Professional Documents
Culture Documents
Ika Putri Yulianti 110.2006.120 Pembimbing: dr. Hj. Perwitasari Bustami, Sp.S
PENDAHULUAN
Ensefalitis adalah suatu peradangan pada parenkim otak. Dari perspektif epidemiologi dan patofisiologi, ensefalitis berbeda dari meningitis, meskipun pada evaluasi klinis, keduanya mempunyai tanda dan gejala inflamasi meningeal, seperti photophobia,sakit kepala, atau leher kaku. Konsep dasar dari kata ensefalitis dengan meningitis, diakhiri dengan kata itis yang berarti peradangan atau infeksi, sedangkan encephal mengacu pada otak, yang abila digabungkan encephalitis berarti peradangan pada otak, sedangkan meningitis, berasal dari kata meningen yang merupakan penutup membrane otak dan sumsum tulang belakang. Jadi meningitis ialah peradangan pada meningen.
ETIOLOGI
Infeksi
dalam hal ini ensefalitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus, parasit , maupun jamur. Penyebab tersering adalah virus. Berbagai jenis virus dapat menyebabkan infeksi pada ssp meskipun gejala klinis sama. Penderita HIV atau seseorang dengan daya tahan tubuh yang rendah atau sedang mndapatkan terapi imunosupresan sangat rentan terinfeksi.
Ensefalitis mempunyai dua bentuk, yang dikategorikan oleh dua cara virus dapat menginfeksi otak : Ensefalitis primer. Hal ini terjadi ketika virus langsung menyerang otak dan saraf tulang belakang. Hal ini dapat terjadi setiap saat (ensefalitis sporadis), sehinggamenjadi wabah (epidemik ensefalitis). Ensefalitis sekunder. Hal ini terjadi ketika virus pertama menginfeksi bagian lain dari tubuh kemudian memasuki otak.
FAKTOR RESIKO
Beberapa faktor yang menyebabkan risiko lebih besar adalah: * Umur. Beberapa jenis ensefalitis lebih lazim atau lebih parah pada anak-anak atau orangtua.
* Sistem kekebalan tubuh semakin lemah. Jika memiliki defisiensi imun, misalnya karenaAIDS atau HIV, melalui terapi kanker atau transplantasi organ, maka lebih rentanterhadap ensefalitis. * Geografis daerah. Mengunjungi atau tinggal di daerah di mana virus nyamuk umum meningkatkan risiko epidemi ensefalitis. * Kegiatan luar. Jika memiliki pekerjaan outdoor atau mempunyai hobi, seperti berkebun, joging, golf atau mengamati burung, harus berhati-hati selama wabah ensefalitis. * Musim. Penyakit yang disebabkan nyamuk cenderung lebih menonjol di akhir musim panas dan awal musim gugur di banyak wilayah Amerika Serikat.
KALSIFIKASI
Penyebab ensefalitis yang paling sering adalah virus. Infeksi dapat terjadi karena virus langsung menyerang otak atau reaksi radang akut karena infeksi sistemik atau vaksinasi terdahulu. Sesuai jenis virus, ensefalitis diklasifikasi menjadi 3 yaitu:
Ensefalitis virus sporadic Ensefalitis virus epidemic Ensefalitis pasca infeksi
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK
Meskipun penyebabnya berbeda, gejala ensefalitis lebih kurang sama dan k has sehingga dapat digunakan sebagai kriteria diagnostic. Secara umum gejala berupa trias ensefalitis : Demam Kejang Kesadaran menurun
Drowsiness Bingung dan disorientasi Seizures / konvulsions Demam mendadak Sakit kepala berat Mual dan muntah Tremor atau konvulsi Kaku kuduk, tes kernig(+), brudzinky I dan II (apabila mengenai selaput otak), peningkatan reflek tendon, tremor, kelemahan otot kadang-kadang kelumpuhan Bulging pada fontanel dari skull pada infants Perubahan kepribadian Masalah dengan pengucapan dan pendengaran Halusinasi
Signs and symptoms yang penting termasuk mempengaruhi level dari kesadaran. Pada infants, tanda utama adalah kaku kuduk dan bulging pada soft spots dan skull. Pada anak yang lebih tua, dilihat dari sakit kepala berat, lethargy, bingung dan sensitif terhadap lampu. Pada dewasa, kerusakan mental
DIAGNOSIS
Diagnosis suatu ensefalitis ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Diagnosis pasti untuk ensefalitis ialah berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi jaringan otak.
MRI
Pemeriksaan laboratorium : - Pemeriksaan darah lengkap, ditemukan jumlah leukosit meningkat atau normal. Hitung jenis normal atau didominasi oleh sel polimorfonuklear. - Pemeriksaan cairan serobrospinal :cairan jernih, jumlah sel diatas normal 50-500/mm3, hitung jenis didominasi oleh limfosit, protein dan glukosa normal atau meningkat. Untuk mendiagnosa ensefalitis adalah menganalisis cairan cerebrospinal otak dan sumsum tulang.
LUMBAL PUNGSI
Penyakit
Tekanan LCS
Protein
Hitung sel
Glukosa
Meningitis Bakteri
Meningkat
Meningkat sedang/tinggi
>50 PMN
Rendah
Meningitis virus
Normal
Meningkat sedikit
Limfosit
Normal
Meningitis Tuberkulosa
Meningkat /normal
Meningkat sedang
Limfositosis
Rendah
Ensefalitis
Meningkat/normal
Meningkat sedikit
Limfositosis
Normal
EEG (Electroencephalography) Didapatkan penurunan aktivitas atau perlambatan. prosedure ini setengah jam, mengukur gelombang aktivitas elektrik yang diproduksi oleh otak. Ini sering digunakan untuk mendiagnosa dan mengatur penyakit kejang. Abnormal EEG menunjukkan ensefalitis . Biopsi Otak Paling sering digunakan untuk diagnosis dari herpes simplex ensefalitis bila tidak mungkin menggunakan metode DNA atau CT atau MRI scan. Dokter boleh mengambil sample kecil dari jaringan otak. Sampel ini dianalysis dilaboratorium untuk melihat virus yang ada. Dokter boleh mencoba treatment dengan antivirus medikasi sebelum biopsi otak.
PENATALAKSANAAN
Ensefalitis virus Pengobatan simptomatis Mengatasi kejang, hiperpireksia, gangguan kseimbangan cairan dan elektrolit. Mengatasi edema otak dengan manitol 0,5-1 gram/kg dapat diberikan setiap 8 jam, dan metilprednisolon 1-2 mg/kg/hari. Karena antibiotik tidak efektif pada virus, antibiotik tidak digunakan untuk mengobati ensefalitis virus. Bagaimanapun Antivirus bisa digunakan untuk mengobati beberapa bentuk dan ensefalitis khususnya type yang disebabkan virus herpes simplex. Kortikosteroid digunakan pada beberapa kasus untuk menekan oedem otak. Jika anak kejang antikonvulsan bisa digunakan, Asetaminofen bisa digunakan untuk mengikuti demam dan sakit kepala. Analgetik dan antipiretik : Asam mefenamat 4 x 500 mg Anticonvulsi : Phenitoin 50 mg/ml intravena 2 x sehari
KOMPLIKASI
Kemungkinan komplikasi ensefalitis termasuk kejang, kerusakan otak yangmenyebabkan hilangnya sensasi, koordinasi dan kontrol di daerah-daerah tubuh tertentu,dan / atau kesulitan bicara, dan kematian. Selaput yang mencakup dan melampirkan otak (meninges) juga mungkin terlibat, dan membran ini dapat mengalami peradangan(meningoencephalitis). Tidak jarang juga ensefalitis dapat mnyebabkan hidrosefalus, epilepsi, retardasi mental karena kerusakan SSP berat, terutama pada anak.
PROGNOSIS
Angka kematian untuk ensefalitis berkisar antara 35-50%. Pasien yang pengobatannya terlambat atau tidak diberikan antivirus (pada ensefalitis Herpes Simpleks) angka kematiannya tinggi bisa mencapai 70-80%. Pengobatan dini dengan asiklovir akan menurukan mortalitas menjadi 28%. Sekitar 25% pasien ensefalitis meninggal pada stadium akut. Penderita yang hidup 20-40%nya akan mempunyai komplikasi atau gejala sisa.
DIAGNOSA BANDING
Abses serebral Infark serebral
DAFTAR PUSTAKA
Behrman RE, Vaughan, V.C, Ensefalitis Viral dalam Nelson Ilmu Kesehatan Anak, edisi 12, bag.2, EGC, Jakarta. Harsono,2005, buku ajar Neurologi Klinis, Yogyakarta: Gajah mada Univrsity Press http://www.healthline.com/galecontent/encephalitis Mardjono, Mahar Prof DR, Sidharta Priguna Prof DR .Neurologi klinis dasar. Dian rakyat. Jakarta. 2000. Lazoff M. Encephalitis. [ Online ] February 26, 2010 [ Cited April 5, 2010 ]. Availablefrom : URL ;www.emedicine.medscape.com/article/791896/overview/htm Anonymous. Encephalitis. [ Online ] May 5, 2009 [ Cited April 13, 2010 ]. Availablefrom : URL ;www.mayoclinic.com/health/encephalitis/DS00226 Anonymous. Definition of encephalitis. [ Online ] 26 March, 1998 [ Cited April 13,2010]. Available from : URL ;www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=3231