You are on page 1of 14

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN KEBUTUHAN ELIMINASI D I S U S U N OLEH : KELOMPOK 6 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

FITRI PARAPAT VINA SIDABUTAR NINGSIH SINAGA GRACE DEVEGA JUWITA SIMARMATA LISTER MANURUNG AGUS LIMBONG SIMRI SITUMORANG

PRODI DIII KEPERAWATAN STIKes SANTA ELISABETH MEDAN T.A2011/2012

Pengkajian Gangguan Sistem Perkemihan


A. a) b) c) d) e) f) g) B. DATA BIOGRAFI Nama Usia Jenis kelamin Suku Status perkawinan Agama Pekerjaan Pola berkemih

Pada orang-orang untuk berkemih sangat individual C. 1. 2. Frekuensi Urine Frekuensi untuk berkemih tergantung kebiasaan dan kesempatan Banyak orang-orang berkemih kira-kira 70 % dari urine setiap hari pada waktu bangun tidur dan tidak memerlukan waktu untuk berkemih pada malam hari. 3. Orang-orang biasanya berkemih : pertama kali pada waktu bangun tidur, sebelum tidur dan berkisar waktu makan. Volume Urine Volume urine yang dikeluarkan sangat bervariasi dalam usia jumlah / hari : 1) 2) 3) 4) 5) Hari pertama & kedua dari kehidupan 15 60 ml Hari ketiga kesepuluh dari kehidupan 100 300 ml Hari kesepuluh 2 bulan kehidupan 250 400 ml Dua bulan 1 tahun kehidupan 400 500 ml 1 3 tahun 500 600 ml

6) 7) 8) 9)

3 5 tahun 600 700 ml 5 8 tahun 700 1000 ml 8 14 tahun 800 1400 ml 14 tahun dewasa 1500 ml

10) Dewasa tua 1500 ml / kurang Jika volume dibawah 500 ml atau diatas 300 ml dalam periode 24 jam pada orang dewasa, maka perlu lapor. D. Faktor yang mempengaruhi kebiasaan berkemih 1. Diet dan intake Jumlah dan type makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi output urine, seperti protein dan sodium mempengaruhi jumlah urine yang keluar, kopi meningkatkan pembentukan urine intake cairan dari kebutuhan, akibatnya output urine lebih banyak. 2.Respon keinginan awal untuk berkemih Beberapa masyarakat mempunyai kebiasaan mengabaikan respon awal untuk berkemih dan hanya pada akhir keinginan berkemih menjadi lebih kuat. Akibatnya urine banyak tertahan di kandung kemih. Masyarakat ini mempunyai kapasitas kandung kemih yang lebih daripada normal 3.Gaya hidup Banyak segi gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal eliminasi urine. Tersedianya fasilitas toilet atau kamar mandi dapat mempengaruhi frekuensi eliminasi. Praktek eliminasi keluarga dapat mempengaruhi tingkah laku. 4.Stress psikologi Meningkatnya stress seseorang dapat mengakibatkan meningkatnya frekuensi keinginan berkemih, hal ini karena meningkatnya sensitive untuk keinginan berkemih dan atau meningkatnya jumlah urine yang diproduksi. 5.Tingkat aktifitas Aktifitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot. Eliminasi urine membutuhkan tonus otot kandung kemih yang baik untuk tonus sfingter internal dan eksternal. Hilangnya tonus otot kandung kemih terjadi pada masyarakat yang menggunakan kateter untuk periode waktu yang lama. Karena urine secara terus menerus dialirkan keluar kandung kemih, otototot itu tidak pernah merenggang dan dapat menjadi tidak berfungsi. Aktifitas yang lebih berat akan mempengaruhi jumlah urine yang diproduksi, hal ini disebabkan karena lebih besar metabolisme tubuh.

6.Tingkat perkembangan Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga akan mempengaruhi pola berkemih. Pada wanita hamil kapasitas kandung kemihnya menurun karena adanya tekanan dari fetus atau adanya lebih sering berkemih. 7.Kondisi Patologis. Demam dapat menurunkan produksi urine (jumlah & karakter) dan Obat diuretiik dapat meningkatkan output urine dan Analgetik dapat terjadi retensi urine. E. Urine Warna : 1. 2. 3. Normal urine berwarna kekuning-kuningan Obat-obatan dapat mengubah warna urine seperti orange gelap Warna urine merah, kuning, coklat merupakan indikasi adanya penyakit. Bau : 1. Normal urine berbau aromatik yang memusingkan

2. Bau yang merupakan indikasi adanya masalah seperti infeksi atau mencerna obatobatan tertentu. Berat jenis : 1. Adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan dengan suatu volume yang sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai standar. 2. 3. Berat jenis air suling adalah 1, 009 ml Normal berat jenis : 1010 1025

Kejernihan : 1. 2. Normal urine terang dan transparan Urine dapat menjadi keruh karena ada mukus atau pus.

F.

PH : 1. Normal pH urine sedikit asam (4,5 7,5) 2. Urine yang telah melewati temperatur ruangan untuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas bakteri 3. Vegetarian urinennya sedikit alkali.

G.

Protein : 1. Normal : molekul-molekul protein yang besar seperti : albumin, fibrinogen, globulin, tidak tersaring melalui ginjal ke urine 2. Pada keadaan kerusakan ginjal, molekul-molekul tersebut dapat tersaring ke dalam urine 3. Adanya protein didalam urine - proteinuria, adanya albumin dalam urine albuminuria

H.

Masalah-masalah dalam Eliminasi

Masalah-masalahnya adalah : retensi, inkontinensia urine, enuresis, perubahan pola urine (frekuensi, keinginan (urgensi), poliurine dan urine suppression). Penyebab umum masalah ini adalah : 1. Obstruksi Pertumbuhan jaringan abnormal Batu Infeksi Masalah-masalah lain. Retensi

a) Adanya penumpukan urine didalam kandung kemih dan ketidak sanggupan kandung kemih untuk mengosongkan diri. b) c) d) e) ml Menyebabkan distensi kandung kemih Normal urine berada di kandung kemih 250 450 ml Urine ini merangsang refleks untuk berkemih. Dalam keadaan distensi, kandung kemih dapat menampung urine sebanyak 3000 4000

urine Tanda-tanda klinis retensi a) b) c) d) e) f) 2. a) Ketidaknyamanan daerah pubis. Distensi kandung kemih Ketidak sanggupan unutk berkemih. Sering berkeih dalam kandung kemih yang sedikit (25 50 ml) Ketidak seimbangan jumlah urine yang dikelurakan dengan intakenya. Meningkatnya keresahan dan keinginan berkemih. Inkontinensi urine Ketidaksanggupan sementara atau permanen otot sfingter eksterna untuk mengontrol keluarnya urine dari kandung kemih b) Jika kandung kemih dikosongkan secara total selama inkontinensia sampai inkontinensi komplit c) Jika kandung kemih tidak secara total dikosongkan selama inkontinensia sampai inkontinensi sebagian Penyebab Inkontinensi a) b) c) d) e) I. Proses ketuaan Pembesaran kelenjar prostat Spasme kandung kemih Menurunnya kesadaran Menggunakan obat narkotik sedative Perubahan pola berkemih 1. Frekuensi a) b) Normal, meningkatnya frekuensi berkemih, karena meningkatnya cairan Frekuensi tinggi tanpa suatu tekanan intake cairan dapat diakibatkan karena cystitis

c)

Frekuensi tinggi pada orang stress dan orang hamil

d) Canture / nokturia meningkatnya frekuensi berkemih pada malam hari, tetapi ini tidak akibat meningkatnya intake cairan. 2.Urgency a) Adalah perasaan seseorang untuk berkemih

b) Sering seseorang tergesa-gesa ke toilet takut mengalami inkontinensi jika tidak berkemih c) Pada umumnya anak kecil masih buruk kemampuan mengontrol sfingter eksternal. 3.Dysuria a) Adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih

b) Dapat terjadi karena : striktura urethra, infeksi perkemihan, trauma pada kandung kemih dan urethra. 4.Polyuria a) Produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti 2.500 ml/hari, tanpa adanya peningkatan intake cairan b) c) Dapat terjadi karena : DM, defisiensi ADH, penyakit ginjal kronik Tanda-tanda lain adalah : polydipsi, dehidrasi dan hilangnya berat badan. 5.Urinari suppresi a) Adalah berhenti mendadak produksi urine

b) Secara normnal urine diproduksi oleh ginjal secara terus menerus pada kecepatan 60 120 ml/jam (720 1440 ml/hari) dewasa c) d) Keadaan dimana ginjal tidak memproduksi urine kurang dari 100 ml/hari disanuria Produksi urine abnormal dalam jumlah sedikit oleh ginjal disebut oliguria misalnya 100

500 ml/hari e) Penyebab anuria dan oliguria : penyakit ginjal, kegagalan jantung, luka bakar dan shock.

J.

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan Urine meliputi Volime, warna, Berat Jenis, Ph, Protein, Bikokarbonat, warna tambahan, dan osmolalitas. 2. pemeriksaan darah meliputi : HB, SDM, kalium, Natrium, pencitraan radionuklida, dan Klorida, fosfat, dan magnesium meningkat. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. pemeriksaan ultrasound ginjal arteriogram ginjal EKG CT Scan Endourologi Urografi ekskretorius sistouretrogram berkemih

Askep masalah kebutuhan eliminasi urine


A. Pengkajian Keperawatan Pengkajian pada kebutuhan elimiasi urine meliputi : 1. Kebiasaan berkemih Pengkajian ini meliputi bagaimana kebisaan berkemih serta hambatannya. Frekuensi berkemih tergatung pada kebiasaan dan kesempatan. Banyak orang berkemih setiap hari pada waktu bangun tidur dan tidak memerlukan waktu untuk berkemih pada waktu malam hari.

2. Pola berkemih

frekuensi berkemih frekuesi berkemih menentuka berapa kali individu berkemih dalam waktu 24 jam

Urgensi Perasaan seseorang untuk berkemih seperti seseorang ke toilet karena takut megalami inkotinensia jika tidak berkemih Disuria Keadaan rasa sakit atau kesulitan saat berkemih. Keadaan ini ditemukan pada striktur uretra, infeksi saluran kemih, trauma pada vesika urinaria.

Poliuria Keadaan produksi urine yang abnormal yang jumlahnya lebih besar tanpa adanya peingkata asupa caira. Keadaan ini dapat terjadi pada penyekit diabetes, defisiensi ADH, da pen yakit kronis ginjal.

Urinaria supresi Keadaan produksi urine yang berhenti secara medadak. Bila produksi urine kurag dari 100 ml/hari dapat dikataka anuria, tetapi bila produksiya atara 100 500 ml/hari dapat dikataka sebagai oliguria.

3. Volume urine volume urine menentukan berapa jumlah urine yang dikeluarka dalam waktu 24 jam.

4. faktor yang mempengaruhi kebiasaan berkemih

diet da asupan (diet tinngi protei dan natirum) dapat mempengaruhi jumlah urine yang dibentuk, sedangka kopi dapat meningkatkan jumlah urine gaya hidup stress psikologi dapat meingkatka frekuensi keinginan berkemih. Tingkat aktivitas 5. Keadaan urine Keadaan urie meliputi : warna, bau, berat jeis, kejerihan, pH, protei, darah, glukosa. 6. Tanda klinis gangguan elimiasi urine seperti retensi urine, inkontinensia uirne. B. Diagnosa Keperawatan Diagosa keperawata yang terjadi pada masalah kebutuhan eliminasi urine adalah sebagai berikut : 1. Perubahan pola eliminasi urine b/dKetidakmampuan salura kemih akibat anomali saluran urinariaPenurunan kapsitas atau iritasi kandung kemih akibat penyakit Kerusakan pada saluran kemih Efek pembedahan pada saluran kemih.

2. Inkontinensia fungsional b/d penurunan isyarat kandung kemihdan kerusakan kemampuan untuk mengenl isyarat akibat cedera atau kerusakan k. Kemih kerusakan mobilitas kehilangan kemampuan motoris dan sensoris.

3. Inkontinensia refleks b/d Gagalnya fungsi rangsang di atas tingkatan arkus refleks akibat cedera pada m. spinalis.

4. Inkontinensia stress b/d Tingginya tek. Intraabdimibal dan lemahnya otor peviks akibat kehamilan Penurunan tonus otot.

5. Inkontinensia total b/d Defisit komnikasi atau persepsi

6. Inkontinensia dorongan b/d Penurunan kapasitas k. Kemih akibat penyakit infeksi, trauma, tindakan pembedahan, faktor penuaan.

7. retesi urine b/d adanya hambatan pada sfingter akibat pebyakit striktur, BHP

8. perubahan body image b/d inkontinensia dan enuresis

9. resiko terjadinya infeksi salura kemih b/d pemasangan kateter , kebersihan perineum yang kurang

10. resiko perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d gangguan drainase ureterostomi.

C. Perencanaan Keperawatan Tujuan : 1. memahami arti eliminasi urine 2. membantu mengosongkan kandung kemih secara penuh 3. mencegah infeksi 4. mempertahankan integritas kulit 5. memberikan rasa nyaman 6. mengembalikan fungsi kandung kemih 7. memberikan asupan secara tepat 8. mencegah kerusakan kulit 9. memulihkan self esteem atau mencegah tekanan emosional D. Rencanakan Tindakan : 1. monitor/obervasi perubahan faktor, tanda dan gejala terhadap masalah perubahan eliminasi urine, retensi dan urgensia 2. kurangi faktor yang mempengaruhi/penyebab masalah 3. monitor terus perubahan retensi urine 4. lakukan kateterisasi urine

Inkontinensia dorongan 1. pertahankan hidrasi secara optimal 2. ajarkan untuk meningkatkan kapasitas kandung kemih dengan cara 3. ajarkan pola berkemih terencana (untuk mengatasi kontraksi kandung kemih yang tidak biasa) 4. anjurkan berkemih pada saat terjaga seperti setelah makan, latihan fisik, mandi 5. anjurkan untuk menahan sampai waktu berkemih 6. lakukan kolaborasi dengan tim dokter dalam mengatasi iritasi kandung kemih

Inkontinensia total 1. pertahankan jumlah cairan dan berkemih 2. rencanakan program kateterisasi intermiten apabila ada indikasi 3. apabila terjadi kegagalan pada latihan kandung kemih pertimbangan untuk pemasangan kateter indweeling Inkontinensia stress kurangi faktor penyebab seperti : 1. kehilangan jaringan atau tonus otot, dengan cara : ajarkan untuk mengidentifikasi otot dasar pelviks dan kekuatan dan kelemahannya saat melakukan latihan untuk otot dasar pelviks anterior bayangkan anda mencoba menghentikan aliran urine, kencangkan otot-otot belakang dan depan dalam waktu 10 detik, kemudian lepaskan atau rileks, ulangi hingga 10 kalidan lakukan 4 kali sehari 2. meningkatkan tekanan abdomen dengan cara : latih untuk menghindari duduk lama latih untk sering berkemih sedikitnya tiap 2 jam.

Inkontinensia fungsional Ajarkan teknik merangsang redleks berkemih, dengan berkemih seperti : mekanisme supra pubis kutaneus 1. ketuk supra pubis secara dalam, tajam dan berulang 2. anjurkan pasien untuk posisi setengah duduk mengetuk kandung kemih secara langsug denga rata-rata 7 8 kali seiap detik gunakan sarung tangan pindahkan sisi rangsangan di atas kandung kemih untuk menentukan posisi saling berhasil lakukan hingga aliran baik tunggu kurang lebih 1 menit dan ulangi hingga kandung kemih kosong apabila rangsangan dua kali lebih dan tidak ada respon, berarti sudah tidak ada lagi yang dikeluarkan. 3. apabila belum berhasil, lakukan hal berikut ini selama 2- 3 menit dan berikan jeda waktu 1 menit di antara setiap kegiatan tekan gland penis pukul perut di atas ligamen inguinalis tekan paha bagian dalam 4. catat jumlah asupan dan pengeluaran 5. jadwalkan program kateterisasi pada saat tertentu

Inkontinensia Fungsional 1. tingkatkan faktor yang berperan dalam kontinen, sepperti : a. Pertahakan hidrasi optimal dengan cara b. Pertahankan nutrisi yang adekuat c. Tingkatka intergritas diri dan berikan motivasi kemampuan mengontrol kandung kemih, dengan cara menghindari penggunaan bedpan (pispot). d. Tingkatkan integritas kulit dengan cara e. Tingkatkan higiene perseorangan denga cara 2. jelaskan cara mengenali perubahan urine yang abnormal seperti adanya peningkatan mukosa, darah dala urine dan perubahan warna 3. ajarkan cara memantau adanya tanda dan ISK, seperti peningkatan suhu, perubahan keadaan urine, nyeri supra pubis bagian atas, nyeri saat berkemih, mual, muntah

PERUBAHAN TERKAIT USIA PADA SISTEM URINARIA

Penyimpangan dan penyimpanan urine dalam interval yang sesuai adalah suatu proses koordinasi volunteer dan involunter yang rumit. Sistem tersebut harus utuh secara fisik dan neorulogis dan harus terdapat kesadaran kognitif dan keinginan untuk berkemih dan temapt serta situasi yang tetap untuk dilakukannya. Kandung kemih di isi dengan urine yang dikeluarkan dar i ureter dengan kecepatan 2 ml/menit.Otot kandung kemih relaksasi untuk mengakomodasi peningktan volume ketika sfingter internal pada leher kandung kemih dan sfingter eksternal pada otot-otot dassar panggul konstriksi sehingga kebocoran tidak terjadi.Kapasitas kandung kemih yang normal sekitar 300-600 ml dengan sensasi keinginan untuk berkemih di antara 150-350 ml. Berkemih dapat di tunda 1 -2 jam sejak keinginana berkemih disarankan.Ketika berkemih atau miksi terjadi otot detrusor kontraksi dan sfingter internal dan eksternal relaksasi yang membuka uretra .Pada orang dewasa muda ,hamper semua urine di keluarkan dalam proses ini,pada lansia tidak semua dikeluarkan,tetapi residu urine dengan volume 50 ml atau kurang dianggap adekuat,jumlah yang lebih dari 100 ml di indikasikan adnya retensi urine secara siknifikan.Secara neurologis jalur relaksasi dan kontraksi adalah dalam medulla spinalis pada pusat miksi. Pengendalian yang terlokalisasi di satukan oleh pusat kendali kandung korteks serebral dan oleh batang otak.Gangguan pada titik apapun dalam system ini memiliki konsekuensi untuk konntinensia.Sebagai contoh pasien dmensia dengan kehilangan koqnitif tidak lagi megalami hambatan social dalam berkemih di koridor runangan dengan adany orang lain di sekitarnya.

Perubahan pada umunya menyertai penuaan termasuk kapasitas kandung kemih yang lbih kecil,peningkatan volume residu dan kontraksi kandung kemih yang todak disadari. Pada wanita lansia penurunan estrogen menyebabkan atropi jaringan uretra dan efek akibat melahirkn dapat di lihat pada lemahnya otot-otot dasar panggul,pada lansia pria hipertropiprostat menyebabkan tekanan pada leher kandung kemih dan uretra.Penurunan reaksi kandung kemih dapat juga mempengaruhi pengendalian neurologis pada kandung kemih. Atropi oto-otot mengakibatkan penuaan serta umum yang mempengaruhi otot-otot kandung kemih sehingga kontraksi tidak adekuat pada say usia muda,perubahan normal apda system renal dan urinaria akibat penuaan.

Perubahan normal terkait usia Penebalan dasar membrane Penurunan area permukaan glomerular Penurunan panjang dan volume tubulus proksimal,penurunan aliran darah vascular Penurunan massa otot yang tidak berlemak Peningkatan total lemak tubuh Penurunan cairan intrasel Penurunan sensasi haus Penurunan untuk kemampuan yang memekat pada urine Penurunan hormone yang pentig untuk absorbs kalsium dari saluran gastroistestinal Penurunan kapasitas kandung kemih Peningkatan volume residu Peningkatan kontraksi kandung kemih yang tidak disadari Atropi pada otot secara umum.

Implikasi klinis Filtrasi darah kurang efisien

Penurunan total cairan tubuh Resiko dehidrasi

Peningkatan resiko osteoporosis

Peningkatan re siko inkotinensia

You might also like