You are on page 1of 16

Asuhan Keperawatan pada Pasien Gangguan mata yaitu Retinoblastoma 2.

1 Pengertian Retinoblastoma adalah tumor retina yang terdiri atas sel neuroblastik yang tidak berdiferensiasi dan merupakan tumor ganas retina pad anak. 40 % penderita retinoblastoma merupakan penyakit herediten. Retinoblastoma merupakan tumor yang bersifat autosomal dominan dan merupakan tumor embrional. Sebagian besar penderita dengan retinoblastoma aktif ditemukan pada usia 3 tahun, sedang bila terdapat binokuler biasanya terdapat pada usia lebih muda atau 10 bulan. Retinoblastoma dapat ditemukan dalam bentuk yang regresi terutama pada anak-anak. Pada saat terakhir ini terlihat kenaikan jumlah anak menderita retinoblastoma di Indonesia. Kenaikan insiden tumor ini mungkin sekali akibat sudah meningkatnya penerangan akan tumor pada anak, sehingga prang tua penderita lebih cepat memeriksakan mata anaknya. http://hidayat2.wordpress.com/2010/10/23/askep-pada-pasien-dgn-retinoblastoma/ Retinoblastoma adalah suatu neoplasma yang berasal dari neuroretina (sel kerucut sel batang) atau sel glia yang bersifat ganas. Merupakan tumor ganas intraokuler yang ditemukan pada anakanak, terutama pada usia dibawah lima tahun. Tumor berasal dari jaringan retina embrional. Dapat terjadi unilateral (70%) dan bilateral (30%). Sebagian besar kasus bilateral bersifat herediter yang diwariskan melalui kromosom. Massa tumor diretina dapat tumbuh kedalam vitreus (endofitik) dan tumbuh menembus keluar (eksofitik). Pada beberapa kasus terjadi penyembuhan secara spontan. Sering terjadi perubahan degeneratif, diikuti nekrosis dan kalsifikasi. Pasien yang selamat memiliki kemungkinan 50% menurunkan anak dengan retinoblastoma. Pewarisan ke saudara sebesar 4-7%. http://azhyanha.blogspot.com/2010/03/asuhan-keperawatan-pada-klien.html 2.2 Etiologi Retinoblastoma terjadi karena kehilangan kedua kromosom dari satu alel dominan protektif yang berada dalam pita kromosom 13g14. Bisa karena mutasi atau diturunkan. Mutasi terjadi akibat perubahan pada rangkaian basa DNA. Peristiwa ini dapat timbul karena kesalahan replikasi, gerakan, atau perbaikan sel. Mutasi dalam sebuah sel benih akan ditransmisikan kepada turunan sel tersebut. Sejumlah faktor, termasuk virus, zat kimia, sinar ultraviolet, dan radiasi pengion, akan meningkatkan laju mutasi. Mutasi kerapkali mengenai sel somatic dan kemudian diteruskan kepada generasi sel berikutnya dalam suatu generasi. http://hidayat2.wordpress.com/2010/10/23/askep-pada-pasien-dgn-retinoblastoma/ Terjadi karena kehilangan kedua kromosom dari satu pasang alel dominant protektif yang berada dalam pita kromosom 13q14. Bisa karena mutasi atau diturunkan. Penyebabnya adalah tidak terdapatnya gen penekan tumor, yang sifatnya cenderung diturunkan. Kanker bisa menyerang salah satu mata yang bersifat somatic maupun kedua mata yang merupakan kelainan yang diturunkan secara autosom dominant. Kanker bisa menyebar ke kantung mata dan ke otak (melalu saraf penglihatan/nervus optikus). http://azhyanha.blogspot.com/2010/03/asuhan-keperawatan-pada-klien.html 2.3 Anatomi Fisiologi Indera penglihatan yang terletak pada mata (organ visus) terdiri dari organ okuli assesoria (alat bantu mata) dan oculus (bola mata). Saraf indera penglihatan, saraf optikus urat saraf cranial kedua), timbul dari sel sel ganglion dalam retina, bergabung untuk saraf optikus ALIS Dua potong kulit tebal yang melengkung ditumbuhi oleh bulu yang berfungsi sebagai pelindung

mata dari sinar matahari yang sangat terik dan sebagi alat kecantikan KELOPAK MATA Terdiri dari dua bagian kelopak mata atas dan kelopak mata bawah, fungsinya adalah pelindung mata sewaktu waktu kalau ada gangguan pada mata ( mnutup dan membuka mata) ORGAN OKULI ASSESORIA Organ okuli assesoria (alat pembantu mata) terdapat disekitar bola mata yang sangat erat hubunganya terdiri dari: Kaum orbita merupakan rongga mata yang bentuknya seperti kerucut dengan puncaknya megarah kedepan dan kedalam Dinding rongga mata dibentu oleh tulang: - Os frontalis - Os zigomatikum - Os slenodial - Os etmoidal - Os palatum - Os lakrimal Supersilium (alis mata) merupakan batas orbita dan potong kulit tebal yang melengkung, ditumbuhi oleh bulu pendek yang berfungsi sebagai kosmetik atau alat kecantikan Palpebra (kelopakmata) merupakan duaah buah lipatan atas dan bawah yang terletak dibulbus okuli, kelopak atas lebih besar dari kelopak mata bawah. Fungsinya yaitu sebagai pelindung bola mata tergadap gangguan pada bola mata Apparatus lakrimalis (air mata) Air mata dihasilkan oleh oleh kelenjar lakrimalis superior dan inferior melalui duktus eksrotorius lakrimalis masuk kedalamsakus konjungtiva, melalui bagian depan bulu mata terus kedepan sudut tengah bola mata kedalam kanalis lakrimalis terus ke meatus nasalis inferior Muskulus okuli (otot mata), 6 buah otot diantaranya: muskulus levator palpebralis, muskulus orbikularis okuli, muskulus rektus okuli inferior dan medial, muskulus obliques okuli dan superior Konjungtiva permukaan dalam kelopak mata disebut konjungtiva palpebra merupakan lapisan mukosa bagian yang membelok dan kemudianmelekat pada bulu mata disebut konujngtiva bulbi, pada konjuntiva ini banyak sekali kelenjar kelenjar limfe pada pembuluh darah. (Syaifudin; 2006) Anatomi Fisiologi Mata Definisi mata Mata merupakan alat indra yang terdapat pada manusia. Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak Struktur dan fungsi mata Di sini akan di bahas struktur dan fungsi mata. mata kita terdiri dari bermacam-macam struktur sekaligus dengan fungsinya. struktur dari mata itu sendiri atau bisa di sebut dengan anatomi mata meliputi Sklera, Konjungtiva, Kornea, pupil, iris, lensa, retina, saraf optikus, Humor aqueus, serta Humor vitreus yang masing-masingnya memiliki fungsi atau kerjanya sendiri. aku bahas satu-satu aja kali yah mengenai struktur dan fungsi mata, dimana masing-masing dari struktur mata mempunyai Fisiologi mata itu sendiri. Berikut Struktur mata beserta fisiologisnya: Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif kuat.

Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sklera. Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya. Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris. Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil. Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus; berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina. Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata; berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak. Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke otak. Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris. Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen posterior mata). Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Iris mengatur jumlah cahaya yang masuk dengan cara membuka dan menutup, seperti halnya celah pada lensa kamera. Jika lingkungan di sekitar gelap, maka cahaya yang masuk akan lebih banyak; jika lingkungan di sekitar terang, maka cahaya yang masuk menjadi lebih sedikit. Ukuran pupil dikontrol oleh otot sfingter pupil, yang membuka dan menutup iris. Lensa terdapat di belakang iris. Dengan merubah bentuknya, lensa memfokuskan cahaya ke retina. Jika mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot silier akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat. Jika mata memfokuskan pada objek yang jauh, maka otot silier akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah. Sejalan dengan pertambahan usia, lensa menjadi kurang lentur, kemampuannya untuk menebal menjadi berkurang sehingga kemampuannya untuk memfokuskan objek yang dekat juga berkurang. Keadaan ini disebut presbiopia. Retina mengandung saraf-saraf cahaya dan pembuluh darah. Bagian retina yang paling sensitif adalah makula, yang memiliki ratusan ujung saraf. Banyaknya ujung saraf ini menyebabkan gambaran visuil yang tajam. Retina mengubah gambaran tersebut menjadi gelombang listrik yang oleh saraf optikus dibawa ke otak. Saraf optikus menghubungkan retina dengan cara membelah jalurnya. Sebagian serat saraf menyilang ke sisi yang berlawanan pada kiasma optikus (suatu daerah yang berada tepat di bawah otak bagian depan). Kemudian sebelum sampai ke otak bagian belakang, berkas saraf tersebut akan bergabung kembali. Bola mata terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing terisi oleh cairan: 1. Segmen anterior : mulai dari kornea sampai lensa, berisi humor aqueus yang merupakan sumber energi bagi struktur mata di dalamnya. Segmen anterior sendiri terbagi menjadi 2 bagian (bilik anterior : mulai dari kornea sampai iris, dan bilik posterior : mulai dari iris sampai lensa). Dalam keadaan normal, humor aqueus dihasilkan di bilik posterior, lalu melewati pupil masuk ke bilik anterior kemudian keluar dari bola mata melalui saluran yang terletak ujung iris. 2. Segmen posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina, berisi humor vitreus yang membantu menjaga bentuk bola mata. Otot Mata, Saraf Mata, dan Pembuluh Darah

Mata mempunyai otot, saraf serta pembuluh darah. Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya, yaitu : Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada tulang orbita. Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan, sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang. Struktur Pelindung Mata Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan bahanbahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga cahaya masih bisa masuk. adapun struktur pelindung mata, meliputi: Orbita Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf, pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata. Kelopak Mata Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya yang sangat terang. Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya. Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga membungkus permukaan mata. Bulu mata Bulu Mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang). Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah penguapan air mata. Kelenjar lakrimalis Kelenjar Lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air mata yang encer. Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikelpartikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi. FISIOLOGI MATA Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran daripada serabutserabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan koroid. Bagian anterior berakhir pada ora serata, di bagian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat makula lutea (bintik kuning) kira-kira berdiameter 1 2 mm yang berperan penting untuk tajam penglihatan. Di tengah makula lutea terdapat bercak mengkilap yang merupakan reflek fovea. Kira-kira 3 mm ke arah nasal kutub belakang bola mata terdapat daerah bulat putih kemerah-merahan, disebut papil saraf optik, yang di tengahnya agak melekuk dinamakan eksvakasi foali. Arteri retina sentral bersama venanya masuk ke dalam bola mata di tengah papil saraf optik.

Retina meluas ke depan hampir mencapai badan siliaris. Struktur ini tersusun dalam 10 lapisan dan mengandung sel batang (rods) dan sel kerucut (cones), yang merupakan reseptor penglihatan, ditambah 4 jenis neuron: 1. Sel bipolar 2. Sel ganglion 3. Sel horizontal 4. Sel amakrin Karena lapisan saraf pada retina disatukan bersama-sama oleh sel-sel glia yang disebut sel muller. Tonjolan-tonjolan dari sel-sel ini membentuk membran pembatas dalam di permukaan dalam retina dan membran pembatas luar di lapisan reseptor. Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri atas lapisan: 1. Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut. 2. Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi. 3. Lapis nukleus, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang. Ketiga lapis di atas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid. 4. Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aseluler dan merupakan tempat sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal. 5. Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel muller lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral. 6. Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aseluler merupakan tempat sinaps sel tripolar, sel amakrin dengan sel ganglion. 7. Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua. 8. Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arah saraf optik. Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina. 9. Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca. Warna retina biasanya jingga dan kadang-kadang pucat pada anemia dan iskemia dan merah pada hyperemia. Untuk melihat fungsi retina maka dilakukan pemeriksaan subjektif retina seperti: tajam penglihatan, penglihatan warna, dan lapang pandangan. Pemeriksaan objektif adalah: - Elektroretino-gram (ERG) - Elektro-okulogram (EOG) - Visual Evoked Respons (VER) Fungsi Retina Fungsi retina pada dasarnya adalah menerima bayangan visual yang dikirim ke otak. Bagian sentral retina atau daerah makula mengandung lebih banyak fotoreseptor kerucut daripada bagian perifer retina. - Sel kerucut (cones) yang berjumlah 7 juta dan paling banyak di region fovea, berfungsi untuk sensasi yang nyata (penglihatan yang paling tajam) dan penglihatan warna. - Sel batang (rods) untuk sensasi yang sama-samar pada waktu malam atau cahaya remang. Sel ini mengandung pigmen visual ungu yang disebut rhodopsin.

FUNGSI MATA Sebagai indera penglihatan yangmenerima rangsangan berkas berkas cahaya pada retina dengan perantaraan serabut serabut nervus optikus, menghantarkan rangsangan ini kepusat

penglihatan pada otak untuk ditafsirkan. 2.4 Manifestasi Klinis a. Leukokoria merupakan keluhan dan gejala yang paling sering ditemukan. b. Tanda dini retinoblastoma adalah mata juling, mata merah atau terdapatnya warna iris yang tidak normal. c. Tumor dengan ukuran sedang akan memberikan gejala hipopion, di dalam bilik mata depan, uveitis, endoftalmitis, ataupun suatu panoftalmitis. d. Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah menyebar luas di dalam bola mata. e. Bila terjadi nekrosis tumor, akan terjadi gejala pandangan berat. f. Tajam penglihatan sangat menurun. g. Nyeri h. Pada tumor yang besar, maka mengisi seluruh rongga badan kaca sehingga badan kaca terlihat benjolan berwarna putih kekuning-kuningan dengan pembuluh darah di atasnya. http://hidayat2.wordpress.com/2010/10/23/askep-pada-pasien-dgn-retinoblastoma/ Gejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain dimata. Bila letak tumor dimakula, dapat terlihat gejala awal strabismus. Massa tumor yang semakin membesar akan memperlihatkan gejala leukokoria, tanda-tanda peradangan di vitreus (Vitreous seeding) yang menyerupai endoftalmitis. Bila sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata , akan menyebabkan glaucoma atau tanda-tanda peradangan berupa hipopion atau hifema. Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui nervus optikus ke otak, melalui sclera ke jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh ke sumsum tulang melalui pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat menonjol kebadan kaca. Di permukaan terdapat neovaskularisasi dan perdarahan. Warna iris tidak normal. Penyebaran secara limfogen, ke kelenjar limfe preaurikular dan submandibula dan, hematogen, ke sumsum tulang dan visera, terutama hati. http://azhyanha.blogspot.com/2010/03/asuhan-keperawatan-pada-klien.html 2.5 Patofisiologi Retinoblastoma merupakan tumor ganas utama intraokuler yang ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia di bawah 5 tahun. Tumor berasal dari jaringan retina embrional, dapat terjadi unilateral (70 %) dan bilateral (30 %). Sebagian besar kasus bilateral bersifat herediten yang diwariskan melalui kromosom. Massa tumor dapat tumbuh ke dalam vitreous (endofilik) dan tumbuh menembus keluar lapisan retina atau ke ruang sub retina (endofilik). Kadang-kadang tumor berkembang difus. Pertumbuhan endofilik lebih umum terjadi. Tumor endofilik timbul dari lapisan inti dalam lapisan serabut saraf dan lapisan ganglion retina. Tipe eksofilik timbul dari lapisan inti luar dan dapat terlihat seperti ablasio retina yang solid. Perluasan retina okuler ke dalam tumor vitreous dapat terjadi pada tipe endofilik dan dapat timbul sebaran metastase lewat spatium subretina atau melalui tumor vitreous. Selain itu tumor dapat meluas lewat infiltrasi pada lamina cribrosa langsung ke nervus optikus dengan perluasan ke lapisan koroid dapat ditemukan infiltrasi vena-vena pada daerah tersebut disertai metastasis hematogen ke tulang dan sumsung tulang. Tumor mata ini, terbagi atas IV stadium, masing-masing: Stadium I: menunjukkan tumor masih terbatas pada retina (stadium tenang) Stadium II: tumor terbatas pada bola mata. Stadium III: terdapat perluasan ekstra okuler regional, baik yang melampaui ujung nervus optikus yang dipotong saat enuklasi. Stadium IV: ditemukan metastase jauh ke dalam otak.

Pada beberapa kasus terjadi penyembuhan secara spontan, sering terjadi perubahan degeneratif, diikuti nekrosis dan klasifikasi. Pasien yang selamat memiliki kemungkinan 50 % menurunkan anak dengan Retinoblastoma. http://hidayat2.wordpress.com/2010/10/23/askep-pada-pasien-dgn-retinoblastoma/ Jika letak tumor di macula, dapat terlihat gejala awal strabismus. Massa tumor yang semakin membesar akan memperlihatkan gejala leukokoria, tanda-tanda peradangan vitreus yang menyerupai endoftalmitis. Jika sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata, akan menyebabkan glaucoma atau tanda peradangan berupa hipopion atau hifema. Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui; nervus optikus ke otak, sclera ke jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh kesumsum tulang melalui pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat menonjol ke badan kaca. Dipermukaan terdapat neovaskularisasi dan perdarahan. Warna iris tidak normal. Penyebaran secara limfogen, ke kelenjar limfe preaurikuler dan submandibula serta secara hematogen ke sumsum tulang dan visera , terutama hati. Klasifikasi a. Golongan I Tumor soliter/multiple kurang dari 4 diameter papil, Terdapat pada atau dibelakang ekuator, Prognosis sangat baik b. Golongan II satu atau beberapa tumor berukuran 4-10 diameter papil, Prognosis baik 3. Golongan III Tumor ada didepan ekuator atau tumor soliter berukuran >10 diameter papi, Prognosis meragukan 4. Golongan IV Tumor multiple sampai ora serat, Prognisis tidak baik 5. Golongan V Setengah retina terkena benih di badan kaca, Prognosis buruk, Terdapat tiga stadium dalam retinoblastoma : Stadium tenang Pupil lebar, dipupil tampak refleks kuning yang disebut automatic cats eye. Stadium glaukoma Oleh karena tumor menjadi besar, menyebabkan tekanan intraokular meninggi. Stadium ekstraokuler Tumor menjadi lebih besar, bola mata memebesar menyebabakan eksoftalmus kemudian dapat pecah kedepan sampai keluar dari rongga orbita disertai nekrose diatasnya http://hidayat2.wordpress.com/2010/10/23/askep-pada-pasien-dgn-retinoblastoma/ 2.6 Pemeriksaan Diagnostik a. Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakukan terutama untuk pasien dengan metastase ke luar misalnya dengan gejala proptosis bola mata. b. Elektroretino-gram (ERG), berguna untuk menilai kerusakan luas pada retina. c. Elektro-okulogram (EOG) d. Visual Evoked Respons (VER), berguna untuk mengetahui adanya perbedaan rangsangan yang sampai ke korteks sehingga dapat diketahui adanya gangguan rangsangan/penglihatan pada seseorang. http://hidayat2.wordpress.com/2010/10/23/askep-pada-pasien-dgn-retinoblastoma/

Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakukan terutama untuk pasien dengan metastasis ke luar, misalnya dengan gejala proptosis bola mata. http://azhyanha.blogspot.com/2010/03/asuhankeperawatan-pada-klien.html 2.7 Penatalaksanaan Medis Semua tujuan terapi adalah merusak tumor dan mempertahankan penglihatan yang memungkinkan tanpa membahayakan hidup. Terapi primer retinoblastoma unilateral biasanya enuklasi, kendatipun pada kasus-kasus tertentu, alternatif seperti krioterapi, fotokoagulan atau radiasi dapat dipertimbangkan. a. Bila tumor masih terbatas intraokuler, pengobatan dini mempunyai prognosis yang baik, tergantung dari letak, besar dan tebal. b. Pada tumor yang masih intraokuler dapat dilakukan krioterapi, fotokoagulasi laser, atau kombinasi sitostatik dan fotokoagulasi laser untuk mempertahankan visus. c. Pada tumor intraokuler yang sudah mencapai seluruh vitreous dan visus nol, dilakukan enuklasi. d. Bila tumor telah keluar bulbus okuli, tapi masih terbatas di rongga orbita, dilakukan kombinasi eksenterasi, radioterapi, dan kemoterapi. Pasien harus terus dievaluasi seumur hidup karena 20 90 % pasien retinoblastoma bilateral akan menderita tumor ganas primer, terutama osteosarkoma. http://hidayat2.wordpress.com/2010/10/23/askep-pada-pasien-dgn-retinoblastoma/ Jika satu mata yang terserang, pengobatan bergantung pada kalsifikasi tumor: a. Golongan I dan II dengan pengobatan local (radiasi, cryotherapy, fotokoagulasi laser). Kadang-kadang digabung dengan kemoterapi b. Jika tumor besar (golongan IV dan V) mata harus dienukleasi segera. Mata tidak terkena dilakukan radiasi sinar X dan kemoterapi. pada tumor intraokuler yang sudah mencapai seluruh vitreus dan visus nol, dilakukan enukleasi. Jika tumor telah keluar kebulbus okuli tetapi masih terbatas di rongga orbita, dilakukan kombinasi eksenterasi, radioterapi dan kemoterapi. Klien harus terus dievaluasi seumur hidup karena 20-90% klien retinoblastoma bilateral akan menderita tumor ganas primer, terutama osteosarkoma. http://hidayat2.wordpress.com/2010/10/23/askep-pada-pasien-dgnretinoblastoma/ 2.8 Asuhan Keperawatan Teoritis 1. Pengkajian a. Sejak kapan sakit mata dirasakan Penting untuk mengetahui perkembangan penyakitnya, dan sejauhmana perhatian klien dan keluarganya terhadap masalah yang dialami. Retinoblastoma mempunyai prognosis baik bila ditemukan dini b. Riwayat trauma sebelum atau sesudah ada keluhan Trauma dapat memberikan kerusakan pada seluruh lapis kelopak ataupun bola mata. Trauma sebelumnya dapat juga memberikan kelainan pada mata tersebut sebelum meminta pertolongan. c. Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama sebelumnya Retinoblastoma bersifat herediter yang diwariskan melalui kromosom, protein yang selamat memiliki kemungkinan 50 % menurunkan anak dengan retinoblastoma. d. Apakah pasien merasakan adanya perubahan dalam matanya. Retinoblastoma dapat menyebabkan bola mata menjadi besar. e. Apakah ada keluhan lain yang menyertai

Keluhan sakit kepala merupakan keluhan paling sering diberikan oleh penderita. Adanya keluhan pada organ lain juga bisa diakibatkan oleh tumor yang bermetastase. f. Penyakit mata sebelumnya Kadang-kadang dengan mengetahui riwayat penyakit mata sebelumnya akan dapat menerangkan tambahan gejala-gejala penyakit yang dikeluhkan penderita. g. Penyakit lain yang sedang diderita Bila sedang menderita penyakit lain dengan keadaan yang buruk, dapat pula memperburuk keadaan klien h. Usia penderita Dikenal beberapa jenis penyakit yang terjadi pada usia tertentu. Retinoblastoma umumnya ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia di bawah 5 tahun. i. Riwayat Psikologi Reaksi pasien dana keluarganya terhadap gangguan penglihatan yang dialami pasien: cemas, takut, gelisah, sering menangis, sering bertanya, Mekanisme koping j. Pemeriksaan Fisik Umum Diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya keadaan umum yang dapat merupakan penyebab penyakit mata yang sedang diderita. k. Pemeriksaan Khusus Mata - Pemeriksaan tajam penglihatan Pada retinoblastoma, tumor dapat menyebar luas di dalam bola mata sehingga dapat merusak semua organ di mata yang menyebabkan tajam penglihatan sangat menurun. - Pemeriksaan gerakan bola mata Pembesaran tumor dalam rongga mata akan menekan saraf dan bahkan dapat merusak saraf tersebut dan apabila mengenai saraf III, IV, dan VI maka akan menyebabkan mata juling. - Pemeriksaan susunan mata luar dan lakrimal Pemeriksaan dimulai dari kelopak mata, sistem lakrimal, konjungtiva, kornea, bilik mata depan, iris, lensa dan pupil. Pada retinoblastoma didapatkan: Leukokoria yaitu reflek pupil yang berwarna putih. Hipopion yaitu terdapatnya nanah di bilik mata depan. Hifema yaitu terdapatnya darah di bilik mata depan Uveitis - Pemeriksaan Pupil Leukokoria (refleks pupil yang berwarna putih) merupakan keluhan dan gejala yang paling sering ditemukan pada penderita dengan retinoblastoma. - Pemeriksaan funduskopi Menggunakan oftalmoskopi untuk pemeriksaan media, papil saraf optik, dan retina. Refleksi tak ada (atau gelap) akibat perdarahan yang banyak dalam badan kaca. - Pemeriksaan tekanan bola mata Pertumbuhan tumor ke dalam bola mata menyebabkan tekanan bola mata meningkat. 2. Pengelompokan Data a. Data Subjektif - Mengeluh nyeri pada mata - Sulit melihat dengan jelas - Mengeluh sakit kepala - Merasa takut b. Data Objektif

- Mata juling (strabismus) - Mata merah - Bola mata besar - Aktivitas kurang - Tekanan bola mata meningkat - Gelisah - Refleks pupil berwarna putih (leukokoria) - Tajam penglihatan menurun - Sering menangis - Keluarga sering bertanya - Ekspresi meringis - Tak akurat mengikuti instruksi - Keluarga nampak murung - Keluarga nampak gelisah - Pertanyaan/pernyataan keluarga salah konsepsi

Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan proses penyakitnya (kompresi/dekstruksi jaringan saraf, inflamasi), ditandai dengan; Keluhan nyeri, Aktivitas kurang (distraksi/perilaku berhati-hati), Gelisah (respons autonomik), Sering menangis, Keluhan sakit kepala, Ekspresi meringis 2. Gangguan persepsi sensorik penglihatan sehubungan dengan gangguan penerimaan sensori dari organ penerima, ditandai dengan: Menurunnya ketajaman penglihatan, Mata juling (strabismus), Mata merah, Bola mata membesar, Tekanan bola mata meningkat, Refleks pupil berwarna putih (leukokoria) 3. Gangguan rasa aman cemas, sehubungan dengan: Perubahan status kesehatan, Adanya nyeri, Kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan: Ditandai dengan: Merasa takut, Gelisah, Sering menangis, Sering bertanya 4. Resiko tinggi cedera, sehubungan dengan keterbatasan lapang pandang yang ditandai dengan: Menurunnya ketajaman penglihatan, Mata juling (strabismus), Tekanan bola mata meningkat, Refleks pupil berwarna putih (leukokoria) 5. Kurangnya pengetahuan keluarga sehubungan dengan kurangnya informasi mengenai penyakit anaknya yang ditandai dengan: Tak akurat mengikuti instruksi, Keluarga nampak murung, Keluarga nampak gelisah, Pertanyaan/pernyataan keluarga salah konsepsi

Rencana Intervensi 1. Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan proses penyakitnya (kompresi/dekstruksi jaringan saraf, inflamasi), ditandai dengan; Keluhan nyeri, Aktivitas kurang (distraksi/perilaku berhati-hati), Gelisah (respons autonomik), Sering menangis, Keluhan sakit kepala, Ekspresi meringis Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan nyeri berkurang atau hilang Kriteria evaluasi: - tingkat nyeri berkurang - mampu mengontrol nyeri - menyatakan nyeri hilang - mampu melakukan tekhnik non farmakolgi Rencana Intervensi Rasional Mandiri: 1. kaji tipe/skala nyeri 2. ajarkan tekhnik non farmakologi 3. berikan posisi yang nyaman kolaborasi 4. pemberiaan analgesik 1. berguna dalam mengetahui tingkat nyeri 2. meningkatkan relaksasi dalam menghilangkan nyeri 3. Posisi yang nyaman dapat menghindarkan penekanan pada area luka/nyeri 4. Obat-obatan analgetik akan memblok reseptor nyeri sehingga nyeri tidat dapat dipersepsikan 2. Gangguan rasa aman cemas, sehubungan dengan: Perubahan status kesehatan, Adanya nyeri, Kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan: Ditandai dengan: Merasa takut, Gelisah, Sering menangis, Sering bertanya Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan Klien akan menunjukkan kecemasan berkurang/hilang Kriteria evaluasi: - Ansietas berkurang - monitor intensitas kecemasan - mencari informasi untuk menurunkan kecemasan - memanifestasi perilaku akibat kecemasan tidak ada Rencana Intervensi Rasional 1. Sediakan informasi yang sesungguhnya meliputi diagnosis, treatment dan prognosis 2. tenangkan pasien 3. kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkta kecemasan 4. instruksikan pasien untuk melakukan tekhnik relaksa 1. memberikan informasi pada klien tentang tindakan

2. mengurangi ketegangan pasien 3. mengetahui tingkt kecemasan yang membantu dalam menentukan intervensi 4. Mengurangi cemas 3. Resiko tinggi cedera, sehubungan dengan keterbatasan lapang pandang yang ditandai dengan: Menurunnya ketajaman penglihatan, Mata juling (strabismus), Tekanan bola mata meningkat, Refleks pupil berwarna putih (leukokoria) Tujuan: pola hidup untuk menurunkan factor resiko dan untuk melindungi diri dari cidera Kriteria evaluasi: - menyatakan pemahaman factor yang terlibat dalam kemunginan cidera - menunjukan perubahan perilaku - mengubah lingkunagn sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan Rencana Intervensi Rasional 1. atur posisi pasien senyaman mungkin 2. batasi aktivitas 3. Anjurkan tekhnik manajemen stres 4. pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi 5. kolaborasi dalam pemberian analgesik 1. menurunkan tekanan pada mata yang sakit dan meminimalkan risiko perdarahan 2. menurkan stres pada area yang terluka 3. digunakan untuk melindungi cidera 4. kecelakaan dan menurunkan gerakan mata 5. digunakan untuk ketidaknyaman ringan, meningkatkan istirahat / mencegah gelisah

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Setelah menganalisa dengan Kasus Retino Blastoma, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Retino blastoma yaitu suatu tumor retina yang terdiri dari sel neuroblastik yang tidak berdiferensiasi yang terutama menyerang pada anak anak dan merupakan tumor ganas pada retina 2. Retino blastoma juga dapat diartikan suatu neuruplsma yang berasal darai neuroplasma 3. Penyebab dari retino blastoma yaitu karena kehilangan kedua kromosom. Bisa karena mutasi atau diturunkan. Mutasi terjadi akibat perubahan pada rangkaian basa DNA. Sejumlah faktor, termasuk virus, zat kimia, sinar ultraviolet, dan radiasi pengion, akan meningkatkan laju mutasi 4. Penatalaksanaan medis yang dilakukan yaitu Pada tumor yang masih intraokuler dapat dilakukan krioterapi, fotokoagulasi laser,Pada tumor intraokuler yang sudah mencapai seluruh vitreous dan visus nol, dilakukan enuklasi, dilakukan kombinasi eksenterasi, radioterapi, dan kemoterapi. , Pasien harus terus dievaluasi seumur hidup karena 20 90 % pasien retinoblastoma bilateral akan menderita tumor ganas primer 3.2 Saran Setelah menganalisa Retino Blastoma, maka penulis menyarankan disamping perlunya kualitas

dan mutu pelayanan serta sarana dan prasarana dalam memberikan Asuhan Keperawatan diharapkan juga mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu yang telah didapat dan dipelajari pada saat pelaksanaan praktek dilapangan. Etiologi Retinoblastoma terjadi secara familiar atau sporadik. Namun dapat juga diklasifikasikan menjadi dua subkelompok yag berbeda, yaitu bilateral atau unilateral dan diturunkan atau tidak diturunkan. Kasus yang tidak diturunkan selalu unilateral, sedangkan 90 % kasus yang diturunkan adalah bilateral, dan unilateral sebanyak 10%. Gen retinoblastoma (RBI) diisolasi dari kromosom 13q14, yang berperan sebagai pengatur pertumbuhan sel pada sel normal. Penyebabnya adalah tidak terdapatnya gen penekan tumor, yang sifatnya cenderung diturunkan. Kanker bisa menyerang salah satu mata yang bersifat somatic maupun kedua mata yang merupakan kelainan yang diturunkan secara autosom dominant. Kanker bisa menyebar ke kantung mata dan ke otak (melalu saraf penglihatan/nervus optikus). Anamnesa: 1. Identitas pasien a. Nama : T b. Usia : 3 Tahun c. Jenis Kelamin : Laki-laki 2. Keluhan Utama : Keluhan utama yang di rasakan pasien adanya penurunan fungsi penglihatan 3. Riwayat Penyakit Sekarang : Satu tahun yang lalu pasien mengalami retino blastoma di mata sebelah kanan. Kemudian dilakukan tindakan operasi pengangkatan mata. Saat ini di mata kiri pasien terdapat retino blastoma. Terdapat bintik putih pada mata tepatnya pada retina, terjadi penonjolan,dan terdapat stabismus. 4. Riwayat penyakit keluarga Dari keterangan keluarga di temukan data bahwa nenek dari pasien pernah menderita kanker servix. 5. Riwayat penyakit masa lalu

Pemeriksaan Fisik

B1

: Breathing (Respiratory System)

Normal

B2

: Blood (Cardiovascular system) Normal

B3 menonjol B4 Normal

: Brain (Nervous system)nyeri kepala, visus 1/60, strabismus, bola mata : Bladder (Genitourinary system)

B5 Normal

: Bowel (Gastrointestinal System)

B6

: Bone (Bone-Muscle-Integument) : kelelahan, malaise, kelemahan, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas.

Gejala

Biopsikososial spiritual : Perasaan tidak percaya diri ,berbeda dengan teman sebayanya. : murung, ansietas, takut, marah, mudah tersinggung

Gejala Tanda

You might also like