Professional Documents
Culture Documents
Mira Trisyani
Pendahuluan
Usia kehamilan normal bagi manusia adalah 40 minggu. Usia kehamilan pada bayi yang baru lahir dikategorikan menjadi prematur ( 36 minggu), normal/aterm/matur (37-41 minggu), dan lebih bulan/postmaturus ( 42 minggu).
Pendahuluan
Definisi Prematur
Menurut World Health Organization (WHO), kelahiran prematur terjadi sebelum 37 minggu usia kehamilan dan bisa dibagi dalam moderate premature, very premature, dan extremely premature. Persalinan preterm atau persalinan kurang bulan didefinisikn sebagai kontraksi uterus yang teratur disertai dengan dilatasi serviks yang progresif setelah usia kehamilan 20 mgg dan sebelum ke-37 mgg.
Pendahuluan
Prematuritas dibedakan dalam dua kelompok: Prematuritas murni : bayi yang lahir dengan berat badan sesuai dengan masa kehamilan, seperti masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan 1800-2000 gram. Bayi dismatur/ small for gestational age: bayi dengan berat badan lahir tidak sesuai dengan masa kehamilan tidak mencapai 2500 gram
Pendahuluan
Bayi Berat Lahir Rendah atau Low Birth Weight (LBW) adalah berat lahir kurang dari atau sama dengan 2500 gram. Very Low Birth Weight (VLBW) adalah berat bayi lahir kurang dari 1500 gram dan Extremely Low Birth Weght (ELBW) adalah berat bayi lahir kurang dari 1000 gram.
Insiden
Angka kejadian persalinan preterm sekitar 10% dari semua persalinan (6%) kelahiran <28mgg, (10%) 28-31 mgg, (12.70%) 32-33 mgg, (71.36%) 34-36 mgg.
Insiden
Di Amerika angka kelahiran prematur sekitar 9 % dari jumlah kelahiran Angka kejadian bayi premature di Indonesia masih berada di atas rata-rata negara lain yaitu mencapai 30%-40%
Etiologi
50 % kelahiran premature tidak diketahui secara pasti penyebabnya Namun sepertiga persalinan premature terjadi karena Ketuban Pecah Dini 20%-40% kasus, akibat komplikasi kehamilan seperti DM, dan plasenta previa. Faktor lingkungan dan masalah fisik ibu dapat sebagai faktor resiko.
Etiologi
Faktor Resiko Kondisi/keadaan ibu
Penyakit sistemik berat, akut dan kronis Pielonefritis, infeksi saluran kencing Hipertensi kronik, hipertiroidism, hiperadrenalisme Riwayat persalinan prematur sebelumnya Demam atau infeksi yang menyebar Gizi buruk saat hamil Usia ibu <18 tahun atau >35 tahun Perokok berat Dehidrasi berat Trauma abdomen Pekerjaan terlalu berat
Faktor Resiko
Uterus
Polihidramnion
Bend
asing (IUD, tumor, mioma) Trauma Inkompetensia serviks Anomali rahim, amniosintesis, korioamnionitis
Faktor Resiko
Fetoplasental
Kematian
janin Plasenta previa Solusio plasenta Anomali janin Kehamilan ganda Pecah ketuban Retardasi pertumbuhan janin
Menurunnya daya tahan terhadap peyakit akibat perkmbangan sistem enzim, keseimbangan kimiawi tubuh dan pembentukan antibodi yang tidak sempurna Berkurangnya penyimpanan nutrisi dan pembentukan elemen-elemen pembekuan darah yang diakibatkan oleh imaturitas fungsi hepar sehingga meningkatkan jaundice
Komplikasi maternal ada kaitannya dengan penatalaksanaan seperti pemberian therapy obatobatan golongan tocolytic, bedrest, dan sectio. Komplikasi kardiopulmonal dari tocolytic dapat mengancam kehidupan (Grimes, et.all, 1989) Akibat bedrest, menimbukan resiko peningkatan pembentukan thrombus, kelemahan otot-otot, kehilangan calsium, konstipasi, penurunan nafsu makan dan penurunan sensori Perubahan psikologis akibat dampak hospitalisasi
Penatalaksanaan
1.
2.
3.
Indikasi pemberian:
Adanya tanda-tanda PTL Usia gestasi >20 mgg tapi <36 mgg Tidak ada kontraindikasi untuk mempertahankan kehamilan
Kontrainikasi pemberian:
Kehamilan <20 mgg
Penatalaksanaan
Distress
janin Anomali fetal mayor IUFD Kondisi ibu tu jnin yang tidk boleh dilanjutkan kehamilannya
Obat-obatan
Pengakajian
Data subjektif dan objektif Kontraksi uterus: teratur dan ritmik Pemeriksaan vagina: menentukan derajat penipisan serviks dan dilatasi, maupun status selaput ketuban Kematangan janin: dinilai berdasarkan satu atau lebih dari kriteria berikut:
1. 2.
3.
4.
Usia gestasi yang berdasarkan pada riwayat menstruasi Berat janin dinilai dari palpasi abdomen Diameter biparietal pada pemeriksaan USG Amniosintesis untuk menentukan kematangan paru-paru janin
Penilaian
Faktor-faktor predisposisi:
Ibu
yang memiliki resiko tinggi persalinan preterm adalah mereka yang memiliki riwayat melahirkn preterm sebelumnya Abortus berulang pda TM 2 Amniositis ISK Gemeli Anomali uterus
Rencana
Data Diagnostik Tambahan
USG, Panjang leher rahim diukur dengan menggunakan USG vaginal. Perempuan yang memiliki leher rahim yang lebih pendek dari ratarata dan rahimnya memendek dalam beberapa pemeriksaan yang dilakukan secara berturut-turut memiliki risiko tinggi akan mengalami kelahiran prematur. Tes ini cukup akurat dalam menentukan bumil mana yang memiliki risiko rendah untuk mengalami kelahiran prematur Amniosintesis
Masalah Keperawatan
Cedera janin Nyeri Intolerance aktivitas Kekurangan volume cairan Anxietas Kebutuhan belajar Resiko infeksi
References
Bobak, Irene M, dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Penerbit Buku Kedikteran EGC: Jakarta Doengoes, Marylin & Mary Francs Moorhouse, 2001. rencana Perawatan Maternal/Bayi: Pedomanuntuk Perencanaan dan Dokumentasi Perwatan Klien. Edisi 2. EGC: Jakarta.
Selamat belajar.