You are on page 1of 19

1

JURNAL EKSIS
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PGRI DEWANTARA JOMBANG
VOLUME II NOMOR 3 OKTOBER TAHUN 2007 DAFTAR ISI
Widah Arif Analisis Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Dengan Supriadi Menggunakan Metode Historical Cost Pada PT. Semesta Jati Indah Jombang Manah Tarman Financial Development Analysis Of Cooperation KPRI Ikhlas Beramal Kabupaten Bangkalan Analisis Variabel Costing Sebagai Dasar Perencanaan Laba Pada UD. Sumber Rejeki Ngoro Jombang

Yuniep Mujati Suaidah

Rita Mutiarni

Analisis Penerapan Akuntansi Syariah Pada PT. - " Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Annisa Mukti Sidoarj o Penentuan Pajak Penghasilan Terhadap Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi PT. Tjiwi Kimia Sidoarjo

Rofi'i

Mey Juliana Analisis Total Quality Control (tqc) Terhadap Peningkatan Kualitas Erminati Pancaningrum dan Pengendalian Biaya Pada Store KFC Mojokerto

Dwi Ermayanti

Analisis Tingkat Keuntungan Tabungan Dengan Sistem Bagi Hasil ,(Studi Empiris Tabungan Mudharabah Pada PT BPR Syari'ah Anisa Mukti Sidoarjo).

Nurul Hidayati

Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Nasabah PT. Bank BPR Jatim Cabang Jombang

4 ANALISIS TOTAL QUALITY CONTROL ( TQC ) TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS DAN PENGENDALIAN BIAYA PADA STORE KFC MOJOKERTO

Erminati Pancaningrum, ST Mey Juliana, SE. MM Quality control merupakan salah satu bagian yang tak dapat dipisahkan dalam usaha untuk meningkatkan produksi. Hal ini disebabkan kualitas produk akhir yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan cermin dari keberhasilan perusahaan di mata konsumen. Biaya pengawasan mutu dan biaya jaminan mutu harus ditanggung bersama oleh suatu perusahaan dalam rangka mengendalikan kualitas barang hasil produksinya. Jadi total biaya atas kualitas adalah jumlah dari kedua biaya tersebut. Kata kunci: quality control, kualitas biaya, pengendalian biaya

Quality control merupakan salah satu bagian yang tak dapat dipisahkan dalam usaha untuk meningkatkan produksi. Hal ini disebabkan kualitas produk akhir yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan cermin dari keberhasilan perusahaan di mata konsumen. Dan yang dimaksud dengan pengendalian mutu / kualitas yaitu aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dapat dipertahankan dan dikendalikan sesuai dengan standart mutu produk yang ditentukan oleh perusahaan sehingga penentuan kualitas produk dapat diperbaiki dan pengendalian biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan bisa mencapai seminimal mungkin. Pengendalian mutu / kualitas tidak akan dapat menghasilkan suatu manfaat yang optimal sebelum seluruh pihak dalam perusahaan bekerjasama untuk melaksanakan usaha pengendalian mutu secara terpadu. Usaha tersebut merupakan suatu manajemen ilmiah yang ditujukan kepada sasaran tertentu dengan mengikuti siklus manajemen. Kebijakan manajemen adalah salah satu dari perangkat manajemen yang menggariskan batasan boleh tidaknya langkah tindakan operasional selanjutnya sekaligus memberi ketegasan dalam menuju tercapainya sasaran perusahaan. Semakin berkembangnya tekhnologi dan disertai dengan adanya pembangunan pesat di segala bidang menyebabkan berubahnya kebutuhan dan keinginan konsumen yang harus dipuaskan untuk produk yang dihasilkan.

5 Kemampuan perusahaan untuk meraih posisi yang terbaik adalah kunci sukses dan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan suatu produk dengan peningkatan kualitas produksi dan pengendalian biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mencapai target seminimal mungkin.

Pengertian Total Quality Control (TQC) Total Quality Control (TQC) adalah system manajemen yang mengikut sertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep & tekhnik pengendalian kualitas untuk tercapainya kepuasan konsumen (http:

//Mnurhadi.wordpress.com/2008/04/05/Total Quality Control part-1) Pengendalian kualitas (Quality Control) yaitu tekhnik-tekhnik & aktivitas operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas. Pengendalian kualitas (Quality Control) melibatkan beberapa aktivitas berikut seperti mengevaluasi kinerja aktual (Actual Performance), membandingkan actual dengan target (sasaran), mengambil tindakan atas perbedaan antara actual & target (sasaran) . (Vincent Gaspers : 2006,hal : 3 ). Adapun yang dimaksudkan dengan pengendalian mutu / kualitas (Quality Control) adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal mutu (standar) dapat tercermin dalam hasil akhir.( Sofjan Assauri : 1980,hal: 229 ). Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Quality Control merupakan usaha untuk mempertahankan mutu / kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan, berdasarkan kebijaksanaan pemimpin perusahaan. Tujuan Quality Control adalah untuk mendapatkan suatu jaminan agar sesuatu yang dihasilkan atau dikerjakan sesuai dengan standar yang ditentukan tersebut dengan biaya yang relatif minim dan untuk membantu pihak manajemen dalam hal

pengidentifikasikan kesempatan memperbaiki kinerja biaya kualitas & analisis terhadap biaya kualitas. Menurut Sofjan Assauri 1980 : 228 secara terperinci dapat dikatakan bahwa tujuan dari pengendalian mutu adalah :

6 1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standart mutu yang telah di tetapkan. 2. 3. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan mengunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin 4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

Lingkup Kebijakan Mutu / Kualitas. Suatu kebijakan adalah suatu pernyataan yang menyangkut apa yang boleh dan apa yang diharapkan tidak dilakukan, maka disampaikan maksud dan isi dari kebijakan mutu dalam perusahaan : 1. Dalam hubungannya dengan harga & target konsumen yang ingin dituju serta, mengingat adanya faktor pesaing yang senantiasa membuntutinya. Prestasi (performance), keterandalan (reability), serta kualitas (quality) adalah tujuan yang akan dicapai. 2. Menentukan batasan kemungkinan yang dapat dikerjakan yang berkaitan dengan penggunaan sarana penelitian & pengembangan yang ada. 3. Kemungkinan pengggunaan peluang dari luar baik yang langsung berkaitan dengan proses kegiatan sehari-hari seperti pembekal maupun yang tidak langsung berhubungan misalnya badan-badan pembinaan dsb. 4. Perhatikan terhadap faktor pemerintah yang mungkin dapat berpengaruh terhadap kelanggengan jalannya usaha sejauh mana kita mampu membaca situasi lingkungan seperti pengaruh terhadap politik, ekonomi, sosial, serta kendali peraturan pemerintah yang membutuhkan perhatian untuk mengubah strategi yang sedang berlaku, dengan segala konsekuensi positif maupun negatif. 5. Secara intern perusahaan, seluruh rumusan kebijakan maksudnya adalah ditujukan kepada tercapainya sasaran perusahaan secara efisien & efektif. ( Eko henryanto & BN Marbun : 1993 )

7 Fungsi dan Pentingnya Quality Control Fugsi dari quality control tidak lepas dari perencanaan yang merupakan pedoman produksi perusahaan. Dalam hal ini Harsono : (1993, 52) berpendapat bahwa Di dalam merencanakan , tidak hanya sekedar membuat rencana sebagai petunjuk tetapi juga membantu sebagai dasar untuk dibandingkan dengan hasil aktualnya sebagau control apakah pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan secara efisien dengan biaya yang relatif minim.

Biaya Mutu Unsur-unsur komponen biaya apa saja yang terdapat dalam mutu. Adapun unsureunsur atau komponen biya dalam mutu adalah biaya barang-barang yang rusak atau afkir (scrap), biaya pemeriksaan / inspeksi, biaya pembetulan atau pengerjaan kembali, biaya karena keterlambatan produksi akibat mutu yang buruk dan kerugian karena kehilangan pasaran. Semua biaya yang dikeluarkan untuk mencapai suatu mutu tertentu dari produk yang dihasilkan akan mempengaruhi secara langsung besarnya biaya produksi sampai produk akhir.

Biaya Barang Umumnya biaya dan harga suatu barang dapat menentukan mutu barang tersebut. Ini terjadi karena biasanya untuk mendapat mutu yang baik dibutuhkan biaya yang lebih mahal. Tetapi tidak selamanya biaya suatu barang dapat menentukan mutu barang tersebut, karena biaya yang diperkirakan tidak sebenarnya biaya yang sebenarnya sehingga sering terjadi inefisiensi dalam menghasilkan barang dan tingginya keuntungan yang diambil terhadap barang itu.

Biaya Pengawasan Mutu Besar kecilnya biaya pengawasan mutu/kualitas dalam satu tahun akan dipengaruhi oleh besarnya tingkat biya pengawasan serta jumlah produk yang di tes dan intensitas pengawasan yang dikehendaki. Secara matematis besarnya biaya pengawasan kualitas dapat ditulis sebagai QOC.

8 Biaya Jaminan Mutu Besarnya biaya jaminan mutu yang akan ditanggung oleh perusahaan selama satu tahun akan tergantung dari besarnya jumlah produk yang rusak, serta besarnya biaya mutu bagi setiap unit barang yang rusak. Secara sistematis biaya jaminan mutu dapat ditulis sebagai QAC.

Total Biaya Atas Kualitas Biaya pengawasan mutu dan biaya jaminan mutu harus ditanggung bersama oleh suatu perusahaan dalam rangka mengendalikan kualitas barang hasil produksinya. Jadi total biaya atas kualitas adalah jumlah dari kedua biaya tersebut. Secara matematis total biaya atas kualitas dapat ditulis sebagai TQC Biaya (Rp) C1 C2 C* QOC (Biaya pengawasan mutu) Jumlah produk yang rusak (Unit) TOC (Total biaya atas kualitas) QAC (Biaya jaminan mutu)

q1

q2

Gambar 2.1 Grafik Total Biaya atas Kualitas Total

Strategi pemgembangan Produk Dalam era globalisasi terdapat beberapa kecenderungan yang mungkin terjadi di bidang pengembangan produk yaitu : 1) Proses pengembangan produk yang lebih baik, lebih canggih, lebuh berkualitas, lebih murah dibandingkan dengan produk sebelumnya sebagai akibat perubahan yang begitu cepat dalam bidang tekhnologi dan 2) Pengembangan produk dalam era globalisasi dituntut untuk menjadi unggulan baik dalam arti komparatif maupun daya saing. Unggul dalam bidangnya (professional), kualitas produk, pengembangan desain produk, inovatif, dan kreatif.

9 1. Pengembangan Gagasan 2. Penyaringan Gagasan 3. Pengembangan dan Uji Konsep 4. Analisis Bisnis 5. Pengembangan dan uji Produk 6. Strategi pemasaran produk 7. Uji Pasar 8. Pengenalan pasar Sumber : Kotler, P. Principles of marketing. Edisi ketiga. Prentice Hall, 1986

Pengendalian Biaya Menurut Supriyono (1999 : 8) mendefinisikan pengendalian biaya sebagai berikut : Pengendalian merupakan prosers untuk memeriksa kembali, menilai, dan selalu memonitor laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah ditentukan. Pengendaliamn biaya produksi bertujuan mengendalikan unsur-unsur biaya produksi dan disamping itu juga berusaha untuk mengetahui harga pokok produksi.Unsur-unsur biaya produksi terdiri dari 3 golongan utama yaitu biaya material / bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Pengendalian terhadap biaya dari ketiga jenis tersebut sebenarnya adalah untuk mengetahui perkembangan dan keadaan atas pemakaian faktor-faktor produksi di dalam proses pembuatan

barang/jasa.(Drs.H.Indriyo Gitosudarmo,M.com :1998,153)

Ciri-ciri pengendalian biaya adalah : 1. Rancangan teknis yang kokoh dengan penentuan sasaran pada tingkat prestasi yang memberi tantangan disertai sistem pelaporan yang memisahkan biaya yang terkendali dalam jangkauan tanggung jawab seorang manajer dengan biaya yang terkendali pada semua bagian organisasi. 2. Biaya manajemen yang tanggap terhadap perilaku orang-orang dalam lingkungan organisasi

10 3. Prosedur pengkajian yang mengungkapkan dan mencegah pelaksanaan kerja yang tidak optimal.

Metode Penelitian Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek lokasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian agar lebih mudah memperoleh data-data yang diperlukan peneliti adalah unit bagian produksi makanan cepat saji yang bernama store KFC Mojokerto Jln.Letkol Sumarjo no.67 Mojokerto.

Data dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dimana data sekunder adalah data yang dikumpulkan dan di dapat denga cara membaca dan mempelajari buku-buku literatur, dan sumber data lain dalam perpustakaan yang

berhubungan dengan pokok pembahasan. Selain data sekunder, peneliti jaga menggunakan sumber data internal yaitu sumber data yang berasal dari pihak-pihak yang bersangkutan yang memberikan informasi-informasi dan data terpercaya mengenai pokok pembahasan. Informasi-informasi tersebut berasal dari para karyawan store KFC Mojokerto Jln.Letkol Sumarjo no.67

Tekhnik Pengumpulan Data Dalam melaksanakan penelitian tekhnik yang dipakai dalam mengumpulkan datadata adalah : 1). Studi Pustaka, 2). Observasi, 3). Interview / Wawancara

Definisi Operasional Variabel Adapun definisi operasional dalam penulisan ini adalah : 1. Total Quality Control (TQC) adalah pengendalian dan pengawasan kualitas yang merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi, mengurangi jumlah barang yang rusak, dan mengendalikan biaya produksi.

11 2. Peningkatan Kualitas Produk adalah usaha untuk melaksanakan program perencanaan peningkatan mutu produk dan pengambilan tindakan korektif atas standarisasi mutu produk terhadap aktivitas yang sesuai. 3. Pengendalian Biaya Produksi adalah gambaran terhadap perencanaan dan mengendalikan biaya produksi untuk memperoleh ketegasan danterhadap produk yang dihasilkan serta spesifikasi dari produk tersebut.

Analisis Data Yang Digunakan Analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah analisis data deskriptif dimana datanya dilakukan dengan dengan cara menganalisis suatu hal dengan suatu kriteria atau standart yang sudah ditetapkan terlebih dahulu pada waktu penyusunan desain. Terdapat beberapa persamaan matematis dalam pokok pembahasan : 1. Biaya Pengawasan Mutu
R QOC = q = q Ro

2. Biaya Jaminan Mutu QAC = cq 3. Total Biaya Atas Kualitas TQC = QOC + QAC 4. Mean Kerusakan Bahan Produk P = X

n 5. Batas Pengendalian UCL ( Upper Control Limit ) = P + 3 P ( 1 P ) n LCL ( Lower Control Limit ) = P 3 P ( 1 P ) n Di mana : QOC = Total biaya pengawasan mutu QAC = Total biaya jaminan mutu

12 TQC = Total biaya atas kualitas R o q = Jumlah produk yang di tes = Biaya pengetesan kualitas tiap kali melakukan tes = Jumlah produk yang rusak / cacat yang di kehendaki

R / q = Intensitas pengawasan mutu c P = Biaya jaminan mutu untuk setiap unit = Mean dari kerusakan bahan produk

UCL = Batas pengendalian atas LCL = Batas pengendalian bawah

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN Deskripsi hasil penelitian dari pembahasan merupakan segala sesuatu yang diperoleh selama penelitian mengenai laporan data pertanggung jawaban biaya, serta mengungkapkan permasalahan yang dihadapi. Adapun masalah yang dihadapi adalah bagaimana cara restaurant tersebut dapat meningkatkan kualitas produknya dan mengendalikan biaya dangan menerapkan metode total quality control sehingga target omset pemjualan produksinya dapat ditingkatkan. Di bawah ini penulis menyajikan table mengenai laporan pertanggung jawaban biaya, realisasi produk bahan yang rusak, serta data rekapitulasi patty cash pada bulan maret 2009.

13 LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN BIAYA PRODUKSI STORE KFC MOJOKERTO BULAN MARET 2009
Jenis Biaya Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya perbaikan peralatan& perlengkapan Biaya transportasi Biaya pengorderan Biaya kitchen Suplies Biaya overhead restaurant TOTAL Biaya dapat dikendalikan Anggaran 37.856.000 20.800.000 3.786.400 983.000 1.340.000 458.500 10.753.500 75.977.000 realisasi 40.927.000 20.982.400 2.945.000 874.000 1.475.000 567.700 11.784.000 79.555.100 Penyimpangan (3.071.000) (182.400) 841.000 109.000 (135.000) (109.200) (1.050.500) (3.578.000) 575.114 942.797 569.247 940.633 5.867 2.164 367.683 371.386 (3.703) Biaya tidak dapat dikendalikan Angaran Realisasi Penyimpangan

Sumber data : Store KFC Mojokerto Dari tabel di atas menunjukkan bahwa restaurant tersebut belum dapat sepenuhnya mengendalikan biaya dalam produksinya. Karena dengan batas waktu satu bulan restaurant tidak dapat tidak dapat mengendalikan biaya sebesar Rp. 940.633 dengan berbagai macam pengeluaran dan biaya lain lain .

PENELITIAN PRODUK BAHAN BAKU AYAM YANG RUSAK BULAN MARET 2009
No Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jumlah kerusakan 2 0 1 3 2 3 0 2 1 0 0 4 0 1 Proporsi Kerusakan 0.04 0.00 0.02 0.06 0.04 0.06 0.00 0.04 0.02 0.00 0.00 0.08 0.00 0.02

14
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Total 0 0 1 0 2 1 0 5 2 0 2 3 4 0 0 4 5 48 0.00 0.00 0.02 0.00 0.04 0.02 0.00 0.1 0.04 0.00 0.04 0.06 0.08 0.00 0.00 0.08 0.1 0.96 = 100%

Sumber Data : Store KFC Mojokerto Perhitungan : P=X n P= 48 = 0,015

( 100 ) x ( 31 ) Batas Pengendalian Atas UCL = P + 3 P ( 1-P ) n = 0,015 + 3 0,015 ( 1 0,015 ) 31 = 0,015 + 0,0117 = 0,0267 Batas Pengendalian Bawah LCL = P 3 P ( 1-P ) n = 0,015 3 0,015 ( 1 0,015 ) 31 = 0,015 0,0117 = 0,0033

15 DATA REKAPITULASI STORE KFC MOJOKERTO CONTOH DARI TGL 6 S/D 12 MARET 2009 Tanggal 6/3/09 7/3/09 8/3/09 9/3/09 10/3/09 11/3/09 12/3/09 Nomor Bukti Kas MJK/06/03/09 MJK/07/03/09 MJK/08/03/09 MJK/09/03/09 MJK/10/03/09 MJK/11/03/09 MJK/12/03/09 Biaya Kitchen sparepart ( 6731 ) 10.000 0 9.400 7.350 0 0 6.700 33450 Jml Produk yang di test 65 103 74 85 137 124 93 681 Jml Produk cacat 3 0 2 1 0 0 4 10

TOTAL Sumber Data : Store KFC Mojokerto

Perhitungan : QOC = R = Ro

Dimana : QOC = Total biaya pengawasan mutu

q = 681 10 = 68,1 QAC = c.q

q R = Jumlah produk yang dites

= Jumlah produk cacat

QAC = Total biaya jaminan mutu c = Biaya jaminan mutu / by.sparepart

= 33450 x 10 = 334.500 TQC = QOC + QAC = 68,1 + 334.500 = 334.568,1

TQC = Total biaya atas kualitas

16 PEMBAHASAN Masalah yang dihadapi Adapun masalah yang yang dihadapi oleh store KFC mojokerto adalah Penerapan total quality control belum sepenuhnya dipakai oleh restaurant tersebut. Hal ini dapat dilihat pada table 2, 3, dan 4. Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa pada dimana hanya dalam 6 hari, total biaya atas kualitas bahan yang masuk cukup tinggi yaitu sebesar Rp.334.568,1 Sebab Masalah Setelah mengetahui masalah yang dihadapi perusahaan dan juga melihat pembuktian masalah yang ada maka perlu diketahui sebab timbulnya masalah pada store KFC mojokerto. Adapun sebab-sebab timbulnya masalah yang dihadapi adalah : 1. Tidak adanya tenaga pengawas khusus yang menangani quality control dalam melaksanakan usahanya. Setiap perusahaan ingin mencapai standart kualitas yang telah ditetapkan, dalam hal ini pastilah berhubungan dengan pelaksanaan quality control selama kegiatan operasional berlangsung, apabila semua dijalankan dengan baik maka akan sesuai dengan hasil yang diinginkan. 2. Belum digunakannya tekhnik quality control. Dalam pelaksanaan quality control, store belum sepenuhnya menggunakan tekhnik quality control sehingga tidak dapat segara diketahui bila terjadi penyimpangan dalam kegiatan operasionalnya. Akibat masalah Dengan adanya masalah yang dihadapi oleh store yaitu banyak produk bahan yang rusak, akibatnya terhadap produksi adalah sebagai berikut : 1) Tidak tercapainya omset produksi yang ditargetkan restaurant. Target produksi tidak tercapai kulitas yaitu dengan adanya penyimpangan produk bahan yang rusak.sebesar 46 unit barang selama bulan maret ,dan pengeluaran biaya yang tidak bisa dikendalikan sebesar Rp.940.633 dangan total biaya atas kualitas sebesar Rp.334.568,1

17 2) Adanya pemborosan biaya. Tujuan perusahaan dalam menggynakan biaya sedapat mungkin yang paling minimal, tetapi jika perusahaan tidak memperhitungkan pemborosan biaya karena adanya penyimpangan bahan produk Pemecahan Masalah Pemecahan masalah yang dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1) Dengan menggunakan tekhnik quality control akan dapat diketahui apakah produk makanan yang dibuat memenuhi standart yang ditetapkan. Apabila terjadi penyimpangan, dapat segera dicari hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan tersebut. 2) Dengan menarik tenaga pengawas khusus untuk melaksanakan quality control mulai dari pengawasan bahan baku sampai produk selasai diproduksi.

Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab-bab dimuka sebagai hasil pembahasan masalah yang ada maka dapat di ambil suatu kesimpulan yaitu : 1. Store KFC mojokerto dalam bulan maret 2009 menghadapi permasalahan yaitu tingginya tingkat kerusakan bahan baku yang masuk sehingga tidak mencapai tingkat kualitas produk yang baik. 2. Berdasarkan masalah yang timbul , akhirnya dapat diketahui bahwa belum digunakan sepenuhnya tekhnik quality control yang efektif dan tidak adanya tenaga khusus yang menangani quality control 3. Tekhnik quality control yang sesuai adalah dengan menggunakan pengawasan dan pengendalian secara efektif mulai dari bahan baku sampai proses barang jadi, sebab jika diketahui adanya penyimpangan maka dapat segera dicari pemecahan masalahnya agar produksi dapat mencapai target yang diinginkan.

SARAN Adapun saran yang dapat disampaikan oleh penulis agar dapat membantu pimpinan dalam rangka memecahkan permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut :

18 1. 2. Menambah tenaga pengawas khusus untuk mengawasi proses produksi. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan selama kegiatan operasional, maka restaurant hendaknya mengadakan pengendalian dan pengawasan kualitas secara baik dan benar. 3. Hendaknya mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi sebaiknya dipelihara dan dirawat dengan baik, untuk mengendalikan biaya perbaikan dan perawatan mesin

19

DAFTAR PUSTAKA

Eko Henryanto & BN Marbun, tahun 1993, Pengendalian Mutu Terpadu ( TQC ), edisi Revisi, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta Indriyo Gito Sudarmo, tahun 2000, Manajemen Keuangan, edisi 4, BPFE, Jogjakarta Indriyo Gito Sudarmo, tahun 1998 Sistem Perencanaan & Pengendalian Produksi, edisi kedua, BPFE, Jogjakarta Kotler, tahun 1986, P. Principles of Marketing, edisi ketiga, Prentice Hall, Erlangga, Jakarta M. Nurhadi. Wordpress.com, tahun 2008, Total quality Control, part-1 Moch.Sholikhuddin, Pelaksanaan Quality Control Dalam Usaha Meminimalisasikan Kerusakan Produk Roti Pada Perusahaan Roti Karunia Bakery di Mojosari, Skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Mojopahit : Tidak di publikasikan, 2006 Sofyan Assauri, tahun 1980, Manajemen Produksi dan Operasi, edisi kedua, UI, jakarta Sukamto Reksohadiprojo & Harsono, tahun 1982, Perencanaan dan Pengawasan Produksi, BPFE, Jogjakarta Vincent Gaspers, tahun 2006, Total Quality Manajemen ( TQM ), Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

You might also like