You are on page 1of 17

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Demam typoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran. Di Indonesia typoid terdapat dalam keadaan endemic. Pasien anak yang ditemukan berumur diatas satu tahun. Sebagian besar pasien yang dirawat di bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Jakarta berumur di atas 5 tahun.

1.2 TUJUAN 1.2.1 Tujuan Umum Diharapkan mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada anak sakit. 1.2.2 Tujuan Khusus Diharapkan mahasiswa mampu 1. Mengumpulkan data-data (subyektif dan obyektif) cara melakukan pengkajian dan anamnesa terhadap pasien 2. Melakukan analisa data dan pengkajian 3. Menentukan diagnose dan kebutuhan 4. Melakukan rencana yang telah ditentukan 5. Mengevaluasi dari tindakan yang telah dilakukan 6. Membuat dokumentasi dengan

BAB II ISI

2.1 LANDAASAN TEORI 2.1.1 Definisi Demam typoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran. (Ngastiyah. 2005: 236) Penyebab penyakit ini adalah Salmonella typosa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak berspora. Mempunyai sekurang-kurangnya 3 macam antigen yaitu antigen O (somatic), H (flagella).

2.1.2 Patogenesis Infeksi terjadi pada saluran pencernaan. Basil diserap di usus halus, melalui pembuluh limfe halus masuk kedalam peredaran darah sampai di organorgan terutama hati dan limfa. Basil yang tidak dihancurkan berkembang baik dalam hati dan limfa sehingga organ-organ tersebut akan membesar disertai nyeri pada perabaan. Kemudian basil masuk kembali kedalam darah dan menyebar keseluruh tubuh terutama kedalam kelenjar limfoid usus halus menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada mukosa di atas plak peyeri. Tukak tersebut dapat mengakibatkan pendarahan dan perfosi usu. Gejala demam disebabkan oleh endotoksin, sedangkan gejala pada saluran pencernaan desebabkan oleh kelainan pada usus.

2.1.3 Prognosis Umumnya prognosis typoid pada anak baik, asal pasien cepat berobat. Mortalitas pada pasien yang dirawat ialah 6%. Prognosis menjadi tidak baik bila terdapat gambaran klinis yang berat seperti: Demam tinggi (hiperpireksia) atau febris kontinua Kesadaran sangat menurun (spoor, koma, atau delirium) Terdapat komplikasi yang berat, misalnya dehidrasi, asidosi, dan perforasi 2.1.4 Komplikasi Pada usus halus, umumnya jarang terjadi tetapi bila terjadi sering fatal, seperti: a. Pendarahan usus b. Perforasi usus c. Peritonitis

Komplikasi diluar usus Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis yaitu meningitis,kolesistitis, ensefalopati, terjadi karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia. 2.1.5 Gambaran Klinis Gambaran klinis demam typoid pada anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa. Masa tunas 10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala, prodromal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, nafsu makan berkurang. 2.1.6 Relaps Ialah berulangnya gejala penyakit typoid akan tetapi berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada minggu kedua setelah suhu badan normal kembali. Menurut teori relaps terjadi karena terdapatnya basil dalam organorgan yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh zat inti. 2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik 1. Darah tepi Terdapat gambaran leucopenia, limfositosis relative dan aneosinofilia pada permulaan sakit. Mungkin terdapat anemia dan trombositopenia ringan. Pemeriksaan darah tepi itu sederhana dan mudah dikerjakan di laboratorium yang sederhana, tetapi hasilnya berguna untuk membantu menentukan penyakit dengan cepat. 2. Darah untuk Kultus dan Widal Biaskan empedu untuk menemukan Salmonella typosa dan pemeriksaan widal, merupakan pemeriksaan yang dapat menentukan diagnose typoid secara pasti. Pemeriksaan ini perlu dikerjakan pada waktu masuk dan minggu berikutnya. 2.1.8 Penatalaksanaan Medis Pasien yang dirawat dengan diagnosis observasi typoid harus dianggap dan diperlakukan langsung sebagai pasien typoid dan diberikan pengobatan sebagai berikut: Isolasi pasien, desinfeksi pakaian Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama, lemah anoreksia

Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal kembali. Kemudian boleh duduk jika tidak panas lagi boleh berdiri kemudian berjalan Diet. Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas, susu 2 gelas sehari. Bila kesadaran pasien menurun dibberikan makanan cair, melalui sonde lambung. Jika kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan lunak Obat pilihan ialah kloromfenikol, kecuali jika pasien tidak cocok dapat diberikan obat lainnya seperti: kotrimoksazol. Pemberian kloromfenikol dengan dosis tinggi yaitu 100 mm/ kg BB/ hari, diberikan 4 kali sehari peroral/ intravena. Pemberian kloromfenikol dengan dosis tinggi tersebut mempersingkat waktu perawatan dan mencegah relaps. Efek negatifnya adalah mungkin pembentukan zat anti kurang karena basil terlalu cepat dimusnahkan Bila terdapat komplikasi, terapi disesuaikan dengan penyakitnya. Bila terjadi dehidrasi dan asidosis diberikan cairan secara intravena.

2.2 MANAJEMEN TEORI ASUHAN KEBIDANAN I PENGKAJIAN A. DATA SUBYEKTIF 1. Biodata a. Nama anak Agar dapat memanggil dan mengenal penderita serta tidak tertukar dengan penderita lain. - Tanggal lahir Umur dicatat untuk hitungan tahun khusus bayi balita ditanyakan tanggal lahir pasien - Jenis kelamin Untuk mengetahui ada kelainan apa tidak dan untuk mencegah kekeliruan di kemudian hari - Status anak Untuk mengetahui status anak dalam keluarga apakah anak kandung,anak tiri, atau anak angkat - Jumlah saudara Jumlah anak yang banyak pada keluarga akan mengakibatkan kurangnya perhatian dan kasih saying, terutama jika anak umurnya terlalu dekat. Pada social ekonomi yang kurang mengakibatkan kekurangan kebutuhan primer b. Nama orang tua Untuk mengetahui dan agar tidak ada salah orang apabila ada nama orang yang sama

Umur Untuk mengetahui umur orang tua berkaitan dengan tingkat ekonomi dan social, juga mengantisipasi diagnose masalah dan tindakan yang akan dilakukan Pendidikan Merupakan salah satu factor yang penting dalam tumbuh kembang anak karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak Pekerjaan Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun yang sekunder/ untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi Agama Untuk mengetahi tingkat agama dan kebiasaan Alamat Untuk mengetahui tempat tinggal pasien

2. Keluhan utama Untuk menetahui hal yang mendorong pasien/ klien datang ke rumah sakit 3. Riwayat kesehatan a. Riwayat penyakit sekarang Untuk mengetahui kondisi dan keadaan pasien saat ini b. Riwayat penyakit dahulu Untuk mengetahui apakah pasien dulu pernah menderita penyakit yang sama/ tidak c. Riwayat penyakit keluarga Untuk mengetahuii apakah dalam keluarganya menderita penyakit yang sama dengan pasien atau tidak d. Riwayat antenatal Untuk menetahui adanya komplikasi pada ibu selama kehamilan yang dapat berakibat negative pada bayi e. Riwayat natal Untuk mengetahui proses lama persalinan, apakah terdapat masalah/ penyulit sehingga dapat memberikan asuhan yang tepat pada pasien 4. Riwayat imunisasi Ditanyakan untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi yang pernah diberikan dan penting untuk mengurangi morbiditas terhadap penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi 5. Riwayat tumbuh kembang Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak, baik motorik halus/ kasar, bahasa dan sosialisasinya

6. Riwayat psikososial - Bagaimana hubungan anak dengan ibu, ayah karena stabilitas dan keharmonisan rumah tangga mempengaruhi tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga harmonis dibandingkan keluarga kurang harmonis - Bagaimana hubungan anak dengan teman sebayanya dan masyarakat 7. Activity dailiy living - Nutrisi Untuk mengetahui status gizi anak karena nutrisi sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak - Eliminasi Untuk mengetahui frekuensi dari eliminasi baik miksi maupun defikasi serta konsistensi dari eliminasi tersebut, bau dan warna serta kelainan yang menyertai - Aktivitas Untuk mengetahui kegiatan anak sehari-hari - Personal hygiene Memegang peran penting dalam tumbuh kembang anak, jika kebersihan kurang akan memudahkan penyakit-penyakit kulit dan saluran pencernaan seperti diare, cacingan dll - Istirahat Untuk mengtahui apakah anak dapat tidur dengan nyenyak atau tidak B. DATA OBYEKTIF 1. Pemeriksaan umum - Keadaan umum : baik, cukup/ lemah - Kesadaran ; composmentis, apatis, samnolen, spoor atau koma - TTV a. Nadi : 80-90 x/ menit b. RR : 16-24x/ menit c. Suhu : 36,5-37,5 OC - Antropometri a. BB Meruupakan indikkator terbaik untuk mengetahui keadaan gizi dan pertumbuhan serta perkembangan anak b. TB Merupakan indicator terbaik untuk mengetahui gangguan pertumbuhan fisik yang sudah lewat sebagai perbandingan terhadap perubahan yang relatife 2. Pemeriksaan fisik a. Inspeksi - Kepala : distribusi rambut rata/ tidak, ada lesi/ tidak, kotor/ tidak - Muka : pucat/ tidak, palpebra cekung/ tidak - Mata : simetris/ tidak, konjungtiva meerah muda/ tidak, sclera ikterik/ tidak, - Telinga : simetris/ tidak, ada serumen/ tidak, kotor/ tidak, fungsi pendengaran baik/ tidak - Hidung : simetris/ tidak, ada secret/ tidak, ada polip/ tidak, ada

Mulut Gigi Leher jugularis/ Axila Thoraks Abdomen ekstremitas

pernafasan cuping hidung/ tidak : bibir simetris/ tidak, mukosa bibir lembab/ tidak, pucat/ tidak, ada stomatitis/ tidak, lidah bersih/ tidak : ada caries gigi/ tidak : ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid, dan vena tidak : ada pembesaran kelenjar limfe/ tidak : simetris/ tidak, adakah tarikan intercosta/ tidak : ada bekas luka/ tidak, kembung/ tidak, turgor kulit baik/ tidak : simetris/ tidak, odem/ tidak, tonus otot baik/ tidak, ada sindaktil dan polidaktil/ tidak : teraba pembesaran kelenjar limfe dan tyroid/ tidak, penonjolan vena jugularis/ tidak : ada nyeri tekan/ tidak : bunyi jantung normal/ tidak : kembung/ tidak

b. palpasi - leher teraba c. d. Abdomen Auskultasi Dada Perkusi Abdomen

II INTERPRETASI DATA DASAR Data subyektif Berisi informasi yang diperoleh dari anak, ibu/ keluarga yang menegakkan diagnose - Data obyektif Keadaan umum, kesadaran, TTV, dan antropometri Dilakukan untuk menegakkan diagnose, masalah dan kebutuhan III IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL Pertimbangan dengan cermat yang mungkin mengarah pada potensial atau kondisi yang dapat diubah atau mungkin jika kondisi ini kurang umum atau jarang sekalipun IV IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA Tindakan yang dilakukan segera tanpa kolaborasi tim medis lain/ rujukan. Tindakan ini harus dilakukan terdapat diagnosa atau masalah potensial yang membahayakan jiwa dengan apabila dapat -

V INTERVENSI Merupakan langkah yang akan dilakukan oleh seorang petugas kesehatan melalui asuhan yang akan diberikan sesuai diagnose masalah dan kondisi pasien dari hasil pemeriksaan

VI IMPLEMENTASI Tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana

VII EVALUASI Sesuai dengan implementasi, tindakan yang dilakukan dan sesuai dengan perkembangan

AKADEMI KEBIDANAN (AKBID) NGUDIA HUSADA MADURA Jl.RE. Martadinata Telp. (031) 3061522, 3091871 BANGKALAN 69116
SK Mendiknas Nomor : 194/D/O/2005 tanggal 29 Desember 2005

BAB III TINJAUAN KASUS

Hari/ Tanggal : Selasa, 26 januari 2010 Pukul : 11.30 WIB Tempat : Ruang poli anak BRSUD Sampang Registrasi : 003362 I PENGKAJIAN DATA SUBYEKTIF 1. Biodata Nama Pasien Nama Anak Umur Jenis Kelamin Status Anak Jumlah saudara Nama Orang Tua Nama Ibu Umur Pendidikan Agama Pekerjaan Alamat Sampang

: An I : 13 tahun : Laki-laki : Anak kandung :3 : Ny M : 35 tahun : SMP : Islam : IRT : Sreseh-Sampang Nama Bapak Umur Pendidikan Agama Pekerjaan Alamt : Tn A : 37 tahun : SMP : Islam : Swasta : Sreseh-

2. Alasan Datang ke Klinik Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya 3. Keluhan Utama Ibu mengatakan anaknya panas sejak 5 hari yang lalu disertai muntah 4. Riwayat Kesehatan a. Riwayat penyakit sekarang Ibu mengatakan anaknya panas sejak 5 hari yang lalu disertai muntah, kondisi anak juga lemah. Keluarga pasien tidak membawa anaknya untuk berobat sebelumnya, langsung dibawa ke rumah sakit Sampang pada tanggal 26 Januari 2010.
9

b.

c.

d.

e.

Riwayat penyakit dahulu - Penyakit yang pernah diderita : Ibu mengatakan anaknya tidak pernah menderita penyakit apapun - Penyakit yang didapat : Ibu mengatakan tidak ada - Alergi obat atau makanan : Pasien mengatakan tidak ada Riwayat penyakit keluarga Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis dan tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti kencing manis, asma. Riwayat Antenatal - Kesehatan selama dalam kandungan : Ibu mengatakan janin selalu dalam keadaan sehat - Penyakit yang diderita selama ibu hamil ; Ibu mengatakan tidak ada - Obat atau jamu yang pernah diminum ibu ; Ibu mengatakan selama hamil hanya minum obat yang diberikan bidan - ANC ; 6 kali - Tempat : Bidan - Imunisasi TT : 2 kali Riwayat Natal - UK : 9 bulan - Tempat kelahiran : Bidan (BPS) - Lama persalinan :- Cara persalinan ; Normal - Penolong persalinan : Bidan - Komplikasi waktu lahir : Tidak ada - Obat-obatan yang digunakan : Vitamin Riwayat Neonatal - AS : 7-8 - Pernah kejang : Tidak pernah - Pernah mengalami kelumpuhan : Tidak pernah - Pendarahan : Tidak ada - BB/ PB lahir : 3000 gr/ 48 cm - Gangguan/ kelainan saat lahir : Tidak ada

5. Riwayat perkembangan Bahasa : ibu mengatakan anaknya menggunakan bahasa Madura dalam sehari-hari Sosialisasi : ibu mengatakan anaknya mampu bersosialisasi dengan baik seperti Bermain dengan teman-temannya

10

6. Riwayat Psikososial Hubungan anak dengan keluarga dan lingkungan sekitar baik 7. Activity Daily Living Nutrisi Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3x sehari, porsi sedang, menu nasi, lauk pauk, sayur, minum 5-6 gls/ hari Selama sakit : Pasien mengatakan makan 2x sehari, porsi sedikit (3-4 sendok), menu bubur,kadang-kadang nasi, lauk pauk, sayur, minum 4-5 gls/ hari Eliminasi Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari, konsistensi lembek, BAK 3-4 x/ hari, warna kuning, lancar SAelama sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari, konsistensi lembek, BAK 3-4 x/ hari, warna kuning, lancar Personal hygine Sebelum sakit : pasien mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi setiap mandi, keramas 2 hari sekali. Ganti baju setiap hari Selama sakit : pasien mengatakan suddah 3 hari tidak mandi, hanya gosok gigi 2x sehari, ganti baju setiap hari Aktivitas Sebelum sakit ; Pasien mengatakan pergi kesekolah setiap hari Selama sakit : Pasien mengatakan hanya istirahat dirumah Istirahat Sebelum sakit : Pasien mengatakn jarang tidur siang 1-2 jam/ hari dan tidur malam 7-8 jam/ hari, nyenyak Selama sakit : Pasien mengatakan sering tidur siang 2-3 jam/ hari, tidur malam 7-8 jam/ hari, sering terbangun. DATA OBYEKTIF a. Pemeriksaan Umum Keadaan Umum : Lemah Kesadaran ; Composmentis TTV Pulse ; 100/70 mmHg Suhu : 39,2 0C RR : 20 x/ menit Nadi : 84 x/ menit Antropometri o BB : 35 kg o TB : 140 cm o Lika : tidak dikaji o Lila : tidak dikaji o Lida : tidak dikaji

11

Pemeriksaan Fisik o Kepala : Tidak ada lesi, distribusi rambut rata, warna rambut hitam, agak kotor o Muka : Tidak ada lesi, palpebra tidak odem, wajah pucat o Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik o Hidung : Septum nasi lurus, bersih, tidak ada polip, tidak ada secret o Telinga : Simetris, tidak ada penumpukan serumen, pendengaran baik o Mulut : Mukosa bibir kering, lidah agak kotor, tidak ada stomatitis o Gigi : Tidak ada caries o Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe,tyroid dan vena jugularis o Axial : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe o Thoraks Jantung : Bunyi jantung normal (lup dup), tidak ada bunyi tambahan Paru-paru : Tidak ada ronchi ataupun wheezing o Abdomen : Tidak ada lesi, tidak kembung, terdapat nyeri tekan o Genetalia : Tidak terkaji o Anus : Tidak terkaji o Ekstremitas Atas : Akral hangat, tidak odem, tidak ada sindaktil atau polidaktil Bawah : Akral hangat, tidak odem, tidak ada sindaktil atau polidaktil b. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Lab - Hb : 11,3 g/ l - Pcv : 3700 % - Trombosit : 329000 g/ l - Leukosit : 7000 g/ l - WIDAL O : (+) 1/ 400 H : (-) PA : (+) 1/ 100 B : (+) 1/ 400

12

II INTERPRETASI DATA DASAR Diagnosa Data Subyektif : An I umur 13 tahun dengan demam typoid : ibu mengatakan anaknya panas sejak 5 hari yang lalu

Data Obyektif - Keadaan umum : Lemah - Kesadaran : composmentis - TTV TD : 110/70 mmHg Nadi : 84x/ menit RR : 20x/ menit Suhu : 39,2 0C - Wajah pucat - Akral hangat - Mukosa bibir kering - Widal O : (+) 1/ 400 H : (-) PA : (+) 1/ 100 B : (+) 1/ 400 Masalah : peningkatan suhu tubuh Kebutuhan : memberikan HE tentang penurunan suhu tubuh III IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL Dehidrasi Resiko gangguan pola nutrisi

IV IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan infus Kolaborasi dengan ahli gizi

13

V INTERVENSI No 1 Tanggal/ Diagnosa/ Waktu Masalah 26 januari Diagnose: 2010 An I umur 13 11.30 tahun dengan demam typoid Tujuan dan Kriteria Tujuan: Membebaas kan pasien dari demam Intervensi Bina hubungan saling percaya Rasional Menumbuhkan rasa saling percaya antara nakes dengan pasien Agar pasien dan keluarga tahu dengan kondisinya dan penaggulangan yang harus dilakukan Agar terjadi perpindahaan kalor secara konduksi

Kriteria: TTV normal Masalah: TD: 120/80 Peningkatan mmHg suhu tubuh RR: 1624x/menit N: 8090x/menit S: 36,5-37,5 0 C Keadaan umum pasien membaik

Jelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien dan keluarga

Anjurkan keluarga pasien untuk mengompres anaknya

Anjurkan pada pasien Mencegah terjadinya untuk banyak minum dehidrasi dan dan mengurangi perforasi usus makanan yang berserat serta makanan pedas Anjurkan untuk memakai pakaian tipis yang mudah menyerap keringat Hindari memakai selimut yang tebal Agar paasien merasa nyaman dan tidak tambah panas

Menghambat terjadinya penguapan sehingga pasien bertambah panas Mempercepat kesembuhan pasien

Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi

14

VI DAN VII IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Nama : An I Alamat Umur : 13 tahun Diagnosa N o 1 Hari/ tanggal/ waktu Selasa, 26 Januari 2010 Diagnosa/ Masalah Diagnose: AnI umur 13 tahun dengan demam typoid Implementasi

: sreseh, sampang : demam typoid Respon Hasil

Membina hubungan saling percaya dengan komunikasi terapetik Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien dan keluarga bahwa anaknya menderita demam typoid dan butuh rawat inap di rumah sakit

Pasien dan keluarga dapat berkomunikasi dengan baik dengan nakes BB: 35 kg TB: 140 cm TD: 110/70 mmHg RR: 20x/menit N : 84x/menit S : 39,2 0C Ibu mengambil keputusan untuk rawat jalan

11.30 WIB

Masalah: Peningkatan suhu tubuh

Menganjurkan kepada keluarga Ibu mengerti dan mau pasien untuk mengompres melaksanakannya anaknya dengan air dingin pada dahi, badan, dan daerah lipatan (ketiak, leher) Menganjurkan pasien untuk banyak minum air putih dan mengurangi makanan berserat misalnya buah dan sayuran serta makanan yang pedas Menganjurkan keluarga pasien untuk memberikan pakaian tipis yang mudah menyerap keringat Menganjurkan untuk menghindari memakai selimut tebal Pasien mengerti dan mau melaksanakannya

Keluarga pasien mengerti dengan anjuran tersebut dan mau melaksanakannya

Ibu mengerti dengan anjuran tersebut dan mau melaksanakannya

Berkolaborasi dengan dokter Ibu dan pasien megerti dan dalam pemberian terapi mau minum obat sesuai - Syrup parasetamol 3x dengan dosis sehari - Syrup vomitas 3x sehari -

15

BAB IV PENUTUP
1.1 KESIMPULAN Demam typoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran. Berdasarkan hasil laboratorium: Widal O: (+) 1/400 menunjukkan bahwa pasien tersebut positif terkena demam typoid. Penanganan yang dilakukan oleh nakes yaitu memberikan HE mengenai pola nutrisi seperti mengurangi makanan berserat seperti buah dan sayur serta makanan pedas. Selain itu pemberian obat disesuaikan dengan gejala yang ada.

1.2 SARAN 1.2.1 Bagi mahasiswa Diharapkan bagi mahasiswa dalam mengumpulkan pengkajian dilakukan secara tepat sebagai data-data penunjang Diharapkan bagi mahasiswa lebih aktif dan jelas dalam memberikan asuhan kebidanan Diharapkan bagi mahasiswa melaksanakan intervensi lebih lanjut demi keselamatan klien nantinya 1.2.2 Bagi pendidikan Lebih aktif dalam memberikan pengajaran dan bimbingan demi jelasnya materi yang ditangkap mahasiswa Lebih aktif dan inisiatif memberikan metode belajar kepada mahasiswa demi menciptakan mahasiswa yang cerdas 1.2.3 Bagi lahan praktek Diharapkan agar memberikan bimbingan dalam melakukan praktek dan dalam pembuatan asuhan kebidanan

16

17

You might also like