You are on page 1of 68

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 8 Analisis Finansial


Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perkembangan suatu perusahaan banyak dipenaruhi oleh beberapa faktor.
Salah satunya adalah bagaimana perusahaan tersebut dapat mengatur kondisi
finansialnya dengan baik. Kondisi finansial perusahaan akan menentukan sekali
arah dan kebijakan perusahaan yang akan diambil. Perusahaan dengan kondisi
finansial yang baik akan dengan mudah melebarkan sayap bisnisnya begitu juga
sebaliknya.
Kemampuan dalam mengidentifikasi setiap biaya dan komponen yang
mungkin terjadi mutlak harus dipenuhi. Hal ini berkaitan dengan perkembangan
dunia industri yang begitu dinamis sehingga variabel-variabel dalam menentukan
neraca keuangan akan berbeda dari tahun ke tahun. Kondisi seperti ini harus dapat
diantsipasi oleh perusahaan agar nantinya perusahaan tidak mengalami kesulitan
jika harus mengadakan penyesuaian-penyesuaian di lingkungan perusahaan.
Oleh sebab itu, pemahaman mengenai penaksiran dan analisis finansial yang
baik akan memberikan pengaruh secara signifikan terhadap kinerja yang dilakukan
oleh perusahaan tersebut. Perusahaan harus dapat mengatur cash flow yang efektif
dan efisien supaya aktivitas produksi dapat berjalan seoptimal mungkin.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari modul analisis finansial ini adalah agar praktikan mampu:
1. Memahami perhitungan biaya langsung dan tidak langsung
2. Memahami penggunaan metode ABC
3. Menentukan harga pokok produksi dan harga jual suatu produk dengan
menggunakan metode ABC
4. Menganalisis aliran kas yang terjadi selama masa investasi
5. Melakukan analisis kelayakan investasi dengan menggunakan indikator NPV,
IRR, dan Payback Period.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 2

1.3 Pembatasan Masalah
PT. Indonesia Tamiya Motor adalah perusahaan yang bergerak di bidang perakitan
tamiya. Dalam analisis finansial yang dilakukan adalah pada periode 10 tahun
untuk cashflownya, yaitu dari tahun ke-0 sampai tahun ke-10, dengan asumsi
sebagai berikut:
1. Penjualan sesuai JIP. Setiap tahun terjadi kenaikan penjualan sebesar 2% yang
otomatis berdampak pada kenaikan biaya material sebesar 2%.
2. Terjadi kenaikan BBM sebesar 30% pada tahun ke-5
3. Terjadi kenaikan UMR sebesar 5% pada tahun ke-3 dan terjadi kenaikan UMR
sebesar 5% pada tahun ke-7
4. Akibat kenaikan BBM dan UMR, harga jual meningkat 10% pada tahun ke-5
dan meningkat kembali sebesar 10% pada tahun ke-7
5. Pajak 10%
6. Pembagian deviden 40%
7. Tingkat suku bunga (i) yang dipakai adalah sebesar 5,5% dan MARR sama
dengan suku bunga ini.
8. Ukuran box tamiya adalah 23,5 x 16 x 4,5 cm dan berat box adalah 500 gram.

1.4 Pembatasan Masalah
Penulis membatasi pembahasan laporan ini yang berisi tentang analisis finansial
dengan metode ABC (Activity Based-Costing) di dalam perusahaan PT. Indonesia
Tamiya Motor dengan mengunakan struktur organisasi, data jumlah tenaga kerja
langsung, data jumlah tenaga kerja tak langsung untuk mencari biaya material, biaya
operator, biaya manajerial, biaya transportasi, biaya depresiasi, biaya utilitas, biaya
reparasi, biaya komunikasi, biaya administrasi, biaya pengembangan SDM, biaya
kualitas, dan PBB setelah itu dilanjutkan perhitungan HPP dan analisa kelayakan
investasi.

1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang disusun dalam laporan praktikum Perancangan
Teknik Industri modul 8 Analisis Finansial ini adalah sebagai berikut :
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 3

BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan praktikum, dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang dasar teori yang menyangkut masalah-masalah yang
berhubungan dengan Activity Based Costing, HPP, Cash Flow, dan
Analisa Kelayakan Investasi,
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Berisi tentang pengumpulan, pengolahan data RRP, Agregat planning,
Biaya produksi, JIP serta berbagai macam teknik penentuan lot,
rekapitulasi MRP.
BAB IV ANALISA
Berisi analisa Biaya, HPP , Cash Flow, dan analisa Kelayakan Investasi.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biaya
- Klasifikasi Biaya untuk Membebankan Biaya ke Objek Biaya
Berdasarkan tujuan pembebanan biaya ke objek biaya, biaya dibedakan menjadi
biaya langsung dan biaya tidak langsung.
a. Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya yang dapat dengan mudah ditelusuri ke objek biaya
yang bersangkutan.
b. Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri dengan mudah
ke objek biaya yang bersangkutan.
- Klasifikasi Biaya untuk Memprediksi Perilaku Biaya
Menurut hubungan biaya dengan volume produksi, biaya dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Biaya tetap (Fixed cost), biaya yang secara total tidak berubah dalam rentang
relevan ketika tingkat output aktivitasnya berubah.
b. Biaya berubah (variable cost), biaya yang secara total bervariasi dalam
proporsi langsung dengan perubahan output aktivitasnya.
c. Biaya campuran, biaya yang mangandung komponen tetap dan variable.
- Cost driver
Pemicu biaya adalah setiap faktor yang menyebabkan perubahan dalam
biaya suatu aktivitas. Satu perubahan dalam pemicu biaya akan mempengaruhi
total biaya aktivitas. Cost driver digunakan untuk mengalokasikan biaya pada
aktivitas atau produk.

2.2 Activity Based Costing
Activity Based Costing merupakan metode yang menerapkan konsep-konsep
akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 5

lebih akurat. Namun dari perspektif manajerial, sistem ABC menawarkan lebih
dari sekedar informasi biaya produk yang akurat akan tetapi juga menyediakan
informasi tentang biaya dan kinerja dari aktivitas dan sumber daya serta dapat
menelusuri biaya-biaya secara akurat \ ke objek biaya selain produk, misalnya
pelanggan dan saluran distribusi.

Gambar 2.1 Contoh ABC pada perusahaan manufaktur

Activity Based Costing Sistem adalah suatu sistem akuntansi yang terfokus
pada aktivitas-aktifitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk/jasa. Activity
Based Costing menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber daya
yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Aktivitas adalah
setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni,
bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi.
Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya. Dalam sistem ABC, biaya
ditelusur ke aktivitas dan kemudian ke produk. System ABC mengasumsikan
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 6

bahwa aktivitas-aktivitaslah, yang mengkonsumsi sumber daya dan bukannya
produk.

Gambar 2.2 Bagan Konsep ABC

Berikut ini adalah table yang mendiskripsikan perbedaan antara penentuan
harga pokok produk tradisional dan sistem ABC, yaitu:

Tabel 2.1 Perbedaan harga pokok pada metode tradisional dan metode ABC

Dalam penerapannya, penentuan harga pokok dengan menggunakan sistem
ABC mensyaratkan tiga hal:
1. Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi
2. Tingkat persaingan industri yang tinggi
3. Biaya pengukuran yang rendah
Ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi sebelum kemungkinan penerapan
metode ABC, yaitu (Supriyono, 2002: 247)
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 7

1. Biaya berdasarkan non unit harus merupakan prosentase yang signifikan dari
biaya overhead.
2. Rasio konsumsi antara aktivitas berdasarkan unit dan berdasarkan non unit harus
berbeda.
Menurut Mulyadi (1993: 94), prosedur pembebanan biaya overhead dengan
sistem ABC melalui dua tahap kegiatan:
a. Tahap Pertama
Pengumpulan biaya dalam cost pool yang memiliki aktifitas yang sejenis
atau homogen, terdiri dari 4 langkah :
1. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya kedalam berbagai aktifitas
2. Mengklasifikasikan aktifitas biaya kedalam berbagai aktifitas, pada langkah
ini biaya digolongkan kedalam aktivitas yang terdiri dari 4 kategori yaitu:
Unit level activity costing, Batch related activity costing, product sustaining
activity costing, facility sustaining activity costing. Level tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Aktivitas Berlevel Unit (Unit Level Activities) Aktivitas ini dilakukan
untuk setiap unit produksi. Misalnya, pekerjaan seperti membuat order
produksi dan pengaturan pengiriman konsumen adalah aktivitas berlevel
batch.
b. Aktivitas Berlevel Produk (Produk Level Activities) Aktivitas berlevel
produk berkaitan dengan produk spesifik dan biasanya dikerjakan tanpa
memperhatikan berapa batch atau unit yang diproduksi atau dijual. Sebagai
contoh merancang produk atau mengiklankan produk.
c. Aktivitas Berlevel Fasilitas (Fasility level activities) Aktivitas berlevel
fasilitas adalah aktivitas yang menopang proses operasi perusahaan namun
banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume.
Misalnya seperti kebersihan kantor, penyediaan jaringan komputer dan
sebagainya.
3. Mengidentifikasikan Cost driver Dimaksudkan untuk memudahkan dalam
penentuan tarif/unit cost driver.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 8

4. Menentukan tarif/unit Cost driver Adalah biaya per unit Cost driver yang
dihitung untuk suatu aktivitas. Tarif/unit cost driver dapat dihitung dengan
rumus sbb:

b. Tahap Kedua
Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas kemasing-masing produk
yang menggunakan cost driver. Pembebanan biaya overhead dari setiap aktivitas
dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Manfaat Penentuan Harga Pokok Produk Berdasarkan Aktivitas Jika
syarat-syarat penerapan sistem ABC sudah terpenuhi, maka sebaiknya
perusahaan menerapkan sistem ABC dan segera mendesain ulang sistem
akuntansi biayanya karena akan bermanfaat sebagai berikut:
1. Memperbaiki mutu pengambilan keputusan
2. Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus terhadap
kegiatan untuk mengurangi biaya overhead. .
3. Memberikan kemudahan dalam menentukan biaya relevan.
Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya
biaya overhead. Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktifitas
yang akan menyebabkan biaya dalam aktifitas. Ada dua jenis cost driver, yaitu:
1. Cost driver berdasarkan unit
Cost driver berdasarkan unit membebankan biaya overhead pada produk
melalui penggunaan tarif overhead tunggal oleh seluruh departemen.
2. Cost driver berdasarkan non unit
Cost driver berdasarkan non unit merupakan factor-faktor penyebab selain unit
yang menjelaskn konsumsi overhead. Contoh cost driver berdasarkan unit pada
perusahaan jasa adalah luas lantai, jumlah pasien, jumlah kamar yang tersedia.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 9

Penentuan Cost driver Yang Tepat Aktivitas yang ada dalam perusahaan
sangat kompleks dan banyak jumlahnya. Oleh karena itu perlu pertimbangn yang
matang dalam menentukan penimbul biayanya atau cost driver.
1. Penentuan jumlah cost driver yang dibutuhkan.
2. Pemilihan cost driver yang tepat.
Dalam pemilihan cost driver yang tepat ada tiga faktor yang harus
dipertimbangkan: (Cooper dan Kaplan, 1991: 383)
a. Kemudahan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalampemilihan cost
driver (cost of measurement). Cost driver yang membutuhkan biaya
pengukuran lebih rendah akan dipilih.
b. Korelasi antara konsumsi aktivitas yang diterangkan oleh cost driver terpilih
dengan konsumsi aktivitas sesungguhnya 20 (degree of correlation). Cost
driver yang memiliki korelasi tinggi akan dipilih.
c. Perilaku yang disebabkan oleh cost driver terpilih (behavior effec). Cost
driver yang menyebabkan perilaku yang diinginkan yang akan dipilih
Amin (1994: 23) mengemukakan tentang keunggulan ABC adalah sebagai
berikut:
1. Suatu pengkajian ABC dapat meyakinkan manajemen bahwa mereka harus
mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif. ABC dapat
membantu dalam pengambilan keputusan
2. Manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan penawaran
kompetitif yang lebih wajar
3. Dengan analisis biaya yang diperbaiki, manajemen dapat melakukan analisis
yang lebih akurat mengenai volume, yang dilakukan untuk mencari break even
atas produk yang bervolume rendah.
4. Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi sumber daya, manajemen dapat
mulai merekayasa kembali proses manufakturing untuk mencapai pola keluaran
mutu yang lebih efisien dan lebih tinggi.
Sistem biaya tradisional memang memeperhatikan biaya total perusahaan,
akan tetapi mereka mengabaikan below the line expenses, seperti penjualan,
distribusi, riset, dan pengembangan serta biaya administrasi. Hal ini disebabkan
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 10

karena lingkungan global menimbulkan banyak pertanyaan yang tidak dapat
dijawab sistem akuntansi biaya tradisional, antara lain:
1. Sistem akuntansi biaya tradisional terlalu menekankan pada tujuan penentuan
harga pokok produk yang dijual.
2. Sistem akuntansi biaya tradisional untuk biaya overhead terlalu memusatkan
pada distribusi dan alokasi biaya overhead daripada berusaha keras untuk
mengurangi pemborosan dengan menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai
tambah.
3. Sistem akuntansi biaya tradisional tidak mencerminkan sebab akibat biaya
karena seringkali beranggapan bahwa biaya ditimbulkan oleh faktor tunggal
4. Sistem akuntansi biaya tradisional menghasilkan informasi biaya yang terdistorsi
sehingga mengakibatkan pembuatan keputusan yang menimbulkan konflik
dengan keunggulan perusahaan.
5. Sistem akuntansi biaya tradisional menggolongkan biaya langsung dan tidak
langsung serta biaya tetap dan variabel hanya mendasarkan faktor penyebab
tunggal.
6. Sistem akuntansi biayaa tradisional menggolongkan suatu perusahaan kedalam
pusat-pusat pertanggung jawaban yang kaku dan terlalu menekankan kinerja
jangka pendek.
7. Sistem akuntansi biaya tradisional memusatkan perhatian kepada perhitungan
selisih biaya pusat-pusat pertanggngjawaban tertantu dengan menggunakan
standar.
8. Sistem akuntansi biaya tradisional tidak banyak memerlukan alat-alat dan
teknik-teknik yang canggih dalam sistem informasi dibandingkan pada
lingkungan teknologi maju.
9. Sistem akuntansi biaya tradisional kurang menekankan pentingnya daur hidup
produk. Hal ini dibuktikan dengan perlakuan akuntansi biaya tradisional
terhadap biaya aktivitas-aktivitas perekayasaan, penelitian dan pengembangan.
Biaya-biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periode sehingga menyebabkan
terjadinya distorsi harga pokok daur hidup produk.
(rac.uii.ac.id/server/document/Private/2008042504115400312268.pdf)
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 11

2.3 Analisa Kelayakan
Setiap kegiatan Bisnis harus dievaluasi kelayakanya berdasarkan 3 aspek,
aspek yang pertama aspek teknis,Operasional dan terakhir adalah Ekonomi.Dalam
Laporan ini Hanya aspek Ekonomilah yang menjadi fokus bahasan.Kelayakan
ekonomi berhubungan dengan return on investment atau berapa lama biaya
investasi yang kembali,atau secara Umum analisa Kelayakan ekonomi atau
keuangan bisa di dekati dengan empat pendekatan :
a. analisa periode pengembalian investasi (pay back period)
b. analisa nilai sekarang (net present value atau disingkat dengan NPV)
c. analisa biaya tahunan ekivalen (annual ekivalent)
d. analisa tingkat pengembalian investasi (internal rate of return, IRR)
dari indikator inilah nantinya kita dapat menilai apakah kita sebaiknya
melaksanakan proyek tersebut atau justru tidak sama sekali.
Penjelasan indikator-idikator tersebut adalah sebagai berikut:
1. Metode pay back period
Payback period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan
investasi semula. Dengan demikian kriteria keberhasilan metode ini adalah
jangka waktu yaitu meminimumkan payback periode tersebut. Adapun
perhitungannya sebagai berikut:
a. Jika memperhitungkan tingkat suku bunga (i)
( ) 0 1
0
= +

n
t
t
t
i C
b. Jika tidak memperhitungkan tingkat suku bunga (i)
0
0
=

=
n
t
t
C
Latar belakang penggunaan metode ini adalah :
Bila investasi yang dianalisis sangat tidak pasti hasilnya setelah jangka waktu
tertentu.
Bila dana yang dimiliki perusahaan jumlahnya terbatas, sehingga pertimbangan
ditujukan terutama kepada investasi yang dapat memberikan hasil secepatnya.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 12

Investasi yang mempunyai payback period yang pendek memberikan earning
pershare yang lebih menarik dalam jangka pendek. Jika perusahaan
menggunakan metode ini, sebenarnya perusahaan mengorbankan pertumbuhan
di masa depan.
Kesederhanaan analisisnya.
Kelemahan indikator ini adalah tidak diperhatikannya apa yang akan tercapai
setelah payback periode tercapai.
2. Metode net present value ( NPV )
Didefinisikan sebagai metode dimana net cash flow di masa depan
didiskontokan menjadi nilai sekarang dengan menggunakan suku bunga tertentu
(biaya modal) dikurangi dengan biaya investasi awal. Persamaannya adalah:
Net present value = present value of benefit present value of cost
Apabila alternative-alternatif yang dianalisis bersifat mutually exclusive, maka
criteria penerimaannya adalah sebagai berikut:
Umur yang diharapkan = n
Tingkat suku bunga yang berlaku = N
Nilai aliran kas pada period ke-t, dari t = 0 sampai t = N = C
t

Panjang waktu pemanfaatan dalam satuan periode yang dipilih = N
( )

+ =
n
t
t
t
i C NPV
0
1
Jika NPV positif maka dapat disimpulkan bahwa pada tingkat suku bunga j yang
berlaku maka investasi tersebut menghasilkan keuntungan. Sedangkan jika NPV
negatif maka investasi tersebut bila dijalankan akan menimbulkan kerugian.
Perbandingan dengan menggunakan NPV hanya dapat digunakan jika masa guna
proyek sama panjang.
3. Metode biaya ekivalen tahunan (annual equivalent)
Karena A = NPV (A/P, 1, n), maka keputusan berdasarkan annual equivalent
selalu konsisten dengan keputusan berdasarkan NPV. Seperti pada NPV, kita
menerima proyek yang mempunyai nilai ekuivalen positif dan ditolak jika
sebaliknya.

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 13

4. Metode internal rate of return
Pada metode ini, suku bunga investasi haruslah dicari, kemudian tingkat suku
bunga yang sudah didapatkan dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang
telah ditetapkan (MARR).
IRR didefinisikan sebagai tingkat suku bunga yang dihasilkan oleh suatu
investasi yang menjadikan NPV aliran kas bernilai nol. Berikut ini adalah
persamaan untuk rencana IRR:
Present value of benefit present value of cost (NPV) = 0
Jika IRR > MARR berarti investasi tersebut layak secara ekonomis. Untuk
menghitung harga IRR pada umumnya dilakukan dengan cara coba-coba.
5. Break event analisis dan profit volume analisis
Titik impas (break event) adalah volume output yang membuat pendapatan
operasi persis menutup biaya operasi. Untuk menjelaskan konsep ini kita review
sekilas laporan laba rugi yang formatnya secara umum sebagai berikut:
Laba Operasi = Pendapatan [HPP + Biaya Umum + Biaya Penjualan]
Dikaitkan dengan sifatnya, cost of good sold, biaya umum dan biaya penjualan
terdiri atas biaya-biaya yang bersifat variable (ikut berubah jika volume output
berubah). Pada situasi tertentu dijumpai pula kelompok biaya yang bersifat
semivariabel yaitu mengandung sifat-sifat biaya tetap dan variabel.
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang terkait dengan periode waktu
dan tidak terkait dengan volume penjualan, misalnya penyusutan aktiva tetap,
sewa gedung, dan seterusnya.
Biaya variabel adalah biaya yang terkait dengan volume penjualan karena
besarnya ditentukan oleh jumlah output yang diproduksi, misalnya biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsug.
Biaya semivariabel adalah biaya yang mempunyai unsur tetap dan
variabel, misalnya saja imbalan untuk salesman yang terdiri atas gaji tetap
bulanan ditambah komisi penjualan yang variabel. Biaya semi variabel ini dapat
dialokasikan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
Dengan mereklasifikasi biaya cost of goods sold serta biaya operasi
menjadi biaya tetap dan variabel, maka :
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 14

[cost of the goods sold + biaya umum + biaya penjualan] = [biaya tetap operasi +
biaya variable operasi]
Sehingga laba operasi pada persamaan (1) dapat dinyatakan juga sebagai:
Laba operasi = pendapatan [biaya tetap operasi + biaya variabel operasi]
Pada umumnya digunakan model linier dimana diasumsikan bahwa biaya
variabel berubah secara linier dengan perubahan output, demikian juga
pendapatan berubah secra linier dengan perubahan output. Berdasarkan asumsi
itu dapat dituliskan persamaan sebagai berikut:
Pendapatan = P x Q
Biaya tetap = F
Biaya variabel = v x Q
Keterangan :
P = harga jual per unit
v = biaya variabel per unit output
Q = volume output
Dengan menggunakan model biaya seperti di atas maka laba operasi dapat
dinyatakan dengan persamaan:
Laba operasi = P.Q [F + v.Q]
Titik impas (break event point) adalah tingkat output Q yang menjadikan
pendapatan operasi yang diterima impas dengan biaya operasi atau dengan
perkataan lain titik impas adalah output yang menghasilkan laba operasi sebesar
nol. Jadi:
P.Q [F + v.Q] = 0, atau
v P
F
Q
be
.
=
Selisih antara harga jual dengan biaya variabel perunit [P.v] dikenal
dengan istilah marjin kontribusi. Informasi tentang titik impas dapat digunakan
sebagai slah satu pertimbangan dalam menentukan volume output dan harga
jual. Perusahaan tentu saja berusaha menghindari beroperasi pada tingkatoutput
sama atau lebih rendah dari titik tersebut. Perusahaan berusaha agar outputnya
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 15

diatas titik impas dan akan merasa lebih aman jika outputnya semakin jauh di
atas titik impas tersebut.
Analisis BEP bertujuan menemukan satu titik baik dalam unit maupun
rupiah yang menunjukan biaya sama dengan pendapatan. Dengan mengetahui
titik tersebut, berarti dalam padanya belum diperoleh keuntungan atau dengan
kata lain tidak untung tidak rugi. Sehingga dikala penjualan permisi lewat
melebihi BEP maka mulailah keuntungan diperoleh. Sasaran Analisis BEP tidak
lain mengetahui pada tingkat volume berapa titik impas berada.
Dalam kondisi lain, analisis BEP pun digunakan untuk membantu
pemilihan jenis produk atau proses dengan mengidentifikasi produk atau proses
yang mempunyai total biaya terendah untuk suatu volume harapan. Sedangkan
dalam pemilihan lokasi, analisis BEP dipakai untuk menentukan lokasi berbiaya
total terendah, yang berarti total pendapatan tertunggi untuk kapasitas produksi
yang ditentukan. Analisis BEP dibedakan antara penggunaan untuk produk
tunggal dan atau untuk beberapa produk sekaligus. Mayoritas perusahaan
memproduksi atau menjual lebih dari satu produk menggunakan fasilitas yang
sama.
Seperti alfamart di dalamnya tidak hanya sekedar menjual cokelat
SILVER QUEEN. Disadari maupun tidak sekarang adalah diketahui bahwa
menghitung BEP lebih dari satu produk sedikit sukar. Kesukaran muncul karena
kekaburan biaya tetap untuk masing-masing produk. Namun kesukaran demikian
telah terpecahkan melalui perhitungan bukan untuk per jenis produk melainkan
semua produk yang terlibat menggunakan kontribusi penjualan setiap produk.

2.4 Depresiasi
Depresiasi adalah pembebanan biaya berkaitan dengan penurunan nilai aktiva
karena keausan, penurunan kondisi aktiva atau karena uang. Walaupun ada
kaitannya dengan pengoperasian aktiva, namun pada umumnya berkaitan dengan
waktu. Depresiasi bukan merupakan aliran kas, karena hanya berupa pembebanan
biaya yang terjadi di atas kertas. Berikut ini adalah beberapa metode yang
digunakan untuk menghitung besarnya depresiasi:
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 16

a Metode Straight Line
Pada metode ini, depresiasi tiap tahun dianggap sama.

N = jumlah tahun
P = nilai aset saat pembelian
S = nilai sisa
b. Metode Sum of The Years Digit
Pada metode ini, depresiasi dihitung berdasarkan rasio tahun depresiasi yang
tersisa dengan jumlah angka tahun sepanjang periode depresiasi.
Sum-of-years digits depreciation charge for any year = [(Remaining useful life at
the beginning of year/Sum-of-years digits for total useful life)*(P-S)]

c. Metode Double Declining Balance
Disini terdapat persentase tetap (depreciation rate) dimana depresiasi pada suatu
periode dihitung dengan jalan mengalikan persentase tetap tersebut dengan nilai
buku periode sebelumnya. Depresiasi besar pada permulaan, kemudian menurun.

(www.ti.itb.ac.id/~myti/files/.../PTI%202/.../PTI2-Modul%206-AKI.pdf )

2.5 Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi adalah unsur-unsur biaya yang termasuk dalam harga
pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok
produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing.
a) Full Costing
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tersebut dikeluarkan sehingga dalam
variabel costing tidak terdapat pembebanan lebih atau kurang. Pendekatan full
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 17

costing yang biasa dikenal sebagai pendekatan tradisional menghasilkan laporan
laba rugi dimana biaya-biaya di organisir dan sajikan berdasarkan fungsi-fungsi
produksi, administrasi dan penjualan. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari
pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi pihak luar perusahaan, oleh
karena itu sistematikanya harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum untuk menjamin informasi yang tersaji dalam laporan tersebut.
b) Variabel Costing
Variabel costing merupakkan metode penentuan harga pokok produksi
yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke
dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang diperhitungkan sebagai harga
pokok adalah biaya produksi variabel yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Biaya-biaya produksi
tetap dikelompokkan sebagai biaya periodik bersama-sama dengan biaya tetap
non produksi.
Pendekatan variabel costing di kenal sebagai contribution approach
merupakan suatu format laporan laba rugi yang mengelompokkan biaya
berdasarkan perilaku biaya dimana biaya-biaya dipisahkan menurut kategori
biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan menurut fungsi-fungsi
produksi, administrasi dan penjualan.
Dalam pendekatan ini biaya-biaya berubah sejalan dengan perubahan out
put yang diperlakukan sebagai elemen harga pokok produk. Laporan laba rugi
yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pihak internal oleh karena itu tidak harus disesuaikan dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
(http://www.psb-psma.org/content/powerpoint/harga-pokok-roduksi)

2.6 Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan adalah laporan keuangan yang menggambarkan
rekapitulasi biaya-biaya produksi yang terkandung pada produk-produk yang telah
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 18

terjual selama suatu perioda waktu tertentu. Perhitungan Harga Pokok Penjualan
terdiri dari lima bagian utama:
Biaya bahan langsung
Biaya pekerja langsung
Biaya pabrik tak langsung (overhead)
Biaya produk setengah jadi
Biaya produk jadi
Contoh dari perhitungan HPP adalah:

Gambar 2.3 Contoh Harga pokok Penjualan
(www.ti.itb.ac.id/~myti/files/.../PTI%202/.../PTI2-Modul%206-AKI.pdf )
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 19

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


Gambar 3.1 Metodologi Praktikum

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 20

BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data
Tabel 4.1 Data Given Investasi Awal (Lama dan Ekspansi)
Tanah (1500 m
2
) Rp 1.050.000.000
Bangunan (disesuaikan dengan luas bangunan sesuai kebutuhan) Rp 1.000.000/m
2

Perangkat elektronik (komputer, AC, instalasi lampu, dll) Rp 395.000.000
Perangkat firniture (meja, kursi, almari, dll) Rp 420.000.000
Alat kantor dan pabrik lainnya (telepon, kalkulator, alat tulis, dll) Rp 315.000.000
Kendaraan :
3 Mobil box Rp 624.000.000
5 mobil Rp 1.000.000.000


Tabel 4.2 Ketentuan Perhitungan Biaya
Hitung Biaya Ketentuan Input
Biaya Material Biaya material + biaya pesan Modul 5 (biaya material dan biaya pesan)
Biaya operator
=

1
60 60

- Modul 1 (hari kerja dan jam kerja)
- Modul 4 (Jumlah operator, waktu
stasiun, output standard)
Gaji pokok = WS per SK x OS min SK x Biaya rakit OS = 1/WS
Gaji perbulan = gaji pokok + tunjangan transportasi
+tunjangan kesehatan

Tunjangan transportasi 10% gaji pokok
Tunjangan kesehatan 20% gaji pokok
Biaya
Transportasi
Transportasi material handling (pabrik ke gudang) Modul 5 (JIP)
Transportasi pemasaran (expo di kota distribution
center) Expo dilakukan 1x sebulan 1L bensin = 15
km
Modul 1 (lokasi, wilayah pemasaran)
Tentukan kota letak distribution center (3 kota)
beserta wilayah pemasarannya sesuai Modul 1
(Analisis Pasar)
Transportasi pabrik-distribution center Pengiriman
dilakukan 2x dalam sebulan

Biaya
Manajerial
gaji pegawai tetap
- Tentukan jumlah karyawan dan
karyawan tambahan sesuai
- Modul 1 ( kebijakan karyawan)
- Modul 1 (STO, jobdesc)



Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 21

Lanjutan Tabel 4.2 Ketentuan Perhitungan Biaya
Biaya Utilitas Luas Bangunan (<=1500)
- Modul 1 (STO, karyawan tambahan,
jam kerja, hari kerja)
- Modul 7(Luas lantai perakitan, jumlah
lampu, jumlah turbin ventilator)
- Tentukan luas masing-masing ruangan,
jumlah lampu, jumlah AC selain lantai
perakitan Lampu gudang = 120 watt
- Lampu ruang manajerial = 40 watt
- AC = 600 watt
- Exhaust fan = 240 watt
- Setiap 10 m
2
= 1 lampu
Biaya
Operasional
Air Rp 230.000,-/bulan
Listrik (dispenser, TV, printer, komputer) Rp 720.000,-/bulan
Biaya
Depresiasi
Metode Straight Line
Useful life = 10 tahun
Salvage Value
- 3 mobil box = Rp 160.000.000
- 5 mobil = Rp 470.000.000
- Perangkat elektronik = Rp 45.000.000
- Perangkat furniture = Rp 20.000.000
- Alat kantor dan pabrik =Rp 55.000.000
- Bangunan = 50% dari nilai awal

Biaya
pemasaran
meliputi buka stand, iklan, majalah atau website Tentukan biaya pemasaram
Biaya
komunikasi
Telepon dan internet Tentukan biaya telpon dan internet
Biaya asuransi Rp 100.000.000/tahun Tentukan asuransi apa
Biaya reparasi Soft floor dan hard floor
- Soft floor Rp 220.000/bulan
- Hard floor Rp 325.000/bulan
- Sesuaikan dengan modul 1 (kebijakan
perawatan)
Biaya kualitas Modul 6 (biaya kualitas)
Biaya
pengembangan
SDM
Building up dan training karyawan Modul 1 (STO) jumlah karyawan
Biaya
Administrasi
Administrasi penjualan
Biaya administrasi gudang
biaya administrasi akuntasi
biaya administrasi perekrutan karyawan baru
biaya audit
Biaya PBB
Ketentuan biaya PBB sesuai daerah tempat
bangunan berdiri
Sesuaikan biaya PBB sama dengan yang
berdiri di daerah ybs



Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 22

4.2 Perhitungan Biaya Biaya
4.2.1 Biaya Material

Tabel 4.3 Data JIP dalam 12 Periode
No Komponen
Metode Biaya
1 Body Grade A
WWA Rp 24.807.600,-
2
Body Grade B WWA Rp 11.701.200,-
3
Body Grade C WWA Rp 18.073.700,-
4
Pengunci Body WWA Rp 4.565.800,-
5
Penutup Baterai WWA Rp 4.565.800,-
6
chasis assy WWA Rp 357.225.536,-
7
Chasis WWA Rp 45.450.900,-
8
Penutup plat depan WWA Rp 4.565.800,-
9
plat depan WWA Rp3.657.200,-
10
Tuas on off WWA Rp 4.565.800,-
11
Gear kecil WWA Rp 4.565.800,-
12
Gardan WWA Rp 18.194.800,-
13
Gear besar WWA Rp 4.565.800,-
14
as roda assy WWA Rp 45.919.292,-
15
bumper assy WWA Rp 20.813.934,-
16
roller assy WWA Rp 36.795.432,-
17
panel belakang assy WWA Rp 265.002.592,-
18
Bumper Belakang WWA Rp 18.179.600,-
19
Sekrup WWA Rp 4.493.579,-
20
Roller WWA Rp 27.269.400,-
21
Baut WWA Rp 9.097.400,-
22
as roda WWA Rp 18.183.400,-
23
Roda WWA Rp 54.527.400,-
24
Dinamo WWA Rp 245.342.864,-
25
gear dinamo WWA Rp 4.565.800,-
26
rumah dinamo WWA Rp 4.350.263,-
27
plat belakang besar WWA Rp 2.748.558,-
28
plat belakang kecil WWA Rp 2.748.558,-
29
pengunci dinamo WWA Rp 4.565.800,-
Total Rp 1.271.109.608,-

Biaya material dalam satu tahun = Rp 1.271.109.608,- x 4
= Rp 5.084.438.432,-

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 23

4.2.2 Biaya Operator
UMR 1 bulan Jawa Tengah 2011 (Kota Semarang) = Rp 991.500,-
(sumber UMR terlampir)
Biaya rakit =
1
60 60

=
991.500,
20 8 60 60
= 1,72
=
3600

=
3600
19,363
= 185,9216 186
Gaji pokok = WS per SK x OS min SK x Biaya rakit
Gaji per bulan = Gaji pokok + tunjangan transportasi + tunjangan kesehatan
Tunjangan transportasi 10% gaji pokok
Tunjangan kesehatan 20% gaji pokok
Contoh perhitungan Elemen Kerja 1:
Gaji pokok/jam = WS per SK x OS min SK x Biaya rakit
= 3,5 x 186 x Rp 1,72 = Rp 1.120,-
Gaji pokok/bulan = Gaji pokok/jam x 8 jam x 20 hari
= Rp 1.120,- x 8 x 20 = Rp 179.221,-
Gaji/Bulan = (Gaji Pokok + Tunjangan Transportasi + Tunjangan Kesehatan)
= (Rp 179.221,- + Rp 17.922,- + Rp 35.844,-) = Rp 232.987,-













Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 24

Tabel 4.4 Perhitungan Biaya Operator





SK
No Operasi
Kerja
WS
(detik/unit)
OS
(unit/jam)
Biaya Rakit
(Rp/detik)
Gaji Pokok
(Rp/jam)
Gaji/Bln
Tunjangan
Transport
(10%)
Tunjangan
Kesehatan
(20%)
Gaji/Bulan
Jumlah
operator
Total
gaji/bulan
1
7 3.5 186 1.72 1.120 Rp 179.221 Rp 17.922 Rp 35.84 Rp 232.99
2
Rp 465.974
8 7.64 186 1.72 2.446 Rp 391.378 Rp 39.138 Rp 78.28 Rp 508.79
Rp 1.017.583
11 4.85 186 1.72 1.553 Rp 248.453 Rp 24.845 Rp 49.69 Rp 322.99
Rp 645.979
12 8.09 186 1.72 2.590 Rp 414.430 Rp 41.443 Rp 82.89 Rp 538.76
Rp 1.077.519
2
5 3.93 186 1.72 1.258 Rp 201.324 Rp 20.132 Rp 40.27 Rp 261.72
2
Rp 523.443
6 10.22 186 1.72 3.272 Rp 523.545 Rp 52.355 Rp 104.71 Rp 680.61
Rp 1.361.217
9 3.06 186 1.72 980 Rp 156.756 Rp 15.676 Rp 31.35 Rp 203.78
Rp 407.566
10 5.03 186 1.72 1.610 Rp 257.674 Rp 25.767 Rp 51.54 Rp 334.98
Rp 669.953
1 9.71 186 1.72 3.109 Rp 497.419 Rp 49.742 Rp 99.48 Rp 646.65
Rp 1.293.289
3
19 9 186 1.72 2.882 Rp 461.048 Rp 46.105 Rp 92.21 Rp 599.36
2
Rp 1.198.724
20 12.75 186 1.72 4.082 Rp 653.151 Rp 65.315 Rp 130.63 Rp 849.10
Rp 1.698.192
4 7 186 1.72 2.241 Rp 358.593 Rp 35.859 Rp 71.72 Rp 466.17
Rp 932.341
14 5.17 186 1.72 1.655 Rp 264.846 Rp 26.485 Rp 52.97 Rp 344.30
Rp 688.600
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 25

Lanjutan Tabel 4.4 Perhitungan Biaya Operator
4
13 4.23 186 1.72 1.354 Rp 216.692 Rp 21.669 Rp 43.338 Rp 281.700
1
Rp 281.700
25 4.07 186 1.72 1.303 Rp 208.496 Rp 20.850 Rp 41.699 Rp 271.045
Rp 271.045
21 4 186 1.72 1.281 Rp 204.910 Rp 20.491 Rp 40.982 Rp 266.383
Rp 266.383
2 3.525 186 1.72 1.129 Rp 180.577 Rp 18.058 Rp 36.115 Rp 234.750
Rp 234.750
23 3.27 186 1.72 1.047 Rp 167.514 Rp 16.751 Rp 33.503 Rp 217.768
Rp 217.768
5
15 2.585 186 1.72 828 Rp 132.423 Rp 13.242 Rp 26.485 Rp 172.150
1
Rp 172.150
22 13.12 186 1.72 4.201 Rp 672.105 Rp 67.210 Rp 134.421 Rp 873.736
Rp 873.736
6
26 11.57 186 1.72 3.704 Rp 592.702 Rp 59.270 Rp 118.540 Rp 770.513
1
Rp 770.513
3 4.57 186 1.72 1.463 Rp 234.110 Rp 23.411 Rp 46.822 Rp 304.343
Rp 304.343
7
17 10.79 186 1.72 3.455 Rp 552.745 Rp 55.274 Rp 110.549 Rp 718.568
1
Rp 718.568
16 6.37 186 1.72 2.039 Rp 326.319 Rp 32.632 Rp 65.264 Rp 424.215
Rp 424.215
8 18 14.01 186 1.72 4.486 Rp 717.697 Rp 71.770 Rp 143.539 Rp 933.006 1 Rp 933.006
9
24 10.02 186 1.72 3.208 Rp 513.300 Rp 51.330 Rp 102.660 Rp 667.289
1
Rp 667.289
27 7.37 186 1.72 2.360 Rp 377.547 Rp 37.755 Rp 75.509 Rp 490.811
Rp 490.811
10
28 6.91 186 1.72 2.212 Rp 353.982 Rp 35.398 Rp 70.796 Rp 460.177
1
Rp 460.177
29 6.29 186 1.72 2.014 Rp 322.221 Rp 32.222 Rp 64.444 Rp 418.887
Rp 418.887
30 6.11 186 1.72 1.956 Rp 313.000 Rp 31.300 Rp 62.600 Rp 406.900
Rp 406.900
11
31 4 186 1.72 1.281 Rp 204.910 Rp 20.491 Rp 40.982 Rp 266.383
2
Rp 532.766
32 6 186 1.72 1.921 Rp 307.365 Rp 30.737 Rp 61.473 Rp 399.575
Rp 799.149
33 16 186 1.72 5.123 Rp 819.640 Rp 81.964 Rp 163.928 Rp 1.065.532
Rp 2.131.064
34 11.42 186 1.72 3.656 Rp 585.018 Rp 58.502 Rp 117.004 Rp 760.523
Rp 1.521.047
Total 16 Rp 24.876.646
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 26

4.2.3 Biaya Transportasi

Tabel 4.5 Perhitungan Biaya Transportasi
Transportasi
Rute
(Semarang- )
Jarak
(km)
Tipe
Kendaraan
Konsumsi
bensin (PP)
Perjalanan
Tiap Bulan
Total biaya 1
tahun
Transportasi Material
Handling
- -
Hand Pallet
Asumsi :
Karena beban
yang akan
diangkat
tidak terlalu
berat
sehingga
cukup
menggunakan
hand pallet
- - -
Transportasi
Pemasaran
Jakarta 423
Mobil box
Rp 253.800 1 Rp 3.045.600
Surabaya 260 Rp156.000 1 Rp 1.872.000
Lampung 594 Rp356.400 1 Rp 4.276.800
Transportasi Pabrik
Distribution center
Jakarta 423
Mobil box
Rp 253.800 2 Rp 6.091.200
Surabaya 260 Rp156.000 2 Rp 3.744.000
Lampung 594 Rp356.400 2 Rp8.553.600
Total Rp 27.583.200

4.2.4 Biaya Manajerial
Tabel 4.6 Perhitungan Biaya Managerial
No Jabatan/Departemen Jumlah SDM Gaji Setiap Karyawan Gaji Total
1 RUPS
2 Direktur utama 1 Rp 11.000.000,- Rp 11.000.000,-
3 Kepala Departmen Pengembangan dan Teknologi 1 Rp 9.000.000,- Rp 9.000.000,-
4 Kepala Unit HRD 1 Rp 7.000.000,- Rp 7.000.000,-
5 Staff Unit HRD 2 Rp 4.000.000,- Rp 8.000.000,-
6 Kepala Unit RND 1 Rp 7.000.000,- Rp 7.000.000,-
7 Staff Unit RND 2 Rp 4.000.000,- Rp 8.000.000,-
8 Kepala Unit IT 1 Rp 7.000.000,- Rp 7.000.000,-
9 Staff Unit IT 2 Rp 4.000.000,- Rp 8.000.000,-
10 Kepala Departmen Keuangan 1 Rp 9.000.000,- Rp 9.000.000,-
11 Staff Departmen keuangan 2 Rp 4.000.000,- Rp 8.000.000,-
12 Kepala Departmen Produksi 1 Rp 9.000.000,- Rp 9.000.000,-
13 Kepala Unit PPIC 1 Rp 7.000.000,- Rp 7.000.000,-
14 Staff Unit PPiC 2 Rp 4.000.000,- Rp 8.000.000,-
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 27

Lanjutan Tabel 4.6 Perhitungan Biaya Managerial
15 Kepala Unit Assembly 1 Rp 7.000.000,- Rp 7.000.000,-
16 Staff Unit assembly 2 Rp 4.000.000,- Rp 8.000.000,-
17 Kepala Departemen Logistik 1 Rp 9.000.000,- Rp 9.000.000,-
18 Kepala Unit Logistik 1 Rp 7.000.000,- Rp 7.000.000,-
19 Staff Unit Logistik 2 Rp 4.000.000,- Rp 8.000.000,-
20 Kepala Unit GA 1 Rp 7.000.000,- Rp 7.000.000,-
21 Staff Unit GA 2 Rp 4.000.000,- Rp 8.000.000,-
22 Kepala Unit Inventory 1 Rp 7.000.000,- Rp 7.000.000,-
23 Staff Unit Inventory 2 Rp 4.000.000,- Rp 8.000.000,-
24 Kepala Departmen Marketing 1 Rp 9.000.000,- Rp 9.000.000,-
25 Staff Departemen Marketing 2 Rp 4.000.000,- Rp 8.000.000,-
26 Kepala Departemen QC 1 Rp 7.000.000,- Rp 7.000.000,-
27 Staff Departemen QC 2 Rp 4.000.000,- Rp 8.000.000,-
28 Satpam 1 Rp 1.000.000,- Rp 1.000.000,-
29 Office Boy 2 Rp 1.000.000,- Rp 2.000.000,-
30 Petugas Warehouse 2 Rp 1.000.000,- Rp 2.000.000,-
Total gaji manajerial/bulan Rp 212.000.000,-
Total gaji manajerial/tahun
Rp
2.544.000.000,-

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 28

4.2.5 Biaya Utilitas
Tabel 4.7 Perhitungan Biaya Utilisasi AC
Departement Ruangan Kebutuhan
Luas Ruangan
(m2)
Jumlah
Jam
Kerja
Harga
(kw/h)
Satuan
(kw)
Harian
(Rp)
Bulanan
(Rp)
Tahunan
(Rp)
Direktur Utama
Ruangan Direktur
Utama
AC 12 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Pengembangan dan
Teknologi
Ruang Unit HRD
AC

Ruang Manager 12 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Ruang Staff 9 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Ruang Unit RND
AC

Ruang manager 12 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Ruang Staff 9 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Ruang Unit IT
AC

Ruang manager 12 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Ruang Staff 9 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Keuangan
Ruang Manager
AC
12 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Ruang Staff 9 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Produksi
Ruang Unit
Assembly
AC

Ruang Manager 12 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Ruang Staff 9 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Ruang Unit PPIC
AC

Ruang Manager 12 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Ruang Staff 9 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 29

Lanjutan Tabel 4.7 Perhitungan Biaya Utilisasi AC
Marketing
Ruang Manager
AC
12 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Ruang Staff 9 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Logistik
Ruang Unit Logistik

AC

Ruang Manager 12 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Ruang Staff 9 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Ruang Unit
Inventory
AC

Ruang Manager 12 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Ruang Staff 9 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Ruang Unit General
Affairs

AC


Ruang Manager 12 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Ruang Staff 9 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Quality Control
Ruang Manager
AC
12 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560
Ruang Staff 9 1 8 905 0.6 4.344 86.880 1.042.560

Ruang Produksi exhaust fan 273.6 5 8 905 0.24 8.688 173.760 2.085.120
Jumlah 516,6 46 108.600 2.172.000 26.064.000






Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 30

Tabel 4.8 Perhitungan Biaya Utilisasi Lampu
Departement Ruangan Kebutuhan
Luas Ruangan
(m2)
Jumlah
Jam
Kerja
Harga
kw/h
Satuan
(kw)
Harian
(Rp)
Bulanan
(Rp)
Tahunan
(Rp)
Direktur Utama
Ruangan Direktur
Utama
Lampu 12 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Pengembangan
dan Teknologi
Ruang Unit HRD
Lampu

Ruang Manager 12 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Ruang Staff 9 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Ruang Unit RND
Lampu

905

Ruang manager 12 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Ruang Staff 9 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Ruang Unit IT
Lampu

905

Ruang manager 12 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Ruang Staff 9 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Keuangan
Ruang Manager
Lampu
12 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Ruang Staff 9 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Produksi
Ruang Unit
Assembly
Lampu

905

Ruang Manager 12 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Ruang Staff 9 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Ruang Unit PPIC
Lampu

905

Ruang Manager 12 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Ruang Staff 9 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504


Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 31

Lanjutan Tabel 4.8 Perhitungan Biaya Utilisasi Lampu
Marketing
Ruang Manager
Lampu
12 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Ruang Staff 9 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Logistik
Ruang Unit Logistik
Lampu

905

Ruang Manager 12 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Ruang Staff 9 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Ruang Unit
Inventory
Lampu

905

Ruang Manager 12 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Ruang Staff 9 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Ruang Unit General
Affairs
Lampu

905

Ruang Manager 12 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Ruang Staff 9 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Quality Control
Ruang Manager
Lampu
12 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Ruang Staff 9 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504

Lantai Produksi Lampu 273.6 18 8 905 0,12 15638,4 312.768 3.753.216
Warehouse Lampu 60 6 8 905 0,04 1737,6 34.752 417.024
Kamar Mandi Lampu 24 2 8 905 0,04 579,2 11.584 139.008
Pos Satpam Lampu 4 1 8 905 0,04 289,6 5.792 69.504
Jumlah 604,6 50

24.905,6 498.112 5.977.344
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 32

4.2.6 Biaya Operasional
Tabel 4.9 Perhitungan Biaya Operasional
Biaya
Operasional
Air Rp 230.000,-/bulan
Listrik (dispenser, TV, printer,
komputer) Rp 720.000,-/bulan

- Perhitungan Biaya Operasional
- Air = Total pengeluaran per bulan x 12 bulan
= Rp 230.000 x 12-
= Rp 2.760.000,-
- Listrik = Total pengeluaran per bulan x 12 bulan
(dispenser, TV, printer, komputer) = 720.000 x 12,-
= Rp 8.640.000,-
- Total Biaya Operasional = Total Biaya Air + Total Biaya Listrik
= Rp 2.760.000 + Rp 8.640.000
= Rp 11.400.000,-
4.2.7 Biaya Depresiasi
- 3 Mobil Box
Contoh Perhitungan:
Depreciation of The Year = (Book Value Salvage Value) : 10
= (Rp 624.000.000 Rp 160.000.000) : 10
= Rp 46.400.000

Tabel 4.10 Perhitungan Biaya Depresiasi Mobil Box
Year
Book value before
depreciation charge
Depreciation for
year
Book value after
depreciation charge
1 Rp 624.000.000 Rp 46.400.000 Rp 577.600.000
2 Rp 577.600.000 Rp 46.400.000 Rp 531.200.000
3 Rp 531.200.000 Rp 46.400.000 Rp 484.800.000
4 Rp 484.800.000 Rp 46.400.000 Rp 438.400.000
5 Rp 438.400.000 Rp 46.400.000 Rp 392.000.000
6 Rp 392.000.000 Rp 46.400.000 Rp 345.600.000
7 Rp 345.600.000 Rp 46.400.000 Rp 299.200.000

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 33

Lanjutan Tabel 4.10 Perhitungan Biaya Depresiasi Mobil Box
8 Rp 299.200.000 Rp 46.400.000 Rp 252.800.000
9 Rp 252.800.000 Rp 46.400.000 Rp 206.400.000
10 Rp 206.400.000 Rp 46.400.000 Rp 160.000.000
Total Rp 464.000.000


- 5 Mobil
Contoh Perhitungan:
Depreciation of The Year = (Book Value Salvage Value) : 10
= (1.000.000.000 470.000.000) : 10
= 53.000.000

Tabel 4.11 Perhitungan Biaya Depresiasi Mobil
Year
Book value before
depreciation charge
Depreciation for
year
Book value after
depreciation charge
1 Rp 1.000.000.000 Rp 53.000.000 Rp 947.000.000
2 Rp 947.000.000 Rp 53.000.000 Rp 894.000.000
3 Rp 894.000.000 Rp 53.000.000 Rp 841.000.000
4 Rp 841.000.000 Rp 53.000.000 Rp 788.000.000
5 Rp 788.000.000 Rp 53.000.000 Rp 735.000.000
6 Rp 735.000.000 Rp 53.000.000 Rp 682.000.000
7 Rp 682.000.000 Rp 53.000.000 Rp 629.000.000
8 Rp 629.000.000 Rp 53.000.000 Rp 576.000.000
9 Rp 576.000.000 Rp 53.000.000 Rp 523.000.000
10 Rp 523.000.000 Rp 53.000.000 Rp 470.000.000

Rp 530.000.000


- Perangkat Elektronik
Contoh Perhitungan:
Depreciation of The Year = (Book Value Salvage Value) : 10
= (Rp 395.000.000 Rp 45.000.000) : 10
= Rp 35.000.000



Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 34

Tabel 4.12 Perhitungan Biaya Depresiasi Perangkat Elektronik
Year
Book value before
depreciation charge
Depreciation for
year
Book value after
depreciation charge
1 Rp 395.000.000 Rp 35.000.000 Rp 360.000.000
2 Rp 360.000.000 Rp 35.000.000 Rp 325.000.000
3 Rp 325.000.000 Rp 35.000.000 Rp 290.000.000
4 Rp 290.000.000 Rp 35.000.000 Rp 255.000.000
5 Rp 255.000.000 Rp 35.000.000 Rp 220.000.000
6 Rp 220.000.000 Rp 35.000.000 Rp 185.000.000
7 Rp 185.000.000 Rp 35.000.000 Rp 150.000.000
8 Rp 150.000.000 Rp 35.000.000 Rp 115.000.000
9 Rp 115.000.000 Rp 35.000.000 Rp 80.000.000
10 Rp 80.000.000 Rp 35.000.000 Rp 45.000.000

Rp 350.000.000


- Perangkat Furniture
Contoh Perhitungan:
Depreciation of The Year = (Book Value Salvage Value) : 10
= (Rp 420.000.000 Rp 20.000.000) : 10
= Rp 40.000.000

Tabel 4.13 Perhitungan Biaya Depresiasi Perangkat Furniture
Year
Book value before
depreciation charge
Depreciation for
year
Book value after
depreciation charge
1 Rp 420.000.000 Rp 40.000.000 Rp 380.000.000
2 Rp 380.000.000 Rp 40.000.000 Rp 340.000.000
3 Rp 340.000.000 Rp 40.000.000 Rp 300.000.000
4 Rp 300.000.000 Rp 40.000.000 Rp 260.000.000
5 Rp 260.000.000 Rp 40.000.000 Rp 220.000.000
6 Rp 220.000.000 Rp 40.000.000 Rp 180.000.000
7 Rp 180.000.000 Rp 40.000.000 Rp 140.000.000
8 Rp 140.000.000 Rp 40.000.000 Rp 100.000.000
9 Rp 100.000.000 Rp 40.000.000 Rp 60.000.000
10 Rp 60.000.000 Rp 40.000.000 Rp 20.000.000

Rp 400.000.000




Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 35

- Alat Kantor dan Pabrik
Contoh Perhitungan:
Depreciation of The Year = (Book Value Salvage Value) : 10
= (Rp 315.000.000 Rp 55.000.000) : 10
= Rp 26.000.000

Tabel 4.14 Perhitungan Biaya Depresiasi Alat Kantor dan Pabrik
Year
Book value before
depreciation charge
Depreciation for
year
Book value after
depreciation charge
1 Rp 315.000.000 Rp 26.000.000 Rp 289.000.000
2 Rp 289.000.000 Rp 26.000.000 Rp 263.000.000
3 Rp 263.000.000 Rp 26.000.000 Rp 237.000.000
4 Rp 237.000.000 Rp 26.000.000 Rp 211.000.000
5 Rp 211.000.000 Rp 26.000.000 Rp 185.000.000
6 Rp 185.000.000 Rp 26.000.000 Rp 159.000.000
7 Rp 159.000.000 Rp 26.000.000 Rp 133.000.000
8 Rp 133.000.000 Rp 26.000.000 Rp 107.000.000
9 Rp 107.000.000 Rp 26.000.000 Rp 81.000.000
10 Rp 81.000.000 Rp 26.000.000 Rp 55.000.000

Rp 260.000.000


- Bangunan
Luas Bangunan = 604,6 m
2

Nilai bangunan = 604,6 x Rp 1.000.000/m
2

= Rp 604.600.000
Nilai salvage value = 50% x Rp 604.600.000
= Rp 302.300.000
Contoh Perhitungan:
Depreciation of The Year = (Book Value Salvage Value) : 10
= (Rp 604.600.000 Rp 302.300.000) : 10
= Rp 30.230.000



Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 36

Tabel 4.15 Perhitungan Biaya Depresiasi Bangunan
Year
Book value before
depreciation charge
Depreciation for
year
Book value after
depreciation charge
1 Rp 604.600.000 Rp 30.230.000 Rp 574.370.000
2 Rp 574.370.000 Rp 30.230.000 Rp 544.140.000
3 Rp 544.140.000 Rp 30.230.000 Rp 513.910.000
4 Rp 513.910.000 Rp 30.230.000 Rp 483.680.000
5 Rp 483.680.000 Rp 30.230.000 Rp 453.450.000
6 Rp 453.450.000 Rp 30.230.000 Rp 423.220.000
7 Rp 423.220.000 Rp 30.230.000 Rp 392.990.000
8 Rp 392.990.000 Rp 30.230.000 Rp 362.760.000
9 Rp 362.760.000 Rp 30.230.000 Rp 332.530.000
10 Rp 332.530.000 Rp 30.230.000 Rp 302.300.000

Rp 302.300.000


- Rekap Data Depreciation of the Year
Tabel 4.16 Perhitungan Biaya Total Biaya Depresiasi
Year Mobil Box Mobil
Perangkat
Elektronik
Perangkat
Furniture
Alat Kantor
dan Pabrik
Bangunan Total
1 Rp 46.400.000 Rp 53.000.000 Rp 35.000.000 Rp 40.000.000 Rp 26.000.000 Rp 30.230.000 Rp 230.630.000
2 Rp 46.400.000 Rp 53.000.000 Rp 35.000.000 Rp 40.000.000 Rp 26.000.000 Rp 30.230.000 Rp 230.630.000
3 Rp 46.400.000 Rp 53.000.000 Rp 35.000.000 Rp 40.000.000 Rp 26.000.000 Rp 30.230.000 Rp 230.630.000
4 Rp 46.400.000 Rp 53.000.000 Rp 35.000.000 Rp 40.000.000 Rp 26.000.000 Rp 30.230.000 Rp 230.630.000
5 Rp 46.400.000 Rp 53.000.000 Rp 35.000.000 Rp 40.000.000 Rp 26.000.000 Rp 30.230.000 Rp 230.630.000
6 Rp 46.400.000 Rp 53.000.000 Rp 35.000.000 Rp 40.000.000 Rp 26.000.000 Rp 30.230.000 Rp 230.630.000
7 Rp 46.400.000 Rp 53.000.000 Rp 35.000.000 Rp 40.000.000 Rp 26.000.000 Rp 30.230.000 Rp 230.630.000
8 Rp 46.400.000 Rp 53.000.000 Rp 35.000.000 Rp 40.000.000 Rp 26.000.000 Rp 30.230.000 Rp 230.630.000
9 Rp 46.400.000 Rp 53.000.000 Rp 35.000.000 Rp 40.000.000 Rp 26.000.000 Rp 30.230.000 Rp 230.630.000
10 Rp 46.400.000 Rp 53.000.000 Rp 35.000.000 Rp 40.000.000 Rp 26.000.000 Rp 30.230.000 Rp 230.630.000

4.2.8 Biaya Pemasaran
Tabel 4.17 Perhitungan Biaya Pemasaran
No Keterangan
Jumlah
Pemakaian/Tahun
Biaya (Rp) per
Pemakaian
Biaya (Rp) per
Tahun
1 Sewa stand ukuran 2 x 3 m
2
12 Rp 250.000,- Rp 3.000.000,-
2 Iklan banners 400x60 pixel 6 Rp 1.500.000,- Rp 9.000.000,-
3 Pembuatan website standart 1 Rp 1.000.000,- Rp 6.000.000,-
4
Iklan pada
Majalah
Hot Game 4 Rp 4.500.000,- Rp 18.000.000,-
Community Magazine 4 Rp 4.000.000,- Rp 16.000.000,-
Total Biaya Pemasaran per Tahun Rp 52.000.000,-
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 37

Asumsi:
- Sewa stand dilakukan pada saat terdapat event event yang mendukung
penjualan.
- Iklan banner dilakukan 2 kali setahun untuk masing masing kota
distribution center.
- Sumber:
http://soembermas.indonetwork.co.id/707272/tarif-iklan-resmi-majalah-hot-
game-2011.htm
http://soembermas.indonetwork.co.id/1680204/tarif-iklan-majalah-
community-magazine.htm
http://www.centrin.net.id/temp/banner.html

4.2.9 Biaya Komunikasi

Tabel 4.18 Perhitungan Biaya Komunikasi
Keterangan Biaya (Rp) per bulan Biaya per tahun
Telepon Rp1.250.000,- Rp 15.000.000,-
Internet paket speedy 2 Mbps Rp 995.000,- Rp 11.940.000,-
Total Biaya Telepon dan Internet
(per tahun)
Rp 26.940.000,-
Sumber: http://telkomspeedy.com/paket-harga

4.2.10 Biaya Asuransi
Biaya asuransi pada perusahaan ini meliputi berbagai macam asuransi yaitu,
asuransi kecelakaan, asuransi aset perusahaan dan asuransi kesehatan. Total
biaya yang dikeluarkan untuk asuransi perusahaan secara keseluruhan
adalah Rp 100.000.000,-/tahun.
Rincian biaya asuransi/tahunnya :
- Asuransi kecelakaan = Rp 35.000.000,-/tahun
- Asuransi Aset Perusahaan = Rp 40.000.000,-/tahun
- Asuransi kesehatan = Rp 25.000.000,-/tahun
TOTAL = Rp 100.000.000,-/tahun
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 38

4.2.11 Biaya Reparasi

Tabel 4.19 Perhitungan Biaya Reparasi
Biaya Reparasi Harga / bulan Total
Soft Floor Rp 220.000/bulan Rp 2.640.000,- / Tahun
Hard floor Rp 325.000/bulan Rp 3.900.000,- / Tahun
Jumlah Rp 6.540.000,- /Tahun

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 39

4.2.12 Biaya Kualitas
Tabel 4.20 Perhitungan Biaya Kualitas
Jenis Biaya Kualitas Satuan Awal Biaya per Tahun Keterangan
Biaya Penilaian
Pengadaan Jangka
Sorong
> Ketelitian 0,05 mm Rp 90.000,-

Rp 90.000,- http://www.ipkmutiara.com
> Ketelitian 0,02 mm Rp 80.000,-

Rp 80.000,- http://www.ipkmutiara.com
Pengadaan
checksheet
Rp 65.000,- 65000 x 12 bulan Rp 780.000,- http://buku.tokobagus.com
Pengadaan tinta print Rp 75.000,- 75000 x 12 bulan Rp 900.000,-
http://statistikpulsa.wordpress.co
m
Pengadaan Kabel Rp 15.000,- 15000 x 12 bulan Rp 180.000,- www.rajakabel.com
Pengadaan Baterai Rp 56.000,- 80000 x 12 bulan Rp 672.000,- www.tokobaterai.com
Total Biaya Penilaian

Rp 2.702.000,-
Biaya Kegagalan
Internal
Rework Rp 600,- 600 x 363440 unit Rp 218.064.000,- 10% biaya material
Downgrading Rp 600,- 600 x 363440 unit Rp 218.064.000,- 10% biaya material

Scrap Rp 300,- 600 x 363440 unit Rp 109.032.000,-

5% biaya material
Total Biaya Kegagalan Internal Rp 545.160.000,-
Biaya Kegagalan
Eksternal
Warranty Rp 300,- 600 x 363440 unit Rp 102.772.800,-

10% biaya
material
Biaya
Pencegahan
Pelatihan Tenaga
Kerja
Rp 3.850.000,-

Total Biaya Kualitas Rp 654.484.800,-
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 40

4.2.13 Biaya Pengembangan SDM
Pelatihan Bahasa Inggris @Rp 500.000 x 6 = Rp 3.000.000,-
(Kepala departemen)
Motivation Training @Rp 100.000 x 43 = Rp 4.300.000,-
Outbond Camp @Rp 150.000 x 43 = Rp 6.450.000,-
Pelatihan Pengembangan dan IT @Rp 1.000.000 x 10 = Rp 10.000.000,-
(Departemen Pengembangan dan IT)
Pelatihan Pemasaran @Rp 1.000.000 x 2 = Rp 2.000.000,-
(Departemen Marketing)
Total Biaya Pengembangan SDM = Rp 25.750.000/thn

4.2.14 Biaya Administrasi
Diketahui:
Biaya 1 rim kertas A4 BLANK : Rp 32.000,-
sumber: http://m4industries.blogspot.com/2010/09/macam-macam-harga-
kertas-1-rim-ream.html
Biaya fotokopi hitam putih/lembar : Rp 125,-
Biaya tinta printer Canon : Rp 25.000,-
sumber: http://perangkat-keras-komputer.tokobagus.com/tinta-printer-dan-
box/jual-tinta-dan-toner-printer-hp-dan-canon-7216839.html
Pulpen/pack Standar AE7 : Rp 10.000,-
sumber: http://buku.tokobagus.com/alat-tulis-kantor/alat-tulis-pen-standard-
ae-7-7482507.html

1. Biaya Administrasi Penjualan
Meliputi kebutuhan administrasi yang berhubungan dengan proses
penjualan produk selama 1 tahun. Biaya yang keluar dari produk di
packaging sampai dengan ke tangan distributor.
Tabel 4.21 Perhitungan Biaya Adninistrasi Penjualan
Rincian Harga Jumlah Biaya per Tahun
Kertas Rp 32.000/rim 12 Rp 384.000
Fotokopi Rp 125/lembar 500 Rp 62.500
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 41

Lanjutan Tabel 4.21 Perhitungan Biaya Adninistrasi Penjualan


2. Biaya Administrasi Gudang
Meliputi kebutuhan administrasi yang berhubungan dengan proses
pergudangan selama 1 tahun.
Tabel 4.22 Perhitungan Biaya Adninistrasi Gudang
Rincian Harga Jumlah Biaya per Tahun
Kertas Rp 32.000/rim 14 Rp 448.000
Fotokopi Rp 125/lembar 1500 Rp 187.500
Tinta Printer Rp 25.000/pack 10 Rp 250.000
Pulpen Rp 10.000/pack 5 Rp 50.000
Total Rp 935.500

3. Biaya Administrasi Akuntansi
Meliputi kebutuhan administrasi yang berhubungan dengan proses
perhitungan laba perusahaan selama 1 tahun.
Tabel 4.23 Perhitungan Biaya Adninistrasi Akuntansi
Rincian Harga Jumlah Biaya per Tahun
Kertas Rp 32.000/rim 16 Rp 512.000
Fotokopi Rp 125/lembar 1500 Rp 187.500
Tinta Printer Rp 25.000/pack 14 Rp 350.000
Pulpen Rp 10.000/pack 3 Rp 30.000
Total Rp 1.079.500

4. Biaya Administrasi Perekrutan Karyawan Baru
Meliputi kebutuhan administrasi yang berhubungan dengan proses
perekrutan karyawan baru selama 1 tahun.
Tabel 4.24 Perhitungan Biaya Adninistrasi Perekrutan Karyawan Baru
Rincian Harga Jumlah Biaya per Tahun
Kertas Rp 32.000/rim 11 Rp 352.000
Fotokopi Rp 125/lembar 700 Rp 87.500
Tinta Printer Rp 25.000/pack 9 Rp 225.000
Pulpen Rp 10.000/pack 5 Rp 50.000
Total Rp 714.500

Tinta Printer Rp 25.000/pack 8 Rp 200.000
Pulpen Rp 10.000/pack 3 Rp 30.000
Total Rp 676.500
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 42

5. Biaya Audit
Meliputi kebutuhan administrasi yang berhubungan dengan proses audit
karyawan selama 1 tahun.
Tabel 4.25 Perhitungan Biaya Adninistrasi Biaya Audit
Rincian Harga Jumlah Biaya per Tahun
Kertas Rp 32.000/rim 13 Rp 416.000
Fotokopi Rp 125/lembar 1000 Rp 125.000
Tinta Printer Rp 25.000/pack 12 Rp 300.000
Pulpen Rp 10.000/pack 5 Rp 50.000
Total Rp 891.000

Rekap Biaya Administrasi
Tabel 4.26 Rekap Biaya Administrasi
Jenis Biaya Administrasi Biaya/Tahun
Administrasi Penjualan Rp 676.500
Administrasi Gudang Rp 935.500
Administrasi Akuntansi Rp 1.079.500
Administrasi Perekrutan Karyawan Baru Rp 714.500
Adminstrasi Audit Rp 891.000
Total Rp 4.297.000

4.2.15 Biaya PBB
Lokasi : Jl. Raya Kaligawe KM 5 Semarang Jawa Tengah
Luas Bumi : 1500 m
2

Luas Bangunan : 604,6 m
2

Nilai jual tanah : Rp 1.050.000.000
Nilai jual bangunan : Rp 1.000.000/m
2

- Nilai tanah per m
2

=
Rp 1.050.000.000
1500
= Rp 700.000 (klas 068, NJOP = Rp 702.000 per m
2
lihat tabel NJOP bumi untuk sector perkotaan/pedesaan)

- Nilai bangunan per m
2

= Rp 1.000.000/m
2
(klas 040, NJOP = Rp 968.000,- per m
2
lihat tabel
NJOP bumi untuk sector perkotaan/pedesaan)
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 43


- NJOP tanah = 1500 X Rp 702.000 = Rp 1.053.000.000,-
- NJOP bangunan = 604,6 X Rp 968.000 = Rp 585.252.800,-
- NJOP tanah dan bangunan = Rp 1.638.252.800,-
- NJOPTKP = Rp 24.000.000,-
- NJOP untuk perhitungan PBB = Rp 1.614.252.800,-
- PBB = 0,5 % x 20% x Rp 1.614.252.800,- = Rp 1.614.252,80

Sumber:
http://www.klinik-pajak.com/2010/klasifikasi-penetapan-njop-sebagai-
dasar-pengenaan-pajak-bumi-dan-bangunan.html

4.3 Perhitungan HPP dengan Metode ABC
4.3.1 Perhitungan Biaya Produksi

Tabel 4.27 Rekap Jumlah Produksi
JIP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Persentase
Spin 13733 13768 13802 13837 13872 13908 13942 13977 14012 14047 14082 14117 167097 45%
Aero 6472 6488 6504 6521 6537 6554 6570 6587 6603 6620 6636 6653 78745 21%
Blaster 10003 10028 10053 10079 10104 10130 10155 10181 10206 10232 10257 10283 121711 33%
Total 367553


- Biaya Utama Pabrik
Biaya Material
- Tamiya Spin = 45% x Rp 5.084.438.432,- = Rp 2.287.997.294,-
- Tamiya Aero = 21% x Rp 5.084.438.432,- = Rp 1.067.732.071,-
- Tamiya Blaster = 33% x Rp 5.084.438.432,- = Rp 1.677.864.683,-
Biaya Operator
- Tamiya Spin = 45% x Rp 24.876.646,- = Rp 11.309.757,-
- Tamiya Aero = 21% x Rp 24.876.646,- = Rp 5.329.067,-
- Tamiya Blaster = 33% x Rp 24.876.646,- = Rp 8.237.822,-
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 44

Tabel 4.28 Perhitungan Biaya Utama Pabrik
Data Spin Aero Blaster
Biaya Material Rp 2.287.997.294,- Rp 1.067.732.071,- Rp 1.677.864.683,-
Biaya Operator Rp 11.309.757,- Rp 5.329.067,- Rp 8.237.822,-
Jumlah Produksi 167.097 78.745 121.711
- Biaya Overhead Pabrik

Tabel 4.29 Perhitungan Biaya Overhead Pabrik
No Daftar Biaya Total
1 Biaya Transportasi Rp 27.583.200,00
2 Biaya Manajerial Rp 2.544.000.000,00
3 Biaya Utilitas Rp 32.041.344,00
4 Biaya Operasional Rp 11.400.000,00
5 Biaya Depresiasi Rp 230.630.000,00
6 Biaya Pemasaran Rp 52.000.000,00
7 Biaya Komunikasi Rp 26.940.000,00
8 Biaya Asuransi Rp 100.000.000,00
9 Biaya Reparasi Rp 6.540.000,00
10 Biaya Kualitas Rp 654.484.800,00
11 Biaya Pengembangan SDM Rp 25.750.000,00
12 Biaya Administrasi Rp 4.297.000,00
13 Biaya PBB Rp 1.614.252,80
Total Rp 3.717.280.596,80

4.3.2 Daftar Cost driver Tahap I

Tabel 4.30 Daftar Cost Driver
Jenis Biaya Overhead Cost driver
Biaya Kualitas Aktivitas inspeksi
Biaya Manajerial Jumlah pegawai
Biaya Transportasi
Transportasi Pemasaran Jarak
Transportasi Pabrik Dist. Center Jarak
Transportasi Material Handling Jarak
Biaya Asuransi Aktivitas pemeliharaan
Biaya Depresiasi Aktivitas pemeliharaan
Biaya Reparasi Aktivitas pemeliharaan
Biaya Komunikasi Aktivitas komunikasi


Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 45

Lanjutan Tabel 4.30 Daftar Cost Driver
Biaya Administrasi
Biaya Administrasi Penjualan Aktivitas penjualan
Biaya Administrasi Gudang Aktivitas pergudangan
Biaya Administrasi Akuntansi Aktivitas penjualan
Biaya Administrasi Perekrutan
Karyawan Baru
Aktivitas pengembangan
Biaya Audit Aktivitas pengembangan
Biaya Pemasaran Aktivitas pemasaran
Biaya
Pengembangan SDM
Aktivitas pengembangan
Biaya Utilitas
Biaya Penerangan Luas Ruangan
Biaya Pendinginan Luas Ruangan
Biaya Operasional Aktivitas operasional
Biaya Air Aktivitas operasional
Biaya PBB Aktivitas pemeliharaan

4.3.3 Penjabaran Aktivitas Aktivitas

Tabel 4.31 Data Aktivitas PT. Tamiya Motor Indonesia
No Daftar Aktivitas
1 Aktivitas operasional
2 Aktivitas pemeliharaan
3 Aktivitas pengembangan
4 Aktivitas komunikasi
5 Aktivitas pemasaran
6 Aktivitas penjualan
7 Aktivitas pergudangan
8 Aktivitas inspeksi

Tabel 4.32 Data Cost Driver Aktivitas
No Aktivitas
Jarak
(km)
Luas (m
2
) Jumlah
Pegawai
Keterangan
Lampu AC Tempat Karyawan
1
Aktivitas
operasional
28
5 Supporting Staff
OB, Satpam,
Petugas
Warehouse
Kamar Mandi
Pos Satpam

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 46

Lanjutan Tabel 4.32 Data Cost Driver Aktivitas
2
Aktivitas
pemeliharaan
21 3
Departemen
Logistik Unit GA
Kepala dan Staff
Dept. Logistik
Unit GA
3
Aktivitas
pengembangan
54
7
Departemen
Penelitian dan
Pengembangan
Unit HRD dan
RND
Kepala
Departemen
Penelitian dan
Pengembangan,
Kepala serta Staff
Unit HRD dan
RND
1 Direksi Direktur Utama
4
Aktivitas
komunikasi
21 3
Departemen
Penelitian dan
Pengembangan
Unit IT
Kepala dan Staff
Dept. Penelitian
dan
Pengembangan
Unit IT
5
Aktivitas
pemasaran
15324 16,5 2
Departemen
Marketing
Kepala dan Staff
Dept. Marketing
6
Aktivitas
penjualan
30648 25,5
3
Departemen
Keuangan
Kepala dan Staff
Dept. Keuangan
1
Departemen
Marketing
Staff Dept.
Marketing
7
Aktivitas
pergudangan
102
7
Departemen
Logistik Unit
Logistik dan
Inventory
Kepala Dept.
Logistik, Kepala
serta Staff Unit
Logistik dan
Inventory
Warehouse
8
Aktivitas
inspeksi
336,6
3
Departemen
Quality Control
Kepala dan Staff
Dep. Quality
Control
7
Departemen
Produksi Unit
PPIC dan
Assembly
Kepala dan Staff
Departemen
Produksi
Lantai Produksi
Total 45972 604,6 516,6 42






Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 47

Tabel 4.33 Data Cost Driver Aktivitas Overhead
No Aktivitas Biaya Overhead
1 Aktivitas Operasional
Biaya Operasional
Biaya Air
Biaya Utilitas Pendinginan
Biaya Manajerial
Biaya Utilitas Penerangan
2 Aktivitas Pemeliharaan
Biaya Asuransi
Biaya Depresiasi
Biaya Reparasi
Biaya PBB
Biaya Utilitas Pendinginan
Biaya Manajerial
Biaya Utilitas Penerangan
3 Aktivitas Pengembangan
Biaya Administrasi
Perekrutan Karyawan Baru
Biaya Audit
Biaya Pengembangan SDM
Biaya Utilitas Pendinginan
Biaya Manajerial
Biaya Utilitas Penerangan
4 Aktivitas Komunikasi
Biaya Komunikasi
Biaya Utilitas Pendinginan
Biaya Manajerial
Biaya Utilitas Penerangan
5 Aktivitas Pemasaran
Biaya Pemasaran
Biaya Transportasi
Pemasaran
Biaya Utilitas Pendinginan
Biaya Manajerial
Biaya Utilitas Penerangan
6 Aktivitas Penjualan
Biaya Administrasi Penjualan
Biaya Administrasi
Akuntansi
Biaya Transportasi Pabrik
Dist. Center
Biaya Utilitas Pendinginan
Biaya Manajerial
Biaya Utilitas Penerangan



Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 48

Lanjutan Tabel 4.33 Data Cost Driver Aktivitas Overhead
7 Aktivitas Pergudangan
Biaya Administrasi Gudang
Biaya Transportasi Material
Handling
Biaya Utilitas Pendinginan
Biaya Manajerial
Biaya Utilitas Penerangan
8 Aktivitas Inspeksi
Biaya Kualitas
Biaya Utilitas Pendinginan
Biaya Manajerial
Biaya Utilitas Penerangan

Perhitungan Biaya Aktivitas
1 Aktivitas Operasional




- Biaya Operasional

= Rp 8.640.000,00


- Biaya Air

= Rp 2.760.000,00


- Biaya Manajerial 5 / 42 x Rp 2.544.000.000,00 = Rp 302.857.142,90


- Biaya Utilitas Penerangan 28 / 604,6 x Rp 5.977.344,00 = Rp 276.820,43 +

Rp 314.533.963,33




2 Aktivitas Pemeliharaan




- Biaya Asuransi

= Rp 100.000.000,00


- Biaya Depresiasi

= Rp 230.630.000,00


- Biaya Reparasi

= Rp 6.540.000,00


- Biaya PBB

= Rp 1.614.252,80


- Biaya Utilitas Pendinginan 21 / 516,6 x Rp 26.064.000,00 = Rp 1.059.512,20


- Biaya Manajerial 3 / 42 x Rp 2.544.000.000,00 = Rp 181.714.285,70


- Biaya Utilitas Penerangan 21 / 604,6 x Rp 5.977.344,00 = Rp 207.615,32 +

Rp 521.765.666,02




3 Aktivitas Pengembangan




- Biaya Adm. Perekrutan
Karyawan Baru
= Rp 714.500,00


- Biaya Audit

= Rp 891.000,00


- Biaya Pengembangan SDM

= Rp 25.750.000,00


- Biaya Utilitas Pendinginan 54 / 516,6 x Rp 26.064.000,00 = Rp 2.724.459,93


- Biaya Manajerial 8 / 42 x Rp 2.544.000.000,00 = Rp 484.571.428,60


- Biaya Utilitas Penerangan 54 / 604,6 x Rp 5.977.344,00 = Rp 533.867,97 +

Rp 515.185.256,50







Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 49

4 Aktivitas Komunikasi




- Biaya Komunikasi

= Rp 26.940.000,00


- Biaya Utilitas Pendinginan 21 / 516,6 x Rp 26.064.000,00 = Rp 1.059.512,20


- Biaya Manajerial 3 / 42 x Rp 2.544.000.000,00 = Rp 181.714.285,70


- Biaya Utilitas Penerangan 21 / 604,6 x Rp 5.977.344,00 = Rp 207.615,32 +

Rp 209.921.413,20




5 Aktivitas Pemasaran




- Biaya Transportasi Pemasaran

= Rp 9.194.400,00


- Biaya Pemasaran

= Rp 52.000.000,00


- Biaya Utilitas Pendinginan 16,5 / 516,6 x Rp 26.064.000,00 = Rp 832.473,87


- Biaya Manajerial 2 / 42 x Rp 2.544.000.000,00 = Rp 121.142.857,10


- Biaya Utilitas Penerangan 16,5 / 604,6 x Rp 5.977.344,00 = Rp 163.126,32 +

Rp 183.332.857,30




6 Aktivitas Penjualan




- Biaya Transportasi Pabrik-
Distribution Center
= Rp 18.388.800,00


- Biaya Administrasi Penjualan

= Rp 676.500,00


- Biaya Administrasi Akuntansi

= Rp 1.079.500,00


- Biaya Utilitas Pendinginan 25,5 / 516,6 x Rp 26.064.000,00 = Rp 1.286.550,52


- Biaya Manajerial 4 / 42 x Rp 2.544.000.000,00 = Rp 242.285.714,30


- Biaya Utilitas Penerangan 25,5 / 604,6 x Rp 5.977.344,00 = Rp 252.104,32 +

Rp 263.969.169,12




7 Aktivitas Pergudangan




- Biaya Transportasi Material
Handling
-


- Biaya Administrasi Gudang

= Rp 935.500,00


- Biaya Utilitas Pendinginan 42 / 516,6 x Rp 26.064.000,00 = Rp 2.119.024,39


- Biaya Manajerial 7 / 42 x Rp 2.544.000.000,00 = Rp 424.000.000,00


- Biaya Utilitas Penerangan 102 / 604,6 x Rp 5.977.344,00 = Rp 1.008.417,28 +

Rp 428.062.941,70




8 Aktivitas Inspeksi




- Biaya Kualitas

= Rp 654.484.800,00


- Biaya Utilitas Pendinginan 336,6 / 516,6 x Rp 26.064.000,00 = Rp 16.982.466,90


- Biaya Manajerial 10 / 42 x Rp 2.544.000.000,00 = Rp 605.714.285,70


- Biaya Utilitas Penerangan 336,6 / 604,6 x Rp 5.977.344,00 = Rp 3.327.777,03 +

Rp 1.280.509.329,63



Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 50

Tabel 4.34 Data Cost Driver Aktivitas
Aktivitas Biaya/Tahun
Aktivitas operasional Rp 314.533.963,30
Aktivitas pemeliharaan Rp 521.765.666,02
Aktivitas pengembangan Rp 515.185.256,50
Aktivitas komunikasi Rp 209.921.413,20
Aktivitas pemasaran Rp 183.332.857,30
Aktivitas penjualan Rp 263.969.169,12
Aktivitas pergudangan Rp 428.062.941,70
Aktivitas inspeksi Rp 1.280.509.329,63
Total Rp 3.717.280.596,80

4.3.4 Daftar Cost driver Tahap II
Tabel 4.35 Daftar Cost Driver Tahap 2
Kelompok Biaya Cost Driver Tahap 2
Unit Kapasitas Normal / RRP
Batch Frekuensi Pemesanan
Product Jenis Produk
Facilities Jam Kerja

Perhitungan:
- Jam Kerja
- Spin
167097
367553
1920 = 872,89
- Aero
78745
367553
1920 = 411,30
- Blaster
121711
367553
1920 = 635,8
- Jumlah Pesan
- Spin
167097
367553
12 = 5,46 5

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 51

- Aero
78745
367553
12 = 2,57 3
- Blaster
121711
367553
12 = 3,97 4

Tabel 4.36 Data Cost Driver Tahap 2
Cost driver Spin Aero Blaster Total
- Kapasitas normal 167097 78745 121711 367553
- Jam kerja 872,89 411,30 635,8 1920
- Berapa kali pesan 5 3 4 12
- Jenis produk 1 1 1 3


Tabel 4.37 Tarif Biaya Overhead Per Kelompok
No Kelompok Biaya Aktivitas Biaya Overhead Biaya Overhead Per Kelompok Biaya
1 Unit Pergudangan Rp 314.533.963,30 Rp 314.533.963,30
2 Batch
Inspeksi Rp 1.280.509.329,63
Rp 1.544.478.497,75
Penjualan Rp 263.969.169,12
3 Produk
Pemasaran Rp 183.332.857,30
Rp 698.518.113,80
Pengembangan Rp 515.185.256,50
4 Fasilitas
Pemeliharaan Rp 521.765.666,02
Rp 1.062.729.903,92 Komunikasi Rp 209.921.413,20
Operasional Rp 331.042.824,70
Total Rp 3.717.280.596,80


Tabel 4.38 Tarif Biaya Overhead
No Kelompok Biaya Biaya Overhead Cost Driver Tarif
1 Unit Rp 314.533.963,30 367553 Rp 855,75
2 Batch Rp 1.544.478.497,75 12 Rp 128.706.541,40
3 Product Rp 698.518.113,80 3 Rp 232.839.371,30
4 Facilities Rp 1.062.729.903,92 1920 Rp 553.505,16



Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 52

Tabel 4.39 Alokasi Biaya Overhead Pabrik ke Produk
Cost Driver Tahap 2 Tamiya Spin Tamiya Aero Tamiya Blaster Total
Kapasitas Normal / RRP Rp 142.993.257,80 Rp 67.386.033,75 Rp 141.552.327,20 Rp 314.533.479,90
Frekuensi Pemesanan Rp 643.532.707,00 Rp 386.119.624,20 Rp 514.826.165,60 Rp 1.544.478.496,80
Jenis Produk Rp 232.839.371,30 Rp 232.839.371,30 Rp 232.839.371,30 Rp 698.518.113,90
Jam Kerja Rp 483.149.119,10 Rp 227.656.672,30 Rp 351.918.580,70 Rp 1.062.724.372,10
Total Rp 1.502.514.455,20 Rp 914.001.701,60 Rp 1.241.136.444,80


Tabel 4.40 Harga Pokok Produksi Menurut Sistem ABC
Produk Biaya Material Biaya Operator Biaya OH HPP
Spin Rp 2.287.997.294,- Rp 11.309.757,- Rp 1.502.514.455,20 Rp 3.801.821.506,20
Aero Rp 1.067.732.071,- Rp 5.329.067,- Rp 914.001.701,60 Rp 1.987.062.839,60
Blaster Rp 1.677.864.683,- Rp 8.237.822,- Rp 1.241.136.444,80 Rp 2.927.238.949,80

Laba 30%

Tabel 4.41 Harga Pokok Produksi per Unit Menurut Sistem ABC
Produk HPP Laba
Harga Jual
Keseluruhan
Harga Jual/Unit
Spin Rp 3.801.821.506,20 Rp 1.140.546.451,86 Rp 4.942.367.958,06 Rp 29.577,84
Aero Rp 1.987.062.839,60 Rp 596.118.851,88 Rp 2.583.181.691,48 Rp 32.804,39
Blaster Rp 2.927.238.949,80 Rp 878.171.684,94 Rp 3.805.410.634,74 Rp 31.265,95







Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 53

4.4 Cash Flow Perusahaan
Tabel 4.42 Cash Flow Perusahaan

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Pemasukan

Penjualan

Rp 11.330.960.284 Rp 11.557.579.490 Rp 11.788.731.080 Rp 12.024.505.701 Rp 15.062.376.704 Rp 15.363.624.238 Rp 19.123.559.728 Rp 19.506.030.922 Rp 19.896.151.541 Rp 20.294.074.572

Pengeluaran

Asset Awal Rp 4.408.600.000

Biaya Material

Rp 5.033.594.048 Rp 5.134.265.929 Rp 5.236.951.248 Rp 5.341.690.272 Rp 5.448.524.078 Rp 5.557.494.559 Rp 5.668.644.451 Rp 5.782.017.340 Rp 5.897.657.686 Rp 6.015.610.840
Biaya Operator

Rp 24.876.646 Rp 24.876.646 Rp 26.120.478 Rp 26.120.478 Rp 26.120.478 Rp 26.120.478 Rp 27.426.502 Rp 27.426.502 Rp 27.426.502 Rp 27.426.502
Biaya Kualitas

Rp 654.484.800 Rp 654.484.800 Rp 654.484.800 Rp 654.484.800 Rp 654.484.800 Rp 654.484.800 Rp 654.484.800 Rp 654.484.800 Rp 654.484.800 Rp 654.484.800
Biaya Manajerial

Rp 2.544.000.000 Rp 2.544.000.000 Rp 2.671.200.000 Rp 2.671.200.000 Rp 2.671.200.000 Rp 2.671.200.000 Rp 2.804.760.000 Rp 2.804.760.000 Rp 2.804.760.000 Rp 2.804.760.000
Biaya Transportasi

Rp 27.583.200 Rp 27.583.200 Rp 27.583.200 Rp 27.583.200 Rp 35.858.160 Rp 35.858.160 Rp 35.858.160 Rp 35.858.160 Rp 35.858.160 Rp 35.858.160
Biaya Depresiasi

Rp 230.630.000 Rp 230.630.000 Rp 230.630.000 Rp 230.630.000 Rp 230.630.000 Rp 230.630.000 Rp 230.630.000 Rp 230.630.000 Rp 230.630.000 Rp 230.630.000
Biaya Reparasi

Rp 6.540.000 Rp 6.540.000 Rp 6.540.000 Rp 6.540.000 Rp 6.540.000 Rp 6.540.000 Rp 6.540.000 Rp 6.540.000 Rp 6.540.000 Rp 6.540.000
Biaya Komunikasi

Rp 26.940.000 Rp 26.940.000 Rp 26.940.000 Rp 26.940.000 Rp 26.940.000 Rp 26.940.000 Rp 26.940.000 Rp 26.940.000 Rp 26.940.000 Rp 26.940.000
Biaya Administrasi

Rp 4.297.000 Rp 4.297.000 Rp 4.297.000 Rp 4.297.000 Rp 4.297.000 Rp 4.297.000 Rp 4.297.000 Rp 4.297.000 Rp 4.297.000 Rp 4.297.000
Biaya Pemasaran

Rp 52.000.000 Rp 52.000.000 Rp 52.000.000 Rp 52.000.000 Rp 52.000.000 Rp 52.000.000 Rp 52.000.000 Rp 52.000.000 Rp 52.000.000 Rp 52.000.000
Biaya Pengembangan SDM

Rp 25.750.000 Rp 25.750.000 Rp 25.750.000 Rp 25.750.000 Rp 25.750.000 Rp 25.750.000 Rp 25.750.000 Rp 25.750.000 Rp 25.750.000 Rp 25.750.000
Biaya Utilitas

Rp 32.041.344 Rp 32.041.344 Rp 32.041.344 Rp 32.041.344 Rp 32.041.344 Rp 32.041.344 Rp 32.041.344 Rp 32.041.344 Rp 32.041.344 Rp 32.041.344
Biaya PBB

Rp 1.614.253 Rp 1.614.253 Rp 1.614.253 Rp 1.614.253 Rp 1.614.253 Rp 1.614.253 Rp 1.614.253 Rp 1.614.253 Rp 1.614.253 Rp 1.614.253
Biaya Operasional

Rp 11.400.000 Rp 11.400.000 Rp 11.400.000 Rp 11.400.000 Rp 11.400.000 Rp 11.400.000 Rp 11.400.000 Rp 11.400.000 Rp 11.400.000 Rp 11.400.000
Biaya Asuransi

Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 54


Lanjutan Tabel 4.42 Cash Flow Perusahaan
Total Pengeluaran Rp 4.408.600.000 Rp 8.775.751.291 Rp 8.876.423.172 Rp 9.107.552.323 Rp 9.212.291.348 Rp 9.327.400.113 Rp 9.436.370.595 Rp 9.682.386.510 Rp 9.795.759.399 Rp 9.911.399.746 Rp 10.029.352.899
Laba Rp (4.408.600.000) Rp 2.555.208.993 Rp 2.681.156.318 Rp 2.681.178.757 Rp 2.812.214.354 Rp 5.734.976.591 Rp 5.927.253.643 Rp 9.441.173.218 Rp 9.710.271.524 Rp 9.984.751.795 Rp 10.264.721.672
Pajak

Rp 255.520.899 Rp 268.115.632 Rp 268.117.876 Rp 281.221.435 Rp 573.497.659 Rp 592.725.364 Rp 944.117.322 Rp 971.027.152 Rp 998.475.180 Rp 1.026.472.167
Pengembalian Deviden

Rp 919,875,238 Rp 965,216,275 Rp 965,224,353 Rp 1,012,397,167 Rp 2,064,591,573 Rp 2,133,811,312 Rp 3,398,822,359 Rp 3,495,697,749 Rp 3,594,510,646 Rp 3,695,299,802
Laba Bersih

Rp 2,299,688,094 Rp 2,413,040,686 Rp 2,413,060,881 Rp 2,530,992,918 Rp 5,161,478,932 Rp 5,334,528,279 Rp 8,497,055,896 Rp 8,739,244,371 Rp 8,986,276,616 Rp 9,238,249,505
Cash Balance

Rp (2,108,911,906) Rp 304,128,781 Rp 2,717,189,662 Rp 5,248,182,580 Rp 10,409,661,512 Rp 15,744,189,791 Rp 24,241,245,687 Rp 32,980,490,059 Rp 41,966,766,675 Rp 51,205,016,180

Contoh Perhitungan Penjualan:

- Tahun Pertama:
Biaya Penjualan Tahun I = Harga Penjualan Spin + Harga Penjualan Aero + Harga Penjualan Blaster
= Rp 4.942.367.958,06 + Rp 2.583.181.691,48 + Rp 3.805.410.634,74
= Rp 11.330.960.284
- Tahun Kedua (Kenaikan 2% dari tahun sebelumnya):
Biaya Penjualan Tahun II = Biaya Penjualan Th I + (0,02 x Biaya Penjualan Th I)
= Rp 11.330.960.284 + Rp 226.619.205
= Rp 11.557.579.490
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 55

- Tahun Kelima (Kenaikan 2% dari tahun ke-4 dan 10% dari harga jual):
Nilai 10% = [(10% x harga jual spin) x JIP] + [(10% x harga jual aero) x JIP] +
[(10% x harga jual blaster) x JIP]
= Rp 579.639.641,56 + Rp 303.732.310,39 + Rp 443.143.327,41
= Rp 1.326.515.279,36
Biaya Penjualan Tahun V = (0,2 x Biaya Penjualan Th IV) + (Nilai 10%) + Biaya
Penjualan Th I
= Rp 15.062.376.704,00
- Tahun Ketujuh:
Nilai 10% = [(10% x harga jual baru spin) x JIP] + [(10% x harga jual baru aero) x
JIP] + [(10% x harga jual baru blaster) x JIP]
= Rp 637.603.605,72 + Rp 334.105.541,42 + 487.457.660,15
= Rp 1.459.166.807,30
Biaya Penjualan Tahun V = (0,2 x Biaya Penjualan Th VI) + (Nilai 10%) + Biaya
Penjualan Baru Th V
= Rp 14.591.668.072,96
Contoh Perhitungan Biaya Transportasi:
- Tahun Kelima
Biaya Transportasi Tahun V = Biaya Transportasi Tahun IV + (30% x Biaya
Transportasi Tahun IV)
= Rp 27.583.200 + Rp 8.274.960
= Rp 35.858.160
Contoh Perhitungan Biaya Manajerial:
- Tahun Ketiga
Biaya Manajerial Tahun III = Biaya Manajerial Tahun II + (30% x Biaya Manajerial
Tahun II)
= Rp 2.544.000.000 + Rp 127.200
= Rp 2.671.200.000
- Tahun Ketujuh
Biaya Manajerial TahunVII = Biaya Manajerial Tahun VII + (30% x Biaya
Manajerial Tahun VII)
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 56

= Rp 2.671.200.000 + Rp 133.560.000
= Rp 2.804.760.000
Contoh Perhitungan Biaya Operator
- Tahun Ketiga
Biaya Operator Tahun III = Biaya Operator Tahun II + (30% x Biaya Operator
Tahun II)
= Rp 2.544.000.000 + Rp 127.200
= Rp 2.671.200.000
- Tahun Ketujuh
Biaya Operator TahunVII = Biaya Operator Tahun VII + (30% x Biaya Operator
Tahun VII)
= Rp 2.671.200.000 + Rp 133.560.000
= Rp 2.804.760.000
Pajak (Kenaikan Pajak 10%)
Nilai Pajak 10% Tahun I = 10% x Laba Kotor Tahun I
= 10% x Rp 2.555.208.993
= Rp 255.520.899
Pembagian Deviden (Sebesar 40%)
Nilai Pembagian Deviden Tahun I = 40% x (Laba kotor Tahun I Pajak Tahun I)
= 40% x (Rp 2.555.208.993 - Rp 255.520.899)
= Rp 919,875,238

4.5 Analisis Kelayakan Investasi
4.5.1 Payback Period
Cara 1:
Tabel 4.43 Perhitungan Payback Period Cara 1
Tahun Bulan Net Profit Kumulatif Net Profit
1

Rp 2.299.688.094,13 Rp 2.299.688.094,13
2 1 Rp 201.086.723,87 Rp 2.500.774.818,00

2 Rp 201.086.723,87 Rp 2.701.861.541,86

3 Rp 201.086.723,87 Rp 2.902.948.265,73

4 Rp 201.086.723,87 Rp 3.104.034.989,59
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 57

Lanjutan Tabel 4.43 Perhitungan Payback Period Cara 1

5 Rp 201.086.723,87 Rp 3.305.121.713,46

6 Rp 201.086.723,87 Rp 3.506.208.437,32

7 Rp 201.086.723,87 Rp 3.707.295.161,19

8 Rp 201.086.723,87 Rp 3.908.381.885,06

9 Rp 201.086.723,87 Rp 4.109.468.608,92

10 Rp 201.086.723,87 Rp 4.310.555.332,79

11 Rp 201.086.723,87 Rp 4.511.642.056,65

Jadi, modal/investasi perusahaan akan kembali dalam periode waktu 1 tahun
11 bulan.

Cara 2:
Berikut adalah tabel rekap cash balance selama 10 tahun:

Tabel 4.44 Perhitungan Payback Period Cara 2
Periode Cash balance
0 Rp (4.408.600.000)
1 Rp (2.108.911.906)
2 Rp 304.128.781
3 Rp 2.717.189.662
4 Rp 5.248.182.580
5 Rp 10.409.661.512
6 Rp 15.744.189.791
7 Rp 24.241.245.687
8 Rp 32.980.490.059
9 Rp 41.966.766.675
10 Rp 51.205.016.180

2
1
=
304.128.781 0
0 (2.108.911.906)

2
1
=
304.128.781
2.108.911.906

2.108.911.906 2 = 304.128.781( 1)
4.217.823.812 2.108.911.906 = 304.128.781 304.128.781
4.521.952.593 = 2.413.040.687
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 58

= 1,87
Berdasarkan perhitungan diatas, modal/investasi perusahaan akan kembali
setelah 1,87 tahun atau 1 tahun 11 bulan.

4.5.2 NPV

Contoh perhitungan:
DF = 1/(1,055^periode)
= 1/(1,055^1) = 0,9478
PV Net Benefit = Net benefit x DF
= Rp 2.299.688.094,13 x 0,9478 = Rp 2.179.799.141,36

Tabel 4.45 Perhitungan NPV
Periode Net Benefit DF (5,5%) PV net benefit

0,055

0 Rp (4.408.600.000,00) 1 Rp (4.408.600.000,00)
1 Rp 2.299.688.094,13 0,947867299 Rp 2.179.799.141,36
2 Rp 2.413.040.686,39 0,898452416 Rp 2.168.002.233,90
3 Rp 2.413.060.881,41 0,851613664 Rp 2.054.995.619,12
4 Rp 2.530.992.918,39 0,807216743 Rp 2.043.059.860,91
5 Rp 5.161.478.931,79 0,765134354 Rp 3.949.224.847,34
6 Rp 5.334.528.279,05 0,725245833 Rp 3.868.844.405,53
7 Rp 8.497.055.896,34 0,687436809 Rp 5.841.188.987,48
8 Rp 8.739.244.371,33 0,651598871 Rp 5.694.481.762,84
9 Rp 8.986.276.615,82 0,617629261 Rp 5.550.187.388,03
10 Rp 9.238.249.505,19 0,585430579 Rp 5.408.353.760,72
TOTAL (NPV) Rp 34.349.538.007,23

Dari perhitungan NPV untuk 10 periode tersebut menunjukkan nilai
NPV yang lebih besar dari pada nol, sehingga dapat diterima. maka NPV
tersebut dapat dikatakan layak dan investasi perusahaan di masa yang akan
datang akan menghasilkan keuntungan, sehingga perusahaan PT. Indonesia
Tamiya Motor layak didirikan.

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 59

4.5.3 IRR
NPV 1
Tabel 4.46 Perhitungan IRR ( NPV 1 )
Periode Net Benefit DF (5,5%) PV net benefit

0,055

0 Rp (4.408.600.000,00) 1 Rp (4.408.600.000,00)
1 Rp 2.299.688.094,13 0,947867299 Rp 2.179.799.141,36
2 Rp 2.413.040.686,39 0,898452416 Rp 2.168.002.233,90
3 Rp 2.413.060.881,41 0,851613664 Rp 2.054.995.619,12
4 Rp 2.530.992.918,39 0,807216743 Rp 2.043.059.860,91
5 Rp 5.161.478.931,79 0,765134354 Rp 3.949.224.847,34
6 Rp 5.334.528.279,05 0,725245833 Rp 3.868.844.405,53
7 Rp 8.497.055.896,34 0,687436809 Rp 5.841.188.987,48
8 Rp 8.739.244.371,33 0,651598871 Rp 5.694.481.762,84
9 Rp 8.986.276.615,82 0,617629261 Rp 5.550.187.388,03
10 Rp 9.238.249.505,19 0,585430579 Rp 5.408.353.760,72
TOTAL (NPV) Rp 34.349.538.007,23

NPV 2
Tabel 4.47 Perhitungan IRR ( NPV 2 )
Periode Net Benefit DF (66%) PV net benefit

0,66

0 Rp -4.408.600.000,00 1,00 Rp -4.408.600.000,00
1 Rp 2.299.688.094,13 0,60 Rp 1.385.354.273,57
2 Rp 2.413.040.686,39 0,36 Rp 875.686.125,12
3 Rp 2.413.060.881,41 0,22 Rp 527.526.177,01
4 Rp 2.530.992.918,39 0,13 Rp 333.317.854,63
5 Rp 5.161.478.931,79 0,08 Rp 409.480.965,64
6 Rp 5.334.528.279,05 0,05 Rp 254.945.583,81
7 Rp 8.497.055.896,34 0,03 Rp 244.631.207,45
8 Rp 8.739.244.371,33 0,02 Rp 151.568.579,06
9 Rp 8.986.276.615,82 0,01 Rp 93.887.330,42
10 Rp 9.238.249.505,19 0,01 Rp 58.144.522,33
TOTAL (NPV) Rp -74.057.380,95


Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 60

( )
1 2
2 1
1
1
i i
NPV NPV
NPV
i IRR
|
|
.
|

\
|

+ =
( ) 0,055 69 , 0
,95 74.057.380 .007,23 34.349.538
.007,23 34.349.538
0,055 IRR |
.
|

\
|
+
+ =
IRR = 0.69 = 69 %, MARR 5,5 %
Keputusan Diterima karena IRR > MARR



















Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 61

BAB V
ANALISIS

5.1 Analisis HPP
Dalam menentukan harga pokok produksi (HPP) kami mnggunakan metode
ABC yang terdiri atas dua tahap. Pada tahap pertama dilakukan perhitungan biaya
produksi yang terdiri atas biaya utama pabrik yaitu biaya material dan biaya
operator. Perhitungan biaya material dan biaya operator ini dilakukan untuk
mengetahui nilai biaya material dan operator masing masing jenis tamiya yaitu
spin, aero, dan blaster. Nilai biaya material dan biaya operator disesuaikan dengan
persentase masing masing jenis tamiya yang diperoleh dari jumlah JIP tamiya
dalam satu tahun. Setelah dilakukan perhitungan biaya overhead, dilakukan
penentuan cost driver untuk masing masing biaya tersebut. Dari penentuan cost
driver tersebut, kemudian dilakukan pengelompokan biaya biaya berdasarkan
aktivitas aktivitasnya. Setelah dikelompokkan, maka ditentukan cost driver dari
masing masing aktivitas tersebut.
Setelah dilakukan penentuan cost driver tahap I dilakukan penentuan cost driver
tahap II. Pada tahap II ini dilakukan pengelompokan biaya berdasarkan levelnya, yaitu
aktivitas berlevel unit, batch, product, dan facilities. Untuk aktivitas berlevel unit terdiri
atas biaya pergudangan dengan pemicu biaya kapasitas normal. Aktivitas berlevel batch
terdiri atas biaya inspeksi dan penjualan dengan pemicu biaya frkuensi pemesanan. Pada
aktivitas berlevl product terdiri atas biaya pemasaran dan pengembangan dengan cost
driver jenis produk. Sedangkan biaya pemeliharaan, komunikasi, dan operasional
dikelompokkan pada aktivitas berlevel fasilitas dengan pemicu biaya jam kerja. Melalui
penggolongan aktivitas berdasarkan levelnya, kemudian diperoleh biaya overhead masing
masing tamiya.
HPP diperoleh dari hasil penjumlahan biaya material, biaya operator, dan
biaya overhead. Biaya material diperoleh dari hasil output modul 5. Sedangkan
biaya operator diperoleh melalui perhitungan biaya operator yaitu sejumlah 16
orang pada lantai produksi dan biaya overhead diperoleh melalui perhitungan
dengan metode ABC yang telah dilakukan.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 62


5.2 Analisis Cash Flow
Cash Flow merupakan aliran kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan, untuk
melihat periode mana yang paling menguntungkan, usaha mana yang paling banyak
mengeluarkan biaya, usaha mana yang perputarannya cepat tetapi marginnya kecil,
dan sebagainya, sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi saat itu. Dalam Cash
flow, terdapat informasi tentang pemasukan, pengeluaran, total pengeluaran, laba,
pajak, pembagian deviden, laba bersih, dan cash balance. Pada tahun ke-0 yaitu
2012, pengeluaran PT. ITM untuk aset awal adalah sebesar Rp. 4.408.600.000,00,
pada tahun ini tidak terdapat hasil penjualan sebagai pemasukan sehingga laba yang
diperoleh besifat negatif. Pada tahun ke-1, PT. ITM sudah memperoleh hasil
penjualan ketiga jenis tamiyanya sebesar Rp. 11.330.960.284,00 sebagai
pemasukan, namun disamping itu, pada tahun ini, PT.ITM juga melakukan
pengeluaran untuk proses produksi tamiya yang meliputi berbagai macam biaya,
baik biaya langsung maupun biaya tidak langsung, yaitu sebesar Rp.
8.775.751.291,00. Sehingga dapat dihitung laba kotor yang diperoleh PT. ITM
tahun ke-1 dengan menghitung selisih dari pemasukan dan pengeluaran, yaitu
sebesar Rp. 2.555.208.993,00, kemudian di potong pajak sebesar 10% dari laba,
dan pembagian deviden dihitung sebesar 40% dari laba, sehingga diperoleh nilai
laba bersihnya Rp 2.299.688.094. laba bersih tahun ke-1 ini digunakan untuk
menutupi pengeluaran asset awal PT. ITM, sehingga pada tahun ini PT. ITM masih
mengalami kerugian karena perusahaan masih dalam tahap membangun kestabilan
alran kas perusahaan. Dengan adanya situasi dan kondisi yang mempengaruhi PT.
ITM, seperti adanya kenaikan penjualan sebesar 2% tiap tahun, kenaikan biaya
material sebesar 2%/tahun, kenaikan BBM 30% pada tahun ke-5, kenaikan UMR
pada tahun ke-3 dan ke-7, adanya peningkatan harga jual 10% pada tahun ke-5 dan
ke-7 akibat BBM dan UMR yang mengalami kenaikan, maka nilai laba yang
diperoleh PT. ITM dari tahun ke tahun berbeda-beda. Dari perhitungan cash flow
yang terdapat pada PT. Indonesia Tamiya Motor, pada tahun kedua terjadi
keseimbangan antara pengeluaran dan pemasukan, dilihat dari nilai cash balance
yang mulai menunjukkan nilai positif daripada tahun pertama yang menunjukkan
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 63

nilai negatif karena masih dalam rangka pengembalian modal yang dikeluarkan
untuk membangun asset awal. Cashflow PT. ITM ini menunjukkan adanya
peningkatan keuntungan/laba sstelah tahun ke-2. Hal ini menandakan bahwa PT.
ITM memiliki cashflow yang bagus dalam bisnis penjualan produk tamiyanya.

5.3 Analisis Kelayakan Investasi
5.3.1 Analisis Payback Period
Payback Period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan investasi yang telah dikeluarkan, yang merupakan salah satu
indikator untuk analisis kelayakan investasi perusahaan. Berdasarkan
perhitungan Payback Period yang telah dilakukan sebelumnya, net profit pada
periode pertama yang dihasilkan oleh perusahaan PT Indonesia Tamiya
Motor adalah sebesar Rp 2.299.688.094,13, yang berarti belum bisa
mengembalikan investasi awal sebesar Rp Rp 4.408.600.000, dan net profit
pada perhitungan pada periode kedua adalah Rp 201.086.723,87 , dimana
kumulatif laba bersih baru adalah Rp 2.500.774.818,00. Begitu seterusnya.
Dapat disimpulkan bahwa PT. Indonesia Tamiya Motor membutuhkan waktu
selama 1 tahun 11 bulan untuk mengembalikan modal PT Indonesia Tamiya
Motor.
5.3.2 Analisis Metode Net Present Value
NPV dapat dikatakan layak jika memiliki nilai lebih dari 0, sehingga
dapat diperkirakan investasi yang kita lakukan akan menghasilkan
keuntungan di masa yang akan datang.
Nilai net benefit yang dihasilkan selama 10 periode menghasilkan
nilai yang berbeda-beda, begitu juga dengan present valuenya juga
memiliki nilai yang berbeda selama 10 tahun berturut- turut yaitu Rp.
2.179.799.141,36 untuk periode pertama, Rp. 2.168.002.233,90 untuk
periode kedua, Rp. 2.054.995.619,12 untuk periode ketiga, Rp.
2.043.059.860,91 untuk periode keempat, Rp. 3.949.224.847,34 untuk
periode kelima, Rp. 3.868.844.405,53 untuk periode keenam, Rp.
5.841.188.987,48 untuk periode ketujuh, Rp. 5.694.481.762,84 untuk
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 64

periode kedelapan, Rp. 5.550.187.388,03 untuk periode kesembilan, dan
Rp. 5.408.353.760,72 untuk periode kesepuluh. Dari perhitungan NPV
untuk 10 periode tersebut menunjukkan nilai NPV yang lebih besar dari
pada nol, sehingga dapat disimpulkan PT. Indonesia Tamiya Motor layak
untuk didirikan.
5.3.3 Analisis Metode Internal Rate of Return
IRR merupakan sebuah tingkat pengendalian investasi yang dihasilkan
dari sebuah proyek. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan,
diperoleh nilai IRR sebesar 69 %. Sedangakan MARR merupakan suatu
tingkat pengembalian tertentu yang diperoleh relative tanpa resiko, dimana
nilai SBI adalah 5,5 %. Berdasarkan data hasil perhitungan tersebut diketahui
nilai IRR lebih besar daripada nilai SBI, sehingga dapat dikatakan bahwa PT.
Indonesia Tamiya Motor layak untuk diinevestasikan.

















Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 65

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari laporan analisis finansial ini adalah
sebagai berikut:
1. Dalam proses bisnis yang dilakukan oleh PT. Indonesia Tamiya Motor terdapat 8
aktivitas yang diidentifikasi, yaitu :
aktivitas operasional
aktivitas pemeliharaan
aktivitas pengembangan
aktivitas komunikasi
aktivitas pemasaran
aktivitas penjualan
aktivitas pergudangan
aktivitas inspeksi
2. Setiap aktivitas yang dilakukan terdapat biaya-biaya yang dibutuhkan untuk
melakukan aktivitas tersebut. Jenis biaya setiap aktivitas adalah sebagai berikut.

Tabel 6.1 Rekap Data Cost Driver Aktivitas Overhead
Aktivitas Jenis Biaya Biaya/Tahun
Aktivitas operasional Biaya Operasional
Rp 314.533.963,30
Biaya Air
Biaya Utilitas Pendinginan
Biaya Manajerial
Biaya Utilitas Penerangan
Aktivitas pemeliharaan Biaya Asuransi
Rp 521.765.666,02
Biaya Depresiasi
Biaya Reparasi
Biaya PBB
Biaya Utilitas Pendinginan
Biaya Manajerial
Biaya Utilitas Penerangan

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 66

Lanjutan Tabel 6.1 Rekap Data Cost Driver Aktivitas Overhead
Aktivitas
pengembangan
Biaya Administrasi Perekrutan
Karyawan Baru
Rp 515.185.256,50
Biaya Audit
Biaya Pengembangan SDM
Biaya Utilitas Pendinginan
Biaya Manajerial
Biaya Utilitas Penerangan
Aktivitas komunikasi Biaya Komunikasi
Rp 209.921.413,20
Biaya Utilitas Pendinginan
Biaya Manajerial
Biaya Utilitas Penerangan
Aktivitas pemasaran Biaya Pemasaran
Rp 183.332.857,30
Biaya Transportasi Pemasaran
Biaya Utilitas Pendinginan
Biaya Manajerial
Biaya Utilitas Penerangan
Aktivitas penjualan Biaya Administrasi Penjualan
Rp 263.969.169,12
Biaya Administrasi Akuntansi

Biaya Transportasi Pabrik Dist.
Center
Biaya Utilitas Pendinginan
Biaya Manajerial
Biaya Utilitas Penerangan
Aktivitas pergudangan Biaya Administrasi Gudang
Rp 428.062.941,70
Biaya Transportasi Material Handling
Biaya Utilitas Pendinginan
Biaya Manajerial
Biaya Utilitas Penerangan
Aktivitas inspeksi Biaya Kualitas
Rp 1.280.509.329,63
Biaya Utilitas Pendinginan
Biaya Manajerial
Biaya Utilitas Penerangan
Total Rp 3.717.280.596,80

3. Dalam perhitungan HPP menggunakan metode ABC dan diperoleh nilai HPP per
unit pada tiap jenis tamiya yaitu:

Tabel 6.2 Rekap Harga Pokok Produksi per Produk Menurut Sistem ABC
Produk Biaya Material Biaya Operator Biaya OH HPP
Spin Rp 2.287.997.294,- Rp 11.309.757,- Rp 1.502.514.455,20 Rp 3.801.821.506,20
Aero Rp 1.067.732.071,- Rp 5.329.067,- Rp 914.001.701,60 Rp 1.987.062.839,60
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 67

Lanjutan Tabel 6.2 Rekap Harga Pokok Produksi per Produk Menurut Sistem ABC
Blaster Rp 1.677.864.683,- Rp 8.237.822,- Rp 1.241.136.444,80 Rp 2.927.238.949,80

4. Dari cash flow PT. ITM, dapat dilihat aliran arus kas keuangan yang masuk dan
keluar dalam perusahaan. Pemasukan adalah hasil penjualan yang diperoleh selama
tahun itu. Pengeluaran merupakan biaya untuk asset awal pada tahun ke-0, biaya
utama dan biaya overhead perusahaan. Dan Laba bersih bersih merupakan hasil
pengurangan laba dengan pajak dan pembagian deviden. Dengan adanya situasi dan
kondisi yang mempengaruhi PT. ITM, seperti adanya kenaikan penjualan sebesar
2% tiap tahun, kenaikan biaya material sebesar 2%/tahun, kenaikan BBM 30% pada
tahun ke-5, kenaikan UMR pada tahun ke-3 dan ke-7, adanya peningkatan harga
jual 10% pada tahun ke-5 dan ke-7 akibat BBM dan UMR yang mengalami
kenaikan, maka nilai laba yang diperoleh PT. ITM dari tahun ke tahun berbeda-
beda. Cash Balancenya adalah sebagai berikut:
Tabel 6.3 Rekap Cash Balance
Periode Cash balance
0 Rp (4.408.600.000)
1 Rp (2.108.911.906)
2 Rp 304.128.781
3 Rp 2.717.189.662
4 Rp 5.248.182.580
5 Rp 10.409.661.512
6 Rp 15.744.189.791
7 Rp 24.241.245.687

5. Untuk mengetahui investasi yang dilakukan layak ataupun tidak untuk
diinvestasikan, diperlukan beberapa Analisa kelayakan investasi. Setelah dihitung
kelayakan investasinya, maka yang diperoleh PT. Indonesia Tamiya Motor :
- Payback Period 1 tahun 11 bulan.
- Memiliki nilai NPV sebesar Rp 34.349.538.007,23
- IRR 69 %
PT. Indonesia Tamiya Motor memiliki investasi yang layak karena memiliki
NPV positif lebih besar dari 0 dan IRR lebih besar daripada MARR. Dimana
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 9

Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro 68

MARR sama dengan suku bunga Bank Indonesia. Disamping itu, PT. ITM
memiliki jangka waktu yang tidak begitu lama untuk mengembalikan semua modal
yang telah dikeluarkan pada awal perusahaan ini berdiri. Sehingga dapat
disimpulkan kelayakan investasi pada PT. ITM ini sangat layak.

6.2 Saran
Dalam melakukan analisis finansial, seharusnya:
1. Praktikan lebih memahami bagaimana menentukan cost driver dalam
perhitungan HPP dengan menggunakan metode ABC sehingga lebih mudah
dalam memperhitungkan biaya cost drivernya.
2. Praktikan lebih memahami pembagian-pembagian job kerja ke dalam aktivitas-
aktivitas yang benar.
3. Praktikan lebih teliti dalam menentukan biaya-biaya sesuai dengan input dari
modul-modul sebelumnya sehingga ketika menyusun HPP dapat menghasilkan
HPP yang benar.
4. Asisten lebih teliti dalam menilai laporan, supaya tidak melakukan kesalahan
ketika menerangkan kepada praktikan dan tidak mengoreksi bagian atas laporan
ketika perhitungan setelahnya sudah dibuat, karena perhitungan seperti ini
bersifat dependen satu sama lain.

You might also like