Professional Documents
Culture Documents
memiliki peranan penting Tugas guru: mendidik untuk memberikan arahan dan motivasi; memberikan fasilitas untuk KBM; membantu aspek-aspek pribadi (sikap dan norma); meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sehingga Guru harus memiliki metode belajar yang sesuai dengan jenjang pendidikan.
turut aktif dalam dalam merumuskan serta memecahkan berbagai masalah; KBK. Menempatkan murid sebagai pihak yang aktif dalam membentuk pengetahuannya sendiri. Memiliki Kemampuan: Problem Solving (kemampuan memecahkan masalah); Decision making (keterampilan pengambilan keputusan); Critical Thinking (keterampilan berfikir kritis); Creative Thinking (keterampilan berfikir kreatif)
kepada orang yang belum dianggap dewasa; proses tranfer ilmu dari orang yang tahu dahulu kepada orang yang belum tahu. Pendidik meliputi orang dewasa, orang tua, guru, pemimpin masyarakat, dan pemimpin agama. Karakteristik pendidik: kematangan diri yang stabil; kematangan sosial yang stabil; kematangan profesional. Pendidik memiliki tugas dan peran utama: membimbing; mengajar; melatih.
berjenjang, dan dilaksanakan dalam waktu yang berkelanjutan; pend. dasar, pend. menengah dan pend. tinggi. Bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia yang baik dan seutuhnya.
masyarakat. Pendidikan yang diberikan meliputi Agama, budi pekerti, etika, sopan santun, moral, sosialisasi. Meskipun demikian, pendidikan informal memiliki dampak positif dan dampak negatif.
Peran guru: pendidik; contoh bagi anak; pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar; pelajar; setiawan dalam lembaga pendidikan; komunikator pembangunan masyarakat; administrator. Peran orangtua: pendukung anak; menjalin kerja sama dengan guru; pengawas kegiatan belajar di rumah; mengajari tanggung jawab; pendisiplin; pengontrol kesehatan; teman.
Teori psikoanalitis (Sigmuend Freud): Id, Ego, Super Ego. Teori kognitif (Jean Piaget): pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisa, evaluasi. Teori Belajar Sosial (Bandura): Manusia dan lingkungannya merupakan faktor yang saling menentukan secara timbal balik. Teori Etologis (Konrad Lorenz): perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi Teori Ekologis (Urine Bronfenbrenner): konteks sosial tempat anak tinggal yang mempengaruhi perkembangan
menyediakan pelbagai stimulasi pada tahap awal masa kanak-kanak. PBB (1989) semua anak memiliki 4 hak dasar: Hak Atas Kelangsungan Hidup; Hak Untuk Berkembang; Hak Partisipasi; Hak Perlindungan
Perkembangan Fisik
Perkembangan sosial
Perkembangan kepribadian Perkembangan kesadaran beragama
penanggulannya.
Akulturasi adalah:
manusia dengan suatu kebudayaan tertentu saling bertemu dengan unsur dari suatu kebudayaan asing dan saling mempengaruhi Perpaduan antara kebudayaan yang berbeda yang berlangsung dengan damai dan serasi Akulturasi pendidikan ?
Inkulturasi / Enkulturasi adalah: Proses sosial melalui mana manusia sebagai makhluk yang bernalar, belajar memahami dan mengadaptasi pola pikir, pengetahuan, dan kebudayaan sekelompok manusia lain. Proses usaha memasukkan budaya, nilai nilai, norma, aturan aturan yang nantinya akan membawa manfaat positif. Bertujuan untuk pendidikan multikultur guna mengembangkan kekuatan budaya bangsa dalam menghadapi globalisasi.
perjuangan terhadap 2 pengaruh yang kuat, yaitu alam dan zaman. Pendidikan: upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti yang terintegrasi (batin, inteligensi dan tubuh) untuk memajukan kesempurnaan hidup selaras alam dan masyarakat. Peranan kebudayaan terhadap pendidikan: 1.Kebudayaan memberikan kondisi yang disadari dan yang tidak disadari untuk belajar 2.Kebudayaan mendorong secara sadar ataupun tidak sadar akan reaksi-reaksi tertentu. 3.Kebudayaan mempunyai sistem reward and punishment terhadap reaksi tertentu. 4.Kebudayaan cenderung mengulang bentuk tingkahlaku tertentu melalui proses belajar.
dalam pengukurannya, dalam arti tidak ada pengukuran baku dalam penentuan nilai. Etika / Etis sangat terkait dengan nilai karena keduanya tidak bisa ditetapkan ukuran baik buruk atau indah-tidak indahnya, karena penilaian tergantung pada pandangan masing-masing subyek. Tujuan utama pendidikan etika harus mendorong siswa untuk mengenali tanggung jawab sosial dalam profesi
dapat terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya; penilaian terhadap sentimen dan rasa. Pendidikan estetik: pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepekaan rasa anak didik agar menjadi peka terhadap sesuatu yang indah, sehingga mudah menerima rangsangan dari luar (peka).
budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber berikut: 1) Agama 2) Pancasila 3) Budaya 4) Tujuan pendidikan nasional
belajar terus menerus dan berkesinambungan (continuing-learning) dari buaian sampai akhir hayat, sejalan dengan fase-fase perkembangan pada manusia. Tujuan pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup : 1) Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya 2) Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis.
pada siswa. Progresivisme menghendaki pendidikan yang pada hakikatnya progresif. Tujuan pendidikan hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus-menerus, agar peserta didik dapat berbuat sesuatu yang intelegen dan mampu mengadakan penyesuaian dan penyesuaian kembali sesuai dengan tuntutan dari lingkungan.
dituntut secara kritis dalam kehidupan realitas, pendidikan, maupun di bidang lainnya; peserta didik bukan merupakan obyek bagi pendidikan melainkan subyek yang aktif dan dapat berkreasi.
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Implementasi dari pendekatan ini: ketika peserta didik datang ke kelas, otaknya tidak kosong dengan pengetahuan, datang ke dalam situasi belajar dengan pengetahuan, gagasan, dan pemahaman yang sudah ada dalam pikiran.
tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang diharapkan. Beberapa teori hukuman: 1) Teori hukuman alam 2) Teori hukuman balas dendam 3) Teori hukuman ganti rugi 4) Teori hukuman menakut nakuti 5) Teori hukuman memperbaiki Tujuan dari hukuman: 1) Menunjukkan kesalahan siswa. 2) Siswa yang mendapat hukuman dapat mengetahui kekeliruannya dan memperbaiki diri dalam pengalaman belajar selanjutnya. 3) Agar motivasi belajar dapat timbul melalui hukuman.