Professional Documents
Culture Documents
= ......(2)
merupakan kuat geser material yang dihitung berdasarkan kriteria
Mohr - Coulomb, yaitu :
tan
n
c + = ....(3)
Dan
f
adalah tegangan geser pada bidang gelincir. Yang dapat
dihitung sebagai berikut :
f n f f
c tan + = .(4)
Dimana parameter kuat geser
f
c dan
f
adalah :
SRF
c
c
f
= ......(5)
|
.
|
\
|
=
SRF
f
tan
tan
1
.....(6)
Keterangan :
f
c : kohesi pada saat failure
f
: sudut geser dalam saat failure
SRF : Strength Reduction Faktor
SRF atau Strength Reduction Faktor, merupakan besaran di dalam
shear strength reduction method, dimana pada metode tersebut
dilakukan pengurangan terhadap parameter kuat geser batuan. Untuk
mendapatkan SRF yang tepat sangat perlu untuk melakukan iterasi sampai
lereng mengalami keruntuhan (iterasi menjadi non konvergen). Saat iterasi
lereng non konvergen terjadi, tidak ada distribusi tegangan yang dapat
dicapai untuk memenuhi kriteria Mohr Coulomb dan kesetimbangan
batas. Iterasi non konvergen diikuti dengan naiknya perpindahan. Biasanya
nilai perpindahan mengalami lompatan yang besar pada saat lereng runtuh
dibandingkan pada saat lereng belum runtuh.
Aplikasi SRF pada kemantapan lereng akan menunjukkan Faktor
Keamanan lereng, seperti yang terlihat pada persamaan berikut :
|
|
.
|
\
|
|
.
|
\
|
+
|
.
|
\
|
+
=
SRF SRF
c
c
FK
n
n
tan
tan tan
tan
1
...(7)
|
.
|
\
| +
+
=
SRF
c
c
FK
n
n
tan
tan
..........(8)
1
tan
n
c
FK
+
=
tan
n
c
SRF
x
+
.........(9)
Sehingga,
FK = SRF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Laboratorium
Berdasarkan data tanah yang didapat dari hasil pengujian di
laboratorium mekanika tanah UPN veteran Yogyakarta di dapatkan
hasil pada tabel 1.
Tabel 1. Data hasil uji laboratorium
No.
Sampel
Litologi
Bobot isi
( )
Kohesi
(c)
sudut
geser
dalam
Modulus
Young
Poisson
KN/m
3
KN/m
2
(
0
) (kPa) ratio
sampel 1 Tanah 17,93 32,152 28,53 592,9 0,25
Berdasarkan pengukuran secara langsung di lapangan, maka
diperoleh geometri lereng (Gambar 4) adalah :
Jumlah Jenjang : 1 Jenjang
Tinggi Jenjang : 9,6 m
Sudut Kemiringan Lereng : 79
Gambar 4. Sketsa sayatan lereng pada kondisi aktual di lapangan
Perhitungan Menggunakan Software
Pada tabel 2 akan disajikan mengenai hasil perhitungan nilai faktor
keamanan lereng aktual pada sayatan di daerah penelitian. Nilai FK
dihitung dengan menggunakan dua buah metode yang berbeda. Metode
yang pertama adalah metode kesetimbangan Batas Bishop dengan
menggunakan software slide versi 5.0 dari rocscience sedangkan metode
yang kedua adalah metode metode elemen hingga dengan pendekatan SRF
menggunakan software phase
2
versi 7.0 dari rocscience. Contoh output
dari software slide v 5.0 dan software phase2 v 7.0 dapat dilihat pada
gambar 5 dan 6.
Tabel 2. Hasil Perhitungan Faktor Keamanan Lereng Aktual
LERENG
Tinggi
Lereng
Slope
Faktor
Keamanan
Keterangan
Slide Phase
2
Jenuh Jenuh
(m) () total total
Tanah 9,6 79 0,785 0,81 Tidak Stabil
Gambar 5. Output software slide versi 5.0
Gambar 6. Output software phase2 versi 7.0
Perbaikan geometri lereng pada sayatan dilakukan terhadap
material pada sayatan, diperoleh geometri lereng yang aman sesuai dengan
nilai faktor keamanan yang disyaratkan (FK>1,3). Perbaikan geometri
lereng pada lereng tunggal dengan mengurangi sudut kemiringan awal,
sehingga lebih landai dari pada semula (Lihat gambar 7)
Gambar 7. Perubahan sudut pada Geometri lereng
Hasil perhitungan faktor keamanan menggunakan metode
kesetimbangan batas dan metode elemen hingga dengan mengubah
geometri lereng sehingga lebih landai dari pada lereng aktual dapat dilihat
pada tabel 3.
Tabel 3. Perbandingan Faktor Keamanan antara FK dan SRF
Tinggi
(m)
Sudut
(
0
)
faktor keamanan
kesalahan
relatif
(%)
Slide v. 5.0 Phase2 v. 7.0
FK (jenuh) SRF (jenuh)
9,6
79 0,785 0,81 3,18
75 0,88 0,923 4,89
70 0,991 1,04 4,94
65 1,114 1,15 3,23
60 1,204 1,243 3,24
55 1,302 1,324 1,69
Perbedaan antara faktor keamanan menggunakan software slide versi
5.0 dengan software phase2 versi 7.0 memiliki angka kesalahan relatif
antara 1,69% - 4,94%. Semakin kecil sudut lerangnya semakin besar nilai
faktor keamanannya lihat gambar 7.
Gambar 7. Grafik faktor keamanan lereng terhadap sudut kemiringan
o2 o1
o2
o1 Sudut Awal
Sudut Rekomendasi
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan hasil analisis yang dilakukan pada dinding
jalan di desa Plutungan Kecamatan Wonolelo Sawangan kabupaten
Magelang. Maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Material yang ada di lokasi penelitian dapat termasuk dalam material
yang sangat lunak dengan bobot isi ( ) 17,93 KN/m
3
; kohesi (c)
32,152 KN/m
2
; sudut geser dalam (
0
) 28,53
0
; Modulus Young (kPa)
592,9 kPa; poison ratio 0,25. Jenis longsoran yang berpotensi terjadi
di didaerah penelitian adalah longsoran busur.
2. Geometri lereng aktual didaerah penelitian jika dianalisis dengan
pendekatan kondisi air jenuh menunjukkan nilai FK dan SRF tidak
stabil. Geometri lereng aktual tinggi 9,60 m; sudut 79
0
, nilai faktor
keamanan lebih rendah dari pada 1,3 dengan nilai FK=0,785 dan
SRF=0,81.
3. Perancangan ulang geometri lereng pada daerah penelitian dapat
meningkatkan nilai Faktor Keamanan. Goemetri lereng rekomendasi
FK>1,3 dengan mengubah lereng menjadi 55
0
.
4. Analisis terhadap lereng dengan keadaan geometri yang komplek dan
keadaan material non homogen menggunakan metode metode elemen
hingga pendekatan SRF memberikan hasil yang tidak jauh berbeda
dengan metode kesetimbangan batas yaitu sebesar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hardiyatmo, Hary C. 2006, Penanganan tanah longsor dan erosi, Gajah
Mada University Press, Yogyakarta.
2. Kliche, Charles. A. 1999, Rock Slope Stability, The Society for Mining,
Metallurgy, London, England
3. Lee W Abramson., Lee T. S., Sharma S., Boyce G. M. 1996, Slope
Stability and Stabilization Methods, John Willey and Sons, inc, New York.
4. Potts, David M. & Zdravkovit, Lidija 1999, Finite Element Analysis in
Geotechnical Engineering Theory, Thomas Telford Ltd, 1 Heron Quary,
London.
5. Wyllie, Ducan C. & Mah, Christopher W. 2004, Rock Slope Engineering
4
th
Ed. The Institution of Mining and Metallurgy London.