You are on page 1of 10

TUGAS EKOLOGI TUMBUHAN ASOSIASI

Disusun Oleh :

ISTIQOMAH WAHYU PRADANA K4309045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

ASOSIASI

Asosiasi merupakan hubungan antar makhluk hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Asosiasi dapat dikatakan sebagai komunitas yang merupakan suatu istilah yang dapat digunakan pada sembarang tipe vegetasi, sembarang ukuran dan sembarang umur, komunitas dapat merupakan satu unit ekologi yang sangat luas namun juga dapat merupakan satuan yang sangat sempit. Istilah komunitas juga dapat digunakan untuk satuan yang paling kecil sekalipun seperti halnya menempelnya lumut yang beraneka ragam di pohon tertentu. Ukuran, umur dan stratum tumbuhan bukan merupakan batasan suatu komunitas tumbuhan demikian juga dengan perubahan komponen vegetasi yang terdapat didalamnya. Komunitas tetap berlaku untuk vegetasi yang mudah berubah ataupun yang lambat dalam perubahan penyusun vegetasinya. Asosiasi lebih merupakan kumpulan dari contoh dalam sebuah vegetasi. Suatukomunitas besar dapat terdiri dari banyak asosiasi atau komunitas kecil yang didalamnya terdapat banyak spesies tumbuhan penyusun vegetasi tersebut. Asosiasi yang dapat merupakan bentuk komunitas dalam suatu formasi umumnya terdiri dari banyak asosiasi penyusun dimana salah satu dan lainnya dapat sangat berbeda dalam fisiognominya. Asosiasiasi dapat dikatakan juga sebagai komunitas, namun tidak semua komunitas menunjukan suatu asosiasi. Komunitas dapat dilabel sebagai asosiasi jika mempunyai ciri sebagai berikut: 1. Mempunyai komposisi floristik yang seragam 2. Fisiognomi yang seragam 3. Terdapat pada habitat yang relatif konsisten Kendeigh (1980), menuliskan bahwa ekologi tumbuhan berhubungan dengan kajian komunitas tumbuhan atau asosiasi tumbuhan. Satuan dasar di dalam sosiologi tumbuhan adalah asosiasi, yaitu komunitas tumbuhan dengan komposisi floristik tertentu. Bagi ahli sosiologi tumbuhan, suatu asosiasi adalah seperti suatu spesies. Suatu asosiasi terdiri dari sejumlah tegakan, yang merupakan suatu satuan konkrit vegetasi yang diamati di lapangan.

Tugas Ekologi Tumbuhan_ASOSIASI _ISTIQOMAH WAHYU_K4309045

Kompetisi Kompetisi adalah interaksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et al .1990), sedangkan Molles (2002) kompettisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik (Krebs, 2002; Molles, 2002) Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu spesies tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono,2005). Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila (1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak.organisme mungkin bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya (Noughton, 1990). Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi

menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , spesies yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif ( competitive exclusion principles ) (Ewusie,1990).

Tugas Ekologi Tumbuhan_ASOSIASI _ISTIQOMAH WAHYU_K4309045

Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi dua , yaitu Kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble atau exploitative competition ), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama sumber daya yang terbatas Alelopati (Allelopathy) adalah efek negatif (menghambat perkecembahan dan pertumbuhan) yang ditimbulkan oleh suatu tanaman pada tanaman lain yang ada disekitarnya melalaui pelepasan senyawa kimia yang berasal dari proses metabolism sekunder (Muller-Dombois & Ellenberg, 1974; Soerianegara & Indrawan, 1980; Lamberrs, 1998; Muller, 1990 yang dikutip oleh Hierro & Callawai, 2003). Namun tidak semua alelopati bersifat negatif, ada beberapa senyawa alelopati yang bersifat positif baik secara langsung ataupun tidak langsung (Lambers et al. 1998; Kerbs, 2002; Ferguson & Rathinasabapathi, 2003; Broz & Vivanco, 2006). Macam-macam Kompetisi: Kompetisi dibedakan menjadi empat macam, yaitu: Kompetisi intraspesifik yakni persaingan antara organisme yang sama dalam lahan yang sama. Kompetisi interspesifik yakni persaingan antara organisme yang beda spesies dalam lahan yang sama. Intraplant competition yakni persaingan antara organ tanaman, misalnya antar organ vegetatif atau organ vegetatif lawan organ generatif dalam satu tubuh tanaman. Interplant competition yakni persaingan antar dua tanaman berbeda atau bersamaan spesiesnya (dapat pula terjadi pada intra maupun interplant competition). (Kastono , 2005). Secara garis besar interaksi intraspesies dan interspesies dapat

dikelompokkan menjadi beberapa bentuk dasar hubungan, yaitu : 1. Netralisme yaitu hubungan antara makhluk hidup yang tidak salingmenguntungkan dan tidak saling merugikan satu sama lain. 2. Mutualisme yaitu hubungan antara dua jenis makhluk hidup yangsaling menguntungkan, bila keduanya berada pada satu tempat akanhidup layak tapi bila keduanya berpisah masing-masing jenis tidakdapat hidup layak. 3. Parasitisme yaitu hubungan yang hanya menguntungkan satu jenismakhluk hidup saja, sedangkan jenis lainnya dirugikan.

Tugas Ekologi Tumbuhan_ASOSIASI _ISTIQOMAH WAHYU_K4309045

4. Predatorisme yaitu hubungan pemangsaan antara satu jenismakhluk hidup terhadap makhluk hidup yang lain. 5. Kooperasi adalah hubungan antara dua makluk hidup yang bersifatsaling membantu antara keduanya 6. Komensalisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup,

makhlukhidup yang satu mendapat keuntungan sedang yang lainnya tidak dirugikan. Seringkali juga ditemukan adanya interaksi yang salingmenguntungkan antar individu melalui hidup yang

berdampingan. Terutamabila dilihat dalam skala makro seperti suksesi. Dengan demikian, antaratumbuhan yang satu dengan tumbuhan yang lainnya biasanya terdapat suatu keterikatan. Ini merupakan kecenderungan yang terjadi di alam.Untuk mengetahui tingkat kedekatan antar organisme tumbuhan tersebutdiperlukan suatu pengukuran. Dengan suatu pengukuran dapat ditentukan atas hubungan interspesifik antara suatu spesies dengan spesies lainnya,sehingga dapat diketahui perubahan dalam tingkat asosiasi yang digunakanuntuk mencirikan suatu perubahan antara spesies yang dimaksud.Pengukuran yang digunakan adalah dengan koefisien asosiasi atau derajatasosiasi. Tidak adanya asosiasi mungkin disebabkan kedua spesies tersebut memiliki perbedaan daur hidup dan peranan ekologis yang berbeda, sebab organisme yang terdapat hubungan kompetisi memiliki peranan ekologis yang tumpang tindih. Sebab lain tidak adanya asosiasi, mungkin juga disebabkan karena faktor lingkungan seperti pH tanah, kandungan hara pada tanah dan suhu maksimum-minimum pada lingkungan tersebut yang akan menyeleleksi spesiesspesies apa saja yang dapat tumbuh dengan subur ditempat tersebut. Tidak adanya asosiasi juga bisa disebabkan lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhan dan reproduksi kedua spesies sehingga kedua spesies dapat tumbuh dan berkembang bersama-sama tanpa adanya kompetisi sehingga apabila satu spesies tidak ada, tidak mempengaruhi spesies yang lainnya. Macam-macam Kompetisi: Kompetisi dibedakan menjadi empat macam, yaitu: Kompetisi intraspesifik yakni persaingan antara organisme yang sama dalam lahan yang sama. Kompetisi interspesifik yakni persaingan antara

Tugas Ekologi Tumbuhan_ASOSIASI _ISTIQOMAH WAHYU_K4309045

organisme yang beda spesies dalam lahan yang sama. Intraplant competition yakni persaingan antara organ tanaman, misalnya antar organ vegetatif atau organ vegetatif lawan organ generatif dalam satu tubuh tanaman. Interplant competition yakni persaingan antar dua tanaman berbeda atau bersamaan spesiesnya (dapat pula terjadi pada intra maupun interplant competition). (Kastono , 2005).

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA INTERAKSI Secara umum interaksi yang bersifat negatif dapat terjadi karena (1) keterbatasan daya dukung lahan yang menentukan jumlah populasi maksimum dapat tumbuh pada suatu lahan; dan (2) keterbatasan faktor pertumbuhan pada suatu lahan. 1) Populasi Maksimum Konsep daya dukung alam merupakan konsep yang juga penting untuk diketahui oleh ahli ekologi. Konsep ini menggambarkan tentang jumlah maksimum dari suatu spesies di suatu area, baik sebagai sistem monokultur, atau campuran. Suatu spesies mungkin saja dapat tumbuh dalam jumlah yang melimpah pada suatu lahan. Apabila dua spesies tumbuh bersama pada lahan tersebut, maka salah satu spesies lebih kompetitif daripada yang lain. Hal ini kemungkinan mengakibatkan spesies kedua akan mengalami kepunahan (Gambar 8). Di dalam usaha pertanian, tanaman pokok yang terutama diharapkan tumbuh lebih baik. 2) Keterbatasan faktor pertumbuhan Salah satu syarat terjadinya kompetisi adalah keterbatasan faktor pertumbuhan (air, hara dan cahaya). Pertumbuhan tanaman mengalami kemunduran jika terjadi penurunan ketersediaan satu atau lebih faktor. Kekurangan hara di suatu lahan mungkin saja terjadi karena kesuburan alami yang memang rendah, atau karena besarnya proses kehilangan hara pada lahan tersebut, misalnya karena penguapan dan pencucian. engetahuan tentang faktor pertumbuhan: jumlah yang dibutuhkan tanaman dan ketersediaannya di suatu lahan, sangat diperlukan untuk memperoleh pertumbuhan tanaman yang optimal pada sistem agroforestri.

Tugas Ekologi Tumbuhan_ASOSIASI _ISTIQOMAH WAHYU_K4309045

Gambar 8. (A) kemungkinan adanya 2 spesies tumbuh bersamaan atau salah satu mengalami kepunahan bila ada keterbatasan daya dukung lahan; (B) Salah satu spesies (sp B) yang mengalami kepunahan, di lain pihak spesies A masih mampu menimba sumber alam yang telah semakin menipis.

Contoh penelitian jurnal asosiasi Penentuan Pola Distribusi, Asosiasi, dan Interaksi Spesies Tumbuhan Khususnya Padang Rumput di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur

Asosiasi spesies Hasil perhitungan asosiasi seluruhpasangan spesies disajikan pada Gambar 1Pengelompokan secara rinci disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa secara keseluruhan besarnya peluang asosiasi positif dan negatif relatif sama. Dengan demikian spesies penyusun padang rumput Baluran mempunyai peluang asosiasi positif > 50% lebih banyak daripada spesies asosiasi negatif > 50%. Hasil ini merupakan indikasi bahwa spesies penyusun padang rumput daerah ini umumnya menunjukkan toleransi untuk hidup bersama. Penentuan asosiasi spesies dengan pendekatan table Contingency ternyata belum

Tugas Ekologi Tumbuhan_ASOSIASI _ISTIQOMAH WAHYU_K4309045

memberikan indikasi tentang derajat asosiasi. Hasil perhitungan seluruh pasangan spesies dapat ditemukan kenyataan berikut (Gambar 1), yaitu: (a) Pasangan spesies yang memiliki frekuensi tinggi tidak selalu menghasilkan asosiasi positif, tetapi dapat juga negatif, contohnya antara Brachiaria reptans dengan Dichantium coricosum; (b) Pasangan spesies yang memiliki frekuensi rendah tidak selalu menghasilkan asosiasi negatif, tetapi dapat juga positif, contohnya antara Calotropis gigantea dengan Polytrias amoura; (c) Pasangan spesies yang mempunyai nilai teramati sama dengan diharapkan tidak dapat ditentukan tipe asosiasinya, contohnya antara Themeda arguens dengan Schlerechne punctata. Beberapa contoh lainnya dapat ditemukan pada matriks setengah. Berdasarkan fakta ini, penentuan asosiasi dengan tabel Contingency sebaiknya dilanjutkan dengan pengujian nilai indeks asosiasi, sehingga dapat diketahui apakah asosiasi positif pada matriks setengah juga menunjukkan nilai indeks asosiasi yang tinggi. Demikian juga sebaliknya untuk asosiasi negatif. Dengan demikian hasil perhitungan indeks asosiasi tentunya memperkuat kesimpulan hasil perhitungan tabel Contingency, bahwa pada umumnya spesies penyusun padang rumput daerah Baluran menunjukkan toleransi untuk hidup bersama pada area yang sama, atau ada hubungan timbal balik yang saling menguntungkan, khususnya dalam pembagian ruang hidup. Dari edua teknik perhitungan asosiasi, perhitungan indeks asosiasi lebih baik daripada perhitungan tabel Contingency. Sebab jika kehadiran pasangan spesies yang ingin dilihat asosiasinya rendah, maka indeks asosiasinya juga rendah, demikian juga sebaliknya.

Interaksi spesies Penentuan tipe interaksi dalam penelitian ini belum mengungkapkan pengaruh interaksi di antara spesies tumbuhan, juga tidak sampai pada pemberian
nama interaksi, misalnya mutualisme, kompetisi, amensalisme, dan lainlain.

Meskipun demikian, penelitian ini akan membuka peluang penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh interaksi di antara spesies di wilayah penelitian, sehingga dinamika komunitas di tempat tersebut dapat diramalkan untuk masa mendatang. Hasil perhitungan tipe interaksi seluruh pasangan spesies disajikan

Tugas Ekologi Tumbuhan_ASOSIASI _ISTIQOMAH WAHYU_K4309045

pada Tabel 5 dan 6. Mengacu pada Tabel 5, pada umumnya tipe interaksi adalah acak (81.06%). Artinya lokasi sembarang tumbuhan tidak mempunyai arah dan posisi terhadap spesies yang lainnya. Fenomena ini merupakan karakteristik vegetasi yang umum dijumpai pada suatu komunitas bila kondisi lingkungan relative homogen (Greigh-Smith, 1983). Dengan demikian berdasarkan interaksi
yang dihasilkan, ini lebih mendukung pandangan kontinum (konsep individualistik

tumbuhan), artinya komunitas tidak lebih besar daripada total bagiannya, karena bukti interaksi yang ditampilkan tidak cukup kuat untuk mengatakan bahwa komunitas merupakan unit terpadu. Mengacu pada Barbour et al (1987) level interaksi dan interdepedensi antara spesies penyusun tergolong rendah atau tidak spesifik. Bila diperhatikan lebih rinci, hasil perhitungan tipe interaksi, baik On maupun Off, umumnya dihasilkan dari kombinasi pasangan spesies antara rumput dengan rumput, dan di antara non-rumput (Tabel 6). Dengan demikian hasil ini mengindikasikan bahwa keberadaan spesies rumput akan tetap dominan. Temuan fakta di alam ini berdasarkan atas tipe interaksi yang ditunjukkan. Kalaupun kompetisi berpengaruh terhadap distribusi spesies pada komunitas yang diteliti, maka yang paling terpengaruh adalah spesies non-rumput. Spesies dengan pola distribusi mengelompok, cenderung asosiasi negatif terhadap spesies dengan pola distribusi acak dan teratur. Sedangkan di antara spesies dengan pola dstribusi teratur cenderung asosiasi positif. Berdasarkan tipe interaksi yang dihasilkan, ternyata hasil tersebut lebih mendukung konsep individualistik asosiasi tumbuhan (pandangan kontinum) daripada komunitas sebagai unit terpadu (pandangan organismik) cenderung asosiasi negatif terhadap spesies dengan pola distribusi acak dan teratur. Sedangkan di antara spesies dengan pola distribusi teratur cenderung asosiasi positif. Berdasarkan tipe interaksi yang dihasilkan, ternyata hasil tersebut lebih mendukung konsep individualistik asosiasi tumbuhan (pandangan kontinum) daripada komunitas sebagai unit terpadu (pandangan organismik).

DAFTAR PUSTAKA

Tugas Ekologi Tumbuhan_ASOSIASI _ISTIQOMAH WAHYU_K4309045

Boer,

E.,

J.W.

Hildebrand,

D.S.

Alonzo

and

J.W.

Fundter.

1995.

Koordersiodendron Engl. In: Lemmens, R.H.M.J., I. Soeriangara, and W.C. Wong (eds.). PROSEA 5 (2). Timber Trees: Minor Commercial Timber. Bogor: Prosea Foundation. Begon, B.,J.L. Harper and C.R. Townsend. 1986. Ecology: Individual, Population, and communities. Sunderland, Massachusetts: Sinauer Associates, Inc. Publisher. Budiastuti. 2009. Foliar Triaconthanol Application and Plant Spacing on Mungbean. Jakarta: UI Press. Djufri. 2002. Penentuan Pola Distribusi, Asosiasi, dan Interaksi Spesies Tumbuhan Khususnya Padang Rumput di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Surakarta: FMIPA Biologi dalam jurnal : B I O D I V E R S I T A S ISSN: 1412-033X Volume 3, Nomor 1 Januari 2002 Halaman: 181-188 Ewusie. 1990. Pengantar Ekologi Tropika . Bandung: ITB. Hardjosuwarno, Sunarto. 1990. Dasar-Dasar Ekologi Tumbuuhan. Yogyakarta: Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada. Kartawinata. 1986. Pengantar Ekologi. Bandung: Remadja karya CV. Kastono. 2005. Ilmu Gulma. Yogyakarta: Jurusan Budidaya Pertanian. UGM. Michael. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. Jakarta: UI Press. Mueller-Dombois, D. and H. Ellenberg. 1974. Aims and Methods of Vegetation Ecology. New York. London. Sydney. Toronto: John Wiley & Sons. Naughton. 1998. Ekologi Umum. edisi kedua. Yogyakarta: UGM Press. Odum. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: UGM Press. http://alitadisanjaya.blogspot.com/2010/12/komunitas-ekologi-tumbuhan.html

Tugas Ekologi Tumbuhan_ASOSIASI _ISTIQOMAH WAHYU_K4309045

10

You might also like