You are on page 1of 17

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Trauma yang dapat menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah ulang radius dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung, misalnyajatuh bertumpuh pada tangan yang menyebabkan tulang klavikula atau radius distal patah. Untuk menjelaskan keadaan fraktur, hal-hal yang perlu dideskripsikan adalah komplit atau tidak komplit. Baik garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma, jumlah garis patah, bergeser atau tidak bergeser, trebuka tau tertutup serta komplikasi atau tanpa komplikasi. Fraktur komplit, bila garis fraktur melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang, sedangkan fraktur tidak komplit bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang, seperti hairline fraktur ( patah retak rambut , buckle fraktur atau torus praktur bila trejadi lipatan dari satu korteks dengan kompresi tulang spongiosa dibawahnya, biasanya pada distal radius anak-anak. Serta juga greenstick fraktur yang mengenai satu korteks dengan angulasikorteks lainnya yang terjadi pada tulang panjang anak. Bentuk garis fraktur dan hubungannya dengan mekanisme trauma yang meliputi garis patah melintang ( trauma angulasi atau langsung ), garis patah oblik ( trauma angulasi ), garis patah spiral ( trauma rotasi ), fraktur kompresi ( trauma aksial fleksi pada tulang spongiosa ) dan fraktur avulsi ( trauma tarikan/traksi otot pada insersinya ditulang, misalnya fraktur fatela. Jumlah garis patah meliputi fraktur kominutif bila garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan. Bila garis patah disebut pula fraktur bifokal. Fraktur multiple bila garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlainan tempatnya, misalnya fraktur femur, fraktur fruris dan fraktur tulang belakang. Deskripsi fraktur berikutnya adalah bergeser atau tidak. Fraktur undisplaced ( tidak bergeser ), garis patah komplit tetapi kedua fragment tidak bergeser, periosteumnya masih utuh, sedangkan fraktur displaced ( bergeser ) bila terjadi pergeseran fragmen-

fragmen fraktur yang juga disebut lokasi fragmen. Berikutnya adanya kompikasi atau tanpa komplikasi yang akan penulis bahas pada bagian berikutnya.

BAB II

A. PENGERTIAN Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atautulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. (Mansjoer,2000 : 42). Fraktur adalah putusnya hubungan normal suatu tualang atau tulang rawan yang disebabkan oleh kekerasan. (E. Oerswari, 1989 :144) Fraktur adalah pemisahan atau robekan pada kontinuitas pada kontinuitas tulang yang terjadi karena adanya tekanan yang berlebihan pada tulang dan tulang tidak mampu untuk menahannya.

B. ETIOLOGI Penyebab fraktur / patah tulang menurut (Long, 1996 : 367) adalah . a. Benturan dan cedera (jatuh pada kecelakaan) b. Fraktur patologik (kelemahan hilang akibat penyakit kanker, asteophorosis) c. Patah karena letih d. Patah karen tulang tidak dapat mengabsorbsi energi karena berjalan terlalu jauh

C. TANDA DAN GEJALA 1. Nyeri tekan : karena adanya kerusakan syaraf dan pembuluh darah. 2. Bengkak dikarenakan tidak lancarnya aliran darah ke jaringan. 3. Deformitas yaitu perubahan bentuk, pergerakan tulang jadi memendek karena kuatnya tarikan otot-otot ekstremitas yang menarik patahan tulang 4. Gerakan abnormal, desebabkan karena bagian gerakan menjadi tidak normal disebabkan tidak tetapnya tulang karena fraktur 5. Fungsiolaesa/paralysis karena rusaknya syaraf serta pembuluh darah 6. Memar karena perdarahan subkutan 7. Gangguan sensasi (mati rasa)dapat terjadi karena kerusakan syaraf atau tertekan oleh cedera, perdarahan atau fragmen tulang 8. Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang daritempatnya dan kerusakan struktur di daerah yang berdekatan. 9. Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah

D. KLASIFIKASI Fraktur di klasifikasikan sebagai berikut : 1. Faktur tertutup Merupakan fraktur tanpa komplikasi dengan kulit tetap utuhdisekitar fraktur tidak menonjol keluar dari kulit. 2. Fraktur terbuka Pada tipe ini, terdapat kerusakan kulit sekitar fraktur, lukatersebut menghubungkan bagian luar kulit. Pada fraktur terbukabiasanya potensial untuk terjadinya infeksi, luka terbuka ini dibagimenurut gradenya.

Grade I Grade II

: luka bersih, kurang dari 1 Cm : luka lebih luas disertai luka memar pada kulit dan otot.

Grade III : paling parah dengan perluasan kerusakan jaringan terjadi pula kerusakan pada pembuluh darah dan syaraf. 3. Fraktur komplit Pada fraktur ini garis fraktur menonjol atau melingkari tulang periosteum terganggu sepenuhnya. 4. Fraktur inkomplit Garis fraktur memanjang ditengah tulang, pada keadaan initulang tidak terganggu sepenuhnya. 5. Fraktur displaced Fragmen tulang terpisah dari garis fraktur. 6. Fraktur Comminuted Fraktur yang terjadai lebih dari satu garis fraktur, dan tulang hancur menjadi beberapa bagian (remuk). 7. Fraktur impacted atau fraktur compressi Tulang saling tindih satu dengan yang lainnya. 8. Fraktur patologis Fraktur yang terjadi karena gangguan pada tulang serta osteoporosis atau tumor. 9. Fraktur greenstick Pada fraktur ini sisi tulang fraktur dan sisi tulang lain bengkak.

E. KOMPLIKASI - Malunion : Fraktur sembuh dengan deformitas ( angulasi , perpendekan / rotasi ) - Delayed union : Fraktur dalam jangka waktu yang lebih dari normal. - Nonunion : Fraktur yang tidak menyambung yang juga disebut pseudoarthritis, nonunion yaitu terjadi karena penyambungan yang tidak tepat, tulang gagal bersambung kembali.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Foto Rontgen - Untuk mengetahui lokasi fraktur dan garis fraktur secara langsung - Mengetahui tempat dan type fraktur - Biasanya diambil sebelum dan sesudah dilalukan operasi selama proses penyembuhan secara periodic - Skor tulang tomography , skor C 1 , Mr 1 : dapat digunakan kerusakan jaringan lunak. 3. Artelogram dicurigai bila ada kerusakan vaskuler 4. Hitung darah lengkap HT mungkin meningkat ( hemokonsentrasi ) atau menurun ( perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multiple ) 5. Profil koagulasi perubahan dapat terjadi pada kehilanagn darah transfusi multiple atau cedera hati (Doenges, 1999 : 76 )

BAB III PATHWAY

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Y DENGAN FRAKTUR DI GEDUNG MARJAN ATAS RSU dr. SLAMET GARUT

A. PENGKAJIAN 1. Biodata Klein Nama Umur Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Suku bangsa Alamat Tanggal Masuk Tanggal pengkajian No.Cm

: Tn. Y : 29 Tahun : Laki-Laki : Islam : Wartawan : Sunda : : 27-10-2012 : 27-10-2012 : 085721451453

2. Biodata Penanggung jawab Nama : Ny. X Umur Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Suku bangsa Alamat Hubungan dengan Klein : 24 Tahun : Perempuan : Islam : Wartawan : Sunda : : Rekan Kerja

3. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama Klien mengeluh Nyeri pada tungkai yang terpasang traksi b. Riwayat Kesehatan Sekarang Nyeri dirasakan seperti disayat benda tajam. Nyeri bertambah bila secara tidak sengaja kaki tergerakan , dan juga nyeri akan bertambah jika sedang dilakukan perawatan luka, skala nyeri pada saat dilakukan pengkajian berada pada skala 4 dari rentang 0-5. Nyeri berkurang bila diistirahatkan. c. Riwayat Kesehatan Dahulu Menurut penuturan klien sebelumnya klien pernah mengalami kecalakaan motor d. Riwayat kesehatan keluarga Menurut penuturan keluarga klein tidak ada yang mengalami penyakit yang sama seperti yang dialami oleh klien dan diantara keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menular dan keturunan.

4. Pemeriksaan Fisik a. Penampilan Umum Kesadaran Penampilan b. Tanda-tanda vital Tekanan Pulse Respirasi Suhu : 130/80 mmhg : 96 x/mnt : 20 x/mnt : 36,50 C : Compos mentis : Klein tampak lemas dan lemah

c. Head to Toe Kepala Bentuk kepala simetris,ada ketombe,tidak ada kotoran pada kulit kepala,pertumbuhan rambut merata,tidak adanya lesi ,tidak ada nyeri tekan.

Kulit Warna kulit sawo matang, turgor kulit cepat kembali,tidak ada lesi, tidak ada peradangan, CRT 2 detik.

Pengelihatan/Mata Bola mata simetris, Pergerakan bola mata normal, refleks pupil terhadap cahaya normal, Kornea bening, konjungtiva merah muda, sclera kemerahan.

Penciuman/Hidung Bentuk simetris, fungsi penciuman baik, tidak ada peradangan, tidak ada polip

Pendengaran/Telinga Bentuk daun telinga simetris, letaknya simetris, peradangan, fungsi pendengaran baik, ada serumen, tidak ada cairan.

Mulut Bibir merah, lembab, Gigi bersih, gusi tidak berdarah, tonsil tidak terdapat peradangan, Lidah tidak kotor, Fungsi pengecapan baik, Mucosa mulut, tidak ada stomatitis.

Leher Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kelainan JVP/KGB

Dada Bentuk simetris,bentuk dan pergerakan dinding dada simetris, bunyi/irama pernapasan teratur, tidak ada cheynes stokes, tidak ada kussmaul, tidak stridor, bunyi nafas/jantung reguler ,tidak ada nyeri tekan pada daerah dada.

Abdomen Bentuk simetris, datar,tidak ada nyeri tekan,tidak ada peningkatan peristaltic usus ,tidak ada odem.

Genetalia Tidak ada radang pada genitalia eksterna, tidak ada lesi.

Ekstremitas atas/bawah Atas : tidak ada odem,varises ada/tidak,tidak ada nyeri tekan , tidak ada tanda-tanda infeksi. Bawah : tidak ada odem, terpasang traksi di tungkai kanan, terdapat nyeri, ada kelemahan tungkai.

5. Aktivitas Sehari-hari NO 1 a. Makan Jenis Nasi + lauk pauk + Nasi + lauk pauk + sayuran Frekwensi Porsi Cara b. Minum Jenis Frekwensi Cara Air putih 1 X /hari Dengan bantuan Air Putih/ Air teh 1800 cc /hari Tanpa bantuan 3 x /Hari Habis Porsi Dengan bantuan sayuran 3 x /Hari Habis/Porsi Tanpa bantuan Aktivitas sehari-hari Nutrisi Saat sakit Sebelum sakit

2 a. BAB

Pola eliminasi

Konsistensi Frekwensi Warna Bau b. BAK Frekwensi Warna Bau 3 Pola Istirahat a. Tidur Siang Lama Kwalitas b. tidur Malam Lama Kwalitas 4 Personal Hygene a. Mandi Frekwensi Cara b.Gosok gigi Frekwensi Cara

Padat 1 x /hari Kuning feces Khas feces

Padat 2hari 1x Kuning feces Khas feces

500 cc/hari Kuning jernih Khas urine

700 cc/hari Kuning jernih Khas urine

1-2 jam Tidak efektif

2 jam Nyenyak

1 jam / hari Tidak efektif

6-8 jam/hari Nyenyak

12.00 cc/hari Dengan bantuan

23oo x/hari Tanpa bantuan

1x/hari Dengan bantuan

2x/hari Tanpa bantuan

Ganti baju Frekwensi Cara 1x/2 hari Dengan bantuan 1x/hari Tanpa bantuan

6. Data PsikoSosial dan Spiritual a. Data psikologis Klein merasa cemas atas keadaannya sekarang,tetapi klein setelah mendapat pengarahan dan penjelasan serta motivasi untuk menerima sebuah kenyataan,klein menampakkan dapat menerima kondisinya.

b. Data social Hubungan klein dalam bersosialisasi bai,terbukti ketika diminta kerjasamanya dalam perawatan yang dilakukan perawat dapat berjalan dengan baik,serta hubungan klein dengan anggota keluarga yang lainya serta teman-temannya baik,terbukti dengan banyaknya pengunjung yang datang menjenguk klein. c. Data Spiritual Klein beragama Islam,terbukti klein sering mengucapkan kalimat istighfar dan takbir ketika merasakan sakit.

7. Data Penunjang a. Laboratoriun Haematologi No. 1 2 3 4 5 6 Jenis Haemoglobin Leucosyt LED Haematokrit Trombosit Protein Hasil 11,2 gr/dl 17.800/mm3 20/30 30,6 % 345.670/mm3 6,8g/dl Nilai Normal L= 13,5 18,0 gr/dl 4000-10.000mm3 <20 mm/jam 40-50 % 150-440/mm3 6.1 8.2g/dl

b.Theraphy - Cefriaxone 2x50 gr/ oral - vit C 1x1 - vit B complex 2x1 - diet TKTP

- Calc 1x1 tablet

B. ANALISA DATA NO 1 SYMPTOM Ds : Klein mengeluh nyeri pada tungkai kaki kanan Do : -Klien tampak meringis -Tampak terpasang traksi di tungkai kanan - TD : 130/80 R : 96x/menit Gangguan rasa nyaman nyeri ETIOLOGI Fraktur Close fraktur Bengkak dan tekanan meningkat PROBLEM Gangguan rasa nyaman nyeri

Ds: - Klien mengeluh sulit untuk tidur - klein mengeluh jika sudah tertidur sering terbangun Do: - pola tidur klien tidak efektif - klien terlihat lesu - klien tampak kusut

Fraktur Mengaktifkan saraf simpatis Meningkatkan kerja organ tubuh Mengaktifkan RAS Sulit tidur

Gangguan pola istirahat tidur

C. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubung dengan terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai dengan : Ds : Do : Klien tampak meringis Tampak terpasang traksi di tungkai kanan TD : 130/80 R : 96x/menit Klien mengeluh nyeri pada tungkai kaki kanan

2. :

Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan close fraktur yang ditandai dengan

Ds: Do: pola tidur klien tidak efektif klien terlihat lesu klien tampak kusut Klien mengeluh sulit untuk tidur klein mengeluh jika sudah tertidur sering terbangun

D. Intervensi Keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubung dengan terputusnya kontinuitas tulang. Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 3 hari, nyeri berkurang, dengan kriteria : Tidak merasakan nyeri saat kakinya digerakkan.

Klien tidak tampak meringis TTV membaik

a) Observasi tanda-tanda vital Rasional : Dapat mengetahui keadaan klien tiap saat. b) Evaluasi dan pantau derajat nyeri. Rasional : Pengawasan keefektifan intervensi tingkat ansietas dapat

mempengaruhi. c) Ajarkan klien tentang teknik distraksi : berbincang-bincang Rasional : diharapkan nyeri yang dirasakan dapat berkurang d) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic Rasional : Obat analgesic diharapkan dapat mengurangi nyeri

2. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan close fraktur Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 3 hari, pola istirahat klien dapat terpenuhi, dengan kriteria : Klien tampak segar Klien tidak mengeluh sulit tidur

a). ciptakan lingkungan yang nyaman Rasional : lingkungan yang nyaman dapat membuat klien lebih tenang b). atur posisi yang nyaman bagi klien Rasional : dengan mengatur posisi yang nyaman diharapkan kliehn dapat tidur dengan tenang.

DAFTAR FUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/Fraktur_tulang d.scribd.com/doc/86545197/makalah-askep-fraktur

You might also like