You are on page 1of 11

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, pemberi petunjuk pada kebenaran dan jalan yang lurus. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi besar Shallalahu Alaihi wa Sallam. Syukur Alhamdulillah kami masih diberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan dan menghadirkan makalah masail fiqiyah dengan tema Hukum menjual barang atau produk yang yang dianggap menjijikan perspektif hukum islam. Selanjutnya, dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai Hukum menjual barang atau produk yang dianggap menjijikan perspektif hukum islam (termasuk menurut imam empat madzhab, bahtsul masail dan majelis tarjih) selanjutanya apaapa saja yang dapat digolongkan barang atau hewan yang menjijikan. Dengan gambaran singkat mengenai pembahasan dalam makalah ini, maka di harapkan dapat menambah wawasan para pembaca mengenai bagaimana hakikat hukum jual-beli barang atau hewan yang dianggap menjijikan. Selanjutanya kami sadar bahwa dalam makalah ini masih banyak ditemui kekurangan dan hal yang harus diperbaiki. Maka dari itu, kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun agar dapat menjadi bahan evaluasi kami dalam menyusun makalah sehingga dikemudian hari dapat tercipta makalah yang lebih baik lagi.

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Binatang yang menjijikan seperti tokek, bekicot, ular dan sekaligus kotoran binatang baik dari binatang yang halal maupun yang haram pada dasarnya merupakan benda kotor yang tidak diminati manusia karena wujud benda itu yang menjijikkan dan seakan tidak ada manfaatnya. Tetapi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, ternyata diketahui bahwa hewan dan kotoran binatang itu mempunyai banyak manfaat. Maka, kini kotoran binatang misalnya tidak dibuang begitu saja, melainkan banyak yang dikelola sedemikian rupa untuk berbagai keperluan seperti kotoran kambing, sapi dan kotoran lainnya. Manfaat kotoran binatang diantaranya ialah dapat digunakan sebagai pupuk, di samping bisa dimanfaatkan pula sebagai gas bio yang menghasilkan energi. Dewasa ini, kotoran binatang mulai semarak diperjualbelikan untuk berbagai keperluan. Sedangkan ulama berselisih pendapat dalam soal jual beli kotoran binatang. Di antara mereka ada yang membolehkan, sedang yang lain melarangnya. B. Rumusan Masalah Berikut rumusan masalah dari latar belakang yang kami buat 1. Bagaimana pandangan hukum islam terhadap jual-beli barang yang dianggap menjijikan? 2. Apa saja barang-barang atau produk yang tergolong menjijjikan? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui hukum jual-beli barang yang dianggap menjijikan perspektif hukum islam. 2. Untuk mengetahui barang-barang yang tergolong menjijikan.

BAB II PEMBAHASAN A. Hukum menjual barang atau produk yang dipandang kotor atau menjijikkan 1. Pandangan Bahtsul Masail Ulama NU Di masyarakat terjadi jual beli barang yang diharamkan dan itu terjadi maruf sekarang. Benda itu diharamkan, yaitu jual beli ulat, semut, ular sebagai makanan burung. Bahkan harganya sangat mahal. Itu sudah jelas niatnya membeli ulat, semut atau ular, bukan ongkos menangkap atau ongkos membungkus barang itu. Bagaimanakah hukum jual beli barang-barang tersebut (ulat, semut, ular untuk makanan burung). Jawab: Hukumnya boleh (Bahtsul Masail Kediri 1999) Dasar pengambilan:

-181 : 181 : ( ) . . 131 : : ( ) . .

Bagaimana kejelasan hukum mengenai budidaya cacing tanah yang dimanfaatkan sebagai bahan campuran obat, makanan ternak, kosmetik dan proses daur ulang sampah 4issal4? Jawab: Pemanfaatan cacing tanah untuk campuran obat, kami masih belum berani memberikan jawaban, sebab bangkai cacing itu termasuk najis. Sedang berobat dengan barang najis itu ha-nya diperbolehkan dalam keadaan darurat saja, artinya sudah tidak ada barang yang suci yang dapat dipergunakan untuk mengobatinya. Sedang pemanfaatan untuk kosmetik, maka karena pemakaian kosmetik itu hukumnya tidak darurat, yang jelas tidak boleh mempergunakan benda yang najis. Pemanfaatan cacing untuk makanan ternak seperti bebek atau lainnya dan untuk daur ulang sampah 4issal4, maka hukumnya boleh, sehingga hukum membudidayakan cacing tersebut juga boleh. Dasar Pengambilan Kitab Bulghatus Salik li Aqrobil Masalik juz 2 halaman 6

(Ucapan mushannif: Sama sekali tidak ada manfaat padanya) harus dijaga

: .

dengan ucapan tersebut dari ulat yang ada manfaatnya, maka ulat tersebut adalah boleh dijual seperti ulat sutera dan ulat yang dipergunakan untuk 4issal makan ikan. Bagaimanakah hukumnya jual beli kotoran hewan sebagai pupuk dan darah sebagai dedeh dalam bahasa jawa menurut islam? Barang najis secara otomatis tidak sah dan haram bila diperjual belikan, namun akan terhindar dari hukum haram jika dengan cara perpindahan kekuasan dari pemilik pada penerima (.)

: :

811
Tidak sah jual beli barang2 najis walaupun barang najis tersebut bisa dimumkinkan menjadi suci.

/
Tidak sah jual beli barang2 najis meskipun memumkinkan menjadi sucinya brg2 itu karena berubah wujud seperti arak, kulit bangkai.atau tdk bisa suci sama sekali seperti jual beli pupuk dan anjing walaupun jinak Hanya saja mengikat pupuk 5issal kotoran kambing banyak manfaatnya terutama dalam pertanian, maka bagi yang memerlukan bisa memilikinya dengan akad naqlul yad (pemindahan kekuasaan memiliki) Naqlul yad tdk termasuk jual beli karena didalamnya tdk terdapat akad jual beli.Misalnya. A : pak,punya pupuk? B : punya. A : aku butuh satu sak,berapa ? B : aku gugurkan hak milik kotoran kambing ini Rp.20.000,A : ya,aku terima

2. Majlis Tarjih Muhammadiyah 1998

Setahu saya, kotoran hewan, seperti sapi, kambing, dan lain-lain itu najis. Bagaimana hukumnya menjual kotoran itu? Jawab:

Di dalam kitab fiqh disebutkan, bahwa salah satu dari obyek akad adalah suci zatnya. Namun, ada di kalangan ulama yang membolehkan menjual barang najis, yang mengandung manfaat selain untuk dimakan. Seperti menjual kotoran sapi untuk dijadikan pupuk tanaman. Kebolehan ini didasarkan kepada hadits Rasulullah saw yang berbunyi:

Artinya: Rasulullah saw lewat di depan seekor kambing milik Maimunah, dan didapatinya dalam keadaan mati terbuang. Kemudian beliau bersabda: Apakah tidak engkau ambil kulitnya, lalu disamak, kemudian bisa engkau manfaatkan? Mereka bertanya: Wahai Rasul, bukankah ia sudab menjadi bangkai? Nabi bersabda: Sesungguhnya yang haram adalah memakannya. Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang boleh dimanfaatkan, maka boleh pula dijadikan obyek jual-beli. Sepanjang tujuan dari jual-beli itu adalah manfaat yang mubah, yang dalam hal ini kotoran hewan dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk. Pendapat Ulama tentang Najis dan tidaknya Kotoran Hewan yang Dagingnya Halal Dimakan Pendapat tentang tidak najisnya kotoran hewan yang dagingnya boleh dimakan Imam malik berpendapat bahwa kencing dan kotoran hewan yang dagingnya halal dimakan itu tidak najis, sebagaimana yang dinukil oleh Ibnu Hazm sebagai berikut:

: .
Artinya: Imam Malik berkata, Kencing binatang yang dagingnya halal dimakan dan kotorannya itu keduanya suci, kecuali kalau binatang tersebut minum air najis, maka kencingnya pada saat itu najis. Demikian juga ayam yang makan barang-barang najis, maka kotorannya pun najis.

Pendapat

senada

dikemukakan

pula

oleh

Imam

Ahmad

,Muhammad bin Hasan , Dawud Adh-Dhahiri , Ibnu Taimiyah , AlMalikiyyah (pengikut Madzhab Maliki) dan Al-Hanabilah (pengikut Madzhab Hanbali) serta Al-Qadli Iyadl . Pendapat yang Menyatakan Kenajisan Kotoran Hewan yang DagingnyaHalalDimakanAbu Hanifah berpendapat bahwa kotoran hewan yang dagingnya halal dimakan itu najis,

:
.

Artinya: Dan berkata Abu Hanifah: Adapun (persoalan) kencing, maka semuanya najis, baik (kencing) dari binatang yang dagingnya boleh dimakan atau (kencing) dari binatang yang dagingnya tidak bolehdimakan. Ulama lain yang berpendapat senada dengan Abu Hanifah adalah Asy-SyafiI , Abu Ishaq Asy-Syirazi , dan AnNawawi .

Pendapat

Ulama

tentang

Jual

Beli

Kotoran

Hewan

Berkaitan dengan jual beli kotoran hewan, ulama terbagi dalam dua pendapat, yaitu ulama yang membolehkan serta melarang jual belinya. Berikut uraian dua pendapat di atas:

Pendapat Ulama yang Membolehkan Jual Beli Kotoran Hewan Ulama yang membolehkan jual beli kotoran hewan adalah Abu Hanifah.

: .
Artinya: Dan Abu Hanifah berkata, Boleh memperjualbelikan kotoran karena kesepakatan penduduk negeri pada setiap masa atas jual belinya tanpa ada

pengingkaran, dan dikarenakan boleh memanfaatkannya (kotoran), sehingga jual belinya pun boleh sebagaimana halnya dengan benda-benda yang lain. Pendapat senada dinyatakan pula oleh Al-Hanafiyyah (pengikut Madzhab Hanafi) , Al-Hanabilah dan Adh-Dhahiriyyah (pengikut Madzhab Adh-Dhahiri) .

Pendapat yang Tidak Membolehkan Jual Beli Kotoran Hewan Asy-Syirazi berpendapat bahwa jual beli kotoran hewan itu tidak boleh sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-Muhadzdzab sebagai berikut:

t r .:
Artinya: Adapun persoalan barang yang dzatnya najis maka tidak boleh

memperjualbelikannya. Dan yang demikian itu seperti anjing, babi, khamer dan yang semisalnya dari barang-barang najis. Asal pengharamannya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Jabir ra. Bahwasanya rasulullah sas. Bersabda, Sesungguhnya Allah Taala telah mengharamkan jual beli khamer, bangkai, babi, dan patungpatung. Ulama lain yang melarang jual beli kotoran hewan selain Asy-Syirazi adalah AnNawawi , Ibnul Qayyim , Muhammad Asy-Syarbini dan Asy-Syafiiyyah.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Terdapat perbedaan pendapat ulama empat madzhab maupun ulama NU dan Muhammadiyah tentang keharaman dan kehalalan menjual barang atau produk yang dianggap menjijikan. B. Saran dan Kritik Dengan selesainya makalah ini kami sadar bahwasanya makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi materi pembahasan maupun ejaan kata, maka dari itu kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar di kemudian hari kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca. Amien.

Daftar pustaka
Al-quran Al-kitab Al-hadits Wahbah zuhaily, Ushul fiqh juz 1 Bahtsul masail NU Kediri Majelis tarjih 1998

MASAIL FIQIYAH
Pandangan hukum islam terhadap menjual barang atau produk yang dianggap menjijikan
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah masail fiqiyah Dosen pengampu: Raden Cecep M.A

Oleh:
PUTRI RAHMAWATI BADRUN M.ERWIN MUNTHE M. HARIYADI

JURUSAN HUKUM BISNIS SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2012

You might also like