You are on page 1of 14

BAB I

PENDIDIK & PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. EKSISTENSI PENDIDIK Dalam pelaksanaan pendidikan Islam, peranan pendidik sangat penting artinya dalam proses pendidikan, karena dia yang bertanggung jawab dan menentukan arah pendidikan tersebut1. Berikut, penjelasan lebih lanjut mengenai pendidik.

1. PENGERTIAN PENDIDIK 1.1 Secara Etimologi Dalam konteks pendidikan Islam, pendidik disebut dengan murabbi, muallim dan muaddib2. Kata murabbi berasal dari kata rabba, yurabbi yang berorientasi pada pemeliharaan jasmani & rohani. Kata muallim isim fail dari allama, yang umumnya dipakai dalam membicarakan aktifitas yang lebih terfokus pada pemberian atau pemindahan ilmu pengetahuan. Sedangkan kata muaddib, berasal dari addaba, yuaddibu, yang merupakan perluasan makna dari muallim dan lebih terkonsep dengan pendidikan Islam. 1.2 Secara Terminologi Moh. Fadhil al-Djamil menyebutkan, bahwa pendidik adalah orang yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik sehingga terangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar yang dimiliki oleh manusia3.

Muzzayin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) h.167 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008) h. 56 Ibid., h. 58

2. JENIS PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM Pendidik dalam pendidikan Islam ada beberapa macam, yaitu: 1. Allah SWT Dari berbagai ayat Al-Quran yang membicarakan tentang kedudukan Allah sebagai pendidik dapat dipahami dalam firman-firman yang diturunkannya kepada Nabi Muhammad SAW. Allh memiliki pengetahuan yang amat luas, yang mana juga merupakan pencipta -seluruh jagad raya. Ayat-ayat Al-Quran di bawah menjelaskan Allah SWT sebagai pendidik bagi manusia.

Segala pujian bagi Allah, Tuhan semesta alam. (Q.S. Al-Fatihah: 2)

Dan Dia (Allah) mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, . . . (Q.S.Al-Baqarah: 31)

2. Nabi Muhammad SAW Nabi Muhammad SAW sebagai penerima wahyu Al-Quran yang bertugas menyampaikan petunjuk-petunjuk kepada seluruh umat Islam kemudian dilanjutkan dengan mengajarkan kepada manusia ajaran-ajaran tersebut. 3. Orang Tua Pendidik dalam keluarga, adalah orang tua. Hal ini disebabkan, orang tua lah yang mengenalkan pendidikan sejak dini kepada anak-anak mereka mengenai dasar pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup. 4. Guru

Pendidik di lembaga pendidikan persekolahan disebut dengan guru, yang meliputi guru madrasah dari taman kanak-kanak, sekolah menengah, sampai dosen-dosen di perguruan tinggi, ulama di dayah, dan lain sebagainya.

3. KEUTAMAAN PENDIDIK Pekerjaan sebagai guru adalah suatu pekerjaan yang luhur dan mulia, baik ditinjau dari sudut masyarakat, negara dan sudut keagamaan. Allah SWT berfirman:

Allah meningkatkan derajat orang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat. (Q.S.Al-Mursalat: 11)

Firman Allah tersebut menggambarkan tinnginya kedudukan orang yang mempunyai ilmu pengetahuan (pendidik). Hal ini beralasan bahwa dengan

pengetahuan dapat mengantarkan manusia untuk saling berpikir dan menganalisa hakikat semua fenomena yang ada pada alam, sehingga mampu membawa manusia semakin dekat dengan Allah SWT. Keutamaan dan tingginya keduudukan guru dalam Islam tak lepas dari realisasi agama Islam yang memuliakan pendidikan. Maka tidaklah heran jika agama Islam memuliakan seorang pendidik dikarenakan suatu ilmu pengetahuan didapatkan dari proses belajar dan mengajar.

4. TUGAS, TANGGUNG JAWAB & HAK PENDIDIK 4.1 TUGAS PENDIDIK A. Tugas secara umum

Tugas utama pendidik adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan hati manusia. ini semua dilakukan semata-mata hanya untuk menyembah Allah SWT. B. Tugas secara khusus 1.) Sebagai pengajar (instruksional) yang bertugas merencanakan,

melaksanakan & penilaian program pengajaran. 2.) Sebagai pendidik (edukator) yang mengarahkan peserta didik menjadi seseorang yang berdimensi religius, budaya, & ilmiah. 3.) Sebagai pemimpin (managerial) yang mengorganisir diri sendiri, peserta didik & masyarakat yang terkait.

4.2 TANGGUNG JAWAB PENDIDIK Tanggung jawab pendidik adalah mendidik individu supaya beriman kepada Allah SWT, menempa moral serta memberikan pendidikan kepada peserta didik4. Namun itu semua tidak akan mudah terwujud tanpa bantuan serta merta tanggung jawab dari orang tua yang harus menyadari keterbatasan seorang guru sebagai pendidik.

4.3 HAK PENDIDIK Dibalik semua tanggung jawabnya sebagai pendidik, mereka tentu berhak untuk mendapatkan hasil dari kerja keras mereka seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut: A. Gaji

Ibid., h. 63-64

Seperti yang kita ketahui, pendidik yang berstatus sebagai abdi negara di bidang pendidikan akan diberi gaji dan tunjangan lainnya oleh pemerintah. Namun bagaimana jika pendidik yang berstatus non-PNS? Mungkin saja mereka akan digaji oleh yayasan yang dididiknya atau bahkan tidak mendapatkannya. Jika semuanya dilakukan semata-mata untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT, maka mereka akan mendapatkan gaji dari Allah SWT. B. Mendapatkan penghargaan Dikarenakan guru adalah seseorang yang telah memperbaiki tingkah laku peserta didik, maka sudah sepantasnyalah mereka mendapatkan penghargaan dan penghormatan atas peran yang diembannya.

5. KODE ETIK PENDIDIK 5.1 KODE ETIK PENDIDIK DI INDONESIA Kode etik guru adalah norma-norma yang harus dipatuhi oleh guru dalam melaksanakan tugasnya. Berikut penjabarannya: A. Kode etik guru Indonesia 1.) Guru berbakti membimbing anak didiknya, meningkatkan mutu & kualitas seorang guru, serta melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan Pemerintah dalam bidang pendidikan. 2.) Keprofesionalan guru dalam penerapan kurikulum. 3.) Guru menjaga hubungan yang harmonis & kerja sama yang terjalin dengan para peserta didik, orang tua peserta didik, perangkat sekolah beserta dewan guru, juga dengan lingkungan masyarakat sekitar. B. Kode etik jabatan guru

1.) Guru hendaknya mewujudkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. 2.) Guru diharapkan untuk menjadi contoh teladan bagi peserta didiknya, dan mencintai seluruh elemen pendidikannya. 3.) Guru berkewajiban untuk selalu meningkatkan kualitas pengetahuannya. 4.) Guru diharapkan menghargai masyarkat di sekitarnya. 5.) Guru berkewajiban menjaga kesehatan jasmani & rohaninya serta berpenampilan menarik. 6.) Guru diharapkan untuk selalu mengutamakan kesederhanaan. 7.) Guru berusaha untuk selalu terbuka & demokratis dengan atasannya yang kedua-duanya bertujuan untuk meningkatkan mutu & pelayanan pendidikan yang merupakan tanggung jawab bersama. 8.) Guru diharapkan meningkatkan rasa kekeluargaan beserta semangat korps dengan rekan-rekan kerjanya. 9.) Guru diharapkan untuk musyawarah dan mufakat dalam mentolerir setiap persoalan. 10.) Guru tidak memaksakan masalah pribadinya kepada peserta didiknya. 11.) Guru berkewajiban secara aktif dalam berbagai kegiatan di sekolah. 12.) Guru diwajibkan untuk selalu disiplin dan mentaati segala adat istiadat dimana dia bertugas.

5.2 KODE ETIK PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Al Kanani5 mengutarakan persyaratan seorang pendidik yang merupakan kode etik bagi mereka dalam pendidikan Islam yaitu: A. Yang berkenaan dengan dirinya sendiri 1.) Hendaknya guru menjaga tutur kata & perbuatan karena Allah SWT. 2.) Hendaknya guru memelihara kemuliaan ilmu. 3.) Hendaknya guru bersifat zuhur (hidup secara sederhana). 4.) Hendaknya guru tidak berorientasi duniawi. 5.) Hendaknya guru melakukan pekerjaan yang halal. 6.) Hendaknya guru melaksanakan syiar-syiar Islam. 7.) Hendaknya guru memelihara perkara yang disunatkan dalam agama Islam. 8.) Hendaknya guru mengaplikasikan akhlak terpuji yang akan dijadikan teladan atau panutan. 9.) Hendaknya guru memanfaatkan waktu luangnya dengan perihal yang bermanfaat. 10.) Hendaknya guru selalu dalam tahap pembelajaran. 11.) Hendaknya guru selalu mengasah kemampuannya.

B. Yang berkenaan dengan pelajaran 1.) Hendaknya guru menjaga dirinta dari hadas kecil dan besar. 2.) Hendaknya guru selalu berniat & pembelajaran. 3.) Hendaknya guru mengambil tempat yang tinggi agar mudah para peserta didik mudah mengerti apa yang disampaikan. berdoa untuk kelancaran proses

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, dalam Badruddin Ibn Jamaah al-Kanani (ed.), Tazkirah al-Sami aw alMutakallim fi Adab al Alim wa al-Mutallim. (Bairut: Dar al-Kutub, 1978) h. 1019

4.) Hendaknya guru membaca sebagian dari ayat Al-Quran lalu dilanjutkan dengan membaca basmallah sebelum mengajar. 5.) Hendaknya guru selalu membubuhkan bumbu-bumbu Islam dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan. 6.) Hendaknya guru mengusahakan suaranya agar jangan terlalu keras ataupun terlalu pelan. 7.) Hendaknya guru menyampaikan pelajaran dengan tata cara yang mudah dicerna oleh peserta didik. 8.) Hendaknya guru menjaga ketertiban di kelas. 9.) Hendaknya guru bersikap bijaksana dan jujr dalam pengajaran. 10.) Hendaknya guru berusaha untuk menciptakan suasana kekeluargaan di kelasnya. 11.) Hendaknya guru menutup pelajaran dengan kata-kata wallahu alam (Allah SWT yang Maha Tahu). 12.) Hendaknya guru tidak mengajar di bidang yang tidak dikuasainya.

C. Yang berkenaan dengan muridnya 1.) Hendaknya guru mengajar dengan niat hanya untuk mengharapkan keridhaan Alaah SWT. 2.) Hendaknya guru siap sedia untuk mengajar murid yang memang tidak mempunyai niat tulus untuk belajar. 3.) Hendaknya guru mencintai para peserta didiknya seperti dia mencintai dirinya. 4.) Hendaknya guru selalu memotivasi siswanya untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya.

5.) Hendaknya guru menyampaikan materi pembelajaran dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh para peserta didiknya. 6.) Hendaknya guru melakukakn evaluasi terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukannya. 7.) Hendaknya guru selalu bertindak adil terhadap peserta didiknya. 8.) Hendaknya guru berusaha membantu memenuhi kemaslahatan murid, baik dengan dukungan materil daupun moril. 9.) Hendaknya guru meneropong perkembangan intelektual maupun akhlak dari para peserta didiknya.

6. PERAN PENDIDIK Peran pendidik sangatlah penting karena belum dapat digantikan dengan teknologi paling canggih sekalipun. Ini disebabkan karena tugas dan tanggung jawab guru dijadikan sebagai tolak ukur dan panutan bagi peserta didiknya maupun warga masyarakat. Peran ini lebih frontal jika harus diseimbangkan dengan aspek kehidupan dewasa ini yang mutlak memerlukan faktor agamis, yakni, pendidikan Islam. Sehubungan dengan ini, peran guru hendaklah mencontoh peran Rasulullah yang Allah SWT isyaratkan dalam Al-Quran untuk mengajarkan al-Kitab dan alHikmah kepada manusia serta mensucikan mereka, yakni meengembangkan dan membersihkan jiwa mereka.

Artinya :

Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan al-Hikmah serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkau Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Q.S.Al-Baqarah: 129)

B. EKSISTENSI PESERTA DIDIK 1. PENGERTIAN PESERTA DIDIK Dalam sistem pendidikan Islam, salah satu komponen yang terdapat di dalamnya adalah peserta didik. Secara formal, peserta didik merupakan seseorang yang sedang dalam fase pertumbuhan & perkembangan yang memerlukan pembimbing dari seorang pendidik6. Sedangkan berdasarkan pada Pasal 1 ayat 4 UUD RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jemjang dan jenis pendidikan tertentu.

2. KEBUTUHAN PESERTA DIDIK Ramayulis7 menguraikan kebutuhan peserta didik yang harus ditransfer oleh pendidik, diantaranya: A. Kebutuhan fisik Pendidik selayaknya memberikan pemahaman tentang pertumbuhan melalui berbagai kegiatan bimbingan, seperti bimbingan pribadi atau dalam bimbingan kelompok.

Ibid., h. 77 Ibid., h. 78-80

B. Kebutuhan sosial Pendidik wajib memenuhi kebutuhan ini kepada para peserta didiknya agar mereka memperolah posisis dan berprestasi dalam masyarakat. C. Kebutuhan untuk mendapatkan status Pendidik wajib memenuhi kebutuhan ini kepada para peserta didiknya agar mereka mendapat suatu pengakuan dan kebanggaan untuk diterima serta dikenal sebagai individu yang berarti dalam kelompok teman sebayanya. D. Kebutuhan mandiri Pendidik wajib memenuhi kebutuhan ini kepada para peserta didiknya agar mereka tidak memberontak atau menolak segala nasehat yang diberikan. E. Kebutuhan untuk berprestasi Kebutuhan ini buah hasil dari kebutuhan untuk mendapat status dan mandiri, yang merupakan hasil dari kegigihan mereka sendiri. F. Kebutuhan untuk disayangi & dicintai Pendidik wajib memenuhi kebutuhan esensial ini kepada para peserta didiknya agar sikap mental mereka akan terpengaruhi. Namun, cinta kasih dari Allah SWT yang paling tinggi diharapkan oleh setiap pemeluk agama Islam. G. Kebutuhan untuk curhat Kebutuhan ini harus dipenuhi agar mereka urung dari tindakan yang negatif, maka hendaknya pendidik memberikan solusi atau ide-ide yang positif dan islami agar mereka lebih kuat dalam menghadapi permasalahannya. H. Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup Pendidik hendaknya memenuhi kebutuhan ini kepada para peserta didiknya agar mereka mengenal apa tujuan hidup dan bagaiman kebahagiaan itu diperoleh.

Namun dibalik kebutuhan itu semua, kebenaran dan nilai-nilai ideal yang murni hanya ditemukan di dalam agama. Oleh karena itu, sebenarnya peserta didik sangat membutuhkan agama. Yang mana agama merupakan orientasi & obyek pengabdian dalam hidupnya. Maka, tidak ada seorangpun yang tidak membutuhkan agama.

3. DIMENSI-DIMENSI PESERTA DIDIK Dimensi adalah segi hukum yang menjadi pusat tujuan tinjauan ilmiah8. Pada hal ini, dimensi yang dimaksudkan pada peserta didik merupakan denah atau tata letak aspek yang harus mendapatkan pendidikan Islam. Zakiah Daradjat9, membagi manusia kepada dimensi-dimensi yang akan dijelaskan di bawah. 3.1 DIMENSI FISIK (JASMANI) Mendidik fisik (jasmani) dalam Islam, memiliki dua tujuan sekaligus yaitu: pertama, membina tubuh sehingga mencapai pertumbuhan secara sempurna. Kedua, mengembangkan energi potensial yangg dimiliki manusia berlandaskan fisik, sesuai dengan perkembangan fisik manusia. 3.2 DIMENSI AKAL Mendidik akal, tidak lain adalah mengaktualkan potensi dasarnya. Potensi dasar itu sudah ada sejak manusia lahir, tetapi masih berada dalam alternatif berkembang menjadi akal yang baik, atau sebaliknya tidak berkembang sebagaimana semestinya. Dengan pendidikan yang baik, akal yang masih berupa potensi akhirnya menjadi akal yang siap dipergunakan. Sebaliknya, membiarkan

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, dalam Zakiah Daradjat (ed.), Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. (Jakarta: Ruhama) h. 82

potensi akal tanpa pengarahan yang positif, akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, pendidikan akal memilki arti yang penting dibatasi pandangan akal itu. 3.3 DIMENSI KEBERGAMAAN Dikarenakan manusia disebut homodivinous atau makhluk yang percaya adanya Tuhan, maka bisa dipastikan secara kodrati, manusia memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai Tuhan. Berdasar atas sifat inilah, maka pendidikan Islam mutlak diperlukan untuk mengajarakan manusia bagaimana beriman kepada Tuhannya dan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. 3.4 DIMENSI AKHLAK Pendidikan akhlak adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan agama. Dikatakan demikian karena akhlak menurut pendertian Islam adalah salah satu hasil dari iman dan ibadah kapada Allah SWT yang keduanya tidak akan sempurna kecuali terdapat akhlak yang mulia. Oleh karena itu, pendidikan akhlak yang telah dimulai sejak anak dilahirkan ditujukan untuk membentuk manusia yang bermoral baik, berkemauan keras, sopan santun, berperangai mulia, bijaksana, dan jujur. 3.5 DIMENSI ROHANI (KEJIWAAN) Dimensi rohani (kejiwaan) memiliki pengaruh dalam mengendalikan keadaan manusia agar dapat hidup sehat, tenteram dan bahagia. Nilai dan sikap keagamaan akan menjadi bagian dari kepribadian peserta didik setelah mendapat didikan dari pengetahuan pendidikan agama yang diselaraskan dengan ketentraman rohani mereka. 3.6 DIMENSI SENI (KEINDAHAN) Dimensi seni pada manusia hendaknya perlu ditumbuhkan karena keindahan akan menggerakkan batin, memenuhi relung hati, meringankan beban kehidupan,

merasakan keberadaan nilai-nilai kehidupan serta lebih mampu menikmati keindahan hidup. Al-Quran merupakan salah satu contoh yang diperlihatkan Allah SWT tentang suatu nilai keindahan. 3.7 DIMENSI SOSIAL Pendidikan sosial melibatkan bimbingan terhadap tingkah laku sosial, ekonomi, dan politik dalam rangka aqidah Islam yang benar. Ini dimaksudkan agar terbentuk akhlak yang mempunyai nilai sosial yang mana bertujuan untuk semata-mata untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT.

4. ETIKA PESERTA DIDIK Ramayulis10 menjabarkan empat akhlak peserta didik berdasarkan etika-etika para ahli dalam menuntut ilmu. 1.) Peserta didik hendaknya memilki hati yang bersih dari kotoran dan penyakit jiwa. 2.) Peserta didik hendaknya memiliki tujuan menuntut ilmu dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT 3.) Peserta didik hendaknya selalu tabah dan sabar dalam menghadapi berbagai halangan dan rintangan. 4.) Peserta didik hendaknya ikhlas dalam menuntut ilmu dan selalu menghormati pendidiknya.

10

Ibid., h. 120

You might also like