You are on page 1of 26

ASUHAN KEBIDANAN PADA Bayi V UMUR 3 HARI DENGAN BBLR DAN HIPOTERMI DI RSIA MUSLIMAT JOMBANG

Novita Anggraini
NIM : 08.080

Disusun Oleh :

PRODI D-III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG 2010

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin. Asuhan kebidanan ini disusun sebagai tugas praktek kebidanan di RSAB Muslimat Jombang. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada : 1. 2. 3. 4. Ibu Hj. Sabrina Dwi Prihartini, SKM selaku KaProdi DIII Kebidanan Ibu Titik Juaidah selaku pembimbing ruangan neonatus Ibu Suyati, SST selaku pembimbing akademik Dan kepada semua pihak yang telah mendukung terselesainya asuhan Saya menyadari bahwa dalam pembuatan ASKEB ini jauh dari Darul Ulum Jombang

kebidanan ini baik secara langsung maupun tidak langsung. kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan dalam menyusun asuhan kebidanan ini. Saya sangat berharap, semoga dengan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Jombang, Juni 2010

Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian prenatal di Indonesia merupakan kematian terbanyak nomor 2 setelah kematian meternal. Penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian dari bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan kurang baiknya penanganan bayi baru lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur bahkan kematian. Disamping itu perlu dilakukan ulah pembinaan kesehatan prenatal yang memadai penanggulangannya. Faktor-faktor yang menyebabkan kematian prenatal meliputi perdarahan, infeksi, kelahiran preterm/BBLR, asfiksia hipotermi misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir yang bisa berakibat terjadinya hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak, kurang baiknya pembersihan jalan nafas waktu lahir dapat menyebabkan masuknya cairan lambung ke dalam paru-paru sehingga menyebabkan kesulitan nafas/asfiksia, tak kala pentingnya adalah pencegahan terhadap infeksi yang dapat terjadi melalui tali pusat pada waktu pematangan tali pusat disebabkan kurang sterilnya alat untuk memotong tali pusat. Di tinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, mencatat merupakan periode yang paling kritis pencegahan asfiksia, mempertahankan suhu tubuh bayi terutama bayi berat badan rendah, pemberian air susu ibu, dalam usaha menurunkan angka kematian oleh diare, pencegahan infeksi, pemantauan kenaikan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan anak dan bayi. Neonatus pada minggu pertama sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu pada waktu hamil dan melahirkan, manajemen yang baik pada waktu masih dalam kandungan, selama persalinan, segera sesudah persalinan dilakukan pemantuanan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu menetapkan manajemen Varney dengan BBLR serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah BBLR. 2. Tujuan Khusus Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data BBLR bayi Ny T diruang Neonatus RSAB Muslimat Jombang.

potensial potensial -

Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa, Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah Mahasiswa mampu mengembangkan masalah Mahasiswa mampu mengembangkan rencana Mahasiswa dapat melaksanakan suatu tindakan

masalah dan kebutuhan segera

sesuai rencana dan mengevaluasi. C. Manfaat 1. 2. Manfaat Bagi Pembaca Manfaat Bagi Penulis Dapat digunakan sebagai sumber informasi dan tambahan ilmu pengetahuan. Dapat digunakan sebagai acuan tindakan yang diberikan pada asuhan bayi baru lahir. D. Metode Penulisan Teknik penulisan data yang digunakan pada asuhan bayi baru lahir disusun dengan menggunakan metode Hellen Varney dengan cara deskriptif yaitu dengan memaparkan permasalahan yang terjadi melalui pendekatan studi kasus. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Tanya jawab secara langsung mengenai masalah yang dialami keluarga ibu, bayi maupun tim kesehatan sehingga mendapatkan data tentang permasalahan atau berhubungan dengan bayi baru lahir. 2. lahir. 3. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan inspeksi, palpasi dan auskultasi. Observasi Pengamatan langsung terhadap perubahan yang terjadi pada bayi baru

BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI ASUHAN BAYI BARU LAHIR 1. Pengertian Bayi baru lahir neonatus normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. 2. Konsep Karakteristik Perinatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara-cara presumtif Perinatal adalah peride sejak kehamilan 28 minggu sampai 7 hari Neonatal adalah periode sejak bayi baru lahir sampai usia 28 hari. Bounding attachment adalah periode sejak bayi lahir sampai usia 28 dan kuratif untuk menyelematkan bayi baru lahir. setelah lahir

hari. Orang tua dan bayinya diruang persalinan sehingga ibu dan bapak menerima dan mengenali bayinya. 3. Adaptasi BBL intra uterin ke ekstra uterin Setelah lahir harus dipindahkan dari keadaan yang sangat bergantung menjadi mandiri fisiologis/ saat ini bayi tersebut harus mendapatkan oksigen melalui pernafasannya sendiri lewat sirkulasi baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit dan infeksi, dimana semua fungsi ini sebelumnya dilakukan plasenta. Periode adaptasi terhadap kehidupan keluar rahim disebut transisi, periode ini berlangsung 1 bulan atau setelah kelahiran untuk beberapa system tubuh bayi. Transisi yang paling tepat dan nyata terjadi adalah pada system pernafasan dan sirkulasi, dalam kemampuan mengatur suhu tubuh dan dalam mengambil cara menggunakan glukosa. 4. Beberapa komponan asuhan bayi baru lahir Pengertian infeksi Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan/kontaminasi mikro organism selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong persalinan / pemberi asuhan pasca bayi telah melakukan upaya pencegahan infeksi berikut : Cuci tangan dengan seksama sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi.

Pakai sarung tangan dan scott bersih pada saat menangani bayi Pastikan semua peralatan dan bahan-bahan yang digunakan

yang dimandikan. terutama klien, gunting, penghisap lender, De-lee dan benang tali pusat / UUC telah disinfeksi tingkat tinggi (DTT)/steril. Gunakan bola karet yang baru atau bersih jika akan menggunakan alat tersebut untuk penghisapan lender (gunakan bola karet untuk bayi, jangan dunakan bola karet yang sama untuk lebioh dari satu bayi) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan bagian yang Pastikan juga timbangan pita pengukur, thermometer, digunakan untuk bayi sudah dalam keadaan bersih. stetoskop, dan benda-benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih. Dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan. Bayi normal akan menangis dan spontan segera setelah lahir. Bila bayi tidak langsung menangis penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut : hangat. Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga letak bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus, sedikit tengadah ke belakang. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan dengan jari Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok tangan yang dibungkus kassa steril. kulit bayi dengan kain kering dan kasar, dengan rangsangan ini biasanya bayi akan menangis. Perawatan tali pusat Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik untuk mencegah terjadinya perdarahan, membungkus ujung potongan tali pusat adalah kerja tambahan: Alat pembungkus tali pusat atau klem harus selalu siap tersedia di ambulans, dikantor bersalin, ruang penerima bayi, dan ruang penerima bayi dan ruang penerima perawatan bayi. Gunting steril juga siap Letakkan bayi pada posisi terlentang ditempat yang keras dan Pembersihan jalan nafas

Pantau kemungkinan terjadinya perdarahan tali pusat Tali pusat diangkat dengan cepat tanpa dibungkus atau

dibubuhi apapun seperti betadine dan alcohol. Penilaian Setelah bayi lahir segra lakukan penilaian awal dengan menjawab 2 pertanyaan. 1. 2. Catatan : Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik/bernafas megapPersiapan kebutuhan resusitasi untuk setiap bayi dan siapkan megap maka segera lakukan tindakan resusitasi. untuk meminta bantuan khususnya bila ibu tersebut memiliki riwayat eklampsia, perdarahan, persalinan lama/partus, persalinan dini/infeksi. Sebagian besar bayi akan menangis/bernafas secara spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir. Pencegahan kehilangan panas Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara Gantilah handuk/kain yang basah dengan kain bersih dan kulit bayi dan kulit ibu. kering, bungkus bayi dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala bayi telah terlindungi dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh. Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak kaki bayi o Apakah telapak kaki bayi teraba dingin periksalah suhu aksilia bayi o Apabila suhu kurang dari 36,5 0C segera hangatkan bayi tersebut. Pemberian ASI dini Prinsip pemberian ASI adalah sedini mungkin dan eksklusif. BBL harus mendapatkan ASI/jam pertama pada persalinan (PP) anjuran ibu untuk memeluk banyak dan mencoba sesegera mungkin setelah tali pusat di klem dan dipotong keuntungan pemberian ASI : Memberikan ikatan emosional ibu dan bayi Memberikan kekebalan pasif yang segera kepada bayi melalui setiap 15 menit. Apakah bayi menangis dan bernafas tanpa kesulitan? Apakah bayi bergerak aktif atau lemas?

kolostrum

Merangsang kontraksi uterus

Pemberian salep mata Pemberian salep mata berfungsi untuk pencegahan infeksi

mata/biasa di sebut optamia neonatorum adalah infeksi gonorhoe konjungtiva yang serius dan neonates yang mungkin didapat ketika bayi melewati jalan lahir, dan akan menyebabkan kebutaan untuk mencegah infeksi tersebut digunakan salep antibiotic seperti tetrasiklin 1% entromisin 0,5% yang memiliki keuntungan lebih efektif terhadap clamydia trohomatis. Salep antikrotika tersebut harus diberikan dalam waktu 1 jam setelah persalinan upaya profilaksis infeksi mata ini tidak efektif. Jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran larutan yang biasa digunakan adalah larutan pokok/neosparin. Cara pemberian salep mata : Cuci tangan Jelaskan tujuan yang akan dilakukan orang tua bayi atau pihak Berikan salep mata pada satu garis lurus dari bagian mata yang Ujung tabung salep mata tidak boleh menyentuh mata bayi. Jangan menghapus salep mata dari mata bayi. Seluruh bayi baru lahir harus diberikan vitamin K, dengan tujuan untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K. solusi bayi baru lahir normal dan cukup bulan diberikan vitamin K per oral 1 mg/hari selama 3 hari, seringkali diberikan parenteral injeksi IM. Sedangkan untuk bayi resiko tinggi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5% mg IM. Dan untuk bayi premature diberikan untuk dengan dosis 2,5 mg selama 3 hari berturut-turut. Pemberian imunisasi hepatitis B Berfungsi untuk mencegah infeksi B terhadap bayi, terutama jalur penukaran ibu bayi, imunisasi ini diberikan pada usia 0 bulan. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik bayi baru lhair harus dilakukan secara lengkap beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pemeriksaan fisik BBL adalah : Gunakan tempat yang kering dan bersih untuk pemeriksaan Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan dan gunakan Lakukan inspeksi, palpasi dan auskultasi pada tiap-tiap daerah

keluarga yang menunggu bayi. paling dekat dengan hidung bayi menuju bagian luar mata.

Pemberian vitamin K

handscoon melalui kepala hingga kaki (head to toe)

Jika ditentukan factor dan masalah, carilah bantuan lebih lanjut Rekam dan catat haril pengamatan dari setiap tindakan yang

dilakukan untuk keperluan. Antropometri Alat ukurnya adalah timbangan, dilapisi dengan pengkajian dan kertas, bayi diletakkan diatasnya dengan telanjang, kehamilan BB 5% sampai dengan 10% mungkin disebabkan oleh penggunaan kalori. Kehilangan cairan tubuh dan mekonium setelah 2-5 hari, BB meningkat kembali dan kembali ke BB waktu lahir sekitar 2 minggu. Pengukuran lingkar kepala, lingkar dada dan panjang badan (dari tumit ke puncak kepala) untuk mengevaluasi maturitas fisik. Identifikasi bayi Segera setelah bayi lahir harus dipasang beberapa alat pengenal disertai identitas bayi untuk memudahkan identifikasi. Alat pengenal yang harus dipasangkan pada setiap bayi pasca persalinan sampai bayi dipulangkan. Cara mengidentifikasi bayi dengan cara alat yang digunakan hendaknya anti air dengan tepi yang halus, tidak mudah melukai kulit bayi, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.

BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) A. Konsep Dasar Berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2449 gram), berkaitan dengan pencegahan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan : Bayi berat lahir rendah (BBLR) 1500-2500 gram Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) < 1500 gram Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) < 1000 gram Bayi berat lahir rendah mungkin premature (kurang bulan), mungkin juga cukup bulan (dismatur). Berat penyakit yang berhubungan dengan prematuritas : Sindrom gangguan pernafasan idiopatik (penyakit membrane bialin) Premania aspirasi, karena reflex menelan dan batuk belum sempurna. Perdarahan spontan dalam ventrikel otak lateral, akibat anoreksia otak Hipotermia Sindrom aspirasi mekonium Hipoglikemia Hiperbilirubinemia Hiptermia Oleh karena itu bayi berat lahir rendah mempunyai resiko kematian tinggi, berat lahir rendah (BBLR) mungkin premature (kurang bulan), mungkin juga cukup bulan BBLR sangat rentan terhadap hipotermia dan infeksi. B. Penilaian Penilaian dilakukan dengan cara menimbang bayi baru lahir sesuai dengan beratnya, maka bayi akan digolongkan dalam BBLR atau BBLSR dan BBLER. C. Penanganan 1. Mempertahankan suhu dengan ketat BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. 2. Mencegah infeksi dengan cepat BBLR sangat rentan akan infeksi, perhatikan prinsip-prinsip pencagahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.

(erat kaitannya dengan gangguan pernafasan) Beberapa penyakit yang berhubungan dengan dismaturitas

3.

Pengawasan nutrisi/asi

Reflex menelan belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat. 4. Penimbangan ketat Perubahan berat badan mencerminkan gizi/nutrisi bayi dengan kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu, penimbangan berat badan harus dilakukan dengan rutin. Kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-150 ml/kg/hari atau 100-200 cal/kg/hari, pemberian dilakukan secara bertahap sesuai kemanapan bayi untuk sesegera mungkin mencukupi kebutuhan cairan/kalori. Kapasitas lambung BBLR sangat kecil sehingga minum harus sering diberikan tiap jam. Perhatikan apakah selama pemberian minum bayi cepat lelah menjadi biru/perut membesar / kembung.

HIPOTERMI A. Prinsip Dasar Suhu normal bayi baru lahir berkisar 36,5-37,50C (suhu aksilia). Gejala awal dari hipotermi apabila suhu kurang 36 0C / kedua kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermi sedang (suhu 32 36 0C). jika disebut hipotermi kuat bila suhu tubuh < 32 0C. untuk mengukur suhu hipotermi diperlukan thermometer ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat mengukur sampai 25 0C. Disamping sebagai suatu gejala hipotermi dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian. Hipotermia menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah, yang mengakibatkan terjadinya metabolic anerobik, meningkatkan kebutuhan oksigen, mengakibatkan hipoksemia dan berlanjut dengan kematian. B. Mekanisme Kehilangan Panas Pada Bayi Baur Lahir 1. Radiasi Kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda yang mempunyai temperatur lebih rendah dari temperature tubuh bayi. Bayi akan mengalamik kehilangan panas melalui cara ini meskipun benda yang lebih dingin tersebut tidak bersentuhan langsung dengan tubuh bayi. EX timbangan bayi dingin tanpa alat. 2. Konduksi Proses kehilangan panas tubuh bayi melalui kontak langsung, dengan benda yang mempunyai suhu yang lebih rendah. EX pakaian bayi yang basah tidak cepat diganti. 3. Konveksi Proses kehilangannya panas tubuh bayi melalui kontak langsung dengan udara yang dingin disekitarnya. EX bayi berada dalam suatu ruangan dingin/menggunakan kapas dingin, pendingin, ruangan/ruangan terbuka yang anginnya secara langsung bertiup mengenai tubuh bayi. 4. Evoporasi Proses hilangnya tubuh bayi berada dalam keadaan basah. EX bayi tidak segera dikeringkan setelah proses persalinan karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi dan setelah di mandikan.

C. Penilaian Hipotermi Bayi Baru Lahir 1. Gejala hipotermi bayi baru lahir o Bayi tidak mau minum / menetek o Bayi tampak lesu/mengantuk saja o Tubuh bayi teraba dingin o Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema) 2. Tanda-tanda hipotermia sedang (stress dingin) o Aktivitas berkurang o Tangan lemah o Kulit berwarna tidak rata (cutis marmuruta) o Kemampuan menghisap lemah o Kaki teraba dingin 3. Tanda-tanda hipotermia berat (cedera dingin) o Sama dengan hipotermia sedang o Pernafasan lambat o Bibir dan kuku kebiruan o Pernafasan tak teratur o Bagi jantung lambat o Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis metabolik 4. Tanda-tanda stadium lanjut hipotermia o Muka ujung kaki dan tangan berwarna merah terang o Bagian tubuh lainnya pucat o Kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada punggung kaki dan tangan (sklerenta) 5. Penanganan hipotermia bayi baru lahi o Bayi yang mengalami hipotermia biasanya mudah sekali meninggal tindakan yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan bayi didalam incubator atau melalui penyinaran lampu. o Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan oleh setiap orang adalah menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu. Bayi diletakkan tengkurap didada ibu. Bayi diletakkan tengkurap didada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga agar tetap hangat, tubuh ibu dan bayi harus berada didalam satu pakaian (merupakan

teknologi tepat guna baru) disebut sebagai metode kangguru. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar berkancing depan. Kriteria Kategori Penilaian Penanganan Puskesmas Bagan Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Berat lahir Bayi < 2500 gram Bayi berat lahir sangat rendah Bayi berat lahir rendah (BBLR) (BBLSR) Berat lahir < 1500 gram Bayi. Kepala Bayi ditutup topi Beri oksigen Tali pusat dalam keadaan bersih Tetesi ASI bila dapat bila tidak dapat dapat menelan Rumah sakit Sama dengan diatas Beri minum dengan sonde/tetesi ASI Bila tidak mungkin, infus destrose 10% + bicarbonas Beri ASI bila tidak menghisap, langsung tidak bisa tetesi dapat Berat lahir 1500-2500 gran

Keringkan secepatnya dengan handuk hangat Kain yang basah secepatnya diganti dengan yang kering Berikan lingkungan hangat dengan cara kontak kulit ke Beri lampu 60 watt, dengan jarak minimal 60 cm dari

dan hangat. Pertahankan tetap hangat kulit dan bungkus BBLSR dengan kain hangat

menelan,

menelan langsung dirujuk Rujuk ke rumah sakit

langsung dari puting. Bila menelan, langsung dirujuk

natricus 1,5% = 4:1 Hari I : 60 cc /kg/hari. Hari II: 70 cc/kg/hari Antibiotika hipotermia berat terangkan Bila tidak dapat menghisap puting susu/tidak dapat menelan langsung/sesak/biru/tanda-tanda kemungkinan akan meninggal. o Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut/kain hangat yang disterilkan terlebih dahulu, yang digunakan untuk menutup tubuh bayi dan ibu. Lakukan berulang kali sampai tubuh bayi hangat.

o Biasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemia, sehinngga bayi harus diberi ASI sedikit sesering mungkin. Bila bayi tidak menghisap diberi infuse glukosa 10% sebanyak 60-80 ml/kg perhari. Prinsip Dasar Metode Kangguru Adalah mengganti perawatan BBLR dalam incubator dengan metode kangguru. Ibu diidentifikasikan sebagai kangguru yang dapat mendekap bayinya secara seksama, dengan tujuan mempertahankan suhu byi secara optimal. (36,5 37,5 0C) suhu yang optimal ini diperoleh dengan adanya kontak langsung antara kulit bayi dengan kuliti bunya secara kontinyu. Ibu berfungsi sebagai host atau indung bagi bayinya. Posisi bayi dalam kantung kangguru adalah tegak.vertikal pada siang hari ketika ibu berdiri atau duduk dan tengkurap/miring pada malam hari ketika ibu berbaring/tidur. Bagan Penanganan Hipotermia Neonatorum Tanda-tanda Aktivitas berkurang (letargi), tangisan lemah, kemampuan menghisap lemah, bibir dan luka kebiruan, kaki bayi teraba dingin Kategori Hipotermi sedang Hipotermi berat 0 Penilaian Suhu akxilia 32 -36 C Suhu akxilia < 32 0C Penanganan Bidan atau - Keringkan bayi dengan handuk hangat pelaksana Memberikan lingkungan hangat dengan cara kontak kulit ke kulit (metode kangguru) dan bungkus bayi baru lahir dan hangat Kepala bayi ditutup topi Kain yang basah secepatnya diganti dengan yang Sering disusui Hipotermia berat : Rumah sakit Rujuk ke RS U Sama dengan diatas Beri lampu 60 watt dengan jarak 60 cm dari bayi Dalam incubator Penghangatan kembali dengan metode yang sesuai

kering dan hangat

dalam incubator pemasangan permahan 05-1 0C/jam Hipotermia berat Nifus dekstrose 10% BAB III ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI U UMUR 3 HARI DENGAN BBLR DAN HIPOTERMI DI RSIA MUSLIMAT JOMBANG No. Reg Ruangan Tgl Pengkajian Tgl MRS I. Pengumpulan Data A. Umur PB BB Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat B. Anamnesa 1. 2. Riwayat penyakit kehamilan Perdarahan : tidak ada : tidak ada tidak ada Pre-eklampsia Lain-lain Kebiasaan waktu hamil : Identitas Biodata Nama bayi : 3 hari : 48 cm : 2270 gram Nama ibu : 26 th : Islam : D3 :: Perum Griya Indah Nama ayah : 31 th : Islam : S1 : Swasta : Perum Griya Indah : Tn A : Ny T : By U : 05-20-65 : Neonatus : 21 Juni 2010 : 18 Juni 2010

Tgl/jam lahir : 18 Juni 2010 / 08.20

Jenis kelamin : Perempuan

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Penyakit kehamilan :

tidak ada

3.

Makan

: makan 3x/hari, terdiri nasi, lauk-pauk, dan sayuran mengatakan tidak pernah minum

Obat-obatan/jamu: ibu Merokok Lain-lain

jamu/mengkonsumsi obat-obatan : ibu mengatakan tidak pernah merokok : tidak pernah

Riwayat penyakit keluarga

Ibu mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti : kencing manis, menahun seperti : darah tinggi, dan menular seperti : batuk darah/TBC. 4. indikasi gemeli Ibu Bayi 5. Riwayat neonatal Keluhan utama Riwayat penyakit sekarang Ibu mengatakan berat bayinya rendah dan sulit minum ASI. Ibu mengatakan merasa kenceng-kenceng sejak jam : 19.00 wib tanggal 15 Juni 20010 kemudian langsung dibawa ke RSAB tanggal 16 Juni 2010 jam 07.00 wib dan ibu melahirkan di RSAB Musilmat diruang operasi dengan SC : BB : 2270 gram PB : 48 cm dengan hipotermi dan BBLR. (pernan) Nilai apgar score : 5-6 Keadaan bayi baru lahir Lahir : 2270 gram ASI/pasi : iya, Pasi SC : Ditolong oleh : Lama persalinan Ketubah pecah : tidak ada : tidak ada dokter : : 45 menit : Riwayat persalinan sekarang Jenis persalinan : SC dengan

Komplikasi persalinan

Berat badan lahir

Tanda Frekuensi Usaha bernafas Tonus otot Reflek Warna Frekuensi Usaha bernafas Tonus otot Reflek Warna

Nilai apgar score : 5-6


0 tidak ada tidak ada lumpuh tidak bereaksi biru / pucat tidak ada tidak ada lumpuh tidak bereaksi biru / pucat 1 < 100 lambat tidak teratur eksflexy tidak aktif gerakan tidak aktif tubuh kemerahan < 100 lambat tak teratur ekstremitas flexy sedikit gerakan sedikit tubuh kemerahan 2 > 100 menangis kuat gerakan aktif menangis kemerahan > 100 menangis kuat gerakan aktif menangis kemerahan Jumlah Nilai

Menit 1

Menit 5

6.
Penilaian Frekuensi nafas Retraksi Sianosis Air entry Merintih

Evaluasi respiratory distrest dengan skor down


0 < 60 x/menit Tidak ada retraksi Tidak sianosis Udara masuk bilateral baik Tidak merintih 1 60-80 x/menit Retraksi ringan Sianosis hilang dengan O2 Penurunan masuk ringan udara dengan 2 > 80 x/menit Retraksi berat Sianosis menetap walau diberi O2 Tidak ada udara masuk Dapat didengar tanpa alat bantu

Dapat didengar stetoskop

Keterangan < 4 tidak ada gangguan Skor 4-7 gawat nafas Skor > 7 anemia gagal nafas (pernafasan gas darah harus dilakukan)

7. -

Resusitasi Penghisapan lender Ambubag : iya : tidak incubator, tidak tidak Massage jantung Oksigen Therapy Keterangan : : :

Intubasi endutracheal :

ASI/PASI C. Pemeriksaan Fisik Kesadaran umum Suhu : 35,6 0C : 44 x/menit Pernafasan : lemah

Kepala

HR

121 x/menit : 48 cm 2100 gram :

Berat badan sekarang Panjang badan

Pemeriksaan fisik secara sistematis : bersih, rambut hitam, tidak terdapat caput succedenum, tidak terdapat molase, ubun-ubun tidak cekung.

Muka Mata Telinga Hidung Dada Abdomen Ekstremitas Atas Bawah

: simetris, kemerahan, tidak lembab : simetris, tidak ada perdarahan seklera, tidak terdapat secret yang berlebihan pada mata : simetris, tidak terdapat lanugo, daun telinga melebar : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada secret. : simetris, tidak terdapat retraksi dada, putting susu menonjol : tidak ada perdarahan tali pusat, perut tampak cembung : simetris, pada jari-jari tidak terdapat

polidaktili/sindaktili, amalia, akral hangat : simetris, tidak mengalami vesvaletus/rervarus, akral hangat Reflex morro Reflex rooting : baik : lemah Genetalia Anus : bersih, labio mayora sudah menutupi labio minora : tidak ada hemoroid, bersih, berlubang Reflek

Reflex walking : lemah Reflex tonik neck : lemah Reflex sucking : lemah Antropometri Lingkar kepala : SOB : 29 cm => normal : 32 cm FO : 31 cm => normal : 34 cm MO : 32 cm => normal : 35 cm

Lingkar dada

: 30 cm => normal : 32-34 cm

D. -

Lingkar dada atas : 8 cm Eliminasi Miksi Mekonium : kuning merah, jernih, frekuensi sering, frekuensi : 5x/hari : hijau kehitaman, lengket, frekuensi 3x/hari.

Pemeriksaan Penunjang hasil Hemoglobin Hematokrit Golongan darah Gula darah normal 18,08 54,25 O 67 L : 13.5 5-8. L : 40-54 P : 35Dl P : 11,5 16.09 /dl 47 % -

Pemeriksaan

II.

Interpretasi Data Dx Ds Do : bayi Ny T umur 3 hari BBLR dengan hipotermi ::Keadaan umum : lemah BB lahir : BB sekarang Suhu RR: HR: FO MO Kebutuhan : : 2270 gram : 35,6 0C 2100 gram

44 x/menit 121 x/menit : SOB : 29 cm : 31 cm : 32 cm 30 cm

Lingkar kepala

Lingkar dada: Observasi TTV

Lingkar lengan atas : 8 cm Mempertahankan suhu tubuh bayi/thermoregulasi Nutrisi edukasi/latihan ASI/pasi Pencegahan infeksi Kolaborasi dengan dokter spesialis anak

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial Dx potensial : By Ny T BBLR dengan hipotermi

Mx potensial IV.

:-

Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera Thermoregulasi Nutrisi Kolaborasi Konsultasi

V.

Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh Dx Tujuan : By Ny T umur 4 hari BBLR dengan hipotermi : setelah dilakukan asuhan kebidanan ini diharapkan kondisi bayi yang mengalami hipotermi dapat segera teratasi dalam keadaan normal dan memperoleh perawatan secara tepat dan benar Criteria :Interpretasi 1. 2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan Lakukan pendekatan terapeutik pada keluarga pasien dan jelaskan R/ Menghindari terjadinya infeksi keadaan pasien R/ Menciptakan hubungan yang dekat pada keluarga pasien agar lebih mudah berkomunikasi bila terjadi sesuatu pada pasien. 3. Lakukan observasi TTV tiap 2 jam sekali terjadi. 4. 5. Tetap menjaga kehangatan bayi Berikan nutrisi yang adekuat R/ Dapat dengan metode kangguru menjaga kehangatannya. R/ Mengetahui terjadinya komplikasi dini/kelainan-kalainan yang mungkin Tetap terjaga kehangatannya Suhu RR HR BB : 36,5 37,5 0C : 40-60 x/menit : 120-160 x/menit : 2500-3500 gram

Sudah mampu minum asi Reflex morro : baik Reflex rotting : baik Reflex sucking : baik Reflex menelan : baik

R/ Pemenuhan nutrisi dan peningkatan BB bayi dengan memberikan ASI eksklusif sesering mungkin.

6.

Kolaborasi dengan Dokter spesialis anak

R/ Mengetahui terapi yang dibutuhkan bayi dan melanjutkan terapinya. VI. Implementasi Hari/tgl Senin/jam 09.30 21-06-2010 09.45 1. Mencuci terhadap bayi 2. Melakukan pendekatan pada ibu, dengan cara member salam dan menyapa ibu dengan ramah 10.15 dan menjelaskan keadaan/kondisi bayi. 3. Melakukan observasi TTV 35,5 0C 10.45 Menghitung HR : 121 x/menit Menghitung RR : 44 x/menit BB sekarang : 2100 gram Membungkus bayi dengan kain yang Mengukur suhu tubuh bayi per axial : Kegiatan tangan sebelum TTD dan sesudah

melakukan tindakan untuk mencegah infeksi

4. Menjaga kehangatan bayi bersih dan kering ataupun dengan metode kangguru 11.15 11.30 Bayi dilakukan perawatan didalam Segera mengganti popok setelah bayi incubator BAK dan BAB 5. Memberikan nutrisi yang adekuat dengan latihan ASI dan bantuan PASI agar daya tahan tubuh meningkat dan BB meningkat 6. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemenuhan theraphy dan melanjutkan therapy yang didapatkan oleh bayi. VII. Evaluasi 1. Tanggal : 21-06-2010 jam : 12.00 wib S :O : Keadaan umum : cukup S : 36,5 0C

RR BB

: 46 x/menit : 2100 gram : baik

HR : 128 x/menit Laktasi : , NGT : , sesak (-) Reflex hisap Reflex menelan : baik A : By Ny T umur 3 hari BBLR P :2. Observasi TTV Mempertahankan suhu tubuh bayi Menimbang berat badan bayi Menjaga personal hygiene Memberi ASI eksklusif sesering mungkin Kolaborasi dengan dokter spesialis anak jam : 08.00 wib

Tanggal : 22-06-2010

S :O : Keadaan umum : baik S RR BB : 37 0C : 48 x/menit : 2200 gram : baik

HR : 128 x/menit Laktasi : , NGT : (-), sesak (-) Reflex hisap Reflex menelan : baik A : By Ny T umur 4 hari BBLR dengan keadaan umum baik P :Observasi TTV Mempertahankan suhu tubuh bayi Menjaga personal hygiene Memberi ASI eksklusif sesering mungkin Kolaborasi dengan dokter spesialis anak

Evalusi SOAP tidak dilanjutkan karena pasien pulang paksa.

DAFTAR PUSTAKA Prawirohadjo, Sarwono, 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Mansjoer, Arif, 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius Syaifuddin, 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Rustam, Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC

You might also like