You are on page 1of 5

Kuliah 2.

Transformasi Lorentz
2.1 Transformasi Galilie
Andaikata kita berada dalam kerangka acuan S yang memiliki koordinat
kejadian S (x,y,z,t). Pengamatan berada pada kerangka acuan lain S (x,y,z,t) yang
bergerak dengan kecepatan v. Ditinjau arah kecepatan v adalah searah dengan sumbu x.
Selanjutnya akan ditentukan hubungan antara hasil pengukuran x, y, z, t dengan x, y,
z, t.
y y

S x S x
z z
Gambar 2.1. Kerangka S bergerak dengan kecepatan v terhadap kerangka S
Jika waktu kedua sistem diukur dari saat ketika titik awal S dan S berimpit,
pengukuran dalam arah x yang dilakukan di S akan melebihi yang di S dengan vt
menyatakan jarak yang ditempuh S dalam arah x, sehingga :
x' = x vt (2.1)
Pada arah y dan z tidak terdapat gerak relatif sehingga :
y' = y (2.2)
z' = z (2.3)
Dalam hal ini tidak terdapat indikasi yang bertentangan dengan pengalaman
sehari-hari sehingga :
t' = t (2.4)
Persamaan (2.1) sampai dengan (2.4) dikenal sebagai transformasi Galilei.
Transformasi Kecepatan Galilei
M. Yusuf, S.Si & Enos Taruh, M.Pd. Dr. (FISIKA MODERN) 1
Transformasi kecepatan Galilei dapat diperoleh dengan diferensiasi x, y, dan
z terhadap waktu.
v v
dt
dx
v
x
i
i
x
(2.5)
y
i
i
y
v
dt
dy
v (2.6)
z
i
i
z
v
dt
dy
v (2.7)
Kegagalan Transformasi Galilei
Selama transformasi Galilei dan transfromasi kecepatan menghasilkan sesuatu
yang cocok dengan ekspektasi intuisi kita maka transformasi tersebut melanggar kedua
postulat relativitas khusus. Postulat pertama mensyaratkan persamaan yang sama kedua
persamaan fisis tersebut baik dalam kerangka S maupun S. ternyata persamaan pokok
dalam kelistrikan dan kemagnetan memiliki bentuk yang berbeda jika digunakan
transformasi Galilei untuk mengubah kuantitas yang terukur pada suatu kerangka acuan
ke kuantitas yang setara dalam kerangka acuan lain. Postulat kedua mensyaratkan harga
yang sama untuk kelajuan cahaya c baik dalam kerangka S maupun S. Jika dilakukan
pengukuran kelajuan cahaya dalam arah x maka dalam sistem S adalah c, sedangkan
dalam sistem S menjadi c = c-v. bertolak dari kedua kenyataan tersebut maka
transformasi Galilei gagal sebagai cara penggambaran gejala relativistik secara taat
asas.
Transformasi Lorentz
Kaitan antara x dan x yang rasional adalah memenuhi:
x' = k (x vt) (2.8)
dengan k menyatakan faktor pembanding yang tak tergantung dari besaran x atau t
tetapi dapat merupakan fungsi v. Pemilihan persamaan (2.8) sebagai alternatif
transformasi adalah didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
M. Yusuf, S.Si & Enos Taruh, M.Pd. Dr. (FISIKA MODERN) 2
a. Persamaan tersebut linear terhadap x dan x, sehingga suatu kejadian dalam
kerangka S bersesuaian dengan kejadian tunggal dalam kerangka S, seperti
seharusnya.
b. Bentuk persamaan tersebut cukup sederhana, sehingga pemecahannya mudah
dipahami.
c. Persamaan tersebut dapat direduksi menjadi bentuk persamaan (2.1) yang dapat
dibuktikan kebenarannya dalam persamaan-persamaan mekanika klasik.
Transformasi Balik untuk x
Berpijak pada postulat pertama relativitas khusus maka persamaan fisika harus
berbentuk sama dalam kerangka S dan S, sehingga kaitan x sebagai fungsi x dan t
dapat dinyatakan dalam persamaan (2.9) :
x = k (x + vt) (2.9)
Sedangkan pada arah koordinat y dan z memenuhi persamaan :
y' = y (2.10)
z' = z (2.11)
Transformasi t
Koodinat t dan t tidak sama, hal ini dapat dilihat dengan mensubstitusikan x
yang diperoleh dari persamaan (2,8) ke persamaan (2,9), diperoleh :
x = k
2
(x vt) + kvt
1
(2.12)
Dari persamaan (2.12) tersebut dapat diperoleh :
x
kv
k l
kt t

,
_


+
2
'
(2.13)
Persamaan (2.8), (2,10) hingga persamaan (2.13) merupakan transformasi
koordinat yang memenuhi postulat relativitas khusus.
Penentuan Faktor k :
Pada saat t =0, titik asal kedua kerangka S dan S berada pada tempat yang
sama. Menurut persamaan awal t = 0 juga, dan pengamat pada masing-masing
M. Yusuf, S.Si & Enos Taruh, M.Pd. Dr. (FISIKA MODERN) 3
koordinat melakukan pengukuran kelajuan cahaya yang menuju ke titik itu. Kedua
pengamat harus mendapatkan kelajuan yang sama yaitu c.
Dalam kerangka S :
x = ct (2.14)
Sedangkan dalam kerangka S :
x = ct (2.14)
Substitusi x dan t pada persamaan (2.8) dan (2.13) ke persamaan (2.15),
dihasilkan :
cx
kv
k l
ckt vt x k

,
_


+
2
) (
Kemudian dihitung nilai x :
c
kv
k l
k
vkt ckt
x

,
_

2
1
1
1
1
1
]
1

,
_

+

c
kv
k l
k
k
v
c
k
ct x
2
1
1
1
1
]
1

,
_


+

v
c
k
l
l
v
c
l
ct x
1
2
Rumusan x di atas sama dengan yang diberikan oleh persamaan (2.14) yaitu x =
ct jika kuantitas dalam tanda kurung sama dengan satu, sehingga :
1
1
2

,
_


+
v
c
k
l
l
c
v
l
Akhirnya diperoleh nilai k :
M. Yusuf, S.Si & Enos Taruh, M.Pd. Dr. (FISIKA MODERN) 4
2
2
1
1
c
v
k

(2.16)
Rumus Transformasi Lorentz
Dengan memasukkan nilai k ke dalam persamaan (2.8) diperoleh persamaan
transformasi lengkap dari pengukuran suatu kejadian dalam kerangka S terhadap
pengukuran yang sesuai yang dilakukan dalam kerangka S :
2
2
1
'
c
v
vt x
x

(2.17)
y = y (2.18)
z = z (2.19)
2
2
2
1
'
c
v
c
vx
t
t

(2.20)
Persamaan Transformasi Lorentz Balik
Untuk memperoleh persamaan transformasi balik dilakukan dengan cara
mempertukarkan kuantitas beraksen dengan tanpa aksen dan mengganti v dengan v
sebagai berikut :
2
2
1
' '
c
v
vt x
x

(2.21)
y = y (2.22)
z = z (2.23)
2
2
2
1
'
'
c
v
c
vx
t
t

(2.24)
M. Yusuf, S.Si & Enos Taruh, M.Pd. Dr. (FISIKA MODERN) 5

You might also like