You are on page 1of 6

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN MENINGITIS 1. Pengkajian a.

Biodata Nama Usia Jenis Kelamin Alamat Agama Penanggung Jawab Pekerjaan PJ b. Keluhan Utama c. Riwayat Kesehatan : Anak A : 18 bulan : Laki-laki ::::: Seizures/kejang (3-4 x/hari, dlm 30-60 detik) :

Riwayat Kesehatan Sekarang: Pasien terlihat sangat mengantuk dan hanya bangun jika mendapat rangsangan yang keras serta akan tidur kembali.

Riwayat Kesehatan Masa Lalu: Tanyakan Apakah pasien pernah mengalami ISPA, OMA, mastoiditis, anemia sel sabit, hemoglobinopatis lain, tindakan bedah saraf, riwayat trauma kepala, imunologis, TB paru -> meningitis tuberkulosa (pemakaian obat kortikosteroid, antibiotic)?

Riwayat Kesehatan Keluarga: Riwayat kehamilan & persalinan: Tanyakan Apakah pada saat hamil ibu mengalami infeksi maternal pada saat akhir kehamilan, dan ketuban pecah dini?

d. Pola kehidupan sehari-hari: Pola aktivitas/bermain terganggu Pola nutrisi : (mual, muntah, anoreksia) : terganggu karena kejang dan tingkat kesadaran yang

Pola eliminasi dan keseimbangan cairan : (berkurangnya output urine Dn turgor kulit jelek) Pola istirahat tidur : (terganggu, mengantuk dan kejang)

f. Pemeriksaan Fisik: Keadaan umum : Klien kelihatan sangat mengantuk dan hanya bangun jika mendapat rangsangan yang sangat keras kemudian akan tidur kembali. Inspeksi : ubun-ubun menonjol, kulit meningokesmia (petika & lesipura yang didahuluiruam, bengkak & nyeri pada sendi-sendi besar terutama lutut dan pergelangan kaki. Auskultasi : stridor

g. Tanda-tanda vital BB : (2n+8)= (2 x 1,5) + 8 = 11kg T : 38,3C (normal : 37,7C) HR : 68x/menit (normal: 80-150x/menit untuk istirahat, dan 70-120x/menit untuk istirahat tidur) RR : 40x/menit (normal 25x/menit)

h. Pengkajian Brain dan Sensorik Pengkajian Tingkat Kesadaran CSG (Glasgow Coma Scale) Terjaga Sadar Normal Dapat tidur lebih dari biasanya/ sedikit bingung saat pertama terjaga, tapi berorientasi sempurna ketika bangun Letargi Mengantuk tetapi dapat mengikuti perintah sederhana ketika dirangsang Stupor Sangat sulit untuk dibangunkan,tidak konsisten dalam mengikuti

perintah sederhana/berbicara satu kata/frase pendek Semikomatosa Gerak bertujuan ketika dirangsang tidak mengikuti perintah, atau berbicara koheren Koma Berespon dengan postur secara refleks ketika distimulasi/tidak berespon pada setiap stimulusa

Pengkajian Fungsi Serebral (status mental) : observasi penampilan, tingkah laku, nilai, gaya bicara, ekspresi wajah, aktivitas motorik

Pengkajian saraf kranial I-XII: pada meningitis yang telah mengganggu kesadaran tanda-tanda perubahan dari fungsi dan rekasi pupil

Pengkajian sistem motorik: (kekuatan otot menurun, kontrol keseimbangan koordinasi mengalami perubahan) Pengkajian refleks: (refleks patologis akan didapatkan pada klien meningitis dan kesadaran koma) Pengkajian sistem sensorik : (pada meningitis biasanya didapatkan sensasi nyeri, raba, suhu yang normal) Kaku kuduk (neck stiffness): tanda awal meningitis upaya untuk fleksi kepala sulit karena adanya spasme otot-otot leher, fleksi paksaan menyebabkan nyeri berat bila leher ditekuk secara pasif akan mendapatkan tahanan, sehingga dagu tidak dapat menempel pada dada Tanda kernig (+) : ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadaan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat diekstensikan sempurna Tanda brudzinski (+): jika leher klien difleksikan, terjadi fleksi lutut dan pinggul. Jika dilakukan fleksi pasif pada ektremitas bawah pada salah satu sisi. Gerakan yang sama terlihat pada sisi ekstremitas yang berlawanan

Pada anak (3 bulan-2 tahun): demam, nafsu makan menurun, muntah, rewel, mudah lelah, kejang, pereki (purpura pada kulit), tanda khas, di kepala atau fontanel menonjol

i. Pemeriksaan diagnostik

MRI dan CT scan melihat adanya edema serebral Lumbal fungsi dengan kultur CSS a. Peningkatan hitung sel mengindikasikan adanya organisme b. Protein dan glukosa, glukosa cairan otak 2/3 dari nilai serum glukosa pada meningitis kadar glukosa cairan otak meurun dilakukan dengan cara: Nonne Test Percobaan ini juga dikenal dengan nama test Nonne-Apelt atau test Ross-Jones, menggunakan larutan jenuh amoniumsulfat sebagai reagens (ammonium sulfat 80 gr : aquadest 100 ml : saring sebelum memakainya). Test seperti dilakukan di bawah ini terutama menguji kadar globulin dalam cairan otak. Caranya: Taruhlah 1 ml reagens Nonne dalam tabung kecil yang bergaris tengah kira-kira 7 mm. 2) Dengan berhati-hati dimasukkan sama banyak cairan otak ke dalam tabung itu, sehingga kedua macam cairan tinggi terpisah menyusun dua lapisan. 3) Tenangkan selama 3 menit, kemudian selidikilah perbatasan kedua cairan itu. Catatan: Seperti juga test Pandy, test Nonne ini sering dilakukan sebagai bedside test pada waktu mengambil cairan otak dengan lumbal pungsi. Dalam keadaan normal hasil test ini negative, artinya : tidak terjadi kekeruhan pada perbatasan. Semakin tinggi kadar globulin semakin tebal cincin keruh yang terjadi. Laporan hasil test ini sebagai negative atau positif saja. Test Nonne memakai lebih banyak bahan dari test Pandy, tetapi lebih bermakna dari test Pandy karena dalam keadaan normal test ini berhasil negative : sama sekali tidak ada kekeruhan pada batas cairan. Pandy Test 1) Reagen Pandy, yaitu larutan jenuh fenol dalam air (phenolum liquefactum 10 ml : aquadest 90 ml : simpan beberapa hari dalam lemari pengeram 37 oC dengan sering dikocok-kock) bereaksi dengan globulin dan dengan albumin. Caranya: 1) Sediakanlah 1 ml reagens Pandy dalam tabung serologi yang kecil bergaris tengah 7 mm. 2) Tambahkan 1 tetes cairan otak tanpa sedimen. 3) Segeralah baca hasil test itu dengan melihat derajat kekeruhan yang terjadi. Catatan :

Test Pandy ini mudah dapat dilakukan pada waktu melaukan punksi dan memang sering dijalankam demikian sebagai bedside test. Dalam keadaan normal tidak akan terjadi kekeruhan atau kekeruhan yang sangat ringan berupa kabut halus. Sedemikian tinggi kadar protein, semakin keruh hasil reaksi ini yang selalu harus segera dinilai setelah pencampuran LCS dengan reagen ini. Tidak ada kekeruhan atau kekeruhan yang sangat halus berupa kabut menandakan hasil reaksi yang negatif. Kultur darah->indikasi adanya organisme Hitung darah lengkap Osmolalitas urine meningkat dengan meningkatnya sekresi ADH Elektrolit serum, anak dehidrasi; Na meningkat dan K menurun None test, untuk menguji kadar globulin dalam cairan otak dengan menggunakan amonium sulfat 80gr, aquadest 100ml, (+) jika kadar globulin naik, semakin tebal cincin keruh Pandy test, sama seperti none test tapi menggunakan reagent larutan jenuh fenol 10ml dan aquadest 90 ml Pengelompokan Data Data Objektif : T HR RR : 38C : 68x/menit : 40x/menit irregular dan stridor HB : 11,2 gr%

WBC : 18.400/mm3 Protein 50gr Glukosa 40mg/dl Cloudiness Nontest (+) Pandy test (+)

Kaku kuduk (+) Tanda kernig (+) Tanda brudzinski (+) Kejang (3-4 kali/hari dalam 20-60 detik)

You might also like