You are on page 1of 2

Antagonis Reseptor dan adrenergik Antagonis Reseptor dan adrenergik dapat mencegah terjadinya interaksi antara neurotransmiter norepinephrine

rine endogen atau simpatomimetik dengan reseptor adrenergik. Gangguan pada fungsi normal reseptor adrenergik dapat menurunkan mekanisme hemostatik sistem saraf simpatetik sehingga menimbulkan suatu respon farmakologis tertentu Antagonis reseptor adrenergik Antagonis reseptor adrenergik dapat berikatan secara selektif terhadap reseptor adrenergik dan menganggun kemampuan katekolamin dalam memprovokasi respon- pada jantung dan pembuluh darah perifer. Hipotensi ortostatik, refleks takikardia yang dimediasi oleh baroreseptor, dan impotensi merupakan sejumlah efek samping yang dapat ditimbulkan oleh blokade -adrenergik. Oleh karena itu kita tidak bisa menggunakan antagonis -adrenergik dalam menangani pasien hipertensi esensial yang rawat jalan. Mekanisme aksi Phentolamine, prazosin, dan yohimbine merupakan contoh agen antagonis -adrenergik yang bersifat kompetitif (berikatan secara reversibel dengan reseptor); phenoxybenzamine dapat berikatan secara kovalen dengan reseptor -adrenergik guna meimbulkan blokade ireversibel pada reseptor . Phentolamine Phentolamine dapat menghasilkan blokade adrenergik yang bersifat transien. Pemberian phentolamine secara intravena dapat menghasilkan vasodilatasi periferal (blokade reseptor 1 dan efek langsung pada otot polos pembuluh darah) serta penurunan tekanan darah yang akan timbul dalam 2 menit setelah pemberian dan akan bertahan selama 10 hingga 15 menit. Penurunan tekana darah dapat meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatetik yang dimediasi oleh baroreseptor, yang akan bermanifestasi pada stimulasi jantung. Phenoxybenzamine Phenoxybenzamine dapat bertindak sebagai suatu antagonis adrenergik yang bersifat non-selektif dengan cara berikatan secara kovalen dengan reseptor adrenergik (blokade pada reseptor 1 jauh lebih besar bila dibandingkan dengan blokade pada reseptor 2) Farmakokinetika

Absorpsi obat ini pada traktus gastrointestinal bersifat inkomplit, dan onset kerjanya dalam memblok adrenergik cukup lambat, butuh waktu sekitar 60 menit untuk mencapai efek puncak, meskipun telah diberikan secara intravena. Hal ini menunjukkan bahwa dibutuhkan waktu untuk mengkonversi molekul obat menjadi bentuk yang efektif secaa farmakologis. Waktu paruh eliminasi obat ini adalah 24 jam, sehingga akan terjadi efek kumulatif bila diberikan dalam bentuk dosis berulang. Efek kardiovaskuler Hipotensi ortostatik sering ditemukan pada penyakit ini, terutama jika terdapat hipertensi atau hipovolemia Efek non-kardiovaskuler Efek non-kardiak yang dapat ditemukan antara lain miosis, sedasi (terapi kronik) dan kekakuan hidung (vasodilatasi pada membrane mukosa) Kegunaan Klinis Phenoxybenzamine, sekitar 0,5 hingga 1,0 mg/kg secara oral (atau prazosin) dapat diberikan secara preoperative guna mengendalikan tekanan darah pada pasien yang mengalami feokromasitoma

You might also like