You are on page 1of 11

askep depresi

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Nn. N DENGAN MASALAH MENARIK DIRI AKIBAT DEPRESI
DI RUANG 2 RSJ DAERAH Dr.AMINO GONDO HUTOMO SEMARANG

I.

IDENTITAS
: Nn.N : 22 th : 04 Mei 2004 : 26 Mei 2004

Inisial Umur Tgl dirawat Tgl pengkajian II.

ALASAN MASUK
Setengah bulan sebelum masuk RSJ klien mengamuk semakin sering, marusak barang, memukul orang, perawatan diri kurang, makan dan minum serta tidur harus disuruh. Klien sering keluyuran, tidak ada komunikasi dengan keluarga dan tetangga. Klien tidak kontrol dan minum obat.

III.

FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pengalaman Yang menyakitkan


Sebelum sakit klien adalah anak yang cukup pandai dikelasnya. Setelah menderita thypus klien mempunyai kebiasaan meludah disembarang tempat kemudian oleh sekolah dikeluarkan hal ini membuat klien menjadi marah dan menarik diri. Setelah diupayakan pengobatan alternatif klien menjadi lebih kooperatif kemudian minta untuk sekolah kembali karena sudah terlambat waktunya maka ditolak jadilah depresi dan semakin menarik diri.

2. Pengalaman pengobatan Klien dirawat di RSJ Semarang 2 x dan yang sekarang untuk 3 x nya, di Surabaya 1 x. hasil pengobatan klien pulang dengan kondisi baik dan kooperatif tetapi tidak pernah kontrol da minum obat karena tidak mempunyai biaya 3. Riwayat keluarga Dalam keluarga diketahui bahwa nenek dan ibu penderita sering bicara sendiri. 4. Riwayat Tumbang klien
Semasa anak-anak : klien orang yang periang, banyak teman. Masa remaja : klien menjadi pendiam dan pemalu, kurang pergaulan.

IV. PSIKOSOSIAL 1. Genogram


Keterangan :

: Klien : Meninggal

: Serumah : wanita : laki-laki : Penyakit sama dgn klien

2. Konsep diri Klien mengalami gangguan konsep diri : harga diri rendah 3. Hubungan social Klien mengalami kerusakan interaksi sosial V. 1. STATUS MENTAL Kerusakan komunikasi Klien bicara lambat, kadang tidak jelas dan hanya sepatah kata Saat wawancara klien kurang kooperatif, kontak mata kurang. Klien tidak mampu jika diajak bicara terlalu lama

2. Gangguan aktivitas motorik Klien terlihat lesu, lemas tidak bertenaga

Klien kurang bereaksi dalam masalah pekerjaan

3. Ansietas Klien menyatakan sedang sedih dan khawatir karena keluarga tidak pernah menjenguknya Klien merasa tidak nyaman di RSJ 4. VI. Perubahan proses pikir Klien mengalami bloking saat wawancara Klien tampak bingung dan tidak terfokus Klien mudah lupa dengan apa yang baru terjadi Klien mengalami gangguan daya ingat panjang dan pendek Klien tidak mampu berkonsentrasi Klien mengalami gangguan kemampuan penilaian bermakna Klien merasa bingung apakah dirinya ini gila atau waras tetapi tahu kalau dirinya ada di RSJ

KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG Pemeliharaan kesehatan, perubahan kebutuhan sehari-hari klien saat dirumah sakit dipenuhi oleh perawat klien hanya menuruti perintah - dirumah klien tidak mau melakukan kegiatan harian (ADL) dan harus disuruh terlebih dahulu MEKANISME KOPING Koping individu inefektif : - klien senang berdiam diri di kamar, melamun dan ngomong sendiri. Jika sudah tidak tahan klien biasanya mengamuk atau merusak barang-barang

VII.

VIII. MASALAH PSIKOSOSIAL Klien tidak/kurang diterima dimasyarakat / lingkungan IX. X. PENGETAHUAN Klien merasa tidak mampu dan terbatas pengetahuannya ASPEK MEDIK
Diagnosa medik Terapi medik Pemeriksaan lab : Skizofrenia Katatonik : depresi : CPZ 1 x 100 mg TFP 2 x 5 mg THP 2 x 2 mg : tgl 10 Mei 2004

ECT Konvensional Rehabilitasi

Hb : 9,8 g/dl :3x :4x

ANALISA DATA

NO DATA 1 S: Keluarga mengatakan setengah bulan sebelum masuk RSJ klien mengamuk semakin sering, merusak barang, memukul orang Keluarga mengatakan klien jika meminta sesuatu harus segera diberi Keluarga mengatakan klien tidak diterima di lingkungan masyarakat Keluarga mengatakan klien jika mempunyai masalah lebih senang berdiam diri dikamar, melamun dan ngomong sendiri. Jika sudah tidak tahan lagi klien kemudian menjadi mengamuk atau merusak barang-barang yang ada.
O:-

MASALAH Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

S: Gangguan alam : Keluarga mengatakan selama dirumah perawatan perasaan diri kurang, makan dan minum serta tidur harus depresi disuruh. Klien kadang ingin keluyuran, tidak ada komunikasi dengan keluarga maupun tetangga Keluarga mengatakan setelah klien dikeluarkan dari sekolah dan tidak dapat melanjutkan kembali klien menjadi sering menyendiri dan merasa malas sehingga enggan melakukan pekerjaan rumah kalau tidak disuruh

Klien menyatakan kalau dirinya merasa tidak mampu untuk melanjutkan sekolah, klien juga mengatakan kalau dirinya tidak mempunyai citacita / tidak ingin menjadi apa-apa. Klien tidak bisa menyatakan harapannya O: Saat wawancara klien kurang kooperatif, kontak mata dengan lawan biacara kurang. Klien tidak mampu jika diajak bicara terlalu lama dan biasanya klien minta untuk tidur. Kesadaran klien tampak bingung dan tidak terfokus Klien terlihat lesu, lemas tidak bertenaga Klien dalam berbicara lambat, kadang tidak jelas dan hanya sepatah kata. Saat berbicara klien banyak senyumnya 3 S: Klien mengatakan merasa malu dengan orang lain karena klien merasa orang tidak mampu sehingga tidak ada teman yang mau bermain kerumahnya. Klien mengatakan merasa tidak berarti apa-apa sampai sekolah saja tidak diterima. Klien juga mengatakan merasa tidak nyaman dilingkungan rumahnya karena tetangganya semua merasa takut dengan klien padahal menurut klien tidak merasa mengganggu para tetangganya. Klien mengatakan jika mengingat itu semua menjadi berdiam diri dan tidak mau bicara lagi. Klien mengatakan merasa tidak mampu dan terbatas pengetahuannya Keluarga mengatakan bahwa ekonomi keluarga ditanggung oleh anak-anaknya O: Kesadaran klien tampak bingung dan tidak terfokus. Pada saat wawancara klien mengalami blocking atau sering tidak mampu menjawab apa yang ditanyakan. 4 S: Tidak efektifnya Keluarga mengatakn bahwa klien dirawat di RSJ penatalaksanaan Semarang 2 x dan di Surabaya 1 x. Hasil regimen

Gangguan konsep dri : harga diri rendah

pengobatannya : klien pulang dengan kondisi terapeutik yang cukup baik akan tetapi tidak pernah kontrol dan tidak minum obat karena tidak mempunyai biaya Klien mengatakan reaksi obat yang dirasakan adalah membuat badan lemas seperti tidak bertenaga. O: Klien pernah mengalami efek ekstra pyramidal dari obat yaitu gerakan mata yang selalu ingin melihat keatas, kemudian diatasi dengan diberi obat artan sebanyak 10 mg. Klien terlihat lesu, lemas tidak bertenaga 5 S: Defisit Keluarga mengatakan selama dirumah perawatan Perawatan diri diri klien kurang, makan dan minum serta tidur harus disuruh Keluarga mengatakan klien lebih senang berdiam diri dikamar, melamun dan ngomong sendiri O: Klien terlihat lesu, lemas tidak bertenaga Klien selama di RSJ mandi 2 x sehari dengan dibantu oleh perawat S: Isolasi social : Keluarga mengatakan klien maunya dikamar terus menarik diri dan maunya menyendiri, terkadang klien ngomong sendiri dan senyum sendiri Keluarga mengatakan klien jika mempunyai masalah lebih senang berdiam diri dikamar, melamun dan ngomong sendiri. Keluarga mengatakan setelah klien dikeluarkan dari sekolah dan tidak dapat melanjutkan kembali klien menjadi sering menyendiri dan merasa malas sehingga enggan melakukan pekerjaan rumah kalau tidak disuruh O: Saat wawancara klien kurang kooperatif, kontak mata dengan lawan biacara kurang. Klien tidak mampu jika diajak bicara terlalu lama dan biasanya klien minta untuk tidur Klien dalam berbicara lambat, kadang tidak jelas

dan hanya sepatah kata. Saat berbicara klien banyak senyumnya 7 S: Keluarga mengatakan bahwa nenek dan ibu penderita sering bicara sendiri. Kondisi ini oleh keluarga dibiarkan saja tidak dilakukan pengobatan karena tidak ada biaya. Keluarga mengatakan dalam pola asuh klien diasuh oleh orang tua sendiri, akan tetapi jarang diperhatikan untuk kebutuhannya karena orang tua sibuk mencari nafkah. Keluarga mengatakan klien tidak pernah kontrol dan tidak minum obat karena tidak mempunyai biaya. Keluarga mengatakan klien sewaktu dirawat diRSJ Semarang yang kedua dipaksa untuk pulang karena tidak ada biaya kemudian dibawa ke Surabaya tempat kakaknya bekerja
O:-

Tidak efektifnya koping keluarga : ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

POHON MASALAH
Resiko mencederai diri, Orang lain, lingkungan Tidak efektifnya penatalaksanaan regimen terapeutik Isolasi social : Menarik diri Menurunnya motivasi Defisit perawatan diri

Tidak efektifnya Koping keluarga : Ketidakmampuan Keluarga merawat Anggota keluarga Yang sakit

perawatan diri Gangguan alam perasaan : depresi

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri Isolasi social : menarik diri berhubungan dengan depresi Gangguan Alam perasaan : depresi berhubungan dengan harga diri rendah Isolasi social : menarik diri berhubungan dengan tidak efektifnya koping keluarga : ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. 5. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan tidak efektifnya penatalaksanaan regimen terapeutik 6. Defisit perawatan diri berhubungan dengan menurunnya motivasi perawatan diri 7. Tidak efektifnya penatalaksanaan regimen terapeutik berhubungan dengan Tidak efektifnya koping keluarga : ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit 1. 2. 3. 4.

PEMBAHASAN

I.

PENGKAJIAN

Menarik diri pada klien muncul pada 3 hari pertama perawatan yang sebelumnya terjadi kemarahan dan mengamuk dari klien, selanjutnya klien mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan. Setelah melalui tahapan perkenalan dengan perawat klien mau membicarakan penyebab menarik diri. Dari hasil pengkajian didapatkan masalah utama dengan menarik diri akibat depresi Menarik diri merupakan suatu rentang respon yang memerlukan suatu tindakan keperawatan dengan perawatan total, perawatan partial dan perawatan minimal. Pada Nn. N disimpulkan bahwa faktor presipitasi munculnya menarik diri adalah berasal dari kekecewaannya karena dikeluarkan dari sekolahnya disebabkan kebiasaan meludah dilantai kelas, kemudian setelah selang 3 bulan perawatan klien minta untuk sekolah kembali tetapi ditolak karena sudah terlambat. Factor predisposisinya adalah tipe kepribadian yang pendiam serta tumbuh kembang yang kurang merasakan kasih-sayang orang tuanya karena sibuk mencari nafkah. Dalam pengumpulan data, perawat mengalami kesulitan ketika harus mengeksplorasi perasaan klien karena klien sangat mudah lupa dan enggan untuk berbicara. Tetapi dengan pendekatan yang terus menerus dan secara bertahap sehingga dapat diperoleh data yang diperlukan kemudian data tersebut divalidasikan melalui perawat, dokter dan keluarga ketika mengadakan kunjungan rumah.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh pohon masalah dengan masalah utama menarik diri, penentuan core problem ini didasarkan pada pertama alasan klien masuk RSJ yaitu klien berdiam diri, membisu, diajak bicara diam saja. Kedua adalah ketika berada diruangan klien masih menunjukkan tanda-tanda menarik diri seperti : diam, kontak mata kurang, sering melamun, menggerakkan bibir tanpa suara. Hal ini berlangsung selama 1 minggu perawatan. Menarik diri pada Nn N mengakibatkan resiko terjadinya mencederai diri, orang lain dan lingkungan karena klien saat dirumah marah-marah dan merusak barang yang ada. Masalah utama isolasi social : menarik diri ini disebabkan karena klien mengalami depresi akibat adanya gangguan konsep diri : harga diri rendah dengan kondisi klien merasa tidak berguna dan tidak mampu dalam hidupnya terutama sekolahnya sehingga ia merasa malu dengan orang lain . selain itu juga karena tidak efektifnya penatalaksanaan regimen terapeutik akibat tidak efektifnya koping kleurga. Pada kasus ini, pohon masalah dengan core problem : menarik diri diperoleh diagnosa keperawatan sebagai berikut : 1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan b.d Menarik Diri 2. Isolasi Sosial : Menarik Diri b.d depresi

3. Tidak efektifnya penatalaksanaan regimen terapeutik b.d tidak efektifnya koping keluarga : ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit Selain diagnosa keperawatan tersebut diatas juga ditemukan diagnosa keperawatan yang lain yang terjadi akibat dampak dari menarik diri akibat depresi klien yaitu : Defisit perawatan diri b. d menurunnya motivasi merawat diri Gangguan alam perasaan : depresi b.d harga diri rendah Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan b.d Tidak efektifnya penatalaksanaan regimen terapeutik Isolasi social : menarik diri b.d tidak efektifnya koping keluarga : ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit Dalam rencana perawatan keempat diagnosa ini tidak dimunculkan dengan pertimbangan jika dari core problem sudah dapat diatasi maka diharapkan untuk masalah yang lainnya juga akan teratasi.

1. 2. 3. 4.

B. INTERVENSI TINDAKAN KEPERAWATAN Intervensi tindakan keperawatan pada dasarnya ditujukan untuk menangani masalah utama yaitu isolasi sosial : menarik diri, namun tidak mengesampingkan masalah yang lain yang menjadi penyebab dari masalah utama tersebut yaitu adanya depresi yang diakibatkan adanya gangguan konsep diri : harga diri rendah.

III. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Implementasi yang diberikan pada klien adalah untuk mengatasi core problem dengan pertimbangan jika masalah utama teratasi maka untuk masalah yang lain juga akan teratasi atau teratasi dengan memberikan asuhan keperawatan yang minimal karena dasar utama intervensi klien sudah mampu melaksanakan.

IMPLEMENTASI Implementasi dilaksanakan untuk menangani masalah menarik diri dalam diagnosa : Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan b.d menarik diri. Tindakan : TUK 1 Dilaksanakan tanggal 26 mei 29 mei 2004 TUK 2 Tanggal 29 mei 2004 TUK 3 Tanggal 31 mei 2004 dengan 2 x pertemuan TUK 4 Tanggal 1-4 juni 2004 TUK 5 Tanggal 4 juni 2004 TUK 6 Tanggal 7 juni 2004 TUK 7 Tanggal 5 juni 2004

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

You might also like