You are on page 1of 14

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN
ANALAISIS PIGMEN PADA DAUN TUMBUHAN

OLEH :
LISTYAWATI 0905120682

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam buat junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta orang-orang yang istiqomah mengikuti jejak langkah beliau. Laporan dengan judul analisis pigmen pada daun tumbuhan ini disusun dengan maksud untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan tugas FISIOLOGI TUMBUHAN dan agar lebih dapat memahami tentang pigmen pada daun tumbuhan. Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Firdaus.L.N, Ibu Sri Wulandari dan Ibu Yusnida Bey sebagai dosen pengampu mata kuliah fisiologi tumbuhan yang banyak meluangkan waktu, pikiran dan membantu kami dalam pembuatan laporan ini, seta kakakkakak asisten paraktikum dan semua teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini. Kami menyadari dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, disebabkan keterbatasan kemampuan kami, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya kami berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Pekanbaru, 26 November 2011

Listyawati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I A. B. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan

i ii

BAB II

KAJIAN TEORI

A. B. BAB III A. B.

Kajian Teori Hipotesa METODE Alat dan Bahan Cara Kerja

BAB IV A. B. BAB V

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Pembahasan PENUTUP Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses fotosintesis tidak dapat berlangsung pada setiap sel, tetapi hanya pada sel yang mengandung pigmen fotosintetik.Sel yang tidak mempunyai pigmen fotosintetik ini tidak mampu melakukan proses fotosintesis. Di dalam daun terdapat mesofil yang terdiri atas jaringan bunga karang dan jaringan pagar.Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung pigmen hijau klorofil. Pigmen ini merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis yang berperan penting dalam menyerap energi matahari. Kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk batang dan buah yang belum matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Praktikum ini dilakaukan untuk melihat macam-macam pigmen pada beberapa tumbuhan yang berperan dalam fotosintesis. B. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui macam-macam pigmen pada tumbuhan

BAB II KAJIAN TEORI


A. Kajian Teori
Istilah klorofil berasal dari bahasa Yunani yaitu chloros artinya hijau dan Phyllos artinya daun. Ini diperkenalkan pada tahun 1818, dimana pigmen tersebut diekstrak dari tumbuhan dengan menggunakan pelarut organik. Hans Fischer peneliti klorofil yang memperoleh nobel prize winner pada tahun 1915 berasal dari technishe hochschule, munich germany. Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri fotosintetik. Senyawa ini yang berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan mengubah tenaga cahaya matahari menjadi tenaga kimia. Dengan proses fotosintesis, terdapat 3 fungsi utama dari klorofil yaitu: memanfaatkan energy matahari, memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat menyediakan dasar energetik bagi ekosistem secara keseluruhan.

Dan karbohidrat yang dihasilkan fotosintesis melalui proses anabolisme diubah menjadi protein, lemak, asam nukleat, dan molekul organik lainnya. Pada tanaman tingkat tinggi ada 2 macam klorofil yaitu klorofil-a (C55H72O5N4Mg) yang berwarna hijau tua dan klorofil-b (C55H70O6N4Mg) yang berwarna hijau muda. Klorofil-a dan klorofil-b paling kuat menyerap cahaya di bagian merah (600-700 nm), sedangkan yang paling sedikit cahaya hijau (500-600 nm). Sedangkan cahaya berwarna biru dari spektrum tersebut diserap oleh karotenoid.

Klorofil menyebabkan cahaya berubah menjadi radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat mata(visible). Misalnya, cahaya matahari mengandung semua warna spektrum kasat mata dari merah sampai violet, tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak diserap dengan baik secara merata oleh klorofil. Klorofil dapat menampung energi cahaya yang diserap oleh pigmen cahaya atau pigmen lainnya melali fotosintesis, sehingga fotosintesis disebut sebagai pigmen pusat reaksi fotosintesis. Dalam proses fotosintesis tumbuhan hanya dapat memanfaatkan sinar matahari dengan bentuk panjang gelombang antara 400 700 nm. (Anonimous:2011) Cahaya matahari yang sampai kebumi, sekitar 23% digunakan untuk daur hidrologi, 46% untuk pemanasan atmosfir, permukaan bumi serta lautan, dan sekitar 30% dipantulkan kembali ke luar angkasa. Cahaya matahari kurang dari 1% digunakan untuk proses fotosintesis tumbuhan (wirahadikusuma, 1985). pembentukan klorofil : 1. Pembawa faktor, dimana pembentukan klorofil misalnya pada pembentukan pigmen-pigmen lain seperti hewan dan manusia yang dibawah oleh suatu gen tertentu di dalam kromosom. Begitu pula dengan tanaman, jika tidak ada klorofil maka tanaman tersebut akan tampak putih (albino), contoh seperti tanaman jagung. 2. Sinar matahari, dimana klorofil dapat terbentuk dengan adanya sinar matahari yang mengenai langsung ketanaman. 3. Oksigen, pada tanaman yang dihasilkan dalam keadaan gelap meskipun diberikan sinar matahari tidak dapat membentuk klorofil, jika tidak diberikan oksigen. 4. Karbohidrat ternyata dapat membantu pembentukan klorofil dalam daun-daun yang mengalami pertumuhan. Tanpa adanya karbohidrat, maka daun-daun tersebut tidak mampu mengahasilkan klorofil. 5. Nitrogen, Magnesium, dan Besi merupakan suatu keharusan dalam pembentukan klorofil, jika kekurangan salah satu dari zat-zat tersebut akan mengakibatkan klorosis pada tumbuhan. 6. Unsur Mn, Cu, dan Zn meskipun jumlah yang dibutuhkan hanya sedikit dalam pembentukan klorofil. Namun, jika tidak ada unsur-unsur tersebut maka tanaman akan mengalami klorosis juga. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

7. Air, kekurangan air pada tumbuhan mengakibatkan desintegrasi dari klorofil seperti terjadi pada rumput dan pohon-pohon dimusim kering. 8. Temperatur 30-400C merupakan suatu kondisi yang baik untuk pembentukkan klorofil pada kebanyakkan tanaman, akan tetapi yang paling baik ialah pada temperatur antara 26-300C (Dwidjoseputro, 1994).

Klorofil merupakan salah satu metabolism sekunder yang potensial. Zat hijau daun ini tak hanya penting, dalam proses fotosintesis tumbuhan saja, tetapi juga sangat berguna untuk menunjang kesehatan bagi yang mengkonsumsinya. Seorang penelitian bernama Franz Miller menganjurkan penggunakan klorofil sebagai obat istimewa kerena keberadaannya dapat memperbaiki kondisi kesehatan yang buruk. Selain itu klorofil juga merupakan zat pewarna hijau bagi tumbuhan. (Campnbell.A, 1974). Klorofil atau yang biasa dikenal dengan zat hijau daun, sama sperti namanya merupakan kandungan yang menyebabkan warna hijau pada tanaman. Apa yang dilakukan klorofil? Klorofil ini akan menyerap energi dari matahari untuk memfasilitasi berlangsungnya proses fotosintesis pada tumbuhan. Klorofil ini dalam tanaman sama seperti darah pada manusia. Zat ini sangat berperan dalam fungsi metabolism seperti pertumbuhan dan respirasi (pernapasan) tumbuhan. Yang lebih menarik lagi, komposisi kimia klorofil hamper sama dengan komposisi darah manusia. Bedanya, atom sentral klorofil adalah magnesium sedangkan atom sentral manusia adalah besi. Hal ini, ditambahkan dengan pentingnya klorofil dalam proses metabolism tumbuhan menarik perhatian ilmuan untuk mencari tahu kemungkinan apakah klorofil bisa mendatangkan manfaat yang sama pula pada manusia. Hasilnya, banyak penelitian yang telah menemukan manfaat dari klorofil bagi kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. Klorofil sangat berfungsi buat tanaman, jika tanaman kekurangan klorofil maka daun-daun akan berguguran. Misalnya, tanaman atau pohon tersebut akan mengalami kehilangan daun atau gugur pada musimnya. Sebelum daun-daun gugur banyak zat-zat nutrisi dialirkan kejaringan penyimpanan dalam batang untuk didaur ulang kembali membentuk daun pada musim semi berikutnya. Pada musim gugur daun akan berhenti membuat klorofil yang baru sehingga daun akan kehilangan warna hijaunya dan gugur. Warna pada musim daun gugur adalah kombinasi dari pigmen yang baru dibuat selama

musim gugur dan pigmen yang sebelumnya telah ada pada daun, akan tetapi diikuti oleh klorofil yang berwarna hijau gelap sehingga warna yang dihasilkan daun gugur berwarna coklat. (Campbell.A., 1974).

Pada daun tumbuhan yang berbeda mengandung pigmen daun yang berbeda pula.

BAB III METODE


A. Alat dan Bahan Bahan Daun puring (Codiaeum variagetum) Bayam merah (Amaranthus.sp) Alkohol Kertas saring Alat Mortar Beaker glass Pipet Tetes

B. Cara Kerja : 1. Mortar dan perangkatnya disiapkan 2. Daun ditumbuk dengan mortar sampai halus dan diberi alkohol 10-20 tetes sehingga didapat ekstrak daun 3. Beaker glass yang bersih ukuran 250ml disiapkan. 4. Dibuat potongan kertas saring berukuran 6x11 cm. 5. Dibuat garis dengan pensil 1cm dibagian bawah dan 1cm dibagian atas untuk menentukan jarak pelarut dan bagian bawahnta itu tempat ekstrak diteteskan. 6. Dicelupkan kertas yang sudah ditetesi ekstrak tadi kedalam beaker glass yang telah berisi alkohol 1cm dan ditunggu beberapa saat. 7. Apabila alkohol merambat sampai batas akhir kertas saring diangkat 8. Dihitung jarak bercak dan diperhatikan warnanya. 9. Diukur jarak mulai dari batas warna bercak sampai titik teratas bercak dan bandingkan dengan jarak pelarut. Dihitung Rf dengan rumus 10.

BAB IV HASIL PENGAMATAN DANPEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Daun bayam Warna bercak Jingga Hijau kekuningan Kuning Ungu 4,8 cm 2 cm 0,53 0,22 Jarak bercak 3,9 cm 4,5 cm Rf 0,45 0,5

Daun puring Warna bercak Jingga Hijau kekuningan Kuning Hijau kebiruan ungu 4,6 cm 5,3cm 8,6 cm 0,51 0,58 0,95 Jarak bercak 3,3 cm 4 cm Rf 0,36 0,44

Nilai Rf didapatkan dari rumus:

Dimana jarak pelarutnya adalah 9 cm

a. Pigmen pada Daun puring merah (Amaranthus.sp)

b. Pigmen pada Daun Bayam (Codiaeum variagetum)

B.

Pembahasan
Praktikum mengenai analisis pigmen pada tumbuhan menggunakan teknik

kromatografi kertas ini menggunakan filtrat daun puring dan daun bayam

yang

dihaluskan dengan penambahan sedikit demi sedikit alkohol. Penambahan alhohol ini berfungsi untuk melarutkan klorofil. Dimana teknik kromatografi kertas ini

memisahkan molekul berdasarkan berat molekulnya. Molekul yang berat molekul keseluruhannya lebih besar akan berada paling bawah karena adanya gaya gravitasi yang bekerja berlawanan dengan gaya kapilaritas pada kerta saring. Penggunaan alkohol sebagai pelarut bertujuan untuk memudahkan pengangkutan pigmen karena pigmen tersebut merupakan senyawa organik. Kertas saring menyediakan rintangan berupa serat-serat yang mencegah molekul berukuran besar untuk dapat terus lewat. Nilai Rf menunjukkan berat molekul dan jumlah total molekul pigmen tersebut, dimana semakin kecil nilai Rf, maka berat molekul dan jumlah total molekul tersebut semakin besar. Hasil kromatografi kertas menunjukkan beberapa warna yang sama dan ada juga yang berbeda. Warna yang sama pada kedua daun adalah warna jingga dan kuning yang masing-masing merupakan warna dari pigmen daun karotenoid

dan xantofil. Pigmen karotenoid memiliki Rf yang kecil, artinya karotenoid memiliki berat molekul dan jumlah total molekul yang besar. Pada kenyataanya, berat satu molekul karotenoid lebih kecil daripada korofil, namun hasil kromatografi menunjukkan sebaliknya. Hal ini disebabkan jumlah karotenoid pada tumbuhan tersebut banyak karena karotenoid berfungsi sebagai proteksi untuk klorofil sehingga pada tanaman yang mendapatkan intensitas cahaya tinggi perlu karotenoid yang banyak. Pigmen kedua yang sama adalah xantofil, yang fungsinya sama dengan karotenoid dan memiliki berat molekul yang hampir sama. Namun, karena jumlah yang sedikit, xantofil memiliki Rf yang lebih besar. kedua pigmen ini terdapat pada kedua daun tumbuhan karena memiliki fungsi proteksi terhadap klorofil. Kromatografi kertas daun bayam menunjukkan warna hijau dan hijau terang, sedangkan pada daun puring menunjukkan warna hijau kebiruan dan ungu. Warna hijau, baik hijau terang ataupun hijau kebiruan menandakan bahwa pada daun tersebut juga terdapat klorofil. Nilai Rf warna hijau pada daun bayam lebih tinggi daripada daun puring, yang artinya jumlah klorofil pada daun bayam lebih sedikit. Namun, pada daun bayam juga terdapat pigmen klorofil lain yang berwarna hijau terang sehingga penampakan morfologi keseluruhan berwarna hijau.Sedangkan pada daun puring, hanya terdapat satu warna hijau, tapi terdapat pigmen lain yang berwarna ungu sehingga penampakan morfologi keseluruhan daun berwarna merah keunguan.

BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah : 1. Daun puring memeliki lima macam pigmen penyusun daun yaitu jingga, hijau kekuningan, kuning, hijau kebiruan dan ungu. 2. Dun Bayam merah memiliki lima macam pegmen penyusun daun yaitu ungu, jingga, hijau kekuningan, kuning dan hijau kebiruan. 3. Pigmen daun pada tiap tumbuhan berbeda.

DAFTAR PUTAKA
Anonimous .http://rinoitink.blogspot.com/2011/02/faktor-faktor-yang

mempengaruhi.html Diakses pada tanggal 26 November 2011 Anonimous.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29994/3/Chapter%20II.p df. Diakses pada tanggal 26 November 2011
Campbell, Neil A.dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga

Darmawan, J dan Justika, S. Baharsjah. 1983. Dasar-dasar Fisiologi Tanaman. P.T. Suryandara Utama, Semarang. Dwidjoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta. Gritter, R. J. 1991, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata. Pengantar Kromatografi. ITB, Bandung.
Firdaus. LN. dkk. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pekanbaru. : CV. Witra Irzani

Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia Penentuan Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. ITB, Bandung. Hopkins, W. B. 1995. Introduction to Plant Physiology. John Willey and Sons Inc., New York. Hoste Hman, K. 1995. Cara Kromatografi Preparatif. ITB, Bandung. Lakitan, B. 2000. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. P.T. Gramedia,Jakarta. . Tjitrosomo, S. 1985. Botani Umum Jilid II. Penerbit Angkasa, Bandung

You might also like