You are on page 1of 15

MODUL 13

PENGANTAR EKONOMI MAKRO


POKOK BAHASAN :

NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI

DOSEN PENGAMPU :

Matsani A Rahman Rasib, SE.,MM.

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCUBUANA


JAKARTA

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

13

MODUL

Pengantar Ekonomi Makro (3 SKS)


POKOK BAHASAN

NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI

Matsani A Rahman Rasib, SE, MM.


A. PENDAHULUAN Neraca pembayaran suatu negara adalah catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk negara itu dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu atau suatu neraca pembukuan yang menunjukan nilai berbagai transaksi (mutasi) keuangan yang dilakukan antara satu negara dengan negara-negara lain dalam satu tahun tertentu. Catatan semacam ini sangat berguna untuk berbagai macam tujuan. Tapi tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi kepada pemerintah tentang posisi keuangan dalam hubungan ekonomi dengan negara lain serta membantu di dalam pengambilan kebijakan moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran internasional. B. BENTUK DASAR NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI Pengertian penduduk di dalam suatu neraca pembayaran internasional meliputi orang perorangan/individu, .badan hukum dan pemerintah. Orang perorangan yang tidak mewakili pemerintah suatu negara (misalnya para touris) dianggap sebagai penduduk di mana mereka mempunyai tempat tinggal tetap atau tempat di mana mereka memperoleh center of interest. Dalam menentukan center of interest sebagai ukurannya dapat dipakai di mana mereka memperoleh penghasilan tetap atau di mana mereka bekerja. Suatu Badan Hukum dianggap

sebagai penduduk dari negara di mana Badan Hukum tersebut memperoleh status sebagai Badan Hukum. Cabang-cabang yang ada di luar negeri dianggap penduduk luar negeri. Badan-badan pemerintah adalah jelas penduduk dari negara yang diwakilinya. Misalnya para diplomat kedutaan besar, dianggap sebagai penduduk dari negara yang mereka wakili. Transaksi yang mereka adakan di negara lain merupakan transaksi ekonomi internasional. Yang termasuk dalam neraca pembayaran internasional hanyalah transaksi ekonomi internasional saja. Transaksi bantuan militer, misalnya, tidak termasuk di dalamnya. Dalam transaksi ekonomi ini perlu dibedakan antara transaksi debit dan kredit. Transaksi debit adalah transaksi yang menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada penduduk negara lain. Sedangkan Transaksi kredit adalah transaksi yang menimbulkan hak menerima pembayaran dan penduduk negara lain. Sebagai suatu neraca pembukuan, neraca pembayaran dapat dibedakan kepada dua bagian, yaitu passiva dan aktiva. Dalam bagian passiva dicatat transaksi-transaksi yang menyebabkan suatu negara melakukan pembayaran kepada negara-negara lain. Dan dalam bagian aktiva dicatat transaksi-transaksi yang menyebabkan negara tersebut menerima pembayardari negara lain. Selanjutnya suatu neraca pembayaran juga dapat dibedakan kedalam dua jenis pembukuan, yaitu transaksi berjalan (current account) dan lalu lintas modal (capital account). 1. Transaksi berjalan (currrent account) : Dalam transaksi berjalan, transaksi-transaksi yang dibukukan terdiri dari : a. Ekspor dan impor barang-barang. Ini dinamakan juga dengan istilah perdagangan nyata b. Ekspor dan impor jasa-jasa. Transaksi ini dikenal dengan perdagangan tidak nyata. Yang termasuk dalam golongan ini adalah transaksi-transaksi dalam kegiatan pengangkutan, perjalanan luar negeri, pendapatan dan investasi modal, dan berbagai kegiatan jasa lainnya. Perbedaan antara nilai ekspor dan nilai impor barang-barang dinamakan neraca perdagangan. Apabila di suatu negara mengalami nilai ekspor melebihi nilai impor, maka negara itu disebut mengalami surplus dalam neraca perdagangan.

Sebaliknya jika nilai ekspor lebih sedikit dari nilai impor, maka negara tersebut mengalami defisit dalam perdagangan. Perhatikan tabel berikut :

Tabel diatas menunjukkan bahwa neraca perdagangan mempunyai surplus sebesar Rp. 50 triliun yaitu ekspor adalah Rp. 320 triliun sedangkan impor bernilai Rp. 270 triliun. Perimbangan di antara seluruh transaksi yang tergolong dalam transaksi berjalan dinamakan neraca transaksi berjalan. Seperti terlihat pada neraca di atas, menunjukkan penerimaan dalam current account adalah Rp. 350 triliun sedangkan pembayaran adalah Rp. 310 triliun. Ini berarti neraca transaksi berjalan memperoleh surplus sebanyak Rp. 400 triliun. 2. Lalu-lintas Modal (capital account) : Didalam neraca lalu-lintas modal juga ada dua jenis transaksi yang dibukukan, yaitu terdiri dari aliran modal pemerintah dan aliran modal swasta. a. Aliran modal pemerintah biasanya berupa pinjaman dan bantuan dari negara-negara asing yang diberikan kepada pemerintah atau badan-badan pemerintah. Misalnya pinjaman untuk membangun irigasi. b. Aliran modal swasta dapat dibedakan menjadi jenis, yaitu investasi langsung, investasi portofolio dan amortisasi. Investasi langsung adalah investasi untuk mengembangkan perusahaan perusahaan. Investasi

portofolio adalah investasi dalam bentuk pembelian saham-saham di negara lain. Sedangkan Amortisasi adalah pembelian kembali sahamsaham atau kekayaan lain yang pada masa lalu telah dijual kepada penduduk negara-negara lain. Pada bagian neraca lalu lintas modal dalam tabel diatas menunjukkan jumlah pengaliran modal keluar berjumlah Rp. 40 triliun, sedangkan aliran masuk modal berjumlah Rp. 90 triliun. Dengan demikian neraca lalu lintas modal mengalami surplus sebanyak Rp 50 triliun. Item C menerangkan gabungan neraca transaksi bulanan dan neraca lalu lintas modal dan jumlahnya adalah Rp. 40 triliun + Rp. 50 triliun = Rp. 90 triliun. Dalam setiap neraca pembayaran akan selalu rerjadi perbedaan di antara penerimaan/pembayaran bersih yang sebenarnya diterima (dan dinamakan neraca keseluruhan) dengan catatan yang sebenarnya dalam pembukuan neraca pembayaran. Untuk menyeimbangkan (membuat supaya nilainya sama) dalam setiap neraca pembayaran akan terdapat item Selisih perhitungan. Dala contoh nilainya adalah Rp. 2 triliun. Dengan demikian contoh neraca pembayaran yang ditunjukkan dalam tabel diatas menunjukkan bahwa negara tersebut mengalami surplus dalam neraca pembayaran dan nilainya adalah Rp. 92 triliun. Dalam neraca pembayaran surplus dinyatakan dalam tanda negatif (-) dan defisit diberi tanda positif (+).

C. NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Perhatikan tabel berikut, ini merupakan ringkasan neraca pembayaran Indonesia antara tahun 1969-1993. Kecuali untuk ekspor dan impor, semua nilai yang dinyatakan dalam neraca pembayaran itu merupakan nilai neto, yaitu nilai yang diterima dari luar negeri dikurangi dengan yang dibayar ke luar negeri. Datadata yang dimuat pada neraca tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Ekspor dan impor mengalami perkembangan yang pesat. Dalam tahun 1969 nilai ekspor maupun impor baru mencapai 995 juta dolar. Dalam tahun 1985 ekspor sudah hampir rnencapai 20 milyar dolar dan menjadi hampir dua kali lipat dalam tahun 1993 (37,2 milyar dolar). Impor juga naik dengan pesat, tetapi masih lebih lambat dari perkembangan ekspor. NiIai impor mencapai 29.2 milyar dolar pada tahun 1993. Maka dalam tahun 1993 neraca perdagangan engalami surplus sebanyak (37,186 - 29,198) milyar dolar = 7,988 milyar dolar. 2. Neraca jasa-jasa mengalami perkembangan yang pesat. Akan tetapi berbeda dengan neraca impor barang, impor-ekspor jasa kurang menguntungkan Indonesia. Nilainya tetap defisit dan makin lama makin besar, jumlah defisitnya mencapai 10,9 milyar dolar. Ini mengakibatkan defisit dalam transaksi berjalan (karena kelebihan ekspor dan impor hanya berjumlah 7,99 milyar dolar). 3. Lalu lintas modal menunjukkan gambaran yang menggalakkan, terutama aliran modal swasta. Aliran bersih modal pemerintah meningkat hingga tahun 1985, tetapi sesudah itu merosot. Ini disebabkan oleh aliran keluar untuk membayar hutang pada masa lalu. Aliran modal swasta neto berjumlah hampir 3,45 milyar dolar pada tahun 1993, sedangkan dalam tahun 1969 hanya berjumlah 71 juta dolar. 4. Sebagai akibat dari kedudukan neraca perdagangan dan aliran masuk modal yang relatif baik, neraca pembayaran Indonesia pada umumnya mengalami surplus.

D. BERBAGAI TRANSAKSI DALAM NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI 1. Transaksi Barang dan Jasa Transasaksi ini meliputi ekspor maupun impor barang dan jasa, disebut juga transaksi yang sedang berjalan. Ekspor barang meliputi barang-barang yang bisa dilihat secara fisik, seperti minyak, kayu, tembakau, timah dan sebagainya. Ekspor jasa seperti penjualan jasa angkutan, tourisme dan asuransi. Dalam transaksi jasa ini termasuk juga pendapatan dari investasi kapital di luar negeri. Ekspor barang-barang dan jasa merupakan transaksi kredit, sebab transaksi ini menimbulkan hak untuk menerima pembayaran (menyebabkan terjadinya aliran dana masuk). Impor barang-barang meliputi barang-barang konsumsi bahan mentah untuk industri dan kapital. Sedangkan impor jasa meliputi pembelian jasa-jasa dari penduduk negara lain. Yang termasuk dalam impor jasa adalah pembayaran pendapatan (bunga, dividen atau keuntungan) untuk modal yang ditanam di dalam negeri oleh penduduk negara lain. Impor barang-barang dan jasa merupakan transaksi debit, sebab transaksi ini menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada penduduk negara lain (menyebabkan aliran dana ke luar negeri). Transaksi yang sedang berjalan mempunyai arti khusus. Surplus transaksi yang sedang berjalan menunjukkan bahwa ekspor lebib besar dari impor. Ini berarti bahwa suatu negara mengalami akumulasi kekayaan valuta asing, sehingga mempunyai saldo positif dalam investasi luar negeri. Sebaliknya defisit dalam transaksi yang sedang berjalan berarti impor lebih besar dari ekspor, sehingga tenjadi pengurangan investasi di luar negeri. Dengan demikian transaksi yang sedang berjalan sangat erat hubungannya dengan penghasilan nasional, sebab ekspor dan impor merupakan komponen penghasilan nasional. Hal ini dapat dilihat dari persamaan pendapatan nasional di bawah ini : Y =C + I +G+ X M

Y adalah pendapatan nasional, C pengeluaran konsumsi, I adalah pengeluaran investasi (swasta), G adalah pengeluaran pemerintah, dan (X-M) adalah neraca perdagangan (neto). Apabila (X-M) positif berarti (C+I+G) < Y, implikasinya bahwa suatu negara menghasilkan lebih banyak dari yang digunakan sehingga kelebihannya dijual ke luar negeri. Sebaliknya, jika (X-M) negatif berarti negara itu pengeluarannya Iebih besar daripada yang dihasilkan. Dengan demikian jelas bahwa suatu negara akan bisa memperbaiki neraca perdagangannya bila dapat meningkatkan hasil nasional lebih besar daripada penggunaannya.

2. Transaksi Modal Yang termasuk transaksi modal adalah : a. Transaksi modal jangka pendek, meliputi : Kredit untuk perdagangan dari negara lain (transaksi kredit) atau kredit perdagangan yang diberikan kepada penduduk negara lain (fransak debit). Deposito bank di luar negeri (transaksi debit) atau deposito bank di dalam negeri milik penduduk negara lain (transaksi kredit) Pembelian surat berharga luar negeri jangka pendek (transaksi debit) atau penjualan surat berharga dalam negeri jangka pendek kepada penduduk negara lain (transaksi kredit)

b. Transaksi modal jangka panjang, meliputi : Investasi langsung di luar negeri (transaksi debit) atau investasi asing di dalam negeri (transaksi kredit). Pembelian surat-surat berharga jangka panjang milik penduduk negara lain (transaksi debit), atau pembelian surat-surat berharga jangka panjang dalam negeri oleh penduduk asing (transaksi kredit). Pinjaman jangka panjang yang diberikan kepada penduduk negara lain (transaksi debit) atau pinjaman jangka panjang yang diterima dari penduduk negara lain (transalcsi kredit).

Jadi, setiap transaksi modal yang menyebabkan kenaikan/penurunan kekayaan suatu negara di luar negeri merupakan aliran modal keluar/masuk atau merupakan transaksi debit/kredit. Demikian juga setiap transaksi modal yang menyebabkan kenaikan/penurunan kekayaan asing di dalam negeri merupakan debit/kredit. c. Transaksi Satu Arah (Unilateral Transfer) Yaitu transaksi yang tidak menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran, misalnya hadiah (gifts) dan bantuan (aid). Apabila suatu negara memberi hadiah atau bantuan kepada negara lain, maka ini merupakan transaksi debit. Sebaliknya, apabila suatu negara menerima bantuan atau hadiah dari negara lain merupakan transaksi kredit. d. Selisih Perhitungan (Errors and Omissions) Rekening ini merupakan rekening penyeimbang apabila nilai transaksitransaksi kredit tidak persis sama dengan nilai transaksi-transaksi debit. Dengan adanya rekening selisih perhitungan ini maka jumlah total nilai sebelah kredit dan debit dari suatu neraca pembayaran intemasional akan selalu sama (balance). aliran modal masuk/keluar atau merupakan transaksi

e. Lalu Lintas Moneter Transaksi ini sering disebut accomodating sebab merupakan transaksi yang timbul sebagai akibat dari adanya transaksi lain. Transaksi lain ini sering disebut dengan autonomous sebab transaksi ini timbul dengan sendirinya, tanpa dipengaruhi transaksi lain. Termasuk dalam transaksi autonomous adalah transaksi-transaksi yang sedang berjalan, transaksi kapital serta transaksi satu arah. Perbedaan antara transaksi autonomous debit dengan kredit diseimbangkan dengan transaksi lalu lintas moneter. Transaksi ini timbul diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara transaksi autonomous debit dan kredit. Yang termasuk ke dalam transaksi lalu lintas moneter adalah mutasi dalam hubungan dengan IMF, pasiva luar negeni

serta aktiva luar negeri. Defisit atau surplus neraca pembayaran dapat diketahui dari transaksi autonomous tersebut. Defisit apabila transaksi autonomous debit lebih besar daripada transaksi autonomous kredit. Sebaliknya, surplus apabila transaksi autonomous kredit lebih besar dari transaksi autonomous debit. f. Beberapa Pengertian Balance dalam Suatu Neraca Pembayaran Pada dasarnya ada empat pengertian balance dalam neraca pembayaran : (1) Basic balance Basic balance terdiri dari balance dalam transaksi yang sedang berjalan (current account balance) ditambah transaksi modal jangka panjang. Basic balance akan berubah-ubah apabila terjadi perubahan yang prinsipil dalam perekonomian, seperti perubahan harga, kurs valuta asing dan pertumbuhan ekonomi. Perubahan dalam basic balance akan tercermin dalam perubahan aliran modal jangka pendek dan selisih yang diperhitungkan (Errors and Omissions). Dengan demikian, basic balance memberikan informasi tentang akibat perubahan perekonomian terhadap neraca pembayaran, yakni akibatnya terhadap aliran modal jangka pendek. Misalnya pemerintah menghendaki suatu target tertentu untuk aliran modal jangka pendek, maka perhatian khusus harus diarahkan kepada akibat kebijaksanaan ekonomi pemerintah terhadap transaksi yang sedang berjalan dan aliran modal jangka panjang. Menurut pandangan ini dalam jangka panjang basic balance akan menjadi nol. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa aliran modal jangka pendek (oleh pemerintah dan/atau swasta) akan sama dengan nol, artinya aliran modal masuk akan sama dengan aliran modal keluar. (2) Balance transaksi autonomous Balance ini terdiri dari basic balance ditambah dengan aliran modal jangka pendek. Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan balance transaksi autonomous daripada basic balance, sebab kenyataannya aliran modal jangka pendek itu jarang sekali sama dengan nol. Seperti telah diuraikan di atas, defisit atau surplus suatu neraca pembayaran

dilihat dari balance transaksi autonomous yang kemudian tercermin dalam transaksi accomodating (yakni aliran modal pemerintah jangka pendek). (3) Liquidity balance Konsep liquidity balance ini dikembangkan di Amerika Serikat untuk mengukur posisi neraca pembayaran. Perbedaannya dengan balance transaksi aoutonomous adalah di dalam perlakuan terhadap pemilikan kekayaan (assets) jangka pendek. Kekayaan asing (misalnya surat-surat berharga jangka pendek atau deposito bank) yang dimiliki oleh penduduk Amerika diperhitungkan sebagai faktor yang mempengaruhi ketidakseimbangan neraca pembayaran. Balance ini bersama basic balance dan selisih yang diperhitungkan merupakan faktor yang menyebabkan ketidakseimbangan neraca pembayaran. Sebaliknya, kekayaan jangka pendek Amerika yang dimiliki oleh penduduk lain dianggap sebagai sumber pembiayaan ketidakseimbangan yang timbul dalam neraca pembayaran.

(4) Balance transaksi pemerintah jangka pendek Konsep balance inipun dikembangkan di Amerika Serikat. Menurut konsep ini, neraca pembayaran terdiri dari penjumlahan basic balance, selisih yang diperhitungkan dan rekening modal jangka pendek (sesudah dikurangi dengan modal Arnerika jangka pendek yang dimiliki oleh lembaga-lembaga moneter negara lain). Ketidakseimbangan yang timbul dalam neraca pembayaran, diseimbangkan dengan cadangan modal pemerintah serta modal pemerintah jangka pendek yang dimiliki oleh lembaga-lembaga moneter asing.

E. MASALAH DALAM ANALISA NERACA PEMBAYARAN

Keempat konsep balance tersebut di atas sangat membantu di dalam analisa suatu neraca pembayaran. Namun, sangat sukar untuk menentukan konsep balance yang paling relevan, misalnya untuk pengambilan keputusan bagi pemerintah, analisa trend suatu perekonomian atau membuat suatu perkiraan tentang arah perkernbangan ekonomi. Setiap konsep balance menunjukkan aspek yang berbeda. Tujuan analisa neraca pembayaran sangat berbeda-beda dan perbedaan ini menentukan pola analisanya. Kesukaran timbul dalam penentuan secara umum pola analisa tersebut. Beberapa masalah atau kekeliruan yang sering timbul dalam analisa neraca pembayaran antara lain : 1. Seringkali mengabaikan hubungan antara transaksi internasional yang satu dengan yang lain, sehingga ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain. 2. Surplus dalam transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya defisit dianggap jelek. Auggapan semacam ini tidak selalu benar. Sebagai contoh Amenika Serikat, penerimaan keuntungan dari investasi luar negerinya lebib besar daripada investasinya. Untuk mengimbangi aliran keuntungan yang masuk ini, transaksi yang sedang berjalan harus defisit. Dalam hal ini jelas bahwa defisit tidak selalu jelek. Dengan demikian, defisit atau surplus di dalam transaksi yang sedang berjalan tidak perlu dikhawatirkan selama defisit atau surplus tersebut diimbangi dengan aliran modal masuk atau keluar dalam jumlah yang sama. 3. Keputusan untuk memberi bantuan (Aid) seharusnya lebih didasarkan pada kekuatan ekonomi negara secara keseluruhan, bukan atas dasar pertimbangan neraca pembayaran. Misalnya, Indonesia memiliki surplus neraca pembayaran sedangkan Inggris defisit, bukan berarti Indonesia mulai memberi bantuan kepada lnggris.

F. SUATU NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL SECARA PEMBUKUAN SELALU SEIMBANG

Selalu dalam keseimbangan ini disebabkan karena setiap transaksi yang terjadi dicatat baik dalam rekening debit maupun kredit dan akhirnya apabila terdapat sedikit perbedaan dalam jumlah total debit dengan kredit, perbedaan tersebut dicatat dalam rekening selisih perhitungan. Sebagai contoh ekspor kayu seharga US$X dan hasilnya semua digunakan untuk mengimpor mesin. Kalau hasil ekspor kayu tersebut disimpan di bank luar negeri, maka akan nampak dalam neraca pembayaran sebagai penerimaan bantuan dari negara lain sebesar US$Y. Dari contoh tersebut jelas bahwa setiap transaksi internasional selalu dibukukan pada sisi debit dan kredit, sehingga jumlah total debit akan selalu sama dengan jumlah total kredit.

G. NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL, NERACA PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN NERACA HARTA KEKAYAAN DAN UTANG PIUTANG Berbeda dengan neraca pembayaran internasional, neraca perdagangan internasional hanyalah mencatat transaksi ekspor dan impor barang dan jasa saja. Sedangkan Neraca harta kekayaan dan utang piutang (Balance of Indebtedness) adalah suatu ikhtisar tentang seluruh harta kekayaan dan utang piutang dari penduduk suatu negara di negara lain serta harta kekayaan dan utang piutang milik penduduk negara lain di negara tersebut. Karena yang dicatat adalah keadaan harta kekayaan dan utang piutang, bukan suatu transaksi, maka sebagai dasar pencatatannya adalah waktu (moment) tertentu. Kesulitan yang dihadapi di dalam penyusunannya antara lain : 1. Pengumpulan data. Hal ini disebabkan karena : a. Pemerintah sendiri tidak mempunyai administrasi yang baik dalam pencatatan kekayaan penduduknya yang ada di luar negeri. b. Mungkin penduduknya sendiri, secara diam-diam tidak melaporkan kekayaannya yang ada di luar negeri. 2. Dalam penentuan nilai kekayaan. Misalnya, perusahaan-perusahaan asing yang ada di Indonesia, bagaimanakah nilai bersihnya, sangat sukar ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Sadono Sukirno, Bab. 12

2. Nopirin, Bab. 10

You might also like