You are on page 1of 14

KLASIFIKASI HORMON

KLASIFIKASI HORMON Hormon perkembangan/Growth hormone hormon yang memegang peranan di dalam perkembangan dan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad Hormon metabolisme proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh bermacammacam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin Hormon tropik dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi endokrin yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel (FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis (LH) Hormon pengatur metabolisme air dan mineral kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.

Kelenjar Pituitari (Kelenjar agung)

Hormon yang dirembeskan Fungsi a. Hormon pertumbuhan (GH) Merangsang pertumbuhan badan b. Hormon perangsang tiroid Merangsang kelenjar tiroid merembeskan (TSH) hormon tiroksina. c. Hormon antidiuresis (ADH) d. Hormon (FSH) perangsang Merangsang penyerapan semula air dari tubul ginjal. folikel Merangsang perkembangan folikel Graaf dan tubul semen.

e. Hormon peluteinan (LH)

f. Hormon adrenokortikotrof (ACTH) g. Hormon prolaktin h. Hormon oksitosin Tiroid Tiroksina

Menyebabkan pembebasan ovum daripada ovari dan perkembangan folikel menjadi korpus luteum. Merangsang perembesan hormon seks oleh ovari dan testis. Merangsang korteks adrenal menghasilkan hormon. Merangsang perembesan susu oleh kelenjar susu. Merangsang pengecutan otot uterus semasa bersalin. Mengawal kadar metabolisme sel badan, khususnya respirasi dalam mitokondria. Mengawal aras aktiviti, menggalakkan pertumbuhan yang normal bagi rangka dan perkembangan mental. Menyebabkan penukaran glikosa kepada glikogen. Menyebabkan penukaran glikogen kepada glukosa. Menyediakan badan untuk menentang atau lari dalam keadaan kecemasan dengan merangsang peningkatan aras glukosa dalam darah. Mengawal tekanan osmosis darah melalu penyerapan semula ion natrium. Merangsang perkembangan organ seks perempuan dan ciri seks sekunder seperti perkembangan kelenjar susu dan pembesaran buah dada. Menyebabkan dinding uterus menebal untuk penempelan uterus. Merangsang perkembangan organ seks lelaki dan ciri seks sekunder seperti pertumbuhan misai dan suara menjadi kasar. Merangsang spermatogenensis.

Kelompok sel Insulin Langerhans Glukagon dalam pankreas Adrenal Adrenalina Aldosteron

Ovari

Estrogen Progesteron

Testis

Testosteron

Diposkan oleh Hadijah Arsyad di 22:02 Kirimkan Ini lewat Email

Fungsi Hormon Giberelin Hormon giberelin secara alami terdapat pada bagian tertentu tumbuhan yaitu pada buah dan biji saat berkecambah. Giberelin pertama kali ditemukan pada tumbuhan sejenis jamur Giberella fujikuroi (Fusarium moniliformae) oleh F.Kurusawa, seorang berkebangsaan Jepang di tahun 1930-an. Ketika itu, ia sedang mengamati penyakit Banane pada tumbuhan padi. Padi yang terserang oleh sejenis jamur memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga batangnya mudah patah. Jamur ini kemudian diberi nama Gibberella fujikuroi yang menyekresikan zat kimia bernama giberelin. Giberelin ini kemudian diteliti lebih lanjut dan diketahui banyak berperan dalam pembentukan bunga, buah, serta pemanjangan sel tumbuhan. Kubis yang diberi hormon giberelin dengan konsentrasi tinggi, akan mengalami pemanjangan batang yang mencolok.

Hormon giberilin Pengaruh giberelin terhadap pertumbuhan tanaman Giberelin adalah zat tumbuh yang sifatnya sama atau menyerupai hormon auksin, tetapi fungsi giberelin sedikit berbeda dengan auksin. Fungsi giberelin adalah membantu pembentukan tunas/ embrio, Jika embrio terkena air, embrio menjadi aktif dan melepaskan hormon giberelin (GA). Hormon ini memacu aleuron untuk membuat (mensintesis) dan mengeluarkan enzim. Enzim yang dikeluarkan antara lain: enzim -amilase, maltase, dan enzim pemecah protein. Menghambat perkecambahan dan pembentukan biji. Hal ini terjadi apabila giberelin diberikan pada bunga maka buah yang terbentuk menjadi buah tanpa biji dan sangat nyata mempengaruhi pemanjangan dan pembelahan sel. Hal itu dapat dibuktikan pada

tumbuhan kerdil, jika diberi giberelin akan tumbuh normal, jika pada tumbuhan normal diberi giberelin akan tumbuh lebih cepat. Fungsi hormon giberelin dapat dirangkum sebagai berikut: Menyebabkan tanaman berbunga Menyebabkan tanaman Memacu aktivitas Menghasilkan buah yang Membantu perkecambahan biji sebelum tumbuh tidak waktunya tinggi kambium berbiji

Pengaruh Giberelin pada Pertumbuhan Batang. Giberelin seperti halnya auksin memegang peranan penting dalam pertumbuhan batang, namun dapat menyebabkan pertumbuhan batang menjadi terlalu panjang. Sebaris jagung kerdil dapat dibuat supaya tumbuh seperti jagung biasa dengan memberinya giberelin berkali-kali. Anehnya, pertumbuhan jagung biasa tidak dapat ditingkatkan dengan giberelin.

MEKANISME KERJA dan METABOLISME HORMON STEROID MEKANISME KERJA STEROID

Hormon steroid bekerja melalui satu mekanisme dasar : penyatuan hasil sintesis protein yang baru diinduksi oleh hormon steroid dengan sel target. Setelah hormon steroid di sekresi oleh kelenjar endokrin, 95 - 98% akan berada dalam sirkulasi atau terikat dengan protein transpor yang spesifik. 2 5% sisanya bebas berdifusi ke dalam semua sel. Setelah berada dalam sel, steroid hanya dapat menghasilkan respon dalam sel yang memiliki reseptor intraseluler yang spesifik untuk hormon yang bersangkutan. Ikatan antara hormon dengan reseptor yang spesifik merupakan kunci untuk kerja hormon pada jaringan target. Dengan demikian maka :

Reseptor estrogen dapat ditemukan dalam otak dan sel target spesifik untuk reproduksi wanita seperti uterus dan payudara. Folikel rambut pada wajah, jaringan erektil pada penis mengandung reseptor androgen Reseptor glukokortikoid dijumpai pada semua sel oleh karena glukokortikoid diperlukan untuk mengatur fungsi umum seperti metabolisme dan stres

Semua anggauta kelompok utama steroid seks (androgen, progestin dan estrogen) bekerja melalui rangkaian kerja serupa untuk menghasilkan respon seluler berupa : 1. 2. 3. 4. Pemindahan steroid ke dalam nukleus Pengikatan intra nuklear Mengaktivasi reseptor dari bentuk tidak aktif menjadi aktif Pengikatan kompleks reseptor-steroid ke elemen regulator dalam DNA (desoksiribunukleic acid) 5. Transkripsi dan sintesis messenger asam ribonukleat (mRNA) yang baru 6. Translasi mRNA dengan sintesis protein baru dalam sel Mekanisme kerja glukokortikoid dan mineralokortikoid berbeda dengan mekanisme kerja steroid seks. Keduanya terikat pada reseptor dalam sitoplasma sel. Kompleks reseptorhormon secara berturutan dipindahkan ke nukleus dan akan berikatan dengan DNA.

AGONIS dan ANTAGONIS


Potensi hormon steroid tergantung pada : 1. Kombinasi antara afinitas reseptor dengan hormon atau obat tertentu 2. Afinitas kompleks hormon-reseptor terhadap SRE-steroid reseptor element 3. Efisiensi kompleks hormon-reseptor yang sudah aktif dalam mengatur transkripsi gen Molekul dengan afinitas tinggi terhadap reseptor dan yang kompleks hormon-reseptornya memiliki afinitas tinggi untuk SRE akan bekerja sebagai AGONIS terhadap senyawa induknya. Molekul lain dengan afinitas tinggi terhadap reseptor, namun ikatan antara kompleks hormon-reseptor dengan SRE kurang efisien akan bekerja secara ANTAGONIS dengan senyawa induknya. Tamoksifen adalah senyawa dengan campuran sifat agonis dan antagonis. Tamoksifen adalah antiestrogen yang bekerja secara antagonis kuat terhadap reseptor estrogen pada payudara dan agonis pada uterus dan tulang. Klomifen sitrat dapat digunakan untuk meng induksi ovulasi. Interaksi klomifen sitrat dengan reseptor estrogen hipofisis dan hipotalamus akan menghasilkan pengikatan reseptor tanpa disertai dengan stimulasi lanjutan yang efisien dari transkripsi gen yang berhubungan dengan estrogen. Hipotalamus mengenali keadaan ini sebagai keadaan hipoestrogen sehingga frekuensi denyut GnRH meningkat. Produksi FSH hipofisis akan di stimulasi dan menyebabkan meningkatkan kadar estrogen ovarium. Estrogen tersebut akan bekerja secara lokal untuk rekruitmen folikel ovarium agar ber ovulasi. Saat klomifen dihentikan, reseptor estrogen di hipotalamus siap berikatan kembali dengan estrogen dan memberikan respon SRE yang sesuai. Hipotalamus dapat merespon secara normal terhadap kadar estrogen yang tinggi dalam sirkulasi serta lonjakan LH sehingga terjadi ovulasi.

HORMON STEROID DALAM SIRKULASI


Hormon steroid dalam sirkulasi berada dalam bentuk ikatan dengan protein yang spesifik. Hormon yang terikat oleh protein tidak menembus membran plasma sel. Hampir 70% testosteron dan estradiol dalam sirkulasi terikat dengan globulin yang dikenal sebagai SHBG-sex hormon binding globulin. 30% berada dalam ikatan yang longgar dengan albumin dan sebagian kecil ( 1 2 % ) dalam keadaan bebas dan dapat masuk kedalam sel. Sintesis SHBG akan meningkat pada kehamilan, hiperestrogenemia dan hipertiroidisme. Androgen, progestin, hormon pertumbuhan dan kortikoid akan menurunkan sintesa SHBG. Perubahan konsentrasi SHBG akan mempengaruhi jumlah steroid dalam sirkulasi yang bebas dan tidak terikat sehingga mempengaruhi kerja biologis steroid dengan mengubah jumlah steroid yang bebas masuk kedalam sel.

METABOLISME STEROID
Kecuali progestin, androgen adalah prekursor obligat dari semua hormon steroid sehingga androgen dibuat di seluruh jaringan penghasil steroid termasuk testis, ovarium dan kelenjar adrenal. Androgen utama dalam sirkulasi pada pria adalah testosteron yang diproduksi testis. Kerja hormonal androgen dihasilkan secara langsung melalui pengikatan ke reseptor androgen atau secara tidak langsung setelah konversi menjadi DHT-dihydrotestosteron dalam jaringan target. Testosteron berkeja pada saluran genitalia interna janin laki laki dan otot untuk memacu pertumbuhan. Pada pria dewasa, DHT bekerja secara lokal untuk mempertahankan maskulinisasi genitalia eksterna dan cic seksual sekunder seperti rambut wajah dan pubis. Jenis androgen lain pada pria adalah : androstenedione, androstenediol, dehidroepiandrosterone (DHEA) dan dehidroepiandrosteron sulfat (DHEA-S). Semua jenis androgen dijumpai dalam sirkulasi wanita, kecuali androstenedione, konsentrasi androgen pada wanita lebih sedikit dibanding pada pria. Androstenedione pada wanita berperan sebagai prohormon dan dikonversi dalam jaringan target menjadi testosteron, estron dan estradiol. Estradiol (E2) adalah estrogen utama yang disekresi ovarium. Estron (E1 ) juga di sekresi oleh ovarium dalam jumlah banyak. Estriol ( E3) tidak dihasilkan oleh ovarium namun diproduksi dari estradiol dan estron di jaringan perifer, dari androgen plasenta ; estriol diperkirakan adalah metabolit kurang aktif dari estrogen. Kelenjar adrenal merupakan sumber utama steroid seks pada pria dan wanita. Androgen adrenal berperan penting pada wanita pasca menopause. Progestin dalam sirkulasi yang paling banyak adalah progesteron. Progesteron dihasilkan oleh ovarium,testis, plasenta dan kelenjar adrenal. 17-hidroksiprogesteron dari adrenal dan ovarium adalah jenis yang paling banyak dijumpai dalam sirkulasi

EKSKRESI STEROID
Ekskresi steroid terjadi melalui urine dan empedu. Sebelum di eleminasi, terjadi konjugasi sebagai sulfat atau glukoronida. Beberapa jenis konjugat dalam bentuk seperti DHEA-S di sekresi secara aktif. Hormon yang di konjugasi tersebut berperan sebagai prekursor terhadap metabolit hormon aktif pada jaringan target yang memiliki enzim untuk melakukan hidrolisis ikatan ester yang terlibat dalam konjugasi.

STRUKTUR DAN FUNSI HORMON

a. Hormon pituitary b. hormon kortek adrenal c. hormon hipotalamus d. Hormon dan perkembangan seksual Sistem endokrin Sistem integumen: Androgen mengaktifkan glandula sebasea dan membantu mengatur pertumbuhan rambut, dan kulit memberikan sinyal sensoris yang akan mengaktifkan kelenjar endokrin. Sistem rangka Hormon pertumbuhan mengatur pertumbuhan tulang, hormon paratiroid dan kalsitonin mengatur kandungan CA2+ , sedangkan kerangka melindungi kelenjar dan menyimpan Ca2+ untuk second mesenger

Sistem Otot Androgen memfasilitasi pertumbuhan otot rangka, ephinefrin merangsang jantung dan konstriksi pembuluh darah. Sistem syaraf Hormon sex mempengaruhi pertumbuhan otak, hipotalamus merupakan bagian dari sistem endokrin yang di pengaruhi sistem syaraf dalam sekresinya. Sistem sirkulasi Epinefrin meningkatkan tekanan darah, ADH, aldosteron dan netriuretik atrial hormon membantu regulasi volime darah, growth faktor mengontrol pembentukan sel darah, sedangkan pembuluh darah membawa hormon dari kelenjar, darah menyuplai kelenjar dan jantung menghasilkan hormon atrial natri uretik. Sistem limfatik/imunitas Tymus diperlukan untuk mematangkan T-lymfosit, pembuluh limfatik mengambil kelebihan cairan, dan melindungi dari infeksi. Sistem respirasi Epinefrin memfasilitasi ventilasi dengan melebarkan bronkhiolus, hormon pertumbuhan mengontrol produksi seldarah merah yang membawa oksigen. Sistem digestif Hormon membantu mengontrol sekresikelenjar pencernaan dan kelenjar asesorius, insulin dan glukagon mengatur penyimpanan glukosa dalam liver. Lambung dan usus halus juga memproduksi hormon Sistem urinari ADH, aldosteron dan atrial natriuretik hormon meregulasi reabsoerbsi dari air dan natrium oleh ginjal, ginjal mempertahankan keadaan darah sehingga transpor hormon dapat berjalan. Sistem reproduksi Hipotalamus, pituitari dan hormon sek mengontrol karakteristik sek dan mengatur proses reproduksi. Sedangkangonad memproduksi hormon seks.

Bagaimana Mekanisme Kerja Oksitosin ?

MEKANISME KERJA DARI OKSITOSIN Pada otot polos uterus. Mekanisme kerja dari oksitosin belum diketahui pasti, hormon ini akan menyebabkan kontraksi otot polos uterus sehingga digunakan dalam dosis farmakologik untuk menginduksi persalinan. Sebelum bayi lahir pada proses persalinan yang timbul spontan ternyata rahim sangat peka terhadap oksitosin Dengan dosis beberapa miliunit permenit intra vena, rahim yang hamil sudah berkontraksi demikian kuat sehingga seakan-akan dapat membunuh janin yang ada didalamnya atau merobek rahim itu sendiri atau kedua-duanya.
Kehamilan akan berlangsung dengan jumlah hari yang sudah ditentukan untuk masing-masing spesies tetapi faktor yang menyebabkan berakhirnya suatu kehamilan masih belum diketahui. Pengaruh hormonal memang dicurigai tetapi masih belum terbukti. Estrogen dan progesterone merupakan factor yang dicurigai mengingat kedua hormon ini mempengaruhi kontraktilitas uterus. Juga terdapat bukti bahwa katekolamin turut terlibat dalam proses induksi persalinan. Karena oksitosin merangsang kontraktilitas uterus maka hormon ini digunakan untuk memperlancar persalinan, tetapi tidak akan memulai persalinan kecuali kehamilan sudah aterm. Didalam uterus terdapat reseptor oksitosin 100 kali lebih banyak pada kehamilan aterm dibandingkan dengan kehamilan awal. Jumlah estrogen yang meningkat pada kehamilan aterm dapat memperbesar jumlah reseptor oksitosin. Begitu proses persalinan dimulai serviks akan berdilatasi sehinga memulai refleks neural yang menstimulasi pelepasan oksitosin dan kontraksi uterus selanjutnya. Faktor mekanik seperti jumlah regangan atau gaya yang terjadi pada otot, mungkin merupakan hal penting. MEKANISME HORMON KORTISOL

Melakukan upaya-upaya di depan untuk menyembuhkan luka:

Adrenalin menyiapkan seseorang pada saat bahaya, sementara kortisol menyiapkan tubuh manusia terhadap apa yang mungkin terjadi setelah bahaya berlalu. Misalnya, kortisol menggerakkan asam amino agar bekerja jika ada luka. Pada saat luka terjadi, asam-asam amino ini adalah bahan dasar yang akan digunakan dalam pemulihan jaringan.

Mengurangi rasa sakit saat luka terjadi:

Inilah alasan mengapa sebagian orang tak merasakan sakit saat terluka (dan bahkan selama beberapa waktu setelahnya). Akibatnya, orang ini dapat mengumpulkan keberanian untuk membela diri, berlari, atau bertarung sekalipun terluka. Rasa sakit disampaikan oleh sel-sel syaraf. Tetapi, bagaimanakah sel-sel yang menghasilkan kortisol mengetahui mekanisme yang memperlambat, dan separuh menghentikan isyarat- isyarat listrik sel-sel syaraf?

Dalam keadaan darurat, mengubah lemak dan protein menjadi gula

Saat seseorang terluka, hormon kortisol beraksi tanpa ia sadari.

Agar sel-sel tubuh dan otak mendapat cukup makanan; semua sel membutuhkan pasokan gula, jika tidak, orang akan mati. Saat seseorang lapar, jika tiada makanan dapat diubah menjadi gula, jumlah gula di dalam darah akan

menurun. Di dalam keadaan seperti ini, kortisol bertindak dan tak akan membiarkan tubuh tidak mendapatkan gula. Kortisol memastikan pengubahan lemak dan protein cadangan menjadi gula, demi mempertahankan gula darah pada batas aman. Lemak atau protein (atau keduanya) diubah menjadi gula. Fungsi ini benar-benar sangat rumit. Untuk mengubah satu zat menjadi zat lain berarti mengubah seluruh susunan molekul. Jika sebuah molekul lemak atau suatu protein diperbesar trilyunan kali dan diletakkan Ada kilang-kilang yang sangat efisien di dalam sel-sel kecil yang mengubah lemak menjadi gula. di meja, kebanyakan orang tidak akan mengetahui atom yang mana harus bertukar tempat dengan yang lain. Namun, di dalam selsel itu, ada kilang-kilang yang menjalankan

perubahan ini melalui operasi yang sangat rumit. Hormon kortisol ini mengetahui tahap-tahap proses perubahan ini. Kortisol dirancang untuk membuka gembok yang menyebabkan perubahan ini berlangsung. Bagaimanakah sel-sel yang menghasilkan kortisol mengetahui bentuk anak kunci yang dibutuhkan untuk memulai pekerjaan yang akan mengubah lemak menjadi gula? Bagaimanakah sel-sel ini mengetahui kerja mana yang dibutuhkan untuk mengubah rumus molekul lemak (CH3-(CH2)nCOOH) menjadi molekul gula (CH2OH)?

Dalam keadaan darurat, memberikan keutamaan bagi otak dan jantung untuk mendapatkan makanan:

Molekul kortisol bekerja saat darurat dan menyebabkan penurunan penggunaan gula oleh tubuh. Tetapi, ada keajaiban lainnya: akibat keadaan darurat tak dirasakan organ-organ penting seperti otak dan jantung. Sebagai perbandingan, seperti pada masa darurat, sumber-sumber daya ekonomi ditempatkan di bagian-bagian tertentu negara. Jadi, molekul kortisol memberikan perintah pengerahan dan mengutamakan pemenuhan gizi jantung dan otak, membatasi makanan bagi sel-sel lainnya. Bagaimanakah molekul kortisol mengetahui bahwa sebagian sel lebih penting daripada sebagian lainnya? Mengatur pengerutan dan penyempitan pembuluh-pembuluh darah Sebelumnya, kita melihat bahwa pembuluh darah tidak berbentuk pipa-pipa kaku, namun karena otot-otot di sekitarnya mengerut dan mengendur, garis tengah pembuluh dapat diubah jika dibutuhkan. Perintah agar menyempit mencapai pembuluh darah melalui berbagai hormon. Kortisol mengatur tanggapan pembuluh darah terhadap faktor-faktor yang menyempitkan dan melebarkannya, dan lalu menjalankan fungsi penting lainnya saat keadaan darurat. Bagaimanakah kortisol mengetahui sistem yang dijalani dalam pengerutan otot di sekitar pembuluh darah, dan bagaimanakah kortisol dapat mengatur tanggapan pembuluhpembuluh ini terhadap faktor-faktor pengerutan-penyempitan yang ada di dalam sistem?

Memeriksa pergerakan air:

Kortisol mencegah cairan memasuki sel saat tidak dibutuhkan. Jadi, kortisol membantu menjaga kemantapan volume darah. Bagaimanakah molekul kortisol mengetahui bahwa cairan berkecenderungan memasuki sel? Dan bagaimanakah kortisol mengetahui cara yang dibutuhkan

untuk menjaga cairan tetap di luar? Lebih penting lagi, bagaimanakah kortisol menentukan kapan cairan harus ada di luar sel, tidak setiap saat, melainkan hanya di saat tertentu jika dibutuhkan?

Pada saat bahaya, menghambat produksi hormon tertentu demi mencegah kenaikan suhu tubuh:

Sebuah pengaruh lain hormon kortisol tampak saat demam tinggi. Kenaikan suhu tubuh manusia adalah tanda bahwa tubuh sedang melawan penyakit. Kenaikan suhu ini mengharuskan seseorang beristirahat dan tidur. Kenaikan suhu ini bukanlah pengaruh sampingan penyakit; demam adalah persiapan pengamanan yang diatur khusus untuk memaksa orang yang sedang melawan penyakit agar beristirahat. Kenaikan suhu disebabkan oleh "pusat suhu" di dalam otak, yang diaktifkan oleh zat bernama IL-1 (interleukin). Kortisol juga dirancang untuk menangani suhu tubuh yang terlalu tinggi. Saat seseorang dalam bahaya kematian karena tingginya suhu tubuh, kortisol menurunkan suhu dengan menghambat produksi IL-1 yang mengaktifkan pusat suhu. Bagaimanakah kortisol mengetahui bahwa IL-1 menaikkan suhu tubuh dan bahwa suhu tubuh yang tiinggi berbahaya bagi manusia? Bagaimanakah ia mengetahui di mana IL-1 dihasilkan dan bagaimana ia memutuskan untuk menghambat produksinya?

Kenaikan suhu tubuh disebabkan oleh pusat suhu pada otak. Suatu molekul rumit bernama IL-1 merangsang pusat ini. Jika suatu keadaan menjadi ancaman, kortisol menghentikan pelepasan zat ini.

Mengatur produksi sejumlah protein yang sangat penting bagi kehidupan manusia:

Saat Anda dalam keadaan sulit, kortisol mempertimbangkan segala kebutuhan Anda satu persatu, secara terpisah. Ia meningkatkan produksi hemoglobin, sel-sel putih, dan trambosit dalam sumsum tulang sehingga meningkatkan kadar darahnya. Sebuah molekul yang terlalu kecil untuk dilihat mata memiliki sejumlah kekhususan, keterampilan dan tanggung jaab. Agar molekul ini dapat menjalankan fungsinya, ia harus dirancang khusus untuk tugas ini. Hormon ini merupakan satu contoh keselarasan dan kesempurnaan rancangan dalam ciptaan Allah.

Fungsi Kelenjar Adrenal Kelenjar adrenal berfungsi melepaskan berbagai hormon ke dalam tubuh. Dua hormon penting yang dilepaskan kelenjar adrenal adalah kortisol dan adrenalin. Kelenjar adrenal juga berperan memengaruhi organ reproduksi, berperan dalam metabolisme, dan memproduksi respon sistem saraf simpatik. Kelenjar adrenal terletak di atas ginjal yang terdiri atas dua bagian yaitu medula dalam (inner medulla) dan korteks luar (outer cortex). Medula dalam menghasilkan epinefrin (adrenalin) sementara korteks luar menghasilkan kortisol. Fungsi Kortisol Kortisol adalah hormon steroid yang digunakan untuk mengembalikan keseimbangan tubuh selama periode stres. Oleh sebab itu, kortisol disebut juga sebagai hormon stres. Kortisol bersifat antagonis terhadap insulin dan bertugas memecah lemak dan protein sehingga memainkan peran dalam mengontrol bagaimana tubuh menggunakan nutrisi. Kortisol bisa menyebabkan penambahan berat badan untuk dua alasan. Pertama, kortisol memindahkan lemak dari hati ke otot-otot perut, dan kedua, kortisol meningkatkan nafsu makan. Efek Kortisol Sekresi kortisol berkepanjangan menyebabkan hipoglikemia dan bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh. Efek pada sistem kekebalan tubuh inilah yang menyebabkan kortisol digunakan untuk mengobati alergi akibat sistem kekebalan yang hiperaktif. Fungsi Adrenalin Lapisan luar (korteks) dari kelenjar adrenal menghasilkan kortisol, sedangkan lapisan dalam (medula) menghasilkan epinefrin yang juga dikenal sebagai adrenalin.

Epinefrin (adrenalin) bekerja dengan sistem saraf simpatik untuk meningkatkan denyut jantung. Adrenalin juga mendorong metabolisme karbohidrat. Ketika sistem saraf pusat melihat adanya situasi berbahaya atau keadaan darurat, adrenalin akan dilepaskan. Adrenalin meningkatkan denyut jantung, melebarkan otot-otot kaki, dan meningkatkan gula darah dengan mendorong penggunaan glukosa. Peningkatan aliran darah dan energi mempertinggi pengiriman oksigen dan glukosa ke otot dan otak. Manfaat Adrenalin Epinefrin (adrenalin) bisa digunakan untuk mengobati serangan jantung dan/atau disritmia jantung.[]
Fungsi insulin: * Membantu pembakaran dan penyerapan glukosa oleh sel badan * Mengimbangkan paras glukosa didalam darah dan mencegah kencing manis. * Membantu sel menyimpan tenaga dalam bentuk glukosa didalam hati * Membantu proses penyimpanan glukosa berlebihan dalam bentuk lemak didalam hati. Sedangkan hormon adrenalin berfungsi untuk : * Mengubah glucogen (gula otot) menjadi glucosa (gula darah) * Menghambat inti saraf, nucleus supraoptica dan paraventricularis * Menetralkan fungsi oksitosin * Merangsang hormon thyroidea (letaknya di leher, dikanan kiri jalan napas) untuk menghasilkan tiroksin

You might also like