaran terhadap tekanan kepentingan pebisnis dan modal. Nilai-nilai yang ditanamkan oleh Islam pada dasarnya dapat menjadi landasan dasar bagi penghindaran para politisi dari perilaku koruptif tersebut. Dengan itu, aktifitas politik mereka diharapkan tidak didasarkan pada hutang-hutang terhadap pemilik modal untuk menghindari jebakan balas budi yang tidak memiliki relevansi terhadap pencapaian tujuan-tujuan objektif dan rasional partai. Jika kedua hal tersebut bisa dimaksimalkan, peluang partai Islam menjadi terbuka untuk menjadi kekuatan alternatif bagi masyarakat yang tampak semakin jemu dengan kurang efektifnya demokrasi dalam menghasilkan rejim demokrasi yang efektif menegakkan hukum dan mewadahi aspirasi mereka.

21 Frontier Volume I, April 2011

Anugerah Allah untuk Bangsa Mesir: Ringkasan Catatan Harian Revolusi Mesir
Saiful Bahri Doktor Tafsir dan Ilmu-ilmu Al-Quran, Universitas Al Azhar, Cairo, Mesir

Pendahuluan Keberhasilan Revolusi Mesir 25 Januari ditandai dengan lengsernya Mubarok dari kursi kekuasaannya pada hari Jumat malam, 11 Februari 2011 jam 18.05 CLT. Revolusi ini tidak dengan serta merta terpengaruh oleh keberhasilan revolusi Tunis yang berhasil menjatuhkan Ben Ali. Meski keberhasilan tersebut memberikan makna keberanian dan tambahan serta suntikan moril untuk menuntaskan mimpi rakyat Mesir; yaitu mendapatkan perubahan yang baik dari kondisi kebobrokan yang menimpa mereka. Menuntaskan mimpi yang berarti menjatuhkan pemerintah yang dimulai dan harus ditandai dengan jatuhnya Mubarok untuk kemudian memburu kronikroninya. Ayat-ayat Allah SWT di dalam al-Quran yang membicarakan perseteruan sengit antara Fir'aun sebagai profil antagonis yang mewakili rezim yang

Frontier Volume 1, April 2011

22

zhalim melawan tokoh protagonis, Nabi Musa as yang membawa misi perbaikan dan risalah Allah yang membebaskan orang-orang lemah dan menghidupkan mimpi serta potensi kebaikan yang ada dalam diri rakyat Mesir (termasuk Bani Israel) saat itu, juga membebaskan mereka dari kezhaliman. Kita bisa perhatikan kisah Nabi Musa yang melerai dua orang yang bertikai, yang ia bela adalah orang yang minta tolong (dizhalimi). Bahkan pada saat beliau tiba di Madyan, setelah melakukan perjalanan jauh dari Delta Nil -sekitar kota Zaqaziqbeliau menolong dua orang perempuan yang perlu dibantu karena sebuah kezhaliman sosial. Meresapi dan menadabburi ayat-ayat seperti ini akan sangat terasa seolah kita saksikan sebuah film layar lebar tiga dimensi, dan seolah kita berada di tengah-tengah peristiwa yang direkam oleh Allah tersebut. Terlebih kalau kita putar ulang rekaman khutbah Jumat yang disampaikan Maulana Syeikh Dr. Yusuf al-Qaradhawy di Maydan Tahrir yang menurut mediadihadiri lebih dari 2 juta orang dalam perayaan kemenangan Revolusi (18.02.2011) Jumatu anNashr. Hal ini semakin menegaskan superioritas Allah yang tak terbatas. Dan bahwa kemenangan revolusi ini semata rencana dan anugerah dari Allah

untuk bangsa Mesir, juga untuk umat Islam di seluruh dunia. Termasuk jeda waktu antara 25 Januari sampai 11 Februari. Semoga kemenangan dan keberhasilan Revolusi Mesir juga Revolusi Tunis memberikan angin harapan kebaikan kepada umat Islam, khususnya penindasan yang dialami oleh umat Islam di Palestina insya Allah akan segera berakhir dengan kemenangan. Sebagaimana yang ditegaskan Dr. Al-Qaradhawy saat mengakhiri khutbah Jumatnya beberapa waktu lalu. Sebab-Sebab Revolusi Mesir Revolusi Mesir, bukanlah revolusi reaksioner (hanya mengikuti tren setelah keberhasilan revolusi Tunis), juga bukan revolusi tiba-tiba yang tanpa sebab, juga bukan revolusi yang semata dipicu oleh kelaparan/ kemiskinan/ pengangguran atau tingginya tuntutan hidup. Namun revolusi ini sudah mulai terlihat gelagat dan gejolaknya sejak sepuluh tahun terakhir. Lebih terasa lima tahun terakhir, terutama pasca pemilu 2005 saat pemerintah merasa kecolongan dengan berhasilnya IM (al-Ikhwan al-Muslimun) mendapatkan kursi parlemen sebanyak 88 kursi. Dan lebih terasa sengatannya setahun atau setengah tahun terakhir sebelum meletusnya

23 Frontier Volume I, April 2011

revolusi 25 Januari. Didahului dengan demo-demo kecil yang terbatas, aksi-aksi boikot sarikat buruh, sopir-sopir angkutan umum dan lain-lain sepanjang tahun 2010. Maka setelah keberhasilan revolusi Mesir, negara-negara Arab sekitarnya sangat terpengaruh. Baik para penguasanya yang mulai melakukan perubahan kebijakan dan merombak kabinet serta struktur pemerintahan-nya, seperti Jordan, Libanon (yang sebelumnya mengalami krisis politik sunni syiah , Kuwait, dan beberapa negara teluk. Maroko pun mengambil sikap hati-hati dengan memberikan kewenangan lebih kepada Perdana Menteri dan jajarannya serta mengurangi kewenangan keluarga kerajaan. Aljazair segera mengangkat kondisi darurat yang sudah hampir 20 tahun diterapkan. Angin revolusi ini juga dimanfaatkan momentumnya oleh para oposisi untuk menjatuhkan pemerintah seperti yang terjadi di Bahrain, juga yang terjadi di Yaman. Atau keberanian rakyat Libya untuk melakukan perlawanan terhadap rezim yang sangat jahat dan lalim. Secara garis besar ada 4 faktor yang melatarbelakangi Revolusi Mesir: 1. Makin meluasnya kebobrokan sistem & terjadinya kezhaliman yang sangat luar biasa. Korupsi, perampokan kolektif harta

rakyat & kekayaan negara. Diperparah dengan kejadian Pemilu 2010 yang sangat terlihat terjadi kecurangan dan penipuan dengan manipulasi suara terangterangan. (Partai NDP National Democrat Party- mendapatkan kursi 90%) 2. Rakyat terlalu lama menahan diri, akibatnya akumulasi kekecewaan, ketidakadilan, kezhaliman, jurang sosial yang menganga sudah saatnya meletus menjadi kemarahan bersama. 3. Sejak pertama meletus, 25 Januari, yang mengambil momentum hari jadi Polisi Nasional (Id Syurthah) sampai tanggal 11 Februari (selama 18 hari), rakyat memiliki satu tujuan, satu misi dan tuntutan JATUHKAN PEMERINTAH. Ini bisa diperhatikan lewat yel-yel yang selalu diteriakkan asy-sya'b yuridu isqath an-nizham (rakyat ingin jatuhkan pemerintah) yang kemudian dikerucutkan dengan Irhal, Imsyi yang berarti "pergilah" dan lain-lain yang menginginkan lengsernya Hosni Mubarok bahkan lebih ekstrim mengusirnya keluar dari Mesir. 4. Kesatuan gerakan, tidak ada pemimpin yang menggerakkan secara nyata. Itulah penyebab pemerintah sulit meredamnya, meski para pemimpin IM sudah 24

Frontier Volume 1, April 2011

ditangkapi juga berbagai pihak yang diduga menggerakkan demonstrasi bahkan sempat menahan wartawan/para jurnalis asing. Sejak semula tak ada yel-yel IM, tak juga ada yelyel sekuler, tidak juga yel-yel gerakan tertentu. Semuanya memiliki satu gerakan yang kompak dan kuat. Peta Kekuatan Januari Revolusi 25

Pasca Pemilu di penghujung tahun 2010, dalam berbagai kesempatan Mursyid Am IM -dr. Muhammad Badi- memberikan pernyataan tegas sebagai pihak yang sangat mengutuk kecurangan dan kezhaliman yang terjadi. Dari pernyataan ini terasa dan tersirat bahwa IM akan turun ke jalan. Berbagai pihak menunggu-nunggu reaksi ini. Sambil berdebar-debar apakah akan ada Revolusi (di akhir 2010 atau di awal 2011). Meski secara manhaj, IM takkan menggunakan cara ini. Sesuai petuah pendirinya al-Banna dalam Risalah Pergerakan (Majmuah arRasa`il), berkali-kali ditegaskan bahwa revolusi bukanlah cara yang ditempuh IM, meski bisa digunakan jika kondisi menuntut untuk bergabung bersama rakyat. Tahun 2011, diawali dengan peristiwa panas yang menyulut krisis berbau SARA, dengan kasus

peledakan di sebuah gereja di Alexandria, pada perayaan tahun baru. Beberapa pihak berkumpul hendak melakukan aksi demo dan pengerahan massa. Gerakan 6 April, Front Perubahan dan Reformasi, Kifayah dll. Hendak menggunakan momentum ini. Halaman Facebook yang bertajuk Kulluna Khaled Sa'id (kita semua Khaled Said yang berarti aksi solidaritas terhadap Khaled Said yang menghilang dan terbunuh setelah berusaha mengungkap mafia obat terlarang dan kasus kekerasan dalam korps kepolisian di Alexandria) yang dibuat oleh Wa'il Ghanim, mendapat dukungan dari berbagai pihak. Diikuti tuntutan mengungkap fakta peledakan gereja di awal tahun. Diskusi-diskusi di dunia maya pun berkembang dari sejak kemungkinan demo besarbesaran, perbincangan tentang antisipasi terhadap gas air mata dan sebagainya. IM sebagai salah satu pihak yang dirugikan dan sering dizhalimi rezim, memutuskan bergabung dalam aksi protes yang direncanakan akan di lakukan pada tanggal 25 Januari 2011 dengan pastisipasi terbatas. Tak ada mobilisasi kader. Sementara pihak Gereja Koptik melarang dengan tegas untuk bergabung dalam aksi protes tersebut. Meletuslah demonstrasi besar pada tanggal 25 Januari 2011, pada

25 Frontier Volume I, April 2011

hari Selasa yang bertepatan dengan hari libur (hari jadi Polisi Nasional Mesir). Tepat sehari setelah al-Azhar dan sebagian besar Universitas Mesir menyelesaikan hari terakhir Ujian Semester Gasal (musim dingin). Demosntrasi besar ini terjadi di Cairo yang berpusat di Tahrir, juga di Alexandria (kota terbesar kedua di Mesir) dan Suez. Untuk Cairo, semula hanya diikuti oleh sekitar 150 orang saja. Tapi gema tuntutan perbaikan dan perubahan serta kondisi libur membuat ajakan untuk berdemo menjadikan magnet tersendiri bagi rakyat. Makin sore, jumlah demonstran makin meningkat. Jumlah yang besar inilah yang kemudian menginspirasi rakyat Mesir untuk melanjutkan aksi jalannya. Skat psikis bernama ketakutan terhadap polisi keamanan menjadi hilang. Di Cairo demontrasi ini memiliki karakteristik khusus yaitu dipusatkan di Maydan Tahrir yang menjadi jantung Ibukota. Di sana terletak berbagai kedutaan asing terutama negara-negara besar, kantor-kantor agensi dan traveling, berdekatan dengan gedung parlemen dan pusat pemerintahan serta satu incaran rakyat yaitu gedung kementrian dalam negeri dan state security (amn daulah) yang menjadi musuh rakyat dengan berbagai penangkapan dan

penindasan berdalih kondisi darurat (thawari'). Maka dengan menduduki jantung ibukota berdiam di sana, siang dan malamnegara terancam mati dan akan membuat pemerintah kalang kabut. Sementara itu demonstrasi di Alexandria memiliki karakteristik lain, yaitu dengan long march, beriring-iring mengelilingi seluruh penjuru kota untuk menyampaikan pesan perubahan dan menjatuhkan pemerintah serta sistem/penguasa. Barisan ratusan ribu ini berkeliling selama 6-8 jam setiap harinya. Adapun kota Suez menjadi bara, karena hari itu korban syahid terbanyak serta mendapatkan perlawanan dahsyat dari pihak keamanan. Mubarok belum ada respon, Koran Jumhuriyah menuliskan pesan Mubarok: Saya berpihak kepada orang-orang miskin, dan takkan membiarkan mereka terbebani dengan beban-beban tambahan. Sebelumnya dalam sambutannya dalam rangka memperingati hari Polisi Nasional Mubarok menegaskan bahwa dia takkan mainmain dengan pihak yang mencoba mengganggu dan mengancam persatuan bangsa. Hal ini dibuktikan dengan menangkapi sejumlah tokoh dan pimpinan IM serta ratusan kadernya. Hari Rabu dan Kamis, demonstrasi dan aksi protes masih 26

Frontier Volume 1, April 2011

saja berlangsung dan rakyat makin berani. Dan IM baru kemudian mengeluarkan keputusan secara resmi untuk turun ke jalan. Jika tadi hanya sekedar keterlibatan terbatas, maka kini IM secara resmi memobilisasi kadernya untuk ikut dalam demonstrasi dan protes hari kemarahan Jum'atu al-Ghadhab (Jumat, 28 Januari 2011). Semula IM melarang akhowat IM untuk turun ke jalan, karena dikhawatirkan akan ditandai bahwa IM ikut menggerakkan massa. Karena tampilan fisik akhowat bisa dengan mudahditandai dengan pakaiannya. Tapi pada akhirnya turunnya akhowat tak bisa dibendung dan dicegah. Hari itu aksi protes damai justru melahirkan banyak korban/syahid. Karena pihak keamanan mengeluarkan kekuatan penuhnya. Kepanikan pihak keamanan menjadikan mereka brutal, sehingga menelan korban meninggal dan luka-luka sangat banyak. Sore harinya polisi menghilang dari jalan. Tank-tank dan artileri militer mulai menggantikan polisi. Kantor Pusat partai berkuasa, NDP dibakar, puluhan kantor polisi dibakar dan beberapa tahanan pidana dan politik keluar dan dikeluarkan dari penjara. Dari sejak penjara besar Abu Zabal di distrik 6 Oktober dan beberapa yang lainnya.

Dan untuk pertama kalinya sejak meletusnya demonstrasi 25 Januari Presiden Husni Mubarok nongol dan mengeluarkan pernyataan, meminta PM Ahmad Nazhif beserta seluruh jajaran pemerintahannya untuk mundur. Sekaligus sebagai pimpinan tertinggi militer Mubarok memberlakukan larangan keluar/jam malam dari jam 6 petang hingga 7 pagi hari berikutnya. Tapi nampaknya larangan ini diabaikan oleh para demonstran, terbukti Bundaran Tahrir masih saja ramai dipenuhi para demonstran bahkan mereka menjadikannya tempat menginap. Hari Jumat dan Sabtu, 28-29 Januari menjadi hari yang sangat mencekam. Polisi tak terlihat karena ditarik mundur, militer dengan personil terbatas hanya bisa dipasang ditempat-tempat strategis. Maka penjarahan di berbagai pusat perbelanjaan tak bisa dielakkan. Masyarakat bahumembahu mem-bentuk Lijan Syabiyah Rukun Warga untuk berjaga-jaga dijalan-jalan dan di depan rumah. Di waktu yang sama, sebagian para demonstran bertahan di Tahrir, bermalam di sana. Terbayang, bagaimana dinginnya. Bermalam di puncak musim dingin, yang sesekali diiringi hujan dan angin. Tempat terbuka. Para

27 Frontier Volume I, April 2011

penjual teh hangat sudah pulang. Makanan terbatas. Dan hanya beralaskan koran-koran bekas. Kisah-Kisah Revolusi Fenomenal Ada banyak kenangan dan kisah-kisah heroik di balik Revolusi 25 Januari ini, diantaranya: Kisah 1: Seorang lelaki setengah baya dengan istri dan anaknya kedinginan, mencari ruang yang agak terlindungi untuk menghindari dinginnya malam di Tahrir. Seorang bapak tua memperhatikan mereka dengan air mata mengalir. Hal tersebut membuatnya tergerak untuk memberikan beberapa selimut. (visualisasikan dg imajinasi) Kisah 2: Saat terjadi serangan fajar Rabu berdarah yang dimulai dengan lemparan bom molotof dan batu dari gedung-gedung di sekitar Tahrir, beberapa orang melakukan sweeping gedung dan berusaha mendobrak paksa gedung yg digunakan para preman. Setelah usai baru terlihat dan terasa bahwa tangan-tangan mereka ternyata terluka parah. Setelah sebelumnya tidak merasakan sedikitpun rasa sakit. Demikian juga dalam baku hantam, ada sebagian orang yang mengalami luka parah, hidung patah dan sebagainya. Hasil X-ray pertama terlihat beberapa bagian tubuh rusak. Tapi saat dilakukan

pemeriksaan ulang dihari berikutnya, kondisinya membaik, hanya luka luar dan memar biasa. Bahkan di salah satu barisan depan Rabu berdarah ini terlihat seorang ibu-ibu memegang batu dengan berani sambil meneriakkan yel-yel lantang mengusir antek-antek rezim. Meskipun peran perempuan kebanyakan tidak disitu karena mereka berperan memecahkan batu-batu menjadi lebih kecil dan kemudian disuplai untuk senjata mempertahankan diri dari serangan pasukan berkuda lengkap dengan senjata-senjata tajam. Ada yang terluka di kaki, setelah dirawat kembali lagi di baris depan, kemudian terluka di bagian kepala, setelah dirawat ia pun kembali ke tempat semula. Kisah 3: Kisah keberanian 11 orang yang menaiki jembatan layang 6 Oktober dan beberapa tempat tinggi untuk melawan pihak keamanan yang berusaha memuntahkan peluru ke arah demonstran di Tahrir. Semuanya meninggal dan gugur sebagai syahid. Keberanian luar biasa yang membuat keamanan panik dan kocar-kacir. Kisah 4: Seorang lelaki tua berusia lebih dari 60 tahun yang hanya berdiam diri di dekat WC umum, saat seseorang membagikan sebuah 28

Frontier Volume 1, April 2011

biscuit berisi kurma ia terharu dan bersyukur, kemudian berkata: ini adalah makanan pertama yang memasuki perut saya sejak kemarin, beberapa orang di sekitarnya menjawab, "Masya Allah, mengapa Anda tidak bilang?". Sang lelaki tua itu menjawab, Saya hanya tahu tempat ini saja, supaya dekat dengan WC karena saya akan sering ke situ, maklum sudah tua. Saya juga tak tahu harus ke mana dan dengan apa saya membeli makanan Orangorang yang ada di sekitarnya menawarkan tambahan roti. Ia menolak sambil berkata, Cukup satu saja untuk saya. Pasti ada orang lain yang membutuhkannya, siapa tahu ada orang yang bernasib sama dengan saya Kisah 5: Kisah heroik long march di Alexandria yang memakan waktu sedikitnya 6 sampai 8 jam untuk mengelilingi kota berpawai dan berbaris dengan jutaan orang menyampaikan pesan ke seluruh pelosok kota "Jatuhkan Rezim" kepada 7 juta penduduk Alexandria. Tak jarang dilalui dengan iringan rintik hujan. Namun, jumlah long march tak berkurang dengan teriakan yang sama dan suara yang sama keras. Dari gedung-gedung yang dilewati, sebagian ada yang melemparkan sebotol air minum, makanan. Uniknya ada ibu-ibu yang melemparkan plastik-plastik kosong. Semula para demonstran

kebingungan, namun kemudian mereka memahaminya bahwa plastik itu dianjurkan untuk digunakan menutupi kepala mereka untuk melindungi dari air hujan, mengurangi resiko pening, masuk angina dan lain-lain. Kisah 6: Jumhuriyah Maydan Tahrir. Tadinya saya tak terlalu paham dengan maksud kalimat tersebut. Ternyata hal ini menggambarkan kehidupan bermasyarakat yang didambakan rakyat Mesir dan terbukti serta terjadi di Tahrir selama 18 hari penuh. Karena bundaran Tahrir disulap sebagai bumi perkemahan. Di Tahrir terdapat rumah sakit dengan para relawan dokter yang melimpah lengkap dengan obat dan peralatan medis, ada orang yang mengatur suplai makanan dan bahan pokok kebutuhan demonstran, bebrapa WC umum baru didirikan, beberapa tempat disulap sebagai tempat cukur, stan informasi umum dan info kehilangan, ada kementerian dalam negeri yang memagari para demonstran, mengatur dan memeriksa dengan teliti ID setiap orang yang memasuki Tahrir untuk menghindari para penyelundup. Muslim dan orang Kristen hidup berdampingan dengan aman, saling menghormati. 1 sampai 2 juta orang, sebagian besar adalah muda-mudi dengan berbagai watak

29 Frontier Volume I, April 2011

dan pakaian. Tapi tak terdengar ada kasus pelecehan seksual atau perbuatan asusila, tidak juga ada berita pencurian dan pertengkaran sengit. Justru ada berbagai kisah kepahlawanan, para tokoh-tokoh tua, di antaranya Dr. Jamal Abdul Hadi selama 18 hari penuh tak bergeming dari Tahrir, siang malam berkeliling mendekati dan mem-berikan semangat kepada para pemuda, para ulama mengawal revolusi pemuda dengan baik. Bahkan di sana juga ada pentas seni, karnafal dan perlombaan melukis dan berkarya untuk anak-anak kecil. Setidaknya ada dua pasang muda-mudi yang melaksanakan akad nikah dan merayakan perkawinan mereka di Maydan Tahrir, disaksikan lautan manusia. Benar-benar seperti sebuah negara kecil bernama Jumhuriyah Maydan Tahrir. Kisah-kisah lainnya masih sangat banyak. Terutama kisah puluhan para syuhada menjelang gugurnya mereka serta respon keluarga yang ditinggalkannya seperti disalin dan dituliskan oleh berbagai media cetak. Di luar ratusan orang yang hingga kini masih belum diketahui nasibnya karena tidak ada berita tentang mereka. Belakangan, siapapun bisa menyimpulkan. Baik pemerintah, oposisi, bahkan milyader Kristen

Najib Sawiris pun bilang IM punya peran penting dalam revolusi ini. Padahal mereka bukanlah inisiator, karena revolusi dan kekuatan bukan sarana/metode perubahan yang mereka gunakan1. Revolusi yang Keislaman Ter-shibghoh

Hari-hari pertama, ketika salah seorang tokoh opisisi ternama Dr. Usamah Ghazali Harb mengusulkan agar tak ada shalat berjamaah di Tahrir, dengan serta merta ditolak oleh mayoritas demonstran. Karena shalat berjamaah dianjurkan bukan untuk golongan tertentu. Maka, siapapun kemudian bisa menyaksikan Maydan Tahrir disulap mirip pemandangan di Masjidil Haram. Serentak begitu adzan berkumandang maka shalat berjamaah dilakukan. Ini justru menghasilkan kesan yang luar biasa: KEKOMPAKAN. Tidak seperti yang dikhawatirkan, yaitu kesan ekstrim dan shibghah islamiyah. Karena sejak pertama turun hingga akhir revolusi, tak ada yel-yel ataupun atribut kelompok kecuali bersatunya Islam dan Kristen. Semua peserta demo melebur menjadi satu. IM-LiberalKristen-Pegawai biasa-Guru1

Bagi yang punya Majmu'atu ar-Rasa'il Hasan al-Banna, bisa dilihat dalam bahasan Risalah Muktamar Khamis, Sub judul: al-Ikhwan: al-Quwwah wa atsTsauroh.

Frontier Volume 1, April 2011

30

Insinyur-Pengangguran-UlamaDokter-Jaksa-Hakim-Seniman-Artis dan lain-lain. Semuanya kompak. Meski tak dipungkiri masih ada beberapa orang yang tidak melakukan shalat. Tapi jumlahnya jauh lebih sedikit. Karena kedekatan dengan Allah inilah, saat diumumkan pelengseran Mubarok usai shalat Maghrib (dan jamak takdim Isya), terdengar yel-yel sekurangnya lima menit Allahu wahdahu asqata annizham (hanya Allah yang sanggup menjatuhkan pemerintah). Banyak yang bersujud syukur dalam meluapkan kegembiraannya. Akhirnya Allah mengaruniakan kemenangan setelah kesabaran 18 hari, melawan keangkuhan dan kebrutalan polisi keamanan, pemutusan layanan internet dan telpon seluler, mendengar serbuan mimbar Jumat yang diprovokatori pemerintah dalam meredam demonstrasi dengan fatwa haram melawan ulil amri, kokoh dan teguh di hadapan serbuan pasukan berkuda dalam bentrok berdarah Rabu. Serbuan koran-koran nasional dan TV serta penangkapan jurnalis. Semuanya seolah bermimpi karena seminggu sebelumnya seolah penguasalah yang akan keluar sebagai pemenang. Tapi pilihan yang dilakukan oleh para demonstran lah yang didukung Allah. Mereka berpikir, jika mereka meninggalkan

Tahrir nasib mereka juga tidak jelas meski ada janji penguasa takkan menyentuh mereka. Rakyat sudah lelah mendengar obral janji. Redaman penguasa tak mempan. Keangkuhan penguasa seolah seperti Firun yang saat itu yakin bisa menghabisi Musa dan kaumnya yang berada di bibir Laut Merah. Dan akhirnya justru dialah yang tenggelam bersama tentaranya. Mubarok pun jatuh tanpa ia sadari. Karena belakangan diketahui lewat bocoran informasi intelijen sebagaimana dipaparkan majalah AlIdzaah wa at-Tilifizyun- bahwa Mubarok tak pernah menandatangani pernyataan mundur yang dibacakan Wapresnya, Umar Sulaiman. Semuanya yang mengatur adalah pimpinan tinggi militer. Lihatlah mimik wapres Umar Sulaiman yang dingin dan tegang saat membacakan pernyataan mundur Mubarok. Juga laki-laki yang berdiri di belakangnya, mimiknya tak kalah tegang. Dia adalah utusan militer yang ditugasi untuk mengawasi Umar Sulaiman dan memastikan Umar membacakan pengunduran diri Mubarok sesuai skenario militer yang mulai memihak rakyat. Sementara malam sebelumnya Mubarok dan keluarganya yang semula meninggalkan istana kepresidenan akan bertolak ke Syarm el-Sheikh. Ternyata Mubarok dibelok-kan ke

31 Frontier Volume I, April 2011

sebuah pangkalan militer Mesir di Hurgadha, di salah satu tepian laut merah. Dia disembunyikan oleh militer. Untuk dipastikan tidak kabur dari Mesir. Selain itu juga selama dua pekan lebih para penasehat keuangan keluarganya juga berusaha mengamankan aset keluarga dengan memindahkan milyaran dollar dari bank-bank di Eropa ke beberapa bank di wilayah teluk untuk menjadi bekalnya di penghujung hidupnya juga melindungi kekayaan anak dan keluarganya, sebagaimana yang dilakukan Ben Ali sebelum kabur ke Arab Saudi. Militer tak bermaksud menjamin Mubarok, tapi justru melemahkan pengaruhnya dan mengecilkan perannya, kalau tak bisa dikatakan mematikan. Karena Mubarok masih saja merasa sebagai Presiden Mesir masih menurut majalah Idza'ah tersebut-. Ini juga yang kemudian terkuak, bahwa Mubarok berada di tengah dua kekuatan. Militer di satu sisi, di sisi lainnya Intelijen da Pasukan Pengawal Negara. Intelijen yang condong membela dan mempertahankan kekuasaannya. Show kekuatan Mubarok ke pelatihan militer sebelum jatuh menandakan bahwa ia sebenarnya berjarak dengan militer. Dan akhirnya terbukti militer mampu memukul KO Mubarok di detik-detik terakhir-

setelah sebelumnya luka-luka parah karena revolusi rakyat yang meletus lebih dari dua pekan. Skenario Pasca Revolusi Setidaknya terdapat tiga kemungkinan scenario politik pasca keberhasilan revolusi 25 Januari yang ditandai dengan jatuhnya rezim Mubarok tanggal 11 Februari. Skenario 1: Militer mengambil alih revolusi rakyat danmemaksakan kehendaknya. Tapi sepertinya ini mustahil, sangat berbeda dengan revolusi 1952. Saat itu yang melakukan revolusi adalah militer dan rakyat adalah pendukungnya. Tapi tahun 2011 ini rakyat adalah pelaku utama revolusi, militer tak punya pilihan selain mendukungnya. Skenario 2: Militer memilih dan

menunjuk orang-orang liberal dan sekuler untuk duduk dalam pemerintahan. Meskipun ada kemungkinan, tapi mau tak mau pemerintah baru inipun kalau tidak 32

Frontier Volume 1, April 2011

melaksanakan amanat revolusi mereka pasti akan digulingkan. Skenario 3: Skenario terakhir yang paling rasional. Yaitu Dewan tinggi militer mengikuti dan mengakomodir keinginan rakyat. Meski dalam prakteknya Dewan Tinggi Militer menunjuk kembali Ahmad Syafiq untuk memimpin pemerintahan peralihan ini, dengan mempertahankan sebagian wajah lama. Ketika mendapatkan tuntutan perubahan ia segera melakukan perombakan kabinet. Luar biasa kekuatan rakyat, sanggup menekan penguasa. Menariknya, Marsekal Husein Thantawi tadinya adalah seorang Menteri Pertahanan yang notabene menjadi bawahan Letjen Ahmad Syafiq. Kini ia adalah pimpinan tertinggi militer yang punya kuasa penuh memberikan instruksi kepada PM Ahmad Syafiq yang tadinya menjadi atasannya. Maha benar Allah. Dzat yang sanggup membolak-balikkan kekuasaan. Mengangkat derajat siapa yang Dia kehendaki dan merendahkan yang lainnya. Mengaruniakan kekuasaan kepada siapa saja yang dikehendakinya dan mencabutnya dari yang lain. Para demonstran, memaklumi bahwa militer tak mungkin duduk dalam pemerintahan karena itu di luar kemampuan mereka. Mereka

tak punya pilihan kecuali mengangkat kembali PM Ahmad Syafiq. Tapi lihatlah tawar menawar militer dan rakyat. Tuntutan yang masih deras supaya Syafiq mundur. Apalagi setelah mundurnya elGonuchi (PM Tunis sementara). Dan benar, Ahmad Syafiq akhirnya mengundurkan diri dan digantikan oleh Dr. Isham Syarof, salah satu aktivis revolusi pada hari Kamis, 3 Maret 2011. Keberhasilan revolusi ini menjadi semakin lengkap, setelah pada tanggal 4 dan 5 Maret 2011, Rakyat berhasil masuk ke kantorkantor Amn Markazi (Pusat State Security) di berbagai kota termasuk di Cairo. Meskipun terhitung terlambat, karena tumpukan kertas yang dihancurkan sudah terlihat di mana-mana, sebagian terlihat kepulan asap. Para perwira polisi keamanan sebelumnya menginstruksikan untuk membakar dan menghilangkan berkas-berkas penting. Berkas yang seandainya bisa ditemukan, bisa dijadikan bukti dipengadilan untuk menjerat dan memenjarakan para perwira tersebut. Meskipun tak semua berkas bisa dimusnahkan. Makar buatan dengan menyulut fitnah berbau SARA yang meng-akibatkan bentrok berdarah antara umat Islam dan Kristen serta terbakarnya sebuah gereja di Atfih, Propinsi Helwan. Semula didesain

33 Frontier Volume I, April 2011

untuk menjadi momentum derevolusi akhirnya berujung damai, dan pelan-pelan rakyat Mesir berjalan lagi melanjutkan revolusinya. Kini mereka menanti referendum amandemen UUD yang menurut jadwal akan dilakukan Sabtu, 19 Maret 2011. Revolusi dan Internasional Dukungan

Tidak bisa dipungkiri posisi Mesir sebagai negara penting di kawasan regional maupun internasional sangat terlihat. Maydan Tahrir tiba-tiba- menjadi sangat terkenal di seluruh dunia. Semua perhatian pers internasional setiap hari selalu menyorot bundaran Tahrir tersebut. Maka mau-tidak mau revolusi ini juga bagai magnet, melahirkan dukungan internasional. Orang-orang Mesir dan non Mesir ikut berdemo di berbagai belahan duni. Di Eropa, Amerika tak terkecuali di Indonesia. Jangan ditanya dukungan dari negara-negara Arab, maksudnya rakyatnya. Mereka sangat berharap keberhasilan revolusi yang hampir dipastikanakan memberikan pengaruh perbaikan nasib mereka yang juga tak jauh beda nasibnya, di bawah kungkungan rezim yang angkuh dan zhalim. Tak terkecuali para pemimpin dunia dan Barat khususnya terpaksa mendukung revolusi

rakyat, padahal sikap asli mereka ingin mempertahan-kan Rezim Mubarok untuk mengamankan misi dan kepentingan mereka di kawasan Timur Tengah terutama demi menjaga keamanan Israel, bagi Amerika secara khusus. Maka, kekuatan rakyat Mesir menjadi berlipat-lipat. Allah yang menggandakannya untuk kemudian menurunkan kemenangan-Nya, memihak rakyat kecil yang terzhalimi. Mengabulkan doa-doa hamba-Nya yang tertindas. Hikmah dan Pelajaran Selasa 8 Februari 2011, adalah hari pertama saya keluar rumah dengan jarak tempuh jauh sejak meletusnya revolusi dan larangan keluar rumah/jam malam. Melewati Maydan Ramsis yang semula menjadi salah satu tempat bentrok dalam demo Jumat Kemarahan. Kondisinya alhamdulillah aman dan para pedagang kaki lima beraktivitas seperti biasanya. Saya kemudian memasuki subway Ramsis, salah satu halte Metro bawah tanah yang bernama MUBAROK. Tapi saya tak mampu menahan senyum kecil saat di dalam metro melihat jalur perjalanan. Saya berjalan dari ujung ke ujung gerbong yang saya naiki, semua tulisan halte MUBAROK dicoret atau di-tipe-x atau diganti nama dengan halte 25 34

Frontier Volume 1, April 2011

Januari, Halte Revolusi, Halte Syuhada dan lain-lain. Hari-hari setelahnya dengan tetap memperhatikan jam malam- ketika saya menaiki metro subway saya selalu menyempatkan diri melihat jalur-jalurnya. Dan saya pastikan SEMUA yang bernama MUBAROK, dicoret, diganti dan ditutup. Ternyata kebencian rakyat sudah sangat mengakar. Dan saat ini adalah saat paling aman mengekspresikannya. Dalam al-Quran dikisahkan tentang rahasia cerita Fir'aunMusa. Jika para nabi sebelumnya diutus Allah ke kaumnya, bahkan mereka adalah saudara dari kaumnya. Tapi untuk Mesir Allah tak mengutus nabi dan rasul kepada rakyat Mesir. Tapi Allah mengirim utusannya, Musa dan Harun untuk mendatangi dan mendakwahi Firaun (simbol geng/penguasa). Karakteristik ini memberikan kabar gembira bahwa sebenarnya kerusakan multidimensi Mesir tidaklah diakibatkan oleh bangsa Mesir secara umum. Tapi kerusakan tersebut dilakukan oleh segelintir orang yang memegang kebijakan publik dan mengendalikan negara. Ini mengindikasikan bahwa semangat perbaikan dan perubahan rakyat Mesir terus menyala. Potensi kebaikan mereka bisa dikembangkan. Karena

sebelumnya mereka ditindas dan dibungkam. Dalam berbagai kesempatan saya menaiki bis dan mikrobis/mini bis, tak pernah tidak, saya selalu mendengarkan sebagian orang membicarakan revolusi Mesir, kerusakan dan korupsi, sebagian ada yang menyesal tidak ikut demo sejak awal ketika mendengar kisah temannya yang menyaksikan dari dekat dan ikut turun ke jalan. Ibuibu, tukang sayur, tukang daging, rakyat jelata menjadi sangat peduli dengan perpolitikan Mesir. Apalagi para pemuda yang selama ini dipandang sebelah mata. Aksi simpatik mereka bahkan sampai mengundang decak kagum seluruh negeri dan seantero dunia, sampai Presiden Obama pun mengeluarkan statemen bahwa pemuda Amerika bisa meniru pemuda Mesir. Setiap hari sejak lengsernya Mubarok, saya menyaksikan para pemuda membersihkan jalan, bahu-membahu menyapu dan merapikan jalan-jalan menjauhkan dari sampah, laki-laki dan perempuan, yang berjilbab lebar maupun kecil bahkan yang tak memakai jilbab sekalipun, berjenggot atau pun tidak. Semua kompak. Sebagian mengecat dinding-dinding, pagar dan trotoar sepanjang jalan. Bahkan gerakan kebersihan ini juga dilakukan para

35 Frontier Volume I, April 2011

mahasiswa di hari-hari pertama mereka kembali memasuki kampusnya. Museum Tahrir yang tadinya dinding luarnya penuh coretan tuntutan kini disulap bersih. Tahrir yang menjadi jantung Ibukota juga kini menjadi tempat wisata, di sana dijual berbagai pernik dan souvenir revolusi. Bendera Mesir dengan berbagai bentuknya dan harga yang bervariasi, bendera kecil, bendera meja, stiker, foto syuhada, bros dan lain-lain. Para pemuda itu bangga dan berani angkat kepala. Ini Mesir. Ini adalah negeriku dan negeri kita. Mari bersihkan dan rapikan, mari kita bangun bersama. Padahal sebelumnya mereka acuh dan seolah mengatakan, Mesir adalah negara mereka. Negara milik para mafia dan gembong perusak. Karena para mafia dan gembong perusak itu kini menjadi buron pengadilan. Sebagian bahkan ada yang sudah diseret ke penjara, seperti mantan Mendagri Habib Adly, dan pemuka NDP, pengusaha Ahmad Izz. Mereka tadinya menolak untuk diangkut dengan mobil tahanan dan memilih menaiki mobil pribadi tapi mereka dicomot dan terhinakan harus meringkuk dibalik tahanan. Bahkan sebagian orang rela bela-belain naik taksi ke penjara hanya untuk memastikan bahwa mereka benar-

benar di penjara, bukan sekedar booming pers. Dr. Yusuf Al-Qaradhawy menegaskan kembali makna kemenangan ini dalam Khutbah Jumatnya di depan 2 juta orang dalam hari perayaan kemenangan revolusi. Beliau secara lugas menadabburi kisah Firaun dan Musa. Terutama pada titik perpindahan dukungan para tukang sihir yang tadinya mendukung Firaun tapi kemudian berbalik melawannya. Secara halus beliau ingin menyampaikan pesan bahwa militer kini berbalik mendukung rakyat. Hanya saja bedanya mereka tak senasib dengan para tukang sihir Firaun. Tapi justru merekalah yang kemudian menghabisi Firaun kecil Mesir, yang berkuasa sejak 1981. Beliau ingin mengatakan jaminan kekuatan fisik yang dimiliki Firaun tak berarti apa-apa di depan Allah yang serba maha. Maka demonstrasi dan aksi protes rakyat kini tak perlu lagi menunggu izin Mubarok. Larangan keluar rumah dan jam malam pun menjadi tak mempan di depan para pendemo pro reformasi itu. Sikap brutal polisi pun tak mampu mematikan bara revolusi ini. Secara spesifik, Dr. Yusuf alQaradhawy mengapresiasi pemuda yang menjadi ujung tombak revolusi ini dan berpesan agar 36

Frontier Volume 1, April 2011

mereka mengawal hasil kemenangan ini agar jangan sampai dimanfaatkan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan pribadi, atau orang-orang yang berwatak bunglon dan munafik yang segera mengubah haluannya mengikuti tren. Al-Qaradhawy juga berpesan kepada militer untuk berdiri bersama rakyat dan melindungi mereka. Bahkan secara lugas, alQaradhawy mengirim pesan kepada seluruh penguasa Arab untuk membuka telinga lebar-lebar mendengarkan aspirasi rakyatnya. Jika tidak maka nasib mereka takkan jauh seperti Firaun. Karena jarak jatuhnya Ben Ali dan Mubarok pun tak sampai sebulan penuh. Secara khusus al-Qaradhawy berdoa supaya diberi kesempatan

menyampaikan khutbah Jumat di alQuds, hadirin dengan penuh emosi dan semangat mengamini doa pembebasan al-Aqsha dan al-Quds. Itulah kata-kata seorang alim yang diasingkan dan dilarang berkhutbah di Mesir lebih dari 30 tahun, bahkan harus terusir dari tanah airnya. Katakan (Muhammad): Dengan karunia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira (QS. Yunus: 58) demikian Dr. al-Qaradhawy mengakhiri khutbahnya. Kalender 2011 dan Revolusi Mesir 17 Januari 2011 (Juru Bicara Kantor Kepresidenan mengeluarkan pernyataan: tidak membenarkan berita yang disiarkan al-Jazirah bahwa Mubarok melakukan pertemuan darurat dengan pimpinan militer pasca revolusi Tunis yang menjungkalkan Ben Ali). 18 Januari 2011 (Shofwat Syarif Ketua Majelis Syuro Mesir- : Pemerintah dan suara mayoritas mendukung kebijakan presiden yang memihak kepada orang miskin. Kondisi Mesir stabil, aman dan mampu melangkah sesuai

37 Frontier Volume I, April 2011

prioritas dan rancangan. Pernyataan ini untuk meredam pengaruh Revolusi Tunis). 19 Januari 2011 (Mubarok memimpin KTT Ekonomi di Syarm el-Sheikh. Dan tiga orang di tempat yang berbeda di Cairo dan Alexandria- dalam waktu yang berdekatan membakar dirinya). 21 Januari 2011 (Dr. Hamdi Zaqzuq Menteri Wakaf- menginstruksikan dan menganjurkan kepada para imam dan khatib Jumat untuk mengangkat tema larangan bunuh diri dalam perspektif Islam. Dan secara seragam, tema tersebut diangkat di berbagai masjid di berbagai pelosok negeri). 23 Januari 2011 (Parlemen Mesir Majelis Sya'b membatalkan tuntutan dan tuduhan cacat dalam Pemilu 2010 dari pengadilan terhadap 486 anggota parlemen). 24 Januari 2011 (Mubarok menyampaikan pidato dalam rangka hari jadi Polisi Nasional besok: Saya berpihak pada rakyat miskin

dan akan serius menghadapi semua pihak yang coba-coba mengganggu persatuan bangsa. IM diancam state security, jika berani mencoba turun ke jalan. Otoritas Gereja Mesir mengeluarkan larangan turun jalan dan himbauan menjauhinya). 25 Januari 2011 (Demo pertama besar-besaran yang memicu revolusi. Di Cairo, Alexandria, dan Suez). 26 Januari 2011 (Secara kuantitas dan pusatpusat demo jumlahnya berkurang, tapi demonstrasi justru menular di berbagai wilayah di pelosok Mesir). 28 Januari 2011 (Jumatu al-Ghadhab, hari kemarahan. Demo besarbesaran. Terjadi benturan dengan pihak keamanan yang berakibat jatuhnya korban, meninggal dan luka-luka. Sore harinya polisi ditarik digantikan kekuatan militer. Mubarok mengeluarkan pernyataan: Meminta PM dan seluruh jajarannya untuk mengundurkan diri. Jam malam diberlakukan 6 petang sampai 7 pagi). 38

Frontier Volume 1, April 2011

29 Januari 2011 (Mubarok mengangkat Umar Sulaiman sebagai Wakil Presiden dan Letnan Jendral Ahmad Syafiq sebagai PM baru menggantikan Ahmad Nazhif). 30 Januari 2011 (Sofwat Syarif pimpinan NDPmengumumkan pengunduran diri Ahmad Izz, salah satu tokoh penting & sekjen partai NDP. Mubarok menunjukkan kpd rakyat bahwa ia masih kuat, dgn mendatangi pertemuan pimpinan tinggi militer, didampingi Wapres barunya dan Mentri Pertahanan, Husen Thanthawi & Panglima Tinggi Angkatan Bersenjata Letjen Sami Anan). 31 Januari 2011 (Militer mengeluarkan pernyataan bahwa siapapun berhak mengeluarkan pendapat dengan damai dan menjamin bahwa takkan menggunakan kekerasan untuk melawan rakyat. Wapres Umar Sulaiman ditugasi Mubarok untuk membuka pintu dialog dengan semua kekuatan oposisi. Mengakomodir tuntutan cacat dan pembatalan Pemilu di beberapa tempat dan siap

untuk mengadakan Pemilu ulang di dapil-dapil yg dianggap batal). 01 Februari 2011 (Demonstrasi Jutaan muzhaharoh milyuniyah dengan tuntutan yg tidak berubah lengsernya Mubarok. Sekaligus mengumumkan bahwa setiap hari Selasa, Ahad dan terutama Jumat adalah hai demonstrasi besar-besaran. Mubarok membalasnya dengan pidato menjelang tengah malam dengan mengatakan bahwa ia takkan mencalonkan diri lagi dalam pemilu presiden September mendatang. Ia juga mengatakan bahwa Mesir adalah tanah airnya dan tanah air semua orang Mesir. Ia takkan kabur dan keluar darinya, karena ingin meninggal dan dikubur di sana). 02 Februari 2011 (Partai NDP mengerahkan orang untuk melakukan demonstrasi tandingan yang mendukung pemerintahan Mubarok. Dengan menggunakan para preman dan berbagai cara. Dimulai serangan fajar dan kemudian mendatang-kan pasukan berkuda dan unta lengkap dengan senjata-senjata

39 Frontier Volume I, April 2011

tajam. Sedikitnya 10 orang meninggal dan hampir seribu orang luka-luka). 03 Februari 2011 (JPU Jaksa Penuntut Umummengeluarkan pencekalan terhadap Ahmad Izz, mantan Mendagri Habib Adly dan beberapa orang tokoh penting NDP, melarang ke luar negeri dan membekukan aset-aset mereka. PM Ahmad Syafiq menyayangkan peristiwa Rabu berdarah dan memohon maaf kepada rakyat). 04 Februari 2011 (Jumat ar-Rahil Jumat kepergianjutaan orang berdemo menuntut lengsernya Mubarok. Sebagai tandingannya kembali mimbar Jumat digunakan untuk meredam kekuatan aksi demo dengan memanfaatkan orangorang tertentu dan fatwa larangan melawan ulil amri. TV-TV mengalihkan isu dengan keterlibatan asing (LSM Asing dll) dalam membuat suasana ketidakstabilan Mesir. Pemeriksaan sangat ketat terutama mobil-mobil berplat CD diplomat-, para wartawan asing bahkan ditangkap). 05 Februari 2011

(Sofwat Syarif, Jamal Mubarok anak Mubarok- dan tokohtokoh penting mengundurkan diri dari jabatan mereka di NDP, diganti Husam Badrawi sebagai sekjen. Salah satu titik/terminal gas di Arisy/Sinai diledakkan orang tak dikenal. Israel makin panik). 06 Februari 2011 (Disebut dengan Yaum Ahad asy-Syuhada. Umar Sulaiman memulai dialog dengan berbagai kekuatan oposisi, termasuk IM yang tetap mengerahkan masa untuk tetap berdemonstrasi sampai tuntutan mereka dipenuhi). 07 Februari 2011 (Wail Ghanim, seorang pejabat otoritas Geogle wilayah Timteng yang membuat halaman Kulluna Khaled Said di Facebook, setelah ditangkap pasca Demo 25 Januari. Mubarok mengadakan pertemuan dengan para pejabat tinggi negara, membahas persiapan amandemen undang-undang). 08 Februari 2011 (Demonstrasi makin besar & marak, dengan bergabungnya 40

Frontier Volume 1, April 2011

para dosen-dosen, tokoh-tokoh nasional juga para jaksa dan hakim terutama tuntutan pengungkapan fakta Rabu berdarah. Wapres Umar Sulaiman mengadakan pertemuan dengan para Pimred koran dan majalah nasional). 09 Februari 2011 (Jabir Ashfur, Menteri Kebudayaan mengundurkan diri. Demonstrasi di berbagai propinsi makin meluas. Jaringan kereta wilayah utara macet total. Bentrok berdarah di kota al-Kharijah dan Port Said). 10 Februari 2011 (Masyarakat bersiap-siap untuk merayakan kemenangan. Tapi pidato Mubarok mengecewakan mereka dan makin menyulut kemarahan rakyat. Dia hanya menyatakan memberikan wewenang kepada Wapres untuk melaksanakan tugas kepresidenan. Mengajukan amandemen UUD pasal 76-7788-93 dan 189 serta menghapus pasal 179. Umar Sulaiman menghimbau untuk menghentikan demonstrasi. Rakyat makin marah. Dan untuk pertama kali jumlah demonstran di malam hari

hampir sama di siang hari. Dewan Tinggi Militer mengeluarkan bayan nomer 1 dan 2, juga berjanji akan menghapus kondisi darurat setelah krisis ini berlalu). 11 Februari 2011 (Hari yang ditunggu-tunggu tiba. Mubarok lengser, pada jam 18.05 petang. Kali ini dengan sebuah pernyataan singkat yang dibacakan Wapres Umar Sulaiman. Sebelumnya jutaan orang memenuhi Tahrir, menduduki Parlemen, gedung PM, kantor televisi dan radio serta istana kepresidenan. Dewan Tinggi Militer memegang kendali pemerintahan dan mengeluarkan Bayan No. 3: menerima mandat kendali kekuasaan, menghormati dan mendoakan para syuhada dan menegaskan bahwa militer bukan sebagai ganti pemerintahan namun hanya sebagai pemegang pemerintahan sementara). 14 Februari 2011 (Dalam Bayan nomer 4 Dewan Tinggi Militer menyatakan: membekukan parlemen, membubarkan pemerintahan PM Ahmad Syafiq dan membentuk kabinet Tas-yir

41 Frontier Volume I, April 2011

Amal untuk menjalankan roda pemerintahan sementara hingga Pemilu mendatang. Ahmad Syafiq kembali ditunjuk Dewan Militer mengepalai pemerintahan sementara ini). 15 Februari 2011 (Bayan Nomer 5: ajakan normalisasi kehidupan sosial diberbagais sektor nasional untuk memulihkan kondisi negara). 18 Februari 2011 (Kembali, Maydan Tahrir dan sekitarnya dipenuhi 2 juta lebih rakyat Mesir untuk mengadakan perayaan kemenangan revolusi Mesir. Jumatu an-Nashr Jumat kemenangan. Maulana Syeikh Dr. Yusuf al-Qaradhawy ditunjuk sebagai khatib dan imam Jumat. Sehari sebelumnya tiba di Cairo melalui pintu VIP, berbeda dengan sebelumsebelumnya beliau selalu diperiksa ketat jika memasuki Mesir sejak terusir kurang lebih selama 30 tahun. Perayaan ini juga diikuti oleh masyarakat diberbagai kota besar di Mesir seperti di Alexandria, Suez dan Ismaliliyah). Walillahi al-Hamd.

Sumber Tulisan: 1. Khutbah Jumat Maulana Syeikh Dr. Yusuf al-Qaradhawy pada perayaan kemenangan revolusi di Maydan Tahrir, Jumat 18 Februari 2011.

2. Majalah Idaah wa Tilifizyun, Edisi 396, 19 Februari 2011 3. Majalah Ehna, Tahun VII, Edisi 74, Februari 2011 42

Frontier Volume 1, April 2011

4. Koran Al-Mishry al-Yaum, AsySyuruq, Al-Ahram, Al-Akhbar, Al-Jumhuriyah, Ad-Dustur, AlMasa'I, Al-Yaum as-Sabi 5. Catatan harian/pengalaman perjalanan penulis (termasuk diserap dari beberapa dialog/ berita yang disiarkan TV alJazirah, al-Jazirah International, BBC Arabic, BBC News, CNN, alArabiyah, al-Hiwar, Nile News, al-'Alam dan Euro News) Kampung Sepuluh, Nasr City, Cairo

43 Frontier Volume I, April 2011

Frontier Volume 1, April 2011

44

Volume 2, Agustus 2011


ISSN 2088-0413

Frontier
Kajian Strategis Hubungan Luar Negeri
Volume 1, April 2011
ISSN 2088-0413 DEWAN REDAKSI Ketua: Budiyanto, M.Eng. Staf Editor : Dr. Nuryadi Ngadirin Dr. Saiful Bahri Dr. Iko Pramudiono Dr. M. C. Halid Arya Sandiyudha, M.Si. Redaktur Ahli: Dr. Taufik Ramlan Wijaya Dipl.-Ing. R. Agoeng Hardianto Wibowo, MSc.ME Dr. Marsudi Budi Utomo Dr. Agus Setiawan Dipl.-Ing. Haikal Djauhari, MSc. Izzuddin Abdul Manaf, Lc., MA. Redaktur Pelaksana : Rahmad Setiawan Dilarang keras mengutip, menjiplak atau memfotokopi sebagian atau seluruh buku ini serta memperjualbelikannya tanpa izin tertulis dari Penerbit. Penerbit: Bidang Hubungan Luar Negeri Dewan Pengurus Pusat - Partai Keadilan Sejahtera Jalan T.B. Simatupang No. 82, Pasar Minggu, Jakarta 12520, INDONESIA Telp : +62-21 78842116 Fax : +62-21 78846456 Website : www.pks.or.id Email : frontier.bhln@pks.or.id

Frontier Volume 2, Agustus 2011

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga FRONTIER, Kajian Strategis Hubungan Luar Negeri (ISSN 2088-0413) Volume 2 - Agustus 2011 dapat terbit sesuai dengan harapan kita bersama. FRONTIER adalah salah satu media yang menginformasikan hasil kajian, tulisan dan pidato politik baik dari para pakar, politikus, pengamat, jurnalis maupun ilmuwan yang berkaitan dengan luar negeri baik bidang politik, pemerintahan, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada kesempatan yang baik ini disampaikan terima kasih kepada para penulis, para reviewer dan semua pihak yang telah menyusun beberapa artikel dari beragam kesempatan menjadi satu kerangka yang koheren. Dalam edisi kedua ini akan ditampilkan makalah-makalah sebagai berikut: 1. Makalah pertama memaparkan strategi pemenangan pemilu AK Party (AKP) Turki yang membawa AKP menjadi partai pemenang pemilu Turki. Di awal makalah, penulis (Sitaresmi S. Soekanto) menguraikan pengaruh peradaban, budaya, sistem kepartaian, sistem pemilu di Turki pada Pemenangan Pemilu AKP. Selanjutnya sejarah AKP dibedah secara detail dan dilanjutkan dengan faktor-faktor utama yang menentukan kemenangan AKP. Tiga faktor utama diuraikan yakni faktor ideologi, organisasi (termasuk basis massa, sistem rekrutmen anggota dan leadership) dan strategi. 2. Makalah kedua memuat laporan kegiatan Konferensi Internasional Parpol se-Asia (ICAPP) tanggal 2 6 September 2011 di Nanning, Propinsi Guangxi Zhuang, China oleh Budiyanto dan Taufik Ramlan Widjaja. Direkomendasikan bahwa PKS perlu menjadikan momentum pertemuan ICAPP, baik konferensi dan General Assemblynya, untuk menunjukkan eksistensi PKS, memaparkan konsep-konsep dan gagasan-gagasan besar tentang negara dan hubungan internasional, termasuk untuk membangun jejaring dan kerjasama diantara sesama partai politik. 3. Makalah ketiga ditulis oleh Mahfudz Siddiq memaparkan analisa tentang situasi yang berkembang di kawasan dunia Arab, yaitu Timur Tengah dan Afrika Utara (Middle East and North Africa/ MENA) paska musim semi Arab (Arab Spring). Tiga hal utama yang mendapat sorotan adalah, pertama, pola perubahan lansekap politik yang dipicu oleh Arab Spring (musim semi di dunia Arab). Kedua, agenda strategis yang menjadi tren terbaru
Frontier Volume 2, Agustus 2011

Kata Pengantar

demokratisasi di kawasan MENA. Ketiga, bagaimana kedua poin analisa sebelumnya menjadi modal pembentukan kerangka politik luar negeri Indonesia terhadap negara-negara di kawasan MENA secara khusus, maupun terhadap dunia internasional secara umum. 4. Makalah keempat memuat uraian tentang permasalahan Palestina. Penulis (Muqoddam Cholil dan Agus Setiawan) menitikberatkan bagaimana cara memulihkan kedaulatan yang sah bagi rakyat Palestina dan mendirikan negara yang merdeka di tanah leluhurnya sendiri. Diuraikan juga mengenai hak-hak mendasar bangsa Palestina, diantaranya hak kemerdekaan, hak berdaulat atas tanah milik bangsa Palestina, hak memiliki sumber air bersih yang seluruhnya dikuasai oleh pemerintah Israel dan hak hak keluar masuk wilayah bangsa Palestina.

Kiranya Frontier Kajian Strategis Hubungan Luar Negeri ini dapat bermanfaat bagi semua pihak-pihak yang membutuhkan dan dimohon saran untuk penyempurnaan edisi berikutnya. Pimpinan Redaksi Budiyanto, M.Eng.

Frontier Volume 2, Agustus 2011

FRONTIER
Kajian Strategis Hubungan Luar Negeri Vol. 2, Agustus 2011 Daftar Isi No 1 Strategi Pemenangan Pemilu Adalet Ve Kalkinma Partisi (AK Parti) 2 2011 ICAPP Conference on Development and People's Access 3 Desain Politik Luar Negeri Indonesia untuk Dunia Arab Mahfudz Siddiq Budiyanto dan Taufik Ramlan Widjaja Sitaresmi S. Soekanto Hal 5

36 48 56

4 Permasalahan Palestina dan Hak Mendasar Bangsa Palestina Muqoddam Cholil dan Agus Setiawan

Frontier Volume 2, Agustus 2011

Strategi Pemenangan Pemilu Adalet ve Kalkinma Partisi (AK Parti)


Sitaresmi S. Soekanto
Wakil Sekjen DPP PKS Bidang Arsip dan Sejarah, Peneliti Insure

1. Sejarah AK Parti

Gejala kebangkitan partai Islam atau berbasis massa Muslim yang terjadi di dunia Islam nampak pula di Turki. Hal itu nampak dari kemenangan dan perolehan suara yang signifikan AKP dalam pemilu 2002-2011. Kemenangan AKP mengejutkan kehidupan politik Turki kontemporer karena untuk pertama kalinya dapat terbentuk pemerintahan tanpa harus berkoalisi dan dipimpin oleh partai politik berhaluan Islam. Turki adalah negara berpenduduk mayoritas Muslim namun sejak keruntuhan kekhalifahan Usmani di tahun 1924, menjalankan program sekularisasi politik. Wujudnya antara lain adalah pelarangan penggunaan azas dan simbol-simbol politik Islam dalam kehidupan politik Turki. Konstitusi Turki juga melarang sebuah organisasi maupun partai politik menunjukkan nama atau simbol-simbol agama dalam politik. Sehingga itu tidak mungkin sebuah partai politik menyebut dirinya sebagai partai politik Islam karena berarti melanggar konstitusi.

Frontier Volume 2, Agustus 2011

Oleh karena itu menurut Yavuz 1 kemenangan AKP dalam Pemilu 2002 merupakan pembuktian hilangnya kepercayaan rakyat pada kubu sekuler karena korup dan tidak mensejahterakan rakyat dan sekaligus restorasi partai politik berhaluan Islam. Walaupun konstitusi sekuler di Turki tidak memungkinkan sebuah partai politik menyebut dirinya sebagai partai politik Islam, AKP secara implisit hadir sebagai partai politik berhaluan Islam bila ditinjau dari akar ideologisnya, aktivitas dakwah Islamnya, para tokohnya yang mempraktekkan cara hidup Islami dan basis massanya. Fakta historis yang sulit disangkal adalah bahwa AKP merupakan kelanjutan dari mata rantai gerakan Islam: Milli Gorus yang didirikan oleh Necmettin Erbakan. Dari gerakan tersebut pertama-tama lahir partai politik berhaluan Islam, Milli Nizam Partisi pada awal 1970-an yang tak lama kemudian dibubarkan. Erbakan mendirikan kembali Milli Selamet Partisi (MSP), namun kembali dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi. Ia kemudian mendirikan Refah Partisi (Welfare Party) yang berhasil mengikuti Pemilu 1991 dan memperoleh 62 kursi dari 550 kursi. Pada Pemilu
1

M.Yakan Yavuz. Islamic Political Identity 2 Sumber: CD dari Turkiye Istatik Kurumu in Turkey. New York: University Press, (Badan Statistik Turki) di Turki. 2003, hlm: 257. Frontier Volume 2, Agustus 2011 6

berikutnya yakni 1995, Partai Refah pimpinan Erbakan bahkan memenangkan Pemilu, dengan perolehan kursi sebanyak 158 kursi dari 550 kursi dan Erbakan menjadi Perdana Menteri serta memimpin pemerintahan koalisi. Namun satu tahun kemudian yakni 1996 terjadi kudeta militer dan partai Refah dibubarkan. Partai politik baru segera dibentuk lagi yakni Fazilet Partisi (FP) atau Virtue Party dan mengikuti Pemilu 1999 serta masih memperoleh jumlah kursi yang cukup besar yakni 111 kursi dari 550 kursi, tetapi kembali terulang seperti pada 1996, FP dibubarkan dan Erbakan dilarang terlibat dalam kegiatan politik. Para penerus Erbakan mendirikan Saadet Partisi, namun hanya memperoleh 2,5% dan tidak dapat melewati parliamentary threshold sebesar 10%. 2 Pada saat kader-kader Erbakan yang lain mendirikan Saadet Partisi, mantan wali kota Istanbul yang juga kader Erbakan yakni Recep Tayyip Erdogan mendirikan Adalet ve Kalkinma Partisi (AKP) pada 2001 dan langsung mengikuti Pemilu pada 2002. Di antara 18 partai yang berkompetisi pada pemilu 2002 untuk mendapatkan kursi di parlemen, hanya 2 partai

yang memenangkan kursi-kursi parlemen karena harus melewati ambang PT (Parliamentary Threshold) sebesar 10% dari suara nasional agar bisa mendapatkan perwakilan di parlemen. AKP muncul sebagai pemenang dengan 34,26% suara dan 363 dari 550 kursi di parlemen dan di tempat kedua Partai CHP (Cumhuriyetci Guven Partisi atau Republican Peoples Party) dengan suara 19,40% dengan perolehan 170 kursi. Sedangkan calon-calon anggota legislatif dari kelompok independen memenangkan 9 kursi. AKP setelah Pemilu 2002 dapat membentuk pemerintahan tanpa koalisi untuk pertama kalinya sejak pembentukan Republik Turki oleh Kemal Pasha, karena berhasil memenangkan jumlah kursi hampir dua pertiga dari 550 kursi (partai politik yang tidak melewati parliamentary threshold: 10% kehilangan kursinya). Pada Pemilu berikutnya yakni 2007 perolehan suara AKP bahkan meningkat menjadi 47%, walaupun perolehan jumlah kursi malah menurun menjadi 341. 3 Namun pada Pemilu 2011, AKP kembali memenangkan Pemilu dengan suara mutlak sehingga kembali tidak harus berkoalisi dalam pemerintahan
3

yakni 49,9% dengan perolehan kursi sebesar 326 kursi.

2. Faktor Eksternal Penentu Pemenangan Pemilu AKP (2002-2011) 2.1. Pengaruh Faktor Peradaban dan Budaya di Turki Peradaban Islam merupakan salah satu peradaban mayor kontemporer di samping peradaban Tionghoa, Jepang, Hindu, Ortodoks dan Amerika Latin. Penyebaran Islam membuat peradaban Islam yang berasal dari Semenanjung Arabia pada abad 7 Masehi menjadi terbentang luas dari dunia Arab, Afrika Utara, Semenanjung Iberia (Andalusia, Spanyol) hingga ke Asia Tengah, Anak Benua dan Asia Tenggara. Menurut Samuel Huntington, penyebaran Islam menyebabkan peradaban Islam memiliki beberapa sub peradaban yang di antaranya adalah kebudayaan Arab, Turki, Persia dan Melayu. 4 Sub-sub peradaban Islam tersebut memiliki pula perbedaan satu sama lain, demikian pula antara kebudayaan Islam Turki dan kebudayaan Islam Melayu dengan Indonesia termasuk di dalamnya.
4

Ibid.

Samuel P. Huntington. Gelombang Demokratisasi Ketiga (edisi terjemahan dari The Third Wave: Democratization in the Late Twentieth Century). Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1997, hlm: 48-49 Frontier Volume 2, Agustus 2011

Perbedaan sub peradaban sekaligus budaya antara Islam di Indonesia dan Turki berpengaruh pula pada perbedaan hasil pemenangan Pemilu PKS di Indonesia (1999-2009) dan AKP di Turki (2002-2009). Cihangir 5, ketua UNIW menyatakan Isbilir bahwa kultur Islam di Turki memiliki akar sejarah yang sangat dalam dan lama. Islam di Turki menurut Isbilir berakar kuat di masyarakat dalam bentuk jamaahjamaah dan tarekat-tarekat, sehingga sekularisasi yang dicanangkan Mustapha Kamal sejak 1923 tidak pernah membuat rakyat Turki menjadi benar-benar sekuler. Selain itu, perbedaan dasar lainnya ialah Indonesia pernah dijajah oleh negara-negara Barat seperti Portugal, Inggris dan Belanda, sementara Turki tidak pernah dijajah bahkan pernah menjadi imperium besar semasa Ottoman Empire atau Kekhilafahan Turki Utsmani. Perbedaan tersebut membawa dampak pada karakter bangsa Indonesia dan Turki yang menjadi berbeda pula: Islamic culture in Turkey is very deepen historical root. But now, for last century, since 1923, after the fall..the established of Turkey Republic Islamic culture has some
5

Wawancara dengan Cihangir Isbilir. Op. Cit. Frontier Volume 2, Agustus 2011

challenges. But now, I think everything years, we could handle the challenges. Islamic culture in Turkey based on Tarekat and some jemaah. This is why, all enemies from inside and outside could not be successfull because jamaah and tarekat can get into communities. There is a variety of Islamic culture. But in terms of main principle, theres no different some style, some technique, some message. In my opinion, in terms of main principle, there is no difference between Islam in Indonesia and Islam in Turkey. But as I mentioned before, in style, technique, .. there is difference. But, Indonesia became independent on 1949. In a really,1949. In Turkey, they became independent.. actually, we handle independent full, we became independent in 1923. But actually, we have traditional space. Theres no space between Ottoman empire and Turkey Republic. There is a region differences. There is another regime is established in 1923. But in Indonesia, you..Indonesia has another experience. Because Indonesia faced imperalist for centuries. We didnt faced that. I think, in that reason, Islamic 8

Kemudian dilihat dari aspek peradaban menurut teori Ibnu Khaldun karya besarnya: Muqaddimah karya besar Ibnu Khaldun 7 ada perbedaan pula antara Indonesia dan Turki. Buku Ibnu Khaldun tersebut merupakan tinjauan historis proses terbangunnya masyarakat, kota dan negara dari mulai bangsa Badui yang nomaden sampai masyarakat Madani yang civilized, berperadaban. Muqaddimah karya
6 7

Selain masalah kultur dan tradisi di Indonesia dan Turki yang jauh berbeda, struktur kemasyarakatan dan tradisi di Indonesia dan Turki juga sangat berbeda, di antaranya jumlah kelas menengah di Turki jauh lebih banyak dibandingkan di Indonesia. Perbedaan kultur juga berpengaruh pada perbedaan kultur politik Indonesia dan Turki sebagaimana dikatakan Hwang 6 dari Goucher University, AS bahwa budaya politik di Indonesia dan di Turki berbeda.

movement in Indonesia and Turkey has some differences in background, social structure.

Ibnu Khaldun merupakan abjadiyat atau tahapan-tahapan proses modernisasi masyarakat Badui menuju masyarakat madani hingga kemudian menjadi negara yang memiliki kepemimpinan politik rasional hingga kemudian pemaparan proses kehancuran negara. 8 Menurut Ibnu Khaldun peradaban dipengaruhi oleh wilayah geografis dan daerahdaerah yang mendekati kesempurnaan karena kondisi iklim dan tanahnya yang bagus sebagai awal peradaban adalah dimulai dari Syria, Turki sampai Irak karena berada pada posisi paling sedang bila ditinjau dari segala jurusan, kemudian meluas hingga Saudi Arabia, Maroko, Yaman, Irak, India, China, Spanyol, Eropa, Romawi, Yunani. Tanahnya bersifat tetap dan diyakini hampir tidak pernah ada gempa, dibandingkan Jepang, Asia 9 Amerika. Ahmad F. Syaifuddin, guru besar antropologi UI, dari perspektif antropologis melihat banyak temuan arkelogis yang menunjukkan asal-usul peradaban di daerah-daerah yang sekarang ini antara lain Iran, Irak, Yordania, termasuk Turki dan sedikit wilayah

Julie C. Hwang. Op. Cit. Ibnu Khaldun yang memiliki nama asli Waliudin Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad 8 Ibnu Khaldun. Muqaddimah, (terj. Ahmadie bin al-Hasan lahir di Tunisia, Afrika pada 1 Thoha), Tim Pustaka Firdaus, Jakarta, 1986 Ramadhan 732 H/ 27 Mei 1332 M. Jadi 9 Ibid,. Ibnu Khaldun hidup di abad ke-14. 9 Frontier Volume 2, Agustus 2011

Mesir. Peradaban tinggi yang kuno itu berada di satu daerah yang subur membentuk bulan sabit (fertile crescent). Daerah fertile crescent ini sangat kaya dengan peninggalan-peninggalan sehingga membuat orang-orang di daerah tersebut sangat bangga. Salah satu sebab dari cultur revival itu adalah munculnya kebanggaan (pride) tradisi. Kebanggaan akan tradisi ini kemudian bercampur dengan keyakinan keagamaan dan menjadi sintesis atau peleburan antara nilai-nilai tradisi keunggulan sebagai bangsa yang banyak menghasilkan peninggalanpeninggalan peradaban pertama dan nilai-nilai keislaman yang datang berikutnya. 10 Ditemukannya situs Catalhuyuk di Turki bagian selatan menurut Ahmad Syaifuddin yang membuktikan bahwa manusia di sana mulai menetap, memelihara hewan, sekitar 1,2 juta tahun yang lalu. Jadi sejak jutaan tahun lalu di daerah Turki karena merupakan daerah yang subur dan banyak tersedia sumber-sumber makanan. telah ada masyarakat berperadaban atau civil life society. Salah satu ciri masyarakat berperadaban lama dan tinggi
10

adalah justru kesederhanaan yang jauh dari sikap feodalisme. Turki termasuk ke dalam wilayah yang disebut Ibnu Khaldun sebagai ring satu atau lingkar satu peradaban kuno dan Profesor Ahmad Syaifuddin menyatakan bahwa Turki adalah bagian dari fertile crescent yang memiliki peninggalan-peninggalan kuno. Semua temuan tersebut menegaskan bahwa di Turki sejak beratus-ratus abad silam telah ada peradaban tinggi yang tentu saja berpengaruh pada pembentukan karakter-karakter individu dan kultur masyarakatnya. Faktor peradaban tinggi dan kultur keislaman yang relatif homogen di Turki menjadi sebuah lahan yang baik bagi tumbuhnya partai politik berhaluan Islam yang modern seperti AKP. Tingkat peradaban, budaya, struktur sosial dan kultur politik di Turki yang diwarnai nilai-nilai Islam sehingga pemimpin malah melayani seperti orasi Erdogan bahwa ia bukan memerintah rakyat Turki melainkan untuk melayani mereka 11. Kesemuanya itu turut mempengaruhi hasil pemenangan Pemilu AKP di Turki (2002-2011).

Wawancara dengan Prof. Ahmad Fedyani Syaifuddin, staf ahli Menteri Pertahanan 11 Anthony Shadid, New York Times, Rabu, Bidang Sosial, Budaya dan Agama. Kamis, 1 Juni 2011. 21 April 2011, pukul 10.35-11.20 WIB. Frontier Volume 2, Agustus 2011 10

2.2. Pengaruh Sistem Kepartaian dan Sistem Pemilu di Turki pada Pemenangan Pemilu AKP (2001-2009) Selain faktor peradaban, budaya dan kultur politik, sistem kepartaian dan pemilu di Turki juga turut mempengaruhi kemenangan AKP berturut-turut sejak Pemilu 2002, 2007 dan 2011. Secara de facto sejak 1925 hingga akhir 1945 sistem kepartaian yang ada di Turki adalah sistem singleparty atau rezim partai tunggal. Selama masa itu peran anggota parlemen sangat berbeda dengan peran anggota parlemen saat ini dan hanya bisa dijelaskan dengan menganalisa sistem sevlik atau chiefhood (sistem partenalistik). Secara normatif Konstitusi 1924 sebenarnya dibentuk dengan tujuan menciptakan sistem politik perwakilan agar setiap komponen masyarakat dapat mengekspresikan pandangan dan pilihannya karena hal itu merupakan konsekuensi sistem pemilihan yang bebas dan egaliter. Pemerintahan dibentuk oleh parlemen dan berada di bawah kontrol parlemen. Parlemen memiliki hak mencalonkan dan menyeleksi serta mengontrol baik kepala maupun perdana menteri karena sebagai kekuasaan legislatif 11

dia berhak mengontrol eksekutif. Namun dalam prakteknya sistem politik di Turki berjalan dengan mekanisme lain yang tidak ada di konstitusi maupun di undangundang pemilihan yakni dengan sistem partai tunggal yang merupakan sekaligus pemerintahan yang dominan tanpa kontrol yakni rezim partai CHP yang didirikan oleh Kemal Pasha Ataturk. Baru kemudian pada periode 1950-an mulai terbentuk partai lain walaupun perannya belum signifikan, telah membawa Turki ke era multi partai. Dinamika muncul dan hilangnya partai-partai politik di Turki dapat dilihat paling tidak dalam empat kategori yakni partai yang berasal dari periode 1923 (awal berdiri Republik Turki) dan tetap bertahan hingga saat ini, kemudian dari periode 1950-an namun sudah berakhir sebelum tahun 2000, lalu partai-partai yang berdiri pada tahun 1960-an dan sudah berakhir sebelum tahun 2000 serta partai yang berdiri dari masa 1960-an dan masih bertahan hingga saat ini.

Frontier Volume 2, Agustus 2011

Demikian pula sistem Pemilu di Turki mengalami perubahanperubahan dari masa berdirinya Republik Turki pada tahun 1923 hingga pemilu 2007 dan pemilu lokal 2009. Republik Turki berasal

dari Ottoman Empire sehingga menganalisis undang-undang dan praktek kekuasaan di Republik Turki harus dengan pemahaman tentang konstitusi dan undangundang di masa Ottoman Empire. Tak lama konstitusi 1876 dikukuhkan, maka sebuah pemilihan lembaga perwakilan digelar dan dibagi dalam 2 fase dengan simple majority system. Calon dipilih dari 80 orang muslim dan 50 orang non-muslim serta masing-masing merupakan wakil dari setiap propinsi. Selain di kotakota, pemilihan umum juga berlangsung di daerah pedesaan namun perempuan saat itu tidak mempunyai hak dipilih dan memilih. Selama fase monarki konstitusi diselenggarakan dua Pemilu 2 pemilu yakni pada tahun 1877 dan 1878.

Pada Masa Mustafa Kemal Ataturk menjadi presiden Republik Turki sejak pendirian Republik Turki pada 1923 anggota parlemen dipilih mewakili setiap 20.000 orang dan setiap laki-laki yang berusia 18 tahun ke atas boleh memilih sementara anggota parlemen dipilih dari laki-laki warga negara Repulik Turki yang berusia di atas 30 tahun. Akan tetapi pemilihan parlemen masih berlangsung dalam 2 tahapan dan dalam tahapan kedua seorang

Frontier Volume 2, Agustus 2011

dipilih dari 200 orang. Dilanjutkan kemudian dengan masa pemerintahan partai tunggal CHP. Walaupun ada beberapa partai oposisi CHP tidak pernah melakukan program politik dan menganggap partai tunggal sebagai sebuah prinsip. Namun memang disebutkan bahwa sampai para pemilih memiliki pengetahuan sosial, politik dan budaya yang memadai baru akan dilaksanakan secara bertahap ide demokrasi termasuk kemungkinan perempuan boleh memilih atau dipilih menjadi anggota parlemen. Pada Pemilu 1935 untuk pertama kalinya perempuan boleh memilih dan dipilih sebagai anggota parlemen dan 18 perempuan terpilih sebagai anggota parlemen, termasuk juga beberapa anggota berasal dari minoritas. Sebagaimana tradisi mengikutkan minoritas non-muslim sudah berlangsung sejak parlemen ottoman empire, pada Pemilu1935 ini wakil ortodoks Yunani, Yahudi dan Armenia juga diberi kesempatan mencalonkan sebagai anggota parlemen. Dalam sistem pemilihan kali ini satu anggota parlemen mewakili 40.000 orang pemilih. Beberapa minggu kemudian pada kongres CHP 1935 ada undang-undang partai baru termasuk merubah undang-undang pemilihan menggantikan produk 12

masa ottoman empire, namun ide pemilihan 2 tahap dianggap tetap relevan dengan ide demokrasi.

Sejak tahun 1950 hingga 1960 dimulailah fase sistem multi partai setelah berpuluh tahun sebelumnya berlaku sistem partai tunggal di bawah CHP bentukan Kemal Ataturk. Walaupun pada di penghujung 1960 terjadi kekerasan kudeta militer, fase 1950-1960 tetap merupakan merupakan fase penting dalam membangun sistem pemilu yang lebih kompetitif di Turki. Pemilu di bawah konstitusi baru 1991 yang paling liberal yang 13 Frontier Volume 2, Agustus 2011

Pada akhir 1942 undangundang pemilihan masa Ottoman akhirnya dirubah. Menurut undang-undang yang baru 1 anggota parlemen dipilih tetap mewakili 40.000 penduduk, namun untuk bisa memilih seseorang harus merupakan warga negara Turki di atas 22 tahun dan untuk dipilih harus di atas 30 tahun. Pemilihan tetap berlangsung dalam 2 tahapan. Anggota minoritas nonmuslim memiliki perwakilan 4 orang di parlemen. Pencalonan sepenuhnya ditentukan oleh pengurus partai CHP bahkan kadang-kadang calon yang dipilihpun tidak tahu kalau mereka dicalonkan menjadi anggota parlemen dan baru mengetahuinya melalui surat kabar.

dimiliki Turki, ditandai dengan sejumlah besar partisipan pemilu. Akan tetapi tetap saja hasilnya menunjukkan dominasi sedikit partai politik hingga akhirnya 1980-an. Hingga awal 1990-an. Dari 1923-1946 Republican Peoples Party (CHP) yang didirikan Mustafa Kemal Ataturk adalah satusatunya partai di Turki dan dari 1946 hingga kudeta militer 1960 CHP dan Democtaric Party yang merupakan sempalan dari CHP merupakan 2 partai peserta pemilu. Selanjutnya pada 19611980 walaupun ada 6 hingga 8 partai di parlemen namun prosentase perolehan kedua partai tersebut selalu di atas 70% mendekati 80%. Karena parliamentary threshold 10% dan peralihan perolehan suara dari partai-partai yang tidak lulus PT menguatkan posisi partai-partai besar. Pada tahun 1961 pemilu digelar di bawah konstitusi baru yang diikuti 4 partai namun tidak satu pun memperoleh suara mayoritas. Konstitusi baru 1961 membekukan partai komunis dan partai berbasis keagamaan dengan segala kegiatannya yang dinaggap membahayakan konstitutisi sekuler. Justice party dibentuk 1961 dengan CHP. Keduanya memperoleh suara terbanyak sedangkan 2 partai lainnya New Turkey dan National Action Party

Perolehan besar suara terhadap Justice Party merupakan bentuk simpati rakyat terhadap Democratic Party pada 1960. pada pemilu 1969 perolehan tetap hampir sama tapi pada 1971 pemerintahah Suleyman Demirel (pemerintahah Justice Party) dipaksa oleh militer untuk mengundurkan diri. Pada pemilu 1973 dukungan suara terhadap Justice Party menurun karena pemerintahannya dianggap tidak mampu mengendalikan kekacauan yang berkembang di Turki. Partai CHP yang sekarang menampilkan dirinya sebagai partai sosial demokrat mengukuhkan posisinya dan memperoleh 44% suara. National Salvation Party atau Milli Slamet Partisi dalam bahsa Turki (MSP) yang dibentuk oleh Erbakan memperoleh 11% suara sebagai hasil koalisinya dengan CHP yang berakhir 9 bulan kemudian. Pada pemilu Juni 1977 dukungan untuk Justice Party dan CHP (RPP) meningkat dan partai-partai kecil kehilangan suara mereka yang

tidak lolos PT. New Turkey akhirnya bergabung dengan Justice party pada Pemilu 1973. Pada Pemilu 1965 Justice Party memperbesar perolehan kursi parlemennya dari 35 menjadi 53% sementara CHP menurun dari 38% menjadi 30%.

diperoleh 1973. Pada akhir 1977 membentuk pula koalisi dengan RPP, DP dan Independent. Akan tetapi pada bulan Oktober 1979 pemerintahan jatuh dan digantikan oleh pemerintahan minoritas JP. Pemimpin JHP atau RPP Bulent Ecevit mengundurkan diri dan Perdana Menteri Sulaeyman Demirel pemimpin JP menggantikannya.

Frontier Volume 2, Agustus 2011

Kondisi politik tidak stabil akibat terjadinya kudeta militer pada September 1980 dan mendirikan National Security Council dan konstitusi baru dipakai yang mengurangi demokrasi yang liberal dan peran-peran partai politik dan kekuasaan yang ada harus berbagi dengan militer dan rakyat sipil yang dipilih. Sebagai hasilnya Jenderal Keenan Efren ditunjuk sebagai presiden. Maka pemilu-pemilu berikutnya di bawah konstitusi baru mulai digelar 1983. Konstitusi baru membatasi partisipasi partai-partai peserta pemilu terutama yang sudah aktif sebelum kudeta. True Party yang dipandang sebagai pelanjut Justice Party dan Social Democratic Party sebagai pelanjut RPP dilarang ikut Pemilu 1983. Partai Refah yang didirikan 1983 oleh Necmettin Erbakan karena dianggap sebagai penerus National Salvation Party (NSP) atau Milli 14

Slamet Partisi (MSP) yang dibekukan karena dianggap beraliran Islam fundamentalis juga tidak boleh ikut Pemilu 1983. Akibat pembatasan oleh NSC ini hanya 3 partai yang ikut Pemilu 1983, yakni Motherland Party yang didirikan pada 1983, memenangakan 53 kursi parlemen, dan 2 partai baru lainnya yang didirikan pada tahun 1983 yakni Peoples Party 29% dan Nationalis Demcracy Party 19%. Pada Pemilu 1987 Motherland Party kembali menang walau hanya memperoleh 36% suara tetapi ia memperoleh 66 kursi karena sistem bonus dari alokasi kursi. Dan 13 kursi untuk True path Party. Partai lainnya yang dibekukan pada 1983 SDP bergabung dengan People Party tahun 1985 membentuk Sosial Democratic Party 22% kursi. Pada pemilu 1991 RPP yang tidak mengikuti pemilu sekian waktu karena goncangan politik di Turki kembali lagi ke pentas politik setelah 10 tahun. Namun posisinya tidak sekuat seperti tahun 1980. Dia hanya memperoleh 19% dan terus menurun. Motherland Party juga menurun drastis menjadi 25%. Sementara True Path Party dari 13% menjadi 40%. Democratic Left Party yang didirikan tahun 1985 pada Pemilu 1991 memperoleh 1% dan 15

Frontier Volume 2, Agustus 2011

kemudian meningkat di pemilupemilu berikutnya. Pada Pemilu 1995 ditandai dengan peningkatan tiba-tiba dari Partai Refah yang memperoleh 29% meninggalkan partai-partai besar Motherland Party turun 24%, True Path Party (26%), DLP (14%), dan Republik Peoples Party (RPP) atau dalam bahasa Turki CHP kehilangan masa kejayaannya dan hanya memperoleh 9%. Pada 1998 pemilu terakhir Partai Refah ditutup karena dianggap terlalu diwarnai kebijakan relijius namun Fazilet Party atau Virtue Party segera didirikan di atas prinsipprinsip yang sama dan pada Pemilu 1999 masih memperoleh dukungan dari pendukung Partai Refah sehingga memperoleh 20% suara. NAP setelah lama absen kembali lagi dan memperoleh 23%, Motherland Party 16% dan TPP 15%. Pemilu 1999 juga ditandai dengan meningkatnya perolehan kursi DLP yang meningkatkan perolehan suaranya dari 14% menjadi 25%. CHP yang pada Pemilu 1999 gagal mendapatkan kursi, namun berturut-turut pada Pemilu 2002 dan 2007, Pemilu Lokal pada 2009 dan Pemilu 2011. Di akhir abad 20 sistem multi partai di Turki sudah relatif stabil. Turki sudah bergerak dari sistem politik yang didominasi sistem Satu-partai menjadi sistem Multi-

Turki menganut sistem demokrasi parlementer dengan dipimpin oleh seorang Perdana Mentri sebagai Kepala Pemerintahan dan seorang presiden sebagai Kepala Negara. Layaknya dalam sebuah sistem demokrasi parlementer, maka sistem kepartaian yang ada di Turki adalah multi partai yang kadang kala harus berkoalisi. Namun karena kini AKP memperoleh suara yang sangat besar sejak Pemilu 2002 dan 2009 sehingga tidak perlu berkoalisi. Turki menerapkan batas parliamentary threshold yang besar yakni 10% mencegah fragmentasi yang besar, karena partai-partai kecil bila tak ingin suaranya hilang sebagai bonus bagi partai yang lolos PT mau tak mau akan

partai sederhana. Proses ini tidak berjalan mulus melainkan penuh dengan gejolak karena militer memainkan peran yang penting. Dewasa ini di Turki karena parlemen terdiri dari perwakilan banyak partai dalam sebuah sistem multipartai sudah relatif mapan maka kemungkinan kecil terjadinya intervensi militer dan diharapkan lebih ke arah berkuasanya pemerintahan sipil.

bergabung dengan partai yang kurang lebih sehaluan. 12

Julie Hwang.. Op. Cit Frontier Volume 2, Agustus 2011 16

Sistem kepartaian di Turki badalah multipartai sederhana di parlemen yakni 1 partai berkuasa dan 2 partai oposisi serta sedikit kelompok independen, walaupun di luar parlemen rakyat tetap diberi kebebasan mendirikan partai politik seperti Partai Saadet yang dalam dua kali pemilu hanya memperoleh suara sekitar 2,5%. Bagi AKP misalnya pada Pemilu 2002 dengan jumlah suara sebesar 34 % dengan sistem proporsional tertutup, AKP memperbesar perolehan kursi sebesar 363 karena bonus dari partai-partai seperti Partai Saadet yang hanya memperoleh 2,5% suara dan tidak lolos PT 10%. Penetapan batas parlementary threshold 10% di Turki adalah faktor yang turut menyederhanakan sistem kepartaian dan memberi kesempatan pada AKP untuk tidak harus berkoalisi sehingga dapat fokus pada agenda pembangunan di Turki. Selain itu berpengaruh pula salah satunya pada sistem kepartaian menjadi multipartai sederhana bahkan untuk dua dekade ini mereka dapat menjalankan sistem pemerintahan koalisi dengan hanya dua partai oposisi di parlemen dan kursi
12

parlemen di tangan AKP. Sehingga sangat menguntungkan pula bagi pemenangan kembali AKP di Pemilu 2007 dan 2011 dengan perolehan suara 47% dan 49,9%. 3. Faktor Internal Penentu Keberhasilan AKP (20022011)

lebih maju dengan pertumbuhan ekonomi yang pasti dan menyentuh semua lapisan masyarakat, demikian diungkapkan oleh Omar Faruk Kalayci 13.

Kemenangan AKP di Pemilu 2011 yang mendekati angka 50 persen sangat menakjubkan dalam perjalanan politik Turki yang panjang. Di masa-masa sebelumnya belum pernah ada partai politik yang dapat memenangkan tiga pemilu berturut-turut sebelumnya dengan peningkatan suara yang stabil dan signifikan kecuali di masa era satu partai yakni CHP yang didirikan Mustafa Kamal Ataturk. Pertanyaan yang kerap muncul dalam sejumlah media adalah mengapa AKP sedemikian sukses menuai kemenangan berturut-turut dalam dekade terakhir. Dalam beberapa kampanyenya, pemimpinpemimpin CHP menilai bahwa AKP mendapat suara banyak karena mayoritas pemilih Turki bodoh serta membandingkannya dengan para pemilih politik di era Kemalis atau CHP adalah pemilih rasional dan terdidik. Namun kenyataannya adalah AKP berhasil dalam setiap 13 Deputy Chairman Foreign Affairs AK pemilihan karena sukses dalam PARTi Istanbul, Wawancara 12 Juni 2011 di membangun negara Turki yang AKPARTi Istanbul Office 17 Frontier Volume 2, Agustus 2011

Di seluruh wilayah Turki kini terlihat jalan raya baru, kereta api dan pusat perbelanjaan. Fasilitas publik dan perumahan publik modern, dan bisnis baru dibuka di mana-mana dan semua ini berlangsung disaat sebagian besar negara lain di sekitar Turki, termasuk di Eropa, berjuang menghadapi krisis ekonomi atau stagnasi. AKP memusatkan perhatiannya pada modernisasi Turki dan bahkan telah siap dengan visi 2023 (1 abad Republik Turki) dengan lebih fokus pada pertumbuhan ekonomi sebagaimana slogannya: Turkiye Hazir Hedef 2023. Bila sosok Ataturk disimbolkan dengan sekularisme sebagai wujud westernisasi maka imej paling kuat bagi sosok Erdogan, adalah pabrikpabrik, jembatan dan bendungan. Sebagaimana umumnya sebuah partai politik, maka keberhasilan Adalet ve Kalkinma Partisi (AK Parti) atau lazimnya dikenal sebagai AKP di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari signifikansi tiga

faktor utama sebuah partai politik yakni faktor ideologi, organisasi (termasuk basis massa, sistem rekrutmen anggota dan leadership) dan strategi: 3.1. Ideologi

Faktor Ideologi adalah faktor terpenting bagi sebuah partai politik dan menurut Klaus von Beyme dan Alan Ware hanya partai politik yang memiliki kejelasan ideologi yang akan bertahan lama. Walaupun para pemimpin AKP tidak menekankan ideologi dalam pernyataan-pernyataan resminya, melainkan lebih pada aspek pembangunan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan bagi rakyat Turki, faktor ideologi tetap memainkan peranan sangat penting bagi pemenangan Pemilu AKP di tahun 2002, 2007 dan 2009. Namun memang AKP lebih memperdulikan aplikasi ideologinya, sesuatu yang membawanya pada keberhasilan di dua Pemilu (2002 dan 2007) dan Pemilu Lokal 2009. Sebagaimana dinyatakan oleh Omar Faruk, Ketua Biro Hubungan Luar Negeri AKP Il Istanbul bahwa AKP tidak akan terjebak dalam isu ideologis. Upaya menghapuskan pelarangan jilbab misalnya tidak harus disuarakan secara ekstrim melalui kebijakan partai yang

Frontier Volume 2, Agustus 2011

pastinya akan segera ditentang oleh militer, Mahkamah Konstitusi dan media. Namun AKP menggunakan strategi dengan cara menggerakkan kelompok masyarakat yang menyuarakan jika jilbab dan kegiatan religius lainnya merupakan bagian dari kebebasan berekspresi dan Hak Asasi Manusia yang paling mendasar. Dalam realitanya religiusitas kader AKP turut menjadi faktor l yang menyebabkan dukungan terhadap AKP meningkat, mengingat 99,8% masyarakatnya adalah muslim. Wacana religius seperti upaya pencabutan pelarangan jilbab di instansi pemerintah, sekolah dan parlemen tidak menjadi isu utama untuk memenangkan suara mayoritas namun AKP memahami bahwa mayoritas masyarakat Turki sangat peduli tentang Islam sehingga AKP menginginkan agar agama ditempatkan sebagai kesadaran kolektif dan bukan hanya kesadaran institusi. Sejumlah media menyimpulkan bahwa Erdogan mampu menggunakan bahasa gambar dan bahasa politik untuk mengungkapkan nilai-nilai agama, seperti pernyatannya dalam saah satu kampanyenya: Kami memimpin Turki bukan untuk memerintah kalian, melainkan untuk melayani kalian, karena kami 18

AKP menunjukkan pandangan dan langkah-langkah yang sangat progresif dan terbuka. Perbedaan penafsiran soal aplikasi ideologi tersebut sudah selesai di awal ketika para kader partai Fazilet (sebelumnya partai Refah) yang dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi memilih berpisah sejak awal dan membentuk dua partai yang berbeda sesuai penafsiran ideologisnya. Erdogan yang terbuka dan progresif memilih mendirikan AKP dan Erbakan serta Kurtulmus memilih mendirikan Partai Saadet yang di 2 Pemilu (2002 dan 2007) tidak lolos parliamentary threshold 10%, sementara AKP berturut turut keluar sebagai pemenang Pemilu di 2002 dan 2007 serta Pemilu lokal 2009.

menyadari bahwa melayani Rakyat berarti kami melayani Tuhan.

adalah partai Islam yang mengemas dalam nilai-nilai universal dan kerja nyata memperbaiki ekonomi. Menurut mereka AKP adalah partai berideologi Islam substantif yang mampu menerjemahkan dalam kerja mensejahterakan rakyat dengan program-programnya dan dalam kenyataannya AKP memperoleh keberhasilan karena kemampuannya mengaplikasikan ideologi dalam performa nyata memperbaiki ekonomi Turki.

Walaupun Recep Tayyip Erdogan, Ketua Umum AKP dan Perdana Menteri Turki pun menegaskan bahwa sejak awal berdirinya, AKP telah melepaskan diri dari gerakan Milli Gorus dan partai-partai berhaluan Islam serta mengukuhkan identitas AKP sebagai partai konservatifdemokrat atau partai Kanan Tengah, akademisi pengamat AKP dari Australia dan AS yakni Greg Fealy dan Hwang meyakini AKP 19 Frontier Volume 2, Agustus 2011

Menurut Ihsan Dagi, guru besar di Ankara University, AKP adalah partai yang unik di dunia Islam karena di satu sisi dia dituduh oleh musuh-musuhnya membawa agenda Islam namun di sisi lain komitmennya pada demokrasi sangat nampak dalam pemerintahan yang dijalankannya. AKP secara demokratis telah terpilih menjadi partai yang berkuasa sejak tahun 2002 dan sejauh ini sudah berlangsung tiga kali pemilu secara bebas dan demokratis. AKP diasumsikan sebagai entitas Islam walaupun sejak berdirinya pada tahun 2001 telah menolak label itu dan menyebut dirinya sebagai gerakan politik konservatif demokrat. Namun dalam kenyataannya memang sulit bagi AKP untuk menghilangkan fakta dan akar

sejarahnya bahwa kepemimpinan AKP memang berasal dari kaderkader gerakan politik dakwah yang dikenal sebagai Mili Gorus yang dibangun oleh Necmettin Erbakan, walaupun ada perbedaan visi dan misinya bila Milli Gorus menyatakan bertujuan membangun etika dan mengupayakan pembentukan masyarakat yang Islami melalui peran negara, maka AKP, setelah lebih dari 5 tahun menjadi partai berkuasa di Turki lebih menampakkan diri sebagai partai konservatif yang dalam tradisi Turki disebut berideologi politik kanan-tengah. Pilihan aplikasi ideologi AKP dianggap Mehmet Ali Behan lebih realistis dibanding cara yang digunakan oleh Parta Saadet. Menurut guru besar Universitas Marmara, Istanbul ini tidak mungkin sebuah partai politik di Turki mengaplikasikan ideologi Islam secara murni sehingga harus dikemas dalam strategi-strategi politik seperti yang dilakukan AKP. 3.2. Organisasi

seluruh Turki termasuk Women Branch dan Youth Branch yang segera pula memulai aktivitasnya dalam skala nasional. AK Parti menurut Kalaychi memiliki kekuatan organisasi yang luar biasa dengan memastikan di semua lini struktur masyarakat terbentuk unit partai yang menjadi representasi terkecil partai seperti pendirian Caravan (pos pemenangan) dengan jumlah dan manajemen yang sangat signifikan. Kemudian memberikan pembekalan muatanmuatan dan ketrampilan berkampanye seperti pengetahuan tentang capaian yang sudah dilakukan dalam masa pemerintahan Erdogan dibandingkan dengan sebelum AKP berkuasa dan rencana jangka panjang pemerintahan AKP menuju Turki 2023. Khusus menjelang pemilu dilakukan training khusus dan bagi para anggota, training dilakukan di political academy dalam jangka waktu 3 bulan. Jumlah populasi di Turki 74 juta orang dan yang memiliki hak suara 50 juta. Di antaranya di Istanbul (Il) ada sejumlah 12 juta penduduk dan yang memiliki hak suara sebesar 9,5 juta. Organisasi pusat AKP memiliki 3 pilar yaitu Main Board (terdiri dari 50 orang activist/pengurus), Youth Branch (50 orang) dan Woman Branch (50 20

Faktor organisasi juga merupakan hal bagi AKP penting sehingga tak lama setelah dideklarasikan pada 14 Agustus 2001, AKP segera mengembangkan struktur organisasinya. Dalam satu tahun sudah terbentuk jaringan organisasi secara nasional di

Frontier Volume 2, Agustus 2011

orang). Di Il (kota) Istanbul saja misalnya ada 39 distrik (Ilce) dan masing-masing distrik memiliki 30 pengurus untuk Main Board di tingkat distrik, 30 orang untuk Youth Branch, 30 untuk Woman Branch. Setiap distrik (Ilce) terbagi atas beberapa neighborhood (Mahalle) dan di 39 distrik yang ada di Istanbul bila digabungkan memiliki lebih dari 1000 neighborhood (Mahalle) dan di setiap neighborhood ada 10 orang pengurus Main board, Youth Branch dan Woman Branch. Komposisi minimal kepengurusan di organisasi AKP tersebut membuat partai ini memiliki ribuan orang yang akan bekerja di garda terdepan partai, karena untuk menjaga box atau gerai informasi AKP tentu saja diperlukan para member (anggota) dan volunteer (relawan). AKP menilai pemuda dan wanita adalah segmen penting untuk mengkapitalisasi suara sehingga memberikan ruang berkiprah yang luas, keleluasaan dan independensi bagi segmen ini melalui Youth Branch dan Women Branch, yang bila dilihat terlihat dari strukturnya sejajar dengan wakil ketua namun tidak terpisah dari strukur umum AKP. Woman Branch misalnya belum lama ini menjelang Pemilu mengumpulkan 50.000 perempuan Istanbul untuk 21

Frontier Volume 2, Agustus 2011

Lebih dari itu AKP juga memiliki organisasi pendukung AK PARTY Communications Center (AKM) yang merupakan saluran resmi dan profesional di partai yang menghubungkan antara rakyat dengan pengurus partai. AKM mencatat semua permintaan, keluhan dan pendapat tentang partai yang melalui telepon, sms dan menyampaikannya ke departemen atau organisasi partai yang terkait dengan masukan tersebut. Lembaga ini juga menjaga hubungan yang interaktif dengan masyarakat dan merespon setiap masukan dengan segera. Bertindak sebagai Kantor Pusat Humas AKP, AKM menyediakan layanan 24 jam non-stop di 81 provinsi di seluruh Turki. Tujuan sistem ini adalah untuk mendengarkan aspirasi rakyat. Kemudian Coordination Center for the Handicapped (KM) atau Pusat Koordinasi Bantuan untuk Penyandang Cacat dan Coordination Center for the Elderly (YKM) atau Pusat Koordinasi Pelayanan Orang Lanjut Usia (Lansia). Lembaga pusat pelayanan untuk lansia ini mengusahakan kontak langsung dengan para lansia 65 tahun ke atas, menciptakan peluang aktivitas bagi kelompok usia lanjut ini.

berpartisipasi rihlah AKP.

dalam

kegiatan

3.2.1 Basis Massa AKP didirikan oleh golongan kelas menengah berpendidikan yang kemudian juga menjadi basis utamanya. Kelas menengah di Turki muncul karena membaiknya perekonomian dan meningkatnya taraf pendidikan sejak awal 1970an. Namun AKP juga memiliki basis massa yang beragam, tak terkecuali dari kalangan kelas bawah. Basis massa AKP terdiri dari beragam profesi mulai dari intelektual muslim dan pengusaha hingga guru, polisi dan penjaga toko. Selain itu AKP juga memanfaatkan jaringan-jaringan NGO/LSM berbasis Islam dan jaringan grass root (akar rumput) yang memiliki akar kultural, kepribadian dan budaya Islam serta kelompokkelompon relijius yang memiliki

Faktor-faktor penting yang termasuk dalam kategori organisasi adalah basis massa, rekrumen anggota dan kepemimpinan.

komitmen kuat pada terwujudnya partisipasi langsung dan keadilan sosial di masyarakat. AKP juga mendapat dukungan dari basis massa nasionalis-sekuler yang sebelumnya merupakan konstituen CHP dan MHP. Keberhasilan AKP memperbaiki perekonomian menyebabkan mereka mendapatkan dukungan dari basis massa tersebut. AKP tetap mempertahankan kalangan kelas menengah relijius yang tinggal di perkotaan sebagai basis utamanya karena akan menjadi penyeimbang di antara kubu nasionalis-sekuler dan kelompok Islam tradisional. 3.2.2 Sistem Rekrutmen AKP memberikan peluang yang sangat luas bagi setiap warga negara Turki untuk bergabung dengannya baik sebagai supporter, member maupun activist. Di setiap stand atau gerai baik di musim kampanye atau tidak mereka selalu membuka pendaftaran untuk menjadi anggota dan relawan AKP serta memasukkan mereka ke dalam data base anggota dan relawan yang setiap saat akan mendapatkan informasi peristiwa, kegiatan dan temu tokoh AKP. Jumlah anggota AK Parti di seluruh Turki ada 5 juta (10% dari suara pemilih) dan di Istanbul 1.5juta, sementara misalnya partai kompetitor utama CHP memiliki 22

Frontier Volume 2, Agustus 2011

700 ribu anggota di seluruh Turki. Siapapun yang bergabung dengan AKP memiliki hak yang sama untuk naik ke jenjang karir yang lebih tinggi di partai. Kalaychi menyebutkan tidak ada penjenjangan anggota di dalam AKP sehingga memudahkan AKP untuk menerima siapa saja yang memiliki visi dan misi yang sama untuk terlibat di struktur partai berdasarkan profesionalitasnya. Namun dari hasil observasi dan studi literatur, nampak bahwa AKP memberlakukan pola rekrutmen yang berbeda-beda antara yang akan menjadi pengurus, anggota maupun relawan. Sebagian besar yang bergabung karena alasanalasan insentif materil dan solidaritas bergabung menjadi relawan AKP, sementara yang bergabung menjadi anggota dan pengurus umumnya lebih didasari karena alasan-alasan ideologis. Bagi para anggota dan pengurus diadakan pertemuan-pertemuan rutin pekanan di tingkat Mahalle, sementara mobilisasi relawan terutama bila ada kegiatankegiatan sosial dan lain-lain. Dari 26 major di Istanbul dari 39 distrik. Turki 81 provinsi, lebih dari 50 major Volunteer juga adalah anggota, dari 1,5 juta anggota yang aktif volunteer sekitar 200.000 yang tiap pekan datang ke partai dan mereka yang menjaga kotak 23

suara di setiap tempat pemungutan suara. Untuk Istanbul ada 31.000 kotak suara, dan pada setiap tempat pemungutan suara ada minimal 3 orang volunteer dan artinya untuk hari ini saat pemungutan suara AK Parti punya lebih dari 100.000 volunteer yang mereka tidak dibayar. Contoh lain untuk kantor DPW Istanbul ini ada beberapa orang sekretaris eksekutif yang dibayar profesional, tapi untuk member of board mereka tidak dibayar. Mereka mendapatkan pendapatannya di luar partai seperti Umar Farouk kesehariannya adalah seorang pengacara.

Frontier Volume 2, Agustus 2011

3.2.3 Kepemimpinan Hampir semua tokoh AKP yang diwawancarai baik Huseyin Kansu, Omar Faruk Kalaychi maupun Bilal Erdogan, putra Erdogan meyakini faktor utama kemenangan AKP adalah faktor Recep Tayyip Erdogan sebgai strong and charismatic leader yang telah dikenal rakyat Turki berkat kesuksesannya sebagai walikota Istanbul untuk dua kali periode dan menjadi walikota tersukses di turki. Kesuksesan yang dilakukan di Istanbul adalah ketika Erdogan menyelesaikan masalah pengadaan air bersih dengan membuat jaringan pipa air bersih dari pegunungan ke Istanbul dan untuk

pertama kalinya penduduk Istanbul dapat minum yang langsung di rumah, yang lain. Prestasi lainnya adalah menghentikan korupsi besar yang sebelumnya terjadi di pemerintahan Istanbul dan menyelesaikan masalah upah buruh yang selama ini tidak berhasil diselesaikan serta membuat kesepakatan dengan serikat buruh. Demikian juga masalah kebersihan lingkungan berhasil diselesaikan. Kesemua rekam jejak keberhasilan Erdogan membuatnya menjadi pemimpin Turki yang layak dipercaya karena bila seseorang bisa menguasai Istanbul maka diyakini ia akan bisa menguasai Turki. Saat ini Erdogan yang berusia 57 tahun dan menjadi tokoh paling menonjol di Turki selain Abdullah Gul, Presiden Turki. Erdogan berhasil diterima rakyat Turki karena prestasinya memperbaiki ekonomi Turki sehingga membuat Turki sejajar dengan negara-negara anggota Uni Eropa dan berada di posisi ke-6 di Eropa dari segi pertumbuhan ekonominya. Erdogan adalah sosok yang sangat humanis dan bersahaja atau selalu bersikap jujur apa adanya yang terkadang seperti orang biasa yang bisa spontan marah, namun bisa pula di saat lain tak bisa menahan tangisnya ketika berbicara dengan anak-anak di Sudan dan melihat

Kampanye terakhir Recep Tayyip Erdogan Sabtu, 11 Juni 2011 di USKUDAR Frontier Volume 2, Agustus 2011 24

penderitaan mereka. Rakyat Turki melihat semua itu sebagai diri Erdogan yang sebenarnya serta bukan sebagai sesuatu yang dibuatbuat semata-mata demi pencitraan. Sehingga di dalam kampanye Pemilu 2011, semua pemimpin partai lain termasuk dari MHP dan CHP mencoba menampilkan sosok seorang pemimpin yang dekat dengan rakyat jelata, nenek-nenek dan anak kecil, namun ada yang berkomentar bahwa hal itu tidak terkesan natural karena mereka berasal dari kalangan upper class yang tidak bisa merasakan penderitaan rakyat kecil. Erdogan menghargai orang-orang pandai dan menempatkan mereka pada tempatnya yang seharusnya dengan meminta saran dan bermusyawarah dengan para penasehatnya sebelum mengambil keputusan. Dalam pidato kampanyenya di USKUDAR 14, Erdogan memberikan jawaban yang tepat, tegas namun tetap santun dan tidak frontal terhadap kegiatan black campaign yang dilakukan oleh partai oposisi misalnya dengan menyitir sebuah pepatah Turki bahwa keledai itu lebih dikenal dengan suaranya yang buruk namun manusia dikenal karena karya baiknya. Bahkan dalam pidato
14

kemenangannya ia meminta maaf kepada partai-partai oposisi bila ada bahasa yang berlebihan yang digunakannya dalam kampanye. Hal yang penting pula Erdogan tak sekalipun mengecilkan atau meremehkan partai-partai berhaluan Islam yang lahir dari rahim yang sama yakni Milli Gorus, yakni Saadet Party dan HAS Party, betapapun kedua partai tersebut terus mendiskreditkan AKP. Omar Faruk mengakui adanya tudingan sempitnya kebebasan berbicara terutama hal kebebasan pers. Namun ia menyatakan bahwa itu adalah sebuah proses yang harus dimaknai dengan tepat. Ia juga menyadari jika selama ini pemerintah masih memiliki kendala komunikasi dengan media dan dalam iklim demokrasi hal itu bisa dipandang negatif, namun menurutnya bagi rakyat Turki saat ini nampaknya hal yang lebih penting saat ini adalah stabilitas yang dapat membawa kepada kemakmuran dan kebanggaan di bawah kepemimpinan Erdogan.

melakukan permanent campaign. Dengan strategi ini AKP mampu menjalin komunikasi dengan pemilihnya secara terus menerus melalui kepedulian pada masyarakat, hubungan politik bersifat personal dan pesan ideologisnya disampaikan dengan bahasa lokal yang mudah dicerna. Interaksi para kader AKP yang menjadi relawan atau aktivis LSM dengan struktur partai menunjukkan bahwa AKP menggunakan strategi vernacular politics sebagai upaya mengoptimalkan potensi yang ada di partai, LSM dan kader partai yang menjadi pejabat pemerintah daerah.

3.3 Strategi

3.3.1. Strategi Vernacular Politics (Strategi berbasis Lokal) Kekuatan AKP pada aspek basis massa memungkinkan bagi diterapkannya strategi vernacular politics oleh AKP dengan cara 25

Frontier Volume 2, Agustus 2011

3.3.2. Strategi dengan menjual isu keberhasilan pemerintah Turki Strategi penting AKP lainnya untuk memenangkan Pemilu adalah ketepatan pemilihan isu utama, misalnya sesuai dengan nama AKP: Partai Keadilan dan Pembangunan, maka isu pembangunan dan keadilan ekonomi merupakan isu utama AKP yang dianggap paling penting dan dibutuhkan rakyat. Di saat AKP didirikan, Turki sedang mengalami krisis besar dan dunia juga dilanda krisis ekonomi global. Setelah keluar sebagai pemenang pemilu, AKP berusaha mengatasi krisis

ekonomi ini secara bertahap dalam dua dekade pemerintahannya, sehingga strategi umum bertumpu pada kesejahteraan ekonomi dan upaya mewujudkan keadilan di masyarakat. AKP berhasil membuat komunikasi yang baik antara partai dengan eksekutif yang dimenangkannya dalam capaian pembangunan yang terukur dan bernilai dasar pada kebutuhan masyarakat. Erdogan selalu berbicara tentang bagaimana AKP melayani masyarakat Turki selama lebih dari sembilan tahun di mana pemerintah telah banyak membangun kenyamanan dan keamanan yang menyentuh perempuan, lelaki, pensiunan dan penyandang cacat serta orang tua. Bahasa Erdogan ini persis disampaikan pada lini struktur terkecil dari AKP (dengan bahasa Nereden-Nereye; Dari mana mau ke mana) Contoh keberhasilan kinerja pemerintah AK Parti yang ditampilkan misalnya pada tahun 2002 angka GDP: $2500, maka sekarang lebih dari $10.000. Nilai ekspor pada tahun 2002 sebesar 35 juta dolar maka pada 2011 telah meningkat menjadi 120 juta. Jalan dibangun 12.000 km hanya dalam waktu 8 tahun era AK Parti dibandingkan dengan selama republik ini sekitar 2x nya. Banyak lagi yang lain kinerja AK Parti

Frontier Volume 2, Agustus 2011

3.3.3. Strategi Media Hubungan Erdogan dengan media massa selalu jelek di Turki dari dulu dan bahkan sampai sekarang, karena kita juga masuk ke pemerintahan juga berseberangan dengan media karena mereka tidak menginginkan pemimpin dan partai kami. Hal tersebut juga dimulai sejak Erdogan akan masuk ke dalam pemilihan walikota Istanbul dan akhirnya dia terpilih jadi walikota. Mereka juga menggunakan sosial media sebagai sarana kampanye mereka seperti FB, twitter dan web pages. Karena hubungan yang tidak baik dengan media lalu strategi lain. Strategi utama kami dari dulu sampai sekarang adalah komunikasi face to face, ketok pintu 26

selama 8 Tahun nanti bisa dilihat di brosur bahasa Inggris. Selain memaparkan keberhasilan kerja pemerintahan, AKP juga membuat visi jauh ke depan yakni target 2023 dengan ungkapan Turki siap menghadapi 2023. Tahuh 2023 sangat penting bagi Turki karena menandai 1 abad atau 100 tahun Republik Turki. Target Turki di 2023 adalah menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ke 10 di dunia meningkatkan nilai ekspor menjadi 500 juta dan income per kapita akan ditingkatkan menjadi $25000,

rumah, toko mereka. Bukan berarti bentuk lain tidak penting seperti bendera, banner, billboard, markas. Bahkan juga yang penting adalah TV advertisement yang baru pertama kali diperbolehkan oleh peraturan itu juga sangat penting. Komunikasi yang kita lakukan adalah pertama apa yang sudah kita lakukan pada saat kita berada di pemerintahan dan yang kedua kita bandingkan dengan kondisi before and after kita memegang kekuasaan (nereden-nereye) dan yang ketiga adalah goal/tujuan yang akan kita berikan kepada negara kita. Seperti contoh pada saat 2002 per kapita income adalah $2500 dan sekarang adalah $10.000 dan goal pada 2023 adalah $25.000. AKP berhasil membuat suatu pesan yang efektif untuk diserap semua lini strukturnya sebagai bagian dari pesan yang harus pula disampaikan kepada konstituen. Ini merupakan strategi media yang beranjak dari penilaian akan buruknya hubungan AK Parti dengan media massa. Meskipun demikian ada strategi yang juga cukup mampu menopang setiap program AKP yang bernilai dukungan suara yaitu kesadaran awal akan buruknya hubungan AKP dengan media sehingga dengan lebih awal beralih pada strategi media yang dinilai efektif seperti 27

kegiatan direct selling atau door to door campaign, mendirikan pusatpusat informasi dengan akses yang luas kepada masyarkat seperti pendirian Caravan minimal 3 bulan sebelum pemilu, dimana mendapat support system dan dana langsung dari struktur di atasnya. Erdogan sebagai main figure untuk menyampaikan pesan partai pun sanggup meliput hampir semua pesan kampanye, di antaranya campaign kit yang lengkap dengan menampilkan gambar Erdogan dimana-mana dalam bentuk yang sangat variatif dan menarik. Terlihat Erdogan dengan anakanak, orang tua bahkan momenmomen berharga sangat efektif untuk diabadikan oleh tim media AKP. Strategi media yang dimaksud dalam laporan ini adalah kombinasi dari berbagai upaya yang dilakukan untuk menyampaikan pesan-pesan yang terintegratif untuk sasaran target para pemilih. Dua hal strategi media yang dilakukan adalah strategy branding dan strategi konten pemberitaan. 3.3.3.1. Strategy Branding AK Parti a. content branding Secara umum konten branding yang akan disampaikan oleh AK Parti dan kompetitor utamanya adalah dirangkai dalam branding

Frontier Volume 2, Agustus 2011

general dan sub branding yang lebih tajam. Branding general pada masing-masing partai hersye turkiye icin (semuanya untuk Turki) milik AKP, CHP herkese icin (untuk semua orang), MHP Ses ver turkiye (berikan untuk Turki). Branding general ini memang masih sangat normatif, untuk itu diperlukan sub branding yang lebih spesifik dan tajam. Adapun sub branding ini disiapkan sesuai dengan tahapan teori branding yaitu AIDA (awareness, interest, desire dan action) dan juga memperhatikan kompetitor. Sub branding AK parti yang bisa disaksikan dalam beberapa hari terakhir hedef 2023 (visi 2023/rencana pembangunan sampai 2023), istikrar sursun turkiye buyusun (lanjutkan pembangunan untuk Turki yang lebih maju). Hedef 2023 menceritakan rencana konkrit dan membumi dari AK Parti pada sangat detail rencana pembangunan. Misalnya mereka merencanakan pembangunan tunnel antara Turki Asia dan Eropa, dll. Sedangkan istikrar sursun turkiye buyusun ditopang oleh kampanye tentang keberhasilan pembangunan yang sudah dilakukan dengan elaborasi yang sangat detail dan komplit. Adapun elaborasi tersebut nanti bisa dilihat pada lampiran berupa dokumentasi

foto. Berdasarkan informasi pengamatan langsung sub branding hedef 2023 keluar lebih duluan baru dususul dengan istikrar sursun turkiye buyusun. Sementara salah satu sub branding dari CHP adalah bis nefes alacak (saatnya untuk bernafas). Branding ini lebih ditujukan untuk mengkritisi dari kampanye keberhasilan pembangunan dari AK Parti yang menurut CHP lebih banyak berorientasi pada proyek infrastruktur berskala besar dan kurang berdampak pada masyarakat bawah. Hal ini juga sejalan dengan program utama CHP sebagai partai sosialis sekuler yang salah satunya mengusung tentang asuransi bagi rakyat miskin. Di samping itu CHP juga mengusung salah satu branding yang kuat yaitu bahwa CHP yang punya pemimpin baru ini berbeda di bandingkan dengan CHP yang zaman sebelumnya. b. Channel branding digunakan Kalau melihat strategi branding AK Parti, kita bisa melihat bahwa mereka menggunakan beberapa media utama seperti: TV, direct selling atau door to door, membuka outlets, billboard, banner dan kampanye akbar. Menurut informasi yang disampaikan oleh Umar Faruk (wakil ketua DPW 28 yang

Frontier Volume 2, Agustus 2011

Istanbul bidang hubungan luar negeri) strategi kampanye mereka yang utama adalah direct selling/door to door dan dia pun menyampaikan bahwa mereka sebagai partai penguasa juga masih kesulitan dalam perang media.

Untuk TV dari beberapa hari pengamatan mulai dari Rabu 8-11 Juni kita bisa menemukan adanya live coverage dari kampanye akbar dari lokasi kampanye terbukti hadirnya banyak peralatan live dari TV dan informasi dari ketua DPC Fatih. Untuk iklan TV juga terlihat materi iklan yang dibuat dalam beberapa versi yang menarik dan menggugah pemirsa. Dibandingkan dengan partai lainnya iklan AK Parti terlihat lebih variatif dengan versi yang berbeda-beda. Konten iklan lebih menonjolkan sosok Erdogan dan keberhasilan pembangunan pada zaman Erdogan. Materi utama TV ADS disajikan dari seluruh kalangan tua muda dengan nuansa menggugah emosi karena lagunya yang menarik. Door to door atau shop to shop dilakukan setiap saat dan dimulai jauh-jauh hari sebelum pemilu. Menurut Umar Faruk, door to door inilah yang menjadi kekuatan utama dari AK Parti dalam melakukan kampanye. Umar Faruk juga menyampaikan bahwa dengan jumlah anggota AK parti di Istanbul 29 Frontier Volume 2, Agustus 2011

saja sekitar 1,5 juta orang ini akan menjadi kekuatan yang dahsyat untuk melakukan door to door. Sementara jumlah penduduk Istanbul sekitar 12 juta orang dan yang punya hak pilih sekitar 9 juta orang. Dalam satu kesempatan door to door atau shop to shop salah satu tokoh di AK parti di kecamatan Fatih, kami mengikuti Bilal (salah satu anak dari Erdogan) terlihat mereka berjalan bersama dengan rombongan menyapa dan berbicara dengan masyarakat dengan ramah, menyerahkan bunga dan brosur kampanye lainnya ke masyarakat. Rombongan berjalan diikuti oleh beberapa mobil jenis caravan yang ditempeli atribut AK Parti dan sound system untuk menyemarakkan suasana dan menyampaikan konten kampanye. Outlet juga menjadi salah satu strategi kampanye yang kuat, Umar al Farouk menyampaikan di seluruh Turki mereka mempunyai lebih kurang 1000 outlet yang disewa atau didonasikan oleh anggota/relawan AK Parti selama masa kampanye sekitar 3 bulan. Dan salah satu kecamatan yang kami kunjungi yaitu Beyoglu menurut informasi dari Husein ketua DPC Beyoglu ada 42 outlet yang mereka miliki. Pada outlet tersebut kita dapat menemukan fasilitas lengkap untuk alat kampanye dengan suasana caf

yang santai untuk berdiskusi di beberapa meja dan kursi yang nyaman. Fasilitas tersebut antara lain LED billboard di luar, touch screen info, projector, brosur dalam versi yang sangat lengkap, merchandise, banner, internet, minuman. Di samping outlet yang di indoor ada juga outlet yang disiapkan di outdoor seperti di tempat keramaian pasar, lapangan terbuka yang ramai dikunjungi orang dan tempat fasilitas umum seperti dermaga pelabuhan laut antara Turki Asia dan Eropa. Hal ini bisa kita lihat di salah satu dermaga yaitu di Uskudar (Turki Asia). Di sini karena dermaga tersebut sangat ramai maka hampir semua partai politik membuka outlet disana. Masing-masing partai politik berlomba-lomba menarik perhatian pemilih dengan menyebarkan brosur, nyanyi bersama, menari bersama, memberikan merchandise yang lucu menarik dan bertemu dengan pemimpin/caleg. Billboard dan banner dipasang sangat masif dan besar di seluruh Istanbul dengan 2 tema utama yaitu istikrar sursun, Istanbul/turki buyusun (artinya lebih kurang mari lanjutkan kesejahteraan dan Istanbul lebih maju) dan Turkiye hazer hedef 2023 (rencana aksi yang detail dan konkrit Turki ke depan versi AK Parti). Pemasangan

Frontier Volume 2, Agustus 2011

billboard dilakukan pada seluruh tempat seperti gedung-gedung, jalan dengan ukuran yang sangat besar dan masif. Kampanye akbar di lakukan hampir setiap hari diberbagai provinsi di seluruh Turki dengan tetap menghadirkan pemimpin partai masing-masing. Untuk AK Parti selalu menghadirkan Recep Tayyep Erdogan sebagai daya tarik massa anggota dan simpatisan AK Parti. Di setiap kampanye Erdogan selalu ditayangkan live di TV. Untuk Istanbul sendiri kampanye akbar dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2011 yang diadakan di pinggir laut di Turki Eropa dan 11 Juni 2011 di Turki Asia. Kampanye tanggal 5 Juni merupakan kampanye terbesar yang pernah dilakukan dengan dihadiri oleh lebih dari 1 juta orang. Pengerahan massa dilakukan dengan berbagai macam sarana seperti bus, kereta api/trem, kapal laut dll. Yang menarik juga adalah acara utama lebih hanya mendengarkan orasi dari ketua partai Erdogan. Persiapan logistik acara juga dilakukan dengan matang seperti, atribut yang dipasang menggunakan alat berat (lihat foto), ada LED billboard, bis dengan atapnya berfungsi sebagai panggung, logistik air minum, brosur, dan jas hujan jika terjadi hujan. Setelah selesai kampanye, 30

dokumentasi kampanye langsung disiapkan menjadi alat peraga kampanye baru dalam berbagai versi seperti video, billboard wide angle dari acara kampanye. c. Analisa branding

Dari pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa persiapan dan eksekusi branding strategi dari AK Parti terlihat sangat matang, variatif, kreatif dan detail disiapkan oleh pihak terkait. Beberapa hal yang ditonjolkan dalam branding ini adalah kekuatan AK Parti pada ketokohan dari Erdogan dan kredibilitas AK Parti (lebih spesifik juga Erdogan) dalam melaksanakan pembangunan. Pertarungan branding yang utama antara AK Parti dan CHP merupakan simbol utama dari persaingan pada pemilu saat ini. Terbukti dengan hasil pemilu yang menghasilkan suara yang signifikan bagi keduanya.

3.3.4. Strategi merangkul kubu sekuler dan militer. Strategi ini merupakan kelebihan Erdogan (AK Parti) dibanding pendahulunya yakni Erbakan (Partai Saadet). Bahasa yang digunakan di AK Parti adalah bahasa universal, sehingga militer tidak menganggap AK Parti membahayakan konstitusi sekuler. 31

Frontier Volume 2, Agustus 2011

Strategi mendaftarkan kembali Turki sebagai anggota Uni Eropa. Meski sampai sekarang Turki belum diterima sebagai anggota Eropa, Namun ia sudah menjadi mitra terhormat Uni Eropa. Penyebab sebenarnya adalah lebih karena persoalan perbedaan agama, ideologi dan budaya. Satusatunya persamaan dengan anggota Uni Eropa lainnya adalah karena Turki memiliki sebagian wilayah di benua Eropa, sementara Uni Eropa menyebut dirinya sebagai persatuan berdasarkan kesamaan geografis sehingga tidak mungkin Uni Eropa menolak begitu saja permohonan Turki dengan alasan perbedaan agama, ideologi dan kultur. Oleh karena itu Uni Eropa memakai strategi mempersulit Turki untuk menjadi anggota Uni Eropa dengan begitu banyak persyaratan sepertitingkat kemajuan ekonomi, demokratisasi, kebebasan pers, dan penempatan militer di bawah pemerintahan sipil (objective civilian control menurut Huntington). Namun hikmahnya kesemua persyaratan yang diajukan oleh Uni Eropa kepada Turki malah menguntungkan AK Parti, karena selama ini militer selalu siap memberangus partai politik yang dianggap berideologi Islam.Kultur militer di Turki memang sangat

3.3.5.

kuat dan dikenal sebagai penjaga konstitusi sekuler.

3.3.6 Strategi pendanaan. Disamping mendapatkan dana pembinaan partai dari pemerintah berdasarkan jumlah suara yang diperoleh melalui pemilu, AK Parti juga mendapatkan dana dari donasi para anggota dan relawannya. Bagian yang menjadi strategi fundraising AK Parti adalah adanya sejumlah aturan dalam pengelolaan keuangan partai yang mengakibatkan partai tidak leluasa untuk dapat menggalang dana. Di antara kegiatan fundraising yang memungkinkan adalah partai mempersiapkan detail platform pembangunan dalam bentuk proposal pembangunan dalam proyek jika AK Parti berkuasa kembali dan kemudian dikoneksikan dengan pengusahapengusaha berafiliasi ke AK Parti untuk terlibat secara aktif mendanai kegiatan, program dan kampanye AK Parti. Omar menilai ini sangat efektif dan signifikan. Finance for the parti resmi berasal dari negara 1.5 million TL. Jumlah uang yang didapat dari negara tergantung pada jumlah suara yang didapat di parlemen. Sisanya berasal dari donasi member, busnessmen tapi harus officially. Threshold 10% agar dapat berada dalam parlemen. Setiap partai yang

Frontier Volume 2, Agustus 2011

masuk parlemen akan mendapatkan finance dari negara. Kelebihan AK Parti dari segi strategi pendanaan adalah mereka tinggal melanjutkan tradisi melatih para kader menjadi entrepreuner yang sudah dimulai sejak di masa Partai Refah. Bahkan kebangkitan dan keberhasilan partai Refah tidak bisa dilepaskan dari kesuksesan para kader yang menjadi pengusaha dan tergabung dalam MUSIAD. Sementara asosiasi pengusaha sebelumnya yakni TUSIAD hanya terdiri dari para kader dan simpatisan CHP yang berasal dari upper-class dan hanya sedikit jumlahnya. Kebalikannya di MUSIAD bergabung banyak pengusaha kecil dan menengah dari seluruh Turki. Hal itu sudah berlangsung optimal dan cukup lama. Menurut Jullie Hwang, salah satu kunci kemenangan AK Parti adalah kekuatan pendanaan yang lebih dari cukup, sehingga menurutnya bila suatu partai ingin maju ia harus memiliki basis ekonomi yang kuat yakni melalui peran para pengusaha. Di AK Parti para pengusaha yang mendukung dengan dana belum tentu seorang muslim yang taat bahkan juga ada yang minum bir, tidak sholat tetapi menyumbangkan dana yang sangat besar. 32

Strategi penguasaan teritorial Strategi penguasaan teritorial (posko/outlet, canvassing/direct selling). Salah satu kunci kemenangan AKP adalah dengan melakukan penetrasi kampanye hingga kalangan grass root dan menyentuh masyarakat. Kampanye face to face maupun direct selling. Untuk menguatkan penetrasi dimaksud, AKP membentuk posko pemenangan di berbagai tempat. Informasi yang disampaikan oleh Umar Faruk (Deputi Hubungan Luar Negeri AKP Istanbul), terdapat posko yang juga berfungsi sebagai rumah aspirasi lebih dari 1000 di wilayah Istanbul. Posisi outlet/posko juga sangat strategis dengan desain ruangan yang sangat profesional. Tim observer mampir di dalam satu posko pemenangan yang terletak di Taksim Square pada tanggal 11 Juni 2011. Bertemu dengan Ketua DPC AK Parti Husein Ughur dan berdialog cukup lama dengan Husein. Dia menyebut, penguasaan strategi teritorial didesain oleh AKP dengan mendirikan posko-posko pemenangan yang merupakan outlet strategis di seluruh wilayah DPC-nya. Husein juga menyebut bahwa mereka memberikan tanggung jawab pemenangan hingga pada wilayah yang terkecil seperti RT (kalau di Indonesia). 33

3.3.7.

Frontier Volume 2, Agustus 2011

Posko pemenangan disewa dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan menjelang pemilu, dan siap melayani masyarakat dari jam 9 pagi hingga jam 1 pagi. Tidak banyak yang menjaga posko tersebut. Saat kami bertandang di Posko Taksim, hanya ada 3 orang; 1 orang petugas administrasi, 1 orang office boy dan 1 orang yang menjelaskan berbagai informasi soal AKP. Desain posko tersebut juga terlihat sangat elegan. Dalam ruangan terdapat 1 unit komputer yang dioperasikan oleh staf administrasi. Dinding posko penuh dengan poster pesan kampanye Erdogan yang ber-tagline: NEREDENNEREYE. Poster memuat dua gambar, satu gambar menjelaskan kondisi Turki sebelum Erdogan memimpin, dan sebelah Kanan menjelaskan wajah Turki setelah 8 tahun erdogan/AKP memimpin. Perbandingan yang dibuat sangat kontras dan diterima oleh logika semua orang. Poster komparasi ini didesain pada berbagai bidang. Misalnya perbandingan antara pertumbuhan ekonomi tahun 2002 (sebelum AKP memimpin) dan pertumbuhan hingga 2010 (saat AKP memimpin), komparasi di bidang ekonomi, pendidikan, inflasi, hutang luar negeri. Semua bidang dibuat poster dengan tampilan data dan gambar

yang sangat menarik. Perbandingan ini juga disampaikan oleh Erdogan dalam kampanyenya di Uskudar Istanbul Bagian Asia. Saat mereka memimpin, anakanak kita bersesak-sesak di dalam ruang kelas sampai 70 orang. Namun sekarang, pemandangan itu sudah tidak terlihat. Kelas hanya diisi oleh 30 40 anak. Dalam posko terdapat dua meja dengan masing-masing 4 kursi dan 1 meja panjang dengan 10 kursi. Setiap meja tersedia brosur, leaflet dan berbagai informasi tentang AKP. Siapapun yang datang akan dilayani oleh relawan AKP, dan tentu saja disiapkan teh oleh office boy. Dalam ruangan posko, terdapat sebuah layar besar. Profil dan berbagai kiprah AKP dan Erdogan ditampilkan dalam bentuk film di layar besar tersebut. Pengelolaan posko yang amat profesional. Untuk menghidupkan posko, manajemen AKP Istanbul memberikan support secara penuh. Posko di wilayah setingkat kecamatan dengan prototype seperti di atas berjumlah 42 buah, dan tentu saja akan berbeda jumlahnya pada kecamatan lainnya. Umar Faruk menyebut jumlahnya lebih dari 1000 posko se-Istanbul. Selain posko pemenangan, AKP juga melakukan canvassing kepada pemilih melalui pola face to face

Frontier Volume 2, Agustus 2011

communication, door to door. Kegiatan canvassing ini didukung dengan penyediaan 100 unit mobil kampanye untuk seluruh wilayah Istambul. Penguasaan teritorial ini dilakoni juga oleh pemimpin AKP yang oleh Umar Faruk menyebutnya: kunjungan ke Distrik. Penetrasi caleg/pemimpin AKP dilakukan dengan mengunjungi masyarakat secara kontinyu, melakukan dialog face to face secara langsung. Maka dalam kampanyenya, rapat-rapat umum tak terlalu banyak dilakukan, tapi kampanye dalam bentuk kunjungan, antara lain dengan turunnya pemimpin AKP di berbagai komunitas masyarakat menjadi sangat efektif. Tak heran jika Erdogan juga melakukan hal tersebut dan berkunjung ke masyarakat di berbagai distrik di Turki. Hal yang sama juga dilakukan oleh pemimpin AKP lainnya. Teritorial strategy: untuk Istanbul kami punya 100 caravan yang sudah ditempeli dengan berbagai iklan AK Parti. Pada caravan tersebut disiapkan kursi, meja, brosur dan mereka melakukan kampanye tatap muka dengan calon pemilih, pendaftaran anggota. Sangat mudah menjadi anggota AK Parti cukup tanda tangan saja dan mereka akan kita undang ke acara AK Parti. Dengan itu semua kita melakukan face to 34

face interview dengan mereka, ketok pintu mereka, bawa brosur, bawa juga pemimpin kita untuk door to door, kita juga melakukan chatting. Untuk semacam outlet yang mereka sebut sebagai election coordination center ada lebih sekitar 1000 buah di Istanbul. Kami menyewanya untuk 3 bulan selama pemilu. Kami bayar semua yang sewa kecuali yang sifatnya donasi dari anggota itu sifatnya free. Kalau untuk persiapan pemilu sendiri kami memulai begitu pemilu selesai hari ini maka kami akan langsung menyiapkan persiapan pemilu untuk pemilu berikutnya hari itu juga. Pemilu berikutnya adalah pemilu presiden, berikutnya

adalah pemilu walikota. Umur dari salah satu ketua neighboorhood/Mahalle di salah satu daerahnya yang umurnya sudah 42 tahun itu biasa di partai AK Parti. Bahkan umurnya yang lebih tua juga masih banyak karena umur bukanlah hal yang penting sebagai referensi dalam mencari pemimpin. Contohnya, deputi ketua parlemen dari AK Parti baru berumur 36 tahun. Yang terpenting adalah kapabilitas. Untuk pemimpin di Mahalle itu ditunjuk, tidak dipilih, berbeda dengan district dan province member of Board yang dipilih.

35

Frontier Volume 2, Agustus 2011

2011 ICAPP Conference on Development and People's Access


Budiyanto Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri, DPP PKS Taufik Ramlan Widjaja Wakil Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri, DPP PKS

1. Delegasi PKS pada ICAPP 2011

Frontier Volume 2, Agustus 2011

Pemerintah China sejak 1980 menggesa pembangunan di dalam negeri dengan menumbuhkan berbagai zona khusus yang menjadi pusat bisnis dan perdagangan tersebar di seluruh negeri, seperti Shenzhen, Zhuhai dan Shantou di Propinsi Guangdong dan Xiamen di Propinsi Fujian Province. Ini dilakukan dengan program FDI (foreign direct investment) pada tahun 1978. Pada tahap berikutnya di tahun 1984, China juga membuka 14 kota pesisir terhadap investasi luar negeri, seperti Dalian, Qinhuangdao, Tianjin, Yantai, Qingdao, Lianyungang, Nantong, Shanghai, Ningbo, Wenzhou, Fuzhou, Guangzhou, Zhanjiang and Beihai. Pembangunan tersebut memicu dan memacu pertumbuhan ekonomi di sekitar zona dan kota-kota 36

Paska kematian Mao pada tahun 1976, Deng Xiaoping melakukan berbagai reformasi di dalam negeri dan membuka diri terhadap dunia luar untuk mengubah dan memajukan China yang terpuruk akibat Revolusi Kebudayaan. Bagi Deng tidak peduli apakah kucing tersebut hitam atau putih, yang penting dapat menangkap tikus!

Antara tahun 1978 1990, semua pembangunan dan kemajuan tersebut tertuang dalam program reformasi ekonomi China yang dilakukan dalam dua fase: Fase 1: reformasi pertanian dan perkebunan daerah tertinggal dan pelosok. Fase 2: reformasi industrialisasi dan perusahaan-perusahaan daerah.

tersebut, sehingga tingkat kesejahteraan kemakmuran menjalar dan semakin merata.

Partai Komunis China (PKC) yang telah berhasil memajukan China menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua, setelah Amerika Serikat, dan negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar berkeinginan berbagi dan menggali pengalaman tentang konsep pembangunan dan bagaimana membuka seluas-luasnya akses kepada rakyat untuk menikmati buah pembangunan. Oleh karena

itu, dilaksanakan ICAPP Conference on Development and People's Access yang diikuti partai politik se-Asia yang menjadi anggota International Conference of Asia Political Parties (ICAPP) pada tanggal 2 6 September 2011 di Nanning, Propinsi Guangxi Zhuang, China. Pada tahun sebelumnya (2010) ketika PKC melaksanakan ICAPP Conference on Poverty Alleviation di Kunming China, PKS mengutus Anggota Legislatif dari Fraksi PKS di DPR RI, yaitu Ustadz Iskan Qolba Lubis, dan Bapak Budi Hartanto, praktisi sosial dan kewirausahaan. Untuk konferensi tahun ini berhubung sangat dekat dengan libur lebaran Eidul Fitri, Fraksi PKS DPR RI tidak dapat mengirimkan utusannya dan digantikan oleh Budiyanto (Ketua Bidang

dan

37

Frontier Volume 2, Agustus 2011

Makalah presentasi disusun oleh Fraksi PKS DPR RI dan disampaikan oleh Ustadz Budiyanto di forum konferensi tersebut. Dikirimnya delegasi PKS pada ICAPP 2011 ini ditujukan untuk (1) memenuhi undangan Partai Komunis China (PKC), (2) memaparkan konsep pembangunan PKS dan jejak rekam PKS, baik secara partai maupun melalui kader-kadernya di parlemen dan pemerintahan pusat dan daerah, dalam membangun negeri, dan (3) menjajaki peluang-peluang kerjasama dengan partai-partai yang hadir dari berbagai negara. Delegasi yang hadir:

Hubungan Luar Negeri) dan Taufik Ramlan Widjaja (Wakil Ketua

Bidang Hubungan Luar Negeri)

1. Indonesia: Partai Demokrat, PDIP, P. Golkar 2. Malaysia: UMNO, dan partaipartai koalisi dan Barisan Nasional Malaysia 3. Australia: Liberal Party of Australia 4. Jepang: Partai Demokrat Jepang, Partai Komunis Jepang, New Komei Party 5. Turki: AK Party 6. India: Indian National Congress, Bharatiya Janata Party, Communist Party of India

1. Zhou, member of the Standing Committee of the Political Bureau of the Central Committee of the Communist Party of China. 2. Wang Jiarui, Head of the International Department of the Central Committee of the Communist Party of China. 3. Ai Ping, Deputy Head of the International Department of the Central Committee of the Communist Party of China. Pimpinan PKC yang hadir : Kegiatan konferensi ini diadakan di Li Yuan Resort yang terletak di tengah kota Nanning di tepi sungai yang membelah kota tersebut. Peserta konferensi mencapai 150 peserta dari 50 partai politik dan 34 negara. Pengorganisasiannya melibatkan secara resmi Pemda Propinsi Guangxi Zhou. Hadir dalam pembukaan: Zhou Yongkang (Politbiro PKC), Presiden Timor Timur Ramos Horta, Wakil Presiden Lao, Wakil perdana Menteri Kamboja, Mantan Perdana Menteri Nepal. PKS mendapat Pelaksanaan Konferensi 38

7. Pakistan: Pakistan Peoples Party, Pakistan Muslim League

Frontier Volume 2, Agustus 2011

kesempatan presentasi pada Sessi I (09:00 10:30) hari II tanggal 5 September 2011. Zhou Yongkang membacakan Sambutan Pembukaan Wakil Perdana Menteri China. Didapatkan informasi bahwa Partai Golkar, sebagai satu-satunya anggota dari Indonesia di Standing Committee ICAPP, sudah menyatakan bersedia menjadi tuan rumah the 7th General Assembly of ICAPP di akhir tahun 2012. Usulan ini diterima dengan baik oleh seluruh anggota SC ICAPP lainnya.

Delegasi PKS juga bertemu dengan delegasi AK Party Turki (Prof. Dr. Yuksel OZDEN) yang menyatakan akan datang ke Indonesia dalam acara IPU pada akhir September 2011 di Jakarta. Mereka tertarik dengan usulan dibuat hubungan formal antara PKS dan AK Party. Prof. Ozden berminat untuk bertemu dengan pimpinan PKS saat kunjungan ke Jakarta nanti. Pertemuan dan dialog juga terjadi dengan partai Demokrat Jepang. Rekomendasi yang dapat diambil dari konferensi ICAPP 2011 adalah sebagai berikut: 1. PKS perlu menjadikan momentum pertemuan ICAPP, baik konferensi dan General Assemblynya, untuk menunjukkan eksistensi PKS, memaparkan 39

2. Partai Golkar nampaknya akan menggandeng P. Demokrat untuk mengorganisasi the 7th General Assembly of ICAPP, sebab biasanya kepala negara dan kepala pemerintahan yang menjadi negara tempat acara tersebut hadir dan menyediakan fasilitas kenegaraan untuk pelaksanaan acara. Namun, kalaupun masuk dalam kepanitiaan, PKS mungkin hanya dilibatkan untuk hal-hal teknis.

konsep-konsep dan gagasangagasan besar tentang negara dan hubungan internasional, termasuk untuk membangun jejaring dan kerjasama dianatar sesama partai politik.

3. Peluang hubungan dan kerjasama dengan partai politik di Asia perlu ditindaklanjuti, khususnya dengan AK Party Turkey dan Democrat Party of Japan. 2. Pidato PKS : PKS Visions for Development and Roles in Promoting Peoples Access to the Fruits of Development
(Disampaikan oleh Budiyanto, Ketua BHLN DPP PKS)

Thank you very much Mr. Chairman, Ladies and gentlemen,

Frontier Volume 2, Agustus 2011

First of all, allow me to express my highest appreciation to the International Department of Central Committee of the Communist Party of China (CPC) for hosting the 2011 ICAPP Special Conference on Development and Peoples Access in Nanning, the capital city of Guangxi Zhuang Autonomous Region. Our appreciation also goes to the Standing Committee of ICAPP for the decision to have this strategic and important conference, where political parties in Asia can share their visions on development and experiences on how to ensure all stake holders in our countries can have access to the fruits of development. Introduction Respected participants, Ladies and Gentlemen, Our Basic Constitution, especially in Article 33, has stated that economy is arranged as a joint effort where strategic production sectors are managed by the state and utilized to prosper the people. However, after more than six decades of independence and conducting development, Indonesia is still focused on a variety of fundamental economic problems are never resolved, such as poverty, unemployment, income distribution and provision of basic infra-

structures. Therefore, the government is considered incapable of fulfilling the mandate of Articles 27 and 34 of Indonesia Basic Constitution. At the same time, many other structural problems tend to grow rapidly. Economic competitiveness is increasingly drowning compared to other nations in the region. Foreign powers are getting more dominant in controlling strategic assets of the nation. Since the 1997 economic crisis, Indonesia entered the reform era which marked by significant changes in political and statehood system, such as such as reintroduction of multi-party system, strengthening the role of parliament, president, governors, mayors are directly elected by the people. Political powers are also reorganized and fragmented. Constitutional Courts, as well as other state commissions, are formed. One of the many political parties established during the 1998 Reform Era is Partai Keadilan (Justice Party), which managed to get 1,6% of national votes in the 1999 general election. After it changed to Partai Keadilan Sejahtera (PKS Prosperous Justice Party), the votes kept increasing in the 2004 and 2009 general elections, i.e. 7.34% and 7.88%. Our party jointed the 40

Frontier Volume 2, Agustus 2011

grand coalition and became part of the ruling government since 2004. Furthermore, a number of provincial governors and district mayors are from our party. Therefore, for us to have a clear vision on development and how we should engage people with the development and provide them access to the fruits of development are of paramount importance. Significant changes also occurred in the most important three macroeconomic institutions, namely the National Agency for Development Planning (BAPPENAS), the Indonesian Central Bank (Bank Indonesia), and the Indonesian Ministry of Finance. BAPPENAS, which was formerly powerful and acts as a super-body, was stripped him and many of its authority and duty are now handled by the Ministry of Finance. At the same time, the Indonesian Central Bank become completely independent and free from government intervention. As a result, the fiscal-monetary policy coordination became much harder now. Similarly, it is now more difficult to synchronize between planning, budgeting and implementation of development programs.

PKS Vision for Development The fall of global capitalism, marked by the financial system and monetary chaos of the world, global food and energy crisis, and massive structural poverty and unemployment, make ways for alternative economic concepts and systems. PKS envision Indonesia to become a just and prosperous civilized society. This can be achieved through reforming political and governmental system by strengthening democracy, improving and distributing the welfare among the people and providing access for quality education and health services to all citizens. In our perspective, the human is the objective of development and its context at the same time. The fulfillment of basic human needs has always been considered as an important objective in the development of a nation. Therefore, the state takes the highest responsibility in fulfilling basic human needs, eradicating and fighting all forms of corruption, collusion and nepotism that may destroy the economic structures and widen the economic gap. For a better future, Indonesia needs a new design for its economic system, where the people of the

41

Frontier Volume 2, Agustus 2011

nation are properly respected, the nations assets can be fully controlled, economic sectors and strategic economic resources of the nation are safe guarded, strategy to master science and technology are clearly defined and planned. Our party believes that development is the right and as well as the responsibility of the people. Therefore, empowering and enlightening the people become an important and crucial development agenda. We also consider that collaboration among civil society, business, government and the international community is a necessity in managing the development. For participatory development, PKS considers that the private sector should be the main actor of development with the government taking a minimal role as regulator, facilitator and dynamist economy. Various weaknesses in between these two sectors will be filled in by the role the third sector: a competent civil society. Strategy and Policy Directions In order to create a just, prosperous and dignified Indonesian economy, the role of political parties should be directed towards eradicating poverty, reducing unemployment and improving the welfare of the

people. The key strategies in the effort to realize this vision are distribution of income, high valueadded and quality economics development, and sustainable development. We view that the best policies for poverty eradication is through the efforts of doubling the productivity of agriculture and maritime sectors, as well as urban informal sector. This policy will lead to higher growth while still ensuring equalization of the development outcomes (growth with equity) considering that agriculture, maritime and informal city sectors gave significant contributions to the national income, absorption of manpower and where the majority of low income people are. This policy should also take the form of modernization of agriculture and maritime sectors, the development of agriculture and marine based industries, development of agro SMEs, and improve the quality of human resources in marginal urban communities. Significant improvements to the competitiveness of national industries are of paramount importance to obtain high valueadded economic growth. We also believe that trained human resource development, mastering technology 42

Frontier Volume 2, Agustus 2011

and innovation skill through research and development. PKS views that prosperity can evenly be boosted by establishing potential sectors as new centers for economic growth, with priority given to the development of plantation sector producing new and renewable sources of energy, and big scale agriculture, farming and fishery sectors (food estate). Priority should also be given to establish valueadded SME, i.e. technopreneur and artopreneur. Technopreneur is modern and high-tech micro, small or medium scale manufacturing and services. Meanwhile, artopreneur is modern and highly artistic micro, small or medium scale manufacturing and services. Roles and Canal of Influences Political parties are a very important element for the creation and implementation of development policies in Indonesia. Prosperous Justice Party (PKS) joined the grand coalition with the President of Indonesia, H. E. Susilo Bambang Yudhoyono, since his first term in 2004. At that time PKS handled three ministries: Ministry of Agriculture, Ministry of Public Housing and State Ministry for Youth and Sport. Currently, in the second term of Presiden Yudhoyono, we handled four ministries: Ministry 43

of Agriculture, Ministry of Social Affairs, Ministry for Communication and Information, and Ministry for Research and Technology. Furthermore, four governors (as the head of a province in Indonesia) are from PKS. Some Mayors and Regents are also from our party. We need to mention that 57 out of 550 (or more than 10% of) members of national parliaments are from our party. Hence, PKS has the opportunity to implement pro-peoples vision, missions and strategic policy on development through legislative and executive institutions. We have conducted policies and programs that may increase peoples access to the fruits of development, such as Joint Business Group (KUBE), Rural Agribusiness Development (PUAP), Community-Based Self-Sustainable Agencies (LM3), etc which are aimed to improve the welfare of the farmers. In this information age, the existence of means for communication among elements and stake holders of development is important. PKS has sought the opportunity to launch a satellite communication that would cover areas in the Eastern part of Indonesia. This would be possible with the cooperation with Chinese Great Wall Company and the Communist Party of China.

Frontier Volume 2, Agustus 2011

On the other hand, through the parliament PKS can also influence the policy making process, either by drafting the laws or other government policies. Through members of parliament in Commission IV, PKS continues to articulate the economic problems related to agriculture, food security, and marine. Through members of parliament in Commission V, the party also looks very strong to articulate the interests of the people associated with the availability of basic infrastructure and the need for the development of mass transportation. The whole ideas manifested in the our platform associated with the management of State-Owned Enterprises (SOEs) and national trade and industry issues are also voiced by members of the Commission VI. Through the members of Commission VII, PKS also continue to encourage the management and national energy security and adequate access by the people and the domestic industry better. Through a member of Commission VIII, issues related to protection and social security that continues to be a concern voiced. Problems related to migrant workers and the availability of access to health continues to be the agenda of strived by PKS members in Commission IX. Through the members in Commission XI, PKS

continues to voice public aspirations related to the importance of expanding financial access for micro, small and medium enterprises as well as the Central Bank's policy that is friendly to the business sectors. Furthermore, in the civil society, PKS continues to develop community bases and its cadres either through growth of 1 million businesses, economic self-sufficiency program women in rural areas, and groups of farmers. These programs are expected to be able to increase the capacity of people and improve their access to sources of capital, networks and markets. With various programs peoples welfare are expected to rise. Importance of Regional and International Communities Ladies and Gentlemen,

Whether we like or not, we, as individuals or as communities, do not live in a vacuum and are all interconnected, interdependent and interrelated. What is going on in one country will affect, and inspire, the others. Therefore, harmony, stability, and peace in our countries and region are the requirements of development and prosperity. Gaps between poor and rich countries and under-developed and developed countries should be reduced by encouraging and assisting disFrontier Volume 2, Agustus 2011 44

advantaged countries to increase their comparative advantage and leverage economic competitive-ness. Thank you very much.

3.

In a spirit of equality, mutual respect, and mutual learning for common development, the in-depth discussions on the theme of the Conference achieved positive results. The delegates felt that the Conference provided a good opportunity for sharing experiences by building consensus and translating collective wisdom into concrete cooperation. The Conference facilitated enhanced 45

As Asia advances into the second decade of the 21st century starting a new phase in its development, we, the leaders and representatives of 53 political parties from 27 countries in the Asia-Pacific region, gathered from 4 to 6 September, 2011 in the Chinese city of Nanning, for the ICAPP (International Conference of Asian Political Parties) Conference Development and People's Access: Deliver the Fruits of Development to the People - hosted by the Communist Party of China (CPC).

Nanning Declaration on Development and People's Access

communication, closer rapport and mutual trust among Asian political parties. During the conference, delegates also expressed ideas which they felt were necessary for creating conducive conditions for development. These included an Asian Anti-Poverty Fund, as well as, a proposal for an Asian Peace and Reconciliation Council, so that the process of change in certain parts of Asia leads to a stable, peaceful transition. The participants acknowledged that, since its founding, ICAPP has emerged as a representative voice of Asian public opinion since it now includes virtually all the major Asian political parties. And the participants expressed a determination that ICAPP seize opportunities, to build into a unique platform. The ICAPP would continue exchanging ideas for party building and statecraft, sharing experiences of development and good governance, making it an important channel for promoting relations among Asian nations, and for boosting development and prosperity of the region.

Frontier Volume 2, Agustus 2011

We emphasize that peace and development are the themes and trend of our times. Asia is enjoying an unprecedented momentum with opportunities of development for

moving forward economically. However, our development is sometimes impeded by structural roadblocks and requires greater coordination and clarity, both in policy and execution. In this regard, our governments have constantly explored solutions, and some have worked out strategic development plans, and policies to promote balanced economic and social development, backing that vision with commendable will, upon which we express our appreciation. First, to give primacy to development. Currently, with the global financial crisis still casting its shadows, and the debt crisis of some developed countries taking its toll, the world remains at higher risk of economic turbulence. Moreover, global problems such as climate change, energy security and food security are getting increasingly complicated, and the North-South gap and the gap between the rich and poor are still widening. Asian countries share the tremendous challenge of combating these crises and reviving the economy. Development holds the key to resolving global problems, social, economic and political. Asian countries should leverage their comparative advantages, enhance Under these circumstances, we propose:

their economic competitiveness, and cultivate new economic growth points to accelerate economic and social development in all sectors.

Frontier Volume 2, Agustus 2011

Third, to lay more stress on the mode of development. With the deepening of economic globalization, the global economy is undergoing new transformation and adjustment. The North-South gap and the gap between the rich and the poor still exist; and emerging challenges such as climate change, resources shortage, and environmental safety are posing new threats to the survival and development of Planet Earth and humankind. To this end, 46

Second, to pursue inclusive development. To improve people's quality of life is the objective driving development. We should promote consensus, uphold the concept of equality of opportunity and development shared by all. We should put people's well-being first, improve the structures and policies related to employment, income distribution, social security, health care and housing, which are key to ensuring and improving livelihood. We should uphold social justice and remove the barriers preventing people from participation, so that the fruits of development are delivered to the people in an equitable manner.

countries should pay great attention to address imbalances in development by taking into consideration the factors of environment, resources and people's livelihood and pursue development in a balanced and sustainable way. We note that the Conference coincides with the 90th anniversary of the founding of the Communist Party of China, upon which we express our warm congratulations. We highly appreciate the historic achievements China has made in economic and social development under the leadership of the CPC. We also appreciate the CPC's idea of people-oriented and scientific development and the active

approaches it has made towards this end.

Finally, we express our appreciation to H.E. Xi Jinping, Member of the Standing Committee of the Political Bureau of the CPC Central Committee and VicePresident of the People's Republic of China for his gracious message of congratulations to the Conference. We express our most sincere gratitude to the Communist Party of China and the Chinese Government for hosting this historic Conference. We also thank the CPC Committee and People's Government of the Guangxi Zhuang Autonomous Region for their support and warm hospitality. Adopted on September 6, 2011 in Nanning, China

47

Frontier Volume 2, Agustus 2011

Desain Politik Luar Negeri Indonesia untuk Dunia Arab


Mahfudz Siddiq Ketua Komisi I DPR-RI dari F-PKS

1. Faktor Berpengaruh dan Pola Perubahan

Arab Spring yang terjadi di kawasan MENA (Middle East and North Africa) memberi dampak perubahan di beberapa aktor utama di kawasan. Tiga aktor utama di kawasan itu ialah Pertama, Gulf Cooperation Council (GCC) yang awalnya merupakan negara-negara teluk pemilik 46% Frontier Volume 2, Agustus 2011 48

Situasi yang berkembang di kawasan dunia Arab, yaitu Timur Tengah dan Afrika Utara (Middle East and North Africa/ MENA) sangat strategis maknanya bagi perubahan lansekap di level internasional. Terlebih bagi Indonesia yang secara akar sejarah memiliki kedekatan. Sayangnya, politik luar negeri Indonesia, berdasarkan pendalaman terhadap diplomat di tiap negara terkait, belum memiliki target dan fokus yang cukup responsif dan gigih menyikapi segala dinamika yang terjadi. Tulisan ini dipaparkan sebagai analisa penulis terhadap tiga hal utama: pertama, pola perubahan lansekap politik yang dipicu oleh Arab Spring (musim semi di dunia Arab). Kedua, agenda strategis yang menjadi tren terbaru demokratisasi di kawasan MENA. Ketiga, bagaimana kedua poin analisa di muka menjadi modal pembentukan kerangka politik luar negeri Indonesia terhadap negara-negara di kawasan MENA secara khusus, maupun terhadap dunia internasional secara umum.

kekayaan minyak dunia, kini bertransformasi menjadi monarchy club dengan menggaet Maroko dan Jordania utk merespon ancaman demokratisasi kepada model kerajaan yang ada di negara mereka. langsung, tidak langsung, Aktor kedua di kawasan ialah: Multilateral Forum , dimana negara-negara yang ada juga mengalami perubahan sebagaimana pola terlihat dukungan, dalam dinamika (diskursus) dinamika kawasan, sangat dinamika negara (diskursif). dan

maupun pengaruh dari wacana pola mandiri di masing-masing melihat lansekap yang mengambil pusaran negara, dan pada

Aktor ketiga di kawasan ialah: aktor politik domestik baru, yaitu para penggerak revolusi, dimana politik, praktisi politik Islam. demokratisasi, islamisasi. ekonomi, lagi mayoritasnya

konstelasi politik negara-negara dalam sidang PBB di Genewa.

Penulis

Ditambah

eksternal berupa kepentingan dan gelombang gerakan

pengaruh

ialah

perkembangan Indonesia, dan

pemetaan terkait aktor utama senantiasa diplomasi perkembangan politiknya tepat penting

bergantung yang

di negeri dan kawasan. Bagi untuk dan

terbaru

internasional membentuk

Kesemuanya itu memberikan Efek di kawasan MENA, lansekap melalui berikutnya peta

perubahan bagi lansekap politik internasional dan tatanan dunia beragam 49 dampak mengubah politik

menindaklanjuti dengan cepat negara di kawasan. terhadap dan sebagai investasi negara-

mengupdate

bentuk

Frontier Volume 2, Agustus 2011

politik, ekonomi, demografik, Penulis aktif atas 2. Agenda Demokratisasi Arab memperlihatkan Spring adanya juga Strategis yang berpengaruh. mempertanyakan landasan begitu Politik secara Apa

maupun faktor eksternal lain Indonesia dan mendesak peran apapun. terlihat Sebab Luar Negeri dalam spontan peran

Indonesia di kawasan MENA merespon gempa politik yang bertubi-tubi hadir di kawasan menggemparkan hingga pasif kepentingan Indonesia

beberapa faktor dan tuntutan agenda strategis dalam judul besar tuntutan demokratisasi diantaranya: (1) Transisi Rezim, (2) Konsolidasi Demokrasi, (3) Perubahan politik kawasan, (4) konflik Palestina-Israel, dan (5) reformasi politik-ekonomi. terpaparkan fakta bahwa yang mengemuka di kawasan,

MENA. Mulai dari revolusi yang Maroko, hingga Mesir yang dengan tengah terjadi sekarang belum sadar menidurkan juga mampu membangunkan melihat agenda

rangkaian kemenangan partai politik Islam di Pemilu Tunisia,

Dalam situasi demokratisasi ini berbagai aktor lintas negara (transnasional) turut bermain, baik atas landasan kepentingan

Penulis

dirinya sendiri. menjadi

Indonesia yang terlelap dan

strategis yang tercuat dalam situasi hangat MENA dapat Indonesia 50 peluang sebagai bahkan kemitraan strategis bagi negara

kerjasama,

Frontier Volume 2, Agustus 2011

mayoritas dunia dan

menganut sistem demokratis, penghormatan HAM. sangat

yang

muslim

konstitusional,

menjunjung

terbesar

Harapan sangat

kekuatan politik dan ekonomi tertentu terjadi sekarang. parlemen dari akan situasi terjadinya

harmonisasi permanen antara berjalan efektif. parlemen terbuka dengan dan eksekutif bahwa dapat

yang

sehingga dual track diplomacy menyadari perlu membangun

Penulis

sekian inisiatif atas masukan dapat berperan lebih dalam 3. Politik Luar Negeri Indonesia di Kancah Dunia Di berkembang di kawasan MENA, terbuka sekian tantangan dan peluang. mendesak hadirnya perumusan capaiannya. Indonesia Saat ini, langkah strategis dalam Politik Luar Negeri Indonesia yang bagaimana politik luar negeri menggapai 51 target sangat tengah situasi yang politik-nya parpol. lebih

informasi dari eksekutif, agar ranah kerjasama yang tendensi misalnya menjalin kerjasama Penulis memandang Instrumen kental,

dan penguatan hubungan antar parlemen atau bahkan antar politik parlemen tersebut dapat menguat jika asupan informasi sinambung, ketekunan tinggi. dijalin

lebih definitif terhadap target

Misalnya

dan analisa diplomatik dari dan dengan

para Dubes dan Kemlu tentang perkembangan MENA berjalan sinergisitas

Frontier Volume 2, Agustus 2011

Sinergi ini akan menciptakan energi besar untuk politik luar negeri kawasan perhatian kawasan lainnya. Indonesia Indonesia MENA, terhadap untuk

sebesar

Dalam Isu Ekonomi: UEA, Qatar, Dalam Isu Industri Strategis, Cooperation Council). Turki, Irak, Iran, dan Mesir. lain. juga melihat Yaman, dan beberapa negara diversifikasi lainnya. Saudi, serta negara-negara yang tergabung dalam GCC (Gulf

Dalam Isu Kebudayaan: Saudi, Perlu

terutama bidang Pertahanan:

peluang

5. Kerangka Analisa Politik LN 4. Spesifikasi Isu per Negara di MENA Setiap dan kekhasan negara isu yang memiliki perlu Berangkat dari exercise tulisan ini dalam menganalisa sebuah situasi tersebut sebuah maupun terhadap politik luar negeri fokus tersebut ialah kerangka analisa tentang : isu, dan krisis yang terjadi. 52 dinamika kawasan dapat kerangka kawasan, memberikan

diperhatikan politik

Misalnya: Dalam Isu Palestina: Jordania, Mesir, dan Suriah secara geopolitik merupakan negara bersinggungan. yang paling

sehingga pendekatan diplomasi berlangsung efektif. yang dilakukan

oleh

Indonesia

Indonesia baik terhadap MENA manapun di dunia. Diantara

analisa

potret

Aktor utama dalam momentum,

Frontier Volume 2, Agustus 2011

Membaca, terjadi.

Menelusuri Sehingga

menerka Pola perubahan yang yang mencuat. agenda

mendalami,

Serta lingkungan eksternal yang mempengaruhinya. kemudian, dalam

nasional

dan

lebih responsif dan sensitif terhadap dapat monumental menanam terhadap dimanfaatkan insentif setiap penting politik, untuk gejala yang

kerangka analisa seperti itulah: Posisi, Kebijakan, dan Agenda yang tepat guna.

seperti pernyataan dukungan pengakuan

Pemerintah dapat menentukan

Politik Luar Negeri Indonesia

pemerintah transisi yang sudah

mendapatkan dukungan luas,

demokratisasi, terhadap

aktor utama yang memiliki (Presiden, tersebut Perdana

potensi berkuasa (partai politik atau kelompok), dan apalagi yang telah disahkan. Hal-hal perhatian politik luar negeri Indonesia. eksekutif ; maupun parlemen informasi dari eksekutif , yakni pemerintah melalui instrumen Kemenetrian Luar Negeri. dengan negara kerjasama di ekonomi kawasan terlihat luput dari terhadap para pemimpin baru Menteri)

Peran aktif politik tersebut 6. Simpulan & Rekomendasi Secara beberapa terhadap spesifik, dari masukan adapula yang dapat dilaksanakan, baik oleh

ditemukan

dan fakta emprik di lapangan. Bahwa Pemerintah RI perlu 53

beberapa

pendalaman

dengan dukungan data dan

diplomat

Peluang

Frontier Volume 2, Agustus 2011

terbuka, namun minim respon

Sangat

dari pelaku ekonomi dan dunia usaha serta pemerintah RI. dibutuhkan antara parlemen dan eksekutif dalam mekanisme yang lebih untuk kebutuhan kawasan merespon dengan dari negeri di adanya

forum komunikasi permanen antara

baik sehingga antara peluang sambutan dari dalam negeri 7. Urgensi Republik Hadirnya Indonesia Baru Politik Luar Negeri potensi Desain (RI)

sebenarnya tidak berjalan statis melainkan terus memperbaharui menunjukkan diri di setiap era. Hal tersebut menelaah ketepatan penerjemahan kepentingan nasional. Hemat kami, potensi besar bangsa belum efektif mendorong nasional karena tidak hadirnya upaya gapaian ekonomi tersebut. doktrin polugri yang berfokus pada kekuatan ekonomi pentingnya

dinamika

lansekap politik internasional dari masa ke masa, doktrin tersebut

Akan

yang

tetapi,

terbaca

berdasarkan dari

polugri hari ini dan refleksinya bagi

menjadikan doktrin bebas aktif sebagai prinsip dari politik luar negeri (polugri) polugri tersebut yang berangkat yang dari situasi global saat itu. Diantara manfaat utama doktrin dan prinsip relevan hingga kini ialah untuk dengan mencintai perdamaian dunia. negara-negara dan masih menjaga persatuan Indonesia di dalam negeri, sikap bersahabat akte kelahiran sebuah

majalah Foreign Policy Desember Indonesia) memberi sinyal bahwa Indonesia positif kepada perlu pemberdayaan segera

2011 tentang the rise of TIMBIs mengalihkan fokus capaian citra kekuatan ekonomi. Kepercayaan relatif aman, sekarang dibutuhkan tindak-lanjut 54 yang segera dan

Analisa Jack A. Goldstone di

(Turkey, India, Mexico, Brazil, and

segala potensi bangsa demi capaian

dunia sudah naik pada titik yang

Frontier Volume 2, Agustus 2011

tepat. Dalam hal ini, diplomasi ekonomi internasional yang kita butuhkan ialah yang berfokus pada dua kerangka berfikir: 1. Upaya menjalin, meningkatkan dan memanfaatkan hubungan lebih luas. untuk

kerjasama, jika perlu dengan ekonomi. Semoga

menggunakan kekuatan sosialbudaya dan politik-keamanan, momentum untuk mencapai tujuan-tujuan Arab

2. Upaya

atau kerjasam ekonomi untuk meningkatkan dan

mencapai tujuan-tujuan yang

memanfaatkan hubungan atau

menjalin,

Spring dapat menjadikan perhatian yang lebih baik terhadap kawasan MENA, kita. Allahumma Amien. demi terbangunnya

diplomasi ekonomi internasional kekuatan politik-ekonomi nasional

55

Frontier Volume 2, Agustus 2011

Permasalahan Palestina dan Hak Mendasar Bangsa Palestina

Muqoddam Cholil Ketua Komite Nasional Untuk rakyat Palestina Agus Setiawan Koordinator WISDOMS (World Society for Democracy and Human Rights)

1. Permasalahan Palestina

Perang yang terjadi antara Israel dan Palestina merupakan salah satu bentuk peperangan yang paling lama di Timur Tengah bahkan di dunia di era modern ini. Perang yang belum bisa diprediksikan kapan berakhirnya ini telah berlangsung selama 64 tahun (1947-2011). Permasalahan yang terjadi saat ini sangat rumit untuk mencari jalan keluarnya. Masing-masing pihak mempunyai pijakan kuat untuk dipertahankan dan mempunyai pendukung yang tidak kalah ngototnya dengan kedua belah pihak yang berperang tersebut. Amerika dan Barat tidak pernah mundur untuk membantu Israel sementara Palestina yang didukung oleh masyarakat luas khususnya umat Islam merasa yakin bahwa Palestina adalah tanah air bagi bangsa Palestina dan mereka adalah bangsa yang dijajah. Di Jerussalem terdapat masjid al-Aqsha yang diyakini sebagai tanah suci Islam yang ketiga dan tidak bisa ditukar dengan apapun. 56

Frontier Volume 2, Agustus 2011

Inti dari permasalahan Palestina dan Israel adalah bagaimana cara memulihkan kedaulatan yang sah bagi rakyat Palestina dan mendirikan negara yang merdeka di tanah leluhurnya sendiri kemudian mengembalikan bangsa Yahudi ke negaranya masing-masing dari mana mereka datang. Perjuangan rakyat Palestina dalam mewujudkan tujuan tersebut merupakan masalah yang hakiki dan oleh karenanya perlu mendapat dukungan nasional dan Internasional. Dalam waktu dekat ini memang terdapat tuntutan kemerdekaan dari bangsa Palestina dengan mengembalikan pada keputusan DK PBB tahun 1947 namun Israel dan Amerika selalu menolaknya. Bahkan untuk menarik pendudukan Israel pada garis perbatasan tahun 1967 Israel juga menolak.1 Perang yang terjadi ini tidak terlepas dari kepemilikan bangsa Palestina terhadap bumi tersebut yang dirampas dan dijajah oleh kaum Yahudi dan berusaha diperjuangkan untuk direbut kembali. Perjanjian Balfour tanggal 12 November 1917 awal permasalah ini, dalam perjanjian itu disebutkan bahwa Lembaga BangsaBangsa (LBB) menyerahkan Palestina sebagai mandat kepada Inggris mengakui hak-hak Israel atas Palestina dan menjanjikan sebuah 57

negara bagi Israel ditanah Palestina.2 Kemudian pada tanggal 29 November 1947 PBB mengeluarkan resolusi yang membagi wilayah Palestina menjadi dua bagian yaitu 50% untuk wilayah Israel dan 44% untuk Palestina.3 Baik Israel maupun Palestina samasama mengklaim bahwa mereka memiliki hak atas wilayah yang mereka tempati. Palestina adalah milik bangsa Arab dan umat Islam Israel sudah menjadikan Jerussalem sebagai wilayah kedaulatan negaranya, seperti dalam pernyataan de facto perdana menteri isreal Israel tidak akan berarti tanpa Jerussalem,4 sedangkan Palestina sudah tentu tidak mau begitu saja memberikan wilayahnya kepada Israel. Hingga saat ini perang dan konflik antara Israel-Palestina terus berlanjut. Perlawanan era baru itu dimulai sejak Intifadhah pertama tahun 1987 sehingga tahun 1993, Intifadhah ke dua tahun 2000 sehingga tahun 2005 sehingga terjadi blokade Gaza mulai tahun 2006 sampai hari ini. Begitu juga Perang besar antara Palestina Israel atau perang Furqan yaitu Agresi Militer Israel selama 22 hari yang dimulai pada akhir Desember 2008 sehingga awal Januari 2009.

Frontier Volume 2, Agustus 2011

Perlawanan yang terus dikobarkan bangsa Palestina terhadap Israel karena mereka yakin bahwa bumi tersebut adalah miliknya. Kaum yahudi itu adalah penjajah yang harus dilawan karena mereka tidak mempunyai alasan sama sekali untuk tinggal di situ secara permanen. Palestina adalah bumi yang sah kepunyaan bangsa Palestina baik ditinjau dari sisi; Agama dan sejarah. Allah berfirman kepada Nabi Ibrahim: (124 )

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku. Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim". (QS. AlBaqarah: 124) Wasiat Nabi Ibrahim kepada anak-anaknya termasuk warisan tanah di Palestina itu hanya untuk keturunannya yang soleh, mereka yang zalim tidak berhak mendapat wasiatnya, terbukti mereka ketika durhaka kepada Allah orang-orang yahudi terusir dari Palestina selama 2000 tahun.

Frontier Volume 2, Agustus 2011

Palestina dari sisi sejarah adalah kepunyaan bangsa Palestina. Orang-orang Yahudi mendakwa bahwa mereka mempunyai "hak historis" dan "hak agama" terhadap negeri Palestina, sedangkan pada kenyataannya mereka adalah perampas tanah umat Islam, dan mereka tidak mempunyai hak apapun di negeri tersebut baik dari segi "hak historis" maupun dari segi "hak agama", Selama berabad-abad Baitul Maqdis dan Palestina didiami oleh orang Arab Kan'an dan sebagainya, sehingga datang Nabi Ibrahim a.s. yang berhijrah dari tanah airnya yang asli di Iraq sebagai perantau (asing) beliau wafat ketika berumur 175 tahun sedangkan Beliau tidak memiliki sejengkalpun dari tanah Palestina. Bahkan pada waktu Sarah, isterinya, meninggal dunia, Beliau meminta orang-orang Pelestina untuk memberinya sebidang tanah pekuburan untuk memakamkan isterinya.5 Nabi Ibrahim bersama anak cucunya Ishaq dan Ya'kub tinggal di Palestina selama 230 tahun sehingga hijrah ke Mesir. Anak cucu bani Israel tinggal di Mesir selama 430 tahun sehingga dibawa oleh nabi Musa as. Karena kedurhakaannya mereka menolak memasuki Baitul Maqdis sehingga dihukum Allah tersesat selama 40 tahun di padang pasir Sinai. Jadi mereka sebagai perantau selama 58

700 tahun tanpa mempunyai tanah air. Mereka berhasil mempunyai tanah air setelah dipimpin oleh tiga orang soleh dan sekaligus seorang nabi yaitu raja Thalut, Nabi Daud dan Nabi Sulaiman as setelah itu kerajaan mereka hancur dan mereka bercerai berai.

Zaman telah berputar bangsa yahudi bangkit dan dibantu oleh Negara barat khususnya Inggris dan Amerika sehingga mereka berhasil merampas tanah Palestina dan mengusir penduduknya ditambah lagi dengan mendatangkan bangsa yahudi dari berbagai belahan dunia untuk tinggal di tanah-tanah rampasan tersebut. Inilah bentuk penjajahan yang paling biadab yang dilakukan zionis saat ini. Perjanjian dan perdamaian terhadap Israel selalu gagal

59

Frontier Volume 2, Agustus 2011

Pergolakan dan konstelasi politik di Timur Tengah jelas mempengaruhi situasi politik di Palestina secara langsung, jatuhnya rezim Hosni Mubarok misalnya, telah menyebabkan dibukanya perbatasan Rafah bagi rakyat Palestina. Indonesia dalam Pembukaan UUD 45 jelas menolak penjajahan "bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, oleh karena itu penjajahan harus dihapuskan". Tidak hanya itu, Indonesia juga sebagai negara yang telah banyak memberikan dukungan kemerdekaan kepada Palestina baik di forum International maupun Nasional. Berbagai usaha untuk mengakhiri penjajahan juga sudah diupayakan, digelarnya berbagai perundingan untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung berpuluh tahun itu, perundingan-perundingan tersebut antara lain adalah Perundingan Oslo I tahun 1993, perundingan di kota Taba Mesir tahun 1995 yang lebih dikenal dengan Perundingan Oslo II, Perundingan Hebron pada tahun 1997 dan perundingan di Wye Plantation Amerika Serikat pada tahun 1998 yang dikenal dengan Perundingan Wye River I yang termasuk dalam perundingan tahap transisi menurut kerangka kesepakatan Oslo. Namun diantara perundingan-perundingan tersebut

yang termasuk dalam perundingan final adalah perundingan Sharm El Sheikh Mesir pada tahun 1999 yang dikenal dengan Perundingan Wye River II dan perundingan di Camp David Amerika Serikat pada tahun 2000 yang dikenal dengan Perundingan Camp David II. Namun perundinganperundingan tersebut gagal karena terjadi banyak sekali ketidak konsistenan Israel yang selalu mengkhianati perjanjian. Masalahmasalah utama yang kaitannya dengan bangsa Palestina justru tidak dibicarakan sama sekali dalam perundingan; hak kembali bagi warga palestina ke negaranya sejak tahun 1948 dan tahun 1967. Tawanan-tawanan yang tidak bersalah sekitar mencapai 10.000 masih memenuhi penjara-penjara di Israel. Penjajah selalu membangun penempatan-penempatan baru di Tepi Barat padahal itu adalah tanahtanah Palestina. Dunia international tidak pernah memberi sangsi apaun terhadap kejahatan-kejahatan Israel sebagai pelanggar HAM nomer satu. Pertemuan Makkah antara Hamas dan Al-Fatah tahun 2007 memang menghasilkan kesepakatan yang melegakan antara kedua belah pihak, poin-poin terpenting dari hasil kesepakatan tersebut adalah : 1. Kedua faksi di Palestina itu sepakat untuk berbagi kursi di kabinet, yang segera akan

Frontier Volume 2, Agustus 2011

mengakhiri konflik yang sempat meruncing di antara keduanya. 2. Langkah penting untuk mencegah perang saudara, menetapkan PM Ismail Haniya tetap memegang jabatannya. 3. Pos penting Menteri Dalam Negeri diberikan kepada kelompok independent. 4. Al-Fatah akan menerima jabatan Deputi Perdana Menteri Dokumen itu yang dipuji sebagai awal satu "Era Baru", ditandatangani Kamis malam (22 Februari 2007) oleh Presiden Palestina Mahmud Abbas, yang memimpin partai Fatah dan pemimpin gerakan Hamas di pengasingan Khaled Meshaal, dengan disaksikan Raja Abdullah dari Arab Saudi.6 Namun semua perjanjian perdamaian itu tidak berjalan karena Israel selalu membujuk Fatah untuk mengkhianati perdamaian-perdamaian tersebut. Perdamaian yang bagus itupun akhirnya hancur dan terjadilah peperangan antara kedua faksi tersebut. Ketika Fatah tidak mampu menghadapi dan terusir dari Gaza segera Israel merancang perang langsung terhadap Gaza. Meletuslan perang selama 22 hari antara rakyat Palestina di Gaza melawan 1/3 kekuatan zionis Israel hingga terjadi tragedi kemanusiaan yang sangat menyedihkan sampai hari ini. 60

2. Hak Mendasar Bangsa Palestina

Ada beberapa hak dasar bangsa Palestina yang masih belum diraih. Pertama, hak kemerdekaan. Negara Palestina yang terdiri dari rakyat, wilayah, pemerintah menunggu pengakuan lebih banyak lagi dari dunia internasional, termasuk negara Asia Pasific. Brasil, Argentina, Bolivia dan Ekuador memutuskan pada awal Desember untuk mengakui secara resmi negara Palestina berdasarkan pada perbatasan yang ada sebelum Perang Enam Hari 1967 ketika Israel merebut Tepi Barat, termasuk Jerusalem, dan Jalur Gaza. Uruguay dan Guyana merupakan sejumlah negara terakhir yang melakukan hal sama pada awal 2011. Negara Amerika Latin lainnya, termasuk Kuba, Nikaragua, Kosta Rika dan Venezuela, telah mengakui negara Palestina beberapa tahun lalu. Kedua, hak berdaulat atas tanah milik bangsa Palestina. Pemukiman Yahudi di wilayah Palestina oleh Zionis, selain mencabuli hak bangsa Palestina juga merampas tanah sah bangsa Palestina. Pemukiman Yahudi di wilayah Palestina menjadi penghalang serius perdamaian dan keamanan di Timur Tengah. Sebelum 1948 hanya ada tujuh komunitas Yahudi di tanah-tanah yang diduduki pada 1967, dan pemilikan tanah Yahudi paling61

Frontier Volume 2, Agustus 2011

paling hanya 1 persen di daerahdaerah itu. Seperempat abad kemudian, pada Mei 1992, Kementerian Luar Negeri melaporkan ada 129.000 orang Yahudi di Jerusalem Timur Arab (dibandingkan dengan 155.000 orang Palestina); 97.000 orang Yahudi di 180 pemukiman di Tepi Barat dengan separuh tanah berada di bawah kontrol Yahudi sepenuhnya; 3.600 di 20 pemukiman di Jalur Gaza; dan 14.000 di 30 pemukiman di Dataran Tinggi Golan. Menurut laporan lain, Israel dalam waktu seperempat abad itu telah menyita atau menjauhkan 55 persen dari tanah di Tepi Barat, 42 persen di Jalur Gaza, dan seluruh Dataran Tinggi Golan, yang telah dicaploknya bersama Jerusalem Timur Arab dari pemilikan bangsa Palestina. Hak ketiga ialah sumber air bersih yang seluruhnya dikuasai oleh pemerintah Israel. Para negara pendukung kemerdekaan Palestina harus memastikan jika pemerintah Palestina mendapat akses kepada sumber air bersih. Sebagaimana kita ketahui, bahwa keberadaan air dalam kehidupan manusia sangat krusial karena beragam manfaatnya dapat mempengaruhi sejumlah aktivitas vital manusia untuk bertahan hidup. Namun, keberadaan air yang bersih dan layak kini menjadi sesuatu yang langka.

Buruknya kualitas air dan sanitasi telah mengakibatkan penyakit global yang dapat menelan ribuan korban jiwa. Amnesti Internasional menyatakan bahwa Israel mengambil air dari wilayah Palestina secara tidak proprosional. Tindakan itu dianggap sebagai sebuah perampasan hak milik rakyat Palestina. Demikian berita yang dilansir Associate Press. Selain itu negara Yahudi tersebut juga dilaporkan telah memblokade sejumlah proyek infrastruktur yang bertujuan memperbaiki penyediaan air bersih di Palestina. Perampasan ini terjadi di dua wilayah utama Palestina, yaitu, Tepi Barat dan Jalur Gaza. "Kelangkaan sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Palestina. Jumlah yang besar harus diberikan pada mereka," ujar peneliti Amnesti Internasional Donatella Rovera. Dalam laporan beberapa tahun lalu, Amnesti Internasional fokus pada masalah air di wilayah Mountain Aquifer di Tepi Barat. Menurut lembaga tersebut, di wilayah itu Israel telah menggunakan 80 persen cadangan air yang ada, padahal Israel telah memiliki sumber air di kawasan lain. Akibatnya 450.000 warga Israel bisa menikmati air yang seharusnya diperuntukkan bagi sekitar 2,3 juta warga Palestina.

Berdasarkan resolusi PBB pada tanggal 29 Juli 2010 lalu, akses air bersih dan sanitasi telah menjadi hak asasi manusia sepenuhnya. Bahkan Indonesia adalah salah satu dari 121 negara lainnya yang turut mendukung keputusan tersebut.

Hak keempat ialah hak keluar masuk wilayah bangsa Palestina. Keberadaan sejumlah warga Palestina yang berada di luar negeri tidak dapat kembali ke Palestina karena pelarangan masuk oleh zionis Israel yang takut akan demografi negara baru Palestina. Terusir dan terpenjara di negeri sendiri, itulah yang dialami penduduk Palestina selama bertahun-tahun dijajah oleh Zionis. Gaza menjadi penjara terbesar di dunia seluas 320 kilometer persegi yang dikelilingi tembok setinggi delapan meter. Sementara sekitar enam juta pengungsi Palestina yang tersebar di seluruh dunia, tidak dapat kembali ke tanah airnya.

Frontier Volume 2, Agustus 2011

62

1) Sebagai NGO di Asia Pasific kita perlu mendekalarasikan pengakuan terhadap negara Palestina. Sekaligus menjalin kerjasama yang kongkrit dengan pemerintah Palestina. Kemerdekaan Palestina merupakan perwujudan mencita-citakan kawasan Asia Pacific yang damai di dalam maupun dalam peta dunia secara keseluruhan, bekerja bersama mewujudkan gerakan bangsabangsa yang harmonis, noneksklusif, terkait dalam kemitraan dinamis dan menghayati kaitan sejarah serta warisan budayanya. Juga citacita mewujudkan masyarakat Asia Pasific di mana umat manusia bisa hidup dalam stabilitas, kemakmuran, memiliki harga diri, dan terbebas dari rasa takut dan kekerasan, tekanan, dan ketidakadilan. 2) Mengajukan ke negara-negara Asia Pasific untuk segera mengakui negara Palestina. Khususnya Indonesia, yang secara tegas amanah konstitusi ini dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945 bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Pengakuan de jure terhadap negara Palestina dapat membuat Palestina memperoleh 63

Apa Yang Dapat Kita Perbuat?

4) Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan capacity buiding warga negara Palestina. Baik aparat pemerintahan maupun lainnya. Agar mereka siap mengelola negara yang merdeka dan berdaulat. 5) Pemberian beasiswa, workshop, program gelar maupun non gelar, study visit dan lainlainnya. Intinya adalah membantu meningkatkan ilmu pengetahuan/kapasitas rakyat Palestina. 6) Kita siap menjadi donor NGOs yang bukan saja bantuan berupa capacity building, namun juga bantuan berupa keuangan dan pembangunan fisik 7) Perlu pengalokasian anggaran yang memadai untuk tujuan pengelolaan air di Palestina.

3) Menetapkan langkah-langkah kongrit yang dapat dilakukan oleh NGO-NGO di Asia Pacific dari mulai membahas kebutuhan pembangunan, program pemberdayaan rakyat Palestina maupun menentukan strategi untuk merealisasikan programprogram tersebut.

mandat lebih besar dalam memperjuangkan haknya.

Frontier Volume 2, Agustus 2011

1. Seperti dilaporkan Fars News, Barak terkait reaksi negatif Zionis soal usulan Presiden AS, Barack Obama soal penarikan diri dari wilayah pendudukan sesuai garis perbatasan 1967 menyebutnya sebagai landasan kesepakatan antara Israel dan Palestina. "Kami tidak akan mundur dari garis perbatasan 1967," tegas Ehud Barak. Sementara itu, Presiden Israel, Shimon Peres kemarin menilai keliru langkah Otorita Ramallah yang merujuk ke PBB untuk mendapat pengakuan secara resmi negara independen Palestina. "Negara merdeka Palestina sesuai garis perbatasan 1967 dan beribukota Baitul Maqdis timur tidak akan pernah terbentuk," tandas Simon Peres. (Republika, Rabu, 22 Juni 2011). 2. Pasca perang dunia 1 Israel mendesak Inggris agar mendukung

Referensi :

3. 4.

5. 6.

deklarasi mereka, karena mereka banyak berjasa dalam membiayai perang dunia. Jika mereka mendukung, mereka dijanjikan akan memperoleh keuntungan dengan mengamankan Terusan Suez sehingga kepentingan dan keamanan Inggris di Timur Tengah akan terjamin. Dan akibat dari perjanjian Balfour tersebut maka banyak dari warga Israel yang berpindah ke Palestina. Resolusi PBB tersebut disetujui oleh 33 negara, ditentang oleh 13 negara, dan abstain 10 negara. Dalam resolusi itu menetapkan Jerussalem dibawah pengawasan Internasional. Muhsin Muhammad Shaleh, Palestina (sejarah, perkembangan, dan konspirasi), Jakarta; Gema Insani, 2002, hlm. 125. Buku Kejadian/The Genesis, 12 Republika, 12 Februari 2007

Frontier Volume 2, Agustus 2011

64

Volume 3, Desember 2011


ISSN 2088-0413

Frontier
Kajian Strategis Hubungan Luar Negeri
Volume 1, April 2011
ISSN 2088-0413 DEWAN REDAKSI Ketua: Budiyanto, M.Eng. Staf Editor : Dr. Nuryadi Ngadirin Dr. Saiful Bahri Dr. Iko Pramudiono Dr. M. C. Halid Arya Sandiyudha, M.Si. Redaktur Ahli: Dr. Taufik Ramlan Wijaya Dipl.-Ing. R. Agoeng Hardianto Wibowo, MSc.ME Dr. Marsudi Budi Utomo Dr. Agus Setiawan Dipl.-Ing. Haikal Djauhari, MSc. Izzuddin Abdul Manaf, Lc., MA. Redaktur Pelaksana : Rahmad Setiawan Dilarang keras mengutip, menjiplak atau memfotokopi sebagian atau seluruh buku ini serta memperjualbelikannya tanpa izin tertulis dari Penerbit. Penerbit: Bidang Hubungan Luar Negeri Dewan Pengurus Pusat - Partai Keadilan Sejahtera Jalan T.B. Simatupang No. 82, Pasar Minggu, Jakarta 12520, INDONESIA Telp : +62-21 78842116 Fax : +62-21 78846456 Website : www.pks.or.id Email : frontier.bhln@pks.or.id

Frontier Volume 3, Desember 2011

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga FRONTIER, Kajian Strategis Hubungan Luar Negeri (ISSN 2088-0413) Volume 3 - Desember 2011 dapat terbit sesuai dengan harapan kita bersama. FRONTIER adalah salah satu media yang menginformasikan hasil kajian, tulisan dan pidato politik baik dari para pakar, politikus, pengamat, jurnalis maupun ilmuwan yang berkaitan dengan luar negeri baik bidang politik, pemerintahan, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Konferensi internasional ini menampilkan pembicara-permbicara: M. Anis Matta (Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia), George Galloway (Wakil Presiden Koalisi Stop the War, Inggris), Hidayat Nur Wahid (Ketua Inter-Parliamentary Cooperation, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia), Syaikh Ahmad Amir Ali (Presiden European Academy for Islamic Studies), Lauren Booth (English broadcaster, Journalist, Activist), Ibrahim ElZayat (Aktivis Organisasi Islam di Jerman), Arif Havas Oegroseno (Duta Besar
Frontier Volume 3, Desember 2011

Pada kesempatan yang baik ini disampaikan terima kasih kepada para penulis, para reviewer dan semua pihak yang telah menyusun beberapa artikel dari beragam kesempatan menjadi satu kerangka yang koheren. Edisi ketiga FRONTIER ini merupakan prosiding dari International Conference on Harmonizing Islam and Western Civilizations towards a New Era yang diadakan di Leiden, Belanda pada tanggal 20 Oktober 2011. Konferensi internasional ini yang diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS) bekerja sama dengan PIP PKS Belanda ini membawa pesan perdamaian, persahabatan dan kerjasama. Ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan saling pengertian antara dua peradaban yang lebih kuat dan besar untuk kepentingan manusia dengan nilai-nilai bersama yang sangat baik dan universal. Partai Keadilan Sejahtera di Indonesia dengan niat sungguhsungguh berusaha untuk memberikan kontribusi dalam transformasi global menuju tatanan dunia yang lebih damai, nyaman, lebih adil dan makmur untuk semua penghuninya.

untuk Belgia, Luxemburg dan Uni Eropa) dan Mustafa Kamal (Ketua Fraksi PKS Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia).

Kiranya FRONTIER Kajian Strategis Hubungan Luar Negeri ini dapat bermanfaat bagi semua pihak-pihak yang membutuhkan dan dimohon saran untuk penyempurnaan edisi berikutnya. Budiyanto, M.Eng. Pimpinan Redaksi

Frontier Volume 3, Desember 2011

Kajian Strategis Hubungan Luar Negeri Vol. 3, Desember 2011 FRONTIER Daftar Isi Welcoming speech Opening remark 1 2 3 4 5 6 7 8

M. Anis Matta

5 9

George Galloway Lauren Booth

Hidayat Nur Wahid Ibrahim El-Zayat Mustafa Kamal

11 15 26 33 38 55 70 82 86

Syaikh Ahmad Amir Ali H.E. Arif Havas Oegroseno

Closing remark

Frontier Volume 3, Desember 2011

Welcoming Speech
Chairman of the Organizing Committee, Chairman of Information and Service Centre of the Prosoperous Justice Party in the Netherlands (PIP-PKS Belanda)

Deden S. Permana

Honorable guest, distinguished speakers, ladies and gentlemen, Assalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh, geode morgen, morning,

First of all, all praise and thanks to be Allah, the God Almighty (SWT), and peace be upon His Last Prophet, Muhammad (SAW).

good

On behalf of the Organizing Committee, allow me to take this golden opportunity to express our genuine appreciations to all of you who have been present with us today, an our pray and best wishes for the invited guests and speakers who, due to various circumstances, are regrettably unavailable to attend this conference. This International Conference on Harmonizing Islam and Western Civilizations towards a New Era is a massage of peace, friendship and cooperation. It is also an effort to improve mutual understanding between these two potent and great civilizations for the benefit of humankind with our shared universal and excellent values. It further represents the international responsibility and ideal of the Prosperous Justice Party on Indonesia with its benign intention and earnest endeavour to contribute in the transformation of a global order toward a more peaceful and comfortable world and more just and prosperous planet for all of its inhabitants.

To all members of the steering committee and organizing committee and all supporting members, be that in Indonesia, in the Netherlands, in the United Kingdom, in Germany, and elsewhere, without your continuous coordination, efforts and profound support and contributions, convening this international conference would be simply impossible. Let us, therefore, extend our heartfelt gratitude to you.
5 Frontier Volume 3, Desember 2011

Wassalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh

Honourable guests, distinguished speakers, ladies and gentlemen, Finally, we warm welcome you all to this important gathering, and hope that we will have a fruitful dialogue and begin building everlasting global friendship and networking. Thank you. Organizing Secretariat Heijermansplein 244, 3223 LM Schiedam, The Netherlands.

Frontier Volume 3, Desember 2011

Pidato Pembukaan
Ketua Panitia Ketua Pusat Informasi dan Pelayanan Partai Keadilan Sejahtera di Belanda (PIP PKS)

Deden S. Permana

Para tamu yang terhormat, para pembicara yang saya muliakan, bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi

Pertama-tama, segala puji dan berkat Allah SWT dan rahmat-Nya kepada Nabi terakhir Muhammad (SAW).

Atas nama Panitia, perkenankan saya dalam kesempatan emas ini untuk mengekspresikan apresiasi kami yang tulus untuk semua yang telah hadir bersama kita hari ini, doa saya untuk selalu mendapat yang terbaik bagi para tamu undangan dan pembicara yang karena berbagai keadaan sayang sekali tidak bisa menghadiri konferensi ini.

Konferensi Internasional tentang Harmonisasi Peradaban Islam dan Barat menuju Era Baru ini membawa pesan perdamaian, persahabatan dan kerjasama. Ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan saling pengertian antara dua peradaban yang lebih kuat dan besar untuk kepentingan manusia dengan nilai-nilai bersama yang sangat baik dan universal. Lebih lanjut merupakan tanggung jawab internasional dari Partai Keadilan Sejahtera di Indonesia dengan niat sungguh-sungguh berusaha untuk memberikan kontribusi dalam transformasi global menuju tatanan dunia yang lebih damai, nyaman, lebih adil dan makmur untuk semua penghuninya.

Untuk semua anggota steering committee, organizing committee dan semua anggota yang mendukung baik yang dari Indonesia, Belanda, Inggris, Jerman, dan di tempat lain, tanpa koordinasi terus menerus dari anda, upaya dan dukungan mendalam dan kontribusi, konferensi internasional ini tidak akan mungkin terselenggara. Oleh karena itu, sekali lagi terima kasih yang tulus kami kepada anda semua.
7 Frontier Volume 3, Desember 2011

Wassalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Akhirnya, kami menyambut dengan hormat anda semua di pertemuan penting ini, dan berharap bahwa kita akan berhasil berdialog dan mulai membangun persahabatan dan jaringan global yang kekal. Terima kasih. Sekretariat Organisasi: Heijermansplein 244, 3223 LM Schiedam, Belanda.

Para tamu yang terhormat, para pembicara yang saya muliakan, bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian

Frontier Volume 3, Desember 2011

Opening Remark
Chairman of PKS Fraction, House of Representative of Indonesia

First of all I would like to thank PIP PKS Netherlands has organized this event and also congratulation to the audience that attend in this important conference inshaAllah. This conference program is one of BHLN DPP programs. The similar event has been held in London and recently also held an international conference in Jakarta. And God willing, seminars or conferences like this will be held in various parts of the world at least in Asia, Europe, and Australia. There are several points that are emphasized with respect to this conference. Firstly, about the problems generally are faced by the nations in the world. Still in this century, half a century ago, for example, many new countries have found their independence. However, right now, we know still there is country that has not yet found their independent. The problems that arise are the security and economy problem of the new independent countries. And also economic problems can not be denied that plagued in the modern countries. World economic crisis hit almost every contries in the world. Other problems are global warming, pollution, terrorism, etc. Well, Indonesia has all these problems; it describes how complex the faced problems are. However, no country in the world comes off from the complexity of these world problems. So it is required a communication, mutual help, and cooperation. Secondly, the importance of the city of Leiden for all of usl. The city is a place of our founding fathers of Indonesia learned. In this city also conducted a study politics reciprocation by the Dutch state to their several colonies. Other studies are also growing in this city.

Mustafa Kamal

Frontier Volume 3, Desember 2011

Kata Sambutan
Mustafa Kamal

Ketua Fraksi PKS Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Pertama tama saya menyampaikan banyak terima kasih kepada PIP PKS Belanda yang telah mengorganisir acara ini, dan juga memberikan selamat kepada hadirin untuk mengikuti acara konferensi yang insyaAllah penting ini. Program konferensi ini merupakan salah satu program BHLN DPP PKS, dimana program serupa sebelumnya sudah terselenggara di London dan beberapa waktu lalu diadakan juga seminar international di Jakarta. Dan insyaAllah, seminar atau konferensi semacam ini masih akan diselenggarakan di berbagai belahan dunia yang lain paling tidak di Asia, Eropa, dan Australia. Ada beberapa point yang ingin ditekankan berkenaan dengan konferensi ini.

Pertama, tentang permasalahan yang secara umum dihadapi oleh bangsabangsa di dunia. Masih dalam abad ini, setengah abad yang lalu misalnya, banyak bangsa-bangsa baru merasakan kemerdekaannya. Dan kita tahu sampai saat ini masih juga ada bangsa yang belum merdeka. Permasalahan yang timbul kemudian adalah masalah keamanan dan ekonomi dari beberapa negara yang baru merdeka ini. Belakangan masalah ekonomi juga tidak dapat dipungkiri melanda negara-negara yang sudah tergolong maju. Krisis ekonomi dunia melanda hampir semua bangsa di dunia ini. Belum lagi masalah lainnya seperti pemanasan global, polusi, terorisme, dan lain sebagainya. Nah, Indonesia punya semua masalah tersebut, ini menggambarkan betapa kompleksnya permasalahan yang hadapi. Namun, tidak ada satu negarapun di dunia ini yang lepas dari kompleksitas masalah dunia tadi. Maka dari itulah diperlukan komunikasi, saling membantu dan kerjasama. Kedua, pentingnya kota Leiden bagi kita semua. Kota ini merupakan tempat para pendiri negara Indonesia belajar. Di kota ini pulalah, dilakukan studi dan disusun tentang politik balas budi oleh negara Belanda ke beberapa negara jajahannya. Studi-studi lainnya juga berkembang di kota ini.
Frontier Volume 3, Desember 2011

10

M. Anis Matta
I am very grateful able to attend in this event that held by the Prosperous Justice Party which is civilization dialogue conference. This is the second international conference that we have previously held in London in January this year. I would like to summarize the ideas that I want to talk into two main points: firstly, crisis that afflicts both Islam and western civilization and the secondly the solution that probably can be used to solve the problems of both civilizations. Deputy Chairman, House of Representative Indonesia

Ten years after the 9 / 11 tragedy, we are suddenly surprise by two facts that are completely different and it has nothing correlation with the 9 / 11 tragedy. The global economic crisis hit the west and the revolution flourished in the Arab world that has come down Arabic regimes and still continued until now. Both of these events had nothing correlation with the 9 / 11 tragedy. The tragedy and all activities which have done by American government, especially after the tragedy, it has damaged the communication between the two civilizations. Both of these events make us have the same perspectives and consequently we must continue dialogue to find new ways to solve this problem. I think the revolution in the Islamic world specifically in the Middle East is to search for a new state model for the Islamic world. So this is not just one event of transition from the tyranny era to democracy but it is an ongoing finding process a new model of civilization in the Islamic world. The major issues will be faced by the Islamic world after the revolution is to answer the big question whether we can formulate a new model. it is the models of the new state management in terms of economic, political, and other aspects.
11 Frontier Volume 3, Desember 2011

In the very long time, Islamic world lose their civilization narratives and hence the existence of all their resources can not be used optimally so that why their natural resources can not be integrated with a frame work of civilization which the world can emulate it. And because of this, after the old regimes collapsed then the task of a new generation is to formulate a new narrative of their civilization. So they may need the new narrative and new leaders. I think the world of Islam will require the west when they formulate it. It is not because they do not have the internal resources of their civilization to formulate it, but they do not need to start where people has started. The western civilization has contributed outstanding for humanity so Islamic world should not start where west has started but they should start from where the west stop. Has western civilization stopped? I also do not know, but I want to say that the global crisis which draw the western world today and I think this is not just economic. This economic crisis has touched the key concepts the basis of civilization and not only a key concept in economics, but all the

key concepts in the field of life. I think most of the roots of this concept come from the demographic and I think the idea of this demographic has roots in the deepest philosophy of western civilization that probably there is no correlation directly with the economy.

Now the Islamic world is watching a long drama of whether Europe and America will be able to solve of their great crisis. Do Europe and America have internal resources to solve their great problems? of course we need to learn from how the west will come out of this great crisis and I think in the two points, both of west and Islam still need to learn.

Frontier Volume 3, Desember 2011

12

M. Anis Matta
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Saya sangat bersyukur bisa hadir dalam acara yang di adakan oleh Partai Keadilan Sejahtera ini yaitu seminar dialog peradaban. Ini adalah seminar international kedua yang sebelumnya telah diadakan pada Januari tahun ini di London. Saya ingin meringkas ide yang saya ingin sampaikan dalam dua poin utama: pertama krisis yang menimpa kedua peradaban Islam dan barat dan yang kedua solusi yang mungkin kita tawarkan untuk mengharmoniskan kedua peradaban ini. Sepuluh tahun setelah peristiwa 9/11 tiba-tiba kita di kejutkan oleh dua fakta yang sama sekali berbeda dan itu tidak ada hubungannya dengan peristiwa 9/11 yaitu krisis ekonomi global yang menimpa barat dan revolusi yang menjamur di dunia arab yang telah meruntuhkan rejimrejim arab yang terus berlanjut hingga sekarang. Apakah kedua peristiwa ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan peristiwa 9/11? Peristiwa 9/11 dan semua tindakan yang dilakukan pihak pemerintah Amerika khususnya setelah peristiwa tersebut telah merusak komunikasi antara kedua peradaban ini. Kedua peristiwa tersebut membuat kita mempunyai pandangan yang sama dan konsekwensinya kita memang harus terus menerus berdialog untuk menemukan cara-cara baru untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Saya kira revolusi di dunia islam khususnya di timur tengah berakar kepada suatu pencarian akan model-model negara baru bagi dunia Islam. Jadi ini bukan sekedar satu peristiwa peralihan dari era tirani ke demokrasi tetapi merupakan suatu usaha pencarian terus menerus untuk menemukan model bagi peradaban di dunia Islam. Persoalan besar yang akan di hadapi dunia Islam setelah
13 Frontier Volume 3, Desember 2011

Dalam waktu yang sangat lama dunia Islam kehilangan narasi peradabannya dan karenanya maka keberadaan semua sumber daya yang mereka miliki terutama sumber daya alam tidak bisa di integrasikan dalam suatu frame work peradaban yang bisa di teladani oleh dunia. Dan karena itu setelah rejim-rejim lama itu runtuh maka tugas generasi baru untuk merumuskan narasi peradaban baru mereka. Sehingga yang mereka perlukan adalah narasi baru dan pemimpin baru. Saya kira dunia islam akan membutuhkan dunia barat waktu mereka merumuskan narasi baru itu. Bukan karena mereka tidak mempunyai sumber-sumber internal dari peradaban mereka untuk merumuskan narasi, tetapi supaya mereka tidak mulai dari mana orang mulai. Jadi peradaban barat telah memberikan kontribusi yang luar biasa bagi kemanusiaan yang tidak seharusnya dunia Islam memulai dari mana barat memulai tetapi seharusnya mereka memulai dari mana barat berhenti.

revolusi itu adalah menjawab pertanyaan besar yaitu apakah kita bisa merumuskan suatu model baru? model-model pengelolaan negara baru baik dari segi ekonomi, politik,atau aspek-aspek lainnya.

Apakah peradaban barat sudah berhenti? saya juga tidak tahu, tapi saya ingin mengatakan bahwa krisis global yang menimba dunia barat saat ini saya rasa bukan hanya ekonomi. Krisis ekonomi ini telah menyentuh konsep-konsep kunci yang menjadi dasar dari peradaban dan bukan hanya konsep kunci dalam ekonomi, tapi semua konsep kunci dalam aspek kehidupan. Saya kira sebagian besar akar dari konsep ini berasal dari demografi, tapi ide demografi ini saya kira mempunyai akar dalam filosofi dunia peradaban barat yang sangat dalam yang mungkin tidak ada langsung hubungannya kepada ekonomi.

Kita sekarang di dunia islam sedang menonton, sebuah drama panjang apakah Eropa dan Amerika mampu keluar dari krisis besar ini. Apakah eropa dan Amerika mempunyai sumber-sumber internal untuk menyelesaikan persoalan-persoalan sebesar ini. Tentu saja kita semua perlu belajar dari bagaimana barat nanti keluar dari krisis besar ini dan saya kira di dalam dua simpul ini, barat dan Islam sama-sama masih perlu belajar. 14

Frontier Volume 3, Desember 2011

George Galloway
Vice Precident of the Stop the War Coalition, UK Bismillahirrahmanirrahim Chairman, Your Excellencies, Parliamentarians, Diplomats, Brothers and Sisters Assalamualaykum

When I saw the title about the civilization, I was reminded on the press conference addressed more than fifty years ago by Mr. Gandhi, the great leader of the Indian independent struggle, He was asked by an American journalist, Mr. Gandhi, what do you think of western civilization? to which Mr. Gandhi replied, yes that will be a good idea. It is important that we define our term, because many people imagine, for example in the last decade or more, that Mr. Bush and Mr. Blair represented Western civilization, even got for bit Christian civilization, of course this idea was held by the fact that both are Christian. But
15 Frontier Volume 3, Desember 2011

I would like to thank the Indonesian Prosperous Justice Party for this initiative, this is an example of the think outside the box, how they realize that the world is round, and the problem faced by Muslim people in Europe are not separated from the political issues that preoccupy necessarily any political party back it its own heart land. It is my honor to once again be a guest of the party, three months ago I was in Jakarta for an important conference they organized about the Palestinian people, which shows that this party care about the world in the round, and this not preoccupy to the exclusion of other important task with their governmental duties and responsibilities. I congratulate them as an internationalist and I hope that this mentality of the party continuous and I would be honor to work with you on this matter.

Do not imagine that Mr. Geert Wilders is a representative of Western or Christian civilization. In fact, do not imagine that Mr. Wilders even hates Islam. You see, for Mr. Wilders and people like him who exist in all western countries, Muslims just happened to be a convenience scapegoat. Of course in the modern history of Europe there have been other scapegoats. Just two weeks ago in London, we celebrated the 75th anniversary of the battle of Cable Street in the eastern of London, in my former parliamentary constituency, there in October 1936, one hundred thousand progressive people and their allies in the immigrant community confronted thousand of fascist who wished to march through our area to intimidate the Immigrants there. And their leader, Oswald Mosley, said that we could not tolerate in London, in 1936, a vast body of people who speak a different language from us, who worship a different religion to us, who keep their hair differently from us, who behave towards their women differently from us, who eat

real Christians believe in the prophets, Bush and Blair believe in the profits and how to get pieces of them, that was an important difference between them and genuine Christianity.

a different food from us, whose smell from their kitchen is different from us, who speak their own language among each other so as to exclude us. And of course this fascist leader, Mosley, was talking about a presence of hundreds of thousands of Jews in the eastern of London. And Mosley didnt hates Jews, didnt even meet Jews, He was using the presence of Jews, in an opportunistic way, to come into political part in the land, and that is the purpose of his successful including Mr.Wilders and others in Europe today.

Frontier Volume 3, Desember 2011

That is good news and bad news, maybe better if they really did hate Muslim, there could be some ability to isolate him more easily, because hatred is not a natural or normal human condition. We have the duty, to explain that Islam as a religion is not a threat to anybody. Islam really means submission to the one and only God, the same God that the Christian believer believing in different way of worshiping and submitting. To those genuine Christian believers in the West, we can have a dialog and common ground. The Muslims are present in the west and have been almost since the beginning of Islam and have worked closely and developed western civilization, I think by 16

Implication something that the last speaker refer to, the western extent of the Islamic empire in Andalusia were wonder to be hold, where the street had lighted and great university of science and many other great development. Incidentally, when the Muslims were in the southern part of Europe, the European Jews in very large number lived with them under their protection, because they knew that the resurrection of Christian part in those countries would lead to a return of discrimination, bigotry and hatred against those Jews.

I have never met a Muslim in the West who objects to the Christian festival or ceremonies. Sometime we hear Christian claiming that Muslims do not want to see Chrismas, I have been with the Muslims for 40 years, I never met a Muslim who was against Chrismas, I never met a Muslim who did not want to see a Chrismas tree or Chrismas light. Yet these opportunists like Wilders and the others try to persuade the people of western countries that the Muslims want to see the abolition of Chrismas or are offended by the story of Jesus. I never met a Muslim who hated Jesus, It is a requirement for the Muslim to revere Jesus and the sacred mother Mariam, It is a
17

requirement on a Muslim to believe in Jesus. There is no reason at all on their religious bases for hostility between Christian and Muslim. Neither have I ever met a Muslim even in the Tora Bora who was interested in the length of the skirt of the girl in Amsterdam, but the idea that Bush and Blair used to push, that somehow there is a huge weld out there in the Muslim world, endlessly preoccupy buy adult entertainment in Scandinavia on the length of the girl dresses in Amsterdam.

The Muslim living in the Muslim countries dont want to dictate how people in the western countries live, they just want the Western countries to stop trying to dictate how they live, either at home or when in exile. Muslims are against the colonization, I come from Britain which had an empire so vast so that the sun never set, but the smiled Irish Grandfather said that because God would never trust the British in the dark. At the beginning of the last century, three quarter of the population of the world, two third of the land last of the world was ruled form the building in London, the reason we are sitting now, in this much smaller European country, because

Frontier Volume 3, Desember 2011

they ruled you and they ruled the part of the south Africa and elsewhere. Now some believe that this empire were built as part of civilizing mission to hold the hand of the native until they grew up and old enough to rule themselves, and some believe that is the part of spreading the religion of God. But more sensible people believe that empire is about going to others people countries killing them, empire is organized crime just like Alcapone on the mafia, and it is not a modern or exclusively a western phenomena. Saint Augustine the blessed, in his great book, City of God, describe an encounter between Alexander the great and the Pirates Captain on the high seas, demanding that the Pirates ship hold Alexander, asked the Pirates ship Captain How dare you terrorize this waters! and the Pirates Captain answers How dare you terrorize the whole world, you who can call yourself an Emperor, with your great navy, and can call other man as you please, this is about the world that we lived in today. People appoint themselves at the Emperor of the world, calling other people thief, robes, and terrorist. By the name of Peter Ustenov a great European Jewish intellectual, he said, Terrorism is the war of the poor and the powerless, and War is the

terrorism of the rich and the powerful.

We western countries visit terror on hundreds of millions of people in their countries either till today and including tomorrow, but we never pause for a moment to regard it as terrorism whereas any dispassionate analysis would say that harming, hurting, and killing innocent people for the crime of guilty people, like this drown attacking Pakistan and Afghanistan or harming for political purposes is terrorism whether it is carried out by the man with a beard and the turban in the Tora Bora or a man in a suite in the Whitehouse or in the White hole or any European Chancery because the victim dies the same death. So the Muslims are not asking western countries to convert on mass to Islam. All the people in the Muslim world are asking, are they be allowed, in this so called free and democratic countries, to follow their own religion as they are required to do, to dress as they are required to do, to eat in accordance with the religious requirement that they have, that is not much to ask that you are allowed to wear a piece of clothes over your head as my grandmother as an Irish 18

Frontier Volume 3, Desember 2011

Catholic did in decade going past all her life in public. It is not asking much of free and democratic Europe, that people be allowed to follow their religion as they please. All the Muslim are asking for outside of the west and of Europe, is that we stop invading them, stop occupying them, stop making endless war upon them.

And my last point, when people asked me whether the reason for this clash, between East and West, between the Muslim World and Non Muslim World, I would say there are three reasons, why this deep hatred between us has emerged and the only solution is to drain that hatred are: The First, is the absolute requirement for justice for the Palestinian People. The Second, is an end to endless war and occupation of Muslim land by western armies including my countrys army and Hollands army,

But the third is the most important, as long as the west continuou to prop up dictatorship in the Muslim world and every puppet Presidents and corrupt King who ruled the Muslim world, mostly from one hand to the other, there will be hatred between East and West. And Moreover, if there is one thing was, when western leader propping up dictators in the Muslim world, and the day after, the tyrant that they supported throughout they dictatorship fall and they claiming credit for the overthrow of tyrants that were only in power because they supported them in the firs place. Wassalamualaykum

19

Frontier Volume 3, Desember 2011

George Galloway
Wakil Presiden Koalisi Stop the War, Inggris Bismillahirrahmanirrahim

Saya hendak mengucapkan terimakasih kepada Partai Keadilan Sejahtera dari Indonesia atas inisiatifnya mengadakan acara ini, hal ini merupakan bukti dari cara berfikir diluar kotak, bagaimana mereka menyadari bahwa dunia ini adalah bulat, dan permasalahan yang dihadapi oleh orang Muslim di Eropa tidaklah dapat dipisahkan dari issu politik yang terlebih dahulu dihadapi pada setiap partai politik di negeri asalnya. Merupakan sebuah kehormatan untuk sekali lagi menjadi tamu dari partai ini, tiga bulan yang lalu, di Jakarta, saya menghadiri sebuah konferensi penting yang diselenggarakan oleh PKS tentang rakyat Palestina, yang menunjukan bahwa partai ini peduli dengan dunia, dan tidak mengurangi pelaksanaan tugas dan tanggungjawab kenegaraan lainnya. Saya mengucapkan selamat kepada PKS sebagai seorang internasionalis, dan saya berharap bahwa mentalitas semacam ini terus dilanjutkan oleh PKS serta saya merasa terhormat untuk bekerja bersama kalian.

Sodara Moderator, Yang terhormat, Parlemen, Diplomat, Saudara dan Saudari Assalamualaykum

Para

Anggota

Ketika saya melihat judulnya tentang peradaban, saya teringat oleh konferensi pers yang disampaikan lebih dari 50 tahun yang lalu oleh Gandhi, pemimpin besar perjuangan kemerdekaan India, Beliau ditanya oleh seorang wartawan Amerika, Tuan Gandhi, bagaimana menurut anda tentang peradaban barat?, Gandhi kemudian menjawab Ya, Ide yang menarik. Adalah
Frontier Volume 3, Desember 2011

20

penting bagi kita untuk mendefinisikan istilah yang kita gunakan, karena beberapa orang membayangkan, misalnya dalam beberapa dekade terakhir, bahwa Bush (George W Bush) dan Blair (Tony Blair) mewakili peradaban barat, bahkan untuk sementara kalangan mewakili peradaban Kristen, tentu saja cara berfikir seperti ini ditopang oleh fakta bahwa keduanya adalah Kristen, Akan tetapi seorang Kristen yang sejati percaya kepada Prophet (Nabi), sementara Bush dan Blair percaya kepada profit dan bagaimana mendapatkan bagian darinya. Itulah perbedaan mendasar diantara mereka dengan seorang Kristen asli.

Jangan pernah kalian bayangkan bahwa Geert Wilders merupakan perwakilan Barat atau Kristen. Pada kenyataanya, jangan pernah anda bayangkan bahwa Wilders bahkan membenci Islam. Anda bisa melihat, untuk Wilders dan orangorang sepertinya yang ada di negara-negara barat, Muslim hanyalah pihak yang mudah dituduh sebagai kambing hitam. Tentu saja dalam sejarah Eropa Modern terdapat beberapa kambing hitam. Hanya dua minggu yang lalu di London, kami merayakan ulang tahun ke 75 dari pertempuran Cable Street. Di
21

Frontier Volume 3, Desember 2011

bagian selatan kota London di bekas area konstituen saya, pada tahun 1936, seratus ribuan orangorang progresif dan kawankawannya dari komunitas imigran berhadapan dengan ribuan kaum fasis yang ingin melangkah melalui area kami untuk mengintimindasi Imigran disana. dan pemimpin mereka, pemimpin fasis Oswalad Mosley, berkata bahwa kita di London tidak bisa mentoleransi adanya sekolompok orang yang cukup besar yang berbicara dengan bahasa yang berbeda dengan bahasa kita, beribadah dengan tatacara dan agama yang berbeda dengan agama kita, yang memperlakukan rambutnya secara berbeda dari cara kita, yang perilakunya terhadap perempuan berbeda dengan perilaku kita, yang makan makanan yang berbeda dengan makanan kita, yang dari dapurnya keluar bau yang bebeda dengan dapur kita yang berbicara bahasa mereka seolah ingin mengucilkan kita, dan tentu saja Mosley, pemimpin fasisi ini, membincangkan tentang kehadiran dari ratusan ribu orang Yahudi di sebelah timur kota London. Sesungguhnya Mosley tidak membenci Yahudi, tidak juga pernah bertemu Yahudi, dia menggunakan kehadiran Yahudi secara oportunis untuk masuk ke gelanggang politik di negerinya,

dan itulah tujuan utamanya termasuk tujuan dari Wilder dan orang-orang yang serupa dengannya di Eropa hari ini.

Hal tersebut membawa dua kabar, kabar baik dan kabar buruk, mungkin bahkan lebih baik jika mereka betul-betul membenci Muslim, maka akan lebih mudah untuk mengisolasi orang-orang semacam ini karena kebencian bukanlah merupakan kondisi alamiah dari manusia. Kita sekarang memiliki tugas, untuk menjelaskan Islam sebagai agama yang tidak mengancam siapapun. Islam benar-benar berarti berserah diri kepada satu dan hanya satu Tuhan, Tuhan yang sama yang dipercayai para penganut agama Kristen dengan tata cara peribadatan yang berbeda. Untuk orang-orang Kristen asli di Barat, kita bisa berdialog dan memiliki landasan bersama. Orang Islam sudah ada di barat hampur sejak permulaan Islam dan telah berkerja dalam pembangunan peradaban barat. Saya rasa, sebagai implikasi dari apa yang diutarakan oleh pembicara terakhir, perpanjangan kekaisaran Islam di Barat, di Andalusia haruslah diingat sebagaimana kita mengingat bagaimana jalan-jalan mulai mendapatkan penerangan dan universitas-universitas besar yang

mengajarkan sains dan banyak pembangunan lainnya. Secara tidak sengaja, ketika Muslim berada di bagian selatan Eropa, Yahudi di Eropa dalam jumlah yang besar hidup dalam lindungan mereka, karena mereka mengetahui bahwa kebangkitan Kristen di negara tersebut akan membawa kembali diskriminasi, fanatisme dan kebencian terhadap Yahudi. Saya tidak pernah menjumpai seorang muslim di Barat yang berkeberatan dengan festival atau perayaan Natal, terkadang kita mendengar beberapa orang Kristen yang menyatakan bahwa Muslim tidak mau melihat Natal, saya sudah bersama Orang Islam selama 40 tahun dan tidak pernah menjumpainya yang menolak Natal, Juga tidak pernah menjumpai seorang Muslim yang tidak ingin melihat pohon Natal atau lampu Natal. Oleh karenanya kaum-kaum oportunis seperti Wilders dan yang lainnya mencoba untuk meyakinkan masyarakat barat bahwa Muslim menghendaki penghancuran Natal, atau bahwa Muslim merasa diserang dengan kisah Yesus. Saya tidak pernah menjumpain seorang Muslim yang membenci Yesus, bahkan Ia merupakan prasyarat bagi seorang Muslim untuk menghormati Yesus dan Bunda Suci Mariam, adalah 22

Frontier Volume 3, Desember 2011

kewajiban bagi seorang muslim untuk mengimani Yesus. Tidak ada alasan apapun dalam basis keagamaan seorang muslim yang mendasari kebencian antara Kristen dan Muslim. Tidak pernah juga saya temui seorang muslim, bahkan di Tora Bora yang ingin ikut campur dalam menentukan panjang rok dari perempuan barat di Amsterdam, akan tetapi opini yang ingin ditiupkan oleh Bush dan Blair adalah adanya kehendak yang sangat kuat dari dunua Islam, yang diebarluaskan juga oleh industri hiburan dewasa di Skandinavia, utnuk mencampuri urusan panjang gaun seorang perempuan di Amsterdam Orang Islam yang tinggal di negara Islam tidak mau mendikte cara hidup orang-orang Barat, mereka hanya ingin agar negara-negara barat menghentikan segala upayanya untuk mendikte cara hidup orang Islam, baik itu orang Islam yang ada di negeri-negeri muslim maupun yang ada dipengasingan.

Muslim sangat menentang kolonialisasi, saya datang dari Inggris Raya, yang pada masa lalu memiliki kekuasaan kerajaan yang begitu luas terbentang sehingga terdapat istilah bahwa Mentari tak pernah tenggelam di Inggris, akan
23

Frontier Volume 3, Desember 2011

tetapi kakek Irlandia saya seraya tersenyum berkata, bahwa hal tersebut terjadi disebabkan karena Tuhan tidak mempercayai orang Inggris pada malam hari. Pada permulaan dari abad yang lalu, populasi dunia, dari tanah di bumi ini dikendalikan dari sebuah gedung di London, alasan mengapa kita semua duduk disini, di negara Eropa yang lebih kecil ini, juga adalah karena mereka mengatur kalian, mengatur sebagian dari Afrika selatan dan dibeberapa tempat lainnya. Sekarang beberapa orang mempercayai bahwa Imperium dibangun dengan mengemban misi menjadikan bangsa yang dikuasainya beradab hingga mereka mampu tumbuh dan cukup dewasa untuk mengatur urusannya sendiri, dan beberapa orang juga mempercayai bahwa Imperium dibangun untuk menyebarkan agama Tuhan. Akan tetapi, alasan yang lebih masuk akal tentang Imperium adalah, ia dibangun untuk pergi ke negeri orang dan membunuh orang dinegrinya sendiri. Imperium merupakan aktivitas kriminal yang terorganisasi, sama halnya seperti Alcapone dalam kisah Mafia, dan hal ini bukanlah merupakan fenomena di Negeri Barat Modern. Santo Agustinus yang diberkati, di dalam bukunya yang ternama Kota Tuhan, menceritakan sebuah

percakapan antara Alexander Agung dengan Kapten bajak laut di sebuah samudera, Alexander bertanya kepada bajak laut, Berani-beraninya engkau meneror perairan ini!, kemudian bajak laut tersebut mejawab Beraniberaninya engkau meneror seluruh dunia!, Kamu bisa memanggil dirimu Kaisar, dengan Angkatan Laut yang dahsyat, sementara engkau memanggil orang lain dengan panggilan yang kamu inginkan. Dialog ini menggambarkan keadaan dunia yang kita tinggali hari ini. Orang mengangkat dirinya sendiri sebagai Kaisar di dunia, kemudian memanggil orang lain sebagai pencuri, perampok dan teroris. Atas nama Peter Ustenov, seorang intelektual Yahudi Eropa, dia berkata Terorisme adalah perang yang dilakukan oleh orang miskin dan tak memiliki kekuasaan sementara itu Perang merupakan terorisme yang dilakukan oleh orang kaya dan berkuasa.

membunuh orang rakyat tidak berdosa atas kejahatan yang dilakukan orang-orang yang bersalah, seperti pada kasus penyerangan Pakistan dan Afganistan, demikian juga terorisme bisa disebutkan atas aksi mengancam, menyakiti dan membunuh untuk maksud-maksud politik tanpa memandang apakah dilakukan oleh seseorang dengan janggut dan turban di pedalaman Tora Bora, ataukan dilakukan oleh seorang yang memakai jas di Gedung Putuh atau di Tempattempat pengambil keputusan lainnya di Eropa, karena korabannya mengalami kematian yang sama. Orang Muslim tidak memaksa orang-orang di barat utnuk memeluk Islam, semua orang Islam di dunia Islam bertanya apakah mereka diizinkan, di dalam negara yang katanya bebas dan demokratis, untuk mengikuti agamanya sebagaimana mereka diperintahkan, untuk berpakaian sebagaimana mereka diperintahkan, untuk makan sesuai dengan tuntunan agamanya. Dan tidak banyak yang diminta ketika kalian meminta diizinkan utnuk memakai sehelai kain penutup kepala kalian sebagaimana kain yang dipakai oleh Nenek saya di ruang publik seorang Katolik 24

Kita, negara-negara barat, telah melakukan misi teror terhadap ratusan juta manusia di negeri mereka sendiri baik itu sekarang maupun esok hari, dan kita tak pernah berhenti melakukannya walau hanya sejenak. Mari kita anggap terorisme ketika terdapat aksi mengancam, menyakiti dan

Frontier Volume 3, Desember 2011

Irlandia pada beberapa dekade yang lalu.

Tidak lah banyak yang diminta dari masyarakat Eropa yang bebas dan demokratis, melainkan sekedar sikap mengizinkan mereka untuk mengikuti agamanya. Seluruh Muslim juga meminta dari Barat dan Eropa untuk berhenti menginvasi mereka, berhenti menjajah mereka, berhenti membuat perang berkepanjangan terhadap mereka.

Dan pesan terakhir dari saya, ketika orang bertanya kepada saya apa sebenarnya alasan dari ketegangan antara Timur dan Barat, antara Muslim dan NonMuslim, maka saya hendak menyampaikan beberapa alasan mengapa kebencian diantara kita muncul dan satu-satunya solusi untuk menghilangkan kebencian adalah : Pertama, Keadilan untuk rakyat Palestina; Kedua, diakhirinya perang dan pendudukan yang berkepanjangan atas lahan yang dimiliki kaum Muslim oleh tentara-tentara barat, termasuk tentara dari negeriku dan tentara Belanda, akan tetapi yang Ketiga adalah yang paling penting, Selama Barat terus menerus

mendukung kediktatoran di dunia Muslim, dan mendukung setiap Presiden boneka dan Raja-raja yang korup yang mengatur negerinegeri tersebut, yang pada umumnya berlangsung dari satu tangan ke tangan berikutnya, maka akan selalu ada kebencian atara Timur dan Barat, apalagi ketika pemimpin Barat menduukung kemunculan diktator di dunia Islam, lalu mereka tetap memberikan dukungan selama masa kediktatoran tersebut, lalu tiba-tiba mereka mengklaim keberhasilannya dalam penggulingan diktator tersebut ketika mereka jatuh padahal para Tiran itu hanya bisa berkuasa semata-mata karena dukungan Barat. Wassalamualaykum

25

Frontier Volume 3, Desember 2011

Hidayat Nur Wahid


Chairman, Inter-Parliamentary Cooperation, House of Representative of Indonesia Dear ladies and gentlemen,

I would like to continue the topic from previous speakers hopefully I can continue with the same rhythms. PKS has necessary thought out of the box. When in Indonesia everyone is busy with reshuffle issue, PKS was doing something to contribute to get the harmonization between Islam and the west. In 1993 Samuel Huntington reported his hypothesis in the article by title The clash of civilization that explained right now the problem is still exist then indeed the harmonization have to be cultivated. Anis Matta has explained perfectly about effects of 11/9 such as American and European crisis also reformation in the Middle East and we must take care about this. Actually, relationship between Islam and the west are that we are same resident in the world and must contribute to create harmonization and prosperous in the world.

Sometimes western society is dominant in science and technology, culture, society. Nowadays western looks like dominant in everything however, indeed, there is no permanent dominant. For long time, for several centuries, Islam was dominant in the civilization and has contribution to form renaissance in Europe through Andalusia. If 11/9 tragedy and terrorism issue are related to Muslim, then how barbarous humanism tragedy in Bosnia Herzegovina is? Who are the actors behind the tragedy? And when western eager promote democratization, then Islamic countries also follow to implement it and then even the real democracy system is in Muslim country. In addition, just only for their politic party business, they make issue anti Islam for the position
Frontier Volume 3, Desember 2011

26

in parliament so consequently someone shoot brutally in Norway due to Islamic phobia. Dear ladies and gentlemen, Some principles in Islamic values that can be used to realize harmonization between Islam and Europe as describe below: 1. Islam open mind to learn from everyone including from Western

prosperous it). The indicator of an excellence in Islam not depend on where we are, in the east or west but where we are, we have contribution to prosperous the world. 3. Islam teach equality and equity

The first revelation in Al-Quran is not pray, not worship but comment to read, to learn. Prophet Muhammad PBUH show that learn not only from Muslim but also from non Muslim. For example The Prophet sent Khalil al Kilada al Kinani to study a medical in Persia that at the time the people in Persia are Majusi. This is a fundamental ideology that can be used to harmonize Islam and west because of a reciprocally learning. Because of life in the same world we have same orientations which are to prosperous world. In the Holy Quran, Allah SWT said waladi qolaqokum wal ardi was tamurkum fihaa (and Alloh create you and world and command you to
27

2.

Islam comments to prosperous world

Islam does not take priority to decide someone based on their carriers, gender etc. but how contribute to advantage for its existence. Islam gives same opportunities to every community to give their contribution to their selves, communities, society and world. In the beginning of Islam, everyone has opportunity to have Islam, it does not matter men or women, not only from Arab such as Abu Bakar but also Salman al Farizi from Persia, Suhaib ar Rum from Rome, Bilal bin Rabah from Africa. That is the important thing in Islam to open opportunity to everyone to contribute. If we learn Islam, we can find that a lot of scientist, technocrat and Islamic science that they contribute not only in Islam but also in the world. 4. The democracy system is a similar system with syuro system. Democratization and syuro in The approach democracy with syuro system

Frontier Volume 3, Desember 2011

Islam is an example that indeed the harmonization can be existed. Because of that we are very familiar with democracy and that why we can apply democracy in Indonesia the biggest Muslim people in the world and for nonMuslim they have delegation in parliament and many of them become governor, regent, etc and also form politic party based on their faith such as Catholic, Christian, etc. I would like to tell about my experience during my position as head of parliament, have meeting with head of Netherlands parliament. I said that in Indonesia, every community have same opportunity to form politic party based on their religion and he is much appreciated because in the Netherlands Muslim community cannot form the political party. Democratization in the majority Muslim countries in the west is also going well such as in Albania, Bosnia Herzegovina, and Kosovo. Finally, it shows that Islam is able to make a good cooperation with Islamic value, so I would like to say that we dont need to oppose democracy system with Islamic value. The conference like this is very good to be followed up by make the same conference that organized by Christian Democrat

Party in the Netherlands or Germany that invite PKS in the conference.

Frontier Volume 3, Desember 2011

28

Hidayat Nur Wahid


Ketua Inter-Parliamentary Cooperation, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Bapak Ibu yang saya hormati, Saya akan melanjutkan topik dari kedua pembicara semoga bisa melanjutkan dengan irama yang sejenis. PKS sudah terbiasa berpikir diluar kotak dimana ketika di Indonesia disibukkan dengan isu reshuffle dengan semangat PKS melakukan upaya berperan aktif untuk menciptakan harmonisasi hubungan Islam dan barat dengan menggelar Konferensi Internasional tentang harmonisasi Islam dan Barat . Dimulai dengan hipotesa dari Samuel Huntington pada tahun 1993 dalam artikel nya dengan judul The clash of civilization. Permasalahan peradaban tersebut sampai saat ini masih ada dan sesungguhnya harmonisasi tidak bisa begitu saja terjadi namun perlu diusahakan. Menyambung paparan dari Anis matta sebagai pembicara pertama yang telah menyampaikan dengan sangat bagus dampak peristiwa 11/9 diantaranya krisis di Amerika, eropa dan reformasi di timur tengah, maka hak ini akan berdampak kemanamana. Apapun peristiwa yang terjadi di Amerika, Eropa atau timur tengah atau dimanapun kita tidak boleh acuh tak acuh karena kenyataannya kita tetap sebagai warga dunia yang harus berkontribusi untuk menciptakan kedamaian di bumi ini. Hubungan Islam dan Barat sebenarnya adalah hubungan antara sesama penghuni bumi yang sama yang harus berkontribusi untuk memakmurkan bumi yang sama.

Ada masa dimana dunia barat mendominasi peradaban dimana sains dan teknologi, budaya, sosial seakan semua didominasi barat. Namun sesungguhnya tidak ada dominasi permanen, ada masa dimana barat begitu dominan seperti saat ini namun juga selama berabad
29 Frontier Volume 3, Desember 2011

abad umat Islam mendominasi peradaban termasuk peran umat Islam dalam terjadinya rennaisance di barat lewat jalur Andalusia. Kalau peristiwa 11/9 dan isu terorisme dikaitkan dengan umat Islam, lalu bagaimana dengan tragedi kemanusiaan yang biadab yang terjadi di Bosnia Herzegovina? siapa dibalik itu semua? Dan ketika barat dengan luar biasa menyuarakan demokratisasi, negara negara Islam ikut melakukan demokratisasi juga. Dan kenyataannya justru di negara Islam demokrasi sesungguhnya bisa dilaksanakan. Akibat dari rangakian isu yang ditujukan untuk umat Islam tersebut dan hanya karena kepentingan partai politiknya, maka ada sekelompok orang menggulirkan isu anti Islam hanya untuk mendapatkan kursi di parlemen sehingga mengakibatkan seorang di Norwegia menembak membabi buta karena pobia terhadap Islam. Bapak Ibu yang saya hormati,

1.

Bahwa wahyu Al-Qurn pertama yang diturunkan bukan sholat, bukan tentang ibadah atau hukum tapi perintah untuk membaca, untuk belajar. Nabi Muhammad menunjukkan bahwa belajar tidak hanya dari orang Islam tapi juga dari non Islam. Sebagai contoh ketika nabi mengirim Khalih al Kilada al Kinani untuk belajar kedokteran ke Persia dan disana pada saat itu orangnya beragama Majusi. Ini adalah ideologi dasar dan sikap hidup yang memungkinkan harmonisasi terwujud karena saling belajar. Islam juga menekankan pentingnya ijtihad yaitu pengambilan hukum baru sesuai kondisi terkini. 2. Ajaran Islam menyuruh untuk memakmurkan bumi Bahwa karena kita hidup dibumi yang sama maka orientasi kita adalah sama yaitu Islam mengajarkan untuk memakmurkan bumi tempat kita berada. Dalam al quran Allah SWT berfirman waladi qolaqokum wal ardi was tamurkum fihaa (Dan Allah lah yang menciptakan engkau dan bumi, serta menyuruh memakmurkannya). Di dalam Islam 30

Islam membuka diri untuk belanjar dari mana saja termasuk dari barat.

Ada beberapa prinsip nilai dalam Islam yang dapat digunakan untuk mewujudkan harmonisasi antara Islam dan barat diantaranya:

Frontier Volume 3, Desember 2011

tolak ukur keunggulan seseorang bukan hanya diposisi mana kita hidup, sehingga tidak ada yang lebih mulia karena berada disebelah barat dari bumi ini atau sebelah timur, namun yang paling baik dimanapun anda berada melakukan perilaku berkeunggulan sehingga menghadirkan kemakmuran. 3. Islam mengajarkan equality dan equity Islam tidak melihat latar belakang profesi, jenis kelamin dan sebagainya, tapi bagaimana yang lebih bermanfaat bagi kehidupan. Islam memberikan ruang yang sama tiap komunitas untuk berperan berbuat terbaik bagi dirinya, umatnya, masyarakat dan bagi dunia. Dari awal diperkenalkan Islam, mereka yang masuk Islam adalah bukan hanya kelompok Arab seperti Abu Bakar namun juga dari Persia yaitu Salman al Farizi, Romawi yaitu Suhaib Ar Rum dan afrika seperti Bilal bin Rabah dan juga dari kalangan laki-laki dan perempuan. Itu memberikan gambaran sangat penting dari islam untuk membuka ruang bagi siapapun untuk berperan. Kalau kita pelajari islam maka kita dapati banyak ilmuwan di bidang sains dan teknologi atau keilmuan Islam sendiri, sehingga
31

mereka berperan tidak hanya untuk Islam namun untuk dunia.

4. Pendekatan demokrasi dengan sistem syuro

Frontier Volume 3, Desember 2011

Pemahaman tentang demokrasi dan demokratisasi di dalam Islam bisa mendekati dengan sistem syuro. Demokratisasi atau syuro dalam Islam memberikan bukti bahwa sesungguhnya harmonisasi bisa dilakukan antara Islam dan barat. Karenanya kita tidak asing jika demokrasi bisa dilakukan di Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia dan mereka yang non-Islam juga mempunyai wakil di parlemen dan banyak diantara mereka yang menjadi gubernur , bupati , mendirikan partai politik berdasar keyakinan mereka (berbasis agama selain Islam) misalnya Katolik, Kristen dll. Dan sekali lagi kenyataan ini terjadi di Indonesia yang merupakan umat Islam terbesar. Pada saat saya menjabat sebagai ketua MPR dalam kunjungan ke Belanda dan bertemu ketua senat Belanda. Saya ceritakan bahwa di Indonesia demokrasi berjalan sangat baik sehingga disana terbuka kemungkinan untuk mendirikan parpol berbasis agama selain Islam. Ketua parlemen Belanda saat itu mengapresiasi dengan luar biasa karena di

Belanda tidak bisa memberikan seperti itu untuk komunitas Muslim di Belanda. Contoh perkembangan positif demokratisasi di barat dimana negara yang penduduknya mayoritas muslim berjalan dengan baik misalnya di Albania, Bosnia Herzegovina dan Kosovo demokrasi berjalan sangat baik. Semua itu menunjukkan bahwa Islam bisa bekerjasama dengan baik dengan prinsip prinsip Islam sehingga tidak perlu membenturkan nilai nilai demokrasi misalnya dengan nilai nilai Islam. Seminar seperti ini akan sangat baik jika ditindak lajuti misalnya oleh partai Kristen demokrat di Belanda atau Jerman atau yang lain dan mengundang PKS untuk hadir dalam seminar tersebut.

Frontier Volume 3, Desember 2011

32

Syaikh Ahmad Amir Ali


President of European Academy for Islamic Studies Firstly, I would like to acknowledge Prosperous Justice Party (PKS) for having initiated this important conference. I appreciate to all people who had come to this conference, there were many people coming here, indicating this conference is imperative for them. People from different backgrounds can sit together discussing our common problems, making this an amazing moment. As having told by the previous three speakers, they stated also that all we are citizens of the world, Muslims, Christians, Jews, Westerns or Eastern, etc and now have a common problems. We are now facing together, for instance, economic crisis in particular here in Europe and US, terrorism that is everywhere (in Bali Indonesia, in Egypt, in London England, and most recently terrorism in Norway), global warming, and social communication problem (as stressed also by Mr. Anis). As we are living in the same world, then we do need to sit together to discuss possible solutions of our problems. Such kind of conference, discussion forums, dialogue forums, etc, becomes then very essential to avoid miscommunication among us. Now we focus to the solutions of our problems, surely there are many solutions issued by various opinions. Indeed, the practical solutions can not be discussed in details in this forum. Notwithstanding, the important thing is that we want to avoid miscommunication, building bridge between us (if someone considers Western-Eastern, Europe-Asia, Europe-Middle Eastern, Christian-Muslim, Jew-Muslim, etc), such that there will not be prejudgment, pointing out one another about who makes the problem, etc. In short, we want to have peaceful solutions, not war. I also appreciate the work being done so far by Mr. Galloway for his consistent campaign in preventing war, most
33 Frontier Volume 3, Desember 2011

recently with his Stop War Coalition NGO. So again, what we want to stress in this conference is that we want to develop awareness of people that all of us (regardless of race, religion, from western or eastern, etc) can live together in harmony, can build our society peacefully, and can interact one another with respect. There have been many examples of harmonic society with different backgrounds of people living together. In Indonesia for instance, people with different tribes, different languages, different religion can respect one another, and can live together in harmony, and build their country together. So we want to spread this harmony to all parts of the world. However, any effort to dismantle peace is not acceptable. We see in Egypt, Muslim and Coptic people have been living together for years; there is no problem between them. But then, from some news we just heard under Mubarak regime, intelligence service of Interior ministry put bombs in Coptic Churches then blaming Muslims, and provoking chaos in the society. Now the perpetrators are under investigation and have been brought to court of Egypt. Fortunately, both Muslims and Coptic understand each other, so

then they still live together in peace, with respect, and even during the revolution to topple Mubarak, they work together and help each other.

Eventually, I recite verse in the Quran that means there is someone who is living peacefully with someone else then they broke their relation but then finally they make contact again, and live again in harmony. This means peace and harmony will always be achievable. There is also one Hadith from the prophet Muhammad PBUH, mentioning that one of characteristics of good person is that he or she respect his or her neighbors. Finally, I hope the bright future will be achieved and be coming shortly, InshaAllah.

Frontier Volume 3, Desember 2011

34

Syaikh Ahmad Amir Ali


Presiden European Academy for Islamic Studies Pertama-tama saya menyatakan terima kasih kepada PKS yang telah menginisiasi konferensi penting ini. Saya juga mengapresiasi semua peserta konferensi yang hadir, ada beberapa orang yang sudah datang jauh-jauh ke kota Leiden ini, yang mana hal tersebut menunjukan betapa pentingnya acara konferensi ini bagi kita. Orang-orang, dengan latar belakang berbeda, duduk bersama, membicarakan masalah bersama yang dihadapi, sungguh merupakan pemandangan yang menakjubkan. Seperti yang telah disinggung oleh tiga pembicara sebelumnya, beliau mengatakan bahwa kita sebagai penduduk dunia, baik Muslim, Kristen, Yahudi, orang barat, orang timur, dan lainnya, memiliki persoalan bersama. Persoalan-persoalan tersebut antara lain misalnya krisis ekonomi, pemanasan global, terorisme (entah itu di UK, Bali Indonesia, dan terbaru di Norway), persoalan pergesekan budaya dan komunikasi dan lainnya. Dan karena kita hidup di bumi yang sama maka kita perlu untuk duduk bersama untuk mendiskusikan solusi bagi persoalan-persoalan bersama kita tersebut. Berbagai sarana seperti konferensi, forum diskusi, forum dialog, dan sebagainya menjadi begitu penting dalam rangka menghindari miskomunikasi diantara kita. Marilah sekarang kita beranjak untuk fokus ke solusisolusi persoalan kita, dan tentu akan banyak sekali solusisolusi yang akan ditawarkan oleh beberapa opini yang beragam. Solusi-solusi ini tentu tidak dapat dibicarakan secara terperinci dalam konferensi sehari ini. Namun demikian, hal yang terpenting adalah kita ingin menghindari miskomunikasi ini, bahkan lebih dari itu ingin membangun jembatan komunikasi entah kalau orang
35 Frontier Volume 3, Desember 2011

menyebut antara barat-timur, eropa-asia, Islam-Kristen, dll yang intinya komunikasi antara kita semua, sehingga tidak akan ada prasangka buruk, saling menyalahkan, dan seterusnya. Pendek kata, yang kita inginkan adalah solusi yang damai, bukan perang. Saya juga dalam hal ini memberi apresiasi kepada Mr. Galloway yang secara konsisten, terutama akhir-akhir ini dengan NGO Stop War Coalition nya, menghindari adanya perang. Maka dari itu, yang ingin kita tekankan sekali lagi dalam konferensi ini adalah kita ingin menyadarkan semua orang bahwa semua kita (orang barat, timur, Islam, Kristen, Yahudi, dan seterusnya) bisa hidup secara harmonis, membangun masyarakat bersama-sama, saling berinteraksi dan saling menghormati. Telah ada bermacam contoh nyata keharmonisan di dunia ini. Di Indonesia misalnya, kita melihat orang-orang dengan latar belakang, suku, agama, ras, dll dapat hidup bersama, berdampingan, secara harmonis, dan bisa bersama-sama membangun bangsa. Nah, suasana yang seperti ini perlu disebarluaskan. Namun, disamping itu, segala usaha untuk merusak keharmonisan dalam masyarakat tidak bisa kita terima. Kita melihat

contoh lain di Mesir, di mana orang Muslim dan Koptik telah hidup berdampingan sejak ratusan tahun yang lalu. Selama ini tidak ada masalah diantara mereka. Kemudian, di era rezim Mubarak, intel memasang bom-bom di gereja Koptik, kemudian menuduh kelompok-kelompok Muslim tertentu sebagai pelakunya, untuk menciptakan kerusuhan di masyarakat. Namun kemudian perbuatan ini diketahui, dan para pelaku onar tersebut saat ini telah dibawa ke pengadilan. Dan yang menakjubkan adalah bahwa orangorang Muslim dan Koptik tetap saling mengerti dan tidak terpancing dengan provokasi ini, dan bahkan mereka bersama-sama bahu-membahu selama revolusi Mesir meminta mundur Mubarak. Terakhir, Saya mengutip salah satu ayat dalam Quran yang artinya bahwa ada seseorang yang hidup damai dengan orang lainnya, kemudian mereka berselisih, dan setelah itu mereka berdamai lagi, hidup berdampingan lagi. Ini memberikan pesan bahwa kebersamaan dan keharmonisan akan selalu dan memungkinkan untuk kita raih. Rasul Muhammad SAW bersabda bahwa salah satu ciri orang baik dan bertaqwa adalah mereka yang memuliakan dan hormat terhadap tetangga. 36

Frontier Volume 3, Desember 2011

Sebagai penutup saya berharap bahwa masa depan cerah pasti kita raih dan akan datang segera, inshaAllah.

37

Frontier Volume 3, Desember 2011

Lauren Booth
English broadcaster, Journalist, Activist Bismillaahirrahmaanirrahim In the name of Allah The Most Gracious The Most Merciful.

Exactly 1 year ago yesterday, I embraced Islam, or as I think about it, Islam embraced me. In that two sentences we could in fact have this whole seminar. Of what Id like to do today, is just a question that exhausts of me every day of my new life, alhamdulillah, and is very relevant to the discussion here today, and that is, how on earth do you become muslim in this climate, but less, how do you become muslim from a journalistic professional, so called emancipated background, when the image of Islam is so antagonist in the mainstream media, and in political life. Im going to address few of these points in my talk. Ill take you on my journey, I hope youll come with me.

Chair, the host of the Indonesian Justice and Prosperity Party, dear brothers and sisters guests,

First of all, its important to note, that all of us were born, indeed, with the natural Gods love. And so, as a little child in 70s in London, I too, prayed. It was a natural thing to do. In my households, in my minds, in the knowledge of my heart and spirit, the power went like this, my father, my mother, my grandfather, my grandmother, and above all of them, was God. But whio was God? Secular christianity has consign to the idea of the deity to a corner of the universe when He twiddle His sound tragically waiting for us to praise Him this is how it was when I was growing up, and how it is today.
Frontier Volume 3, Desember 2011

38

Once upon a time, the Creator of the universe did something rather good, a kind of His first album, whats called a creation, eversince Hes been looking for a second album, but nobody signed Him up. And what happens when you create a gap like that in Gods knowledge and Gods acceptances, are we goes come to fill it.

So it was with me. I started up as a child to prayed naturally Dear God take my sister from me, just for a week or two. And I then moved to a teenagers life. Do you believe in God, how silly? Do you believe in the truth fairy as well as in Santa Claus? So I remember the temptations as a teenager, there was drug, alcohol, self obsession whith looks I am attracting the males attention. How we worried about our daughters I have too on my own age. So I got distracted because distraction of that has taken my mind away from the existence of God, from doing good. We are sold products, we are sold away of life, the good shape lifestyle, as its called.

girls in my school. From what I noted and then observed them, I had three conclusions about Islam: 1. Muslim girls are freakishly good at maths, 2. Muslim girls all grow their hair very long, and 3. Muslim girls have very strict fathers and dont take boys. That was almost about Islam.

But how did I come to be a moslem? I put away what I thought by the time I was in my twenties. I never really had any reasons to think about muslim in any serious way. There had been three muslim
39

And so it was that I had no reason to think about Islam until around the year 2000s. I remember watching television, and then image that came on to the screen, and it such and iconic image, that I share it with you now. And youll know it in your mind, its a young man with a stone in his hand, and his back is straight and bearing down on that young boy, in his Tshirt and jeans. And there is a tank, an Israeli tank. I watched that scene on TV unfold before me, and the BBC voice over seems to say this, I am paraphrasing, but this was the feeling from the news, look at that dreadful Arab, look at that lovely world saving Israeli tank. I was a journalist at the time, and I thought what is missing from this portrayal, what part of that story are we not being shown. In fact that picture made me think of Tiananmen square just a few years earlier, when a brave man on bicycle attacked but there the

Frontier Volume 3, Desember 2011

armed person was fighting for justice and democracy, here, the young boy was a criminal, someone to be feared. It opens something in my heart, and curiosity was put there that I could not escape from, on Allah open my heart.

Jerussalem are jokes on me, cause I pay for taxes but I can never use it. I remember that day getting into my first of rally Israeli check points. I opened my passport which says Britain on it, and a young American boy in the Israeli uniform said, Hey, you are British, we love you, guys. I cant tell you how proud he made me feel. And yet in my heart, as Ive been programmed by years and years in mainstream idea, Im going to be honest to you now, I had some fears going into the West Bank on my own. So the next day, I remember finding myself in a big elevator with the armed guard of Mahmud Abbas, very big Arab man, very big guns. I then remember him talking in a walkie talkie, and I had nobody offended by their accent, but I want to do once, because I want to replace the same fear, because its relevant. So one of the men said in his walkie talkie and I remember standing there in my mind, the subtitles read Will kill the white woman later. You have to be honest, you have to be honest. The programming ran so deep, that even when you act in understanding solidarity and simple thing, are there no doubt about the other, the Arab, the Islam? 40

So, 2005, I finally found my excuse to get sent on a mission by my newspaper to Palestine. It was to cover the election where Mahmud Abbas would become the leader of fatah, and I knew nothing about the region at all except that something in my heart maybe wanted to go and see what the story was.

So I arrived at Tel Aviv, and I got into a Taxi, and the taxi was Alhamdulillah driven by a young man called Jamal. And between tel Aviv and Ramallah, Jamal chose to give me an occupation 101 lesson. I remember at one point driving on near the check point and I saw above us in the hill a beautiful motor way, but nobody was driving on, like a billiard table. And I said to Jamal, Excuse me, I dont mean to tell you your job, but why dont we use the new road? He looked at me and said, You dont know much about this, do you? No, why dont me take that road? He said, Thats a Jews only road. Really? I said. He said, Yes and things in

Frontier Volume 3, Desember 2011

But Alhamdulillah, you know, in Palestine it does not take more than 48 hours for that to vanish. Such generosity of every person that I met, such was the kindness under pressure on the people, on the children in the West Bank, but on the next 7th day, my heart melted. And I will never ever again be able to think Israel as the saviour of European anchest, nor as my brothers and sisters. And I would know forever that Palestinian people are the best people on the earth, because their Islam is pure, but I wouldnt know about that until later.

In 2008, by this time, Ive become an activist in solidarity, Alhamdulillah with the Palestinian Cause for Justice. I took a boat to Gaza strip, with 46 internationals, the Free Gaza movement. Why didnt we get blown up by Israels attack that time? Ill tell you why. Our ship was so rubbish, we thought it would sink, and Im pretty sure the Israelis did as well. On the Free Gaza, if you turned the wheel left, it went right. On the other boat, if you plug the fridge, the electricity died. Our fear was not being attacked, it was being told sympathetically by Israelis.
41

But here I was going to Gaza and I had some warnings from a politician, whose name shall remain anonymous, and a family member, whose name remains anonymous. And they said to me, If you go to Gaza, theyll kill you. Dont go to Gaza, they will see you as a British and they want to kill you because they are terrorists. These are the warnings I was given, and again I knew they were lies. And yet, when the boat pulled up and I saw Hamas guards there, most of them are traffic cops, most of them there retain the peace, but still, they are Hamas, right? Did I feel a severe fear? Yes I did, still that programming was in there. But you know what? It did not take long until I saw the first young man crying with joy. Again for that to dissolve. And for the realization to come as I spent for a month in Ramadhan in Gaza. For the peoples right to fight when they are moslem does not equate to moslem wanting to fight the world. Can we make the difference between these two? But still Islam was something to me, something other people did, something I watch and admire, but its never going to happen to me, right?

Frontier Volume 3, Desember 2011

I remember the first time my heart was fully open to the impact of Islam to my heart. It was in

Ramadhan in one of the refugees camp. I was invited into a home, a cement block home, where 16 people lived. And you went into the door, and there were mattresses around the wall, that they sleep on at night, they pull down. Where there was minimal food. Just a little gas burn, there is no gas actually. And yet, when I knocked on the door, that Ramadhan evening, the mother of the households opened the door like this, Assalaamualaikum ... I hope I didnt have face, and I was such contentment, even joy. I couldnt understand when she was asking me on the Tajmahal. I grabbed my eyes inside, what wasnt I see, what was so beautiful in this miserable experience, miserable existence of house. I sat down for an ifthar very simple of leaves and bread. And I said to her, Im angry sister. If youll excuse me Im angry with your version of God, because he starves thausand people during Ramadhan. What, you are not thirsty and hungry enough? You have to fast for 30 days. I want answers, why do you fast in Ramadhan? Tell me. And that sister, in refugees camp, once again, now smashed down by Israel, looked at me and she said, My dear, we fast in Ramadhan to remember the poor. I tell you now, a key went to my heart and

unlocked something that I didnt know was there. And I thought if this is Islam, Ameen..

At the same time, I started visiting out other areas in the middle east, the hijab is a big question in the west, who is so obsessed with the right to wear nothing at all times. They are forcing people to wear less, rather than more, in public. Isnt this a strange thing to do in our society?

Frontier Volume 3, Desember 2011

As a mother of two, and a non moslem, even I was looking at the shells of magazines on the way women are being treated with the feeling of sickness inside. Even this, I used my own sexuality to charm and to try and win and make friends and influence people. But the hijab is something I didnt realize would be warn by educated women, by feisty women, until I visited Lebanon in 2007, when the woman who made me there, is from a small party called Hizbullah, you may have heard of them. They met me at the airport. I was expecting men in turbans. You know, it takes a long time to learn. The political parties are, you know, how different people inside them. And it was three sisters, and they were the feistiest women Id ever met. Their attitude was, nobody is going to tell me what to do, I do 42

what I like, Im gaining educated cause Im not my Gods, I Thought is this Islam as well, this pluralism?

This understanding of different forms of womens hearts, but all of them are admiring their fathers, all of them are loving their children, all of them are expressing their rights of education. Ive never seen that before. And when I left later on that year, I had a little known condition, I had hijab on me.

on hijab and females on Sunday Looking Up.

When I go back to London, and I saw the students and women in campus are falling down, drunk vomiting themselves, competing for males attentions. I thought, you know what, hijab is different here.

Because those sisters in Lebanon and Beirut that I saw were respected for their ideas, for what came out from their mouths, not for what they were wearing. And I tried for years to get the article written, by the way, and printed. I tried every major circulation, newspaper, weekend magazine, Sunday magazine.. Eventually, I snuck it into my own column in a national paper, only because I crashed the deadline by two hours, and I had to print it. But there I got
43

My journey to Islam was taking shape, but it wasnt until last year, when I went to Iran on a work of research. Then once again, my suspicion about other countries were raised and put in my face. When I told my family that I was going to Iran, my younger sister, my children, Iran is dangerous, you may get kidnapped. What did I see in Iran? I saw people who were tied of sanctions, people who were sick of being threatened by western power, just getting over their lives. I went to a mosque, just to pay my respect and then something of a miracle happened. I paid wudhu, I said a brief pray to Allah, who wants respecting at that point, until I sat down in the mosque in calm, and I tell you now, every thought and every worry in my head vanished. I have never felt this sense of peace before in my life. I knew that at the certain level in universe, everything is calm, everything is alright and all of our worries we make ourselves. I sat for a long time on the floor. I cant explain why, Brothers and Sisters, but a young woman was coming out to me and saying, We love you, I love you. A little girl came over and held my hands and said, I love

Frontier Volume 3, Desember 2011

you, and she wouldnt let go of my hands.

In the United Kingdom, since 9-11, 100 thousands people are estimated to have become moslem. 70 thousands of them are educated women. In America since 9-11, it has been estimated that up to half a million new moslems from outside, because they were interested in the Quran, Subhanallah. So you see, we are integrated, but we have to have more confidence with that. I got very angry with two phrases I dont like: tolerance and integration. I tell you why I dont like tolerance, I dont want to be tolerated as a moslem. You tolerate somebody elses smelly feet. You tolerate, Im

I looked to my friend now, as I said, Does it always happen in mosque? She said no. I came out after praying Fajar the next morning in the mosque and I looked to the sky. I said this, Islam oh no I was scared, really scared. But Alhamdulillah, Allah makes it easy for us when He wants us to see the light. And so as we all move on to our own journey now, we have to remember that Allah is working in our societies to change peoples hearts and minds. As we talk about integration, as we talk about how to reach out, can we just look at some figures, please?

tolerating it, but Ill send you out next time. Do you want to be tolerated in society? We want to be equal, we want to share the discussion. Integration, what does integration mean. Oh, those moslem are integrated. Excuse me, going to any business, any government building, any school in the university, youll see women in hijab, youll see moslems. We pay our taxes where we integrated. Back off! Sorry, thats how I feel.

We too timid sometimes in our confidence. We must show off in our actions, we must show confidence in our dealings. We must not apologize for the love and the faith that we have.

Frontier Volume 3, Desember 2011

I just like to end now on the questions that my European children had from me when I said I was thinking of converting to Islam, cause I think we shed the light on what unites us with everybody. I said, Mommy is thinking of being a moslem. My 8 and 10 year old daughters said, We have 3 questions for you, Mommy. Question 1: When you are a moslem, will you still be mommy? Yes, when Im a moslem, Ill still be mommy, and in fact a bit bitter mommy.. Question 2: When you 44

are moslem, will you drink alcohol? I said, No, when I become a moslem, Ill never drink alcohol again. Their response was rather worrying, Hurray! Question number 3: When you are a moslem, will you still dress in a modest way? Will you still show your chest? I said, Why are you asking this? My daughter said, Because when you go on the school around and your chest out, we hate it. So I said, You know what, this is the good news, when Im a moslem, Ill be covered from head to toe. And my daughter said, We love Islam.

Now I want to show us, three basic models that parents everywhere can expect to work with. One, will

you still be mommy, will you be at the heart of the home? Can we as women have our confidence to be at the heart of the home and educate and still talk, and take place, approach children, and husband, and families and home first? Yes, thats what children want. Question number two, will you drink alcohol? Will you do what is prohibited in the Quran, thats what they are asking. We can say no to that. And three, will you be modest: modest and dignified? This is what the muslim woman is. Alhamdulillah, yes we can be all this, and more. Thank you for listening.

45

Frontier Volume 3, Desember 2011

Lauren Booth
English broadcaster, Journalist, Activist Bismillaahirrahmaanirrahim

Dalam nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang itu.

Kemarin, tepat 1 tahun yang lalu, saya memeluk Islam, atau dalam istilah saya, Islamlah yang memeluk saya. Dalam dua kalimat kita sebenarnya bisa memahami seluruh materi seminar ini. Apa yang saya ingin lakukan hari ini adalah hanya cerita sebuah pertanyaan dari setiap hari dalam kehidupan baru saya, Alhamdulillah, hal ini sangat relevan dengan diskusi di kita. Bagaimana saya menjadi muslim dalam hal kondisi yang kurang mendukung dan bagaimana saya menjadi muslim sedangkan saya seorang jurnalis profesional yang menjunjung tinggi emansipasi perempuan, dari sebuah media mainstream yang citra Islam seringkali antagonis. Saya akan mengutarakan beberapa poin dalam ceramah ini dengan membawa anda dalam cerita perjalanan hidup saya. Pertama-tama, penting untuk dicatat, bahwa kita semua dilahirkan dengan alamiah di dalam cinta, cinta dari Allah. Dan sebagaimana seorang anak kecil di tahun 70an di London, saya juga berdoa. Dalam rumah tangga saya, dalam pikiran saya, dalam pengetahuan hati saya dan jiwa, seperti ini, ayah saya, ibu saya, kakek saya, nenek saya, mereka diatas mereka semua ada Tuhan. Ini adalah bagaimana keadaannya ketika saya tumbuh dewasa.
Frontier Volume 3, Desember 2011

Ketua, tuan rumah Indonesia dan Partai Keadilan Sejahtera, saudara-saudara dan tamu saudara,

46

Dalam anggapan saya, Sekali waktu, Sang pencipta alam semesta menciptakan sesuatu yang baik, semacam album pertamanya, yang disebut Penciptaan, sejak saat tersebut Dia sudah mencari album kedua, tapi ada seorangpun yang mengikutiNya. Dan apa yang terjadi ketika Anda membuat celah seperti itu dalam pengetahuan Allah dan akseptasi Allah, kita akan mengisinya. Sehingga seperti itulah dengan saya. Saya mulai sebagai seorang anak dan berdoa secara alami seperti ini, "Ya Tuhan ambillah adik saya, hanya untuk satu atau dua minggu."

saya jauh dari keberadaan Tuhan, jauh dari melakukan perbuatan baik. Kami seperti barang yang terjual, terjual jauh dari kehidupan, kehidupan yang baik.

Lalu kemudian saya pindah ke kehidupan remaja. pertanyaan seperti ini sering muncul, "Apakah Anda percaya pada Tuhan? sangat bodoh!" "Apakah Anda percaya pada cerita Santa Clause?". Saya juga teringat godaan waktu remaja, ada obat-obatan terlarang, alkohol, yang berpenampilan terlihat menarik perhatian laki-laki, dan semua ini sejak 80an. Sebagaimana kita khawatir putri kami saya juga pada usia saya sendiri adalah apakah seperti ini seharusnya menjadi seorang wanita? Saya terganggu pada saat itu, dan gangguan tersebut telah membuat
47

Latas bagaimana aku bisa menjadi muslim? Aku meninggalkan apa yang saya pikir pada saat saya berada di usia dua puluhan. Saya tidak punya alasan untuk berpikir menjadi muslim secara serius. Ada tiga anak perempuan muslim di sekolah saya. yang saya perhatikan lalu saya simpulkan bahwa: 1. Gadis-gadis Muslim sangat baik dalam matematika, 2. Gadis-gadis Muslim semua menumbuhkan rambut mereka dengan sangat panjang, dan 3. Gadis-gadis Muslim memiliki ayah yang sangat ketat dan tidak suka anak laki-laki. halhal demikianlah gambaran Islam dalam benak saya. Dan saya tidak pernah punya alasan untuk berpikir tentang Islam sampai sekitar tahun 2000. Saya ingat menonton televisi, dan melihat seorang pria muda dengan batu di tangannya dengan memakai T-shirt dan jeans, Lalu disisi lain ada tank, sebuah tank milik Israel. Aku menyaksikan adegan itu di TV dan dan suara BBC mengatakan seperti ini dan memparafrasekannya, Lihatlah Arab yang mengerikan dan sebuah

Frontier Volume 3, Desember 2011

Tank Israel yang menyelamatkan dunia

Saya adalah seorang wartawan pada saat itu, dan saya berpikir apa yang hilang dari penggambaran ini, apa bagian dari cerita yang kita tidak sedang ditampilkan. Bahkan gambar tersebut membuat saya berpikir tentang tragedi di lapangan Tiananmen yang terjadi hanya beberapa tahun sebelumnya, ketika seorang pria berani menyerang tapi ada orang bersenjata berjuang untuk keadilan dan demokrasi, di sini sang pemuda digambarkan bak kriminal, ditakuti. Penggambaran semacam inilah yang membuka sesuatu di hati saya dan rasa penasaran mmuncul dan itu tidak pernah hilang, hingga Allah membuka hati saya. Jadi, pada tahun 2005, saya akhirnya menemukan alasan untuk dikirim ke Palestina oleh surat kabar saya. Hal itu untuk meliput pemilihan dimana Mahmud Abbas akan menjadi pemimpin fatah, dan saya tahu tidak tapa-apa tentang wilayah tersebut kecuali rasa penasaran dalam hati saya untuk melihat cerita sebenarnya. . Jadi saya tiba di Tel Aviv, lalu masuk ke dalam taksi, dan taksi itu Alhamdulillah kemudikan oleh

seorang pemuda bernama Jamal. Dan di antara tel Aviv dan Ramallah, melewati 1 titik pemeriksaan, Jamal memberikan saya 101 pelajaran. Saya ingat pada satu titik kami berkendara diatas kami terdapat jalan yang sangat indah, tetapi kosong tidak ada satu orang pengemudipun disana, ia seperti meja biliard..Dan aku berkata kepada Jamal, "Maaf, saya tidak bermaksud untuk menggurui pekerjaan Anda, tetapi mengapa kita tidak menggunakan jalan diatas tersebut?" Dia menatapku dan berkata, "Anda tidak tahu banyak tentang hal ini? " " Tidak, mengapa kita tidak melalui jalan itu? "Dia berkata," Itu jalan khusus Yahudi" " Benarkah?" kata saya. Dia berkata, "Ya dan hal-hal di Jerussalem adalah lelucon buat saya, karena saya membayar pajak tapi saya tidak pernah bisa menggunakannya." Saya ingat hari itu masuk ke titik cek pertama di Israel. Saya membuka paspor saya yang bertuliskan kewarganegaraan Inggris, disana ada seorang anak muda Amerika dalam seragam Israel mengatakan, "Hei, kau adalah orang Inggris, kami mencintaimu, guys." Saya tidak bisa mengatakan ia membuat saya merasa bangga. Namun dalam hati saya, karena saya sudah diprogram oleh 48

Frontier Volume 3, Desember 2011

bertahun-tahun dalam ide utama, saya akan jujur kepada Anda sekarang, saya punya beberapa ketakutan pergi ke Tepi Barat sendiri. Hari berikutnya, saya ingat di sebuah lift besar dengan pengawal Mahmud Abbas yang bersenjata, lelaki Arab yang sangat besar dengan senjata sangat besar. Saya kemudian ingat dia berbicara di walkie talkie, dan saya rasa tak ada seorang pun tersinggung oleh aksen mereka. Jadi salah satu pria mengatakan dalam walkie talkienya Beberapa kata Arab, dan saya ingat berdiri di sana pikiran saya membayangkan orang tersebut berkata "Kita akan bereskan perempuan kulit putih itu nanti." Jujur saya akui, Pemrograman ini begitu mendalam, bahwa bahkan ketika Anda bertindak dalam memahami solidaritas dan hal yang sederhana, yang tidak ada keraguan tentang yang lain, Arab, Islam? Tapi Alhamdulillah, di Palestina tidak lebih dari 48 jam untuk itu menghilangkan ketakutan itu.

Israel sebagai penyelamat Eropa, atau sebagai saudara dan saudari saya. Dan saya akan tahu bahwa orang-orang Palestina selamanya adalah orang-orang terbaik, karena mereka berIslam secara murni . Pada tahun 2008, pada saat ini, saya bergabung dengan aktivis solidaritas keadilan untuk Palestina. Aku mengambil perahu ke jalur Gaza, dengan 46 orangorang internasional, dalam gerakan membebaskan Gaza.

Mengapa kami tidak diserang oleh Israel pada waktu itu? karena Kapal kami sangat buruk, kami pikir itu kapal akan tenggelam, jika Anda memutar setir ke kiri, ia pergi ke kanan. Pada perahu yang lain, jika Anda menyalakan lemari es, maka listrik mati. Ketakutan kita tidak sedang diserang, itu diberitahu simpatik oleh Israel. Tapi di sini saya akan ke Gaza dan saya punya beberapa peringatan dari seorang politikus, yang namanya akan tetap anonim, dan anggota keluarga, yang namanya tetap anonim.Dan mereka berkata kepada saya, "Jika Anda pergi ke Gaza, mereka akan membunuh Anda. Jangan pergi ke Gaza, mereka akan melihat Anda sebagai Inggris dan mereka ingin

Kemurahan hati yang demikian setiap orang yang saya temui, seperti itu lah kebaikan bawah tekanan pada orang-orang, pada anak di Tepi Barat, tetapi pada hari ke-7, hati saya luluh. Dan saya tidak akan pernah lagi mampu berpikir
49

Frontier Volume 3, Desember 2011

membunuh Anda karena mereka adalah teroris.

Namun, saat perahu berhenti dan saya melihat penjaga Hamas di sana, kebanyakan dari mereka adalah polisi lalu lintas, sebagian dari mereka ada menjaga kedamaian, tapi tetap saja, mereka adalah Hamas, bukan? Apakah saya merasa takut parah? Ya, saya belum bisa terlepas dari pemrograman yang ada di kepala . Tapi kau tahu apa? Tidak butuh waktu lama sampai saya melihat seorang muda pertama menangis dengan syahdunya. Dan untuk itu untuk lebih berbaur saya menghabiskan selama satu bulan di bulan Ramadhan di Gaza. Mereka melawan untuk mempertahankan hak rakyat tidak sama dengan muslim ingin menentang dunia. Dapatkah kita membuat perbedaan antara keduanya?

rumah, di mana 16 orang tinggal. Dan Anda pergi ke pintu, dan ada kasur di sekitar dinding, bahwa mereka tidur di malam hari, mereka tarik ke bawah. Di mana ada makanan minim. Hanya sedikit gas terbakar, ada gas ada sebenarnya.

Tapi tetap saja Islam sesuatu yang lain untuk saya, sesuatu yang orang lain lakukan, sesuatu yang saya lihat dan kagumi, tapi itu tidak akan pernah terjadi padaku. Saya ingat pertama kali hatiku terbuka penuh dengan dampak Islam ke jantung saya. Saat itu di bulan Ramadhan di salah satu kamp pengungsi. Saya diundang ke sebuah rumah, sebuah blok semen

Frontier Volume 3, Desember 2011

Namun, ketika saya mengetuk pintu, malam Ramadhan, ibu rumah tangga membuka pintu seperti ini, "Assalaamualaikum " Saya tidak menyangka berjumpa dengan wajah yang penuh kepuasan bahkan penuh sukacita. Saya tidak bisa mengerti. Aku meraih mataku dalam-dalam, apa saya lihat, apa yang begitu indah dalam pengalaman menyedihkan ini. Aku duduk untuk ifthar sangat sederhana dengan dedaunan dan roti. Dan aku berkata kepadanya, "Saya benar-benar Marah, Saya marah dengan versi Anda tentang Tuhan, Apakah Anda tidak haus dan lapar? Anda harus puasa selama 30 hari.Aku ingin jawaban, mengapa Anda berpuasa di bulan Ramadhan? Katakan padaku." Dan seorang saudari di kamp pengungsi menjawab "Sayangku, kita berpuasa di bulan Ramadhan untuk mengingat orang miskin." sebuah kunci telah membuka hati saya yang terkunci. Dan saya pikir jika ini adalah Islam, Ameen .. 50

Pada saat yang sama, saya mulai keluar mengunjungi berbagai daerah di timur tengah, jilbab adalah sebuah pertanyaan besar di barat, yang begitu terobsesi dengan hak untuk memakai apa-apa kali. Mereka memaksa orang untuk memakai sedikit, bukan lebih, di depan umum. Bukankah ini hal yang aneh untuk dilakukan dalam masyarakat kita?

Sebagai seorang ibu dari dua putri, dan non muslim, bahkan saya melihat sampul majalah di jalan perempuan perasaan masyarakat ini sakit. Bahkan ini, saya menggunakan seksualitas saya sendiri untuk mempesona dan menang dari gadis lainnya dalam mempengaruhi laki-laki. Tapi hijab adalah sesuatu yang saya tidak sadari dan akan dikenakan oleh wanita berpendidikan.

padaku apa yang harus dilakukan, saya melakukan apa yang saya suka Pemahaman ini adalah pemahaman dari tipe hati perempuan yang berbeda, tetapi semuanya mengagumi ayahnya, semua menyayangi anak-anaknya dan semuanya mengekspresikan hakhaknya atas pendidikan, sungguh saya tidak pernah temukan sebelumnya.

Dan ketika saya meninggalkannya kemudian, saya memiliki sedikit pengetahuan, saya memakai hijab, Ketika saya kembali ke London, dan melihat mahasiswi di kampus jatuh karena mabuk dan muntah, atau berlomba-lomba dalam mencari perhatian laki-laki. Saya rasa anda tau fungsi dari jilbab dalam keadaan seperti ini.

Sampai saya mengunjungi Lebanon pada 2007, ketika wanita yang membuat saya ada, adalah dari sebuah partai kecil yang disebut Hizbullah, Anda mungkin pernah mendengar dari mereka . Mereka bertemu saya di bandara. Saya mengharapkan laki-laki dalam turban. Anda tahu, dan dari tiga saudara perempuan keteguhan sikap mereka menunjukan tidak ada orang yang akan mendikte
51

Frontier Volume 3, Desember 2011

Karena perempuan di Libanon dan Beirut yang saya lihat sangat dihormati karena ide-idenya, atas apa yang mereka katakan dari mulut mereka, bukan atas pakaian yang mereka kenakan. Lalu kemudian saya mencoba menulis artikel dan mencetaknya, saya coba dalam setiap koran, majalan. Akhirnya saya coba masukan dalam kolom saya sendiri di koran nasional, saya menulis tentang Hijab.

Perjalanan saya menuju islam membentuk kepribadian, akan tetapi sampai tahun lalu, ketika saya pergi ke Iran untuk melakukan sebuah penelitian. Kemudian sekali lagi kecurigaan saya tentang negara tersebut terangkat. Ketika saya utarakan kepada keluarga anak perempuan saya yang kecil berkata Iran berbahaya, kamu bisa diculik!. Apa yang saya lihat di Iran?, Saya lihat orang yang diembargo, orang yang muak dengan perlakuan kekuasaan barat yang keterlaluan terhadap kehidupan mereka. Saya pergi ke masjid, sekedar menaruh hormat ketika tiba-tiba keajaiban datang, saya berwudhu dan saya berdoa singkat kepada Allah, hingga saya terduduk dan diam, dan semua pikiran dan semua kekhawatiran saya lenyap, saya tidak pernah merasakan kedamaian yang luar biasa seperti ini sebelumnya. Saya tahu bahwa pada titik tertentu semuanya terdiam, semua kehawatiran hanyalah rekaan kita semata. saya duduk lama di lantai, saya tidak bisa menjelaskan mengapa, akan tetapi seorang perempuan mudah mendatangi saya dan berkata Kita semua sayang kamu, Saya sayang kamu, seorang gadis kecil menghampiri dan memegang tangan saya dan

berkata Aku sayang kamu dan tak mau melepas tanganku

Saya melihat kepada kawan saya sekarang, dan bertanya apakah ini selalu terjadi di masjin ini? dia menjawab Tidak, Lalu saya sholat subuh di pagi hari berikutnya lalu menatap ke langit, lalu saya berkata Islam.. Oh tidaak saya sangat takut, sangat takut sekali. Tetapi Alhamdulillah, Allah membuatnya mudah untuk kita, ketika dia menginginkan kita untuk mendapatkan hidayah. kita harus ingat bahwa Allah bekerja di dalam masyarakat kita untuk mengubah hati dan pikiran manusia.

Frontier Volume 3, Desember 2011

Di Inggris, sejak peristiwa 9/11, 100 ribu orang diperkirakan telah menjadi Muslim. Tujuh puluh ribu diantarnya adalah kaum perempuan terpelajar. Sedangkan di Amerika, sejak peristiwa 9/11, diperkirakan ada setengah juta orang yang menjadi Muslim baru, karena mereka tertarik pada AlQuran, Subhanallah. Jadi, Anda lihat, kita bersatu, tapi kita harus memiliki kepercayaan diri akan hal itu. Saya sangat tidak suka pada dua frase: toleransi dan integrasi. Saya akan kaish tahu mengapa saya tidak suka toleransi, karena saya tidak ingin ditoleransi atas kemuslim-an saya. Anda bertoleransi terhadap orang yang berbau 52

Integrasi. Apa yang dimaksud dengan integrasi? Oh, para muslim itu ber-integrasi. Permisi, kita lihat di berbagai aktivitas bisnis, berbagai bangunan pemerintah, berbagai sekolah dan universitas, Anda akan lihat para perempuan ber-hijab. Anda akan lihat orangorang Muslim. Kami bayar pajak dimana kami ber-integrasi. Maaf, itulah yang saya rasakan. Kita terkadang kurang percaya diri. Kita harus tunjukkan diri kita. Kita harus tunjukkan kepercayaan diri kita. Jangan sampai kita ber-apologi atas cinta dan keimanan yang kita yakini.

kurang sedap. Anda toleransi itu. Saya tolerir itu, tapi saya akan meminta Anda keluar, di waktu yang akan datang. Apakah Anda ingin ditolerir dalam masyarakat? Kita ingin kesetaraan, kita ingin berbagi dalam diskusi.

8 dan 10 tahun, berkata, Kami punya tiga pertanyaan untukmu Mami. Pertanyaan 1: kalau Mama menjadi Muslim, apakah Mama masih menjadi ibu kami?. Saya jawab, Ya, tentu saja, Mama akan tetap jadi Mama, bahkan jadi lebih baik. Pertanyaan kedua, Kalau Mama menjadi Muslim, apakah Mama akan minum alkohol?. Saya jawab, Tidak. Dan respon mereka adalah, Horeee....

I ingin mengakhiri dengan sebuah cerita tentang pertanyaan yang terlontar dari anak saya ketika mereka saya kasih tahu, bahwa saya masuk Islam. Saya beritahu mereka karena saya pikir, kita mesti berbagi cahaya yang menyatukan kita dengan orang lain. Saya bilang kepada mereka, Mama akan menjadi seorang Muslim. Dua anak perempuan saya, yang berusia
53

Pertanyaan ketiga, Kalau Mama menjadi Muslim, apakah nanti Mama akan masih berpakaian modis? Apakah Mama masih berpakaian dengan dada terbuka? Lalu saya bertanya balik, Kenapa kamu menanyakan itu? Mereka menjawab, Karena kami benci ketika Mama datang ke sekolah dengan pakaian yang terbuka. Saya jawab, Tahukah kamu, kabar baiknya adalah kalau Mama menjadi Muslim, Mama akan berpakaian secara tertutup, dari kepala sampai ujung kaki. Dan mereka menyambut Kami cinta Islam. Sekarang, saya ingin menunjukkan kepada kita semua, tiga model dasar dimana semua orang tua dimana saja mengharapkan ini berjalan dengan baik. Pertama,

Frontier Volume 3, Desember 2011

apakah Anda masih menjadi seorang Ibu? Apakah Anda menjadi jantung dari rumah tangga? Dapatkah kita sebagai seorang perempuan memiliki kepercayaan diri untuk menjadi jantung bagi rumah tangga, mendidik, mengambil posisi, dekat dengan anak-anak, suami dan keluarga yang pertama? Ya, itulah yang anak-anak inginkan. Kedua, tentang alkohol. Apakah Anda akan melakukan sesuatu yang dilarang AlQuran. Kita bisa berkata tidak pada hal tersebut. Dan ketiga, apakah Anda akan menjadi modis dan bermartabat? Seperti inilah sesungguhnya Muslimah itu. Alhamdulillah, ya kita bisa menjadi seperti itu, dan bahkan lebih. Terima kasih atas perhatiannya

Frontier Volume 3, Desember 2011

54

Ibrahim El Zayat
Activist of Islamic Organization in Germany This initiative is quite important not just because the world starts to come closer each other and we are now from Indonesia which is really quite far away and Ive just learned during lunch that from West side to the East side of Indonesia is about 8-9 h flight. That means nearly the same distance that we have from here to there, so it is obvious that the world is coming closer to each other and so even question is not only harmonizing Islam and Western Civilizations but it is even more, it is harmonizing which need to become a global civilization toward new era that includes more than just Islam and the West but includes all human being under one umbrella which is the globe that we all have to shared and that we are all threaten that will not be able or that we see as one of the key challenges for this century were in how we are able to deal with it properly. I want to start with giving some lessons from the Arab Spring that I see as a very important phase within this change that is in front of us. When we come to see the change in relation that have started and what happened during this year was something that really nobody has expected that it could happen that way. I see that there are 6 important lessons have to be taken from that: 1. When we come to look the Middle East, most of the Westerners had impression that Islam and democracy are two completely contradicting elements and they cannot go together. And we even had a lot of discussions whether this Arabs are able to live with democracy, whether they can deal with it, whether they are really
55 Frontier Volume 3, Desember 2011

want the freedom that we want from Western perspective. This was one of the very common used element where you come to speak about oppression that was obvious before, we know that it was said that he has been called today Moammar Kadafi was a dictator even long before the West found out he is a dictator. As so we may look back into the recent years and see that this dictator has been made the door keeper to Europe; he has been given a lot of money to insure that no Africans are able to come over the Middle Sea and enter into Europe and to see the change and shift that happened afterward. So we can see that Islam and democracy what has been presented continuously has a contradiction turned out to be something completely different. The Arab people, the Muslim communities have asked for freedom of speech, freedom of religious belief, and for democracy precisely all of them when to say they want a democratic state as a solution to this situation. Nobody was asking anything else; nobody was asking another form of dictatorship under the name of religion or anything else. They were asking for free election, appropriate representation of

Frontier Volume 3, Desember 2011

2. Islam and violence. This is a two level prejudice, one hand within the Western look to Islam which was deeply connected to terror, to violence. When you look into the different question which has been made within the Western societies about the prejudice toward Islam that the first one was about violence, the second one was the role of law in Islam. Especially about violence, the question is turned out to be completely senseless. We found out that all this difference Muslim people have showed them a clear peaceful way to change the society they are living. And this is also the second prejudice within the prejudice, prejudice within the Muslim thought where what was an answer to Bin Ladin and Jihad groups who always believe that the change to happen within the Muslim world has to be violent, there is no other way but violent, we have to go in this way. So this is not only an answer to the West in one hand but also to extremist and radical 56

population within the state they are living. Next week, hopefully we will have first election in Tunisia and which allow the process (democracy) to continue.

3. The next prejudice that we always used to hear was there is conflict of religion within the Muslim world. There is a conflict between Copts and the Muslim, Christian and Islam within the most of Arab areas. We have seen in Tahrir Square, Egypt one of the most beautiful answer. We have seen during Jumat prayer, the Copts made circle around the praying Muslim allow them to forming the prayer while the police was fighting them. And the same thing happened on Sunday when the Muslims made circle to support the Copts to have public prayer during the revolution. So I think this is the best answer to all the continuous wrong information
57

group within the Muslim world at the same time this is very strong answer and you can strongly see now that all jihad groups who have the place in Egypt society for example, turned out to be very peaceful now. And nobody of them is saying anything about violence approach any longer. They have completely now within the line of election and all of them have formulated new party and going to political process and this is also a good result of what happened.

4. Oppression of women. We have seen that the key driver to change within this revolution is women. We have seen women from all parts of society, all classes, all level of society to be the driving force of the change, to go down, to stay in Tahrir Square, with or without husband permission, even from father, and whatsoever. They have done a fantastic job insuring this change is able to take place.

that was given. We learn afterward a lot from the one of this conferences panelist- about the Egyptian Minister of Internal Affair that has used the last 3040 years to encourage small groups especially religious group to fight each other by putting people into this group to have violent approaches up to the extent that the bombing which happened in Alexandria turned out to be completely fabricated by the Egyptian Secret Services under the Ministry of Internal Affair.

Frontier Volume 3, Desember 2011

5. Islamic Parties, Muslim Brotherhood, An Nahdah in Tunisia, and other groups elsewhere which always have been portrayed as extremist entities, who just wait for the

When we come to look into the question in from of us, accelerating the presence of new era then I think it is important for us to the challenges of the 21st century. So what are the key challenges human races facing and we can see that on one hand, coming back to what I

6. The last one, prejudice that we had about so-called democratic state within the Middle East, which was Israel. It was portrayed as a peace keeper in the region (Middle East) and it turned out that it is the only one country which insisting on Bin Ali (Tunisia) and Mubarak (Egypt) to stay in power. It is very astonishing for all those West Countries. People want freedom, right, and we should stay with Israel approach which was exactly opposite and clarify that we have a real problem with this.

chance to take over and to oppress people, diminish all political structure and system. And it turned out to be exactly the opposite. We can see now in Egypt, out of Muslim Brotherhood, five different parties have emerged; all of them are competing now for vote, all fully integrated into political process.

Frontier Volume 3, Desember 2011

have just what mentioned: Madeleine Albright just come to say what we have to do is we have to change our paradigm in Middle East, we have to look for a new relation with the Arab World, we have to review our relation to Israel, but why? We said we need to do this, because the key challenge for United Sates in 21st is going to be China. And it is either the Muslim World in our side or their side. And so therefore it is quite important looking into what we have been presented by His Excellency Oegroseno (Indonesian Ambassador for Belgium) is definitely 51% but if you take Muslim part out of it and you say this is China in one hand and there another part within Asia which is not China which could be closer to Western concept then we come back to what is partly also another meant of human nature, a need to have an enemy to identify myself clearly and to be more comfortable in my own position. But this is only the case if I weak. If I dont know exactly who I am, if I need the enemy to have this self identification and self assessment, and self awareness more, this is the biggest challenge that West (Europe and United States) is living. They are not very sure about where are they going, they also not really sure about key present of 58

their own so-called race. I would like to give an example that is so global now that we dont have any more pure races but in the brain of people like Brevik, this is exactly what he was describing: this is our country and now is starting to become something different and I need to see how can I save it (country) to my people, what are you people? And this is exactly the challenge. I have diminishing figures when it comes to demography and this has not been presented. Demographic challenge is the biggest challenge when it comes to this, this is the key reason for the changes in GDP. His analysis: by year 2081 they are no more European race left so we need to start now to insure that there will be something left. What we really need is completely different look into our common role as human mankind toward the challenges in front of us. And this bring us back to the role of religion which is very important correction tool to the uncontrolled capitalism that we can see in one hand which has increase the income distribution scissor. We have today 1% of the rich owning about 60% of the wealth while the last 60% of the people owning 2.5%. This is how the income distribution today. When we look to the big families,
59

the largest 10 families have more wealth than the 50 poorest countries in the world. It is a big shock how income distribution went wrong. So again, what is the correction tool, how we insure that the measured in place which allow people not to be that rich. When we look to the production company for example the management earning 50 times higher than the workers, but today it beyond 500 times. Again, we need correction tools for this imbalance and to insure that there is a common responsibility: if you are rich then you have to use your wealth in specific term and you have to sure that you are not allowed to use it on destructive element as it is done in many levels. So it comes back to the challenges we are facing, the key challenge is the continuation of human life at 21st century. When we come to see how much we as Westerners and all of us live in Western context which are using for example 160180 L water per day. But this not possible that all human being are allowed to use the same amount of water. So if come to say where I am going to end in 2070, I can get some more water by the sea desalination and other sources but very limited. It cannot we have to reduce and we have to allow (at the same time) the growing countries to consume

Frontier Volume 3, Desember 2011

more. So the consumption of nature is one of the key challenges in front of us. And it needs a balance approach which need to taking into consideration that we are in a global world interconnected and therefore what done in one side has direct effect on the other side. So the environment is one of the key issues and this is very deeply connected to the economic that I have just mentioned. Economy has to serve men and not the opposite as it is today. So we need to look into a completely different economic and financial system and I think we have the power if we look to the elements that we have seen especially when it comes to the demographic factor in addition where we should not allowed absolute minority of people to dictate the rule of the game to the absolute majority of the people.

(Iraq and Afghanistan). So if we look to balances on this, it is obvious that economic shortcut that we are facing and crisis in front of us went force us to review a number of the questions that are there.

The second element is injustice within the West itself. When we come to see for example today the US, 40 million people have no health insurance. At the same US spends about 370 billion dollars on wars in Iraq, Afghanistan, which would allow them to solve all the problems they have internally. So it is also an issue and also nearly the same amount of all the debt of third world countries together, what they have just bombed over there

Frontier Volume 3, Desember 2011

The third area which is about common values in a society we are living in. We need to look into for multireiligious society and we need to see how we can allow the different phases to come and live together. We had in Germany an interesting element which was in one of the mosque we had a lady coming in with her daughter. And she spoke to the Imam and telling him what I want is my daughter convert to Islam. He (Imam) was bit astonished, he asked the lady whether she wants to convert herself. She was telling him that she is not willing to convert to Islam, is about the daughter. He asked why the lady wants her daughter converts to Islam. The lady said: I have seen how Muslim treating their mothers and I want her (daughter) to treat me like the way they treat. So it is about religion and values, and it is also about family and key element to society. The family is intact; if family is working as a model then society is working too. If it is not working, and this is happening in a number 60

of society also connected to the over-saturation in individualism that we are teaching. When we come to give people, it is about self assessment to become somebody without having the right balance. I believe that the question of the values is the third important element after economy which needs to be thought.

We need some guiding element which allows us from different background such as religion to come each other. Maybe this is the biggest challenge Europe living in, maybe Europe can have some positive input into this if it is able to transform itself into real multireligious society. If we look into Indonesia or Egypt or other Muslim Countries then we can see there is a long heritage of multi-religious living together. Europe didnt have that. Europe even was not able to allow Protestant and Catholic Christian to live together. This is less than 100 years that they have started to force themselves to come together and put their hands next to each other. What they started to say, the Judie-Christian heritage (heritage of mass destruction) which ended in the end of Holocaust. And if you look into the bad and hard experiences that Jewish communities has had in Europe, it was one of the
61

continuous and this was never end in Muslim world. And it is interesting to see what did they flew to, when they flew from Andalusia to Istanbul of Ottoman Empire. They even flew from NAZI Germany to Muslim Countries and so the necessity that is in the front of us now is need to teach people how they are able to live as multireligious society. How they are able not to tolerate but respect each other, respect the other one on their beliefs and how in the end we are able to live with religion. Europe has believed that it overcome religion, there is no longer religion. And this was the fight of the secular; it is not fight about religion, it was fight against the Church, about the institutionalized religion. This was a real fight in Europe within the last 200-250 years which turned out to organize to living together. When we look to the 28 European countries, everybody has different state religion structure that has been developed; France is completely different from UK, Germany and The Netherlands. But in the end is more than that. It is a real basis which allows different religion from different background to live next to each other in appropriate form and to allow religion to be part of the public

Frontier Volume 3, Desember 2011

sphere as normal in all countries of the world. And this is what Europe has to learn from Islam, learn from the Muslim world; what it needs to learn if they want to survive in the coming century.

Frontier Volume 3, Desember 2011

62

Ibrahim El Zayat
Aktivis Organisasi Islam di Jerman Inisiatif yang dilakukan PKS ini sangatlah penting bukan hanya karena dunia saat ini kian berdekatan satu sama lain. Pertanyaan yang hadir hari ini tidak hanya mengharmonisasikan Islam dan Barat dalam peradaban namun kemudian lebih dari itu, yaitu membangun peradaban global dalam menyongsong era baru. Era yang tak hanya melingkupi Islam dan Barat namun seluruh manusia di bawah suatu naungan yang kita berbagi bersama di dalamnya. Ini yang kita lihat sebagai tantangan utama abad ini, bagaimana kita dapat menanganinya dengan sebaik-baiknya.

Saya ingin mengawali diskusi ini dengan mengambil pelajaran dari Arab Spring yang saya lihat sebagai fase penting yang merupakan bagian perubahan nyata di hadapan kita. Ketika kita melihat perubahan hubungan yang ada, pun dengan apa yang terjadi sepanjang tahun ini sungguh tak seorang pun yang mengira akan terjadi dengan cara itu (pergolakan di Mesir, Tunisia). Saya menangkap 6 pelajaran penting yang dapat dipetik: 1. Ketika kita melihat Timur Tengah, banyak dari Kaum Barat memiliki kesan bahwa Islam dan demokrasi adalah dua hal berlainan dan bertentangan serta tak dapat jalan beriringan. Kita bahkan telah melakukan banyak diskusi apakah Arab mampu hidup dan menjalani demokrasi, menginginkan kebebasan yang didambakan dalam perspektif Barat? Hal ini merupakan sesuatu yang sering digunakan untuk menekan. Kita ketahui yang marak sekarang ini Muammar Kadafi adalah seorang diktator bahkan jauh sebelum Barat mengetahui bahwa ia seorang diktator. Mari kita lihat dalam beberapa tahun silam bahwa diktator yang
63 Frontier Volume 3, Desember 2011

2. Islam dan kekerasan. Ini adalah prasangka Barat yang mengaitkan Islam dengan teror dan kekerasan. Ketika anda lihat

dimaksudkan ini dijadikan penjaga pintunya Eropa ia menerima banyak dana untuk memastikan tidak ada orang Afrika yang dapat memasuki Eropa melalui Laut Tengah. Dan apa yang kita lihat sekarang, perlakuan Barat kepada Kadafi sungguh berubah dan bergeser. Jadi dapat kita lihat Islam dan demokrasi yang semula dikesankan bertentangan secara terus menerus kemudian berubah. Orang Arab, Komunitas Muslim menginginkan kebebasan berbicara, kebebasan menjalankan agamanya, bahkan mereka menginginkan negara demokrasi sebagai jawaban atas permasalahan. Tidak ada seorang pun yang menginginkan hal lain, bentuk lain tirani diktator atas nama agama atau lainnya. Mereka mengharapkan adanya pemilihan langsung, perwakilan mereka yang layak dalam negara mereka. Minggu depan, semoga di Tunisia dapat melangsungkan pemilihan umum pertamanya sebagai bentuk demokrasi dan akan terus berlangsung hingga kemudian hari.

Frontier Volume 3, Desember 2011

pada Masyarakat Barat, ada dua sangkaan terhadap Islam yaitu kekerasan dan hukum dalam Islam. Mengenai kekerasan, prasangka ini pada akhirnya tidaklah berdasar. Kita temukan bahwa Muslim di manapun menunjukkan sikapnya yang damai dalam mengubah masyarakat di tempatnya masing-masing. Dan ini ialah prasangka dalam prasangka, prasangka dalam pemikiran Muslim yang menjadi jawaban bagi Bin Ladin dan kelompok Jihad lain yang percaya bahwa perubahan di dunia ini haruslah dengan cara kekerasan, tak ada jalan selain itu. Maka jawaban ini tidak hanya dialamatkan kepada Barat namun juga kepada kelompok radikal dan ekstrimis Muslim. Ditegaskan kembali, ini adalah dasar yang sangat kuat; dapat kita lihat kini bahwa semua kelompok jihad yang beroperasi di Mesir kini berubah total sikapnya menjadi damai. Tidak ada satupun dari mereka yang meneriakkan kekerasan sebagai sebuah pendekatan lagi. Mereka kini benar-benar berkecimpung dalam suasana demokrasi dan bahkan mendirikan partai baru yang secara aktif mengikuti proses politik. Ini adalah contoh 64

3. Sangkaan berikutnya yang sering didengar adalah perselisihan antara Muslim dan agama lain, khusus di sini adalah Kristen. Kita ingat saat demonstrasi di Tahrir Square, pada saat waktu shalat Jumat datang, Kristiani Koptik membentuk lingkaran mengelilingi Muslim yang sedang beribadah sementara mereka sedang berhadapan dengan polisi. Dan hal serupa pun terjadi saat kebaktian Minggu bagi Umat Kristiani Koptik, Muslim pun membentuk lingkaran dalam menjaga keamanan dan kekhidmatan dalam menjalankan agamanya di tengah demonstrasi. Saya pikir ini adalah jawaban terbaik bagi informasi yang salah yang terus menerus mendera. Kita belajar banyak dari panelis sebelumnya tentang Menteri Dalam Negeri Mesir yang dalam kurun waktu 30-40 tahun telah secara aktif mendorong kelompok-kelompok kecil untuk melakukan aksi kekerasan hingga salah satunya adalah kasus bom di Alexandria. Kejadian ini dirancang dan dihasilkan oleh operasi intelijen di bawah Kementrian Dalam Negeri Mesir.
65

yang sangat baik dari perubahan yang terjadi di Timur Tengah.

4. Penekanan terhadap wanita. Satu bukti yang kita saksikan saat revolusi Mesir, wanita adalah penggerak utama perubahan. Kita lihat wanita dari berbagai macam lapisan dan kelas masyarakat turun ke jalan menuntut perubahan. Mereka melakukan demonstrasi dengan atau tanpa ijin dari suami mereka, bahkan dari orang tua sekalipun. Mereka benar-benar telah melakukan pekerjaan menakjubkan dalam memastikan perubahan menjadi keniscayaan.

5. Partai Islam, Ikhwanul Muslimin, An Nahdah di Tunisia, dan kelompok lain yang selalu digambarkan sebagai ekstrimis. Kelompok yang menunggu kesempatan untuk mengambil alih kendali dan menekan orang dan merusak tatanan sistem politik. Sehingga sangkaan ini berubah sebaliknya. Kita lihat kembali di Mesir, di luar Ikhwanul Muslimin, lima kelompok yang berbeda kini telah bergabung dan secara aktif menggalang kekuatan suara dan berintegrasi dalam demokrasi. 6. Yang terakhir adalah yang tersebut sebagai Negara demokrasi di Timur Tengah,

Frontier Volume 3, Desember 2011

Kalau kita cermati pertanyaan itu, percepatan menghadirkan era baru itu menjadi tantangan abad 21 ini. Jadi apakah tantangan utama yang manusia hadapi, kembali kepada yang telah saya sampaikan sebelumnya: Madeleine Albright mengatakan apa yang harus kita lakukan adalah kita harus mengubah cara pandang kita di TImur Tengah, harus kita lihat sebuah hubungan baru dengan dunia Arab, kita harus meninjau ulang hubungan kita dengan Israel, namun mengapa? Kita harus melakukan itu semua karena tantangan utama bagi Amerika Serikat (AS) di abad 21 ini adalah

yakni Israel. Negara ini digambarkan sebagai penjaga perdamaian di Timur Tengah, sungguh kenyataannya adalah satu-satunya negara yang secara teguh mendukung dan mempertahankan Presiden Bin Ali (Tunisia) dan Husni Mubarak (Mesir) di puncak kekuasaannya. Sangatlah mencengangkan bagi negaranegara Barat. Rakyat di Timur Tengah menginginkan kebebasan, hak, dan kita menyaksikan pendekatan Israel yang secara nyata sikapnya berkebalikan sungguh kita memiliki masalah dengan hal seperti ini.

Frontier Volume 3, Desember 2011

Cina. Dan itu menjadi pilihan bagi dunia Muslim akankah mereka berada dalam sisi kita ataukah mereka. Dengan demikian, sangatlah penting untuk melihat kepada apa yang telah disampaikan Yang Terhormat Duta Besar Indonesia untuk Belgia, Bapak Oegroseno yang mengatakan 51% namun jika kita tidak memasukkan Muslim. Di satu sisi ada Cina dan di sisi lain ada Asia di luar Cina yang dapat saja dekat dengan konsep Barat maka kita harus kembali ke konsep dasar. Ada satu bagian dari kecenderungan manusia, mencari dan menjadikan musuh sebagai jalan pengenalan diri dan pengukuhan posisi diri kita di keadaan nyaman. Namun tindakan ini hanyalah diambil bagi mereka yang lemah. Jika saya tidak mengetahui secara pasti siapa saya, jika saya membutuhkan seorang musuh dalam pengenalan dan penyadaran diri saya, inilah yang menjadi tantangan terbesar bagi Barat (Eropa dan AS) kini. Mereka tidak terlalu yakin kemana mereka melangkah, mereka pun tak yakin dengan ras mereka kini. Saya ingin memberikan gambaran mengenai berita yang tempo lalu mendunia bahwa kini kita tidak memiliki ras murni namun tidak bagi orangorang seperti Brevik, seperti inilah yang mereka gambarkan: ini adalah negara kami tapi kini kian menjadi 66

berbeda dan saya mencari cara bagaimana menyelamatkan negara ini kepada orang-orang. Orangorang yang mana? Ini adalah tantangan sebenarnya.

Demografi menjadi tantangan terbesar yang muncul pada saat ini dan adalah alasan utama perubahan dalam GDP. Jika dianalisis pada tahun 2081 tidak akan ada lagi ras Eropa yang tersisa. Yang benar-benar kita butuhkan adalah cara pandang yang benar-benar berbeda terhadap peranan kita sebagai manusia menghadapai tantangan di depan kita. Dan ini membawa kita kembali kepada peranan agama yaitu instrument koreksi yang sangat penting bagi kapitalisme tak terkendali yang kita lihat di satu sisi meningkatkan sebaran penghasilan. Saat ini ada sekitar 1% sekelompok orang yang menguasai 60% kekayaan sementara 60% dari total populasi manusia hanya memiliki 2.5% total kekayaan. Ini adalah gambaran distribusi penghasilan kita kini. Saat kita lihat keluarga atau sindikat besar, peringkat 10 teratas memiliki kekayaan yang melebihi total kekayaan 50 negara miskin di dunia. Sungguh mengejutkan bahwa distribusinya mengarah salah. Kembali lagi, kita membutuhkan alat koreksi,
67

bagaimana kita memastikan sesuatu pada tempatnya yang memungkinkan orang untuk tidak terlalu kaya. Sebagai contoh dalam perusahaan produksi, manajemen mendapatkan penghasilan 50 kali lebih besar dari pekerja di lapangan. Kenyataannya melebihi 500 kali lipat. Kembali, kita membutuhkan alat koreksi untuk ketakseimbangan ini dan memastikan ditunaikannya kewajiban. Jika anda kaya maka anda dipastikan tidak menggunakan kekayaan itu sebagai perusak sistem ekonomi di berbagai tingkat.

Frontier Volume 3, Desember 2011

Kembali pada tantangan yang kita hadapi, poin utamanya adalah keberlanjutan kehidupan manusia di abad ke-21. Saat kita lihat seberapa banyak kita kaum Barat hidup dalam konteks kebaratan yang (sebagai contoh) menggunakan 160-180 liter air setiap hari dengan berbagai penggunaannya. Pada tahun 2070 nanti, saya masih dapat mendapatkan air dari proses desalinasi air laut dan sumber lainnya tapi sangatlah terbatas. Konsumsi sumber alam pun menjadi salah satu faktor penting yang kemudian harus diperhitungkan. Dibutuhkan pendekatan keseimbangan yang diperhitungkan bahwa kita kini

hidup di dunia yang masalahnya terhubung antara satu faktor dan lainnya. Dengan demikian apa yang kita lakukan pada satu sisi akan berimbas ke sisi lainnya juga. Lingkungan menjadi isu penting dan sangat erat kaitannya dengan ekonomi yang telah saya sampaikan sebelumnya. Ekonomi selayaknya bekerja untuk kita, bukanlah sebaliknya seperti yang terjadi hari ini. Kita perlu melihat kepada sistem ekonomi dan finansial yang benar-benar berbeda dan saya kira kita mempunyai kekuatan jika kita melihat hal-hal yang berkenaan dengan faktor demografi. Sebagai poin tambahan yang utama, tidak dibenarkan dan dibolehkan yang minoritas lagi absolut mendikte jalannya permainan kaum mayoritas. Elemen ke-dua adalah ketidakadilan dalam dunia Barat. Saat kita lihat sebagai contoh 40 juta orang di AS tidak memiliki asuransi kesehatan. Di saat yang sama, AS mengalokasikan sekitar 370 miliar dolar AS untuk perang di Iraq dan Afganistan. Elemen ke-tiga adalah nilai dan norma dalam masyarakat yang kita hidup di dalamnya. Kita perlu melihat masyarakat dengan keragaman agama dan perbedaannya dapat tinggal dan

hidup bersama. Saya ada cerita menarik di suatu masjid di Jerman. Ada seorang ibu yang datang bersama dengan putrinya. Ibu ini berbicara dengan imam masjid itu dan mengutarakan bahwa ia ingin putrinya memeluk Islam. Imam ini terkejut dan bertanya balik apakah ibu ini yang akan masuk Islam? Ibu ini menegaskan dirinya tidak berkeinginan masuk Islam, ia hanya ingin putrinya saja yang menjadi muslimah. Imam ini bertanya mengapa ia ingin putrinya masuk Islam. Kemudian ibu ini menjelaskan bahwa ia telah banyak melihat bagaimana Muslim memperlakukan ibu mereka dan ia ingin diperlakukan oleh putrinya dengan serupa. Dari cerita ini kita dapat ambil pelajaran mengenai agama dan nilai, juga mengenai keluarga yang memang elemen terkecil dalam bermasyarakat. Keluarga ini kokoh dan utuh, jika keluarga difungsikan sebagai model maka masyarakat pun akan terbangun olehnya. Jika tidak, maka ini yang akan terjadi pada kehidupan masyarakat yang selalu terhubung dan sifatnya yang tambah jenuh. Saya yakin bahwa pertanyaan mengenai nilai ini adalah elemen penting ke-3 setelah ekonomi yang peru dipikirkan. Kita memerlukan elemen penuntun yang 68

Frontier Volume 3, Desember 2011

memberikan kita ruang bagi perbedaan latar belakang seperti agama untuk kemudian mendekat satu sama lain. Mungkin ini adalah tantangan terbesar bagi Eropa yang hidup dengannya, mungkin Eropa bahkan dapat memberikan masukan positif jika dapat mentransformasikan dirinya menjadi masyarakat dengan keragaman agama. Jika kita berkaca pada Indonesia atau Mesir atau negara muslim lainnya maka dapat kita temukan warisan peradaban tentang kerukunan hidup beragama. Eropa tidak memiliknya, bahkan Eropa tidak mampu menyudahi pertikaian antara Kristen Protestan dan Katolik. Sekurangnya 100 tahun yang lalu Eropa baru dapat menyelesaikan pertikaian ini dan hidup berdampingan. Apa yang ingin mereka sampaikan adalah warisan Judio-Christian yang berakhir saat pembantaian massal (Holocaust). Menjadi menarik ketika mengetahui kemana mereka mengungsi, ternyata dari Andalucia ke Istanbul (Kekhilafan Islam di Turki). Mereka bahkan melarikan diri dari NAZI di Jerman ke beberapa negara muslim. Dan

menjadi penting untuk mengajari bagaimana hidup berdampingan sebagai masyarakat dengan keragaman beragama. Bagaimana mereka mampu untuk tidak hanya memiliki toleransi tapi menghargai yang lain, menghargai apa yang mereka yakini. Eropa meyakini tidak ada lagi yang namanya agama, ini merupakan pertikaian dengan kaum sekuler yang sejatinya bukan konflik dengan agama tapi dengan gereja, agama yang menjadi institusi. Ini adalah konflik yang nyata 200-250 tahun yang lalu. Saat kita melihat 28 negara Eropa, masing-masing memiliki struktur agama yang berbeda di negaranya: Perancis dan Inggris, Jerman dan Belanda. Namun pada akhirnya lebih dari itu, keharmonisan hidup dalam lingkungan yang berbeda latar belakang menjadi bagian dari atmosfir pembentukan masyarakat. Dan ini adalah apa yang harus Eropa pelajari dari Islam, dari dunia Muslim, apa yang mereka butuhkan jika mereka ingin bertahan di abad mendatang.

69

Frontier Volume 3, Desember 2011

H. E. Arif Havas Oegroseno


Ambassador of the Kingdom of Belgium, the Grand-Duchy Luxembourg and the European Union Many thanks to the moderator,

A new era, I think, is the task given to me, to be discussed together, about the themes of Islam and the West. From the articles I read, discussions and presentations that we follow this morning, many elements relating to the context of the discussion, Islam and the West, or West with other forces in the world, it is always within the framework of history. We note in history, when the Prophet Muhammad that when the Roman Empire lost the war, what happened in Andalusia and the Caucasus. That's always been discussion within the framework of Islam and the West. I would like to propose a different approach namely "New Era", at this time and in the future. Currently there are Arab Spring, which we hope will bring the national impact of democratization and openness (opening up society), is related to what George Galloway mentioned in point three, which we need to open up (to the community and the Islamic state) to the democratic system the modern. But, this time in African countries, there is hunger, which became one of the worst disasters in human history. A third of people died. A very large number of victims in Somalia and the Islamic countries is rather isolated. It seems that the international community does not give much attention and that's a fact. And also, there is a problem of piracy in Somalia, which continues to this day, with turnover worth 100 million dollars a year. This amount is an estimate of the funds paid ransom for hostages, since 5-6 years ago. This new business model,
Frontier Volume 3, Desember 2011

70

capital is cheap. You out, looking for hostages, and finally you can ransom, became very wealthy. This happens in one part of the world.

But, we headed a little to the north, here (Europe). There is a monetary crisis in Europe, the crisis in Spain, the crisis in Greece, Portugal, and Italy. Poor monetary crisis in Europe. It seems like there's no way out of this problem. There are a few ideas for the solution of this problem (in the long run, since the monetary crisis-this-already happened twice).

These facts about right-wing separatism. Here is a part of the research conducted by a German, about right-wing extremism and right-wing populism in Europe. Work is very large, about 350 pages, including Germany, France, UK, Netherlands, Belgium, Italy, Spain, Poland, Bulgaria, Hungary, Denmark, and Norway. This is the amount of several organizations in the EU view it seriously. You have the economic crisis, you have a security problem, and you also have the problem of right-wing populism. This is the direction that occurs at this time in Europe. The decline and fall of Europe. TIME magazine has been written. Some posts have been made. There were also riots in London. We consider all these things, and his mood is not good. Some time ago, in Brussels, there is a large conference, where the commissioners and presidents, sit down and discuss about whether Europe will fall. And there are several steps they will take. As an outsider, I am confident that Indonesia and other Asian countries want to see what steps are taken to overcome the crisis. It's in Europe. And the same thing also happened in the USA. People people took to the streets, there currently occupy Wallstreet with their motto is 99%, and the 1% rule

It's very interesting too, that there are also issues related to security issues in Europe. This is the final report from Europol deals with issues of terrorism and radicalism in Europe. Europol defines terrorism in various categories, namely Islamist, separatist, leftwing, right-wing, single issue, and without a clear specification. The total number of terrorist attacks in 2010 was 249. There are only 3 the Islamists, 150 separatist, 45 leftwing.There is one right-wing attacks are pretty big place in 2011. This is an important issue of security threats in Europe, but people do not talk about it. Many people do not realize it, but it's there.
71

Frontier Volume 3, Desember 2011

half of the wealth. This is what happens in the world today, in the Middle East, Africa, Europe and in America. Which in essence All the west was lost (the West will fall). There are several elements that are described, but this is what has been discussed on a global scale.

90% in 2050, and so 45% of total world GDP.

Now in Asia, the situation is different. There was research conducted by the ADB, which is seen during a century of Asia. There are facts (numbers) of interest. In the 1950s, Asia's GDP is only 15% of total GDP in the world. Last year, increasing to 27%. In 2050, predicted to rise to 51% of total world GDP. While the USA only 15% and Europe 18% (the same year). It shows the situation on the global middle class in 2009. Green dots, is that currently, and the white line shows the year 2030. If you look at the point of chocolate, it is the middle class in Asia in 2030. That's the prediction from Standard Chartered Bank and the IMF for the middle class in Asia in 2030. It was not long from now. Initial growth in Asia starting from "seven engines and seven samurais", namely China, India, Japan, Indonesia, Korea, Thailand and Malaysia. The current GDP of the seven countries is 87% of the GDP of Asia and will increase to

Interestingly, if we look in detail, in the seven countries before, there are Muslim population there. In China there are one million Muslims, India's 160 million Muslims, Indonesia there are 202 million Muslims, Japan 200 thousand, 71 thousand Korea, Thailand 4 million, and Malaysia 16.5 million Muslims. In 2050, predicted there will be 400M Muslims live in countries that its GDP contributed 45% of global GDP. This is the engine behind the growth earlier.

Frontier Volume 3, Desember 2011

If we look at Indonesia, our GDP is so billion dollars, with growth of 6.5%. This ranking indicates the size of our economy in 2030. In 1990, on the left screen, Indonesia still has not emerged. Year 2000 is also not yet exist. In 2010, still not entered the top 10. 2020, is at number 10 and in 2030, we are on the order to 5. Indonesia's GDP will be greater than the GDP of Japan, Germany, Mexico, France and the UK. By 2030 that in a minute. This is not from what I think, but this is from research conducted by Standard Chartered Bank.That was the picture we can see today and forward in 2030 and 2050. 72

Now, we can see a shift in global power towards Asia. And if you recall, several years ago, there is the term "the West and the Rest". And in 2050, "the west is the rest, and We Are not the rest anymore". I am sure, this is one of the key elements that (hope) to open dialogue and new relationships. There will be some scenarios. The first is, you have to adapt. The world is changing very fast, if you do not adapt, you will miss the prosperous.So, if Europe has only 18% of global GDP, then they will not be able to bid. The equation is changing. If America only had 15% of global GDP, then they can not dictate which countries have 50% of global GDP. This is a new mindset that must always be implanted. Actually we have a number of dialogue which has not previously been discussed. People will look at the economic development, which the Asian countries which managed to win it. People will also see the presence of several types of models they are looking for. Now, the most extreme scenario is what will be heard by someone in a dialogue with a country that has 50% of GDP? This is exactly the attitude of the West in the 1950's when the moment Asia have only 15% of global GDP. When you're poor, you do not have
73

power. Situations where the food (food) becomes an important factor in the worst case scenario.

However, as I mentioned earlier, the various opportunities that we gain from studying the past. Economic prosperity, new powers, is a possibility. I ask you a few things (that people have mentioned, including the morning session). A number of prerequisites, regarding the new dialogue or dialogue in a new era. First is self-examination. What I mean is that everyone should be honest to themselves, to see clearly on their basic principles, whether it's on our side (Asian, or Muslim) or the European side (West). There is a study conducted by scientists in the Netherlands, which states that there is incoherence between the internal and external human rights policy of Europe. Take for example, for instance, Detention Center (detention center / jail) in Greece. The condition is very bad, full of torture. It exists in the EU. The problem is at the level of the EU, they just have a policy recommendation, but there is no mechanism that controls at the national level. Here's the problem. We as outsiders, to see the spirit of human rights for European external far greater than for

Frontier Volume 3, Desember 2011

internal over what happens in the EU itself. But this kind of thing we need to see in us (Muslims). I heard on this morning, about the importance of education, which emphasizes that, we do not assume other civilizations or religion as something that we can save or boxboxing. What then can we label member, that this is our enemy or not. The second is, the stereotype is wrong. This is very important. I once brought a priest from Ambon, in a discussion in the European Union. This pastor said that one of the biggest mistakes is to assume all of the stereotypes that the West is Christian, while Islam is Arabic. All the great religions come from the Middle East, coming from Jerusalem, not coming from a snowy area. I heard this morning, there are scholars who mention that the West is the enemy. Stereotypes like this that we must solve in each community.Violence in Islam, jihad, but Europe also have Andrew Brevik with madness. These are the things that we need to work together to solve it.

economic bridge. Some people from some countries, they do not like the law of sharia. However, if we consider one element in sharia law, there is Islamic banking. Luxembourg is a "mover" in the Islamic financing structure. They are very interested in Islamic economics. We have a European Islamic Banking and Financing in the EU. We also have a European Islamic Investment Citizen. There are also Islamic Bank of Britain. This is sharia law and acceptable. Even they (Luxemburg) create new regulations, where Islamic financing can be applied in Luxemburg.

Then, integration, of course, important in society, especially those associated with the internal human rights issues in communities through socio-

Frontier Volume 3, Desember 2011

And last is the formation of "practical tools". Someone mentioned this morning about how Europe can solve the difference problem after World War 2. One way is to exchange program where children move from Germany to France to stay for 3-4 months. And the result, this is very helpful, in Germany in France, to build mutual 74

Socio-economic bridges is something very relevant. May be we think it is irrelevant, but in fact it's very relevant. We might be able to find a form of socio-economic bridges in terms of innovation and technology. Which may be very helpful.

understanding. How to become a German or French. This is one example of "practical tools", which will give effect great results, if we execute correctly.

Here's my presentation. Hopefully this gives an overview of how the world today and how to later in the future. Thank you

75

Frontier Volume 3, Desember 2011

H. E. Arif Havas Oegroseno


Duta Besar untuk Belgia, Luxemburg dan Uni Eropa Terima kasih banyak kepada moderator,

Era baru, saya pikir, adalah tugas yang diberikan kepada saya, untuk kita diskusikan bersama, berkenaan dengan tema antara Islam dan the West. Dari artikel yang saya baca, diskusi dan presentasi yang kita ikuti pagi tadi, banyak elemen yang berkenaan dengan konteks diskusi, Islam dan Barat, atau Barat dengan kekuatan lainnya di dunia, itu selalu dalam kerangka sejarah. Kita perhatikan dalam sejarah, pada masa Nabi Muhammad SAW, saat itu Kekaisaran Romawi kalah dalam perang, dan apa yang terjadi di Andalusia dan Kaukasus, itu yang selalu menjadi kerangka diskusi dalam Islam dan Barat. Saya ingin mengajukan pendekatan yang berbeda, yaitu Era Baru, saat ini dan nanti. Saat ini ada peristiwa Arab Spring, yang kita harapkan akan berdampak nasional dalam demokratisasi dan keterbukaan (opening up society), berkaitan dengan apa yang George Galloway sebutkan dalam poin ketiganya, yaitu kita butuh untuk membuka diri (bagi komunitas dan negara Islam) kepada sistem demokrasi modern.

Tapi, saat ini di negara Afrika, terdapat kelaparan, yang menjadi salah satu bencana terburuk dalam sejarah kemanusiaan. Sepertiga masyarakatnya meninggal dunia. Jumlah korban yang sangat besar di Somalia dan negaranegara Islam agak tersisih. Nampaknya komunitas international tidak memberikan banyak perhatian dan itulah faktanya. Dan juga, di Somalia ada masalah pembajakan, yang terus saja terjadi sampai hari ini, dengan perputaran uang senilai 100 juta dollar dalam setahun. Jumlah ini adalah perkiraan dari dana yang tebusan yang
Frontier Volume 3, Desember 2011

76

dibayarkan untuk sandera, sejak 56 tahun lalu. Ini model bisnis baru, modalnya sangat murah. Anda keluar, cari sandera, dan akhirnya Anda dapat uang tebusan, menjadi sangat kaya. Ini terjadi di salah satu bagian dunia. Tapi.., kita menuju sedikit ke arah utara, di sini (Eropa). Terdapat krisis moneter di Eropa, krisis di Spanyol, krisis di Yunani, Portugal, dan Italia. Krisis moneter yang buruk di Eropa. Nampak seperti tidak ada jalan keluar dari masalah ini. Ada ada beberapa ide untuk solusi dari masalah ini (dalam jangka panjang, karena ini krisis moneter- sudah terjadi dua kali).

masyarakat tidak membicarakannya. Banyak orang tidak menyadarinya, tapi itu ada.

Ini sangat menarik juga, bahwa ada juga masalah yang berkaitan dengan isu keamanan di Eropa. Ini adalah laporan akhir, dari Europol, berkaitan dengan isu terorisme dan radikalisme di Eropa. Europol mendefinisikan terorisme dalam berbagai kategori, yaitu Islamist, separatist, left-wing, right-wing, single issue, dan tanpa spesifikasi yang jelas. Jumlah total serangan teroris pada tahun 2010 adalah 249. Hanya ada 3, yang islamist; 150 separatist, 45 left-wing. Ada satu serangan right-wing yang cukup besar terjadi di tahun 2011. Ini adalah isu ancaman keamanan yang penting di Eropa, namun
77

Ini fakta tentang right-wing separatism. Ini ada sebuah bagian dari riset yang dilakukan seorang dari Jerman, tentang right-wing extremisms dan right-wing populism di Eropa. Kerja yang sangat besar, sekitar 350-an halaman, meliputi Jerman, Perancis, UK, Belanda, Belgia, Italia, Spanyol, Polandia, Bulgaria, Hungaria, Denmark, dan Norwegia. Ini adalah jumlah yang beberapa organisasi di Uni-Eropa melihatnya secara serius. Anda memiliki krisis ekonomi, anda memiliki masalah keamanan, dan anda juga memiliki masalah right-wing populism. Inilah arah yang terjadi saat ini di Eropa. Penurunan dan jatuhnya Eropa. Majalah TIME telah menuliskannya, beberapa tulisan telah dibuat. Ada juga kerusuhan di London. Kita perhatikan semua hal tersebut, dan mood-nya tidak bagus. Beberapa waktu yang lalu, di Brussel, ada konferensi besar, dimana para anggota komisi dan presiden duduk dan berdiskusi tentang apakah Eropa akan jatuh. Dan ada beberapa langkah yang akan mereka ambil. Sebagai pihak luar, saya yakin bahwa Indonesia dan

Frontier Volume 3, Desember 2011

negara Asia lainnya ingin melihat langkah apa yang diambil untuk mengatasi krisis tersebut. Ini di Eropa. Dan hal yang sama juga terjadi di USA. Orang - orang turun ke jalan, ada Occupy WallStreet saat ini dengan semboyan meraka adalah 99%, dan yang 1% menguasai setengah dari kekayaan yang ada. Inilah yang terjadi di dunia saat ini, di Timur Tengah, Afrika, Eropa dan di Amerika. Yang intinya all the west was lost (Barat akan jatuh). Ada beberapa elemen yang dijelaskan, namun inilah yang telah didiskusikan pada skala global.

2030. Itulah prediksi dari Standard Chartered Bank dan IMF untuk kelas menengah di Asia pada tahun 2030. Itu tidak lama dari sekarang. Pertumbuhan awal di Asia dimulai dari seven engines and seven samurais, yaitu China, India, Jepang, Indonesia, Korea, Thailand dan Malaysia. GDP saat ini dari tujuh negara ini adalah 87% dari GDP Asia dan akan meningkat menjadi 90% pada tahun 2050, dan jadi 45% dari total GDP dunia. Menariknya, jika kita lihat secara detail, di dalam tujuh negara tadi, ada populasi muslim disana. Di Cina ada satu juta muslim, di India 160 juta muslim, Indonesia ada 202 juta muslim, Jepang 200 ribu, Korea 71ribu, Thailand 4 juta, dan Malaysia 16.5 juta muslim. Pada tahun 2050, diprediksi akan ada 400juta muslim hidup di negaranegara yang GDP-nya berkontribusi 45% dari GDP global. Inilah the engine di balik pertumbuhan tadi.

Sekarang di Asia, situasinya berbeda. Ada riset yang dilakukan oleh ADB, yang melihat pada masa satu abad di Asia. Ada fakta (angka) yang menarik. Pada tahun 1950an, GDP Asia hanya sebesar 15 % dari total GDP di dunia. Tahun lalu, meningkat menjadi 27%. Pada tahun 2050, diprediksi akan naik jadi 51% dari total GDP dunia. Sementara USA hanya 15% dan Eropa 18% (pada tahun yang sama). Ini menunjukkan situasi pada kelas menengah secara global di tahun 2009. Titik hijau, adalah yang saat ini, dan garis putih menunjukan tahun 2030 (sambil menjelaskan slide). Kalau Anda melihat pada titik coklat, itu adalah kelas menengah di Asia pada tahun

Frontier Volume 3, Desember 2011

Kalau kita lihat Indonesia, GDP kita adalah sekian miliar dolar, dengan pertumbuhan 6.5 %. Ini rangking yang menunjukkan ukuran ekonomi kita pada tahun 2030. Pada 1990, di bagian kiri screen, Indonesia masih belum muncul. Tahun 2000 juga belum ada. Tahun 2010, masih belum masuk 10 besar. Tahun 2020, berada pada 78

nomor 10 dan pada tahun 2030, kita berada pada urutan ke 5. GDP Indonesia akan lebih besar dari GDP Jepang, Jerman, Meksiko, Perancis, dan UK. Tahun 2030 itu sebentar lagi. Ini bukan dari apa yang saya pikirkan, namun ini dari riset yang dilakukan oleh Standard Chartered Bank. Itu tadi gambaran yang bisa kita lihat saat ini dan poyeksi ke depan pada tahun 2030 dan 2050.

Sekarang, kita bisa melihat adanya pergeseran kekuasaan global, menuju ke Asia. Dan kalau anda ingat, beberapa tahun yang lalu, ada istilah the West and the Rest. Dan pada tahun 2050, the west is the rest, and we are not the rest anymore. Saya yakin, hal ini adalah satu satu elemen penting yang (harapannya) membuka dialog dan hubungan baru. Akan ada beberapa skenario. Yang pertama adalah, anda harus beradaptasi. Dunia berubah sangatlah cepat, Kalau anda tidak beradaptasi, anda akan ketinggalan dalam sejahtera. Jadi, kalau Eropa hanya memiliki 18% dari GDP global, maka mereka tidak bisa menawar. Persamaannya adalah perubahan. Kalau Amerika hanya memiliki 15% dari GDP global, maka mereka tidak bisa mendikte negara yang punya 50% GDP global.
79

Ini adalah pola pikir baru yang harus selalu ditanamkan. Sebenarnya kita telah ada sejumlah dialog yang sebelumnya belum pernah didiskusikan. Orang akan melihat adanya perkembangan ekonomi, dimana negara-negara Asia yang berhasil memenangi-nya. Orang juga akan melihat adanya beberapa tipe model yang mereka cari. Sekarang, skenario yang paling ekstrim adalah apa yang akan didengarkan oleh seseorang dalam dialog dengan negara yang memiliki 50% GDP? Inilah sebenarnya sikap Barat pada tahun 1950-an ketika saat itu Asia hanya memiliki 15% global GDP. Ketika anda miskin, anda tidak punya kekuasaan. Situasi dimana makanan (food) menjadi faktor penting dalam skenario terburuk. Namun, sebagaimana saya sebutkan sebelumnya, adanya berbagai peluang yang kita peroleh dari belajar pada masa lalu. Kesejahteraan ekonomi, kekuasaan baru, merupakan sebuah kemungkinan. Saya mengajukan beberapa hal (yang orang-orang sudah sebutkan, termasuk pada sesi pagi tadi). Sejumlah pra-syarat, berkenaan dengan dialog baru atau dialog di era baru. Pertama adalah self-examination. Yang saya maksudkan adalah semua orang harus jujur terhadap diri mereka

Frontier Volume 3, Desember 2011

sendiri, untuk melihat secara jernih pada prinsip dasar mereka, baik itu pada sisi kita (Asia, atau muslim) ataupun sisi Eropa (Barat).

Ada studi yang dilakukan oleh ilmuwan di Belanda, yang menyatakan bahwa ada inkoherensi antara kebijakan HAM internal dan eksternal Eropa. Ambil contoh, misalnya, Detention Center (pusat tahanan/penjara) di Yunani. Keadaanya sangat buruk, penuh dengan penyiksaan. Itu ada di UniEropa. Masalahnya adalah pada level Uni-Eropa, mereka hanya punya kebijakan rekomendasi, tapi tidak ada mekanisme yang mengontrol pada level nasional. Inilah masalahnya. Kita sebagai pihak luar, melihat adanya semangat penegakan HAM untuk eksternal Eropa jauh lebih besar dibanding untuk internal atas apa yang terjadi di dalam Uni-Eropa sendiri. Namun hal seperti ini juga perlu kita lihat dalam diri kita (muslim). Saya dengar pemaparan pagi tadi, tentang pentingnya pendidikan, yang menekankan bahwa, kita jangan menganggap peradaban atau agama lain sebagai sesuatu yang dapat kita simpan atau kotak-kotakkan. Yang kemudian kita bisa memberi label, bahwa ini adalah musuh kita atau bukan.

Yang kedua adalah, tentang stereotipe yang salah. Ini sangat penting. Saya pernah membawa seorang pendeta dari Ambon, dalam sebuah diskusi di Uni-Eropa. Pendeta ini menyebutkan bahwa salah satu kesalahan terbesar adalah adanya stereotipe yang mengganggap semua yang dari Barat adalah Kristen, sedangkan, Islam adalah Arab. Semua agamaagama besar datang dari Timur Tengah, datang dari Jerusalem, bukan datang dari daerah yang bersalju. Saya mendengar tadi pagi, ada ulama yang menyebut bahwa Barat adalah musuh. Stereotipestereotipe seperti ini yang kita harus selesaikan di setiap komunitas. Kekerasan di Islam, jihad, tapi Eropa juga ada Andrew Brevik dengan kegilaannya. Inilah hal-hal yang kita perlu berkerja sama dalam menyelesaikannya. Kemudian, integrasi, tentu saja penting dalam masyarakat, terutama yang berkaitan dengan isu HAM di internal masyarakat melalui jembatan sosial ekonomi. Beberapa orang dari beberapa negara, mereka tidak menyukai adanya hukum syariah. Namun, kalau kita perhatikan satu unsur dalam hukum syariah, ada perbankan syariah. Luxemburg adalah penggerak dalam Islamic financing structure. Mereka sangat 80

Frontier Volume 3, Desember 2011

Dan, terakhir adalah pembentukan practical tools. Salah seorang pembicara tadi pagi menyebutkan tentang bagaimana Eropa bisa menyelesaikan masalah perbedaan setelah Perang Dunia ke-2. Salah satunya adalah dengan program pertukaran dimana anak-anak dari Jerman pindah tinggal ke Perancis selama 3-4 bulan. Dan hasilnya, ini sangat membantu, di Jerman dan di Perancis, untuk membangun rasa saling memahami. Bagaimana menjadi seorang warga Jerman atau Perancis. Ini adalah salah satu contoh bentuk practical tools,
81

Jembatan sosial-ekonomi ini adalah sesuatu yang sangat relevan.Mungkin kita berpikir itu tidak relevan, tapi faktanya itu sangat relevan. Kita mungkin bisa menemukan bentuk jembatan sosial-ekonomi lainnya dalam hal inovasi dan teknologi. Yang mungkin sangat membantu.

tertarik dengan ekonomi syariah. Kita punya European Islamic Banking and Financing di UniEropa. Kita juga punya European Islamic Citizen Investment. Ada juga Islamic Bank of Britain. Ini hukum syariah dan bisa diterima. Bahkan mereka (Luxemburg) membuat peraturan baru, dimana Islamic financing dapat diterapkan di Luxemburg.

yang akan memberikan pengaruh hasil yang besar, kalau kita melaksanakannya dengan benar.

Inilah presentasi saya. Semoga ini memberikan gambaran tentang bagaimana dunia saat ini dan bagaiamana nanti ke depannya. Terima kasih

Frontier Volume 3, Desember 2011

Mustafa Kamal
Chairman of PKS Fraction, House of Representative of Indonesia As a last speaker, there is nothing that I could say. However, I would like to deeply look into an important key toward a new era. As we all hear from Ms. Booth about her experience become Muslim is one of the examples in Western society that we need to take into account in order to accelerate a new era in West-Islam dialogue.

Without having a doubt, we are able to say that there is still gap between West and Islam. This gap intentionally emphasize on stimulating dialogues between West and Islam in the future. I hope that Prosperous Justice Party (PKS) in all branches abroad could become the accelerator of this process. There was an interesting question in the first conference session which is the history litterateurs we use nowadays have a tendency to construct negative perspective to see each other (West-Islam). It is written in Holy Quran, history is a lesson for all of us, and therefore we supposed to get wisdom from it. What we see now is in the opposite way, learning history makes us memorizing the old trauma.

The fundamental reason is because we are reading the history from the past (colonial) heritage where West and Islam are in colonialism relationship. Whereas we are in new era, learning history with different approach which is harmonization as a main theme. In fact, we could not forget the trauma in the past but we shall forgive to build a better condition in the world. Somehow we should make the history literature as matter to be learned together to reach the same point of view to get the better condition in the world. It was proved by Europe countries unification as called European Union, the countries that in the past they were actively involved in World War I and II and now they
Frontier Volume 3, Desember 2011

82

are united, it is possible that the similar thing would happen in a larger scale (world scope). The unification probably with the fundamental motive e.g. economy and defense to take care each other. Then why we dont create the same spirit to apply in the whole world? How to create the prosperous for all of mankind and also whole world?. Hilmi Aminuddin, our Chairman in PKS Council has advised us to dont trap in historical and perspective trauma.

approach (harmonization) to create a better living world. Moreover, understanding nations with a new perspective should be taught in school, as early as possible. Hopefully this supplement (in addition to a constructive dialogue) could accelerate a new era better world.

As recited this morning from Holy Quran, one of the reason why we are created in different nations with many background, men and women is not to fight one and the other but instead to know each other. In the Holy Quran we are also encouraged to look for the same perspectives and build the harmony life for all of us. I would like to encourage all of us to have a look at the history subject because of have contribution to build frame of mind. There is an idiom that each era creates its own history.

As I said earlier in the opening remark, Leiden is a historical city that has tradition to understanding nations is carried out in academic domain. And this tradition shall be developed with different writing
83

Frontier Volume 3, Desember 2011

Mustafa Kamal
Ketua Fraksi PKS Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Rasanya sudah tidak ada lagi kata yang bisa saya ucapkan sebagai pembicara terakhir. Namun ada beberapa hal yang ingin saya perdalam untuk melihat akar permasalahan. Apa yang diceritakan Lauren Booth tentang pengalaman pribadinya dalam memeluk agama Islam adalah sebagai salah satu dinamika masyarakat Barat yang perlu kita perhatikan dalam rangka mempercepat lahirnya era baru dalam dialog peradaban Islam dan Barat.

Tanpa keraguan, kita bisa katakan ternyata masih ada kesenjangan yang masih berjarak antara Barat dengan Islam. Dan kesenjangan ini semakin menggarisbawahi intensitas dialog-dialog seperti ini perlu ditingkatkan di masa yang akan datang. Saya berharap PKS di seluruh cabangnya di dunia bisa menjadi pemercepat proses ini. Ada pertanyaan menarik dari sesi I konferensi ini: betapa literatur sejarah yang kita gunakan dewasa ini membangun perspektif yang cenderung negatif untuk melihat satu sama lain (Barat dan Islam). Di dalam Al Quran tersurat bahwa sejarah itu sesungguhnya menjadi pelajaran bagi kita semua. Sehingga seseorang yang mendapatkan pelajaran tentang sejarah akan mendapatkan kebijaksanaan. Namun mengapa yang terjadi adalah sebaliknya, mempelajari sejarah artinya menurunkan luka masa lalu dan membakar dendam lama. Alasan yang mendasar adalah karena kita membaca pelajaran sejarah peninggalan masa kolonial di mana Barat dan Islam kala itu adalah hubungan penjajahan. Padahal sekarang kita sudah memasuki era baru yang penulisan sejarah haruslah didekati dengan harmonisasi, bukan konflik. Memang luka dan dendam sejarah tentu tidak bisa
Frontier Volume 3, Desember 2011

84

dilupakan, namun untuk dunia yang lebih baik di masa datang kita dapat memaafkannya. Sebaiknya pembelajaran literatur sejarah yang ada itu kita jadikan sebagai pembelajaran bersama sebagai umat manusia untuk mencapai kesepahaman bersama menuju dunia yang lebih baik ke depan. Dan itu sudah dibuktikan dengan terbentuknya Uni Eropa, bangsabangsa di Eropa yang sebelumnya terlibat aktif dalam Perang Dunia I dan II kemudian melakukan penyatuan, dan bukan mustahil penyatuan yang serupa juga terjadi di lingkup yang lebih luas. Proses penyatuan negara-negara Eropa mungkin ada motif-motif dasar seperti ekonomi, pertahanan, untuk saling menjaga satu sama lain. Mengapa semangat yang sama tidak kita bangun untuk seluruh dunia? Bagaimana membangun kesejahteraan bersama umat manusia dan juga dunia yang damai. Ketua Majelis Syura PKS, Ust. Hilmi Aminuddin pernah memberikan nasihat kepada kami agar tidak terjebak kepada trauma sejarah, trauma persepsi. Tadi pagi kita diperdengarkan lantunan ayat suci Al Quran yang menerangkan kita dijadikan bersuku bangsa agar saling mengenal dan bukan saling bertikai. Di dalam Al Quran juga
85

kita diajak untuk mencari titik temu, menciptakan hidup yang berdampingan secara damai untuk kepentingan bersama. Oleh karena itu saya ingin mengajak kita semua untuk kembali memperhatikan pelajaran sejarah yang ada di sekolah karena itu sangat menentukan kerangka berpikir. Ada ungkapan, setiap jaman itu membuat sejarahnya sendiri.

Seperti yang saya sampaikan di awal pembukaan konferensi ini bahwa di kota Leiden ini, tradisi memahami bangsa-bangsa dilakukan di ruang akademik. Dan khasanah yang ada itu seyogyanya dapat dikembangkan dengan penulisan-penulisan dan perspektif baru untuk dunia yang lebih baik ke depan. Dengan memahami bangsa-bangsa dengan perspektif yang baru itu dan diajarkan di sekolah kepada anak didik kita, semoga ke depan kesenjangan pemahaman dialog peradaban itu tidak hanya dilakukan di seminar semacam itu tapi nantinya dimulai di ruang-ruang kelas. Apa yang saya sampaikan ini adalah catatan tambahan untuk dialog yang konstruktif dalam percepatan munculnya era baru yang lebih baik.

Frontier Volume 3, Desember 2011

Closing Remark
Chairman, Inter-Parliamentary Cooperation, House of Representative of Indonesia Brother and sister Ladies and gentlemen

Hidayat Nur Wahid

I just want to say to all of you, thank you very much jazakumullah khairan katsiron, for all of your passions, all of your contributions, all of your coming here. And I believe that you agree with us that it is important conference and will be continued in another location and another country and another education. And as I talked that I hope there is another political parties based on another religion will arrange conference like this. And I believe that this is important conference not only need to be continuing but also to be spread and to be understood well. Actually, between us, too many things we can share together may be because we understand that we share in live, in the same earth and too many challenges among us and in front of us. And actually we can share to come with contributions to solve our problem. In Islam it is called by amal as sholeh and to practice Islam is called as "wata awanu alal biri wat taqwa". We have to coordinate and cooperate in positive culture. And I believe that there are many common good that we can find them in west and east. And especially in Islam, this is one of basic tradition, teaching and also Islamic values and morality.

Again I would like to thank our colleagues in Indonesia Prosperous Justice Party in Jakarta and in Holland and all of you from beginning till now thanks that still stay with us in this conference. We will see you again in another conference, jazakumulloh khairan katsiron Wasalamualaikum wr.wb

Frontier Volume 3, Desember 2011

86

Ketua Inter-Parliamentary Cooperation, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Kepada bapak - bapak dan ibu-ibu yang saya hormati

Hidayat Nur Wahid

Kata Penutup

Saya hanya ingin mengatakan kepada anda semua, terima kasih banyak jazakumullah khairan katsiron, untuk semua kesabaran anda, semua kontribusi anda dan kedatangan anda semua disini. Dan saya percaya bahwa anda setuju dengan kami bahwa konferensi ini adalah penting dan akan dilanjutkan di lokasi lain dan negara lain dan latar belakang pendidikan lain.

Dan sebagaimana telah saya katakan sebelumnya, saya berharap ada partaipartai politik berbasis agama yang lain yang akan mengadakan konferensi seperti ini. Dan saya percaya bahwa ini adalah konferensi yang penting tidak hanya perlu terus diadakan tetapi juga untuk disebarkan dan dipahami dengan baik. Sebenarnya, di antara kita, banyak hal yang kita dapat berbagi bersama, karena kita memahami bahwa kita berbagi dalam hidup dan tinggal di bumi yang sama. Banyak tantangan diantara kita dan di menghadang di depan kita. Dan sebenarnya kita dapat berbagi dengan berkontribusi dalam penyelesaian tantangan tersebut. Dalam Islam disebut dengan amal sholeh dan sebagai praktiknya di Islam disebut sebagai "Wata awanu alal Biri wat taqwa". Kita harus berkoordinasi dan bekerja sama dalam budaya yang positif. Dan saya percaya bahwa ada kebaikan bersama yang bisa kita temukan di barat dan timur. Dan terutama dalam Islam, ini adalah salah satu tradisi dasar, pengajaran dan nilai-nilai serta moralitas Islam .

Wasalamualaikum wr.wb.
87

Sekali lagi saya ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan kami di Partai Keadilan Sejahtera di Jakarta Indonesia dan di Belanda dan semua anda yang dari awal hingga sekarang masih tinggal bersama kami dalam konferensi ini. Sampai jumpa lagi dalam konferensi yang akan datang, jazakumulloh khairan katsiron
Frontier Volume 3, Desember 2011

Frontier Volume 3, Desember 2011

88

Volume 4, April 2012


ISSN 2088-0413

Frontier
Kajian Strategis Hubungan Luar Negeri
Volume 1, April 2011
ISSN 2088-0413 DEWAN REDAKSI Ketua: Budiyanto, M.Eng. Staf Editor : Dr. Nuryadi Ngadirin Dr. Saiful Bahri Dr. Iko Pramudiono Dr. M. C. Halid Arya Sandiyudha, M.Si. Redaktur Ahli: Dr. Taufik Ramlan Wijaya Dipl.-Ing. R. Agoeng Hardianto Wibowo, MSc.ME Dr. Marsudi Budi Utomo Dr. Agus Setiawan Dipl.-Ing. Haikal Djauhari, MSc. Izzuddin Abdul Manaf, Lc., MA. Redaktur Pelaksana : Rahmad Setiawan Dilarang keras mengutip, menjiplak atau memfotokopi sebagian atau seluruh buku ini serta memperjualbelikannya tanpa izin tertulis dari Penerbit. Penerbit: Bidang Hubungan Luar Negeri Dewan Pengurus Pusat - Partai Keadilan Sejahtera Jalan T.B. Simatupang No. 82, Pasar Minggu, Jakarta 12520, INDONESIA Telp : +62-21 78842116 Fax : +62-21 78846456 Website : www.pks.or.id Email : frontier.bhln@pks.or.id

Frontier Volume 4, April 2012

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga FRONTIER, Kajian Strategis Hubungan Luar Negeri (ISSN 2088-0413) Volume 4 - April 2012 dapat terbit sesuai dengan harapan kita bersama. FRONTIER adalah salah satu media yang menginformasikan hasil kajian, tulisan dan pidato politik baik dari para pakar, politikus, pengamat, jurnalis maupun ilmuwan yang berkaitan dengan luar negeri baik bidang politik, pemerintahan, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada kesempatan yang baik ini disampaikan terima kasih kepada para penulis, para reviewer dan semua pihak yang telah menyusun beberapa artikel dari beragam kesempatan menjadi satu kerangka yang koheren. Dalam edisi perdana ini akan ditampilkan makalah-makalah sebagai berikut: 1. Makalah pertama disajikan oleh Taryudi yang membahas kondisi terkini revolusi Mesir paska Arab Spring, khususnya dinamika pemilu parlemen dan proyeksi pemilu presiden Mesir. Memotret fenomena Mesir setelah perguliran revolusi memang menarik. Rakyat Mesir secara berlahan mulai memulihkan konstruksi negara yang carutmarut akibat revolusi 25 Januari 2011. Meski tidak drastis, aroma peralihan kondisi itu berarak pasti. Mesir sedang menuju tatanan baru negara yang dibangun berlandaskan alwayu as-siysi (kesadaran politik) yang bergulir indah dari rahim revolusi. 2. Makalah kedua memuat isu global dan regional yang menjadi sorotan utama saat ini, yaitu krisis Eurozone. Makalah ini ditulis oleh Gunaryadi, peneliti Indonesian Centre for Actual Information and Studies on Europe (INDOCASE), Den Haag, Nederland. Penulis memaparkan detail krisis Eropa dari sisi dimensi politik, implikasi krisis tersebut terhadap arah integrasi Eropa, implikasi geopolitik dan peluang-peluang yang bisa diberikan Indonesia. 3. Makalah ketiga ditulis oleh Arya Sandhiyudha yang membahas implementasi smart power dalam sistem keamanan nasional. Makalah ini memberikan rekomendasi terkait kebijakan regulasi UU Kamnas, yang intinya terbagi dua, yaitu: (i) Integrasi konsep dan implementasi, yang mencakup integrasi konsep pertahanan-keamanan, rekonstruksi aktor keamanan, peningkatan kemampuan intelijen untuk peringatan dini dan mekanisme pelibatan aktor non-militer. (ii) Integrasi
Frontier Volume 4, April 2012

Kata Pengantar

Kiranya Frontier Kajian Strategis Hubungan Luar Negeri ini dapat bermanfaat bagi semua pihak-pihak yang membutuhkan dan dimohon saran untuk penyempurnaan edisi berikutnya. Budiyanto, M.Eng. Pimpinan Redaksi

Operasional meliputi: integrasi legal dan institusional, harmonisasi dengan regulasi lainnya, mekanisme koordinasi, aturan main dalam keadaan darurat, serta format Dewan Keamanan Nasional. 4. Makalah keempat ditulis oleh Marsudi Budi Utomo yang menguraikan bagaimana Indonesia memandang Konflik Laut Cina Selatan (South China Sea). Tidak bisa dipungkiri, sebagaian daerah di laut Cina Selatan masih menyisakan masalah kepemilikan dan belum ada solusinya. Cina dan Taiwan termasuk negara-negara yang mempunyai kepentingan di sana. Perhatian Indonesia dalam ikut andil dalam penyelesaian harus ditingkatkan dan terus proaktif, karena bisa jadi jika masalah ini terus berlarut-larut dapat masuk ke wilayah Natuna yang kaya akan gas alam dan dapat membahayakan kedaulatan Indonesia. 5. Makalah kelima yang ditulis oleh Soeripto mengupas masalah keamanan regional Asia Pasifik. Paska perang dingin dan era memasuki era globalisasi, dunia mengalami pergeseran kekuatan (Power Shift) yaitu dari Barat ke Timur. Dengan kemajuan yang pesat di sektor ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dan pertahanan, terutama di India, Korea Selatan, China, dan Taiwan, maka kawasan Asia Pasifik saat ini menjadi perhatian dunia, khususnya Laut China Selatan. Kawasan ini pun rawan terhadap gangguan keamanan seperti perampokan, penyelundupan, illegal logging, serta klaim kepemilikan Kepulauan Spartly yang dilakukan oleh beberapa Negara, sehingga kawasan ini mengandung potensi konflik. Melalui perjanjian bilateral dan multilateral, diharapkan konflik bersenjata dapat dicegah dan melalui keseimbangan kekuatan militer di Kawasan Asia Pasifik dan dapat mencegah kemungkinan terjadinya perang terbuka berskala regional.

Frontier Volume 4, April 2012

Kajian Strategis Hubungan Luar Negeri Vol. 4, April 2012 FRONTIER


Daftar Isi No 1 Saat Aktivis Islam Memimpin Negerinya : Dinamika Menuju Dominasi Parlemen Mesir dan Proyeksi Pilpres 2012 Taryudi Hal 6

2 Dimensi Politik Krisis Eurozone Gunaryadi

3 Implementasi Smart Power dalam Sistem Keamanan Nasional 4 Indonesian views on South China Sea Conflict 5 Masalah Keamanan Regional Asia Pasifik Soeripto Marsudi Budi Utomo Arya Sandhiyudha

35 45 55 66

Frontier Volume 4, April 2012

Dinamika Menuju Dominasi Parlemen Mesir dan Proyeksi Pilpres 2012 Memotret fenomena Mesir setelah perguliran revolusi memang menarik. Rakyat Mesir berlahan mulai memulihkan konstruksi negara yang carut-marut akibat revolusi 25 Januari. Meski tidak drastis, aroma peralihan kondisi itu berarak pasti. Mesir sedang menuju tatanan baru negara yang dibangun berlandaskan kesadaran politik (wayu siyasi) yang bergulir indah dari rahim revolusi. Rakyat mulai menyadari tanggungjawabnya sebagai pemegang kedaulatan tertinggi yang menentukan akan kemanakah negara ini harusnya mengarah? Peralihan ke arah positif itu terekam melalui keikutsertaan rakyat Mesir mengikuti agenda referendum amandemen konstitusi, 19 Maret 2011. Referendum yang dikemudian hari menjadi prolog yang menentukan ritme politik nasional Mesir. Partisipan jajak-pendapat meningkat tajam ketimbang ajang demokrasi serupa yang dilaksanakan di era Presiden Mubarak berkuasa. Panitia referendum menyebutkan sebanyak 18,5 juta dari 45 juta warga 41,9% yang memiliki hak pilih mengikuti jajak pendapat. Kenaikan partisipan itu oleh Harian Al-Hayat London (20/2) diklaim 5
Frontier Volume 4, April 2012

Saat Aktivis Islam Memimpin Negerinya :

Taryudi Staff Anggota DPR RI FPKS, Direktur LSM Studi Informasi Alam Islami (SINAI) Mesir 2011

sebagai prosentase keikutsertaan terbesar referendum di sepanjang sejarah Mesir modern. Suara sah 18.366.000 dan 171.190 suara dinyatakan mengandalkan panitia kecil. batal. Referendum yang meminta Referendum 19 Maret hanya dukungan rakyat terhadap mengubah 9 pasal yakni, 75, 76, 77, perubahan 9 pasal konstitusi ini 88, 93, 193, 198, 179, dan 189. mendapat dukungan 14.192.000 Substansi 9 pasal itu memuat warga (77,2%). Sementara, pengubahan mekanisme peralihan 4.174.000 (22,8%) menolak. konstitusi dari militer ke sipil, Pelaksanaan jajak-pendapat pelaksanaan pemilu parlemen perubahan konstitusi merupakan majlis rakyat dan syura dan proses lanjutan setelah SCAF pemilu presiden. Diubah secara Majlis Tinggi Militer pada 16 khusus ketentuan presiden Februari 2011 membentuk Komite menjabat 4 tahun untuk satu Perubahan Konstitusi yang diketuai periode dan hanya boleh menjabat Tariq Al-Bisyri beranggotakan 3 dua periode. Pasal sebelumnya Hakim Mahkamah Konstitusi Tinggi Presiden Mesir menjabat 6 tahun dan 3 Guru Besar Ilmu Hukum dan untuk satu periode dan tidak Tata Negara Mesir. Referendum dibatasi berapa kali periode jadi keniscayaan. Begitu SCAF presiden akan menjabat. ditunjuk menjadi penguasa transisi Referendum memunculkan dua Mesir 13 Februari 2011, sejak kubu politik. Pihak pertama, SCAF peralihan itu konstitusi negara dan kelompok Ikhwanul Muslimin tahun 1971 tidak berlaku lagi. menganjurkan rakyat menyetujui Maka oleh pertimbangan ini, pengubahan sebagian konstitusi. sepekan setelah peralihan Menurut Ikhwan, amandemen kekuasaan, SCAF membentuk tersebut merupakan piagam Komite Perubahan Konstitusi. konstitusi yang berdiri sendiri dan Polemik mengemuka sebelum bukan bagian dari konstitusi lama pelaksanaan jajak-pendapat. yang dimakzulkan. Ditujukan Perdebatan apakah komite yang sebagai langkah peralihan dibentuk dibebani pengubahan kekuasaan. Situasi saat itu, tidak konstitusi secara menyeluruh atau memungkinkan Mesir membuat hanya mengamandemen pasalkonstitusi baru. Letak masalah pasal yang dilihat perlu segera bukan soal pembuatan undangdiubah melihat kebutuhan negara. undang, tapi masih sulitnya Komite berpandangan pengubahan tercapai konsolidasi nasional. seluruh konstitusi tak cukup Misalnya, berintegrasi menyoal
Frontier Volume 4, April 2012

penerapan materi kedua konstitusi yang berisi syariat Islam adalah landasan konstitusi, serta kuota parlemen 50% persen dari buruh dan petani. Ikhwan memandang, perumusan konstitusi baru perlu dibuat oleh komite yang dipilih lewat pemilu, bukan panitia yang dibentuk SCAF. Sementara, Itilaf Syabab Tsaurah 25 Yanayir (Front Pemuda Revolusi 25 Januari), Harakah Sittah Abril (Gerakan 6 April), LSM Reformasi yang diketuai Muhammed Baradei, dan sejumlah partai politik Tajammu, Nasaret, dan Wafd merepresentasi kubu politik yang berpendapat amandemen konstitusi saat itu bukan solusi konstruktif mengentaskan Mesir dari situasi politik yang mengungkung. Kekhawatiran membingkai keputusan mereka yang mengkritisi ide amandemen, jika
National Demokratic Party menang mutlak pada Pemilihan Majelis Rakyat November 2010 Presiden Husni Mubarak lengser. SCAF memegang mandat pemerintahan sementara. Parlemen dibubarkan. Konstitusi diamandemen. Februari 2011

Diagram 1. Mesir : Setahun dalam Drama Perubahan


Partai-partai baru mulai registrasi untuk berpatisipasi dalam pemilihan parlemen Israel membunuh 5 warga Mesir di perbatasan

presiden baru Mesir terpilih sebelum konstitusi baru tuntas dibentuk, ditakutkan presiden akan melakukan manufer pengubahan undang-undang melalui intervensi pemilihan anggota komite yang akan dibentuk. Termasuk asumsi bahwa pemilu parlemen yang didahulukan akan memfasilitasi kemenangan kelompok pro-rezim Mubarak dan kelompok Ikhwan di pemilu parlemen. Di lain pihak, kelompok-kelompok revolusi dipastikan tidak mendapat ruang menelurkan ide perubahan negara. Faktor instabilitas nasional, kepolisian yang menghilang, dan konspirasi loyalis rezim lama yang ingin menggagalkan perjalanan revolusi merupakan alasan yang membuat kelompok anti amandemen memproyeksi pelaksanaan referendum tidak berjalan mulus.

Pemilihan majelis rakyat mulai dilaksanakan putaran pertama di 9 propinsi . Nov 2011

Mei/Juni 2011

Agustus 2011

25 Jan 2011 Gelombang unjukrasa meletus di kota-kota besar. Bentrokan berlangsung selama 18 hari antara revolusioner dan polisi.

Maret 2011 Referendum digelar. 72% suara mendukung amandemen konstitusi. SCAF mendukung proses amandemen dan perombakan posisi

Juli 2011 SCAF mengumumkan undang-undang pemilu dan menunda pemilihan parlemen hingga November 2011

Sept 2012

Kedubes Israel di Cairo diserbu massa.

Frontier Volume 4, April 2012

Sebenarnya yang persoalkan, menurut Fahmi Huwaidi, Kolumnis Senior Mesir, terkait kebijakan SCAF yang memilih Prof. Dr. Tariq Al-Bisyri mengetuai Komite Amandemen Konstitusi. Tariq walaupun tidak berafiliasi kepada Ikhwanul Muslimin, tetapi ia menjadi konsultan hukum dan bidang tata negara di jamaah itu. SCAF berdalih, Tariq dipilih karena hanya dia yang paling pakar dan senior menyangkut hukum ketatanegaraan Mesir. Itu pula pengakuan mayoritas pakar dan akademisi di Mesir. Kubu sekular yang direpresentasi Muhamed Baradei dan kelompok revolusi berhaluan kiri merasa kecolongan. Terpilihnya Tariq Al-Bisyri yang islamis itu akan menyumbat kran sekularisasi Mesir pasca meletusnya revolusi. Ikhwan dengan visi keislamannya dipastikan merengguk maslahat. Fahmi Huwaidi melihat konfrontasi pasca revolusi akan bermuara pada pertarungan dominasi antara kekuatan sekular dan kekuatan Islamis. Bisa dikatakan, referendum jadi sesi uji coba pertama pesta demokrasi yang digelar setelah revolusi. Sejumlah kekhawatiran bahwa helat demokrasi ini akan menimbulkan huru-hara termentahkan. Jajak pendapat

Sumber: CRS graphics

terbukti sukses tanpa diwarnai insiden. Masyarakat Mesir berbekal kesadaran politik telah membuktikan dan menjamin revolusi harus diselesaikan secara tuntas. Sesuai tahapan-tahapan yang jelas. Tentu SCAF dan Gerakan Ikhwan sebagai promotor amandemen menjadi pihak yang diuntungkan oleh keberpihakan rakyat ini pada perhelatan pesta demokrasi yang lebih besar lagi. Berjalan di Bawah bayang Konspirasi BayangSuksesnya pelaksanaan referendum 19 Maret tentu menjadi credit point bagi rakyat Mesir untuk semakin memastikan bahwa tahapan pemilu parlemen dan pilpres mendatang akan bisa berjalan lancar. Optimisme itu tidak begitu saja memupus realitas bahwa loyalis Mubarak tidak akan membiarkan revolusi berlangsung sukses. Menyadari situasi konfrontasi yang terus menyelubungi langit Cairo, kekuatan politik pendukung revolusi mulai mengkampanyekan istilah kontra revolusi. Aksi terselubung yang dilancarkan untuk mengacaukan usaha merealisasikan target besar revolusi. 8

Frontier Volume 4, April 2012

Indikasi yang menyeruak nyata seperti peningkatan angka kriminalitas di Mesir pasca revolusi. Keterpurukan ekonomi negara sering dijadikan justifikasi meningkatnya aksi-aksi kejahatan terorganisir yang tidak pernah terjadi pada masa Mubarak memimpin. Pelaku kriminal pun terbilang sudah berkelas karena menggunakan senjata organik yang biasa dipakai oleh aparat keamanan Mesir. Padahal penyelundupan senjata api dari luar Mesir hampir merupakan sesuatu yang mustahil. Data militer menyebutkan, jumlah militer Mesir dipusatkan di wilayah Mesir bagian timur (kawasan gurun Sinai Utara dan Sinai Selatan) yang langsung berbatasan dengan Israel dan Saudi Arabia. Adapun di tapal batas laut sepanjang pantai Mediteranian dari arah Matrouh hingga Saloum Libya menjadi pangkalan pusat marinir Mesir. Begitu juga batas antara Mesir dengan Sudan di wilayah Aswan. Atau, Mesir dengan negara Chad di bagian barat yang dipisah oleh hamparan gurun yang sangat luas. Dengan merangkum data-data itu dan mengkaitkannya dengan sejumlah aksi-aksi terorganisir yang lebih tepat disebut operasi intelijen menuai benang merah keterlibatan syurtah (kepolisian) atau bahkan militer. Apalagi nyaris, 9

Frontier Volume 4, April 2012

separuh anggota polisi Mesir telah menanggalkan seragamnya pasca revolusi. Seiring lenyapnya aparat kepolisian, seiring itu pula muncul kelompok-kelompok baltajiyah (preman) yang dulu pada masa Mubarak dipelihara oleh instansi kepolisian Mesir. Operasi yang dilancarkan pun sangat beragam. Dari kasus perampokan, pembobolan bank, pembunuhan, perkosaan, bom yang diledakkan di basis massa Kristen Koptik untuk memunculkan kesan propaganda antar rasis, atau yang baru-baru ini terjadi yaitu insiden kerusuhan antara supporter bola Klub Ahli dan Klub Nadi Misri di kota Port Said, yang sarat bermuatan konspirasi. Di tengah bayang-bayang proganda itu, rakyat Mesir harus menyelesaikan tahap demi tahap agenda pemulihan negara pasca revolusi. Pada evaluasi 100 hari revolusi, banyak pihak di Mesir yang dijangkiti rasa skeptis. Betapa revolusi memang telah merenggut banyak hal, bahkan merenggut harapan tentang masa depan Mesir sendiri. Kelompok revolusioner, seperti Ikhwan, selalu menekankan perbandingan revolusi Mesir dengan revolusi Perancis 1779. Paris baru stabil di tahun 1789. 10 tahun pasca revolusi. Sementara Cairo baru seratus hari menggelar revolusi. Bias revolusi yang

Faktor stabilitas keamanan nasional Mesir akan selalu berkaitan dengan penerapan qanun thawari (undang-undang darurat) yang tidak segera dicabut pasca revolusi bergulir. Pencabutan undang-undang darurat ini menjadi salah satu isi tuntutan revolusi, bersamaan dengan tuntutan agar SCAF segera menyerahkan kekuasaan militer kepada sipil pasca revolusi bergulir. Rakyat dari dulu menjadi obyek yang selalu dirugikan oleh penerapan undangundang yang menodai hak-hak dasar kemanusiaan. Mesir menerapkan qann thawari sejak tahun 1976. Undangundang No. 162 ini sebenarnya telah ditetapkan tahun 1958,

Epidemi Undang-undang Darurat yang Belum Tuntas

kompleks pasti akan menguntit. Di saat-saat seperti itu, rakyat butuh kejelasan mengenai akan kemanakah arah negeri ini dikemudikan. Krisis yang dihadapi dapat diprediksi sampai kapan akan berakhir. Tahapan pemilu sebagai sesuatu yang pasti sekurang-kurangnya dapat diukur hasilnya menjadi tempat rakyat menggantungkan deskripsi masa depan mereka di tengah bayangbayang konspirasi yang terus menghantui.

Frontier Volume 4, April 2012

namun baru diterapkan 16 tahun sesudahnya. Undang-undang ini dirumuskan menjawab pergolakan politik regional antara Mesir dan Israel yang terus terlibat pertikaian fisik secara runut dari tahun 1948, 1956, 1967, dan 1973. Melalui penetapan status darurat dan didukung penerapan qanun thawari, negara memiliki supremasi hukum untuk memutuskan berbagai kebijakan perang demi menjaga kedaulatan rakyat dan negara dari rongrongan asing. Fungsi undang-undang ini menjadi sangat krusial ketika Mesir memilih opsi damai dengan Israel pada deklarasi Camp David di AS tahun 1978. Sebab, kebijakan Anwar Saddat menimbulkan gejolak massa yang nyaris tak terbendung jika tidak dilegitimasi aturan khusus. Di awal tahun 1980-an, selama 18 bulan qanun thawari dicabut. Kondisi negara terbilang stabil dan tidak ada lagi ancaman perang regional pasca perjanjian damai Camp David. Undang-undang itu diterapkan lagi setelah Husni Mubarak menjabat Presiden Mesir tahun 1981 mengganti Anwar Saddat. Tujuan penerapan kembali undang-undang ini mulai direduksi. Sebab, qanun thawari memang memberi legitimasi penuh kepada kepolisian untuk menjalankan peran riqbah (pengawasan tanpa 10

batas) terhadap aktivitas politik rakyat yang tidak resmi dan merongrong kekuasaan presiden. Dibuatlah aturan-aturan tambahan misalnya, mekanisme demonstrasi, aktivitas organisasi masyarakat dan politik, atau peringatan keras pendirian lembaga pengumpul dana yang tidak terdaftar di wizarah addakhiliyyah (Kemendagri) Mesir. Semenjak diterapkan lagi di tahun 1981, undang-undang ini telah memaksa 17.000 orang meringkuk dalam sel tahanan. Bahkan, khusus untuk tahanan politik (tapol) jumlahnya mencapai 30.000 orang. (Husein Abdul Wahid, Tsaurah Misra, 18 Yauman Hazzat Al-Alam, 2011). Melalui qanun thawari, negara diberi kewenangan menangkap warganya secara bebas sampai waktu yang tidak ditentukan. Tanpa melihat alasan apakah penangkapan itu berlandaskan surat penahanan dari mahkamah, atau tanpa alasan sekalipun, negara memiliki wewenang mutlak melakukan berbagai tindakan demi memelihara keamanan negara. Pemberlakuan qanun thawari meniscayakan orang yang ditangkap tidak punya hak membela diri. Penguasa Mesir boleh menjebloskan orang ke dalam penjara tanpa didahului putusan pengadilan. Undang11

undang darurat itu selalu menempatkan Presiden Mesir pada zona aman. Justifikasi pemerintah yang tetap mempertahankan penerapan qanun thawari dapat teridentifikasi secara mudah. Pemerintah Mesir khawatir kekuatan oposisi yang direpresentasikan Al-Ikhwanu AlMuslimun akan menggulingkan kekuasaannya. Qanun thawari cukup efektif sebagai langkah preventif membendung gerakan oposisi. Menurut Husein Abdel Wahid, tanpa qanun thawari, rezim Mubarak mustahil punya perangkat menasionalisasi aset-aset Ikhwan dan oposan lainnya, serta menangkap sejumlah petinggi gerakan anti pemerintah. Penerapan qanun thawari menodai asas-asas demokrasi yang berlandaskan kedaulatan rakyat. Ia serupa epidemi akut yang menggerogoti nilai-nilai kemanusiaan. Wajar pula, salah satu tuntutan revolusi agar undang-undang tanpa prikemanusiaan ini segera dicabut. Rakyat bosan selama 30 tahun dicekoki praktik feodalisme. Generasi terdidik Mesir muak disuguhi polisi bergaya koboy ala Jeremy Irons di film Appaloosa. Posisi Nyaman yang Diinginkan SCAF

Frontier Volume 4, April 2012

Desakan pencabutan undangundang thawari oleh rakyat dianggap skala prioritas yang tidak bisa ditawar-tawar. Masyarakat trauma penerapan aturan itu mengembalikan superioritas militer yang merampas hak kebebasan rakyat. Asumsi keberpihakan militer terhadap rezim Husni Mubarak masih melingkupi persepsi publik. Kekhawatiran yang cukup beralasan. Setidaknya, aturan yang belum dicabut itu akan menimbulkan tekanan psikis bagi rakyat yang tengah menyelesaikan tahapan-tahapan revolusi. Derasnya desakan publik mencabut undang-undang darurat disambut serius pemerintahan transisi pimpinan Isham Syarf, pada Agustus 2011 melalui Jubir Kementerian Mesir, Muhammed Higazi, yang menegaskan pemerintah transisi sedang berkoordinasi dengan SCAF untuk mengkaji kemungkinan qanun thawari ini dicabut. 10 September 2011, Mantan Menteri Penerangan Mesir, Osamah Haekal, mengumumkan keputusan SCAF yang tetap melanjutkan penerapan qanun thawari. Kebijakan penguasa sementara itu melukai kepercayaan rakyat. SCAF berdalih, stabilitas keamanan nasional masih membutuhkan

Frontier Volume 4, April 2012

payung hukum undang-undang darurat. Kerusuhan di Kedutaan Besar Israel, bentrok antara massa dengan aparat keamanan yang terus terjadi perlu ditengahi melalui penerapan undang-undang ini. SCAF baru mencabut status darurat pada 24 Januari 2012. Itu pun masih tersisa satu pasal pengecualian terkait aktivitas baltajiyyah (premanisme) yang akan langsung dieksekusi oleh militer tanpa didahului putusan mahkamah. Ulur-mengulur pelepasan kewenangan itu bersumber pada kegamangan SCAF sebagai institusi yang statusnya belum ditetapkan setelah konstitusi tahun 1971 makzul. Itu bermula paska pembubaran amin daulah (state security) yang menjadi eksekutor qanun thawari. Sebagai ganti, dibentuklah amin wathani (dinas negara) yang hanya membidani dinas imigrasi. SCAF mengusulkan dirinya ditempatkan sebagai muassasah fauqa al-qanun (lembaga kebal hukum). Sebagai piranti khusus negara di luar trias politika legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang punya wewenang khusus menentukan kebijakan keamanan nasional secara independen, tanpa intervensi dari tiga lembaga pilar demokrasi itu. Ikhwan secara tegas menolak usulan SCAF sebagai lembaga kebal 12

hukum. Menurut Ikhwan, tidak ada lembaga di luar tiga lembaga trias politika yang kini ada. Kedudukan SCAF akan dirumuskan oleh lembaga legislatif (majlis rakyat dan majlis syura). Posisi khusus justru akan menimbulkan bumerang tersendiri yang mencederai tujuan besar revolusi. Tuntutan SCAF yang menginginkan hak khusus menjadi batu pengganjal suksesi pelaksanaan tahapan pemilu baik parlemen ataupun pilpres. Pemilu seakan dihantui ketidaknetralan SCAF yang seolah ingin melanggengkan posisi aman di tengah arus perubahan. Agenda Besar Pemilu Parlemen

Penyerahan kekuasaan pasca revolusi bergulir dari militer kepada sipil terkesan lamban. Padahal, jika mengacu perubahan konstitusi yang mengatur mekanisme pengalihan kekuasaan, SCAF diberi waktu 6 (enam) bulan mengawal masa transisi serta bertugas menggelar pemilu parlemen dan pilpres sesegera mungkin. Kubu revolusioner menilai kian runyamnya stabilitas nasional Mesir disebabkan SCAF yang lamban menyerahkan mandat kekuasaan. Kelambanan itu menciptakan bumerang yang ditandai dengan meningkatnya efek 13

Frontier Volume 4, April 2012

domino krisis yang meluas khususnya di sektor ekonomi. Demonstrasi ratusan ribu buruh, karyawan, akademisi, dan petani di seantero Mesir memuncak pada September 2011 akibat kepanikan krisis yang belum menemukan formula penyelesaian komprehensif. Disempurnakan oleh peristiwa Oktober Berdarah di Cairo yang melibatkan massa Koptik dan militer Mesir. Setelah revolusi, etnis minoritas ini sering jadi bulan-bulanan isu SARA. Meskipun tidak merepresentasi gambaran menyeluruh dari iklim politik nasional yang berkembang di Mesir, gejolak sosial itu laksana air bah tak terbendung. Untuk alasan inilah, SCAF yang semula menjadwalkan pemilu parlemen akan digelar 21 November, ditunda sepekan kemudian menjadi 28 November akibat kemelut sosial yang sulit ditebak riaknya. Pemilu parlemen jadi lanjutan agenda yang bergulir semenjak jajak pendapat 19 Maret. Target besar pemilu parlemen untuk membentuk jamiyyah tasisiyyah (komite pembentuk undang-undang) yang terdiri 100 anggota terpilih yang bertugas menyusun konstitusi baru Mesir. Kebijakan yang melerai perdebatan panjang mengenai mekanisme pembuatan konstitusi baru tahun 2012.

Ilan dusturi (pengumuman konstitusi) diurai penjelasannya pada pasal 60, yang memberi kewenangan majlis rakyat dan majlis syura parlemen terpilih menggelar persidangan perdana. Sesuai amanat SCAF agar parlemen paling lambat dalam waktu 6 (enam) bulan telah membentuk komite perumus konstitusi beranggotakan 100 orang. Komite terpilih bertugas selama 6 (enam) bulan merumuskan konstitusi baru Mesir terhitung sejak pelantikan. Sosialisasi konstitusi baru berlangsung selama 15 hari. Konstitusi mulai diberlakukan pada pengumuman hasil referendum yang disetujui mayoritas rakyat.

Sah suara dalam referendum mengacu nomor urut penduduk. Angkanya mencapai 49.000.970 pemilih yang memiliki hak suara. Ini untuk kedua kalinya pemilihan umum di Mesir mengacu nomor urut penduduk. Kali perdana telah dilaksanakan pada referendum konstitusi bulan Maret 2011. Upaya menyumbat potensi kecurangan pemilu parlemen di Mesir pasca revolusi patut diapresiasi.

Poin-poin Krusial Perubahan Aturan Pemilu Parlemen

www.alamiya.org Mesir: Pemilihan Majelis Rakyat dan Syura 2011-2012 Tujuan penting pemilihan ini karena majelis rakyat dan syura terpilih akan membentuk komite beranggotakan 100 orang yang bertugas menyusun undang-undang baru negara Mesir Majelis Rakyat Diikuti 9 propinsi pada tiap putaran dari 27 propinsi dalam tiga putaran pemilihan Putaran Pertama Kedua Ketiga Prov. Penting Cairo, Alex Timur, Gizza Barat, Elmenya Pertama 28-29 Nov 14-15 Des 3-4 Jan Ulangan 5-6 Des 21-22 Des 10-11 Jan Majelis Syura Pemilu dilaksanakan dua putaran yang meliputi 14 propinsi pada putaran pertama, dan 13 propinsi pada putara kedua di 27 propinsi Putaran Pertama Ulangan Pertama 29-30 Jan 7-Feb Kedua 14-15 Febr 22-Feb 270 kursi parlemen 130 kursi jalur partai melalui sistem tertutup Pemilu digelar di 30 dapil, setiap dapil diwakili 4 anggota parlemen utusan partai

Diagram 2. Pemilihan Majelis Rakyat dan Syura 2011-2012

Ketentuan pemilihan diulang jika pada daerah pemilihan tidak terdapat satupun calon anggota parlemen yang memperoleh 50% suara dari total jumlah suara yang sah 508 kursi parlemen 332 kursi jalur partai 122 kursi utusan melalui sistem tertutup independen 10 kursi ditentukan presiden/SCAF Pemilih memilih surat suara tertutup dan dua calon independen. Tersedia 83 dapil untuk independen dan 46 dapil untuk jalur partai

60 kursi utusan independen Pemilu digelar di 30 dapil, setiap dapil diwakili 2 anggota parlemen jalur independen

498 kursi Jumlah 498 kursi, 50% wajib diisi buruh (yang memulai

80 kursi ditentukan presiden/SCAF

Frontier Volume 4, April 2012

14

Terjadi peralihan kewenangan penyelenggaraan pemilu, karena penyelenggaraan pemilu. Dari sejak pemilu di era Mubarak, Kemendagri dialihkan (1987, 1990, 1995, 2000, 2005, dan kewenangannya kepada Mahkamah 2010) hanya menetapkan calon Tinggi Mesir. Pemilu di masa anggota parlemen dari jalur Mubarak, memang kerap diduga perseorangan. terjadi manipulasi suara. Gugatan Ternyata, kuota dari jalur pihak oposisi terhadap berbagai partai yang lebih sedikit ketimbang kecurangan pemilu bagai calon dari jalur independen menabrak tembok. Pola berkuasa memantik reaksi keras seluruh dengan tangan besi membuat kekuatan politik Mesir. Partai semua keputusan negara bersifat politik, menurut kekuatan politik instruksi, tidak bisa dikoreksi. nasional, merupakan lokomotif Ironisnya, pengadilan hanya demokrasi dan pelaksana amanat dijadikan ajang melepaskan beban besar revolusi yang tidak yudikasi, karena putusan yang terkontaminasi loyalis mantan dibuat, selalu memihak partai berkuasa. Dibukanya kuota kepentingan penguasa. yang lebih besar dari jalur Perubahan signifikan juga independen akan memberi peluang tampak pada mekanisme pentolan politik orde lama terlibat pencalonan anggota parlemen. lagi dalam sususan majlis rakyat Hasil kesepakatan SCAF dan partaidan majlis syura revolusi. Desakan partai politik Mesir, Juni 2011, kekuatan politik nasional, akhirnya, menetapkan mekanisme pemilihan disambut SCAF dengan anggota parlemen melalui sistem pengubahan mekanisme pemilu, 25 gabungan dua jalur, yakni jalur September 2011, sebagai berikut: partai (tertutup) dan 1. Jumlah anggota majlis rakyat perseorangan. Dengan ketentuan adalah 498 anggota. Dikurangi 1/3 kuota parlemen dijatah untuk dari jumlah sebelumnya 504 jalur partai dan 2/3 diberikan anggota. Kuota parlemen 2/3 untuk jalur independen. Harus dari jalur partai (tertutup) dan terpenuhinya kuota 50% anggota 1/3 dari jalur independen. parlemen dari kalangan buruh dan 2. 1/3 anggota parlemen dari jalur petani. Dan, wanita tidak partai bukan merupakan kader mendapatkan kuota di parlemen atau berafiliasi dengan partai Mesir. Jelas ini bentuk reformasi politik mana pun. Apabila di 15 Frontier Volume 4, April 2012
Sumber: www.alamiya.org

kerja tidak dengan ijazah sarjana) dan petani (tani sebagai pekerjaan pokok dan tidak memiliki tanah lebih dari 42.000 meter persegi Diolah dari sumber: bbc, al-ahram, ib, mbc

kemudian hari kandidat pemenang dari jalur independen terbukti berafiliasi ke salah satu partai peserta pemilu, maka statusnya sebagai anggota parlemen dinyatakan gugur. Meskipun, tuntutan kuota dari jalur partai lebih besar dari kuota independen berhasil disetujui, tetapi kebijakan SCAF untuk tidak mengabulkan menyetujui dua tuntutan kekuatan nasional menuai kecaman. Pertama, soal tuntutan aliansi partai politik tarhadap SCAF agar mengeluarkan resolusi yang melarang mantan pejabat orde lama, atau yang pernah berafiliasi ke partai penguasa, National Democratic Party (NDP), untuk tidak ikut dalam pemilu parlemen. Hingga pemilu parlemen digelar, tuntuan kekuatan nasional itu tidak disetujui oleh Dewan Tinggi Militer. Kedua, agar SCAF mencabut larangan utusan independen, setelah terpilih sebagai anggota parlemen, bergabung ke partai politik di parlemen. Independensi 1/3 keanggotaan tanpa lokomotif partai tidak bisa diterima saat Mesir sedang dalam upaya membangun negara yang kokoh. SCAF semula tetap bersikeras mengenai aturan perseorangan. Sikap itu menuai sikap partaipartai politik yang mengancam akan memboikot pemilu parlemen. Aliansi nasional bahkan, menggelar

deklarasi rakyat, 26 September yang mengeluarkan keputusan akan melakukan tindakan yang sesuai untuk memaksa SCAF menyetujui tuntutan kekuatan nasional. Kuatnya desakan publik membuat SCAF untuk yang kesekian kalinya mengubah sistem pemilu. Aturan nomor 5, resolusi SCAF tentang pemilu, setelah diubah membolehkan calon independen, yang memenangi putaran pemilu parlemen, bergabung ke partai politik atau aliansi politik di parlemen. Gambaran Umum Pelaksanaan Pemilu Parlemen Pemilu yang pertama kali diselenggarakan langsung di bawah kewenangan Lembaga Yudikatif Mesir (Haiah Qudhaiyyah) digelar menjadi tiga putaran di 27 propinsi Mesir. Dengan ketersediaan 50 ribu lebih TPS yang tersebar untuk sekitar 50 juta penduduk yang memiliki hak suara. Karena, menimbang teknis pengawasan, jumlah Qadhi (hakim) yang terbatas, maka perlu digelar pemilu dalam 3 putaran. Tiap putaran digelar di 9 propinsi. Secara berlanjut sepekan usai pengumuman pemenang pada satu putaran, dilaksanakan putaran pemilu selanjutnya. Carter Center, NGO asing pengawas pemilu 16

Frontier Volume 4, April 2012

parlemen Mesir, melihat pemilu kali ini sangat menguras energi.

Diagram 3. Pembagian Kursi Parlemen Mesir di Tiap Propinsi


Propinsi Partai Dapil 2 1 2 2 2 4 3 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 46 Independen Dapil 4 1 4 5 3 9 6 2 3 5 5 1 3 1 1 4 4 1 1 1 3 3 1 5 5 1 1 83 Kursi 16 4 16 20 12 36 24 8 12 20 20 4 12 4 4 16 16 4 4 4 12 12 4 20 20 4 4 332 Kursi 8 2 8 10 6 18 12 4 6 10 10 2 6 2 2 8 8 2 2 2 6 6 2 10 10 2 2 166 Jumlah 24 6 24 30 18 54 36 12 18 30 30 6 18 6 6 24 24 6 6 6 18 18 6 30 30 6 6 498

Alexandria Aswan Asyut el-Bukhairah Bani Suweif Cairo Daqhaliyyah Dimyat el-Fayyoum el-Ghabiyyah Gizza Ismaeliyya Kafru el-syeikh el-Aqsar Matrouh el-Meniyya el-Manoufiyyah Wadi el-Gadied Syamal Sinai Port Said Qalyubiyyah Qina el-Bahru el-Ahmar el-Syarqeyya Souhag Ganoub Sinai Suez JUMLAH

Cukup menguras energi, 199, 27 September 2011, tentang karena pemilu digelar secara pembagian tiga putaran pemilu. bertahap dan berkelanjutan. Tiap putaran diadakan di 9 Berdasarkan resolusi SCAF nomor propinsi dengan ketentuan sebagi 17 Frontier Volume 4, April 2012

berikut: putaran pertama 28 November 2011 dan pemilu ulangan putaran pertama 5 Desember 2012 adalah Cairo, Alexandrea, Port Said, Dimyat, Kafru El-Syeikh, El-Fayyum, Asyut, Aqshar, dan El-Bahru El-Ahmar. Putaran kedua 14 Desember 2011 dan pemilu ulangan putaran kedua 21 Desember 2011 adalah: Ismailiyya, Suez, El-Syarqiya, ElManufeyah, El-Bukhaira, Gizza, dan Bani Suwef. Putaran ketiga 3 Januari 2012 dan pemilu ulangan putaran ketiga 10 Januari 2012 adalah: El-Qalyubiyyah, ElDaqahliyyah, El-Gharbiyyah, ElMeneiya, Qina, Matrouh, El-Wadi El-Neil, Syamal Sinai, dan Ganoub Sinai. Perubahan mekanisme yang cepat ini memang terkendala dalam teknis. Meski demikian, upaya memelihara pemilu demokratis, jujur, dan profesional tetap terlihat telah diupayakan maksimal. Misalnya, SCAF dengan telah mengumumkan jadwal dan Dapil yang akan digelar pemilu parlemen, nyatanya mengabulkan gugatan adanya indikasi kecurangan tiga hari sebelum pemilu dimulai, yaitu 25 November. SCAF memutuskan menambah waktu pemilihan menjadi dua hari. Dan, membatalkan pelaksanaan pemilu di 18 daerah pemilihan (Dapil) yang terindikasi bakal dimanipulasi. Pelaksanaan putaran pertama pemilu menjadi pengalaman berarti bagi panitia penyelenggara. Seiring perjalanan waktu, terlihat,

kekurangan-kekurangan teknis yang terjadi di putaran pertama, mengalami penyusutan pada putaran berikutnya. Di putaran ketiga, penyelenggaraan pemilu mampu beradaptasi lebih baik. Selain faktor pengalaman kerja, pada putaran-putaran berikutnya zona daerah pemilihan yang tidak padat penduduk turut membantu kesuksesan pemilu. Bagi partai politik dan calon perseorangan, pemilu parlemen kali cukup kondusif. Qanun Thawari (undang-undang darurat) yang walaupun masih diterapkan, tetapi tidak menghalangi berbagai politisi dari berbagai aliran pemikiran dan gerakan politik ikut berkompetisi. Iklim demokrasi yang nyaman itu mengubah peta kompetisi dari persaingan konfrontatif, seperti yang selama beberapa dekade pemilu menghiasi tiap putaran pemilu di Mesir, menjadi kompetisi elegan dengan semangat kontributif negara. Warna Aliansi Peserta Pemilu Politik

Partai

Jauh sebelum pemilu parlemen digelar, kekuatan politik Mesir, berebut membuat manuver politik untuk memenangi pertarungan menuju dominasi politik di parlemen. Muncul berbagai aliansi dengan latarbelakang pandangan politik. Tetapi, lebih kepada representasi dikotomi dua kubu besar yang mencoba menemukan strategi elegan dalam menyikapi iklim politik nasional yang demikian terbuka. Dua kubu, Frontier Volume 4, April 2012 18

sekuler dan Islamis. Sama-sama memerankan sikap politisnya. Sebab, memang, pasca revolusi usai, atmosfir kecenderungan rakyat tentang akan kemana arah negara ini dibawa belum mutlak terprediksi. Pemilu yang akan digelar memang ajang pertaruhan dua kekuatan ini. Untuk menguji tesis itu, kelompok Ikhwan belum sepenuhnya berani bertaruh. Sebagaimana yang dilakukan kelompok Salafi yang mandiri mendirikan aliansi politik yang mengatasnamakan aliansi Islam dengan visi keislaman. Ikhwan terlihat lebih berhati-hati. Dengan menampilkan sikap politik moderat yang mencoba merangkul semua kekuatan politik nasional yang saat itu bermunculan. Langkah Ikhwan dinilai cukup kooperatif. Diprediksi menjadi pemenang pemilu, tentu Ikhwan merasa punya beban psikis dan amanah sejarah yang harus diemban dan diselesaikan searif mungkin. Beban yang jelas tidak seberat yang dipikul oleh kelompok Islamis Salafi yang memang tidak memiliki jejak rekam pengalaman politik dan perseteruan horizontal dengan kekautan politik nasional. Kondisi itu yang justru nantinya, membuat langkah politik Salafi berjalan ringan tanpa beban. Meskipun terlihat banyak bermunculan aliansi politik, namun sebenarnya partai-partai nasional aliansi yang lahir itu dapat disederhanakan menjadi 4 (empat) kekuatan politik dominan, yaitu:

FJP menjadi inisiator pembentukan alinasi ini. Bahkan, FJP mampu merekrut partai berhaluan kiri (sekular, liberal, sosialis) bergabung dalam aliansi nasional yang memerankan sikap politik islamis nasionalis. Aliansi yang mampu mengumpulkan 24 partai politik dalam satu payung. Sikap politik semacam ini, tidak tecerna sempurna oleh partaipartai Islam yang berhaluan Salafi yang menganggap sikap politik FJP menganulir warna dan identitas keislaman. Sikap yang kemudian memunculkan polemik internal di kubu aliansi Demokrasi, karena bisa jadi dipicu oleh pengalaman sejarah yang berbeda, dan akhiri dengan keputusan Partai Alnour (Alnour Party) dan Partai Ashalah (Authority Party) keluar dari koalisi gabungan. Untuk merepresentasikan pandangan politiknya, partai-partai dari kelompok Salafi ini membentuk aliansi baru dengan identitas Islam yang menurut mereka lebih transparan. 2. Aliansi Nasional (The Egyptians Bloc) Berangkat dari hipotesa belum terprediksinya kecenderungan politik rakyat Mesir akankah meminati kubu Islamis atau kubu sekular menginisiasi Pimpinan Gerakan Reformasi Mesir, Muhammed Baradei, membentuk The Egyptians Bloc. Di lapangan dan ideologis, nantinya aliansi ini

(Democratic Alliance for Egypt).

1. Aliansi Demokrasi Mesir 19 Frontier Volume 4, April 2012

Merasa memiliki jasa dan konstribusi menggulingkan rezim otoriter Presiden Husni Mubarak, mengilhami gerakan-gerakan pemuda Mesir untuk membentuk front sendiri sebagai representasi perjuangan kaum muda. Obsesi besarnya adalah bahwa kelompok pemuda ini, dengan perbedaan kultur dibanding kelompok kaum tua, akan memangkas generasi dan menjadi pilar perubahan bagi

3. Aliansi Pemuda Revolusi (Itilaf Syababu Tsaurah)

menjadi rivalis aliansi Islam yang dibentuk kelompok Salafi Mesir. Dengan pilar visi sekularisme yang sama, Baradei bisa menarik 14 partai politik nasional bergabung dalam barisan aliansi yang diperjuangkannya. Termasuk tokoh sekular semacam Usamah Ghazali Harb, yang juga pemimpin partai Front Demokrat (Front Democratic Party). Barangkali, oleh prediksi kemenangan yang diyakini oleh Baradei dalam pemilu parlemen, hingga partai politik At-Tahrir, yang dibentuk oleh kelompok Sufi Mesir, memutuskan bergabung dalam aliansi Nasional. Ini juga sebagai bukti bahwa kemunculan 48 partai politik yang akan berkompetisi dalam pemilu nanti merupakan bentuk euforia politik rakyat. Meskipun, katakanlah, semacam kelompok Sufi yang tidak memiliki platform politik yang jelas, ikut menggaduhkan suasana politik tanpa membawa visi perubahan yang berarti bagi masa depan Mesir.

negara. Jadi sebetulnya, tidak dapat disebut sebagai aliansi, karena, hanya diisi oleh satu partai politik yang juga dibentuk pemuda revolusi. Persatuan kaum muda ini yakin arah kecenderungan 50 juta rakyat Mesir yang memiliki hak suara akan memberikan kepercayaan pengelolaan negara kepada kawula muda. Seiring nota sejarah buruk yang ditorehkan generasi sebelumnya. Ide-ide radikal pun digelontorkan. Aliansi muda ini mengumumkan akan mengutus 200 calon independen dalam pemilu parlemen mendatang. Markaz Al-Araby lil Abhats wa Dirasat (Arab Center for Research and Policy Studies), Doha, dalam analisa: tantangan pemilu parlemen Mesir, menyebut titik lemah gerakan pemuda terletak pada idealisme yang diusung, yang mereka sendiri tidak mampu mendeskripsikannya secara teknis dan meyakinkan konstituen pemilu. Sebab, kebetulan, pemudapemuda ini berada pada kemunculan momentum sejarah, jika harus mendominasi tentu perlu cukup waktu dan pengalaman sejarah. 4. Aliansi Islam Salafi (Islamic Alliance)

Front baru ini adalah klimaks ketidaksamaan mekanisme dan strategi politik antara kelompok Salafi dan Al-Ikhwanu AlMuslimun. Salafi lebih cenderung bermain di wilayah kontras. Sebab, dari berbagai kekuatan politik nasional yang muncul setelah Frontier Volume 4, April 2012 20

revolusi, belum ada, menurut Ini yang kemudian membenarkan pandangan Salafi, satu kekuatan proyeksi Fahmi Huwaidi, bahwa transparan yang berani muara perseteruan akan berpusat menyamakan visi keislaman pada interaksi politik antara dengan atribut politiknya. Bahwa, kekuatan sekular dan kekuatan dalam ketidakpastian kondisi di Islam. Mesir, kelompok Islam harus tanpa Momentum Kemenangan Aktivis malu-malu mengusung islamisasi Islam politik dengan warna yang jelas. Tidak bermain di wilayah abu-abu. Spekulasi siapa yang mendulang Di lain sisi, kesadaran politik suara terbanyak akhirnya terjawab kelompok Salafi, dibidani oleh pada putaran pertama pemilu revolusi yang memang memaksa parlemen. Aktivis Islam seluruh entitas organisasi mana mendominasi perolehan suara. Dua pun di Mesir untuk bangkit partai yang memiliki basis massa memberikan sumbangsih solid, yakni FJP dan Alnour, perubahan. Di era Mubarak, menyelesaikan putaran pertama ini menurut Emimah Abdel Latif, dengan mengungguli partai-partai dalam tesis: As-Salafiyyun fi Misra lain berhaluan sekular. FJP mendapat wa As-Siyasah, (Salafi Mesir dan 36% suara, Alnour 24.4% suara, Politik), 2011, Salafi juga menjadi Kotla Misria (Egypt Front) 13.4% korban kekejaman pemerintah suara, dan Wadf 7.1% suara. tirani. Jadi, pemicu kebangkitan Mengenai kemenangan FJP, kelompok yang sering disebut sebenarnya dari jauh hari telah fundamentalis oleh kekakuan diprediksi. Dari 48 partai yang pemahaman tekstualnya terhadap berkompetisi pada pemilu, hanya FJP nash-nash Islam adalah yang memiliki akar-rumput kuat, keterpanggilan sejarah. Kehadiran dibanding kekuatan politik nasional kelompok Salafi dalam kancah lainnya. Survei bulan Oktober 2011, politik nasional, seolah memberi (APSS) dari 2400 responden, ruang alternatif baru bagi rakyat menyebutkan FJP diprediksi yang hidup dalam kultur Islamis. mencapai 39.0%, Wafd sekular Apalagi, visi prioritas dibentuknya mendapat 20.0%, dan Alnour harus aliansi Islamis ini, untuk menjadi cukup pada capaian 6.8%. Hasil rivalis gerakan sekular yang sementara survei, sejak awal sebelumnya telah membentuk menunjukkan peluang kekuatan Islam aliansi. Seakan ada kecemburuan meraih kemenangan. Dengan imani, bahwa, jika kelompok memadukan dua partai berideologi sekular seenaknya mewacanakan Islam (FJP dan Alnour), dipastikan negara sekular Mesir, maka pada pemilu ini aktivis Islam akan kelompok Salafi ini juga dengan memuncaki perolehan suara. enak dan tanpa beban apa pun mewacanakan negara Islam Mesir sebagai antitesa visi sekularisme. 21 Frontier Volume 4, April 2012

Diagram 4: Aliansi Politik di Mesir Pasca Revolusi

Nama Aliansi Islamic Alliance

Orientasi Politik

Orientasi Religius Islamis (salafi)

Legal Status

Didirikan

Anggota Aliansi Al-Nour Party, Building and Development Party, Authenticity Party Freedom and Justice Party, Dignity Party, Socialist Labour Party, Ghad El-Thawra Party, Liberal Party, Democratic Generation Party, Egyptian Arab Sosialist Party Free Egyptians Party, Egyptian Sosial Democratic Party, National Progressive Unionist Party Freedom Egypt Party, Egyptian Current Party, Socialist Populer Alliance Party, Egyptian Sosialist Party, Coalition of the Youth of the Revolution, Egyptian Alliance Party, Equality Development Party Egyption Communist Party, Popular Democratic Alliance Party, Revolutionary Sosialist, Sosialist Party of Egypt, Workers Demokratic Party Al-Nour Party, Building and Development Party, Authenticity Party Freedom and Justice Party, Dignity Party, Socialist Labour Party, Ghad El-Thawra Party, Liberal Party, Democratic Generation Party, Egyptian Arab Sosialist Party Free Egyptians Party, Egyptian Sosial Democratic Party, National Progressive Unionist Party Freedom Egypt Party, Egyptian Current Party, Socialist Populer Alliance Party, Egyptian Sosialist Party, Coalition of the Youth of the Revolution, Egyptian Alliance Party, Equality Development Party

Kanan

Terdaftar

Okt 2011

Democratic Alliance for Egypt

Nasionalis Islamis

Islamis

Terdaftar

Juni 2011

The Egyptian Bloc

Sosialis liberalis

Liberal

Terdaftar

Agust 2011

The Revolution Contineus Alliance

Tengah, kiri

Sekular

Terdaftar

Okt 2011

Coalition of Socialist Forces

Kiri

Sekular

Tidak Terdaftar

Mei 2011

Islamic Alliance

Kanan

Islamis (salafi)

Terdaftar

Okt 2011

Democratic Alliance for Egypt

Nasionalis Islamis

Islamis

Terdaftar

Juni 2011

The Egyptian Bloc

Sosialis liberalis

Liberal

Terdaftar

Ags 2011

The Revolution Contineus Alliance

Tengah, kiri

Sekular

Terdaftar

Okt 2011

Frontier Volume 4, April 2012

22

Faktor dominan yang menopang kemenangan aktivis Islam di Mesir adalah kultur islami yang masih mengakar kokoh dalam kehidupan masyarakat. Islam menjadi sesuatu yang membanggakan yang tidak bisa dilerai. Era represif Mubarak tidak sepenuhnya mengatup aktivitas keislaman yang dilakukan masyarakat. Al-Azhar sebagai poros keilmuan Islam dunia tetap diberikan keleluasaan membangun otoritasnya. Lembaga-lembaga keislaman diberikan saluran aktualisasi, dengan syarat aktivitas keislaman yang dibentuk tidak diarahkan sebagai langkah penggulingan kekuasaan. Ini yang menyulitkan, pintu kebebasan berislam dibuka luas, tetapi pengelolaan negara tidak membenarkan prinsip keislaman mencampuri kebijakan strategis negara. Apalagi, mencampuri iklim politik nasional. Islam diharapkan menjadi tradisi masyarakat yang bersifat beku dan tidak melahirkan aksi. Maka, sikap pemerintah Mubarak, lambat laun membelenggu keinginan mayoritas muslim di negeri itu. Sebagian besar umat Islam di Mesir menyadari bahwa keterpurukan yang terjadi, berkaitan erat dengan dikotomi antara Islam dengan politik. Momen revolusi tentu merupakan kesempatan emas bagi 23

Coalition of Socialist Forces

Kiri

Sekular

Tidak Terdaftar

Mei 2011

Frontier Volume 4, April 2012

mayoritas rakyat Mesir yang ingin lepas dari keterkungkungan sistem politik sekular yang terbukti gagal mengelola negara dan menjamin kemakmuran rakyat. Kegagalan yang memberi ruang bagi kekuatan islamis yang datang dari kultur masyarakat yang islamis pula tampil menyuguhkan penyegaran politik. Bagi kubu sekular, meskipun ada indikasi menangnya faksi Islam dalam pemilu, tetapi menempatkan indikasi-indikasi itu sebagai halunisasi yang bisa ditepis, adalah pilihan yang mungkin dilakukan di ajang spekulasi politik pasca revolusi. Kubu sekuler tampaknya meyakini bahwa revolusi mutlak meletus, disebabkan oleh faktor kegagalan ekonomi pemerintahan Mubarak. Wacana rivalitas sekuler-islamis diyakini tidak mempengaruhi iklim politik dalam pemilu parlemen. Survei pada Oktober 2011 menunjukkan prediksi suara partai Wafd akan menembus angka 20.0%. FJP menang, karena, partai ini adalah representasi dari perjuangan panjang kelompok aktivis Islam Ikhwanul Muslimin (IM) dari tahun 1928. Catatan perjalanan IM meretas komitmen penegakan nilai dan prinsip keislaman telah teruji mulai dari tataran sosial di masyarakat hingga usaha menanamkan nilai-nilai itu dalam konsep negara. Saat FJP

Egyption Communist Party, Popular Democratic Alliance Party, Revolutionary Sosialist, Sosialist Party of Egypt, Workers Demokratic Party

dideklarasikan, rakyat Mesir sudah meyakininya sebagai partai Islam representatif. IM menang sebelum bertarung. Itu mengapa, FJP tampak tidak mati-matian kampanye islamisasi, tetapi lebih mengedepankan persatuan nasional. Sebab, tanpa kampanye pun, FJP telah dipersepsikan sebagai partai Islam yang konsisten dengan visi keislamannya. Kondisi itu tidak sama dengan kelompok Salafi yang mendirikan partai-partai politik secara mandiri. Ada tiga partai yang muncul dengan latarbelakang Salafi, yakni partai Ashalah, Partai Fadhilah, dan Partai Alnour. Sebab, arus yang melingkupi kelompok Salafi di Mesir berbeda antara satu sama lain. Ada yang mengusung Salafi pergerakan dan Salafi yang lebih memilih tidak ikut dalam putaran arus gerakan. Maka, kenapa partai Alnour yang didukung kelompok Salafi tiba-tiba menjadi kuda hitam yang menang di luar prediksi kekuatan politik nasional. Survei yang digelar Internasional Freedom Institute, pada Juni 2011, partai Alnour hanya mendapat 3%. Survei yang sama, digelar oleh APSSC, pada Oktober 2011, menempatkan Alnour pada 6.8%, tidak lebih. Ternyata pada putaran pertama pemilu, perolehan suara Alnour melesat hingga 24.4%. jauh meninggalkan rivalnya dari partai Wafd sekuler yang hanya mendapat 7.1%. Jadi, keputusan politik Salafi diuntungkan oleh arus kehendak rakyat Mesir yang hidup dalam kultur islamis. Yang secara umum,

menjadi peran indikator kebangkitan aktivis Islam. Kemenangan di putaran pertama, langsung mementahkan asumsi superioritas kelompok sekuler di Mesir yang mengusung isu kebebasan. Kenyataan itu yang membuat kubu sekuler cepat berkemas mengevaluasi pola pendekatan pada masyarakat. Tak pelak sikap pragmatis menjadi pilihan. Jadilah, partai sekuler berbusana islami. Implementasi di lapangan pun menciptakan kontradiksi pada pemilu putaran kedua dan ketiga. Warna agama pun dibawa-bawa demi mendulang suara. Strategi itu, justru mengebiri konsistensi visi sekularisme yang diusung partai-partai berhaluan kiri. Inkonsistensi yang melahirkan gelombang dukungan yang lebih besar terhadap aktivis Islam yang bertarung pada dua sisa putaran pemilu parlemen. Aktivis Islam menutup angka kemenangan dengan perolehan kursi dominan di majlis rakyat. FJP meraih 222 kursi (43,7%) dan Partai Alnour meraih 112 kursi (22,04%). Partai Wafd Sekuler memperoleh hanya 19 kursi (7.67%). Dengan dikuasainya parlemen oleh kekuatan Islam di Mesir, agenda kontruksi negara pasca revolusi menjadi lebih terarah. Aktivis Islam yang tidak pernah diberikan kesempatan mengelola negara mendapat kehormatan besar menata kembali bangunan negara yang runtuh. Tepat di saat kekuatan tirani jatuh, dan rakyat menaruh harapan penuh bahwa Mesir dapat Frontier Volume 4, April 2012 24

mengulang lagi sejarah kejayaan di masa lalu. Jelas, ini adalah anugerah, tapi di sisi lain
Partai FJP Alnour Kotla Misria Wafd Wasat Tsaurah Mustamirrah Ishlah wa Taghyir Watani Al-Misri Hurriyah Adalah Lain-lain

merupakan tantangan yang harus dibuktikan oleh pengusung Islam.


Ideologi Islamis Suara 3.565.092 2.371.713 1.299.819 690.077 415.590 335.947 185.138 153.429 136.784. 76.769 515.924 % 36.6% 24.4% 13.4% 7.1% 4.3% 3.5% 1.9% 1.6% 1.4% 0.8% 5.3%

Diagram 5. Hasil perolehan suara pemilu putaran pertama

Islamis Salafi Liberal Liberal Islam Modern Kiri Liberal NDP NDP Moderat -

Diagram 6. Hasil perolehan suara pemilu putaran kedua


Partai FJP Alnour New Wafd Kotla Misria Wasat Ishlah wa Taghyir Watani Dimokrati Tsaurah Mustamirrah Ideologi Islamis Islamis Salafi Liberal Liberal Islam Modern Liberal NDP Kiri Suara 4.058.498 3.216.430 1.077.244 785.084 368.375 231.713 169.662 335.947 % 36.3% 28.8% 9.6% 7.0% 3.3% 2.1% 1.5% 3.5%

25

Frontier Volume 4, April 2012

Ishlah wa Taghyir Watani Dimokrati Tsaurah Mustamirrah Konservatif Salam Demokrasi

Liberal NDP Kiri NDP Liberal

185.138 169.662 161.594 139.100 121.694

1.9% 1.5% 1.4% 1.2% 1.1%

Diagram 7. Hasil perolehan kursi pemilu putaran ketiga


Partai FJP Alnour New Wafd Kotla Misria Ishlah wa Taghyir Tsaurah Mustamirrah Hurriyah wa adalah New Wafd Wasat Nasari Ideologi Islamis Islamis Salafi Liberal Liberal Liberal Kiri Islamis Liberal Liberal NDP Kursi 37 29 13 6 4 3 3 2 1 1

Partai Freedom and Justice Party El-Nour Party Wafd Party Egyption Social Democration Liberal Party Building and Development Party Center Party Reform and Development

Jalur Partai 115 90 37 15 14 3 10 8

Independen 107 22 2 1 1 10

Ditunjuk

Jumlah 222 112 39 16 15 13 10

% 43,7% 22.04% 7,67% 3.15% 2.95% 2.56% 1.97% 1.77%

Frontier Volume 4, April 2012

26

Party Dignity Party Freedom Party Egypt Nation Party Al-Muwatin Al-Misri Party Asholah Party Unionist Party Al-Etihad Party El-Hadhara Party Ghad ElThawra Party Labour Party Reform Party Egyptian Arab Sosialist Party Merciful Democratic Party Justice Party Egypt Freedom Party Egypt Unionist Arabic Party Egypt Front Arabic Party Independent JUMLAH 332 6 4 4 3 3 3 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 6 5 5 4 3 3 3 2 2 1 1 1 0.19% 1 1 1 0.19% 1 1 1 1 1 0.19% 1 16 166 7 10 1 23 508 0.19% 4.52% 100.00% 0.19% 0.19% 1.18% 0.98% 0.98% 0.79% 0.59% 0.59% 0.59% 0.39% 0.39% 0.19% 0.19%

Memastikan Kemenangan pada Pemilu Majlis Syura

Sedianya pemilu majlis syura akan dilaksanakan dalam tiga putaran. Mekanisme penyelenggaraan yang sama seperti pemilu majlis rakyat. Di bulan Desember 2011, oleh desakan nasional yang menginginkan agar pemilu majlis syura hanya diadakan dalam dua putaran. SCAF 27

Frontier Volume 4, April 2012

memenuhi percepatan itu. Pengubahan jadwal pemilu disahkan oleh SCAF, Marsekal Husein Tantawi, pada 1 Januari 2012. Majlis Rakyat terpilih akan mengadakan sidang perdana pada 28 Februari 2012. Karena, dipersingkat menjadi dua putaran. Putaran pertama, digelar di 13 propinsi yakni: Cairo, Alexandria, El-Gharbiyya, Daqahliya, El-Manufeya, Dimyat,

Syamal Sinai, Ganub Sinai, ElFayyum, Asyut, Qina, El-Bahrul ElAhram, dan El-Wadi El-Gadied. Putaran kedua di 14 propinsi, yaitu: Gizza, Qolyubiyya, ElSyarqiyya, El-Bukhairah, Kafrus Syeikh, Ismailiyya, Port Said, Suez, Matrouh, Bani Suweif, El-Meniya, Souhag, Al-Aqshar, dan Aswan. Bagi rakyat Mesir yang baru usai melaksanakan pemilihan majlis rakyat, maka diprediksi hasil pemilu memilih anggota majlis syura tidak akan jauh berbeda dengan hasil pemilihan majlis rakyat. Dan, proyeksi itu benar. FJP tetap unggul sebagai partai pemenang pemilu. Kursi yang diperoleh pada pemilu ini cukup banyak, 105 kursi dari 180 kursi yang diperebutkan. Kondisi tersebut menguatkan elektabilitas FJP, sayap politik Ikhwanul Muslimin.

Popularitas Amr Moussa tidak diragukan lagi. Sosok yang lahir di Cairo 1936 ini yang telah membaktikan 43 tahun usianya di dunia diplomasi. Dengan reputasi yang bagus. Karier Amr Moussa dirintis dari tahun 1958 di Kemenlu Mesir. Prestasinya cukup gemilang. Ini terlihat dari jejak rekam jabatan diplomasi yang Diagram 8. Hasil Perolehan Kursi Majlis pernah ia duduki selama di Syura Kemenlu. Misalnya: Mantan Duta Besar Mesir untuk India, Duta Partai Perolehan Kursi Tetap Mesir di PBB New York, Freedom and Justice 105 Menteri Luar Negeri (1991-2001). Party Pensiun di Kemenlu Mesir, Amr 45 El-Nour Party Moussa didaulat menjadi Sekjen 14 Wafd Party Liga Arab (2001-2011). 8 Egypt Front Dari dulu, tokoh peraih nobel 3 Freedom Party Dua Nil ini, kerap diisukan menjadi Merciful Democratic 1 kandidat Presiden Mesir. Harian AlParty Masry Al-Youm, Desember 2009, 4 Independen kala rezim Mubarak masih 180 JUMLAH berkuasa pernah menanyakan isu pencalonan dirinya sebagai Gambaran Sementara Kandidat presiden Mesir. Amr menjawab: Presiden Mesir Kalau ditanya mungkinkah? Saya jawab, pintunya terkunci. Begitu revolusi bergulir Januari 2011, Frontier Volume 4, April 2012 28

Begitu Husni Mubarak lengser, Februari 2011, isu siapakah yang bakal menjadi presiden Mesir santer didiskusikan. Dari beberapa tokoh yang sering disebut publik, ada yang masih mengamati kondisi dan ada yang transparan memastikan diri maju menjadi kandidat presiden Mesir pada Pilpres Mei 2012 nanti. Beberapa nama yang mencuat ke permukaan, antara lain: 1. Amr Moussa

berhembus isu ia sempat berpikir mencalonkan diri sebagai kandidat presiden. Belum final, melihat perkembangan situasi. Jika memungkinkan, Amr mengaku siap menjadi presiden Mesir. Hanya mengandalkan popularitas untuk maju dalam bursa pilpres, tentu belum cukup bagi Amr Moussa. Ia perlu mendapat dukungan kekuatan politik partai-partai nasional. Di saat bersamaan, Amr Moussa masih dianggap kolega rezim Husni Mubarak, yang tentu jadi batu sandungan meraih dukungan parpol nasional. Di banding kandidat yang lain, Amr Moussa terbilang sudah gaek. Usianya menginjak 76 tahun. Sebagian kelompok mempersepsikan Amr Moussa sebagai representasi kepentingan asing di Mesir. Jalan mendaki bagi Amr jika beriktikad ikut berkompetisi pada bursa presiden Mesir Mei ini. 2. dr. Abdel Fotouh Moneim Aboul

yang belum menentukan sikap apakah mengusung kandidat tokoh internalnya atau mendukung kandidat dari luar jamaah. Karier sosialnya sebagai Sekjen Persatuan Dokter Arab cukup efektif mendulang dukungan massa di Mesir. Apalagi Moneim, adalah mantan aktivis kampus era 70-an yang berulangkali masuk penjara, karena sikap konfrontirnya terhadap rezim yang berkuasa. Di masa Mubarak, Moneim sempat 5 tahun mendekam di penjara sebagai tahanan politik. Untuk memenangkan bursa pilpres Mei mendatang, Moneim setidaknya telah kehilangan basis dukungan dari kelompok pemegang hegemoni di parlemen yaitu Ikhwan. Itu realitas yang membuatnya perlu bekerja lebih keras. 3. Hazem Salah Abu Ismail Latarbelakang Hazem adalah advokat. Tergabung di Asosiasi Pengacara Mesir, bidang hukum bentukan Ikhwanul Muslimin (IM). Namanya dikenal publik, sebab, dalam dua putaran pemilu parlemen tahun 1995 dan 2005. Di era otoriter itu, IM mendaulat Hazem maju sebagai calon anggota majlis rakyat di Dapil Dokki, Propinsi Gizza, menyaingi calon yang diusung partai penguasa, NDP. Hasil pemilu di Dapil Dokki, Hazem menang, mengalahkan Amal Ostman, mantan menteri wanita rezim Husni Mubarak. Tapi, hasil perhitungan suara ditelikung.

Sosoknya mulai mencuat ke publik pasca revolusi Januari 2012. Moneim yang lebih banyak aktif di dunia kemanusiaan ini mendeklarasikan diri sebagai kandidat presiden Mesir. Keputusan Moneim maju pada bursa pilpres mendapat sambutan hangat kekuatan politik nasional. Tapi, ia justru dikecam di internal jamaahnya. Moneim, Anggota Maktab Irsyad Jamaah Ikhwanul Muslimun (1987-2009), mendahului keputusan jamaah 29 Frontier Volume 4, April 2012

Panitia Pemilu Pusat justru mengumumkan nama Amal Ostman sebagai pemenang pemilu dari Dapil Dokki. IM mengajukan gugatan atas putusan itu. Kasus tuduhan kecurangan diserahkan ke Pengadilan dan Hazem tetap dinyatakan kalah. Usai revolusi, berbekal pengalamannya di bidang advokasi, Hazem maju dalam bursa Pilpres Mesir. Sebagaimana Abdel Moneim, advokat yang berulangkali masuk bui ini mendeklarasikan diri sebagai calon Presiden Mesir, 24 Mei 2011. Aktif di asosiasi milik IM, bukan berarti putusan Hazem maju menjadi kandidat mendapat dukungan gerakan Islam terbesar itu.

Tokoh Mesir ini satu dari beberapa kandidat presiden yang langsung diusung partai. Hamden Ketua Umum Dignity Partai 4. Nabil Arabi (Hizbu Al-Karamah) tampak punya peluang besar menjadi Nabil Arabi adalah tokoh yang Presiden Mesir. Partainya, di menggantikan Amr Moussa, sejak pemilu parlemen lalu meraih 6 15 Mei 2011, sebagai Sekjen Liga kursi (1.18%). Suhu politik juga Arab. Di masa transisi, Nabil tampaknya memihak pada ditunjuk menjadi Menteri Luar Hamden. Partainya tergabung Negeri Mesir, di kabinet Ahmad dalam Koalisi Demokrasi, aliansi Syafik. Tentang sikap politiknya, yang dipromotori FJP, yang media Israel justru yang transparan memenangi pemilu parlemen di menyebut bahwa Nabil Arabi figur majlis rendah dan tinggi. Peta yang tidak bisa bekerjasama dukungan sudah terlihat, apalagi dengan Israel. Mengenai isu arus revolusi yang direpresentasi pencalonan dirinya sebagai partai-partai politik, tetap kandidat presiden pada bursa menginginkan Presiden Mesir Pilpres Mei mendatang, Nabil muncul dari tokoh-tokoh politik mengatakan akan melihat situasi. yang memiliki keterwakilan di Sempat tersebar rumor, IM dan parlemen. Iklim politik bisa saja beberapa partai nasional, berubah. menyokong inisiatif pencalonan Hamden, anggota Dewan Pers Nabil sebagai presiden Mesir. Mesir, dikenal rivalis kuat rezim Rumor itu ditanggapi dingin IM. Mubarak. Sikap konfrontirnya itu Anggota Maktab Irsyad, Mahmoud acap membuat Hamden harus Frontier Volume 4, April 2012 30

Ghazlan, dan Jubir resmi IM menampik. Isu pencalonan Arabi sekadar mencari sensasi, dan kami tidak akan mendukung calon sekaler, tegas Ghazlan. Statemen IM memutus dukungan politik partai peraih dominasi di parlemen. Paling tidak, Nabil yang merintis karier di dunia diplomasi, mungkin meraih dukungan partaipartai nasional berhaluan kiri, jika dirinya memang berminat mencalonkan diri menjadi presiden Mesir. 5. Hamden Shabahi

berulangkali meringkuk dalam bui. Meskipun komitmen penentangannya terhadap otoritarianisme Mubarak jelas, justru tampak istimewa, manakala Hamden bisa dalam dua periode terpilih sebagai anggota parlemen. (pemilu tahun 1995 dan 2000). Anggota parlemen ini dipenjara tahun 2003, saat memimpin demonstrasi besar di Tahrir, menentang dukungan Mesir terhadap AS di Irak. Hamden juga disebut-sebut membidani meletusnya revolusi Mesir. Sebagai pendiri Gerakan Kifayah tahun 2004. Gerakan nasional yang banyak berkonstribusi membangkitkan jiwa nasionalisme rakyat Mesir untuk berani mengkritisi kebijakan-kebijakan rezim Mubarak. Tahun 2009, Hamden turut menggelar boikot massal seluruh buruh di Mesir. Boikot terbesar dalam sejarah Mesir yang kemudian dikenal peristiwa 6 April yang di masa revolusi berubah menjadi salah satu maestro gerakan pemuda 6 April. Gerakan Kifayah dan Gerakan 6 April disebut-sebut sebagai pemantik api revolusi 25 Januari 2011. Pilpres 2012 dan Peluang Kemenangan Aktivis Islam

Wacana pemilu presiden memang menjadi isu puncak yang menggelinding bebas mengiringi perjalanan revolusi. Beragam proyeksi turut mewarnainya, bahkan lebih cenderung memanaskan situasi yang 31 Frontier Volume 4, April 2012

berkembang. Masyarakat berlomba menyuarakan aspirasi tentang model pemimpin ideal yang mampu mengentaskan Mesir dari krisis setelah perguliran revolusi memorakporandakan stabilitas politik dan ekonomi di negeri Kinanah itu. Pemilihan presiden baru, memicu optimisme bahwa Mesir dapat menjadi contoh dari proses peralihan kekuasaan yang melerai krisis dan menciptakan kemajuan. Ada harapan yang menyirat, karena sudah tiga kali pesta demokrasi digelar pasca pemilu, di setiap pemilu itu aspirasi masyarakat menemukan tempat berlabuh yang tepat. Anggota parlemen yang terpilih merupakan cerminan nyata bahwa proses demokratisasi di Mesir masih mungkin menuai harapan bagi terciptanya perbaikan. Banyak kalangan yang mencoba menempatkan peta konstelasi politik dan hasil pemilu parlemen lalu sebagai alat ukur untuk memproyeksi kemana arah kekuatan politik dominan berhembus dan siapa tokoh yang memungkinkan memperoleh kans paling besar sebagai pemenang. Sebab, kandidat presiden yang akan bertarung dalam pilpres harus melalui dukungan partai politik. Syarat yang ditetapkan, bahwa kandidat yang maju pada pilpres harus mendapat dukungan 30 anggota parlemen atau mendapat dukungan 30 ribu orang yang memiliki hak suara dari 15 propinsi yang berbeda-beda.

Kekuatan partai politik yang menguasai parlemen memerankan konstribusi signifikan. Selama, FJP atau Alnour mengajukan kandidat presiden yang memenuhi keinginan publik dan tidak menyandang aib di masa lalu, dipastikan kandidat yang diusung memenangi pilpres cukup satu putaran. Masalahnya adalah FJP, kekuatan politik terbesar, belum mengirimkan sinyal terhadap perkembangan politik yang muncul. Kesannya masih mencermati kondisi. Apalagi rentang pendaftaran kandidat presiden Mesir dibuka dari tanggal 8 Maret hingga 8 April 2012. FJP tampaknya ingin memanfaatkan durasi waktu satu bulan ini untuk menyimpulkan sikap politiknya. Sejak revolusi bergulir Januari 2011, kebanyakan nama yang mendeklarasikan diri sebagai kandidat presiden tidak berbasis partai. Gelombang revolusi memang mendorong pihak-pihak yang selama ini terkekang hak politiknya menemukan tempat pelampiasan. Minimal, kehendak yang selama ini tersumbat, dapat dikemukakan tanpa intimidasi. Padahal, sistem pemilu yang lahir setelah amandemen, meniscayakan kandidat berasal atau mendapat dukungan politik partai-partai di parlemen. Deklarasi beberapa tokoh Mesir yang berminat menjadi presiden bisa dilihat sebagai upaya menarik simpati partai politik. Atau, sebagai upaya menggalang massa dari dini. Meraih dukungan 30 ribu orang bukan pekerjaan ringan bagi setiap kandidat yang

mengajukan diri dari jalur independen. Dengan perolehan dukungan partai politik, pekerjaan itu menjadi ringan. Mendapatkan momentum sebagai kekuatan politik dominan, aktivis Islam Mesir memastikan diri juga sebagai penentu kemenangan bagi kandidat pilpres yang diusung jika dua kekuatan islamis di parlemen mampu menyamakan suara dan merangkul aliansi nasional lain. Subhi Ali, pengamat politik Mesir, mendeskripsikan peta kekuatan dengan membandingkan basis massa masing-masing kelompok. Pertama, Ikhwanul Muslimin, yang meraih 45% atau lebih dari total peserta pemilu. Angka itu menggabungkan kader, dan simpatisan. Kader militan IM, jika diambil 60% atau 70% dari raihan 45% suara pada pemilu, maka dapat dipastikan jumlah menembus angka 30% atau lebih. Kedua, Salafi. Dengan basis massa pasti, menurut Subhi, ambang akhir capaian suara yang bisa didapat oleh kelompok ini adalah 25%. Apabila kekuatan aktivis Islam disatukan, prosentase capaian akan berkisar antara 55% atau 60% suara dari total suara pemilih. Dalam pemilu parlemen front islamis memperoleh angka 70% suara. Ketiga, Sekular, yang memiliki basis masa berkisar antara 15%. Partai Wafd jadi representasi kekuatan sekuler yang bisa mencalonkan kandidat presiden sendiri dari partainya. Keempat, merupakan kekuatan independen dengan capaian suara sekitar 10%. Frontier Volume 4, April 2012 32

Mencermati proyeksi dukungan itu, beberapa tokoh sangat memungkinkan mendapat dukungan politik. Semisal tokohtokoh nasionalis-sekuler: Amr Moussa, mantan Sekjen Liga Arab, Ahmad Syafik, mantan Perdana Menteri setelah Mubarak lengser, Muhammed Baradei, mantan Ketua IAEA, dan Nabil Arabi, Sekjen Liga Arab. Demikian pula tokoh yang merepresentasikan diri berhaluan islamis, seperti Hazem Abu Ismail, dan Salim El-Awa, memiliki peluang yang sama.

Fajar Kegemilangan Islam akan Terbit Hanya yang patut dicermati bahwa FJP tampaknya masih berkomitmen memerankan sikap politik moderat yang berusaha mengikutsertakan seluruh komponen politik nasional untuk menyelesaikan krisis negara secara kolektif. Meminimalisir potensi perpecahan yang akan mengganggu jalannya roda pemerintahan. Perlu tokoh pemersatu. Di saat yang sama, pembicaraan intens menyamakan konsensus antara FJP dan Alnour telah mulai menunjukkan titik

terang. Perbedaan pengalaman sejarah antara kedua partai ini seringkali membuka perbedaan dalam menentukan kebijakan taktis saat merespon perguliran politik makro Mesir yang bergulir sangat cepat. Visi keislaman IM dan Salafi, tampaknya seiring waktu akan bisa mengeratkan kesefahaman kedua belah pihak yang saat ini tengah memegang kendali dominasi politik nasional. Soliditas kedua kelompok Islam ini menjadi kebutuhan mendesak, agar dominasi yang ada tidak berubah menjadi bumerang sejarah. Kesatuan basis kekuatan Islam, dibarengi kepiwaian kelompok ini merangkul elemen nasional lintas ideologi diprediksi akan memangkas pilpres hanya satu kali putaran. Atau, kalaupun oleh karena pergulatan kepentingan yang tidak bisa terelakkan antara basis kekuatan islamis dan sekuler, proyeksi pilpres satu putaran masih bisa dimenangkan secara devakto oleh aktivis Islam. Di kala itu, revolusi benar-benar menjadi indikasi yang nyata menuju fajar kegemilangan Islam. Saat para aktivis Islam ditakdirkan oleh sejarah harus memimpin negerinya.

33

Frontier Volume 4, April 2012

Dimensi Politik Krisis Eurozone


Salah satu isu global dan regional yang menjadi sorotan utama saat ini adalah krisis Eurozone. Sebagai Indonesian bagian dari Uni-Eropa (EU), kesepakatan dan institusi Centre for Eurozone tersebut melibatkan 17 dari 27 negara anggota Actual EU. Sebagai perluasan dan manifestasi integrasi yang lebih dalam dari pasar tunggal dan pabean bersama EU, Information and Studies on Eurozone menggunakan mata uang Euro () dengan regulasi moneter dibawah Bank Sentral Eropa (ECB). Europe Secara agregat, kekuatan ekonomi Eurozone tidak dapat (INDOCASE), diabaikan. Secara demografis penduduk Eurozone Den Haag, merupakan 66,29% dari 502,50 juta populasi EU, dan menguasai 79,93% (US$ 12.982 milyar) dari Pendapatan Nederland Domestik Bruto (nominal) EU (total US$ 16.242 milyar). 1 Disamping itu, jika dianggap sebagai entitas tunggal, EU merupakan kekuatan ekonomi terbesar dunia (Tabel 1). 2
Gunaryadi Tabel 1. Sepuluh ekonomi terbesar dunia berdasarkan PDB (US$ Milyar)

1 2

Estimasi 2010 dan 2011. Estimasi IMF, September 2011.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

EU AS Cina Jepang Brazil India Kanada

16,242 14,526 5,878 5,458 2,090 1,631 1,577

Frontier Volume 4, April 2012

34

Besarnya agregat ekonomi EU sebagian besar berasal dari kontribusi Eurozone. Dengan demikian, jika krisis peluang, maka tim Indonesian terjadi pada Eurozone maka ia Centre for Actual Information akan berpengaruh terhadap and Studies on Europe ekonomi EU dandalam tata dunia (INDOCASE) melakukan analisis global yang saling-terkoneksi terhadap krisis Eurozone dari dua dapat berdampak pula terhadap dimensi: politik dan strategis, dan kawasan lain dunia. Dalam sektor ekonomi. finansial global, jika sebuah negara Tidak dipungkiri bahwa gagal memenuhi kewajiban terdapat variabel lain yang hutangnya atau mengalami resesi, berpengaruh dalam krisis ini, maka sistem dan institusi namun kedua dimensi di atas perbankan dari negara-negara dianggap yang paling dominan. kreditor berpotensi mengalami Bahkan dari perspektif kerugian. International Political Economy Krisis Eurozone terutama (IPE) menegaskan bahwa kerangka dipengaruhi oleh kekuatiran para politik diperlukan sebagai fondasi investor akibat tingkat hutang berlangsungnya aktivitas ekonomi, negara-negara di berbagai belahan dan terdapat logika politik dan dunia meningkat drastis dan logika ekonomi yang saling penurunan tingkat hutang mempengaruhi, tetapi keduanya beberapa negara anggota EU. tidak saling sepenuhnya Kekuatiran itu mengalami eskalasi mengontrol dalam hubungan yang awal 2010, terutama dari anggota kompleks. 3 Eurozone yang lain seperti Jerman, Analisis terhadap kedua dll. sehingga menyulitkan, bahkan dimensi di atas ditulis terpisah. mustahil bagi anggota Eurozone Tulisan ini adalah analisis terhadap yang lain seperti Irlandia, Portugal dimensi pertama, yaitu ranah dan Yunani membayar hutang politik. mereka. Sebagai sebuah current issue yang strategis bagi Indonesia 3 Jackson, R. dan Srensen G. (2003) apakah berpotensi sebagai Introduction to International Relations. nd Theories and Approaches, 2 Ed. Oxford: ancaman, tantangan dan bahkan 35
Oxford University Press, hal. 203. Frontier Volume 4, April 2012

8. Rusia 9. Australia 10. Mexico

1,479 1,237 1,034

Dimensi Politik Tinjauan terhadap dimensi politik dari krisis Eurozone ini dapat dilakukan dari perspektif kausalitas, dengan makna bahwa ada faktor penyebab dan akibat. Ada beberapa faktor penyebab yang dapat diidentifikasi dari sudut politik mengapa krisis terjadi. Dalam tulisan ini terdapat paling tidak 4 penyebab utama. Pertama adalah fakta bahwa integrasi ekonomi Eropa tidak sepadan dengan integrasi politik. Meskipun secara kolektif EU sebagai kekuatan raksasa ekonomi, namun secara politik leverage internasional Brussel masih kurang signifikan. Berbagai upaya meningkatkan daya tawar politik global itu telah ditempuh, diantaranya mentransfromasi High Representative of the Common Foreign and Security Policy menjadi High Representative of the Union for Foreign Affairs and Security Policy, yang dalam Konstitusi Eropa dijuluki sebagai Union Minister for Foreign Affairs. 4 Ketika upaya memperbesar pengaruh politik tadi masih belum sepenuhnya tercapai, maka krisis Eurozone mengguncang sektor ekonomi sebagai sendi leverage global EU selama ini. Faktor guncangan itu
4

Dalam realita, transformasi tersebut lebih merupakan perubahan nomenklatur. Frontier Volume 4, April 2012

diduga ikut menyumbang disamping faktor-faktor lain tentunyaterhadap kegamangan para pemimpin Eurozone dan EU mengambil tindakan cepat dan konfiden untuk keluar dari krisis. Integrasi yang tidak sepadan tersebut di atas menimbulkan beberapa akibat. Pertama ketimpangan domain kebijakan dan otoritas yang dalam hal ini antara sektor moneter Eurozone yang berada di bawah ECB dan sektor fiskal yang masih dipegang oleh masing-masing negara anggota. Ketimpangan itu berpengaruh pada efektivitas berbagai mekanisme regulasi, pengawasan, dan penyangga termasuk exit strategy ketika terjadi krisis seperti Fasilitas Stabilitas Finansial Eropa (EFSF) dan Mekanisme Stabilitas Finansial Eropa (EFSM). Akibat kedua adalah rendahnya kohesivitas politik antara anggota anggota EU yang termasuk dalam Eurozone dan nonEurozone dalam menghadapi krisis saat ini. Menteri Keuangan Inggris, George Osborne, misalnya menolak bergabung bersama ke-26 anggota EU lainnya berkontribusi melalui IMF dalam rangka menyelamatkan Eurozone. Mereka hanya akan ikut jika G20 dilibatkan. PM David Cameron bahkan mengancam Brussel akan memveto setiap amandemen atau traktat baru jika 36

kepentingan nasional Inggris terancam. Kedua, besarnya skala ekonomi EU termasuk penyebab yang mempersulit para politisi menempuh opsi talangan. Jika Portugal, Irlandia dan Yunani mewakili kurang dari 3% ekonomi Eurozone, maka dana EFSF dinilai masih mampu memberikan talangan. Namun jika Spanyol dan Italia, misalnya, yang mengalami default, maka modal talangan EFSF saat ini (US$ 1 trilyun) tidak akan mencukupi untuk membiayai pengeluaran publik di kedua negara tersebut selama 3 tahun yang dapat menelan US$ 2,1 trilyun, bahkan jika IMF menanggung sepertiganyarasio yang biasa dikenakan IMF ketika membantu negara-negara kecil maka jumlah itu hampir 200% dari pagu talangan IMF. Mengingat besarnya talangan yang diperlukan dan terbatasnya sumber daya finansial talangan menimbulkan wacana yang antara lain meminta suntikan dana dari negara-negara BRICS (Brazil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan). Derivasi dari akibat di atas adalah penurunan citra psikologis EU secara global. Penurunan persepsi internasional terhadap EU dan Eurozone dapat diuraikan sebagai berikut. Biasanya krisis moneter 37

Frontier Volume 4, April 2012

yang berkembang menjadi resesi ekonomi seperti yang dialami Eurozone ini menimpa negaranegara kecil dan umumnya punya potensi pasar dan daya alam yang melimpah. Kemudian IMF datang menawarkan (baik secara halus maupun paksa) bantuan, kemudian mendikte dalam kebijakan restrukturisasi ekonomi, moneter dan finansial, dll. yang menguntungkan kapitalis multinasional, bahkan dalam kasus Indonesia, dijadikan momentum penggantian rezim. Masih segar dalam ingatan khususnya generasi Era Reformasi di Indonesia 1998, bagaimana Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Michel Camdessus dengan sikap nonverbal mengangkang sambil menyilangkan kedua tangannya di dada, berdiri di samping Presiden Suharto di Cendana yang menandantangi LOI yang isinya didikte oleh IMF, 15 Januari 1998, untuk mendapat dana talangan US$ 43 milyar dari salah satu pilar kapitalisme global tersebut. Hari ini kita menyaksikan entitas-tunggal penguasa 32.07% suara dalam voting pengambilan keputusan dalam IMF (lebih besar daripada suara AS yang menguasai 16.77%), sedang gamang dan panik menghadapi krisis di Eurozone. Barangkali fakta tersebut yang

mendorong Menteri Ekonomi Turki, Zafer Caglayan, belum lama ini berkomentar, Mereka yang dulu menyebut kami sebagai orang sakit kini mereka sendiri yang sedang sakit. 5 Saat ini kita menyaksikan kondisi dunia yang ironis. Dalam perspesi global, kredibilitas dan daya tawar para figur politik UniEropa menurun dan melemah dalam kancah internasional: krisis seperti ini sebelumnya dialami oleh negara-negara berkembang atau lemah. Oleh karena itu, ketika Brussel berwacana meminta bantuan talangan kepada Cina dan Brazil, menguatkan persepsi bahwa salah satu titik lemah dari Brussel adalah betapa sulitnya EU mengambil kebijakan penting yang melibatkan kepentingan strategis negara-negara anggotanya. Faktor penyebab ketiga adalah dilemma demokrasi. Secara politik, dukungan terhadap Eurozone cukup kompleks dan rapuh. Setiap keputusan yang diambil untuk menyelesaikan krisis akan mendapat perhatian dan kritik dari para pemilih (electorates) di negara masingmasing karena para politisi nasional yang bermain untuk krisis
5

Seabad lalu, Eropa menjuluki Turki sebagai the sick man of Europe, dari For Turkey, Lure of Tie to Europe Is Fading, The New York Times, 4 Desember 2011. Frontier Volume 4, April 2012

supranasional (Eurozone) harus diselesaikan oleh mereka yang dipilih oleh warga negara masingmasing. Dilemma demokrasi nasional ini yang menyandera penyelesaian yang cepat dan efektif terhadap krisis Eurozone. Para pemimpin negara anggota EU lebih memperhatikan aspirasi politik publik di negara masing-masing dibandingkan kebijakan Brussel. Akibat dari sentimen di atas adalah munculnya egoisme nation state. Anggota Eurozone bagian utara seperti Jerman, Belanda dan Finlandia yang relatif kuat menghadapi ancaman krisis dibanding negara anggota di bagian selatan Eropa seperti Portugal, Spanyol, Prancis, dan Italia (Latin Europeans). Negara bagian utara yang merasa memiliki etos kerja lebih tinggi namun tertimpa beban ikut menalangi negara Eurozone lainnya yang kebanyakan di bagian selatan Eropa yang dinilai bergaya hidup burgundis (lebih santai, menikmati kehidupan). Salah satu indikatornya adalah komparasi usia pensiun, di mana di Jerman dan Belanda misalnya, ambangnya lebih tinggi daripada yang di Yunani dan Italia, serta persentase yang masih bekerja pada usia 55-

38

59 tahun dan usia 60-64 tahun lebih besar (Tabel 2). 6 Artinya, masa kerja seseorang di Jerman dan Belanda harus lebih lama sebelum menikmati masa pensiun dibandingkan di kedua negara di selatan Eropa yang disebutkan terakhir. 7 Ketimpangan ini menjadi salah satu penyebab utama sentimen dukungan publik di Jerman dan Belanda terhadap kebijakan penalangan di atas, meskipun bantuan tersebut tidak diberikan secara gratis. 8
Negara

Tabel 2. Perbandingan usia pension di Eurozone


Usia pensiun dini

Jerman Yunani Italia

Belanda

63 tahun 65 tahun 55 tahun 58 tahun

Usia pensiun normal

67 tahun 65 tahun 65 tahun 60 tahun

Masih bekerja, usia 5559 tahun

64% 53% 31% 26%

Masih berkerja, usia 6064 tahun

23% 22% 18% 12%

Dimodifikasi dari Pensions at a Glance 2011: Retirement-Income Systems in OECD and G20 Countries. 7 Namun, kesan bahwa orang Yunani adalah pemalas, menurut kaum Marxist, hanyalah persepsi keliru yang disebar-luaskan oleh media burjois. Misalnya, lihat analisis pada: The myth of the lazy Greek workers. 8 Tidak ada bantuan ekonomi dalam skala internasional kontemporer diberikan secara cuma-cuma, sebagaimana istilah yang dipopulerkan oleh ekonomi Milton Friedman (1912-2006): There's no such thing as a free lunch. 39 Frontier Volume 4, April 2012

Salah satu syarat yang diajukan IMF dan otoritas Eurozone EU dalam penalangan kepada Yunani adalah kebijakan mengurangi jumlah pegawai negeri di negeri tersebut yang dianggap kurang efisien dan memberatkan anggaran. Persyaratan itu dan kebijakan yang lebih ketat lainnya sering menimbulkan protes publik dan demonstrasi di Yunani. Bahkan politis kawakan Yunani, George Papandreou terpaksa mengundurkan diri sebagai perdana menteri 10 November 2011 di tengah kisruh tarik-ulur tadi. Selain itu, dampak lainnya adalah isu elektoral. Diambang resesi, di Belanda misalnya, pemerintah mengambil berbagai kebijakan memperketat dan penghapusan berbagai subsidi yang cukup berat dampaknya terhadap masyarakat menengah ke bawah ketimbang kelas atas karena pemerintah agak liberal. Akibatnya, jika krisis berlarut menemukan solusi, sementara dukungan pemerintah terlalu besar untuk menalangi Eurozone sementara dalam negeri terjadi pengencangan ikat pinggang, maka kondisi tersebut dapat berdampak negatif terhadap elektibilitas partai politik yang berkuasa saat ini dalam pemilu legislatif tahun 2015. Faktor penyebab terakhir adalah dominasi Franco-Jerman.

Sejak awal integrasi Eropa poros kedua negara ini dinamakan European power house. Perspesi tersebut tidak sepenuhnya keliru mengingat penduduk keduanya merupakan 44,32% dari populasi Eurozone, dan menguasai 49,58% dari PNB zona ini. Karena dominasi di atas, muncul figur pemimpin yang cenderung ideosycratic atau kebijakan yang diambil dipengaruhi karakter atau gaya personal para decision makers. Dari sudut realisme, baik yang klasik maupun neorealisme, fenomena tersebut biasa terjadi karena lingkungan internasional akan menentukan tindakan sebuah negara, yang dipersonifikasi oleh figur pengambil keputusan karena menurut Kegley dan Wittkop (2001:66), states sebagai unitary actors. 9 Persoalannya, Prancis dan Jerman pada tataran EU menghadapi krisis Eurozone kurang tepat diposisikan demikian. Ada 25 pemimpin politik puncak lainnya dalam EU dan 15 diantaranya dalam Eurozone. Akibatnya, muncul sentimen bahwa apakah EU atau bahkan Eurozone hanya kedua negara itu? Di mana peran struktur
9

Kegley, C.W., Jr. dan Wittkopf, R.W. 10 Simon, H.A. (1982) Models of Bounded (2001) World Politics. Trend and th Ed. Boston: Rationality. Cambridge, Massachusetts: Transformation, 8 Bedford/St. Martins. MIT Press. Frontier Volume 4, April 2012 40

supranasional Brussel dan semangat kolegialitas? Sentimen ideosinkratik itu pula diperkirakan melahirkan istilah Merkozy dalam berbagai media dan diskusi yang merujuk pada Angela Merkel (PM Jerman) dan Nicolas Sarkozy (Presiden Prancis), dan yang membuat David Cameron (PM Inggris) emosional, serta gagalnya dicapai keputusan yang menentukan (decisive) untuk mempercepat solusi krisis Eurosoze dalam pertemuan puncak EU di Brussel, 9 Desember 2011 lalu. Keempat penyebab beserta akibat langsungnya telah diuraikan di atas. Namun, secara kolektif dampak dari keempat faktor tadi mengerucut pada kondisi politik saat ini baik di Brussel maupun Eurozone yaitu belum terlihatnya sebuah keputusan dan kesepakatan yang memiliki daadkracht atau ketegasan. Meskipun sebenarnya terdapat beragam pilihan yang rasional (rational choices) yang dapat diambil, namun yang terjadi adalah justru yaitu bounded rationality 10 di mana tidak dapat diambil keputusan yang tegas akibat banyaknya halangan baik sumber daya, infrastruktur maupun kompleksitas

Implikasi terhadap Arah Integrasi Eropa Krisis utang saat ini yang melanda Eurozone termasuk sangat menentukan masa depan integrasi Eropa. Sebagai sebuah integrasi regional yang eksprerimental (sui generis) krisis Eurozone akan bergerak pada trend osilasi, yaitu antara integrasi Uni-Eropa yang semakin erat yang dapat mengarah pada United States
11

organisasional dan proses pengambilan keputusan EU dan Eurozone yang birokratis. Akibatnya, yang terjadi selanjutnya hanyalah muddling through 11, yaitu membuat perubahan kebijakan terbatas atau membuat kondisi jalan di tempat. Setelah mengkaji konteks kausalitas dari aspek hubungan langsung antara penyebab dengan akibatnya, kita perlu mendalami dampak jangka panjang dan implikasi yang lebih luas dapat dikaji dari 2 sisi: internal dan eksternal. Secara internal difokuskan pada implikasi terhadap arah integrasi Eropa; dan secara eksternal adalah mengkaji implikasi geopolitik dalam tata dunia kontemporer.

of Europe, status quo, atau kembali pada Nation States of Europe (bubarnya Uni-Eropa). Dari ketiga trend atau kemungkinan di atas, maka sikap Brussel yang paling realistis saat ini adalah mengambil pilihan kedua, yaitu mempertahankan status quo dengan kebijakan adaptif yang lebih ketat dan lebih tegas, seperti memisahkan negara anggota Eurozone yang mengalami resesi utang yang parah dan akut dari zone untuk meminimalisir dampak negatifnya terhadap kestabilan politik dan kondisi ekonomi negara anggota Eurozone lainnya yang relatif lebih kuat.

Lindblom, C.E. (1979) Still Muddling, Not 12 Yet Through, Public Administration Mahbubani, K. (2008) The New Asian Review 39 (November/Desember): 517Hemisphere. The Irresistible Shift of Global 526. Power to the East. New York: Public Affairs. 41 Frontier Volume 4, April 2012

Implikasi Geopolitik Yang tidak kalah penting adalah implikasi geopolitik dari krisis Eurozone. Apapun langkah politik dalam kebijakan luar negeri yang diambil Brussel, mereka berada dalam limitasi lingkungan internasional yang sedang berubah. Geliat tersebut adalah perpindahan epicentrum hegemoni ke Asia, yang oleh Kishore Mahbubani secara optimis disebut sebagai sebuah irresistable shift of global power to the east. 12 Meskipun sulit mereka lahirnya sebuah hegemoni yang adidaya hingga pertengahan

abad ke-21 ini, namun trend kebangkitan Asia yang dimotori oleh Cina dan India itu semakin sulit ditolak secara obyektif. Dalam diktum realisme, sebuah paradigma worldview para pemimpin Eropa khususnya dengan nasionalisme yang cukup tinggi, kekuasaan dunia ibarat kuantitas air dalam 2 gelas, jika ada penurunan permukaan air pada satu gelas maka akan menaikkan permukaan air di gelas yang lainnya. Dalam jalur logika seperti ini, jika ada kekuatan baru yang muncul maka dipastikan ada kekuasaan pihak lain yang sedang menyusut. Pertanyaannya, posisi pihak mana yang sedang menurun tersebut. Kesibukan EU mengatasi krisis Eurozone secara tidak langsung menurun leverage psikologisnya pada arena internasional. Keberanian Turki yang bersikap tegas terhadap Prancis karena parlemen negeri tersebut menyetujui regulasi yang mempidanakan pihak yang menafikan genosida terhadap bangsa Armenia yang dituduhkan dilakukan pada masa transisi menuju berdirinya Republik Turki. Selain mengancam untuk melarang pesawat tempur dan kapal angkatan Prancis mendarat dan berlabuh di Turki, PM Erdogan juga meminta Prancis berkaca pada

Frontier Volume 4, April 2012

fakta historis bahwa tangan negara itu juga berlumuran darah bangsa Aljazair. Sikap dan pernyataan tersebut muncul karena posisi dan pengaruh strategis Turki semakin kuat berbarengan dengan pertumbuhan ekonomi yang fantastis serta berhasil memandu reformasi dan demokratisasi di negara-negara Arab dan Afrika Utara, dan menurunnya leverage internasional dan regional Prancis. Ketika Cina diminta bantuan oleh para pemimpin utama Eurozone untuk ikut membantu melalui IMF, Cina tidak begitu antusias karena permintaan mereka dan negara BRICS untuk mendapat suara lebih besar dalam kebijakan IMF tidak diterima. Namun Cina cukup cerdik dan memiliki naluri dagang yang baik. Mereka tidak ingin terikat dengan birokrasi dan aturan serta mekanisme lembaga internasional seperti IMF, namun saat ini justru sedang berburu dan memilih dengan leluasa untuk membeli dan mengambil-alih aset-aset Eropa yang sedang jatuh nilainya dan akan priftable ke dapan. Dari tahun 2009 saja, investasi langsung Cina di Eropa meningkat 69% dari tahun sebelum, meskipun omzet terbesar kapital Cina itu masih tetap ditanam di Asia. 42

Masih dalam konteks implikasi geopolitik ini, maka isu politik fobia terhadap Islam sudah semakin jarang atau tidak begitu laku dijadikan komoditas politik saat ini di Eropa, karena problemnya adalah sektor ekonomi. Yang dijadikan sasaran frustasi sebagian politisi di Belanda, misalnya, adalah kekesalan kepada Yunani, pendatang dari Romania, Bulgaria dan Polandia yang kehilangan pekerjaan namun hidup dari tunjangan pemerintah dan menolak pulang ke negara mereka karena negara mereka adalah anggota EU. Sasaran frustasi lainnya bagi publik Eropa adalah kekuatiran terhadap Cinanisasi yang massif terhadap aset-aset Eropa khususnya dalam sektor perbankan, properti dan infrastruktur, pariwisata dan energi. Namun perlu diingat bahwa Eropa adalah pemain profesional dalam menguasai dan mengelola sumber-sumber daya dan kapital dunia. Di Asia, hampir tidak ada negara yang pernah didominasi bangsa Eropa. Mereka punya peta lengkap terhadap karakteristik antropologis, sosiologis, ekonomis dan historis bangsa-bangsa di dunia termasuk Asia yang dapat mereka gunakan menangguk keuntungan melalui penguasaan sumber-sumber daya yang baru di manapun di dunia, baik secara 43

Frontier Volume 4, April 2012

Peluang Strategis bagi Indonesia Peluang yang cukup menjanjikan dan strategis bagi investor Indonesia ditanamkan di Eropa saat ini adalah di sektor pendidikan tinggi dan riset dengan mitra perguruan tinggi dan lembaga riset di Eropa. Secara umum fasilitas dan kepakaran bidang sains, teknologi dan industri strategis di Eropa masih utuh, cuma agak kekurangan kapital saja. Kerjasama sama tersebut akan membuka peluang pengiriman mahasiswa dan peneliti Indonesia dengan beasiswa dan dana riset pemerintah Indonesia bekerjasama dengan pemerintah Eropa. Di sekitar sentra pendidikan dan riset tadi Indonesia baik pemerintah maupun LSM dapat membangun asrama atau akomodasi yang milieu-nya yang secara rabbaniy

kasar sebagaimana di Irak, Afghanistan, dan Libya maupun secara halus misalnya dalam pengaturan kontrak eksplorasi sumber daya alam dan tambang, dll. yang tidak adil dengan berbagai intriknya dan atas nama berbagai perusahaan multinasional. Cengkeraman gurita multinasional tadi sangat kuat karena omzetnya bahkan melebihi BNP banyak negara di dunia serta bermutualisma dengan negaranegara kuat di Eropa dan AS.

terpelihara sehingga mereka dapat tersibghah dengan nilai-nilai insan kamil dan berkapasitas serta kompeten ketika pulang mengembangkan ilmu dan pengalamannya di Indonesia.

Implementasi Smart Power dalam Sistem Keamanan Nasional


Sekilas tentang Smart Power 1: Berawal dari Keterbatasan Hard Power dan kemunculan Soft Power Keterbatasan hard power yang terlalu dominan terlihat jelas dengan kebencian masyarakat sipil terhadap berbagai agresivitas negara menggunakan tekanan senjata untuk meraih kepentingan nasionalnya yang kerap justru berbalik menghancurkan citra dan pengaruh negara terhadap rakyatnya dan dunia internasional. Policy Paper ini memunculkan sebuah rekomendasi yang terinspirasi dari makalah yang berjudul A Smarter, More Secure America dari lembaga think tank terkemuka AS, CSIS (Center for Strategic and International Studies). Inti dari laporan tersebut adalah rekomendasi bahwa negara harus menggeser pendekatan keamanannya dari mengandalkan hard power (kekuatan militer dan kedigdayaan ekonomi) menuju smart power, 'kekuatan yang cerdas'. Artinya negara akan menggunakan pendekatan yang lebih menggunakan otak daripada kekuatan represif. Konsep smart power sendiri berkembang dari konsep soft power yang diperkenalkan oleh cendekiawan terpandang Joseph S Nye Jr: menggunakan kombinasi dari hard power dan soft power dalam takaran yang pas. Rekomendasi kebijakan regulasi UU Kamnas dalam tulisan ini terbagi dua, yaitu: (i) Integrasi konsep dan
Frontier Volume 4, April 2012

Arya Sandhiyudha Staf Departemen Dirosah wa Takhthith, BHLN DPP PKS

44

Tabel 1 Ragam Pendekatan Kekuatan Negara Smart Power adalah Kombinasi Ketiganya
Behaviors Military Power Coercion Deterrence Protection Inducement Coercion Primary Currencies Threats Force Payments Sanctions Values Culture Policies Institutions

implementasi, yang mencakup: integrasi konsep pertahanan-keamanan, rekonstruksi aktor keamanan, peningkatan kemampuan intelijen untuk peringatan dini, mekanisme pelibatan aktor non-militer. Rekomendasi berikutnya (ii) Integrasi Operasional, meliputi: integrasi legal dan institusional, harmonisasi dengan regulasi lainnya, mekanisme koordinasi, aturan main dalam keadaan darurat, serta format Dewan Keamanan Nasional.
Government Policies Coercive Diplomacy War Alliance Aid Bribes Sanctions Public Diplomacy Bilateral and Multilateral Diplomacy

Economic Power

Soft Power

Attraction Agenda Setting

Masalah utama yang dihadapi Indonesia untuk memulai reformasi di sektor keamanan berawal dari proses pemisahan konsep pertahanan dan keamanan. Walaupun kebijakan untuk memisahkan dua konsep ini adalah kebijakan yang tepat, namun masalah muncul karena berkembangnya suatu interpretasi dominan yang mengatakan bahwa POLRI (aktor keamanan) tidak lagi 45

I. Integrasi Konsep dan Implementasi I.1. Diskusi Konseptual: Pertahanan dan Keamanan

Frontier Volume 4, April 2012

menjadi bagian dari TNI (aktor pertahanan) dan harus bertransformasi menjadi aktor keamanan yang mandiri. POLRI juga diberi wewenang penuh untuk mengendalikan kondisi keamanan dalam negeri, sementara TNI hanya berkonsentrasi pada penanggulangan ancaman eksternal. Pemisahan ini menandakan bahwa pemerintah menganggap konsep pertahanan memiliki kedudukan yang sejajar dengan konsep keamanan. Jika interpretasi ini berusaha dikaji secara akademis maka akan timbul kesulitan metodologis yang

rumit. Kesulitan ini timbul karena kajian-kajian ilmiah cenderung menempatkan keamanan (security) sebagai konsep induk dan meletakkan pertahanan (defense) sebagai salah satu dimensi dari konsep keamanan. Barry Buzan, misalnya, menyatakan bahwa keamanan berkaitan dengan lima sektor utama: militer, politik, sosial, ekonomi dan lingkungan hidup.2 Untuk dimensi militer, Buzan menyatakan bahwa dimensi militer dari keamanan berurusan dengan kapabilitas pertahanan suatu negara. Jika telaah akademis Buzan (yang menjadi tonggak utama kajian strategi keamanan pasca Perang Dingin) digunakan untuk mengkaji pemisahan TNI dan POLRI maka kemungkinan interpretasi yang muncul adalah : Pertama, POLRI diletakkan sebagai aktor keamanan utama dan dengan demikian dapat dikatakan secara vulgar bahwa POLRI telah berhasil mengeluarkan TNI dari ruang lingkup aktor keamanan dan meletakkannya hanya sebagai aktor pertahanan. Interpretasi ini bukan merupakan interpretasi yang lazim diterima di kalangan akademisi. Interpretasi kedua yang lebih dapat diterima bahwa TNI dan POLRI sama-sama merupakan bagian dari aktor keamanan.

Namun, TNI diarahkan untuk mengurusi dimensi militer (pertahanan) sementara POLRI lebih diarahkan untuk menangani dimensi ketertiban masyarakat dan penegakan hukum. Teka-teki yang muncul dari interpretasi (kedua) ini adalah jika TNI dan POLRI berada dalam dimensi-dimensi spesifik dari konsep keamanan maka Siapa yang akan berperan sebagai aktor keamanan utama?

I.2. Rekonstruksi Aktor Keamanan: Kombinasi Hard Power and Soft Power Teka-teki tersebut dapat dijawab dengan terlebih dahulu melakukan rekonstruksi aktor keamanan. Secara tradisional, kajian keamanan menempatkan negara sebagai aktor utamanya. Penempatan negara sebagai aktor utama didasari pada argumentasi kaum Hobbesian (Realis) yang mengasumsikan bahwa masyarakat membutuhkan negara yang akan berperan seperti monster (leviathan) untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pertikaian antar manusia yang mengarah kepada pembentukan sistem yang anarki. Machiavelli kemudian menunjukkan bahwa pertikaian antar manusia ini cenderung untuk menggunakan power, karena itu 46

Frontier Volume 4, April 2012

negara harus diberi hak untuk memonopoli akumulasi power (militer). Bagi Clausewitz, hak monopoli tersebut diberikan secara politis oleh negara kepada aktor militer sehingga ia secara legal tumbuh menjadi suatu kekuatan profesional yang dapat membuat komponen-komponen masyarakat tunduk kepada aturan-aturan ketertiban yang dibuat oleh negara. Ada dua hal utama yang dapat ditarik dari kajian tradisional diatas. Pertama, negara memberikan hak kepada aktor militer untuk tumbuh menjadi satu-satunya aktor legal yang melakukan akumulasi kekuatan bersenjata. Konsekuensi logis dari akumulasi ini adalah hanya aktor militer yang dapat menangkal aksiaksi kekerasan bersenjata yang mengancam suatu negara. Kedua, saat aktor militer mengaktifkan fungsi keamanannya, ia memang diarahkan untuk menjelma menjadi leviathan yang profesional. Saat leviathan beraksi maka tidak bisa diharapkan bahwa sang aktor akan mengindahkan kaidah-kaidah moral yang berlaku. Namun, aksi penyelamatan negara ini menjadi suatu keharusan dan karena itu aktor militer dilatih untuk dapat menggunakan segala cara yang dipandang perlu. 47

Frontier Volume 4, April 2012

Namun, kajian tradisional tersebut tidak menjawab masalah yang berkaitan dengan jenis aktor keamanan yang harus berperan jika ancaman terhadap negara sama sekali tidak melibatkan aksi kekerasan bersenjata. Masalah ini bisa dipecahkan dengan dua cara. Cara pertama, dilakukan oleh rezim Orde Baru dengan meletakkan aktor militer (ABRI saat itu juga termasuk POLRI) sebagai satu-satunya aktor keamanan yang harus dapat menerapkan beragam strategi untuk menangkal semua bentuk ancaman. Namun, karena ABRI memang pakar dalam melakukan aksi kekerasan bersenjata maka entitas ini cenderung untuk menggunakan strategi represif. Cara kedua, dilakukan dengan menugaskan aktor keamanan utama (negara) untuk mengembangkan derivasi aktor keamanan untuk mengatasi karakter multi-dimensional konsep keamanan (baik tradisional maupun non-tradisional). Perluasan konsep dan aktor keamanan ini sebenarnya merupakan gagasan dari kaum constructivist. Kaum ini mengembangkan critical security studies yang memandang konsep keamanan sebagai suatu konsep fleksibel yang tergantung dari proses securitization yang

dilakukan aktor keamanan terhadap obyek keamanan. Simon Dalby, misalnya, melihat adanya proses politisasi wacana keamanan yang menyebabkan timbulnya kecenderungan dominasi aktor politik dan militer dalam kerangka kerja keamanan negara.3 Keith Krause juga berusaha mengembangkan tinjauan kritis dengan melakukan proses humanisasi konsep keamanan. Proses ini dilakukan dengan menempatkan pertimbangan individu, warga negara dan kemanusiaan sebagai acuan utama bagi perkembangan strategi 4 keamanan negara. Kontribusi penting kaum constrtuctivist diberikan oleh Barry Buzan, Ole Waever dan Jaap de Wilde5 Ketiga pakar strategi ini memperingatkan para pembuat kebijakan untuk tidak terburu-buru mengekskalasi suatu isu menjadi isu keamanan. Suatu isu hanya dapat dikategorikan sebagai isu keamanan jika isu tersebut menghadirkan ancaman nyata (existential threats) terhadap kedaulatan dan keutuhan teritorial negara. Isu keamanan juga hanya akan ditangani oleh aktor militer (hard power) jika ancaman yang muncul disertai dengan aksi kekerasan bersenjata dan telah ada kepastian bahwa negara telah

mengeksplorasi semua kemungkinan penerapan strategi non-kekerasan (soft power). I.3. Sistem Peringatan Dini: Meningkatkan Kemampuan Intelijen

Kepastian tersebut dapat diperoleh jika suatu negara meningkatkan kemampuan badan intelijen untuk mengoperasionalkan indikator sistem peringatan dini (early warning system) indikator tersebut harus terkait dengan variasi sumber konflik. Sistem peringatan dini diharapkan dapat menyediakan ruang manuver yang cukup luas bagi beragam aktor resolusi konflik dan memperkecil peluang terlibatnya aktor militer dalam upaya penyelesaian konflik. Rancangan sistem peringatan dini tersebut diilustrasikan dalam Tabel 2 berikut ini:
Dini
Sumber Konflik Disintegrasi Sosial Kesenjangan Ekonomi Diskriminasi Politik Kekerasan

Tabel 2 Rancangan Sistem Peringatan


Indikator Sistem Peringatan Dini Tingkat kohesivitas antar kelompok masyarakat Distribusi kesejahteraan antar kelompok/wilayah Peluang partisipasi politik dan Peluang untuk jabatan publik Komposisi demografi

Frontier Volume 4, April 2012

48

Budaya

Policy Paper ini secara prinsip menerapkan beberapa pandangan, berdasarkan studi kritis mazhab (school of tought) di II. Integrasi Operasional atas. Pertama, struktur normatifII.1. Institusi dan Instrumen formal dalam regulasi/kebijakan Secara legal UU tentang yang menjamin bahwa aktor militer Keamanan Nasional lebih berfokus dan teknik kekerasan bersenjata pada institusi dan instrumen akan dijadikan sebagai alternatif keamanan serta kewenangan terakhir yang terpaksa harus mereka masing-masing. Terutama dipilih. Kedua, regulasi/kebijakan sekali : untuk menyediakan prosedur a. Pembedaan tegas antara otoritas transparan yang akan politik yang telah menjadi hak menyediakan informasi ke publik sipil dan kewajiban operasional tentang terjadinya proses dari aktor keamanan. keamananisasi/sekuritisasi suatu b. Pengaturan mengenai hubungan isu. Terakhir, regulasi/kebijakan koordinasi antar institusi dan mencakup mekanisme resolusi instrumen aktor keamanan, konflik lokal yang melibatkan beserta aktor derivatif lainnya. sebanyak mungkin aktor-aktor c. Penetapan gradasi/ekskalatif non-militer di berbagai tingkat situasi keamanan dari yang ekskalasi konflik sebagai bagian paling lunak hingga yang dari pengembangan strategi memberi legitimasi politik untuk keamanan negara. Rancangan menggunakan pendekatan pelibatan aktor keamanan dalam koersif-represif. mekanisme resolusi konflik tersebut tertera dalam Tabel 3. Usulan pekerjaan rumah di atas diharapkan dapat menjadi suatu preskripsi tentatif yang dapat 49 Frontier Volume 4, April 2012

I.4.

Ekskalasi Resolusi Konflik: Mekanisme Pelibatan Aktor Non-Militer

berdasarkan etnis-agamagolongan dan Eksistensi budaya dominan vis a vis minoritas

memperbaiki kinerja aktor keamanan Indonesia. Inti dari preskripsi tersebut adalah Indonesia perlu segera melakukan rekonstruksi konsep dan aktor keamanan. Rekonstruksi ini diharapkan dapat mencairkan dominasi pemikiran realis (statecentric) dengan memadukannya dengan pengembangan beragam aktor resolusi konflik.

Kedaulatan Negara Kekerasan Bersenjata Politik

Isu Konflik

Tabel 3 Resolusi Konflik dan Aktor Keamanan


Pemberontakan Bersenjata Gerakan Separatis Self Determination Self Governing Kekerasan Militer Sumber Konflik Lokal

Kontra Insurgensi

Resolusi Konflik

Ekonomi Sosial

Diskriminasi Politik

Kesenjangan Ekonomi Disintegrasi Sosial

Referendum Good Governance Peace Making Humanitarian Assitance Peace Keeping Good Governance (Supremasi Sipil) Penegakan Hukum Demokratisasi Rekonstruksi Ekonomi Distribusi Kesejahteraan Rehabilitasi Rekonsiliasi Rehabilitasi Rekonsiliasi Distribusi Kesejahteraan Good Governance

Derivasi Aktor Keamanan TNI MPR DPR POLRI LSM POLRI Pemerintah Daerah DPRD Lembaga Peradilan DPR/MPR Pemerintah Partai Politik Masyarakat Lokal Pemerintah Lembaga Ekonomi Negara Lembaga Ekonomi Swasta Masyarakat Lokal Pranata Adat Pemerintah Masyarakat Lokal Pranata Adat

Budaya

d. Akuntabilitas anggaran keuangan serta pertanggungjawabannya. Oleh karena itu perlu ditegaskan kembali bahwa UU tersebut bukan untuk menggabungkan kembali TNI dan POLRI, serta tidak bertabrakan dengan UU yang telah ada, prinsip demokrasi, HAM, serta sistem peradilan pidana (criminal justice system).

Ekologi

Kekerasan Budaya

Eksploitasi Lingkungan

Frontier Volume 4, April 2012

II.2. Harmonisasi Regulasi Jika ada perubahan kewenangan terhadap institusi tertentu dalam rangka mencapai harmonisasi regulasi, perlu dilakukan terlebih dahulu : a. Pembuatan regulasi intelijen, b. Amandemen UU : POLRI, Pertahanan Negara, TNI, dan UU Keadaan Darurat. Misalnya untuk mempertegas supremasi otoritas politik sipil dalam hal eksekusi kebijakan, penetapan 50

II.3. Mekanisme Koordinasi Ditetapkan mekanisme koordinasi aktor keamanan. Sebagaimana secara umum disajikan dalam Tabel 4. Mekanisme tersebut di atas setidaknya meliputi : 1. Konsep rencana operasional keamanan. 2. Konsep kerjasama dan strategi koordinasi inter-agensi. 3. Rumusan batasan hubungan antar-agensi dan pihak yang terlibat. 4. Memastikan adanya prosedur kerja baku (Standard Operating Procedure/ SOP) dalam situasi tertentu. Terutama kepastian dalam hal: Kewenangan,
Normal

anggaran, serta parlementer.

pengawasan

Tabel 4 Mekanisme Koordinasi Berdasarkan Jenis Ancaman


Rutin dan Informal

Dalam hal poin ke-4, SOP dibutuhkan agar tercipta suatu koordinasi yang baik perlu dirumuskan suatu mekanisme yang mengatur bagaimana masingmasing aktor bertindak dalam menjalankan tugasnya terkait satu sama lain. Berbagai ancaman keamanan yang muncul tidak jarang menuntut adanya kerjasama antar aktor agar dapat ditangani seefisien dan seefektif mungkin. Pembentukan aturam main tersebut juga memperjelas mekanisme pertanggung-jawaban dari masing-masing aktor. Semua hal tersebut tergambar dalam Tabel 5.

Aturan Pelibatan, Akuntabilitas Anggaran.

dan

Sifat Koordinasi Perumusan Kebijakan

Pola Koordinasi Tingkat Pelaksanaan Koordinasi

Eksekusi terdesentralisasi oleh Reguler, unit-unit operasional Saling tergantung (mutual dependent) Koordinasi terprogram pada tataran operasional

Non Normal Ancaman Luar Biasa Ancaman (ExtraOrdinary) Berekskalasi (Escalatory) Moduler (Task Forces, Ad hoc Badan Otoritas) (Interdepartemental) Eksekusi Eksekusi terdesentralisasi oleh terdesentralisasi oleh Komite Eksekutif Penguasa Darurat Koordinasi kolaboratif Koordinasi kolaboratif pada tataran operasional dan taktikal yang bersifat tetap Koordinasi integratif

51

Koordinasi integratif pada tataran strategis, operasional dan taktikal yang bersifat sementara

Frontier Volume 4, April 2012

Tabel 5 Aturan Operasi dalam Situasi Tertentu Permanent Leading Permanent Leading Actor (1) Kewenangan : operasional Anggaran: disediakan pemerintah pusat Pelibatan: bentuk dan sifat operasi

Involving Permanent Actor (2)

Akuntabilitas: tunduk hukum *Alat operasional dari politik pemerintah untuk Tugas permberdayaan wilayah AdHoc Kewenangan: darurat Pelibatan: sementara Anggaran: politik APBN AdHoc Leading Actor (3)

Kewenangan: menjalankan tugas PJ koordinasi Anggaran: dikeluarkan yang melibatkan Akuntabillitas: melibatkan

Involving

Others

Pelibatan: aturan rinci dan jelas, instrumen militer dalam kondisi luar biasa *Anggota aktif di Intitusi lain Pelibatan: sementara institusi institusi yang

Akuntabilitas: operasional Akuntabilitas: politik di wilayah berdasar aturan pelibatan operasi darurat militer *ukuran, standard, kapan dimulai *pembagian karakter ancaman, dan diakhiri, prosedur, MoU antar pimpinan selevel fase tahapan operasi, wilayah

keputusan Anggaran: APBN dikeluarkan PJ

Kewenangan: pemberi mandat

AdHoc Involving Other Actor (4)

II.4. Keadaan Darurat Dalam kesadaran akan situasi keamanan yang fluktuatif dari keadaan normal hingga darurat, maka perlu diatur penetapan situasi keadaan darurat menyangkut tentang pendekatan penanganannya. Diantaranya: a. Ketentuan pengelolaan jalannya pemerintahan.

b. c.

3 hal: Definisi tugas, Tata cara pemberian tugas dan Pembiayaan tugas.

Frontier Volume 4, April 2012

II.5. Dewan Keamanan Nasional Keberadaan Dewan Keamanan Nasional adalah perangkat kepresidenan yang bertugas: a. Membantu Presiden dalam waktu tertentu menentukan permasalahan yang dianggap 52

Pengerahan Sumber Daya Nasional. Pengerahan Instrumen Koersif.

c.

b.

Idealnya, berdasarkan rekonstruksi aktor keamanan yang telah dipaparkan, maka komposisi Dewan Keamanan Nasional adalah sebagai berikut: Ketua : Presiden ; Anggota : Wakil Presiden, Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan HAM, Jaksa Agung, Ketua Komisi Kepolisian Nasional, Kepala Lembaga Koordinasi Intelijen Negara, serta Kementerian lain yang secara tentatif dibutuhkan menyikapi kondisi spesifik tertentu. Dengan segala kerendahan hati, demikianlah rekomendasi kebijakan dari kami, semoga bermanfaat bagi kebijakan keamanan nasional yang terintegrasi, kokoh, dan lebih bersahabat! Wallahu Alam bish-Showab.

sebagai masalah keamanan nasional. Merekomendasikan kebijakan atau langkah untuk menangani masalah tersebut. Menganalisa dan mengevaluasi dampak dari langkah atau tindakan penanganan yang diambil.

Daftar Pustaka

1. Penjelasan sub-tema Smart Power diambil dari Sandhiyudha, Arya. Renovation of Indonesian Policy.(Jakarta: MC, 2011) 2. Barry Buzan (et.al.). Security: A New Framework for Analysis (London: Lynne Rienner, 1998) 3. Simon Dalby, Contesting an Essential Concept: Reading the Dilemma in Contemporary Security Discourse, dalam Krause, Keith dan Williams, M.C (eds.), Critical Security Studies: Concept and Cases (London: UCL Press, 1997) 4. Keith Krause dan Michael C. Williams. From Strategy to Security: Foundation of Critical Security Studies dalam Ibid. 5. Barry Buzan (et.al.), Op.Cit.

53

Frontier Volume 4, April 2012

Indonesian views on South China Sea Conflict

Position concerning the statement of US Secretary of State Hillary Clinton, Indonesia must count on the support for the realization of a favourable international scale diplomatic process and objectivity in a preview of the peaceful and prevent violence through the reduction of the concentration of warships in the South China Sea area.
Marsudi Budi Utomo Ketua Departemen Diplomasi, BHLN DPP PKS

Background The 10 ASEAN member countries, Brunei, Malaysia, Vietnam, and the Philippines have competing claims over the Spratly Islands. The Spratlys consist of some 100-230 scattered islands, isles, shoals, banks, atolls, cays, and reefs with elevations ranging from two to six meters. Including shallow territorial waters, the Spratly archipelago covers an area of approximately 180,000 square kilometers or 69,500 square miles (Ref. Figure 1, 1-a, 1-b). Except for Taiwan, all the other claimants are bound by the ASEAN-China declaration to undertake to resolve their territorial and jurisdictional disputes by peaceful means without resorting to the threat or use of force (Ref. Table 1 of TERRITORIAL CLAIMS IN THE SOUTH CHINA SEA). Over the past two decades, such claims have resulted in military skirmishes, as well as drilling and exploration disputes, among claimants, often with China. Considered the most serious was Chinas invasion and capture of Paracel Islands from Vietnam in 1974, and later in 1988, when the Chinese and Vietnamese naval forces clashed at Johnson Reef in the Spratly Islands, which caused the sinking of several Vietnamese boats and deaths of over 70 sailors.
Frontier Volume 4, April 2012

54

Figure 1 : Countries Claim Boundaries

In the case of the Philippines, the most significant clash with China happened in 1995 with the latters occupation of Mischief (Panganiban) Reef, which is well within the countrys 200-mile exclusive economic zone as defined by UNCLOS. This was followed by its takeover of Scarborough Shoal in 2001 (Ref. Table 2 of MILITARY CLASHES). Though too small and barren for permanent human habitation, the Spratlys have attracted attention from the various states in 55

Frontier Volume 4, April 2012

the South China Sea because of their strategic, economic, and political significance. As pointed out by Dr. Christopher Joyner, director of the Institute for International Law and Politics at Georgetown University, the Spratly islands can serve as legal base points for states to project claims of exclusive jurisdiction over waters and resources in the South China Sea. Besides this, Joyner said the Spratlys area holds strategic importance for all states in the

region as it straddles the sea lanes through which commercial vessels must sail en route to and from South Asian ports. Based on estimates by the U.S. Geological Survey, the most abundant hydrocarbon resource in the South China Sea could be natural gas, and not oil. The USGS said natural gas comprises 60 to 70 percent of the regions hydrocarbon resources, as evidenced by the hydrocarbon fields explored in the South China Sea side of Brunei, Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, and the Philippines (Ref. Table 3 of Oil and Gas Reserve in the South China Sea).

3. 2010 : Recent Chinese naval activity in the South Chine Sea as The Problems regarding to Chinese navys strategy (The People's 1. 1994 : The problems is in Liberation Army Navy, PLAN or keeping with the United Nations PLA Navy) as reported by Japan Convention on the Law of the Maritime Self Defence Force. The Sea (UNCLOS) which entered operations were a testament to into force on November 16, 1994 the modernisation of the PLA granting new rights to states Navy over the past decade. They having territorial sovereignty would not have been possible if over an island or group of it were not for the continued islands. States holding valid legal focus on long-range projection titles to sovereignty over an exercises that has dominated its island or group of islands are training for the past decade. The allowed to establish a twelveChinese decision in December mile territorial sea and a 2002008 to join the international mile exclusive economic zone anti-piracy operation in the Gulf (EEZ) around those islands. of Aden has led to Chinese naval Those whose sovereign ships using some of the worlds Frontier Volume 4, April 2012 56

2. 2002 : Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea between the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) and China in 2002 which says conducive to maintenance of peace and stability in the South China Sea and the region at large.

independence is recognized as archipelagic states have the right to draw a straight baseline between the outermost islands, the area and the resources enclosed by which are exclusively for them to explore and exploit.

For some Southeast Asian countries, the recent operations represent an attempt by China to set a precedent for the establishment of a long-term naval presence in the region. The navys strategy of continued expansion, including an aircraft carrier refurbishment of the former Ukrainian carrier Varyag is under way and new submarines, has also been a concern for Chinas neighbours. In 2009, Vietnam responded by ordering six Russian Kilo-class attack submarines. Heat up Issues US views to Internationalize the problems - US Secretary of State Hillary Clintons declaration on July 23, 2010, at the ASEAN Regional Forum (ARF) in Hanoi that The United States supports a collaborative diplomatic process by all claimants for resolving the various territorial disputes without coercion, and announcement that the United States oppose[s] the use or threat of force by any claimant, that sent China into a rage, with officials accusing the Americans of attempting to internationalize the South China Sea disputes. 57

main maritime routes more often. (Ref. Figure 2 SouthChina-Sea Naval Activity)

Frontier Volume 4, April 2012

Mrs. Clinton urged the creation of a binding code of conduct for the six states claiming disputed islands in the South China Sea, including China, as well as an institutional process for resolving those claims. Mrs. Clinton noted that "The United States has a national interest in freedom of navigation, open access to Asia's maritime commons and respect for international law in the South China Sea". China views to keep the problems as bilateral issue Chinese Foreign Minister Yang Jiechi rebutted remarks by U.S. Secretary of State Hillary Clinton at a recent forum on the competing claims for territory in the South China Sea, saying the U.S. shouldn't internationalize the disputes, according to a statement posted Sunday on the website of China's Ministry of Foreign Affairs. The South China Sea issue should be solved through bilateral negotiations between China and its neighboring countries, rather than between China and the Association of Southeast Asian Nations, Mr. Yang said in a speech at a forum of the 10 members of Asean, the U.S. and more than a dozen other countries. Mr. Yang said in his speech that Mrs. Clinton's "seemingly fair remarks were actually aimed to attack China by creating an illusion

that the situation of the South China Sea is alarming. "Turning the bilateral issue into an international, or multilateral one would only worsen the situation and add difficulties to solving the issue.. Mr. Yang also noted that during China's bilateral talks with Asean countries, "nobody believes there's anything that is threatening the region's peace and stability." China has become the largest trading partner of many countries in the region. Some countries were unable to increase exports to China because they have set barriers on exports of high-tech products, rather than because of restricted navigation rights. Related to the heat up issues, Robert D. Kaplan, senior fellow at the Center for a New American Security, has predicted that the South China Sea is the Future of Conflict and the 21st century's defining battleground is going to be on water. However, Rukmani Gupta, an Associate Fellow at the Institute for Defence Studies and Analyses in New Delhi, noted that a declaration by the United States that it has a national interest in the region, meanwhile, was seen as a commitment to take an active part, much to Chinese chagrin; and statements by Chinese officials reasserting Chinas indisputable sovereignty over the South China

Sea, and warnings for India against investing in the region, are seen as signs of Chinese aggressiveness that could precipitate conflict. Indonesian views (PKS views) on the Conflict in South China Sea

As noted by U.S. Energy Information Administration, Indonesia is not a claimant to any of the Spratly Islands. However, Chinese and Taiwanese claims in the South China Sea may extend into Indonesias EEZ and continental shelf, including Indonesias Natuna gas field. In case if the problem of South China Sea is solved through the bilateral negosiation, China and Taiwan will not make a deal with Indonesia due to Indonesia does not have a clear basis in terms of territorial. As a result, Indonesia has great potential to lose the EEZ because some of the zone enter the zone which claimed by China. Position concerning the current conflict of South East China Sea, Indonesia must count on the support for the realization of a favourable international scale diplomatic process and objectivity in a preview of the peaceful and prevent violence through the reduction of the concentration of warships in the South China Sea area. Frontier Volume 4, April 2012 58

The hope is China and the United States manage the coming handoff successfully, Asia, and the world, will be a more secure, prosperous place. References : This article is adopted from several news, papers and analys concerning on the conflict in South China Sea. Interactive map of

Spartly Island is adopted from Valencia, Mark J., Van Dyke, Jon M. & Ludwig, Noel A. Sharing the Resources of the South China Sea, Hawaii : University of Hawaii Press, 1999. Other Tables and Figures is adopted from web source of U.S. Energy Information Administration.

Figure 1-a Interactive Map of the Spratly Islands, South China Sea

Image from: Valencia, Mark J., Van Dyke, Jon M. & Ludwig, Noel A. Sharing the Resources of the South China Sea.. Hawaii : University of Hawaii Press, c1999. Plate 1

59

Frontier Volume 4, April 2012

Figure 1-b Gas Reserved

Figure 2 South-China-Sea Naval Activity

Frontier Volume 4, April 2012

60

TABLE 1 : TERRITORIAL CLAIMS TERRITORIAL CLAIMS IN THE SOUTH CHINA SEA COUNTRY Brunei China Does not occupy any of the islands, but claims part of the South China Seas nearest to it as part of its continental shelf and Exclusive Economic Zone (EEZ). The boundary lines are drawn perpendicularly from two outermost points on the Brunei coastline. In 1984, Brunei declared an EEZ that includes Louisa Reef. CLAIM

Malaysia

Refers to the Spratly Islands as the Nansha Islands, and claims all of the islands and most of the South China Sea for historical reasons. These claims are not marked by coordinates or otherwise clearly defined. China also claims the Paracel Islands (referred to as the Xisha Islands), and includes them as part of its Hainan Island province. Chinese claims are based on a number of historical events, including the naval expeditions to the Spratly Islands by the Han Dynasty in 110 AD and the Ming Dynasty from 1403-1433 AD. Chinese fishermen and merchants have worked the region over time, and China is using archaeological evidence to bolster its claims of sovereignty. In the 19th and early 20th century, China asserted claims to the Spratly and Paracel islands. During World War II, the islands were claimed by the Japanese. In 1947, China produced a map with nine undefined dotted lines, and claimed all of the islands within those lines. A 1992 Chinese law restated its claims in the region. China has occupied eight of those islands to enforce its claims. In 1974, China seized the Paracel Islands from Vietnam. Its Spratly claims are based upon the continental shelf principle, and have clearly defined coordinates. Malaysia has occupied three islands that it considers to be within its continental shelf. Malaysia has tried to build up one atoll by bringing soil from the mainland and has built a hotel.

Philippines Its Spratly claims have clearly defined coordinates, based both upon the proximity principle as well as on the explorations of a Philippine explorer in 1956. In 1971, the Philippines officially claimed eight islands that it refers to as Kalayaan, partly on the basis of this exploration, arguing that the islands: 1) were not part of the Spratly Islands; and 2) had not belonged to anyone and were open to being claimed. In 1972, they were designated as part of Palawan Province, and have been occupied. Taiwan Taiwans claims are similar to those of China, and are based upon the same principles. As with China, Taiwans claims are also not clearly defined. Occupies Pratas Island in the Spratlys.

61

Frontier Volume 4, April 2012

TERRITORIAL CLAIMS IN THE SOUTH CHINA SEA COUNTRY Vietnam Vietnamese claims are based on history and the continental shelf principle. Vietnam claims the entire Spratly Islands (Truong Sa in Vietnamese) as an offshore district of the province of Khanh Hoa. Vietnamese claims also cover an extensive area of the South China Sea, although they are not clearly defined. In addition, Vietnam claims the Paracel Islands (the Hoang Sa in Vietnamese), although they were seized by the Chinese in 1974. The Vietnamese have followed the Chinese example of using archaeological evidence to bolster sovereignty claims. In the 1930s, France claimed the Spratly and Paracel Islands on behalf of its thencolony Vietnam. Vietnam has since occupied 20 of the Spratly Islands to enforce its claims. CLAIM

Note: Indonesia is not a claimant to any of the Spratly Islands. However, Chinese and Taiwanese claims in the South China Sea may extend into Indonesias EEZ and continental shelf, including Indonesias Natuna gas field. Source: U.S. Energy Information Administration TABLE 2 : MILITARY CLASHES

MILITARY CLASHES BETWEEN THE PHILIPPINES AND OTHER CLAIMANTS OVER THE SPRATLYS YEAR 1995 1996 1997 1998 OPPOSING COUNTRY China China China Vietnam MILITARY ACTION China occupied Philippine-claimed Mischief Reef. Philippine military evicted the Chinese in March and destroyed Chinese markers.

In January, Chinese vessels engaged in a 90-minute gun battle with a Philippine navy gunboat near Capones Island.

The Philippine navy ordered a Chinese speedboat and two fishing boats to leave Scarborough Shoal in April; the Philippine navy later removed Chinese markers and raised its flag. China sent three warships to survey Philippine-occupied Panata and Kota Islands. In January, Vietnamese soldiers fired on a Philippine fishing boat near Tennent (Pigeon) Reef.
Frontier Volume 4, April 2012

62

MILITARY CLASHES BETWEEN THE PHILIPPINES AND OTHER CLAIMANTS OVER THE SPRATLYS YEAR 1999 1999 1999 1999 2000 2001 2001 2002 OPPOSING COUNTRY China China MILITARY ACTION In May, a Chinese fishing boat was sunk in a collision with Philippine warship. In July, another Chinese fishing boat was sunk in a collision with a Philippine warship. In May, Chinese warships were accused of harassing a Philippine navy vessel after it ran aground near the Spratly Islands. In October, Vietnamese troops fired upon a Philippine air force plane on reconnaissance in the Spratly Islands. In October, Philippine defense sources reported that two Malaysian fighter planes and two Philippine air force surveillance planes nearly engaged over a Malaysian-occupied reef in the Spratly Islands. The Malaysian Defense Ministry stated that it was not a stand-off. In May, Philippine troops opened fire on Chinese fishermen, killing one and arresting seven. During first three months, the Filipino navy boarded 14 Chinese flagged boats, confiscated their catches, and ejected vessels out of contested portions of the Spratlys.

Malaysia China China

Vietnam

Source: U.S. Energy Information Administration

Vietnam

China

In March, the Philippines sent a gunboat to Scarborough Shoal to, to ward off any attempt by China to erect structures on the rock. In August, Vietnamese troops fired warning shots at Filipino military reconnaissance planes circling over the Spratlys.

63

Frontier Volume 4, April 2012

Table 3 : OIL AND GAS IN THE SOUTH CHINA SEA OIL AND GAS IN THE SOUTH CHINA SEA COUNTRY Brunei China PROVEN OIL RESERVES (billion barrels) 1.1 16 4 0 0 4.37 <0.01 0.5 0.6 26.7 0.14 PROVEN GAS RESERVES (trillion cubic feet) 13.8 93.9 0.22 11.7 6.8 279.1 3.5 0 83 80 0 OIL PRODUCTION (thousand barrels/day) 3,684.4 892.5 750.8 15.2 0 1 186.9 6,078.9 344.6 203.5 0 GAS PRODUCTION (billion cubic feet/day) 1,960 2,613 2,218 88 28 0 858 8,293 162 366 0

Cambodia Philippines Singapore Thailand Vietnam TOTAL Taiwan Indonesia Malaysia

Note: Proved oil and natural gas reserves are as of January 1, 2008. Oil production is a 2006 average. Oil supply includes crude oil, natural gas plant liquids, and other liquids. Natural gas production is a 2006 projection. Source: U.S. Energy Information Administration

Frontier Volume 4, April 2012

64

Gambar: Koran Jakarta

Masalah Keamanan Regional Asia Pasifik


Soeripto Ketua Dewan Pakar PKS

1. Pada era paska Perang Dingin dan selanjutnya memasuki era globalisasi, dunia mengalami pergeseran kekuatan (Power Shift) yaitu dari Barat ke Timur. Dengan kemajuan yang pesat di sektor ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dan pertahanan, terutama di India, Korea Selatan, China, dan Taiwan, maka kawasan Asia Pasifik saat ini menjadi perhatian dunia. Khususnya di sektor keamanan regional, kawasan Laut China Selatan menjadi pusat perhatian dunia. Kawasan ini dikelilingi sepuluh negara pantai (RRC, Taiwan, Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia, Brunei Darussalam, dan Filiphina), dimana negara-negara tersebut mempunyai kepentingan berupa Jalur Lintas Perdagangan Internasional. Lagi pula negara-negara tersebut mengandung deposit sumber daya alam seperti; minyak bumi, gas, dan fosfor. Khusus di Kepulauan Spratly yang mengandung 25-30 milyar meter kubik cadangan gas bumi, 105 milyar barel cadangan minyak bumi, dan 370 ribu ton fosfor.
Frontier Volume 4, April 2012

65

2. Dari aspek keamanan regional, kawasan ini pun rawan terhadap gangguan keamanan seperti perampokan, penyelundupan, illegal logging, serta klaim kepemilikan Kepulauan Spartly yang dilakukan oleh China, Taiwan, Vietnam, Brunei Darussalam, filiphina, dan Malaysia. Maka kawasan ini mengandung potensi konflik, apalagi kebangkitan kekuatan militer China dianggap sebagai ancaman bagi kehadiran kekuatan militer Amerika Serikat (AS) di kawasan Asia Pasifik yang selama ini merasa dirinya sebagai satu-satunya kekuatan militer yang berfungsi sebagai penjaga keamanan.

3. Kerawanan keamanan regional ini pun juga timbul karena adanya sengketa di luar kawasan Laut China Selatan, yaitu antara China dengan Taiwan yang didukung oleh AS, Jepang, dan Australia dalam hal sengketa Selat Taiwan. Sebenarnya bukan Selat Taiwan yang menjadi sumber sengketa, tetapi selat ini sangat berpotensi bagi RRC untuk menyerang Taiwan melalui perairan.

meng-internasionalisasi masalah Laut China Selatan.

Ketegangan AS-China semakin memanas ketika AS secara terang-terangan menegaskan bahwa ingin ikut campur tangan dalam penuntasan sengketa di kawasan Laut China Selatan. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Pertahanan AS Robert Gates maupun Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton yang berbicara di Forum Regional ASEAN di Vietnam pada tanggal 27 Juli 2010. Sementara itu Menteri Luar Negeri China, Yang Jiechi, memperingatkan AS untuk tidak

Lantas potensi konflik yang berlatar belakang politis antara Korea Selatan versus Korea Utara yang didukung oleh Jepang, AS, dan Australia. Selanjutnya konflik yang berkepanjangan antara India dan Pakistan mengenai masalah Kashmir, sengketa Kepulauan Senkaku antara Jepang versus Rusia, pertikaian wilayah Arunacal Pradesh antara China versus India, dan klaim Ambalat antara Indonesia versus Malaysia.

Frontier Volume 4, April 2012

4. Luberan (spill over) atas situasi keamanan di Afganistan pun nantinya paska tahun 2014 yaitu setelah ditinggalkan ISAF (International Security Assistance Force) yang terdiri 66

dari USA, UK, France, Germany, Dutch, Turkey, Australia, Canada, New Zealand, Italy, Hungary, Spain, Poland, Portugal, Romania, Georgia, Denmark, Belgium, Czech Republic, Swedan, Slovenia, Republic of Korea, United Arab Emirates, Mongolia, Montenegro, Bosnia, Slovakia, El Savador, Findland, Bahrain, Malaysia, Estonia, Austria, Croatia, Singapore, Norway, Bulgaria, South Korea, akan berdampak terhadap kerawanan keamanan di kawasan regional Asia Pasifik. Sebagaimana diketahui konflik internal bakal sengit terjadi yaitu antara kelompok-kelompok bersenjata Mullah Omar (Pashtun) Taliban, Ismail Khan (Provinsi Herat), Karim Kalibi (Provinsi Bamiyan), Abdul Rashid Dostum (utara kota Mashar i Sharif), Gul Agha Sherzai (Provinsi Kandahar), Galbudin Hekmatyar (Hizb-iIslam). Perlu pula diperhatikan bahwa Afganistan sangat kaya dengan sumber alam sehingga di kemudian hari, paska tahun 2014 boleh jadi Afganistan akan menjadi ajang apa yang disebut Resource Wars, yang memperebutkan sumber daya alam (mohon dilihat peta lampiran). Saat ini baru investor 67

5.

Dalam perlombaan kekuatan militer ini, Amerika selalu menempatkan posisinya di belakang layar. Pola yang diterapkan AS senantiasa pola yang sama, yaitu dia mengajak beberapa puluh negara lain untuk ngeroyok musuhnya dan AS di belakang layar dalam arti memberikan bantuan militer serta fasilitas yang diperlukan untuk negara-negara lainnya itu, atau setidak-tidaknya terkesan ngeroyok bersama-sama tidak sendirian. Hal ini dapat kita saksikan di Iraq dan Afganistan. Maka dalam menghadapi kompetitor dan musuhnya di kawasan Asia Pasifik, pola ngeroyok ini pun diterapkan, misalnya dalam sengketa Selat Taiwan dimana AS mengajak Jepang dan Australia, begitu juga

Ancaman riil yang dapat mempengaruhi situasi keamanan di kawasan Asia Pasifik ialah perlombaan kekuatan militer di Laut China Selatan, sehubungan letak geografis maupun deposit sumber daya alam yang berada di Kepulauan Spratly dan Kepulauan Paracel.

China yang berani masuk ke Afganistan, yaitu Metallurgical Corporation of China dan Jiangxi Copper.

Frontier Volume 4, April 2012

dalam sengketa dengan Korea Utara, AS mengajak Jepang dan Australia. Jadi dalam menghadapi musuhnya, yaitu China di Laut China Selatan, AS melibatkan Negara-negara ASEAN melalui military joint exercise dan Jepang yang berhadapan langsung dengan China. Sejarah telah membuktikan bahwa dalam Perang Dunia Kedua dan perang Korea, AS selalu mengambil posisi penentu terakhir dalam peperangan tersebut, tetapi ketika masih pada tahap awal, AS memainkan perannya sebagai provokator (negara lain dulu yang dihasut).

Begitu juga AS memberikan fasilitas dan bantuan militer kepada Vietnam berupa latihan bersama non combat, seperti teknik navigasi dan SAR. Di samping itu juga Vietnam menyediakan dok perbaikan Kapal Perang Vietnam untuk Armada ke-7 US Navy. Sementara itu pada saat ini, AS menghasut Negara-negara ASEAN dan Jepang mengajak latihan perang bersama (Military Joint Exercise). Oleh karena itu hibah F-16 dari AS untuk Indonesia tidak lepas dari upaya AS untuk menjadi bagian dari strategi pengeroyokan musuhnya, meskipun Indonesia mesti menelan beban biaya upgrade 2 squadron (24 unit) sebesar US $ 430 juta atau Rp 3, 87 trilyun dengan kurs Rp 9. 000/ USD. Dalam hubungan ini Komisi I DPR RI seyogianya kritis dalam mencermati peta situasi regional, tidak hanya sebatas dimensi Indonesia sentris, sebab harus melihat implikasi dan komplikasinya dengan kaca mata berdimensi regional.

Pada saat ini di antara Negaranegara ASEAN yang berhasil dihasut oleh AS sehingga langsung berkonfrontasi dengan China, yakni Vietnam dan Filiphina, karena kedua negara tersebut mengklaim kepemilikan Kepulauan Spratly. Dalam kaitannya memberikan fasilitas dan bantuan militer, AS barubaru ini memberikan hibah 2 jenis Frigate kelas Hamilton yang berfungsi sebagai kapal penjaga pantai (Coast Guard) kepada Angkatan Laut Filiphina melalui Perjanjian Kerja Sama ASFiliphina. Setelah dihibahkan sekarang namanya menjadi BRP Gregorio del Pilar.

Frontier Volume 4, April 2012

6. Bagaimana halnya dengan reaksi dan response China dalam melihat situasi dan kondisi kekuatan militer di Asia Pasifik, khususnya di Laut China Selatan? 68

Strategi pembangunan kekuatan Angkatan Laut China adalah membangun kekuatan untuk mengamankan serta mengawal jalur suplay energi dan mempertahankan negaranya dari serangan musuh jauh di luar wilayah daratan. Sebagaimana diketahui bahwa prioritas persepsi ancaman China adalah ancaman energi dan kedaulatan teritorial sebagai warisan konflik sejarah.

Maka dalam rangka strateginya itu Angkatan Laut menjadi tulang punggung keuatan militer, sehingga modernisasi armadanya harus dibangun agar mampu melakukan penjelajahan di samudera luas yang terdiri dari 18 Kapal Perusak serta sejumlah kecil Kapal Penyerang Nuklir dan Kapal Selam yang dilengkapi dengan peluru kendali. Dengan didukung oleh sejumlah model terakhir dari kapal Frigate, Angkatan Laut TPR saat ini mampu beroperasi lebih efektif untuk melakukan penjejakan (surveillance) serta memberikan perlindungan terhadap berbagai sumber daya alam kelautan yang terdapat di Laut Kuning dan Laut China Selatan. Hal ini merupakan suatu bentuk pelibatan (engagement) aktif di Laut China Selatan. 69

Frontier Volume 4, April 2012

7. Mencermati gambaran situasi keamanan regional Asia Pasifik, dapat dikatakan bahwa wilayah ini bermuatan potensi konflik

China telah melakukan suatu upaya yang besar untuk memperbaiki berbagai kekurangannnya dalam rangka untuk memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam mewujudkan strategi blue water. Upaya tersebut membawa Angkatan Laut TPR pada bentuk modernisasi dengan tujuan yang mendasar pada peningkatan kemampuan menyerang serta dalam melakukan maneuver dari Angkatan Laut TPR. Dalam proses modernisasi tersebut terjadi pergantian mendasar dalam jenis persenjataan, yang pada sebelumnya mengandalkan jenis senjata-senjata besar, kemudian digantikan dengan peluru kendali anti-kapal yang memiliki presisi tinggi serta dapat dikendalikan dari jarak jauh. Pergantian persenjataan tersebut meningkat menjadi sepertiga dari dua jenis kapal seperti kapal perusak (DDG) dan Frigate (FF). Persenjataan dan sistem pengendalian navigasi ditingkatkan kemampuannya melalui pemasangan berbagai peralatan teknologi lokal, Barat dan Rusia.

bersenjata maupun perang terbatas. Maka upaya untuk mencegahnya ialah bagaimana menjaga keseimbangan kekuatan militer melalui kerja sama bilateral maupun multilateral. Posisi ASEAN idealnya menjadi penyeimbang di antara 2 kekuatan besar, yaitu AS dan China, tetapi realitanya, ASEAN saat ini lebih condong berpihak kepada AS. Tentu saja China tidak tinggal diam, jika Negara-negara ASEAN tidak dapat didekati lagi, maka China akan membujuk negaranegara lainnya untuk menjadi penyeimbang. Boleh jadi China akan mengajak negara-negara yang tergolong dalam Shanghai Cooperation Organization untuk menjadi penyeimbang kekuatan militer di kawasan Asia Pasifik.

dalam konteks menghadapi ancaman terorisme dan saling memperkokoh wilayah-wilayah perbatasan di antara negaranegara tersebut.

Patut dicatat di sini bahwa negara-negara yang tergabung dalam SCO mengusai bahan energi berupa minyak dan gas yang cukup besar.

Sebagaimana diketahui bahwa negara-negara yang tergabung dalam SCO (Shanghai Cooperation Organization) yang didirikan di Shanghai pada tanggal 15 Juni 2001, pendirinya terdiri dari; Rusia, China, Iran, Kazhahtan, Kyrgystan, dan Tajikistan. Kemudian Uzbekistan menyusul bergabung. Negaranegara tersebut pernah mengadakan latihan perang bersama (Military Joint Exercise)

Kepulauan Spratly dan Paracel dapat menjadi batu sandungan konflik bersenjata di Laut China Selatan, sebab siapa pun yang dapat mengusai Kepulauan Paracel, akan dapat mengawasi navigasi di bagian utara Laut China Selatan. Sedangkan menguasai Kepulauan Spratly dapat mengontrol rute maritim yang menghubungkan Pasifik atau Asia Timur dengan Samudera Hindia. Apalagi kepulauan ini mengandung cadangan minyak dan gas off shore yang besar (105 milyar barel cadangan minyak dan 2530 milyar meter kubik cadangan gas bumi), sehingga berpotensi apa yang disebut Resource Wars. Diharapkan melalui perjanjian bilateral dan multilateral konflik bersenjata dapat dicegah dan melalui keseimbangan kekuatan militer di Kawasan Asia Pasifik, 70

Frontier Volume 4, April 2012

Jakarta, 16 Februari 2012

dapat mencegah kemungkinan terjadinya perang terbuka berskala regional.

Sumber : Imint (Imagery Satelit Intelijen Penjelasan :

Intelligence) -

Tentang lokasi Pangkalan Militer serta jenis kapal China yang berfungsi sebagai Kapal Surveillance (penjejakan) dan lokasi militer China di Kepulauan Spratly-Paracel.

71

Frontier Volume 4, April 2012

Frontier Volume 4, April 2012

72

You might also like