You are on page 1of 8

9

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Aqidah Akhlaq
Aqidah menurut bahasa artinya iman keyakinan ikatan, janji, jadi ajaran-
ajaran suatu agama tentang keimanan disebut aqidah, karena ajaran-ajaran tentang
keimanan itu merupakan tali pengikat dan janji setia yang harus diyakini
kebenarannya dan harus dipatuhi oleh masing-masing pemeluknya.
Menurut istilah aqidah islam adalah pokok-pokok keimanan yang wajib
diyakini dengan mantap kebenarannya dan dipercayai adanya, tanpa dihinggapi
rasa keraguan sedikitpun. Pokok-pokok keimanan ini sebagai kandungan dari
aqidah islam, dikenal dengan rukun iman. Allah swt berfirman:
=}4`-47 NOcO- .E)
4@O^q gO^O) }g` gO)O
4pONLg`u^-4 _ 7 =}4`-47
*.) gOgj^U4`4
gO)l+74 g)-c+O4
7-@OE+^ -u-4 lEO }g)`
g)-cGO _ W-O7~4
4LugEc E4uC4 W
El4^-4O^7N E4+4O C^O)4
+OOE^- ^gg) -ggUNC
+.- O^4^ ) E_EcN _
E_ 4` ;e4:=OE OgOU4N4
4` ;e4:=O4^- E4+4O
.4^'Og-E> p) .4L1O4e u
10

4^Cu= _ E4+4O 4 g>
.4L^1U4N -6O;) EE
+O4UEEO O>4N -g~-.- }g`
4L)U:~ _ 4L+4O 4
E4Ug-E> 4` O~C E4
gO) W -;N-4 E44N
Og^N-4 E4
.4L;EOO-4 _ =e^
4LO4` 4^OO^ O>4N
gO^- -jOgE:^- ^ggg

ARTINYA: Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya
dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.
(Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun
(dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami
dengar dan kami ta'at". (Mereka berdo'a): "Ampunilah kami ya Rabb kami dan
kepada Engkaulah tempat kembali". (QS. Al baqarah:285).Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.Ia mendapat pahala (dari
kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (Mereka berdo'a):
"Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami
bersalah.Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang
berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami.
Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup
kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah
11

kami.Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
(QS. Al baqarah:286)
Definisi lain menyatakan bahwa aqidah Islam adalah segala dasar
keyakinan yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegang oleh setiap
muslim sebagai sumber kayakinan yang mengikat ,ajaran islam adalah ajaran yang
bersumber pada wahyu Allah, Al Quran dalam penjabarannya terdapat pada hadis
Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam Islam mendapat perhatian yang
sangat besar.Berdasarkan bahasa, akhlak berarti sifat atau tabiat.Berdasarkan
istilah, akhlak berarti kumpulan sifat yg dimiliki oleh seseorang yang melahirkan
perbuatan baik dan buruk.Konsep Akhlak menurut Al-Ghazali adalah sifat yg
tertanam dalam jiwa seseorang, darinya lahir perbuatan yang mudah tanpa
pertimbangan pikiran terlebih dahulu.Akhlak meliputi jangkauan yang sangat luas
dalam segala aspek kehidupan.Akhlak meliputi hubungan hamba dengan
Tuhannya (vertikal) dalam bentuk ritual keagamaan dan berbentuk pergaulan
sesama manusia (horizontal) dan juga sifat serta sikap yang terpantul terhadap
semua makhluk (alam semesta).
Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada
diri Nabi Muhammad SAW karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada
dirinya adalah sifat-sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah yaitu
contoh teladan terbaik bagi seluruh kaum Muslimin. Allah swt sendiri memuji
akhlak Nabi Muhammad SAW di dalam Al-Quran sebagaimana firman-Nya:
Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak agung.
Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk berakhlak baik seperti yang
terkandung dalam hadis: Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya
12

adalah yang paling baik akhlaknya. Akhlak-akhlak baik (mahmudah) meliputi :
ikhlas, sabar, syukur, khauf (takut kemurkaan Allah), Roja (mengharapkan
keridhaan Allah), jujur, adil, amanah, tawadhu (merendahkan diri sesama
muslim), begitu juga bagi siswa bersyukur. Selain menjaga akhlak mahmudah,
siswa juga harus menghindari akhlak mazmumah yang meliputi: tergesa-gesa, riya
(melakukan sesuatu dengan tujuan ingin menunjukkan kepada orang lain), dengki
(hasad), takabbur (membesarkan diri), ujub (kagum dengan diri sendiri), bakhil,
buruk sangka, tamak dan pemarah.
Sebaliknya, jika tingkah laku tersebut tidak sesuai atau bertentangan
dengan norma yang berlaku, maka tingkah laku dinilai buruk dan ditolak
Akibatnya peranan serta efektivitas pendidikan aqidah akhlak sebagai landasan
bagi pengembangan spiritual terhadap kesejahteraan masyarakat dipertanyakan.
Dengan demikian jika pendidikan aqidah akhlak yang dijadikan landasan
pengembangan nilai spiritual dilakukan dengan baik, maka kehidupan siswa akan
lebih baik, Juga sebagaimana diketahui, bahwa inti ajaran Islam meliputi: masalah
keimanan (akidah), masalah keislaman (syariah), dan masalah ikhsan (akhlak)
kemudian ruang lingkup akhlak meliputi tiga bidang yaitu akhlak kepada Allah,
akhlak kepada sesama siswa, dan akhlak terhadap alam lingkungan. Dengan
demikian, akhlak mencakup jasmani dan rohani, lahir dan batin, dunia dan akhirat,
bersifat universal, berlaku sepanjang zaman dan mencakup hubungan dengan
Allah, manusia (siswa) dan alam lingkungan.
Demikian pula dengan pendidikan yang bijaksana dan mengetahui
metodologi yang tepat bagi masingmasing individu (siswa), diharapkan para
remaja dapat mencapai kesempurnaan, selanjutnya kita tahu bahwa pada
13

umumnya pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan
kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani
(pikir, karsa, rasa, cipta dan budinurani) dan jasmani (pancaindera serta
ketrampilan-ketrampilan, disamping itu, pada hakekatnya pendidikan merupakan
kebutuhan yang utama bagi manusia, yang dimulai sejak manusia lahir sampai
meninggal dunia, bahkan siswa tidak akan menjadi manusia yang berkepribadian
utama tanpa melalui pendidikan. begitu pula dengan pendidikan aqidah akhlaq
memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan tingkah
laku siswa. Apalagi dalam pelaksanaan pendidikan aqidah akhlak tersebut masih
terdapat kelamahan-kelamahan yang mendorong dilakukannya penyempurnaan
terus-menerus.Kelemahan tersebut terdapat pada materi pendidikan aqidah akhlak
yang lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam
pembentukan sikap (afektif) serta pembiasaan (psikomotorik). Kendala lainnya
adalah kurangnya keikutsertaan guru mata pelajaran lain dalam memberi motivasi
kepada peserta didik untuk mempraktekan nilai-nilai keyakinan tauhid dan
akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Lalu lemahnya sumber daya guru
dalam pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif, minimnya
berbagai sarana pelatihan dan pembangunan, serta rendahnya peran serta orang
tua siswa.
Oleh karena itu, agar pelaksanaan pendidikan aqidah akhlak dapat
diwujudkan secara optimal, maka perlu memperhatikan faktor-faktor penyebab
dari pada tingkah laku. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Struktur sosio-kultural, yaitu pola tingkah laku ideal yang diharapkan.
14

2. Faktor situasi, yaitu semua kondisi fisik dan sosial ditempat berada dan
diterapkannya suatu sistem sosial.
3. Faktor kepribadian, yaitu semua faktor psikologis dan biologis yang
mempengaruhi tingkah laku para pelaku secara perseorangan.
Dengan pendidikan aqidah akhlak diharapkan dapat menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam tingkah laku
terpuji.Karena tingkah laku ditentukan oleh keseluruhan pengalaman yang
didasari oleh pribadi seseorang.Kesadaran merupakan sebab dari tingkah laku.
Artinya, bahwa apa yang dipikir dan dirasakan oleh individu itu menentukan apa
yang akan dikerjakan. Adanya nilai yang dominan mewarnai seluruh kepribadian
seseorang dan ikut serta menentukan tingkah lakunya.dengan demikian dapat
disadari betapa pentingnya peranan pendidikan aqidah akhlak dalam membentuk
tingkah laku siswa seutuhnya (SJarkawi 16-21).
Maka dari itu, Pendidikan aqidah akhlak mempunyai arti dan peranan
penting dalam membentuk tingkah laku siswa seutuhnya.Sebab dengan
pendidikan aqidah akhlak ini siswa tidak diarahkan kepada pencapaian
kebahagiaan hidup di dunia saja, tetapi juga untuk kebahagiaan hidup di
akhirat.Dengan pendidikan aqidah akhlak siswa diarahkan mencapai
keseimbangan antara kemajuan lahiriah dan batiniah, keselarasan hubungan antara
manusia dalam lingkup sosial masyarakat dan lingkungannya juga hubungan
manusia dengan Tuhannya. Dan dengan pendidikan aqidah akhlak pula siswa
akan memiliki derajat yang tinggi yang melebihi makhluk lainnya.
Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pendidikan aqidah
akhlak dapat dipandang sebagai suatu wadah untuk membina dan membentuk
15

tingkah laku siswa dalam mengembangkan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif)
serta pembiasaan (psikomotorik).oleh sebab itu pendidikan aqidah akhlak
bertujuan untuk menumbuhkan pola tingkah laku siswa yang bulat melalui latihan
kejiwaan, kecerdasan, penalaran, perasaan dan indera. Pendidikan aqidah akhlak
dengan tujuan semacam itu harus melayani pertumbuhan siswa dalam segala
aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah maupun
bahasa.Pendidikan aqidah akhlak harus mendorong semua aspek tersebut ke arah
keutamaan serta pencapaian kesempurnaan hidup berdasarkan nilai-nilai
Islam.dan untuk mewujudkan tujuan di atas tentunya harus ditunjang dengan
berbagai faktor seperti diantaranya guru atau pendidik, lingkungan, motivasi dan
sarana yang relevan. Perkembangan dan pertumbuhan tingkah laku siswa berjalan
cepat atau lambat tergantung pada sejauh mana faktorfaktor pendidikan aqidah
akhlak dapat disediakan dan difungsikan sebaik mungkin. Yang dalam hal ini
adalah lembaga sekolah pendidikan agama yang diberikan dilingkungan sekolah,
lembaga sekolah pendidikan agama tidak hanya menyangkut proses belajar-
mengajar yang berlangsung di kelas melalui intelegensia (kecerdasan otak)
semata, tetapi juga menyangkut pada hal-hal lain seperti dengan siswa, guru,
teman dan lingkungan yang sangat berpengaruh pada tingkah lakunya.
Kegiatan belajar aqidah akhlak terhadap perilaku siswa kelas adalah salah
satu kegiatan yang harus dilakukan dan diterapkan kepada siswa, agar siswa
tersebut tidak terpengaruh oleh dunia bebas dan pergaulan bebas. Dengan
demikian manfaat belajar pedidikan aqidah akhlak sangatlah penting dan sangat
diperlukan untuk membimbing dan membina siswa agar memahami dan
mengetahui manfaat belajar aqidah.manfaat belajar pendidikan aqidah akhlak di
16

madrasah merupakan bagiantersendiri dari pendidikan. Agama merupakan factor
yang menenukan prilaku/watak dan kepribadian siswa sehingga siswa dapat
memotifasi untuk mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (aqidah) dan
akhlakul karimah (akhlak) dalam kehidupan sehari-hari, agar anak mempunyai
perilaku dengan baik. Anak didik diharapkan dapat memperhatikan manfaat
pendidikan pelajaran aqidah akhlak sebagai control dalam kehidupan sehari-hari
siswa (Aziz 6-17)

You might also like