You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 LATAR BELAKANG Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus pharyngeus ketiga dan keempat. Kelenjar paratiroid yang berasal dari sulcus pharyngeus keempat cenderung bersatu dengan kutub atas kelenjar tiroid yang membentuk kelenjar paratiroid dibagian kranial. Selama sekresi hormone paratiroid (PTH), kelenjar paratiroid bertanggung jawab mempertahankan kadar kalsium ekstraseluler. Pasien mungkin tidak atau mengalami tanda-tanda dan gejala akibat terganggunya beberapa sistem organ. Gejala apatis, keluhan mudah lelah, kelemahan otot, mual, muntah, konstipasi, hipertensi dan aritmia jantung dapat terjadi; semua ini berkaitan dengan peningkatan kadar kalsium dalam darah. Terapi yang dianjurkan bagi pasien hiperparatiroidisme primer adalah tindakan bedah untuk mengangkat jaringan paratiriod yang abnormal 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apakah hiperparatiroidisme itu? 2. Bagaimana klasifikasi hiperparatiroidisme? 3. Apa penyebab hiperparatiroidisme? 4. Bagaimana pada klien dengan hiperparatiroidisme? 5. Bagaimana penatalaksanaan klien dengan hiperparatiroidisme? 1.3 TUJUAN Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk: Untuk mengetahui pengertian hiperparatiroidisme Untuk mengetahui kasifikasi hiperparatiroidisme Untuk mengetahui penyebab hiperparatiroidisme Untuk mengetahui pengkajian yang dilaksanakan pada klien hiperparatiroidisme Untuk mengetahui cara pengobatan klien dengan hiperparatiroidisme
1

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR PARATIROID 2.1.1 Anatomi

Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub inferiornya. Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya dapat cukup bervariasi. Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan tebalnya dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman. 2.1.2 Fisiologi Kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid (parathiroid hormone, PTH) yang bersama-sama dengan Vit D3, dan kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah. Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnya bila kadar kalsium tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. PTH
2

akan merangsang reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal, meningkatkan absorbsi kalsium pada usus halus, sebaliknya menghambat reabsorbsi fosfat dan melepaskan kalsium dari tulang. Jadi PTH akan aktif bekerja pada tiga titik sasaran utama dalam mengendalikan homeostasis kalsium yaitu di ginjal, tulang dan usus. (R. Sjamsuhidayat, Wim de Jong, 2004, 695) 2.2 DEFINISI HIPERPARATIROID

Hiperparatiroidisme adalah berlebihnya produksi hormon paratiroid oleh kelenjar paratiroid ditandai dengan dekalsifikasi tulang dan terbentuknya batu ginjal yang mengandung kalsium. Hiperparatiroidisme dibagi menjadi 2, yaitu

hiperparatiroidisme primer dan sekunder. Hiperparatiroidisme primer terjadi dua atau tiga kali lebih sering pada wanita daripada laki-laki dan pada pasien-pasien yang berusia 60-70 tahun. Sedangkan hiperparatiroidisme sekunder disertai manifestasi yang sama dengan pasien gagal ginjal kronis. Rakitisi ginjal akibat retensi fosfor akan meningkatkan stimulasi pada kelenjar paratiroid dan meningkatkan sekresi hormon paratiroid. (Brunner & Suddath, 2001,hal 1319) Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar paratiroid memproduksi lebih banyak hormon paratiroid dari biasanya. Pada pasien dengan hiperparatiroid, satu dari keempat kelenjar paratiroid yang tidak normal dapat membuat kadar hormon paratiroid tinggi tanpa mempedulikan kadar kalsium. dengan kata lain satu dari keempat terus mensekresi hormon paratiroid yang banyak walaupun kadar kalsium dalam darah normal atau meningkat. (www.endocrine.com) 2.3 KLASIFIKASI 1. Hiperparatiroidisme primer (Primary hyperparathyroidism) Kebanyakan orang yang menderita hiperparatiroidisme primer mempunyai

konsentrasi serum hormon paratiroid yang tinggi. Kira-kira 85% dari keseluruhan hiperparatiroid primer disebabkan oleh adenoma tunggal. Sedangkan 15% lainnya melibatkan berbagai kelenjar (contoh berbagai adenoma atau hiperplasia). Sedikit hiperparatiroidisme utama disebabkan oleh paratiroid karsinoma.
3

2. Hiperparatiroidisme sekunder (Secondary hyperparathyroidisme) Hiperparatiroidisme sekunder adalah produksi hormon paratioid yang berlebihan kerana rangsangan produksi yang tidak normal. Secara khusus, kelainan ini berkaitan dengan kegagalan ginjal akut. Penyebab umum lainnya adalah disebabkan oleh kekurangan vitamin D. 2.4 ETIOLOGI 1. Primer (sekresi PTH tidak sesuai ) Adenoma (tersering > 80 %) Hiperplasi mungkin familial mungkin disertai dengan neoplasia endokrin multiplemungkin familial dan disertai dengan kalsium urin rendah (hiperkalsemi hipokalsiurik familial) kira kira 50% tanpa gejala 2. Sekunder (sekresi PTH sesuai) Gagal ginjal kronik Malabsorbsi kelainan gastrointestinal kelainan hepatobilier Penyebab lain dari hipokalsemi

2.5 PATOFISIOLOGI Hiperparatiroidisme dapat bersifat primer (yaitu yang disebabkan oleh hiperplasia atau neoplasma paratiroid) atau sekunder, dimana kasus biasanya berhubungan dengan gagal ginjal kronis. Hiperparatiroidisme ditandai oleh kelebihan PTH dalam sirkulasi. PTH terutama bekerja pada tulang dan ginjal. Dalam tulang, PTH meningkatkan resorpsi kalsium dari limen tubulus ginjal. Dengan demikian mengurangi eksresi kalsium dalam urine. PTH juga meningkatkan bentuk vitamin D3 aktif dalam ginjal, yang selanjutnya memudahkan ambilan kalsium dari makanan dalam usus. Sehingga hiperkalsemia dan hipofosatmia kompensatori adalah abnormlitas biokimia yang

dideteksi melalui analisis darah. Konsentrasi PTH serum juga meningkat. ( Rumahorbor, Hotma,1999,hal 73-74) Adenoma dan Hiperplasia
USUS

PTH

Tulang

Ginjal

Aktivasi vitamin D

Resorpsi:kalsium

dan fosfor dilepaskan dalam darah

meningkatkan rearbsobsi

meningkatkan ekskresi fosfat

Meningkatkan ambilan kalsium oleh mukosa usus

HIPERKALSEMIA/HIPOFOSTEMIA

6 MANIFESTASI KLINIK Pasien mungkin tidak atau mengalami tanda-tanda dan gejala akibat terganggunya beberapa sistem organ. Gejala apatis, keluhan mudah lelah, kelemahan otot, mual, muntah, konstipasi, hipertensi dan aritmia jantung dapat terjadi; semua ini berkaitan dengan peningkatan kadar kalsium dalam darah. Manifestasi psikologis dapat bervariasi mulai dari emosi yang mudah tersinggung dan neurosis hingga keadaan psikosis yang disebabkan oleh efek langsung kalsium pada otak serta sistem saraf. Peningkatan kadar kalsium akan menurunkan potensial eksitasi jaringan saraf dan otot.
5

Pembentukan batu pada salah satu atau kedua ginjal yang berkaitan dengan peningkatan ekskresi kalsium dan fosfor merupakan salah satu komplikasi hiperparatiroidisme primer. Kerusakan ginjal terjadi akibat presipitasi kalsium fosfat dalam pelvis da ginjal parenkim yang mengakibatkan batu ginjal (rena calculi), obstruksi, pielonefritis serta gagal ginjal. Gejala muskuloskeletal yang menyertai hiperparatiroidisme dapat terjadi akibat demineralisasi tulang atau tumor tulang, yang muncul berupa sel-sel raksasa benigna akibat pertumbuhan osteoklast yang berlebihan. Pasien dapat mengalami nyeri skeletal dan nyeri tekan, khususnya di daerah punggung dan persendian; nyeri ketika menyangga tubuh; fraktur patologik; deformitas; dan pemendekkan badan. Kehilangan tulang yang berkaitan dengan hiperparatiroidisme merupakan faktor risiko terjadinya fraktur. Insidens ulkus peptikum dan prankreatis meningkat pada

hiperparatiroidisme dan dapat menyebabkan terjadinya gejala gastroitestinal. (Brunner & Suddath, 2001) 2.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Hiperparatiroidisme didiagnosis ketika tes menunjukkan tingginya level kalsium dalam darah disebabkan tingginya kadar hormone paratiroid.

Pemeriksaan diagnostik : 1) Pemeriksaan radioimmunoassay Pemeriksaan radioimmunoassay untuk parathormon sangat sensitif dan dapat membedakan hiperparatiroidisme primer dengan penyebab hiperkalasemia lainnya pada lebih dari 90 % pasien yang mengalami kenaikan kadar kalsium serum. 2) pemeriksaan sinar-x atau pemindai tulang pada kasus-kasus penyakit yang sudah lanjut Perubahan tulang dapat dideteksi dengan pemeriksaan sinar-x.Penggambaran dengan sinar X pada abdomen bisa mengungkapkan adanya batu ginjal

3) Pemeriksaan Jumlah Urin jumlah urin selama 24 jam dapat menyediakan informasi kerusakan ginjal dan resiko batu ginjal. 4) Pemeriksaan USG, MRI, Pemindai thallium serta biopsi jarum halus telah digunakan untuk mengevaluasi fungsi paratiroid dan untuk menentukan lokasi kista, adenoma serta hiperplasia pada kelenjar paratiroid. 5) Tes darah mempermudah diagnosis hiperparatiroidisme karena menunjukkan penilaian yang akurat berapa jumlah hormon paratiroid. Hasil pemeriksaan Laboratorium: 1) Kalsium serum meninggi 2) Fosfat serum rendah 3) Fosfatase alkali meninggi 4) Kalsium dan fosfat dalam urin bertambah 5) Foto Rontgen: o Tulang menjadi tipis, ada dekalsifikasi o Cystic-cystic dalam tulang o Trabeculae di tulang PA: osteoklas, osteoblast, dan jaringan fibreus bertambah 2.8 KOMPLIKASI 1) peningkatan ekskresi kalsium dan fosfor 2) Dehidrasi 3) batu ginjal 4) hiperkalsemia 5) osteitis fibrosa cystica

2.9 PENATALAKSANAAN 1) Pembedahan terapi yang dianjurkan bagi pasien hiperparatiroidisme primer adalah tindakan bedah untuk mengangkat jaringan paratiriod yang abnormal. Namun demikian, pada sebagian pasien yang asimtomatik disertai kenaikaan kadar kalsium serum ringan dan fungsi ginjal yang normal, pembedahan dapat ditunda dan keadaan pasien dipantau dengan cermat akan adanya kemungkinan bertambah parahnya hiperkalsemia, kemunduran kondisi tulang, gangguan ginjal atau pembentukan batu ginjal (renal calculi). 2) Hidrasi Dehidrasi karena gangguan pada ginjal mungkin terjadi, maka penderita hiperparatiroidisme primer dapat menderita penyakit batu ginjal. Karena itu, pasien dianjurkan untuk minum sebanyak 2000 ml cairan atau lebih untuk mencegah terbentuknya batu ginjal. Jus buah yang asam dapat dianjurkan karena terdapat bukti bahwa minuman ini dapt menurunkan pH urin. Kepada pasien diuminta untuk melaporkan manifestasi batu ginjal yang lain seperti nyeri abdomen dan hemapturia. Pemberian preparat diuretik thiazida harus dihindari oleh pasien hiperparatiroidisme primer karena obat ini akan menurunkan eksresi kalsium lewat ginjal dan menyebabkan kenaikan kadar kalsium serum. Disamping itu, pasien harus mengambil tindakan untuk menghindari dehidrasi. Karena adanya resiko krisis hiperkalsemia, kepada pasien harus diberitahukan untuk segera mencari bantuan medis jika terjadi kondisi yang menimbulkan dehidrasi (muntah, diare) 3) Mobilitas mobilitas pasien dengan banyak berjalan atau penggunaan kursi goyang harus diupayakan sebanyak mungkin karena tulang yang mengalami stress normal akan melepaskan kalsium merupakan predisposisi terbentuknya batu ginjal. 4) Pemberian fosfat per oral menurunkan kadar kalsium serum pada sebagian pasien. Penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan pengendapan ektopik kalsium fosfat dalam jaringan lunak.

5) Diet dan obat-obatan. Kebutuhan nutrisi harus dipenuhi meskipun pasien dianjurkan untuk menghindari diet kalsium terbatas atau kalsium berlebih. Jika pasien juga menderita ulkus peptikum, ia memerlukan preparat antasid dan diet protein yang khusus. Karena anoreksia umum terjadi, peningkatan selera makan pasien harus diupayakan. Jus buah, preparat pelunak feses dan aktivitas fisik disertai dengan peningkatan asupan cairan akan membantu mengurangi gejala konstipasi yang merupakan masalah pascaoperatif yang sering dijumpai pada pasien-pasien ini. 2.10 ASUHAN KEPERAWATAN a. Pengkajian Tidak terdapat manifestasi yang jelas tentang hiperparatiroidisme dan hiperkalsemia resultan. Pengkajian keperawatan yang rinci mencakup : 1) Riwayat kesehatan klien. Apakah klien pernah mengalami trauma/fraktur tulang? Apakah pernah mengalami nyeri pada persendian? Apakah pernah mempunyai riwayat batu ginjal? Apakah klien pernah menderita radiasi daerah leher dan kepala?

2) Riwayat penyakit dalam keluarga 3) Keluhan utama, antara lain : a) Sakit kepala, kelemahan, lethargi dan kelelahan otot b) Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, anorexia, obstipasi, dan nyeri lambung yang akan disertai penurunan berat badan c) Depresi d) Nyeri tulang dan sendi.

4) data fokus Pemeriksaan fisik yang mencakup : a) Observasi dan palpasi adanya deformitas tulang. b) Amati warna kulit, apakah tampak pucat. c) Perubahan tingkat kesadaran dari compos mentis ke apatis sampai koma. d) Gejala muskuloskeletal: nyeri skeletal dan nyeri tekan, khususnya di daerah punggung dan persendian nyeri ketika menyangga tubuh; fraktur patologik; deformitas; dan pemendekkan badan. 5) pengkajian psikologis Bila kadar kalsium tetap tinggi, maka akan tampak tanda psikosis organik seperti bingung bahkan koma dan bila tidak ditangani kematian akan mengancam. Manifestasi psikologis dapat bervariasi mulai dari emosi yang mudah tersinggung dan neurosis hingga keadaan psikosis yang disebabkan oleh efek langsung kalsium pada otak serta sistem saraf. 6) Pemeriksaan diagnostik, termasuk : a) Pemeriksaan laboratorium : dilakukan untuk menentukan kadar kalsium dalam plasma yang merupakan pemeriksaan terpenting dalam menegakkan kondisi hiperparatiroidisme. Hasil pemeriksaan laboratorium pada hiperparatiroidisme primer akan ditemukan peningkatan kadar kalsium serum; kadar serum posfat anorganik menurun sementara kadar kalsium dan posfat urine meningkat. b) Pemeriksaan radiologi, akan tampak penipisan tulang dan terbentuk kista dan trabekula pada tulang.

10

b. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan utama yang dapat dijumpai pada klien dengan hiperparatiroidisme antara lain : 1) Risiko terhadap cidera yang berhubungan dengan demineralisasi tulang yang mengakibatkan fraktur patologi. 2) Perubahan eliminasi urine yang berhubungan dengan keterlibatan ginjal sekunder terhadap hiperkalsemia dan hiperfosfatemia. 3) Perubahan nutrisi yang berubahan dengan anorexia dan mual. 4) Konstipasi yang berhubungan dengan efek merugikan dari hiperparatiroidisme pada saluran gastrointestinal. c. Rencana Tindakan Keperawatan 1) Diagnosa Keperawatan : Risiko terhadap cidera yang berhubungan dengan demineralisasi tulang yang mengakibatkan fraktur patologi. Tujuan : Klien tidak akan menderita cidera, seperti yang ditunjukkan oleh tidak terdapatnya fraktur patologi. Intervensi Keperawatan : 1. Lindungi klien dari kecelakaan jatuh, karena klien rentan untuk mengalami fraktur patologis bahkan oleh benturan ringan sekalipun. Bila klien mengalami penurunan kesadaran pasanglah tirali tempat tidurnya. 2. Hindarkan klien dari satu posisi yang menetap, ubah posisi klien dengan hati-hati. 3. Bantu klien memenuhi kebutuhan sehari-hari selama terjadi kelemahan fisik. 4. Atur aktivitas yang tidak melelahkan klien.
11

5. Ajarkan cara melindungi diri dari trauma fisik seperti cara mengubah posisi tubuh, dan cara berjalan serta menghindari perubahan posisi yang tiba-tiba. 6. Ajarkan klien cara menggunakan alat bantu berjalan bila dibutuhkan. Anjurkan klien agar berjalan secara perlahan-lahan. 2) Diagnosa Keperawatan : Perubahan eliminasi urine yang berhubungan dengan keterlibatan ginjal sekunder terhadap hiperkalsemia dan hiperfosfatemia. Tujuan : Klien akan kembali pada haluaran urine normal, seperti yang ditunjukkan oleh tidak terbentuknya batu dan haluaran urine 30 sampai 60 ml/jam. Intervensi Keperawatan : 1. Perbanyak asupan klien sampai 2500 ml cairan per hari. Dehidrasi merupakan hal yang berbahaya bagi klien dengan hiperparatiroidisme karena akan meningkatkan kadar kalisum serum dan memudahkan terbentuknya batu ginjal.

2. Berikan sari buahn canbery atau prune untuk membantu agar urine lebih bersifat asam. Keasaman urine yang tinggi membantu mencegah pembentukkan batu ginjal, karena kalsium lebih mudah larut dalam urine yang asam ketimbang urine yang basa. 3) Diagnosa Keperawatan : Perubahan nutrisi yang berubahan dengan anorexia dan mual. Tujuan : Klien akan mendapat masukan makanan yang mencukupi, seperti yang dibuktikan oleh tidak adanya mual dan kembali pada atau dapat mempertahankan berat badan ideal. Intervensi Keperawatan :

12

1. Berikan dorongan pada klien untuk mengkonsumsi diet rendah kalsium untuk memperbaiki hiperkalsemia. 2. Jelaskan pada klien bahwa tidak mengkonsumsi susu dan produk susu dapat menghilangkan sebagian manifestasi gastrointestinal yang tidak menyenangkan. 3. Bantu klien untuk mengembangkan diet yang mencakup tinggi kalori tanpa produk yang mengandung susu. 4. Rujuk klien ke ahli gizi untuk membantu perencanaan diet klien. 4) Diagnosa Keperawatan : Konstipasi yang berhubungan dengan efek merugikan dari hiperparatiroidisme pada saluran gastrointestinal. Tujuan : Klien akan mempertahankan BAB normal, seperti pada yang dibuktikan oleh BAB setiap hari (sesuai dengan kebiasaan klien). Intervensi Keperawatan : 1. Upayakan tindakan yang dapat mencegah konstipasi dan pengerasan fekal yang diakibatkan oleh hiperkalsemia. 2. Bantu klien untuk tetap dapat aktif sesuai dengan kondisi yang memungkinkan. 3. Tingkatkan asupan cairan dan serat dalam diet. Klien harus minum sedikitnya enam sampai delapan gelas per hari kecuali bila ada kontra indikasi. 4. Jika konstipasi menetak meski sudah dilakukan tindakan, mintakan pada dokter pelunak feses atau laksatif.

13

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN Hiperparatiroid adalah penyakit yang disebabkan oleh kelebihan sekresi hormone paratiroid (PTH). Hiperparatiroid ada tiga jenis yaitu hiperparatiroid pimer, sekunder dan tersier. Hiperparatiroid menyebabkan keadaan hiperkalsemia dan hipofosfatemia.Terapi yang dianjurkan bagi pasien hiperparatiroidisme primer adalah tindakan bedah untuk mengangkat jaringan paratiriod yang abnormal. 3.2 SARAN Hal hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya hiperparatiroid : Minum banyak air terutama air putih. Meminum banyak cairan dapat mencegah pembentukan batu ginjal. Senam dan olah raga. Ini salah satu cara terbaik untuk membentuk tulang kuat dan memlambatkan kerusakkan tulang. Pengambilan vitamin D. Pengambilan vitamin D yang mencukupi dapat membantu dalam penyerapan kalsium. Jangan merokok. Merokok dapat meningkatkan perapuhan tulang seiring meningkatnya masalah kesehatan. Berwaspada terhadap kondisi yang dapat meningkatkan kadar kalsium. Kondisi tertentu seperti penykit gastrointestinal dapat menyebabkan kadar kalsium dalam darah meningkat.

14

DAFTAR PUSTAKA

15

You might also like