You are on page 1of 16

1

PENGARUH SIKAP BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA MATERI POKOK KALOR KELAS VII DI SMP NEGERI 8 PADANGSIDIMPUAN

A. Latar belakang Masalah


1 Kemajuan dan perkembangan suatu bangsa sangatlah di tentukan oleh kualitas pendidikan , karena pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan suatu bangsa. Di mana Pendidikan di harapkan dapat mengubah Sikap serta tingkah laku seseorang dengan jalan menambah pengetahuan dan keterampilan . Pendidikan juga bisa merupakan atau di jadikan sebagai tolak ukur kemajuan dan perkembangan suatu Bangsa, yang artinya maju dan mundurnya, berkembang dan melemahnya suatu Bangsa di dukung oleh kualitas Pendidikan. Dalam perkembangan dan kemajuan jaman sekarang ini, semua Bangsa di Dunia menyiapkan diri untuk menghadapi dan mengatasi persaingan yang sangat pesat yang di tumbulkan oleh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang sangat cepat disegala bidang. Sehubungan dengan kemajuan dan perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang terjadi saat ini, Dunia Pendidikan yang menjadi tolak ukur kemajuan suatu Bangsa, tidak mengherankan jika suatu Bangsa menempatkan Pendidikan sebagai salah satu strategis pembangunan dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan dapat berkompetensi di bidangnya masing-masing.

Menyadari permasalah yang telah tertera di atas, Dunia Pendidikan haruslah benar-benar mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah. Pemerintah kiranya dapat melakukan pembenahan dan perbaikan pada sistem Pendidikan sekarang ini, karena peran Pedidikan sangatlah di butuhkan untuk kemajuan suatu Bangsa. Pendidikan Nasional kita sebagai tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) pasal 3 berbunyi : Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban Bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan Bangsa yang tujuannya untuk mengembangkan dan memajukan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia , sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta manjadi warga Negara yang Demokratis dan bertanggung jawab.1 Dalam hal ini, pemerintah juga telah menetapkan sejumlah mata pelajaran yang sangat penting untuk di pelajari. Salah satunya adalah Fisika. Fisika di akui sangat penting dalam kehidupan apalagi di kemajuan zaman sekarang ini karena dalam kehidupan manusia/kemajuan suatu Bangsa pengaplikasiannya tersebut mencakup berbagai aspek kehidupan dan berperan penting dalam berbagai disiplin Ilmu yang dapat mendesak perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta dapat mengacu daya pikir seseorang untuk merespon sesuatu dengan cepat dan tepat sehingga dapat mewujudkan Sumber
1 Republik Indonesia, Undang undang No. 20, tahun 2003 tentang Sisdiknas, Bab I, pasal 3.

Daya Manusia yang berkompeten. Pendidikan Fisika merupakan Ilmu yang mempelajari tentang alam , yang bisa dikatakan bagian dari filsafat materialisme artinya cara berpikir yang bertitik tolak pada dasar materi (kenyataan objektif) sebagai primer dan ide (pikiran) sebagai sekunder.dimana pandangan materialisme ini berdasarkan atas kenyataa menurut waktu dan zat. Untuk mencapai Sumber Daya Manusia yang berkualitas, peningkatan mutu Pendidikan menuntut kerja keras dari berbagai pihak , yaitu : dari Orang tua , tenaga kependidikan , Masyarakat , Pemerintah ,dan peserta didik itu sendiri. Dalam hal ini, Gurulah yang di pandang paling tepat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, ialah dengan mengusahakan agar proses pembalajaraan benar-benar di laksanakan secara efektif dan fungsional bagi pencapaian kemampuan pengetahuan dan Sikap yang positif. Keberhasilan belajar Fisika, siswa di pengaruhi oleh berbagai faktor antaralain: Kemampuan, Kesiapan, Kepribadian, Sikap, Minat, Motifasi, dan Inteligensi. Dimana, Sikap siswa juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan juga menentukan terjadinya proses belajar Fisika yang baik. Kegagalan dalam mendapatkan nilai, itu di sebabkan karena kurangnya kepercayaan diri siswa sehingga berdampak negatif bagi siswa itu sendiri. jika siswa menganggap pelajaran Fisika tidak merupakan hal baru yang dia temui , maka dia tidak menghindar ketika berhadapan dengan segala hal yang berkaitan tentang Fisika. Oleh karena itu, dapat menumbuh kembangkan rasa percaya diri sendiri serta menghasilkan Sikap yang bisa memotifasi untuk selalu berbuat dan bertindak lebih baik. Karena Sikap positiflah yang menentukan hasil dan

kesuksesan yang memuaskan, dan Sikap positif inilah yang di maksud pencapaian Hasil belajar Fisika yang baik. Dalam proses belajar di harapkan mampu memperhatikan gejala dan hasil yang berbeda-beda, di mana perbedaan tersebut bersumber pada kenyataan yang ada bahwa seseorang telah belajar keadaannya tidak sama dengan ketika seseorang tersebut belum belajar. Hasil belajar/prestasi belajar yang baik akan di tunjukkan seseorang melalui kemampuan dan keahlian yang di milikinya. Proses pembelajaraan merupakan suatu kegiatan pengajaran yang melibatkan Guru dan Siswa . Guru berkepentingan untuk mengajar dan siswa berkepentingan untuk belajar. Pertemuan antara Guru dan siswa di dalam kelas yang masing-masing pihak, mempunyai kepentingan yang datang dari arah yang berlawanan tetapi ingin mencapai tujuan yang sama adalah situasi dimana tempat berjumpanya Guru dan Siswa sehingga terjadi proses komunikasi dua arah antara Guru dan Siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Fisika adalah ilmu alam, yang membahas dan mempelajari tentang perkembangan, gejala dan kemajuan yang ada di alam ini. Dalam pelajaran Fisika banyak hal yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari.sejak dulu hingga sekarang ini, banyak siswa yang menganggap bahwa materi pelajaran Fisika sangat sulit untuk dipelajari, sehingga siswa tersebut tidak pernah mendapatkan nilai yang memuaskan dirinya. Sikap Belajar Negatif akan menghasilkan nilai yang kurang memuaskan. Hal ini dapat di lihat dalam Daftar Kumpulan Nilai (DKN) yang di peroleh siswa dengan rata-rata 65 masih berada di kategori cukup. Sedangkan standar ketuntasan yang di harapkan adalah 75 berada pada

kategori baik. Hal ini dapat terjadi, di karenakan siswa dalam kegiatan pembelajaran khususnya pelajaran Fisika sering di anggap sulit dan membosankan, atau selalu menyikapinya secara negatif. Apabila hasil atau sikap belajar negatif tersebut tidak segera di atasi. maka hasil belajar Fisika aka semakin menurun dan mutu Pendidikan juga akan semakin rendah. Mengacu pada penjelasan di atas, penelitian ini berfokus pada masalah Sikap belajar siswa dan Hasil Belajar Fisika materi pokok kalor. untuk

mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara sikap belajar siswa dengan Hasil belajar Fisika materi pokok Kalor kelas VII di SMP Negeri 8 Padanngsidimpuan. Oleh karena itu, penulis berkeinginan mengangkat judul penelitian ini yaitu : PENGARUH SIKAP BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA MATERI POKOK KALOR KELAS VII DI SMP NEGERI 8 PADANGSIDIMPUAN. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latarbelakang masalah diatas, penulis merumuskan beberapa masalah dalam penelitian yang akan di teliti yaitu: 1. Bagaiman gambaran Sikap Belajar Siswa kelas VII di SMP Negeri 8 Padangsidimpuan ? 2. Bagaimana gambaran Hasil Belajar Fisika pada Materi Pokok Kalor Siswa kelas VII di SMP Negeri 8 Padangsidimpuan? 3. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara Sikap Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Pokok Kalor Siswa

kelas VII di SMP Negeri 8 Padangsidimpuan?

C. Deskripsi Teoritis 1. Hakekat Hasil Belajar Fisika pada Materi Pokok Kalor Membahas tentang hasil belajar fisika, terlebih dahulu perlu di uraikan apa yang di maksud dengan belajar. Sehingga tergambarkan hasil belajar Fisika yang di harapkan. Menurut Thorndike Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon2. Walker (Dalam Riyanto : 2002) Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan rohaniah, kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi stimulus atau faktor faktor samar samar lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan belajar3. Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan Belajar adalah suatu proses interaksi antara stimulus dan respon. Artinya terjadinya perubahan tingkah laku dalam rangka yang relatif menetap, bukan hanya sementara tetapi bertahan dalam jangka waktu yang lama. Perubahan yang

2 Thorndike, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2008), hal.21 3 Walker, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009), hal.9

dimaksud bukan hanya pada pengetahuan saja, juga pada dimensi sikap dan prilaku. Berarti orang yang di katakan belajar telah memiliki perubahan dalam dirinya. Untuk mengetahui apakah seseorang tersebut telah belajar maka dapat dilihat dengan melakukan penilaian dan evaluasi terhadap apa yang dipelajarinya maka disebutlah hasil belajar. Menurut Nana Sudjana Hasil Belajar adalah kemampuan kemampuan yang di miliki siswa setelah ia menerima pengalaman pelajarannya4. Dimyati dan Mudjiono mengatakan bahwa : Hasil belajar adalah suatu puncak proses belajar,5. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa yang di maksud dengan Hasil belajar Fisika adalah suatu bentuk perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa setelah menjalani proses pembelajaran. Tho Lai Hong dan Ho Peck Leng mengatakan bahwa kalor adalah suatu bentuk energi yang berpindah dari daerah bertemperatur lebih tinggi ke daerah bertemperatur lebih rendah6. Purwanto juga menjelaskan bahwa kalor adalah salah satu bentuk energi yang sifatnya mengalir dari daerah yang lebih panas ke daerah yang leih dingin7.
4 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010),hal 22 5 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2010),hal.20 6 Tho Lai Hong dan Ho Peck Leng, Sains 2, (Singapura : Pan Pacific Publication, 2001), hal.146 7 Purwanto, Ensklopedia Fisika, (Jakarta : PT. Kinlat Buku Utama, 2007), 72

Dari uraian di atas dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa yang di maksud dengan Kalor adalah suatu bentuk perpindahan energi dari daerah yang suhu atau temperaturnya tinggi ke daerah yang suhu atau temperaturnya rendah. 2. Hakikat Sikap Belajar Sikap belajar pada umumnya di artikan sebagai sesuatu keterampilan, kecenderungan seseorang untuk bertindak secara tertentu dalam hal tersebut juga. Trow mendefenisikan Sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosiaonal dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat8. Berdasarkan pendapat para pakar di atas, penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa yang di maksud dengan Sikap adalah sesuatu hal yang di pelajari, memiliki kesiapan yang mengandung kepercayaan atau keyakinan kita terhadap orang lain. Jadi seseorang siswa yang memiliki sikap belajar yang baikakan memperoleh hasil yang lebih baik pula. Karena, jika siswa mempunyai kesiapanm dan kepercayaan serta yakin bahwa seseorang itu mampu melaksanakan aktifitasnya maka itu juga yang akan menjadi kenyataannya. D. Kerangka Berpikir Hasil belajar Fisika merupakan kemampuan kognitif objektif dan kognitif yang di peroleh siswa setelah melalui proses belajar. Hasil belajar Fisika yang baik sangatlah ditentukan oleh faktor luar dan dalam diri siswa,
8 Trow, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008), hal.144

apakah siswa tersebut selalu menanggapinya dengan sikap positif atau tidak. Sikap merupakan kesiapan atau kecenderungan seseorang untuk bertindak dalam menghadapi suatu objek atau situasi tertentu, artinya siswa dapat mengikuti pelajaran Fisika materi kalor, jika siswa tersebut telah memiliki kesiapan dan kecenderungan untuk bertindak terlebih dahulu. Seseorang siswa yang memiliki pandangan atau sikap positif terhadap suatu objek yang dihadapi akan mementingkan dirinya untuk memperoleh hasil belajar Fisika yang lebih baik. Sebaliknya, jika seseorang siswa tidak memiliki sikap positif maka hasil belajarnya dalam kalor mungkin kurang baik atau hasil yang diharapkan tidak memuaskan. Dari uraian di atas, maka kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah semakin tinggi sikap juga hasil belajar Fisika yang di hadapi oleh siswa itu sendiri. Dengan demikian di duga adanya Pengaruh yang positif dan signifikan antara sikap belajar siswa terhadap hasil belajar Fisika materi pokok kalor di kelas VII SMP Negeri 8 Padangsidimpuan.

E. Pengajuan Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap masalah yang akan di teliti. Dimana kebenarannya dapat di buktikan melalui hasil penelitian yang akan di laksanakan. Tujuannya untuk proses pengambilan, pengolahan dan analisis data. Hal ini dapat di lihat sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto :Hipotesis adalah di bawah kebenaran, kebenaran yang

10

masih berada di bawah (belum tentu benar) dan baru dapat di angkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan bukti bukti9. M.Burhan Bungin berpendapat bahwa Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang masih belum sempurna10. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Hipotesis adalah suatu jawaban atau dengan sementara yang masih belum sempurna (di ragukan) kebenarannya, sehingga untuk membuktikan benar tidaknya dengan tersebut terlebih dahulu kebenarannya harus di uji melalui pengumpulan data di lapangan. Berdasarkan uraian deskripsi teoritis, maka penulis menetapkan rumusan hipotesis sebagai berikut Terdapat adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara sikap belajar siswa dengan hasil belajar Fisika materi pokok kalor di kelas VII SMP Negeri 8 Padangsidimpuan.

F. Metode Penelitian 1. Tempat ean Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di SMP Negeri 8 Padangsidimpuan, berdasarkan atas pertimbangan bahwa masalah yang berhubungan dengan sikap belajar siswa terhadap hasil belajar Fisika materi pokok Kalor masih belum pernah di teliti pada sekolah tersebut.
9 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2009), hal.45 10 M. Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010), hal 75.

11

Di samping alasan yang dikemukakan di atas, penetapan lokasi penelitian ini juga di dasarkan atas pertimbagnan bahwa data yang akan di ambil lebih mudah di peroleh karena peneliti pernah PPL dan KKL selama tiga bulan di sekolah tersebut. Pelaksanaan penelitian ini memerlukan waktu kurang lebih 3 bulan, yaitu mulai pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2012. Waktu yang ditetapkan ini dipergunakan dalam rangka pengambilan data sebagai pengolahan data hasil penelitian, kemudian pembuatan laporan penelitian.

2. Metode penelitian Dalam penelitian di perlukan suatu pendekatan atau metode untuk mencari gambaran pengaruh hubungan di antara kedua variabel. Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu untuk memberikan gambaran tentang kedua variabel penelitian dan juga untuk melihat pengaruh di antara kedua variabel tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa Metode deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan11. Nana Syaodih Sukma mengatakan bahwa Metode deskriptif adalah
11 Suharsimi Arikunto , Op Cit, hal. 234

12

bentuk penelitian yang paling dasar12. Penulis lebih memilih atau menggunakan metode deskriptif di karenakan dapat memberikan gambaran yang jelas, juga bertujuan untuk memberikan gambaran yang apakah ada pengaruh antara variabel terikat terhadap variabel bebas. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi merupakan hal yang penting dalam penelitian, yakni sebagai hal yang menjadi keseluruhan objek penelitian sebagaimana pendapat P. Joko Subagyo Populasi adalah objek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data13. Suharsimi Arikunto juga menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.14 Berdasarkan uraian yang tertentu diatas , maka yang menjadi populasi dalam peneliti ini adalah keseluruhan siswa kelas VII SMP NEGERI 8 padangsidimpuan tahun ajaran 2011/2012, yang terdiri atas 10 kelas yaitu 314 orang. b. sampel sampel adalah sebagai atau wakil dari populasi yang akan di teliti. Menurut sugiyono sampel adalah sebagai dari
12 Nana syaodih Sukma, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hal.72 13 P. Joko Subagyo, metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2006), hal. 23 14 Suharsimi Arikunto.Op.Cit,hal.130

13

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.15 Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa jumlah sempel yang di ambil adalah 10-15 %, 20-25%. Atau lebih tergantung kepada kemampuan peneliti baik ditinjau dari segi waktu tenaga dan dana16 Berdasarkan pendapat di atas maka penulis mengambil sampel sebanyak 15% dari jumlah populasi yaitu 47. Dari 314 siswa. 4. teknik pengumpulan data

Untuk memperoleh data dari lapangan dalam rangka analisis terhadap kedua variabel , maka teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data dilakukan dengan menggunakan tes dan angket. Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam langkah pengukuran dan penelitian. Menurut Anne Anastasi Tes adalah alat pengukuran yang mempunyai standar yang objektif sehingga dapat digunakan secara meluas secara meluas serta dapat betul- betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.17 Sedangkan sistem angket dibuat untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah , dan responden tanpa merasa khawatir
15 Ibid ,hal 118 16 Suharsimi Arikunto ,Op.Cit,hal 95 17 Anne Anastasi, Pengantar Evaluasi Pendidikan,(jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,2009),hal 66.

14

bila

respnden memberikan jawaban yang tidak sesuai

dengan

kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan . hal ini sesuai dengan pendapat Riduwan bahwa Angket adalah daftar pertanyaan yang

diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responde) sesuai dengan permintaan pengguna18 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sistem angket untuk mengumpulkan data tentang sikap belajar siswa . Sedangkan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar Fisika materi pokok kalor dengan menggunakan tes. 5. Teknik Analisis Data Analisis data penelitian di laksanakan melalui dua tahap yaitu: a. Analisis secara deskriptif, guna memberikan gambaran umum tentang keadaan kedua variabel pengaruh sikap dengan hasil belajar fisik materi pokok kalor. b. Analisis secara statistik ,digunakan untuk menguji kebenaran

hipotesis yang di teguhkan dalam penelitian, apakah hipotesis dapat di terima atau tidak. Adapun rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis yang dimaksud adalah dengan teknik korelasi r product moment oleh pearson dengan rumus :

18 Rudiwan, Belajar mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Penelitian pemula, (Bandung : Alfabeta , 2009) hal 71

15

Rxy = KETERANGAN : N Rxy X Y :Jumlah sampel : koefisien korelasi : Jumlah variabel x : Jumlah variabel Y

19

Y2

X2 : Jumlah variabel X2 : Jumlah variabel y2 XY : Jumlah perkalian variabel x dan variabel y

DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2009. Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006. Budiningsih C. Asri, Belajar dan Pembelajaran,Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008.
19 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2009), hal.209

16

Bungin M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010.

Djaal, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2010.

Daftar Kumpulan Nilai (DKN), Siswa kelas VII SMP Negeri 8 Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2011 / 2012

Hong The Lai dan Leng ho Peck, Sains 2, Singapura : Pan Pasific publication, 2001.

Purwanto, Ensklopedi Fisika, Bandung : PT Kiblat Buku Utama, 2007. Republik Indonesia, Undang Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, Bab I Pasal 3.

Rudiwan, Belajar mudah penelitian untuk Guru karyawan dan peneliti pemula, Bandung : Alfabela, 2009.

Subagyo P. Joko, Metode penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006.

Sudjana Nana, Penelitian Hasil Belajar Mengajar, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010.

Sukma Nas Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2010.

Sugiyono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta PT Raja Grafindo Persada, 2009.

You might also like