You are on page 1of 12

BAB I PROFIL PERUSAHAAN Unilever merupakan perusahaan multinasional campuran Inggris-Belanda yang memproduksi berbagai macam barang kebutuhan

sehari-hari seperti makanan, produk kebersihan, produk kesehatan, dan lain-lain. Didirikan pertama kali pada tanggal 1 Januari 1930 oleh Antonius Johannes Jurgens, Samuel van den Bergh dan William Hulme Lever, Viscount Leverhulme. Unilever berada di urutan ketiga di dunia dalam hal pendapatan di antara perusahaan yang memproduksi produk sehari-hari (setelah Procter & Palmer dan Nestle). Unilever terbagi menjadi dua induk perusahaan, pertama, Unilever N.V berada di Rotterdam, Belanda, dan yang kedua, Unilever PLC berada di London, Inggris. Kedua perusahaan Unilever ini mempunyai direktur yang sama dan mengoperasikan satu bisnis yang sama pula. Non-executive Chairman Unilever N.V. dan PLC dijabat oleh Michel Treschow dan Paul Polman sebagai Group Chief Executive. Perusahaan yang dikenal sebagai produsen es krim terbesar di dunia ini memiliki lebih dari 400 merek terdaftar, walaupun 25 merek diantaranya menyumbangkan lebih dari 70% total penjualan. Unilever mengorganisasikan mereknya kedalam dua kategori utama, Food and Beverages, dan Home and Personal Care. Unilever merupakan salah satu perusahaan yang termasuk royal dalam membelanjakan anggarannya untuk iklan dan promosi. Pada tahun 2010, Unilever menghabiskan dana sekitar 8 milyar dollar untuk sektor ini. Sejak awal didirikannya Unilever terus melebarkan sayapnya ke berbagai negara termasuk di Indonesia. PT Unilever Indonesia Tbk. Merupakan perusahaan yang didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. PT Unilever Indonesia Tbk. mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981. Dan dari ekspansi global yang telah dilakukan oleh Unilever sejak dulu, pada Desember 2011, Perusahaan ini berada di posisi ke 18 dalam daftar FTSE, dengan kapitalisasi pasar mencapai 27.3 milyar poundsterling.

BAB II

PEMBAHASAN 1. CORE COMPETENCIES Mungkin banyak yang menyangka bahwa core competence PT Unilever adalah pada kualitas produknya. Padahal terdapat core competence yang lebih powerful dibandingkan itu, yaitu: - Jalur Distribusi Produk disalurkan melalui multinational retailer (Lotte mart, Carrefour, dll), retailer, wholesaler dan distributor menuju toko-toko. Kita bisa mendapati produk Unilever hampir di seluruh rumah yang terdapat di Indonesia. Bahkan di daerah pelosok, produk Unilever bisa kita temui di kios maupun warung terdekat. - Diferensiasi Produk Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi Unilever tetap mempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang botol kaca, sachet, botol kecil dan masih banyak lagi kemasannya. - Berfokus pada Peluang Pasar Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda dengan yang lain, produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan barang-barangnya dengan cara terjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti kualitas secara real, misalnya dengan diadakannya perlombaan-perlombaan bagi masyarakat dengan membandingkan antara produk Unilever dengan produk-produk pesaing lainnya. - Menguatkan Keakraban Pelanggan dan Pemasok Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari pemasok terhadap jadwal produksi.dan bahkan mengizinkan pemasok untuk memutuskan bagaimana dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu Unilever juga melakukan tanya jawab kepada para konsumen dan membuat suara konsumen sebagai tempat para konsumen mengeluh. - Marketing Dalam PT Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling banyak melalui media elektronik. Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak hanya lewat media elektronik tetapi banyak juga melalui media cetak, sponsorship, mengadakan event-event yang memasukkan produk-produk dari PT. Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent, Shampo Pantene, dll. Karena jika promosi yang dilakukan hanya melalui media elektronik maka PT. Unilever Indonesia tidak mendapatkan keuntungan yang optimal. Masyarakat di Indonesia terdiri dari berbagai kalangan dan tingkatan sosial yang beragam. Jika perusahaan tidak bisa menyentuh hati masyarakat semua kalangan maka perusahaan tidak dapat berkembang pesat. Makna dari iklan yang ditawarkan oleh perusahaan juga harus bisa dipahami oleh berbagai kalangan, karena iklan adalah salah satu cara promosi yang bisa dilakukan oleh perusahaan agar dapat memperoleh keuntungan yang optimal.

Selain melalui iklan elektronik proses pemasaran yang dilakukan Unilever juga menggunakan berbagai cara, diantaranya dengan berbagai program pemasaran yang dapat menarik perhatian pelanggan. Kupon belanja gratis produk unilever adalah salah satu cara promosi yang dilakukan oleh Unilever, selain itu diskon-diskon yang diberikan juga banyak menarik perhatian pelanggan yang berasal dari kalangan masyarakat menengah kebawah. Pemasaran berskala besar seperti ini hanya satu daripada beragam program promosi yang dilakukan Unilever, promosi interpersonal langsung ke pelanggan juga dilakukan oleh Unilever dengan memberikan keuntungan khusus yang diberikan pada pelanggan setia pengguna produk Unilever. Dengan program pemasaran ini diharapkan Unilever dapat mencakup pangsa pasar yang luas di pasar konsumen Indonesia. - Global purchasing of agricultural raw materials - Global logistics network - Scientific knowledge in food technology & nutrition - One of worlds largest communicators with people - Experts in influencing public behavioral change, worldwide - Membuat produk yang meningkatkan kesehatan masyarakat, higienis, dan nutrisi. Dengan menggunakan pengetahuan scientific teknologi makanan dan nutrisi, produkproduk unilever dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, higienis dan nutrisi. Dari waktu ke waktu sudah banyak teknologi baru yang dikembangkan pada produkproduknya seperti shampo, sabun, es krim, dan menjadi leader market dibandingkan produk kompetitor. - Kemampuan untuk bekerja di partnership multisektoral - Kemampuan mengarahkan dan membangun masyarakat serta manajemen proyek 2. DISTINCTIVE COMPETENCIES Distinctive Competencies Unilever: Pengembangan SDM dan Pemahaman Pasar Consumer Goods Unilever mempunyai gaya lain dalam mengembangkan budaya kerja karyawannya. Unilever, menurut Direktur SDM PT Unilever Indonesia Tbk. Josef Bataona, Unilever sengaja mendesain kantornya dengan berbagai display produk sedemikian rupa, sehingga menciptakan kesan di benak karyawan bahwa mereka adalah bagian dari perkembangan dan kemajuan perusahaan. Tempat kerja diupayakan agar menjadi home kedua bagi karyawan dengan televisi 29 inci, misalnya. Salah satu kegunaannya, memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada karyawan yang berulang tahun. Di ruangan lain ada fasilitas kebugaran, kamar mandi, kamar ganti dan spa yang dikelola dengan serius. Unilever juga selektif dalam proses rekrutmen calon karyawan. Perusahaan ini merekrut fresh graduate S-1 dari berbagai disiplin ilmu dengan predikat excellent dari

universitas ternama. Ini penting, karena kekuatan kami justru terletak pada pengembangan SDM dan pemahaman pasar consumer goods, kata Josef. Perusahaan ini lebih suka menciptakan sendiri SDM dan profesional yang dibutuhkannya lewat program MT ketimbang merekrut profesional berpengalaman dari perusahaan lain. Unilever berpikir jangka panjang. Sementara itu, profesional yang direkrut dari perusahaan lain umumnya bersifat jangka pendek dan tingkat loyalitasnya amat rendah, ujar Josef membanding. Orientasi program MT berlangsung selama setahun. Dalam periode ini para peserta MT (MTers) diajak mengenal perusahaan secara menyeluruh. Lalu mereka diangkat menjadi asisten manajer, sesuai dengan minatnya seperti tercantum dalam formulir. Inilah learning period , sebab pada tahap ini mereka belajar banyak lewat kerja praktis. Perkembangan MTers dimonitor perusahaan selama dua tahun. Setelah melewati periode ini ditentukan, berhak-tidaknya kandidat dipromosikan. MTers inilah yang dicanangkan menjadi pemimpin masa depan di Unilever. Yang lulus kemudian diberi kesempatan 6 bulan menjalani pertukaran ke kantor Unilever di mancanegara. Setelah itu, mereka dipromosikan menjadi manajer merek. Juga, masih ada basic training, yang berlaku untuk semua karyawan Unilever terutama level manajerial. Pelatihan yang diberikan berkisar pada presentation skill, how to manage people, dan pengetahuan lain untuk menunjang karir mereka. Guna memfasilitasi program pelatihan di lingkungannya, Unilever memiliki Learning Department. Sementara itu, bentuk pengajarannya adalah sharing knowledge. Jadi, tidak harus di dalam kelas formal. Setiap karyawan Unilever didorong untuk berbagi ilmu dan keterampilan kepada karyawan lain. Untuk itu, ada poinnya sendiri. Bila poin sudah cukup, memperoleh reward, misalnya berbentuk hadiah atau vocer berlibur bersama keluarga ke Bali. Ada 6 nilai yang dikembangkan Unilever dalam pembinaan SDM, yaitu: Customer, consumer and community focus Teamwork Integrity Making things happened Sharing of Joy Excellent

3.

KEUNGGULAN KOMPETITIF Untuk mengetahui apakah Unilever mempunyai keunggulan kompetitif dari pesaing-pesaingnya maka dilakukan identifikasi pesaing utama perusahaan serta

Critical Success Factors Advertising Product Quality Price Competiveness Management Financial Position Customer Loyalty Global Expansion Market Share Sales Distribution Customer Service

kekuatan dan kelemahan mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis perusahaan dengan cara Competitive Profile Matrix (CPM). Critical Success Factor (CSF) dari matrix ini mencakup eksternal dan internalnya.. Berikut adalah analisis Competitive Profile Matrix (CPM ) PT. Unilever Indonesia, Tbk. Tabel Competitive Profile Matrix (CPM ) PT. Unilever Indonesia, Tbk. Weight Unilever Wings Group P&G Kao Ratin Weighted- Ratin Weighted- Ratin Weighted- Ratin Weightedg Score g Score g Score g Score 0,20 4 0,8 3 0,6 3 0,6 3 0,6 0,10 3 0,3 3 0,3 3 0,3 3 0,3 0,10 0,10 0,10 0,10 0,15 0,05 0,05 0,05 1,00 3 4 3 4 4 3 4 4 0,3 0,4 0,3 0,4 0,6 0,15 0,2 0,2 3,65 3 3 3 3 4 3 4 2 0,3 0,3 0,3 0,3 0,6 0,15 0,2 0,1 3,15 2 3 1 3 3 3 3 3 0,2 0,3 0,1 0,3 0,45 0,15 0,15 0,15 2,70 2 3 1 2 3 3 3 3 0,2 0,3 0,1 0,2 0,45 0,15 0,15 0,15 2,60

Dari Competitive Profile Matrix (CPM) PT. Unilever Indonesia, Tbk. Dapat diambil kesimpulan bahwa Unilever memiliki keunggulan kompetitif dan memiliki posisi yang kuat sebagai pemimpin dalam pasar. Seperti terlihat pada data di atas, total nilai tertimbang PT. Unilever Indonesia, Tbk., sebesar 3,65 merupakan nilai tertinggi dibandingkan pesaingnya yaitu Wings Group, P&G dan Kao. Di antara pesaing-pesaing tersebut, Kao menempati posisi terlemah. Dalam matrix tersebut dapat dilihat pula Critical Success Factor (CSF) berupa iklan merupakan yang terpenting terlihat dari bobotnya yaitu 0,2. Advertising, Management, Customer Loyalty, Global Expansion, Sales Distribution dan Customer Service PT. Unilever Indonesia, Tbk. adalah superior dengan peringkat 4-nya. Karena memiliki banyak Critical Success Factor (CSF), PT. Unilever Indonesia, Tbk., memiliki keunggulan kompetitif dan menjadi pemimpin di pasar.

Berikut ini adalah beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam memberikan nilai pada penyusunan Competitive Profile Matrix (CPM) PT. Unilever Indonesia, Tbk., yaitu: 1. Advertising Unilever Menampilkan model-model yang muda, berkulit putih, berambut panjang dan bertubuh seksi, sehingga memacu konsumen untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri reinforcement yang diterima si model dalam iklan tersebut. Dipadukan dengan misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus terjaga. Terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT. Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (Top Brand Survey, edisi khusus 2007). P&G Menggunakan selebriti yang menjelaskan pengalaman mereka menggunakan produk tersebut. Saat iklan diberikan nilai edukasi seperti 7 tanda penuaan. Total belanja iklan sebesar Rp 100 milyar Wings Group Menampilkan public figure yang terkenal demi menjaga image produk. Namun Wings lebih menerapkan konsep kehati-hatian sehingga pengeluaran belanja iklan hanya sebesar Rp 44 milyar Kao Fokus terhadap diferensiasi promosinya. 2. Product Quality Unilever

P&G

Wings Group Kao 3. Price Competitiveness

Mempunyai motto Operational Excellence with No Compromise on Quality dimana menjalankan operasinya dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk terlihat dari penghargaan Asias 200 Leading Companies Award. Berorientasi terhadap riset dan penemuannya menjadi senjata untuk menjaga kualitas produk dan continuous improvement. Menggunakan policy untuk kulaitas produk. Memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 dan GMP. Menggunakan kelebihan hak paten material yang dimiliki.

Unilever P&G

Wings Group Kao

Mengupayakan investasi trade marketing dan efisiensi packaging. Harga dibandingkan dengan produk yang lebih mahal dari mereka. Bertujuan untuk mengalihkan perhatian konsumen dan langsung fokus untuk wanita. Produknya lebih murah, fokus pada pasar menengah ke bawah. Contohnya seperti ibu-ibu rumah tangga. Memasang harga medium dengan cara membuat survei terlebih dahulu terhadap produk pesaingnya.

4. Management Unilever P&G

Wings Group

Kao

Struktur manajemennya merupakan kombinasi dari departemen fungsional dengan departemen lini produksi. Menggunakan kebijakan Good Corporate Governance. Semua tindakan karyawan diatur oleh tujuan, nilai dan prinsip perusahaan. Karyawan diberi kesempatan untuk memiliki saham. Kekuatannya ialah kecepatannya membuat keputusan. Dikarenakan pola kerja institusinya fleksibel. Setiap posisi direktur memiliki kewenangan yang sama untuk membuat keputusan. Mengimplementasikan 10 prinsip responsible care yang menyangkut keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan yang baik.

5. Financial Position Unilever

P&G

Wings Group

Kao

Mengupayakan investasi trade marketing dan efisiensi packaging untuk memastikan implementasi penetapan harga bersaing dengan produk lain sesuai dengan sasaran. Dari harga kalah bersaing, namun mereka membandingkan produknya dengan produk yang lebih mahal dari mereka. Bisa dibilang ini taktik untuk mengalihkan perhatian konsumen dan langsung terfokus untuk para wanita. Wings memang tidak pernah meluncurkan produk-produk premium dengan harga premium. Strategi ini merupakan cara cerdik guna memberikan value lebih besar kepada konsumen. Wings masuk dengan harga lebih murah dari pemimpin pasar. Dengan begitu, perceived value Wings sangat tinggi. Dari sisi harga, KAO mencoba memasang harga

medium, bukan premium dengan cara selalu membuat survei lebih harga terlebih dahulu terhadap pesaingnya. 6. Customer Loyalty Unilever

P&G

Wings Group

Kao

Mendapatkan banyak penghargaan yang mencerminkan besarnya Customer Loyalty yang dimilikinya, diantaranya Customer Loyalty Index (ICLI) mencapai 88,9 di atas rata-rata industry consumer goods, Indonesias Most Admired Company (IMAC), dan Top Brand. Melaksanakan strategi reposisi merek yang bertujuan memberikan best value kepada konsumen, menurunkan harga dan disertai inovasi produk berupa penawaran varian-varian baru. Secara rata-rata Customer Loyalty Index (ICLI) yang diraih produk-produk P & G mencapai 84,8. Menerapkan value chain dalam bisnisnya sejak lama, yaitu mengupayakan agar serangkaian aktifitas dalam menghasilkan produk dari persiapan hingga after sale service berjalan dengan baik dan meningkatkan customer value. Customer Loyalty Index (ICLI) mencapai 75,9. Melakukan inovasi produk yang bisa memberi manfaat dan tidak menyebabkan efek samping sehingga memberikan banyak pilihan dan dapat meningkatkan kepuasan konsumennya.

7. Global Expansion Unilever

P&G

Wings Group

Kao

Mengoperasikan pabrik perawatan kulit (skin care) terbesar di Asia di kawasan industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat. Dengan kapasitas total 53.000 ton per tahun, pabrik produk perawatan kulit tersebut diharapkan menjadi yang paling kompetitif dan efisien di dunia. P&G telah beroperasi di hampir 80 negara di dunia melalui 300 brand yang dijual secara global. Indonesia merupakan salah satunya. Di sejumlah negara di Timur Tengah, So Klin diklaim sebagai market leader. Menjangkau 105 negara di seluruh dunia. Awalnya ekspor itu dilakukan hanya sekedar untuk memenuhi permintaan para pembeli dari luar negeri. Cakupan wilayah bisnis PT. Kao Indonesia dibagi dalam 16

kantor cabang di seluruh Indonesia, yang mampu melayani sampai direct customer di area kantor cabang (inside city) bahkan indirect customer yang berada di wilayah outside city.

4.

SWOT Internal Strategic Factors Strengths Kenaikan kinerja keuangan perusahaan yang stabil dan cenderung naik terlihat dari tetap meningkatnya pertumbuhan penjualan(13%; 11%, dan 19%), pertumbuhan laba bersih (14%), marjin laba bersih (15%), marjin laba kotor (50,2%), arus kas bersih dari aktivitas operasi (Rp 2.250 miliar; Rp 215), laba bersih (Rp 1.964 triliun), laba bersih per saham (Rp 257), price to earning ratio (23.2 kali) Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti Face Care, Savoury dan Ice Cream Perencanaan baik dan kerjasama erat dengan para pemasok,pelanggan dan distributor untuk menghantar produkproduk dari pabrik ke tempat-tempat penjualan. Alokasi pembelanjaan iklan dan promosi yang tinggi yang cenderung menaik Tingginya investasi sebesar Rp677 miliar untuk pembelanjaan modal Weigh t Ratin g Weighted Score

0.1

0.4

0.05

0.15

0.08

0.32

4 5

0.06 0.05

4 4

0.24 0.2

6 7 8 9

Memiliki tim yang terdiri orang-orang berdedikasi,terampil dan termotivasi di segenap jajaran Tingginya alokasi Capital Expenditure yang berasal dari dana keuangan internal Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia Sahamnya memiliki level beta 0.7 Weaknesses Growth omzet di industri tahun 2007 lebih rendah Jumlah karyawan yang berlebihan Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan Unilever Indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu Mayoritas produk Unilever memiliki entry barrier yang rendah Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan Struktur matriks yang menyulitkan koordinasi kegiatan antar departemen, komunikasi yang tidak efektif, resolusi konflik antar supporting departemen dengan lini produk Ketidakjelasan sertifikasi halal untuk produk tertentu TOTAL

0.08 0.05 0.1 0.07

4 4 4 3

0.32 0.2 0.4 0.21

1 2 3

0.05 0.07 0.04

1 2 1

0.05 0.14 0.04

4 5

0.05 0.04

2 1

0.1 0.04

0.07

0.14

0.04 1

0.08 3.03

External Strategic Factors Opportunities Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan 1 pertumbuhan yang menggembirakan bagi ekonomi Indonesia sebesar 2 Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan,

Weight 0.03 0.08

Rating 3 4

Weighted Score 0.09 0.32

Sulawesi dan Papua 3 4 5 6 7 8 Tingginya kepuasan konsumen kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang baik Luasnya potential market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan 122.922.553 (50.1%) Tingginya ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta di bawah 1 Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83% Threats Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa sawit, gula kelapa dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas Instabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing Melemahnya daya beli konsumen Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk Cina Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya biaya pemasaran produk Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri Tidak konsistennya pasokan gas dari Pertamina Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-naisonal menjadi produk luar negeri Adanya kampanye anti Unilever oleh Greenpeace akibat penggundulan hutan yang membahayakan 0.06 0.05 0.07 0.08 0.05 0.07 3 4 4 3 3 3 0.18 0.2 0.28 0.24 0.15 0.21

0.09

0.36

2 3 4 5 6 7 8

0.03 0.03 0.07 0.03 0.02 0.02 0.09

3 3 4 2 2 1 3

0.09 0.09 0.28 0.06 0.04 0.02 0.27

0.05

0.1

10 Produk pesaing dengan harga lebih murah TOTAL

0.08 1

0.32 3.3

BAB III KESIMPULAN Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari PT Unilever Indonesia Tbk. ialah sebagai berikut. PT Unilever Indonesia Tbk. secara umum mengungguli kompetitorkompetitornya dalam pasar consumer goods di Indonesia. Keunikan kompetensi PT Unilever Indonesia Tbk. terletak pada pengembangan SDM dan pemahaman pasar consumer goods. PT Unilever Indonesia Tbk. berkomitmen untuk menjalankan operasinya dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produknya. DAFTAR PUSTAKA Eprints. 2012. Skripsi. (Diakses online pada 3 Maret 2012), URL: http://eprints.undip.ac.id/22560/3/Skripsi_(fix)_pdf.pdf Gowland, Santiago. 2009. Unilevers Sustainable Brand and Business Strategy. (Diakses online 3 Maret 2012) URL: http://www.melodiesinmarketing.com/2009/04/11/unilever-sustainable-brandlipton-knorr-dove/ Lirin. 2009. Strategi Pemasaran Semua Produk PT Unilever tbk. (Diakses online 3 Maret 2012) URL: http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/strategipemasaran-semua-produk-pt-unilever-indonesia-tbk/

You might also like