You are on page 1of 4

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KOMPLIKASI POST NATAL DENGAN GANGGUAN PAYUDARA

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KOMPLIKASI POST NATAL DENGAN GANGGUAN PAYUDARA A. MASTITIS 1. Pengertian Mastitis adalah peradangan pada payudara (mamae) wanita melalui luka pada putting susu ataupun melalui peredaran darah. (Sarwono : 701) 2. Etiologi

Disebabkan oleh kuman yang sangat pathogen yaitu Stapilococcus aureus Faktor predisposisi : Putting susu yang luka dan lecet Kebersihan payudara yang kurang Bendungan ASI pada payudara 3. Patofisiologi

Peradangan payudara adalah suatu hal yang sangat biasa pada wanita yang pernah hamil, mastitis lazim dibagi dalam dua kelompok yaitu : mastitis gravidarum dan mastitis puerporalis, karena penyakit ini boleh dikatakan hampir selalu timbul pada waktu hamil atau laktasi. Pada umumnya dianggap kuman penyebap adalah putting susu yang luka dan lecet, yang kuman tersebut menjalar keduktus-duktus pada kelenjar mamae, tapi sebagian besar kuman yang di temukan adalah stapilococcus aureus.tingkat penyakit ini ada dua yaitu taingkat awal dan tingkat abses.ada tahap peradangan penderit hanya radang, gejala pada akses yaitu nyeri bertmbah hebat,dikulit payudara abses mengkilap dan shu tnggi (39o-40oC) dan bayi tidak mau minum pada payudara yang sakit 4. 5. Manajemen Terapeutik Menghentikan pemberian ASI pada bayi Melakukan perawatan/ redresing pada payudara Pemberian AB golongan penicilin Pemberian antibiotik Bila sudah terjadi abses, lakukan insisi abses Komplikasi Mastitis Kanker payudara Galaktokele

Galaktorea

B. ASUHAN KEPERAWATAN I. Pengkajian 1. Identitas klien Nama,Umur,Pekerjaan,Penanggung jawap dan TTV klien 2. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan dahulu Kemungkinan klien prnah menderita impeksi mamae pada kehamilan sebelumnya b. Riwyat kesehatan sekarang Klien biasanya kelihatan lemah,suhu tubuh meningkat,tidak ada napsu makan, nyeri pada daerah mamae,bengkak dan merah pada mamae. c. Riwayan kesehatan keluarga Kemungkinan ada anggota keluarga yang menderita empeksi pada mamae terutama pada yang wanita 3. Pengkajian pisik a. Aktivitas/ istirahat Biasanya aktivitas dan istirahat klien terganggu b. Sirkulasi Biasanya nadi meningkat (takikhardia) c. Eliminasi Biasanya klien terjadi konstipasi karena asupan makanan yang tidak adekuat d. Nyeri ketidaknyamanan Biasanya klien mengeluh nyeri pada mamae yang hebat e. f. Seksualitas Biasanya seksualitas terganggu karena terjadi penurunan libido Pernafasan Biasanya pernafasan tidak mengalami peningkatan frekuensi nafas

4. Kebiasaan sehari-hari a. Kebersihan perorangan Biasanya kebersihan perorangan pada penyakit ini kadang tidak terjaga sehingga kuman-kaman yang sangat pathogen mudahmasuk dan terimpesi b. Makan/ minum Biasanya klien mengeluh tidak ada napsu makan c. Tidur Biasanya klien mengalami gangguan tidur kerna rasa nyeri dan suhu tubuh yang meningkat 5. Data social ekonomi Biasanya penyakit ini di temukan pada tingkat ekonomi yang rendah 6. Data psikologis Biasanya klien pada panyakit ini merasa lesu dan nyaeri pada daerah mamae

7. Data laboraturium Jumlah sel darah putih (SDP) meningkat LED meningkat,sel darah merah meningkat HB normal pada wanit (N: 12-14 mg %) II. Daftar Diagnosa Keperawatan 1. Gngguan rasnyaman nyeri b/d inplamasi, payudara bengkak 2. Menyusui tidak epektip b/d bayi tidak mau menyusui 3. Resiko tinggi inpeksi b/d pengeluaran pus perusakan jaringan III. 4. Nyeri dan ketidak nyamanan berhubungan dangan edem/bengkak pada mamae Intervensi keperawatan 1. Gngguan rasnyaman nyeri b/d inplamasi, payudara bengkak Tujuan:nyeri ter atasi Kreteria : - Suhu menurun Payudara tidak bengkak lagi dan lunak Nyeri mulai berkurang Itervensi : a. Kaji keluhan nyeri, lokasi, lamanya dan intensitas Rasional : Membantu dalam menentukan identifikasi derajat , ketidaknyamanan dan dapat diberi tetapi yang tepat. b. Lakukan kompres hangat Rasional : Kompres hangat dapat menyebabkan vasodilatasi sehingga aliran darah lancer c. Anjurkan klien untuk melakukan perawatan payudara Rasional : Dengan perawatan yang benar dan konsisten (tepat) dapat mengurangi rasa nyeri d. Anjurkan klien utnuk tidak menggunakan penyangga yang terlalu ketat Rasional : Penyangga yang ketat dapat menimbulkan rasa nyeri e. Kolaborasi dalam pemberian analgetik dan antibiotic Rasional : Antibiotik untuk implamasi dan analgetik untuk mengurangi nyeri f. Kolaborasi dalam melakukan insisiden biopsy jika ada abses Rasional : Untuk mengurangi abses dan proses penyembuhan 2. Menyusui tidak epektip b/d bayi tidak mau menyusui Tujuan : Ibu dapat menyusukan bayinya Kriteria : - Bayi mau menyusu lagi - Tidak ada lagi putting susu luka atau lecet Intervensi : a. Anjurkan ibu mengoleskan putting sebelum dan sesudah menyusui, baby oil/ lation Rasional : Mencegah terjadinya iritasi lanjut pada putting b. Lakukan perawatan payudara dan anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara secara tepat Rasional : Dengan perawatan yang tepat, dapat mengatasi masalah menyusui

c.

Anjurkan ibu menyusui dengan menggunakan putting susu secara perlahanlahan kapan perlu Rasional : Untuk mencegah terjadinya iritasi lanjut pada putting

3. Resiko tinggi inpeksi b/d pengeluaran pus perusakan jaringan Tujuan : Infeksi tidak terjadi lagi Kriteria : - TTV dalam batas normal - Mamae tidak merah dan regang lagi - Tidak ada tanda infeksi Intervensi : a. Kaji suhu, nadi dan pernafasan klien Rasional : Peningkatan tanda vital dapat menunjukkan terjadinya infeksi b. Lakukan perawatan luka/ abses dengan reddresing yang steril Rasional : Perawatan luka yang steril dapat mengurangi terjadi pus c. Anjrukan ibu untuk alihkan perhatian Rasional : d. Kolaborasi dalam pemberian terapi AB dan pemeriksaan darah lengkap e. Kolaborasi dalam melakukan insisi/ biopsy Rasional : Untuk mengurangi abses dan penyebaran infeksi

IV. Implementasi Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan

V. Evaluasi Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan terhadap perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Disamping itu perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan ditetapkan belum berhasil/ teratasi.

You might also like