You are on page 1of 11
JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH DAN MASYARAKAT VOLUME 4, NO. 2 JANUARI 2005 ANALISIS EKSPERIMENTAL DAN TEORITIS TERHADAP DEFLEKSI LATERAL BALOK DENGAN TUMPUAN ENGSEL ~ ROLL Victus K. Koten Abstract The limitation of a deftective-lateral beam must be known for the interest of planning an element of one structural machine and the other. There are several theoretical methods offered to support the outcome taken experimentally. The integral method and the broad torque offered can solve this problem. The result of the research points to the fact that there is a relationship between the experimental outcome and that of the theoretical analysis. Other influences that give the connection is that the longer the expanse the greater also the lateral deflection and so also the weight itself and external weight, The deflection caused by the weight itself is difficult co know experimentally because of the technique of matching the measuring instrument. On account of this the deflection caused by the weight itself can only be known through the theoretical method. A lateral deflection of a beam is always equivalent to a Jong beam, external weight and the weight itself, although the reverse is equivalent to @ module that is elastic and a torque inertia of the material profile. Key words: deflective lateral beam, roll-hinge I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu persoalan yang penting diperhatikan dalam perencanaan konstruksi, elemen. mesin, pesawat pengangkat, struktur rangka, konstruksi jembatan, adalah perhitungan defleksi lateral pada eiemen baik akibat beban sendiri maupun ketika mengalami suatu pembebanan luar. Selain defleksi lateral aksial pada batang defleksi lateral mejadi perhatian utama karena umumnya kekuatan bahan terhadap tegangan geser lebih rendah daripada terhadap tegangan tarik atau tekan. Defleksi lateral pada suatu batang yang berlebihan menimbulkan ketidakamanan bahan dalam operasi bahkan terjadi kerusakan elemen ini atau efek terhadap elemen lainnya. Defleksi lateral yang tidak sesuai pada poros transmisi mengakibatkan amplitudo getaran yang besar hingga terjadi resonansi yang dapat merusak poros dan menyebabkan Keausan pada sisi bantalan serta kerusakan gigi pada gear. B. Defleksi Lateral Balok Metoda Integral dw a0 _ dw Dasi gambar 1, @ = SE dan $8 = <7, de= 0, karena ds sangat kel ds ax 2 maka =” gigy 1 2¥ - ay P de’ Gambar 2. Deformast. : 30 JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH DAN MASYARAKAT VOLUME 4, NO. 2 JANUART 2005 Perubahan panjang pada serat pada gambar 2, 8 = hk = y. 0 dan ¢ = e é sebanding dengan ¢ = “8 Dimanag=E.e = atan dapst ditutis 2 = = po Pe y Pp LTFx.=0 Joxw A = 0 se - 0 e ath ok, alu =o oh ‘Gambar 3. Gaya pada penampang balok Karena hanya dianalisis tegangan tarik maka semua gaya geser diabaikan schingga momen tehadap sumbu x dari gambar 3 diperoleh : M=-Jy.ddy — karena [y?dd= 1 maka M= 2-2 stay Pe I opy M=z+ (22) Pp Substitusi persamaan (2. 1) ke dalam persamaan (2.2) diperoleh: 7 M=£ a (2.3) Atau 6 1 = M, di mana M adalah momen lentur yang terjadi di titik x. Dengan mengintegrasikan persamaan di atas, diperoleh defleksi lateral dari balok. Sedangkan untuk menentukan tegangan lentur yang terjadi pada setiap keadaan digunakan rumus ob = #,dimana Wb adalah momen tahanan lentur batang. Wo C. Defieksi Lateral Balok Metode Luas Momen. Metoda momen-luas menekankan —_pengertian kemiringan dan defleksi lateral. Kurva elastis pada CD sama dengan yang terlihat pada gambar 1. Dari persamaan (2-1) kita peroleh £ = x Karena ds = p 40, 1M ® at do = Mas 24) p ET ds EI JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH DAN MASYARAKAT VOLUME 4, NO, 2 JANUARS 2005 Pada banyak kasus praktis'kurva elastis sangat datar sehingga ds = dt. do = "4 de (25) EI Terlihat bahwa garis singgung ditarik ke kurva elastis di C dan D pada gambar 1 dipisahkan oleh sudut ¢@ yang sama di mana penampang 0C dan OD berputar relatif terhadap yang lain. Oleh karena itu, perubahan kemiringan antara garis yang menyinggung ke kurva pada dua titik sebarang 4 dan B akan sama dengan jumlah sudut kecil tersebut: ~ fgg =p On = f'd0 = a Mae (2.6) Setiap pintasan A dan B bisa dianggap sebagai busur lingkaran jari-jari x yang dipisahkan oleh sudut d0: dt =x d0, oleh karena itu t,,, = [ar = fxde Dengan memasukan harga d@ dari persamaan (2.5), kita memperoleh: Lf tyaez— (Max) 2.7 nas ay |) stds) 27 Panjang 1,,, dikenal sebagai penyimpangan B dari garis singgung yang ditarik pada A atau sebagai penyimpangan tangensial B terhadap 4. Dari diagram momen pada gambar 4 terlihat bahwa M dx adalah luas elemen arsiran yang berkedudukan pada jarak x dari ordinat B. Karena [M dx berarti jumlah elemen, persamaan (2.6 ) bisa dinyatakan sebagai 04, = Fp ltias) AB. Q8) Formula ini memberi pengertian bahwa perubahan kemiringan terhadap garis singgung ke kurva elastis pada dua titik A dan B scbarang sama dengan perkalian 1/EI dengan luas diagram momen antara kedua titik tersebut. Gambar 4 memperlihatkan bahwa pernyataan x (Mdx) yang muncul dalam tanda integrasi pada persamaan (2.7) merupakan momen luas elemen arsiran terhadap ordinat pada B. Oleh Karena itu, pengertian geometris integral [x(Md) adalah integrasi yang ekuivalen dengan momen luas terhadap ordinat pada B dari bagian diagram momen antara A dan B. 1 - fa1a = eas )aa Fn (29) Formula ini dapat didefinisikan sebagai penyimpangan setiap titik B relatif terhadap garis singgung yang ditarik ke kurva elastis pada setiap titik lain A dalam arah tegak lurus kedudukan balok original, sama dengan perkalian 1/EI dengan momen luas bagian diagram momen antara A dan B terhadap B. 32

You might also like