You are on page 1of 107

Nasehat Syeikhul Akbar Muhyidin Ibnu Arabi Ra. Kepada Muridnya Syeikh Ismail ibn Sawdakin Ra.

: Suatu saat Guruku Ibnu Arabi Ra memanggilku (Ibnu Sawdakin) dan berkata kepada ku: Aku akan mempercayakan kepadamu dengan sepenuh hatiku sebuah wasiat yang sangat berharga yang kamu akan menjaganya,dan ia adalah bahwa hendaklah kamu tidak pernah sekalipun mengabaikan penghambaan ( ubudiyyah ) dan tidak pernah ada dalam jiwamu untuk merindukan akan apa pun selain-Nya. Keinginan terhadap sesuatu (dari dunia ini) hanya akan
1

muncul dalam hatimu karena disebabkan Sifat Qahhar yang muncul di dalam dirimu. Karena sifat menguasai muncul dalam dirimu, ia tidak dapat memaksa dirinya sendiri ke dalam eksistensi dengan sendirinya tapi mesti mempunyai tempat dimana efeknya dapat mewujud. Dan tempat itu adalah dunia ciptaan. Sifat Qahar menuntutmu untuk meninggalkan Kehadiran Tuhan menuju ciptaan. Sehingga kamu dipindahkan dari penghambaan, yang merupakan realitasmu dimana Allah menciptakanmu untuk menghamba kepada-Nya, dan Wajah Al-Haq pun dihijabkan darimu. Ambil sebagai contoh, Abu Yazid Bustami.Ra: meskipun fakta membuktikan bahwa ia telah diberikan izin dan dikatakan kepadanya:
2

Keluarlah engkau kepada Ciptaan-Ku dengan Sifat-Ku, namun ketika dia melangkah hanya satu langkah, seolaholah dia dihantam petir, dan dikatakan : bawa kembali kekasih-Ku kepada-Ku, karena dia tidak tahan berpisah denganKu walau sekejap Semua ini terjadi, meskipun ia diberikan perintah untuk keluar menuju ciptaan-Nya. Jadi bagaimanakah hukuman yang akan terjadi dari melangkah keluar dengan sifat menguasai? Ambillah firman-Nya, Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar menghamba kepada-Ku.(QS 51:56).Di sini dia telah memiliki sifat penghambaan yang merupakan penghinaan diri dan berada dalam ketergantungan (faqiir).
3

Sekarang jika setiap nafasmu tidak mencerminkan penghambaan ini, maka di dalam nafasmu kamu telah menjadikan sekutu dengan sesuatu yang lain dari tujuan penciptaanmu dan yang diperintahkan. Kamu akan kehilangan waktu untuk pencapaian, dan tak ada jalan bagimu untuk memperbaiki atau membenarkannya, baik di dunia ini atau di hari Akhir.Sebab dunia ini ada demi kepentingan amal yang abadi. (dunia ini tempat beramal). Kapan pun ada obsesi dengan dunia ini dalam cara yang tidak mengarahkan kepada kesempurnaan,maka hasilnya adalah kekurangan, menyesal dan terbelokkan dari menyaksikan Wajah Allah, cepat atau lambat. Orang yang berakal akan mencukupi bagiannya di sini , kemudian dia dapat mencapai apa yang diinginkannya dalam negeri asalnya.
4

Aku bertanya kepadanya, Wahai Guruku, jika seorang menjauh dari Wajah Allah dengan atribut keterpaksaan dan penentangan, dapatkah ia melihat Wajah dalam keterpaksaan dan penentangan ini.? Kemudian, Guruku, semoga Allah menolongnya, menjawab: Apakah di sana tidak mewujud dalam dirinya dari sifat terpaksa dan penentangan? Ia merupakaan sifat yang berkembang dalam dunia ciptaan, yang mengurangi penghambaan. Jika seorang hamba benar-benar menyadari dalam pandangan akan wajah Allah, maka kerendah hatian merupakan ciri dan sifatnya yang paling hakiki.. Jadi buktikanlah kebenarannya dan upayakanlah. Itulah jalanku dengan Allah SWT!.
5

Dia berkata kepadaku: Pernahkah kamu mendengar sebuah kiasan yang dibuat oleh Abu Yazid Bustami Ra, ketika dia berkata: Aku menetap dengan orangorang yang berjuang dengan dirinya sendiri, namun tidak kutemukan jalan dengan mereka; Aku menetap dengan orang-orang yang berpuasa dan berdoa, melalui maqam-maqam spiritual yang tak terhitung, namun aku tetap tidak melihat jalan dengan mereka. Sehingga aku bertanya: Wahai Rabb-ku, bagaimanakah jalan menuju-Mu? Dan Dia pun menjawab Tinggalkan dirimu dan datanglah! Sehingga Dia memendekkan jalan ini bagi Abu Yazid, dan ini merupakan amal yang paling ringkas. Ketika dia meninggalkan dirinya sendiri Al-Haq
6

berdiri di tempatnya, dan ini adalah jalan terdekat. Aku bertanya kepada Guru ku tentang makna sebenarnya dari petunjuk Allah yang datang kepadanya Tinggalkan dirimu dan datanglah! Aku bertanya: Apakah yang dimaksud bentuknya sebagaimana biasanya .? Guru ku menjawab: YA, Dia memanggilnya dari bentuk dirinya kepada citra Al-Haq, berdasarkan apa yang Allah ciptakan tentang Adam (Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dalam cita-Nya). Namun jiwa hanya dapat mengambil bentuk/citra tersebut setelah dia meninggalkan segala sesuatu selain Allah, segala puji bagiNya!
7

Jika tidak seperti ini maka maknanya akan menjadi: Tinggalkan esensi/zat dirimu dan datanglah!, namun kasusnya tidaklah seperti ini. Kemudian aku bertanya, Wahai guruku, bagaimana seseorang mengikuti jalan yang khusus? Dia semoga Allah SWT memuliakannyamenjawab, seseorang tidak boleh menghubungkan dirinya kepada apa pun bentuk ciptaan atau terobsesi dengan mereka, kecuali Allah menjadi pusat pandanganya dan referensinya. Kedamaian melalui kesempurnaan!

Masalah Khalwat. Tujuan dari khalwat adalah pengosongan dan persiapan tempat. Zikir mesti dilakukan hanya untuk pengabdian, sehingga manusia itu tidak melibatkan dirinya dalam hal apa pun selain pengabdian dan pelayanan. Jika zikir tertentu menerpa di dalam dirinya. Maka sang pencari mesti diam tanpa memaksanya dengan tindakannya sendiri. Bahkan, ia mesti mempertahankan dirinya dalam diam sehingga ia menjadi tempat Yang disebut bukan sebagai penyebut. Ketika sang tamu telah menyatakan dirinya, ia meninggalkan apa yang bersesuaian. Jika ruh memperkuatnya, maka hamba tersebut disifatkan sebagai seorang pezikir, dan itulah zikir yang dibatasi. Karenanya tempat menjadi terbatas dan
9

menyimpang dari persiapan total yang membawa ketidakterbatasan. Buktikanlah, dan Allah Maha Mengetahui. Aku bertanya kepada Guruku untuk menjelaskan tujuan dan maksud dari seseorang di dalam khalwat dan pengasingan diri dari masyarakat. Dia, semoga Allah meridhoinya menjawab: Tujuannya untuk menyiapkan tempat yang diperlukan oleh Rububiyah dan memotong segala ikatan kepada selainNya. Jika ini terjadi kepadanya, ia dapat meninggalkan khalwat, dan pembukaan dan khalwatnya menjadi sebagaimana yang dikatakan orang: Oh Engkau, yang menemaniku di malam hari di saat semuanya tertidur
10

Dan yang bercakap-cakap denganku di siang hari ketika aku bersama mereka. Khalwat dan uzlah adalah pada dasarnya mempersiapkan tempat dengan memotong berbagai jenis ikatan. Telah sepakat para Ahlullah bahwa seseorang yang memperoleh kedekatan atau keakraban dengan Allah SWT dalam khalwatnya sesuNgguhnya hanya menjadi akrab dengan khalwatnya, bukan dengan Allah. Dia lah Al-Haq yang Maha Sempurna.

11

Kepada muridnya yang bernama Abdullah Badr al- Habasyi Ra. KITAB INBAH Inilah kata-kata guruku Syaikh Muhyiddin Ibnu Arabi Ra, yang merupakan nasehat dan petunjuknya akan jalan Allah, hubungan dengan Allah dan rahasia-rahasia yang membawa kita kepada kebahagian abadi, kedekatan dan keakraban. Aku berharap memberikan suatu nasehat yang tulus, untuk menyelamatkan pengetahuan kaum muslim dan mengingatkan mereka tentang Allah, dimana perhatian mereka mulai berkurang. Aku mendengar guruku berkata:
12

Siapa yang menahan bibirnya, akan mengistirahatkan hatinya, siapa yang melepasnya akan melelahkan hatinya. Ketahuilah bahwa istirahatnya hati terletak pada mengendalikan inderawinya, sampai saat mereka melepasnya dalam apa yang berkesuaian dengan Hukum wahyu dan rahasianya. Ketika seorang lelaki membiarkan pandangannya liar kesana kemari, ia mungkin akan jatuh kepada sesuatu yang menyenangkan dan tidak dapat dipenuhinya: seperti wanita cantik atau lelaki yang tampan, rumah yang indah atau hal-hal yang serupa dengannya. Jika dia melepaskan kendali pada pendengarannya, ia mungkin mendengar suara yang dapat
13

memukau jiwanya, tanpa dapat mengingatnya, atau juga dia mendengar suara ang dilarang baginya.Jika dia membebaskan lidahnya, dia mungkin akan mengucapkan kata-kata yang menjerumuskannya ke dalam kesulitan. Sehingga dengan seluruh inderalah pelepasan itu yang mengarahkan mereka kepada hal-hal yang tak terjangkau dan tidak dapat dihindari akibatnya. Dalam kasus ini, hati pun menjadi lelah, jiwa pun menjadi terikat dan hidup pun bertambah kurang atau rusak.

Bibir hanya bertindak atas perintah hati. Tentang keadaan hati ini,Bagaimana hati akan berjuang menuju pengabdian
14

kepada Allah (segala puji bagiNya) jika ia terikat untuk mmemenuhi kebutuhan instan belaka? Ia hanya akan membuat bibir bergerak untuk mencapai hal-hal tersebut. Lihatlah bagaimana seseorang yang mendapatkan pertolongan Allah dan yang berjuang secara spiritual yang jatuh ke dalam keletihan dan ketidakenakkan di hatinya. Sumber dari semua ini adalah membebaskan bibirnya, atau beberapa indera lainnya, kepada hal yang tidak bermanfaat, tanpa perenungan dan pemikiran yang panjang. Dengan pasti, dia yang menahan bibirnya dan indera lainnya, atau melepasnya untuk hal-hal penting, tidak akan melelahkan hatinya.
15

Penahanan kedua, bersesuaian dengan hukum Wahyu, mencakup dalam pembolehan pandangan seseorang kepada keindahan wanita. Kesenangan ini memang bersesuaian dengan Hukum Wahyu, meskipun membawa hatinya terisi sesuatu selain Allah, dimana sesungguhnya hati adalah tempat jatuhnya pandangan Allah SWT. Jika seseorang selalu merendahkan matanya dan menundukkan kepalanya, ia tidak akan melihat apa pun yang ada di dalam hatinya dan ini berlaku sama untuk indera lainnya. Hati yang terikat dengan sesuatu selain Allah jatuh ke bawah level hati orang-orang yang merenungkanNya. Terikat dengan objek
16

perhatiannya, terpenjara dengan bentuk keindahannya tempat jatuh pandangan matanya. Pemilik hati seperti itu akan melelahkan dirinya sendiri dengan pandangan dari maqam spiritual yang ia punyai secara teorotis namun belum mampu mencapainya melalu mukasyafah dan pengalaman. Betapa jauhnya hati ini dari hati yang berada dalam perenungan! Inilah makna yang aku sebutkan: bersesuaian dengan rahasia dari Hukum wahyu. Apa yang diharapkan dari seseorang adalah ia akan meningkatkan keinginannya dari perenungan keindahan seorang wanita menuju perenungan akan Ar-Rahman.

17

Jiwa adalah kuda yang gelisah, diberi pelana, diberi tali kekang dan siap ditunggangi. Jika kau menungganginya dan mempercayakan tali kekangnya ke tangan kebenaran, kamu akan selamat. Tapi jika kau serahkan ia ke tangan nafsu, kamu akan rugi. Terserah padamu untuk memilih. Jika engkau serahkan tali kekang ke tangan kebenaran, letakkan sepatumu pada masing-masing pelana: yang satu adalah kaki kanan akan harapan dan yang lain adalah kaki kiri akan rasa takut. Jika suatu saat tali kekang akan tergelincir dari tangan kebenaran dan jiwamu akan menyimpang ke kiri atau ke kanan:hentakkan kakimu kepada arah yang berlawanan. Jika ia
18

merasa sesuatu yang meyentuhya menyakitinya, ia akan secara alami menjauh darinya, yang akan membawa kembali bergerak lurus sepanjang jalan. Jika ia berhenti, kebenaran akan menguasainya, mengambil tali kekangnya kembali dan melanjutkan perjalanan.

Kebenaran dapat mengikuti dua jalan: Satu jalan yang dapat mengetahui secara bebas dan apa yang bersesuaian, dan jalan yang lain melalui sesuatu yang ditunjukkan oleh yang lain. Terserah seseorang menempuh jalan yang mana dipilihnya. Jika dia berkomitmen kepada jalan syukur kepada Yang Maha Dermawan, yaitu jalan yang
19

membawanya kedekatan Kehadiran Ilahi melalui pembebanan kewajiban dimana kebenarannya hanya mengakui otoritas Syariat, kebenaran itu tidak dapat menyertainya selama ia tidak melihat cahaya akan Hukum wahyu yang bersinar di depannya dan menunjukinya. Jika kamu tidak melihat cahaya ini, tetaplah kekang tali kendalimu, tetaplah di tempatmu, dan kirimlah utusan yang membawa sumbu ijtihad dimana kamu akan menyalakan lampu dari Hukum Wahyu. Jika utusan itu membawa kembali sebuah penerangan, maka percayalah kepada tali kekangmu, ia akan membawamu kepada kesenangan.
20

Jika kamu mengikuti jalur pengetahuan Yang Maha Mencintai dan hakekat esensi dari Yang Maha Wujud, yang juga merupakan bukti akan asal Ilahi akan cahaya Hukum Wahyu, maka kamu tidak perlu cahaya ini. Adalah kewajiban akal untuk mencari jalur ini dan menemukan cahaya yang akan menuntunmu kepada maqam spiritual ini.Tetaplah kekang tali kendalimu, berhenti dan kirimlah utusan untuk mencari cahaya pembuktian ini dan pembuktian prasangka ini. Jika dia menemukannya dan menyelamatkannya, kamu akan mengetahuinya, berterima kasih kepadanya, karena cahaya itu berasal dari Hukum yang diambil
21

sebagai petunjuk yang dengan tulus akan mengijinkanmu memperoleh kebahagiaan abadi dan tingkatan-tingkatan spiritual. Jika kamu tidak mempunyai pengetahuan ini pada permulaannya, kamu akan tercebur ke dalam kegelapan kebodohan dan kamu akan tersandung dalam kegelapan malam tanpa tempat tinggal ataupun sumber air; kamu akan kehilangan dirimu dan menyebabkan kerugian kepada orang-orang yang tersesatkan olehmu karena telah mengikutimu.

Temukanlah dua jalan ini, ambilah petunjuk akan dua bentuk pengetahuan ini, dan kamu akan
22

menemukan jalan kebenaran, jika Allah meridoimu. Pembakaran disebabkan oleh api dan penderitaan oleh dosa.

Ada empat jenis khatar: Ilahi, psikis,Malaikati dan Syetani. Khatar Ilahi memberimu rahasia, ilmu dan maqam, Khatar psikis/jiwa mengajakmu untuk mencapai apa yang melibatkan bukan kejahatan atau kebaikan bagimu, karena sifat dasar dari jiwa adalah tertarik akan hal yang bermanfaat baginya dan menolak yang merugikannya. Khatar Syetani akan mendorongmu untuk melakukan kejahatan yang
23

menyebabkan kesedihan buatmu dalam rumah abadi di Hari Kemudian, sedangkan khatar Malaikati menyediakan bagimu apa-apa yang meyebabkan kebahagiaan dalam rumah abadi.

Seseorang tidak disebut yang menginginkan (murid) selama ia tidak diinginkan (murad), dan seseorang bukan yang diinginkan (murad) selama ia bukan yang menginginkan (murid). Ketika seorang arifin melawan arah jalan sesuatu hal atau benda, Realitas Esensial akan membuatnya hancur, jika dia setuju dengannya, adalah Al-Haq yang menghancurkannya. Sehingga ia akan hilang
24

selamanya selama ia tetap seorang arif. Namun karena seseorang harus memilih, dihancurkan oleh Al-Haq akan diselamatkan demi keabadian sedangkan untuk mencari keselamatan dalam Realitas Esensial akan menyebabkannya penghancuran abadi.

Jika seseorang tidak lagi memiliki sesuatu yang dapat dipahami dan dibayangkan oleh hatinya dan dia kembali kepada akal dan inderanya, tidak menemukan kesan dalam hatinya. Maka inilah tidurnya hati dalam hubungannya dengan hal apapun; dia harus menemukan kesan di hatinya; inilah esensi tafakur yang
25

diberikan kepadanya dari waktu maqamnya.

Kasyaf itu lebih halus dan lebih lengkap dari tafakur. Semua tafakur dengan mukasyafah lebih halus dan lengkap dari tafakur. Adalah mungkin memiliki mukasyafah tanpa tafakur, atau bertafakur tanpa mukasyafah.

Timbanglah jiwamu sebelum ditimbang di Hari Pembalasan.

Dia yang seorang murad( yang diinginkan), yang dijamin anugrah meskipun ia pantas untuk dihukum, diperingatkan akan makar tersembunyi yang akan melibatkan seseorang yang lain dari dirinya. Sehingga ia
26

melakukan pertobatan dan penyesalan atas kesalahan perilakunya dan bersyukur atas anugerah yang dilimpahkan kepadanya sebagai ganti hukuman.

Ketika sorang murid ingin mengetahui apakah ia bersama Rabbkemulian bagi-Nyaatau bersama tindakan yang diperintahkan-Nya, biar lah ia melihat ke dalam dirinya. Jika dia membedakan antara tindakantindakan yang telah diperintahkan dengan berkata: Yang ini lebih berat dari yang itu, yang ini lebih remeh dari yang itu, maka sesungguhnya ia bersama ciptaan, bukan bersama Allah. Jika jiwanya menerima segala perintah
27

secara setara tanpa membedakan satu sama lainnya, maka ia bersama Allah, bukan bersama ciptaan.

Jalan menuju Allah ada dua bagian: yang satu mendahului Kesatuan dan apa yang mengikutinya. Pada jalan yang mendahului Kesatuan (Tauhid), sang pemula mengikat dirinya dengan sifat: rendah hati, kefakiran, keterpaksaan dan halhal yang serupa dengannya. Jika jalan yang mengikuti Kesatuan diikuti oleh pewarisan, maka akan dipakaikan kepadanya sifat Ketuhanan/Rububiyah seperti: otoritas, pencegatan, kekuasaan, transendensi,
28

keagungan, petunjuk, yang mengajari, kelembutan dan belas kasihan, kekerasan dan mempersulit, kedaulatan. Jika dia bukan pewaris, ia akan mengikutinya melalui penerimaan, penyangkalan akan sifatnya, penyangkalan menjadi permanen dalam persekutuan akan Allah dalam permadani perenungan dan kesyahduan melalui fluktuasi akan tujuannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Jika kamu melihat seorang murid jatuh menuju pada kesenangan yang diijinkan oleh Hukum, menggunakan cara tak diinginkan untuk mencapai tujuannya dengan interpretasinya, rakus akan hal-hal
29

keseharian seperti makanan, minuman dll, secara konstan berbelok menuju perhiasan dunia, menjadi gelisah, tidak stabil, lebih menyenangi seorang Syeikh dari yang lainnya, menganggap yang satu lebih sempurna dari yang lainnya, menjadi puas dengan keadaan jiwanya, ketahuilah bahwa semuanya ini disebabkan oleh kelemahan jiwanya atas apa yang ia tidak pedulikan dan karenanya ia tidak akan mencapai apa pun.

Jika dia menganggap bahwa dia pantas untuk mendapatkan kekuatan khusus dari sebab, maka Setan sedang mengejeknya, ketahuilah jenis murid seperti ini tidak akan mencapai hal apapun.
30

Setiap sesuatu kegagalannya. Kegagalan ilmu mengamalkannya Kegagalan amal ikhlasnya niat

memilki adalah adalah tidak tidak adalah

Kegagalan ikhlas mengharap balasannya

Setiap orang yang dianugerahi sifat-sifat khusus akan menghadapi ujian-ujian yang akan menggagalkannya: Kegagalan ahli ibadah adalah merasa banyak jumlah ibadahnya dan riya
31

Kegagalan seorang murid adalah audisi spiritual/sama Kegagalan seorang pertapa adalah rindu ingin ditemani seseorang Kegagalan seorang sufi adalah kedermawanan dan pengorbanan dalam memberikan ilmu kepada muridnya. Kegagalan seorang arif adalah menimbang dirinya dengan Rabb nya Kegagalan seorang berilmu melalui Allah adalah tujuan spiritual dan menjadi penuntun.

32

Untuk memperbaiki semua ini adalah tawakkal dan memfanakan diri.

Pelepasan bukanlah menolak kepemilikan dan kemuliaan melainkan menolak menjadi terikat dengan selain Allah, sementara menyandarkan hukum kepada yang selain-Nya.

Dia yang mengklaim memiliki pengetahuan dan terpisah dari Allah dengan apapun adalah seorang pendusta.

Seorang ahli marifat melalui Allah mengembalikan segala sesuatu kepada Allah. Tak ada sesuatu pun yang terlepas dari Allah. Jika dia menuju, maka dia
33

akan menuju kepada Allah. Dalam segala maqam dan keadaan dia selalu bersama Allah; jika dia bicara maka sesuai dengan Allah perintahkan, jika dia duduk maka bersama Allah, jika dia datang maka dia datang dari Allah, jika dia pergi maka dia pergi kepada Allah, jika dia duduk dalam majelis maka dia duduk dalam majelisnya Allah, Dia melalui Allah, berdasarkan Allah, bersama Allah, dari Allah, menuju Allah, di dalam Allah, ia hanya melihat dan mengetahui Allah. Jika dia berkata: Allah! maka semuanya pun berkata dengannya: Allah!Jika dia diam maka semuanya akan diam dibawah kekuasaanya, dengan izin Allah.
34

Seorang murid yang tidak menunjukkan kesedihan dan kemiskinan adalah sedang mengembara di padang kebodohan dan tenggelam di lautan kebinasaan. Bagaimana dia tidak berduka cita sejak ia tidak dapat lagi mencapai Yang maha Pemurah, yang telah menghindarinya? Bagaimana ia tidak miskin sedang tidak ada waktu sesaat pun dimana ia tidak membutuhkan-Nya? Namun jika keadaannya (hal) menahannya, kesedihan dan kemiskinannya akan hilang, maka berhati-hati lah ia akan makar Ilahi. Dunia ini penuh ketidakpastian, Hari Kemudian merupakan bukti dan sasaran adalah Allah SWT.
35

Dia yang mencari-Nya melalui jalur ketidakpastian tidak akan mencapainya. Allah Taala berfirman: Bahkan, mereka di hari itu terhijab akan melihat Rabb mereka (QS83:15). Dia yang mencari-Nya melalui jalur bukti akan mencapai-Nya dan melihat-Nya. Dia berfirman : Wajah orang-orang di hari itu berseri-seri kepada Rabb nya mereka melihat (QS75:23).

Dia yang sabar adalah yang mengalami penderitaan tanpa mengeluh sambil mencari hiburan atau ketenangan. Dia yang ridho adalah dia yang ketika diuji dia tidak berpikir untuk mengeluh ataupun mencari sumber kegembiraan, dan ketika
36

disenangkan, tidak membedakan antara dua situasi tersebut, tidak seperti orang yang sabar.Dia yang sabar, sekalipun kesabarannya telah dibuktikan dan keadaannya diyakinkan, maka ia tidak boleh mengeluh kepada selainAllah SWT sebagaimana firman-Nya: dan tentu saja, Kami dapati ia ( Ayyub) sebagai orang yang sabar (QS38:44) dan Allah mengatakan tentang Ayyub:.. ketika ia (Ayyub) berdoa kepada Rabb nya, Rabbi sesungguhnya aku telah ditimpa kemalangan (QS21:83). Maka tidak ada mudarat dan dosa bagi seseorang yang berada maqam tertentu, yang telah dicapainya secara sempurna, untuk meminta dijauhkan kemalangan itu, jika dia
37

menginginkannya. Sehingga keadaanya menjadi hilang dan maqamnya pun diperoleh (sabar). Buktikanlah fakta ini, jika keadaanya kembali datang pada saat yang lain, dia tidak akan jatuh dalam maqam ini dan akan mengambil kesabaran atau maqam lainnya, karena sudah semestinya.

Kesabaran, meskipun caranya berbeda-beda, dia selalu berhubungan dengan ujian. Ujian tersebut bukanlah seperti sesuatu yang dibakar oleh api atau dicambuk dengan cemeti. Ia hanyalah rasa sakit yang dirasakan oleh jiwa dalam cara apa pun. Seperti kebahagiaan bukanlah seperti melihat wajah
38

yang cantik menunggang kuda yang bagus. Ia adalah kesenangan yang dirasa oleh jiwa dengan sebuah cara atau yang lain. Sehingga kesabaran tidaklah asli jika tanpa rasa sakit. Orang-orang yang sabar terbagi berbagai golongan:

Dia yang menderita dalam keadaan jauh dari Allah (Sabar anillah) karena menentang perintah dan larangan Allah SWT dan menderita karena ia menolak segala hal yang dapat membuatnya dekat kepada-Nya; atau dia yang menderita keterpisahan dari Allah, namun untuk dia yang sifatnya sama sebagaimana yang disifatkan
39

kepada Allah dengan nama-Nya As-Shabur: ini adalah maqam tertinggi dari kesabaran. Dia yang menderita bersama Allah ( Sabar Maallah) yang merenungkan sesorang yang menghukumnya pada saat yang bersamaan, sehingga perenungan itu bersamanya dalam hukuman. Dia yang menderita melalui Allah ( sabar billah) meminta Allah untuk memberikannya kesabaran ketika ujian datang. Dia yang menderita di dalam Allah (sabar fillah) adalah dia yang mengalami perlakuan keras di dalam Allah.Tanpa segera dia berkata: Aku beriman kepada Allah, maka Allah akan mengujinya.
40

Dia yang menderita untuk Allah (sabar lillah) mengalami ujian dalam harapan akan perjumpaan Allah.Ujiannya bukan seperti istilah ujian secara umum. Allah mungkin menguji hamba-Nya dengan nasib baik sebagaimana juga nasib sial. Statusnya akan berbeda sesuai dengan maqamnya. Kesabaran diperlukan oleh seseorang yang diuji dengan kemalangan, sedangkan Syukur diperlukan oleh orang yang diuji dengan nasib baik. Inilah cara yang terjadi secara eksternal maupun internal. Sehingga jika ada seseorang yang mengalami kesenangan dalam membakar dirinya sendiri, hanya rasa syukur yang diperlukannya karena ia merasa
41

senang dengan keadaannya. Dalam cara yang sama, jika orang merasa sakit, meskipun pada sisi luarnya dia sedang diberi karunia, hanya kesabaran lah yang diperlukannya pada saat ini. Itulah sesungguhnya realitas esensi dari sesuatu.

Api yang sebenarnya bukanlah api dalam pengertian umum melainkan api Iradah (keinginan). Ketika dia terpasang dalam hati, ia membuat segalanya yang bukan objek keinginannya menjadi hilang. Tidak seperti api biasa yang hanya menghabiskan tempat dimana ia membakar. Berpikir bahwa akhir jalan menuju Allah melibatkan lebih
42

banyak kebijaksanaan dari awal perjalanan, adalah bodoh tentang jalan ini.

Kesakitan disebabkan mengejar keinginan pribadi/nafsu. Dia yang tidak mempunyai keinginan pribadi tidak mempunyai rasa sakit. Orang-orang yang bertawakkal kepada Allah terbagi menjadi 5 jenis:

Seperti anak dengan ayahnya Seperti budak dengan majikannya Seperti pegawai dengan bosnya, dia mengambil gajih dan melayani dengan konsisten Firman Allah SWT:..infakkanlah di jalan Allah yang menjadikan
43

kamu sebagai penguasanya ( QS:57:7) Jenis yang lain lebih tinggi dari ketiga di atas, yaitu bersama Allah seperti jenazah di tangan malaikat pencabut nyawa. Jenis yang kelima yang tertinggi, tidak dapat disebutkan. Dia yang telah merasakannya, akan mengetahuinya. Allah SWT berfirman: Janganlah ambil yang lain selain Diri-Ku sebagai wakil (QS17:2). Penyangkalan diri, penerimaan (ridho), kepuasan (qanaah) dan kesabaran adalah empat realitas esensial. Dia yang tidak mempunyai hal ini dalam dirinya adalah bukan orang berjalan menuju Allah SWT. Realitas
44

esensial dari penyangkalan diri adalah mengembalikan pilihan kepada Allah, membuat pilihannya tenggelam. Penerimaan adalah menerima dengan patuh apa yang telah Dia pilihkan untukmu: nasib baik atau buruk, baik kamu suka atau tidak. Melakukan sesuatu dengan senang adalah kepuasan, salah satu maqam dari penerimaan. Esensi dari kesabaran adalah mencegah jiwa daripada mengeluh. Dia yang mengeluh, tidak lagi sabar, dan dia yang merengek, maka dia mengeluh. Orang yang dermawan (Jawad) bukanlah orang yang memberikan miliknya kepada orang miskin, tapi adalah orang yang
45

memberikan pengetahuan budaknya.

jiwanya dan

kepada menjadi

Jika seorang murid kembali kepada sebab sekunder setelah memisahkan dari mereka, ini disebabkan kelemahan jiwanya. Jika seorang ahli tafakkur tetap terpisah dari sebab sekunder dan tidak kembali kepadanya, ini juga disebabkan kelemahan jiwanya. Jika seorang ahli marifat yang diarahkan kepada berbagai macam keadaan/maqam membuat perbedaan antara waktu Allah memerintahkannya untuk menggunakan sebab sekunder dan waktu Dia memerintahkannya untuk menjauhinya, ini juga disebabkan kelemahan jiwanya.
46

Untuk menyelamatkan dari kelemahan ini, seseorang mesti tenggelam ke dalam lautan keabadian, memutus segala tumpuan harapan seolah-olah itu adalah waktu terakhirnya.

Seorang hamba adalah hamba akan khidmat/pelayanan, murid adalah hamba akan kemauan (himmah), ahli syukur hamba akan anugerah, ahli sabar hamba akan sakit, seorang ahli tafakkur hamba akan prasangka, ahli marifat hamba akan cahaya dan kegelapan, dan orang bijaksana hamba akan kebijaksanaan. Sedangkan hamba Allah, sangat langka, atau bahkan keberadaannya hampir tidak mungkin.
47

Orang alim adalah dia yang menerima dan memberi Kalimat Wahyu: seorang arif tidak menerima dan memberi: seorang murid melihat dan menunggu tapi tidak menerima dan memberi. Mereka yang seorang hamba didedikasikan untuk menuruti perintah dan larangan, tanpa jatuh; mereka tidak melihat dan menunggu; tidak juga menerima dan memberi. Dia yang mengaku telah kaya melalui Allah (ghina billah), dan menganggap dirinya lebih tinggi kepada hamba Allah lainnya karena ilmunya yang ia sebarkan kepada mereka atau hartanya yang ia berikan, hanyalah berprasangka
48

terhadap ilmu pengetahuan. Karena pada haqeqatnya, dia jauh dari jalan ini. Bagaimanakah seorang marifat melalui Allah dapat mengaku lebih superior dari ciptaan Allah lainnya karena kebaikan yang ia berikan kepada mereka, karena ada 5 kebenaran yang menyangkal nya akan superirotasnya:

Kebenaran pertama: Seorang Alim billah hanya bertindak atas perintah-Nya. Jika ia memberi bagian dari ilmu Allah atau hak milik Allah, ia semata-mata sebagai respon akan perintah Ilahi yang ia terima dalam sir nya. Jika ia menolak, maka ia membangkang. Jadi kebaikan
49

apa yang dilakukannya jika ia hanya karena diperintah Allah untuk memberinya? Jika dia menolak, ia membangkang dalam sudut pandang realitas esensinya. Dapatkah ia dibandingkan dengan Utusan Allah yang tidak pernah menyembunyikan wahyu? Kebenaran kedua: Pembagian abadi (al-qisma azaliyah) menyanggahnya: Bagaimana anda mengaku lebih superior dari ciptaan yang lain karena yang kamu beri sesungguhnya hanyalah pembagian kepemilikan yang telah diatur sejak zaman azali. Demi Allah! Aku bahkan akan mengatakan dia yang menerima pemberianmu
50

adalah lebih tinggi darimu karena dia telah menyelamatkanmu dari masalah akan memberi haknya. Bersyukurlah kepada Allah yang telah memberinya petunjuk kepadanya untuk mendatangimu untuk mengambil haknya yang ada padamu. Ketetapan ini sudah sejak azali. Maka kebaikan apa yang ada padamu dalam memberikan sesuatu kepada orang lain yang merupakan haknya? Kebenaran ketiga: Kita, adalah satu persaudaraan, yang merupakan anak-anak dari ayah yang sama ( AlHaq).Ketika seorang saudara memberikan saudaranya
51

sesuatu yang milik ayahnya, maka kebaikan apa yang dimilikinya jika barang tersebut milik ayahnya? Kebenaran keempat: Peribadahan/penghambaan (ubudiyyah). Kita adalah hamba-hamba Allah. Maka kebaikan apa dalam berbagi milik Tuan nya? Dia mungkin memberi atas perintah Tuan nya atau tidak. Dalam kasus pertama (atas perintah), maka kebaikan apa memberikan sesuatu barang milik Tuan nya dengan perintah Tuannya? Pada kasus kedua malah dia berhak mendapatkan hukuman karena menjadi seorang pencuri memberikan barang milik Tuan nya kepada orang
52

lain tanpa perintah. Karenannya tidak mungkin memberi tanpa perintah melakukannya, dari sudut pandang haqeqatnya. Tapi dari sudut pandang Hukum, dapat dilihat seseorang dapat memberi tanpa sebuah perintah. Kebenaran kelima: Kekhalifahan. Allah Taala berfirman: infaqkanlah dari apa yang Dia telah menjadikanmu menguasainya (khalifah) (QS 57:7). Kita adalah khalifah atas pengetahuan dan harta kita . Maka kepemilikan adalah milik Allah Al- Haq. Jadi kebaikan apa yang dimiliki seseorang yang memberikan
53

sesuatu bukan miliknya? Bukankah Allah lebih berhak atas pujian itu. Sesungguhnya kebaikannya hanya karena ia patuh.

Jadi bagaimana mungkin seseorang alim billah merasa lebih superior dari ciptaan Allah lainnya? Dia yang mengaku seperti itu tidak pernah mencium bau harum pengetahuan tentang Allah SWT. Itulah kejatuhannya orang-orang kaya melalui Allah dan kejatuhan orang miskin di dalam Allah. Itulah mengapa kami katakan bahwa kemiskinan di dalam Allah lebih aman dari kaya melalui Allah. Seseorang dapat membayangkan bahwa sesungguhnya kesombongan
54

kepada hamba-hamba Allah berjalan berdampingan dengan kaya melalui Allah. Atas alasan ini Rasulullah SAW bersabda: Aku adalah pemimpin anak-anak Adam, dan aku tidak bangga. Jika di dalam maqam ini kesombongan tidak dapat melibatkan kebanggaan, Rasul SAW tidak akan mengatakan hal ini: dan aku tidak bangga. Kemiskinan di dalam Allah tidaklah seperti ini! Dia tidak disertai kebanggaan dan kesombongan. Bagaimana seorang hamba dan miskin yang rendah dirinya dan memerlukan Allah Yang Tak Terjangkau? Namun dia yang telah menerima, bersamaan dengan anugerah akan kemiskinan di dalam Allah, itulah orang yang kaya melalui-Nya, tanpa
55

ketidakseimbangan telah mencapai derajat melampaui pernyataan.

Orang yang alim billah adalah tetap melalui ketetapan Ilahi karena mereka disifatkan dengan apa-apa yang bertentangan dengan sifat-sifatNya. Mereka yang lain dari alim billah adalah tetap karena Allah menyebabkannya eksis, karena mereka disifatkan dengan sifat-sifat Allah. Pahamilah!. Sungguh mengherankan!!!. Bagaimana seseorang yang mengetahui akan dirinya sebagai hamba Allah berkata: Betapa jauhnya jalan menuju Allah! Jika seorang penempuh jalan menuju Allah bergerak kepada maqam
56

penghambaan, maka jalannya akan pendek dan mudah baginya. Mereka akan mengetahui bahwa Allah lebih dekat dari urat lehernya dan mereka pun juga dekat dengan-Nya, hanya jika mereka menyadari bahwa mereka adalah hamba-Nya SWT. Pemaparan dari pengetahuan adalah berguna, dapat diakses dan menyenangkan bagi pendengar yang pintar, karena akalnya dapat menangkap pengetahuan ini secara bebas, melalui pemikiran refleksi. Namun tidak demikian halnya dengan pengetahuan akan rahasia, ketika dia diutarakan, ia berubah, maknanya menjadi samar, akal menolak area ia berada di luar lingkup persepsinya dan ia tidak dapat mencapainya. Inilah perbedaan antara pengetahuan
57

akan rahasia dan pengetahuan akan intelektual/akal. Untuk pengetahuan tentang maqam, berada di antara dua bentuk pengetahuan di atas. Para ahli pengalaman (ahlu tajarib) adalah mereka yang kepercayaannya paling kuat di dalam pengetahuan akan maqam. Pengetahuan ini seperti pengetahuan akan ekstase, indera batin,mabuk ketuhanan atau maqammaqam serupa, adalah lebih dekat kepada pengetahuan rahasia daripada pengetahuan akal. Sekarang ketahuilah, jika kamu menghargai pengetahuan akan rahasia ketika dia diutarakan dan dijelaskan, maka kamu memilki intuisi tertentu tentangnya dan kamu merasakan maqam-maqam tertentu,
58

tapi ini hanya pada kondisi hati diyakinkan tentang ini dan benarbenar yakin. Tidak ada jalan masuk buat pikiran kecuali pengetahuan ini diberikan dengan keadaan tak berdosa (mashum). Di mana di dalam kasus ini hati seorang yang berakal diyakinkan kembali. Namun kata-kata dari keadaan tidak sempurna/berdosa hanya dapat dihargai oleh ahli dzauq. Jika kamu duduk dekat dengan seseorang yang berbicara tentang rahasia sambil menimbang perkataannya sesuai pemahamanmu, sesunguhnya kamu bersama pemahamanmu dan bukan bersama hakekat pengetahuan yang dimilikinya tentang rahasia itu. Agar dapat memperoleh manfaat dari kata59

kata orang di jalan Allah, seseorang mesti masuk dalam kehadiran miskin dan membutuhkan, seolah-olah dia memasuki hadirat Allah, sebab mereka adalah Ahlullah. Mereka tidak membicarakan kecuali tentang Allah; mereka hanya memandang Allah, mereka tidak menerima kecuali dari Allah; siapa yang mendengar mereka, maka mendengar dari Allah, yang menerima dari mereka maka menerima dari Allah, yang menentang mereka, menentang Allah. Dia yang menentang Rasul maka menentang Allah (QS4:80) dan Tidaklah dia bicara melalui nafsunya (QS53:3). Semoga dia yang memasuki ke hadirat mereka melihat apa yang mereka bawa, mengambil apa yang mereka bawa, dan meninggalkan
60

mereka apa yang mereka tidak mengerti. Mereka lebih berharga darinya. Namun janganlah dia membawa rahasia ini ke orang lain selain golongan mereka karena konsekuensi Iblis akan datang kepadanya. Diantara orang-orang yang berzikir kepada Allah Taala, sebagian akan menyebut-Nya di dalam sir nya, yang lain dengan lisannya. Yang terakhir ini terbagi menjadi 2 kelompok: mereka yang belajar zikir dari Allah sendiri dan mereka yang menyucikan pikiran mereka dari sesuatu selain Allah. Mereka yang berzikir dengan sir nya terbagi menjadi 2 golongan juga: seseorang yang mengetuk pintu
61

mukasyafah, yang lain menyembunyikan zikir mereka keluar dari rasa takut akan terganggu. Mereka yang mengorbankan dirinya dalam tafakur, akan bertafakur tentang sifat atau afal Allah, karena Zat nya tidak dapat menjadi objek tafakur. Dia yang bertafakur adalah terhijab, dan dia yang berzikir kepada Allah dalam maqam kekosongan juga terhijab, namun jika mengisi dirinya dengan memperbanyak zikir, dia tidak terhijab dalam hubungan dengan Dia yang dia sebut dengan Zikir-Nya. Terhijabnya seseorang dalam komunikasi dengan Allah (muammalat) dan dengan sesuatu yang membawa kedekatan kepada
62

Allah, tanpa menuruti perintah-Nya, sebagaimana yang dipahami oleh alim billah, dalam hubungan dengan ini, adalah tanda kelemahan dan sakitnya hati yang di dalamnya ada buruk sangka dan ego.Bagi kalangan penempuh jalan, terhijabnya ini merupakan manisfestasi Keindahan/ Jamal namun bagi kalangan khusus ia merupakan pengalihan perhatian dan kekurangan. Nama yang membawamu dekat kepada Allah Taala adalah sama dengan yang membawamu jauh dariNya. Seseorang hanya dapat mendekat kepada Allah melalui Nama-nama-Nya dengan cara menaati perintahnya. Jadi sesungguhnya untuk mendekat kepada Allah melalui selain Nama63

Nya pada hakekatnya adalah untuk mencapai-Nya. Yang Maha Mulia pada kenyataannya hanya dapat dilihat seperti pada orang yang rendah hati. Yang Maha Kaya hanya dapat dilihat melalui orang yang miskin. Nama-Nya adalah hijab-Nya, di seberangnya, adalah namamu. Nama mu adalah untuk mu dipuji demi kepentinganmu, sebagaimana juga Nama-Nya demi kepentinganNya. Tepat seperti ia hanya datang kepadamu melalui Nama-nama-Nya, kamu pun hanya dapat datang kepada-Nya melalui nama-namamu. Inilah pandangan kesatuan bagi para alim billah. Doa seseorang dalam keadaan kebutuhan yang sangat akan dijawab. Tidakpeduli apakah dia seorang yang
64

membangkang atau mumin. Inilah bukti bahwa kedekatan yang sangat adalah diperoleh melalui namamu bukan melalui nama-Nya.Kamu dapat mendekat kepada-Nya melalui namamu dalam cara apapun, sementara hanya seorang mumin arif yang dapat mendekati-Nya melalui nama-Nya. Dunia ini terlalu rendah dan hina di mata orang yang benar (shiddiqun) baginya mengharapkan Allah adalah gagasan dari memanfaatkan dunia. Dan dalam perbandingannya kepada Allah dunia adalah terlalu tidak penting baginya bahkan untuk bermimpi menggunakannya. Namun, dia cemburu dan merasa tersaingi dalam pencapaian dari tindakantindakan baik, melalui tangan Allah,
65

bukan miliknya. Inilah perbedaan antara seorang shiddiq dengan mereka yang berjuang untuk mendapatkan balasan. Ketahuilah bahwa jalan yang ditempuh oleh Ahlullah melibatkan 4 bekal: motivasi, rangsangan, pembentukan karakter dan hakekat. Ada 3 hak yang mesti dipenuhi oleh golongan khusus ini untuk menyesuaikan dengan bekalnya: hak Allah, hak makhluk dan hak jiwanya. Hak Allah adalah dia mesti menyembah-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan apapun Hak makhluk adalah agar mereka tidak berbuat salah kepada mereka, mereka mesti berbuat kebajikan kepada makhluk lainnya sebisa
66

mungkin dan mereka mesti mengutamakan kepentingan makhluk atas dirinya dalam batasan Hukum. Hak jiwa adalah agar mereka tidak mengarahkannya menjauh dari jalur kebahagiaan dan penghambaan abadi, meskipun jiwanya menolak karena kebodohan dan penyakit gampang marah. Hanya agama dan kerendah hatian jiwa yang dapat memimpin pemberontakan jiwa kepada keimanan. Kebodohan merupakan lawan dari agama dan penyakit suka marah adalah lawan dari kemuliaan jiwa. Mari kita kembali kepada 4 bekal perjalanan: Rangsangan, ada 5 jumlahnya: pikiran/ide mendadak, Keinginan, keputusan, cita-cita dan niat.
67

Motivasi dari rangsangan ini adalah hasrat, takut dan takjub. Hasrat adalah kerena untuk kedekatan atau penglihatan langsung, atau untuk seseorang yang dekat kepada-Nya atau bagi-Nya. Takut akan hukuman atau hijab. Takjub adalah akan melihat-Nya yang tidak dapat dibandingkan denganmu dan melihat dirimu sendiri bersatu dengan-Nya Pembentukan karakter: ada 3 bagian: sementara, tetap dan umum. Sifat yang sementara baikyang memberi manfaat seperti kebebasan, kepemurahan, pengorbanan diri, atau yang menghindarkan luka seperti kepemaafan, pemenuhan/ pemuasan,toleransi, dan menyambung persaudaraan. Sifat yang tetap adaalah seperti kejujuran,
68

etika, dan pelepasan. Sifat yang umum adalah kesabaran, ramah tamah. Untuk hakekat: ada 4 jenis: hubungannya dengan Zat, Sifat dan Afal atau wujud yang dibawa ke dalam eksitansi/maujudaat. Yang terakhr ada 3 macam:

Dunia atas atau wujud ruh yang dapat dimengerti, Dunia bawah atau wujud dapat dilihat Dunia antara atau barzakh (wujud imajinal/khayal)

Realitas esensial adalah tempat renungan/penyaksian dimana Allah menetapkanmu tanpa keserupaan atau
69

contoh yang diluar jangkauan kiasan dan pernyataan. Hakekat dari Sifat adalah empat persaksian dimana Allah menetapkanmu dan dari situ kamu dapat mengenali-Nya sebagai Yang Maha Mengetahui, Maha Kuasa, Maha, Maha Memaksa, Maha Mendengar dan Maha Melihat. Hakekat dari maujudat adalah segala sesuatu yang Allah menyebabkanmu untuk menyaksikan dan dari situ kamu memerlukan pengetahuan baik tentang hakekat dunia atas: ruh, bentuk elemental dan unsur-unsur ; dunia bawah/ nyata: tubuh, hubungan, pemisahan dan wujud yang tidak tetap; atau dunia antara (barzakh) seperti:penurunan ide
70

spiritual kepada bentuk kasat. Penglihatan di alam barzakh ini mengambil tempat ketika tidur untuk kalangan awam dan mukasyfah bagi pelaku awal perjalanan. Diantara mereka ini, penglihatan lemah terjadi dalam suasana khusus sedangkan yang kuat melalui kekuatan imajinasi mereka. Hakekat dari Afal adalah tempat penyaksian dimana Allah memerintahkanmu dan dimana kamu meneliti hubungan antara Yang berkuasa dan Yang dikuasai ( Qudrah dan maqdur), antara pengetahuan dan yang diketahui dan hubungan jenis seperti ini. Hati adalah medan rahasia-rahasia. Isilah ia dengan latihan spiritual dan
71

pengembangan karakter yang baik dan jangan biarkan ia terbaring tandus seperti padang rumput untuk binatang buas dan binatang ternak. Jangan duduk di dalam majelis Allah Yang Maha Menciptakan makanan dan minuman atau Yang Maha Sempurna, Yang Menentukan segala tujuan, Yang Maha Membagi-bagi; tapi duduklah dalam majelis-Nya Dia Yang Maha Raja dengan kehendak bebas-Nya, bertindak di dalam kerajaan-Nya apa yang Ia suka. Dan janganlah berpaling dan tetaplah di hadapan-Nya pada permadani aku telah ciptakan mereka sebelumnya ketika mereka bukan sesuatu (QS19:9).

72

Setiap dosa besar atau kecil dapat dilakukan oleh penempuh jalan, kaum arif dan orang alim yang telah mencapai Hakekat, kecuali 4 dosa berikut: berdusta meski untuk kepentingan orang lain, khianat yang disebabkan salah pemahaman hingga gagal menetapi janji seseorang meskipun disebabkan keadaan dan riya meski tujuannya baik. Aku mengunjungi seorang Syaikh dan mendengarnya berdusta; maka aku kehilangan hormat atas dirinya. Aku mengunjungi Syaikh yang lain, dan dia minum anggur tapi aku tidak kehilangan rasa hormatku dan aku pun mendoakannya. Dia yang mengakui kebodohannya atas apa yang tidak dia ketahui, maka
73

ia mengetahui jiwanya lebih baik dari pada dia yang mengakui pengetahuan yang ia ketahui. Bahkan dia yang bodoh atas sesuatu menyangkalnya dan untuk menyangkal sesuatu adalah menegaskan bahwa ia memiliki pengetahuan yang mengarahkannya pada penyangkalan akan sesuatu. Pengetahuan ini adalah tepat dan memperburuk hubungan yang ditetapkan oleh sesuatu yang tidak diketahui, dalam bentuk penyangkalan. Meskipun penyangkalan ini menunjukkan orang ini kedalam golongan spekulasi dan pemikiran refleksi. Dia yang mengaku pengetahuan yang dia ketahui tidaklah seperti ini, dan perbedaan ini ditemukan lagi dalam hierarki para alim, kecuali dalam jalur menuju Allah. Dalam jalur ini
74

tidak ada tempat untuk penyangkalan melainkan hanya untuk pengabdian yang murni dan pengakuan akan kebodohan seseorang. Dalam kenyataannya, dengan mengikatkan jiwamu kepada apa yang kamu tidak tahu, kamu akan mengarahkannya kepada penerimaan pengetahuan, namun jika kamu sandarkan dirimu pada apa yang kamu ketahui, kamu akan menjadi tidak sadar akan pemasukan warid waktu itu (waarid waqtihi), yang menyibukkanmu dengan pengetahuanmu yang ada. Seorang murid yang terlekat dengan kebodohannya daripada pengetahuannya adalah lebih sempurna. Itulah sebabnya pada awal kami katakan, dia yang mengakui kebodohan atas apa yang dia ketahui lebih mengenal dirinya daripada dia
75

yang mengakui pengetahuan yang dimilikinya. Melihat sesuatu dan menyembunyikannya, meskipun benar, akan menjadikan seorang yang beriman. Menebak sesuatu dan membuka rahasianya, telah berlaku tidak jujur, meskipun pembicaraannya membawa manfaat. Karena itu kamu harus menjaga rahasia, sebab ini adalah sifat orang yang beriman dan orang yang bebas. Tutupi dirimu dari golongan awam sebisa mungkin, sampai maqam spiritualmu diketahui. Kamu hanya membuka dirimu bagi orang yang percaya kepadamu.Jika kamu buka kepada mereka melebihi apa yang mereka percayai, mereka akan
76

menolaknya, dan ini penolakan ini kembali kepada mereka, karena seseorang yang mengakui sesuatu yang diluarnya sangat-sangat jarang. Maka, demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikanmu sebagai hakim atas apa yang mereka perselisihkan, sehingga tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya ( QS4:65). Seorang yang arif yang tidak melihat kepada Hakekat Ilahi tapi justru melihat kepada dunia atas yang memancar darinya, akan menunda pengetahuannya tentang bendabenda. Dia yang memberi nasehat yang baik kepada jiwanya mesti
77

mendekat kepada hakekat-hakekat ini dengan pengetahuan yang melampaui sesuatu yang tidak dapat dicapai; maka ia akan menjadi seseorang yang melihat dan bukan menjadi seseorang yang mencari. Seorang murid yang berserikat dirinya dengan lawannya akan berada dalam kemunduran. Jika dia berserikat dengan dirinya dengan persamaan, ia akan berada dalam maqam pengalihan perhatian. Jika dia berserikat dengan jiwanya, ia berada dalam maqam kebingungan, jika dia berserikat dengan Rabb nya, dia berada dalam hijab, namun jika dia berserikat dengan Guru nya maka pintu pun akan terbuka untuknya, makna-makna akan dibuat lebih mudah baginya dan Nama Allah Al78

Wahhab akan bertajalli dengan sendirinya kepada dirinya. Allah telah berfirman: Demikianlah pemberian kami, maka berikanlah atau tahanlah tanpa perhitungan (QS38:39). Jika penempuh perjalanan tidak mengetahui maqamnya dan juga hal (keadaan ruhani) nya,ia telah tersesat karena dia meresikokan cara pandangya lebih tinggi dari keadaannya dan dia berbicara secara kiasan yang bukan berasal dari maqamnya, tanpa mengetahuinya akan hal yang tidak disaksikannya. Maqam ini tidak akan pernah terbuka otomatis bagi dirinya. Ketika penempuh jalan ruhani mengetahui maqamnya, ia akan mengendalikannya dan tidak akan
79

melampaui batas. Kata-katanya akan sesuai dengan derajatnya atau lebih rendah. Biarkanlah dia mencari seseorang yang akan membuatnya tahu akan maqamnya dan biarkan dia tidak mempercayai jiwanya tentang ilmunya. Jangan biarkan dia berkata: Aku telah memperoleh ilmu, sebagaimana Abu Yazid AlBusthami, ketika jiwanya menyebabkannya mengaku sebagai Syaikh dari Bustam. Dia mencoba mencari seseorang yang akan menyebabkannya tahu akan maqamnya dan ia bertemu dengan seseorang yang menunggangi onta dengan mata tertutup. Berikut kisahnya: Saya sedang duduk pada suatu hari ketika pikiran datang kepadaku
80

bahwa Aku adalah Penguasa Waktu/Kehadiran. Sehingga aku keluar menuju jalan di Kurasan dan duduk di situ. Aku bersumpah kepada diriku aku tidak akan berdiri sampai Allah mengirimkan kepadaku seseorang yang mengenalkan jiwaku. Aku tetap duduk disitu sampai 3 hari dan 3 malam lamanya. Hingga aku melihat pada hari keempat seorang lelaki dengan satu mata tertutup muncul dihadapanku dari arah gunung. Aku melihatnya sedang berada dalam maqam spiritual. Aku menjangkau ontanya yang kakinya tenggelam dalam tanah yang basah. Kemudian laki-laki itu memandangku dan berkata: Wahai abu Yazid jika engkau memaksaku membuka mataku yang tertutup, maka aku akan menenggelamkan negeri Bustam ke
81

dalam banjir besar bersama-sama dengan penduduknya dan juga Abu Yazid.Ia menoleh kepadaku dan aku pun hilang kesadaran. Setelah sadar aku bertanya kepadanya: Darimana engkau datang?. Dia pun menjawab: Sejak engkau bersumpah kepada Tuhan mu, aku telah mengembara selama 3000 parasang / ukuran jarak untuk menemuimu. Kemudian dia menambahkan: Wahai Abu Yazid, jagalah hatimu, palingkan wajahmu dan pergilah dariku. Kisah ini ada dalam kitab karangan Guru ku ( Syaikhul akbar) yang judulnya Kitab tentang metode yang tepat untuk memahami perkataan Abu Yazid Bustami.

82

Setiap murid yang berkata telah mencapai kaya melalui Allah, tanpa memberikan apa yang dimilikinya adalah seorang pembohong. Setiap murid yang memanfaatkan sebabsebab sekunder dan memberikannya apa yang dimilikinya telah mencapai kaya bersama Allah, meskipun ia tidak mengetahuinya. Tanda kaya melalui Allah adalah kemuliaan jiwa dengan hubungan apa yang dimiliki seseorang; kaya melalui sebab-sebab sekunder adalah lawan dari hal tersebut. Dalam kenyataannya, esensi hakekatnya dalah seperti itu, yaitu bergantung pada Al-Aziiz yang menyebakan izzah (kemuliaan) sekarang tak ada seorang pun yang benar-benar berdiri sendiri kecuali Allah..Dia yang mengutamakan kemuliaan jiwa daripada kepatuhan,
83

lebih mengutamakan Allah daripada makhluk-Nya. Tamak seperti tubuh yang istirahatnya penuh kemiskinan dan penanggalan adalah seperti tubuh yang istirahat menyempurnakan jiwa/ penuh pelimpahan karunia.. Dimanapun seseorang yang berada dalam keadaan (hal) kemiskinan akan lelah, dia yang mencari kesempurnaan jiwa akan beristirahat. Setiap murid yang tidak membuang pakaian tamak untuk tujuan penanggalan tidak akan mengetahui kebebasan. Ketika engkau melihat seorang murid menjawab pertanyaan yang diutarakan kepadanya tentang jalan Allah, yang merupakan jalannya,
84

ketahuilah bahwa ada keinginan di hatinya untuk pemuliaan dan kekuasaan. Jika dia ditanya, adalah lebih baik baginya mengirimkan pertanyaan itu kepada Guru nya, atau kepada orang lain. Jika gurunya jauh dan dia tidak tahu orang di sekitarnya yang pantas untuk ditanyai, maka biarlah ia menjawabnya jika perlu dan sangat berharga bagi keyakinan sang penanya. Sang murid mesti cukup dengan dirinya sendiri akan hal ini dan mesti menjawab dengan cara sebagai berikut: berdasarkan pertanyaanmu, mereka berkata ini dan ituNamun jika dia mengetahui bahwa pertanyaannya bukan demi kepentingan penanya (sekedar menguji) dan bukan untuk diamalkan, ia tidak boleh menjawabnya atau mengirmkan pertanyaannya kepada
85

orang lain, tidak juga mendoakan orang ini, sebab jika sang murid menganggap dirinya penting untuk menengahi kepentingan orang lain, maka dia telah kehilangan jalannya. Seorang murid mesti melepaskan kontrol atas urusan dirinya, dia mesti tidak berspekulasi, tidak menginterpretasikan, tidak mengarahkan, ia mesti tidak memiliki pendapat, tidak memiliki pandangan, tak ada ketertarikan terhadap apapapun sama sekali selain kata-kata Gurunya. Dia mesti mematuhi makna lahir dari perintah Gurunya. Jika maknanya tidak jelas, bolehlah ia memutus amalnya akan hal itu dan meminta nasehat Gurunya yang memuaskannya sehingg ia dapat melanjutkan amalannya. Mungkin
86

saja Gurunya menghilangkan beberapa kata yang dianggapnya tidak perlu, yang dapat mengarahkan muridnya kepada tebakan-tebakan makna dan akan berkata: Jika kasusnya tidak seperti ini atau yang lain, menurutku begini dan begituSang murid berpikir inilah cara terbaik untuk menuruti perintah gurunya, namun jangnlah dia seperti itu. Bahkan, kami telah katakana bahwa seorang murid tidak boleh memiliki apapun di hatinya kecuali otoritas kata-kata Gurunya yang mesti diturutinya meskipun sang murid seorang raja. Tujuan Guru sebenarnya bukan untuk mengontrolmu, hanya mengajarimu adab yang baik dan pas menuju Allah, bukan menuju gurunya. Tentu saja, Allah mengetahui apa yang Dia
87

siapkan untukmu, jadi jangan biarkan dirimu sendiri akan interpretasiinterpretasi. Riyadah mencakup pengembangan karakter seseorang dan perjuangan spiritual (mujahadah) membuat jiwa tahan akan lapar, haus, terjaga/tidak tidur, kemiskinan dan khalwat Tanpa riyadah tidak akan ada mujahadah, dan tanpa mujahadah tidak akan ada musyahadah. Jika seorang murid yang ingin masuk dalam khalwat, ia mesti menutup seluruh kamarnya sehingga tidak ada sedikitpun cahaya yang masuk dan kegelapan pun akan menyeliputinya dan menghindarkannya untuk melihat apapun. Beritahukan orang-orang di rumahnya untuk tidak mengeraskan
88

suaranya, dan jika rumahnya papan janganlah melangkah dengan kuat. Jika ada kucing di dalam rumahnya maka mesti dijauhkan, juga tidak boleh ada bel di pintu rumahnya. Tak seorang pun boleh masuk ke dalam orang yang sedang khalwat jika orang tersebut tidak memperhatikan kepentingan orang khalwat karena dia dapat menganggu dengan keributannya. Sebisa mungkin, hanya orang yang serumah yang boleh tahu akan khalwatnya; mereka harus diperintahkan untuk menjaga pergerekan mereka di dalam rumah, tidak keras dan kasar, meskipun tidak ada orang yang berkhalwat. Seseorang yang masuk khalwat mesti menyiapkan makanannya sebagai bekalnya dan menyimpannya di
89

dalam ruangannya. Ia mesti terdiri dari makanan ringan, yang banyak mengandung uap air. Lebih bermanfaat jika dia bisa menghindari makan daging. Jika dia ingin menjawab panggilan alam (buang hajat), maka dia harus menutup matanya dengan perban, menutupi wajahnya dengan kain, dan membungkus tangannya dengan bajunya, sehingga tidak terkena hawa luar. Biarkan dia membersihkan dirinya dengan air yang digunakannya juga untuk berwudu. Setelah berwudu, kembalilah ke dalam ruangannya, tegakkan sholat sunah dua rakat, pendek namun sempurna, di tempat biasanya dia sholat. Kemudian dia mesti duduk, dan ucapkanlah: Allah, Allah! Dengan lidahnya atau hatinya,
90

bergantung pada kekuatannya. Ketika dia duduk, yang pertama dia mesti niat tidak menginginkan kepada Allah apapun selain Allah. Karena seluruh kerajaan tidak akan ditawarkan kepadanya, dia akan melihat keindahan dan keajaiban, penglihatan kepada hal ini akan memenuhi akalnya dengan kebingungan dan dia akan memperolehnya sebagai hadiah akan apa yang dilihatnya. Janganlah ia peduli kepada hal-hal ini karena mereka adalah hijab yang memisahkanmu dengan Tujuan Akhirmu. Maka biarkan ia tetap pada penegasan bahwa Allah Taala sebagai yang tidak dapat dibandingkan, tidak dapat dibayangkan, tidak dapat dilihat, tidak dapat terwakilkan dengan
91

apapun. Jika sebuah wujud muncul di hadapannya selama khalwatnya dan berkata kepadanya: Akulah Allah atau Rabb mu!, ia mesti menjawabnya: engkau melalui Allah! Dan katakan Subhanallah!. Manifestasi ini akan mulai menghilang di hadapanmu, hingga hilang sama sekali. Tetaplah ia berzikir kepada Allah hingga hatinya benar-benar tenteram, dan kemudian dia akan mencapai puncak yang ia cari dan dia akan mengetahuinya memiliki tanda yang ia cari dalam dirinya sendiri dan yang ia capai dengan segera dan pasti. Meskipun dia dapat mencapai maqam tertinggi yang paling mungkin, seorang arifbillah masih terikat pada perbuatan-perbuatan yang dientukan
92

oleh Hukum, kecuali dia di bawah pengaruh keadaan yang membuatna seperti gila atau di bawah keadaan mabuk. Dalam kasus ini, maklumat akan Hukum ditangguhkan hingga dia sadar dari keadaan ini. Katakanah: Maha Suci Engkau, dan aku kembali kepada-Mu!Jika seseorang bukan berada dalam maqam ini dan berusaha meniru-niru apa yang dialami seseorang dalam maqam ini, dia telah melakukan kebohongan yang sangat serius dan temannya adalah di dalam neraka Saqar. Dia berkata kepadaku: Usahakan untuk mengetahui jalan dengannya kamu datang dari Rabb mu ke dalam eksistensi. Adalah dengan jalan ini kamu akan kembali kepada-Nya. Jika
93

kamu mengetahui jalan ini sebelum kembali melaluinya, maka kamu akan menjadi manusia dari kedekatan, perluasan (basith) dan keakraban. Jika tidak, kamu akan menjadi seseorang yang kesepian, kontraksi (qabidh) dan ketakutan, disebakan kebodohanmu akan jalan ini. Allah SWT berfirman: Dan kepada-Nya kamu akan kembali ( QS2:21). Jalan menuju Allah berhubungan dengan manusia, manusia berhubungan dengan ilmunya, ilmunya berhubungan kepada kemajuan sewaktu suluknya, dan kemajuannya berhubungan dengan jalannya dan jalannya berhubungan dengan manusia. Maka siklus pun sempurna.
94

Demi Allah, aku mohon kepadamu, terimalah dari mereka di jalan ini, yang terikat kepada Allah, yang mungkin kelihatan tercela di jalan mereka, Karena menerimanya adalah sebuah keselamatan. Allah, kepadaNya mereka terikat, memiliki kuasa untuk mengubah wujud-wujud dan melalui kuasa-Nya, mereka mungkin terlihat di hadapanmu dalam bentuk apapun yang mereka pilih untuk menguji imanmu atau ketidapercayaanmu. Adalah urusanmu untuk meningkatkan cita-citamu, meninggalkan kesedihan ini dan keluar dari kegelapan ini jika kamu memang ingin melihat sumber yang membawa segala sesuatu ke dalam eksistensi kebijaksanaan. Mengacu
95

pada pernyataan ini, kaum arif terbagi menjadi 2 golongan: tujuan umum mereka adalah melihat kebijaksanaan ituyang lain tetap eksis di dunia ini. Sehingga mereka tidak meninggalkan dunia ini, Seperti maqam Umar ( Tidaklah aku melihat sesuatu tanpa melihat Allah bersamanya, yang melibatkan pembagian (persekutuan) dalam penglihatan. Untuk sebagian jumlah kecil dari kelompok ini, yang ingin mencapai Realisasi Esensial, mereka melihat langsung sumber dari wujud kebijaksanaan. Kemudian, dari sana, mereka melihat bagaimana kebijaksanaan menyebar ke dalam dunia, seperti ruh di dalam tubuh. Untuk menyatakan pengetahuan ini mereka menyebut penglihatan akan kebijaksanaan mendahului
96

penglihatan akan sumbernya. Bagaimanapun, mereka menggunakan pernyataan yang menunjukkan bahwa mereka telah melihat sumbernya sebelum kebjaksanaan itu sendiri. Sehingga mereka berkata: Kami tidak melihat sesuatu tanpa melihat Allah sebelumnya. Ini adalah maqam Abu Bakar Ra. Ia melibatkan kenyataan akan kesatuan dalam penyingkapan. Diluar maqam ini terdapat lautan dengan ombak yang besar.Dia yang bercebur ke dalamnya akan hilang, dia yang melangkah ke dalamnya akan tidak pernah kembali lagi,dan memang tidak ingin keluar lagi. Namun dia tetap akan melihat tepi pantai, karena Allah, diluar rahmatNya untuk tubuh fisik, tetap memelihara bentuk tubuh ruhnya
97

(haykal), di dunia ini dan yang akan datang. Aku heran kepada seseorang yang tidak tahu darimana ia datang dan ingin kembali kesana. Bagaimana di dapat kesana? Pengetahuan adalah sebuah rumah dimana 4 tiangnya adalah namanama-Nya: Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Bathin.Yang Maha Awal memiliki pengetahuan-Nya dalam keabadian tanpa permulaan (azal), Yang Maha Akhir pengetahuan-Nya dalam keabadian tanpa akhir (abadi), Yang Maha Zahir pengetahuan-Nya melalui penglihatan langsung dan tak terhijab, Yang Maha Bathin
98

pengetahuan-Nyamelalui pembuktian (burhan). Dia yang mengenal Allah SWTmelalui sudut-sudut ini akan menaikkan pondasi rumah pengetahuannya, dan tidak akan memiliki lagi pengetahuan diluar ini, kecuali di bawah satu sudut, yang merupakan bagian penglihatan langsung yang dikekalkan dengan tajali yang tak terganggu (istimrar al tajalliyat). Pengabadian ini hanya mengambil tempat di dunia yang lain yang mendukung sudut itu.Untuk alasan ini Kabah dibangun di atas 3 sudut, meskipun ia mencakup 4 (hari ini). Sudut yang ketiga (dari Kabah yang asli) adalah Hijir dan diletakkan oleh Nabi Ibrahim ASketika dia meletakkan pondasi dari Kabah.

99

Dia yang mencari al-Haqq, mesti melekat dengan kebenaran. Untuk tetap diam daripada bicara dengan hikmah pada saat yang tepat adalah tanda akan amanah yang haq (amanah muhaqqaqah), sejauh tidak melukai keyakinan. Berbicara dengan hikmah pada saat yang tepat ketika tidak penting, adalah tanda khianat. Orang yang bijaksana bukanlah orang yang bicara tentang hikmah atau memanfaatkannya, melainkan dia yang kebijaksanaannya membuat nya bertindak, meskipun ia tidak menyadarinya. Hikmah seperti seekor binatang yang tersesat, cepat ditemukan lagi, mudah
100

ditangkap kembali oleh dia yang tahu bagaimana menggunakannya. Sungguh mengherankan! Bagaimana bisa hikmah hilang sementara ia hanyalah perbuatan atau kata-kata dari seorang bijak dan sementara agen tunggal dalam eksistensi adalah Allah Al-Hakim? Bagaimana hikmah bisa hilang, sementara seluruh eksistensi adalah hikmah? Jika seorang yang bijak ingin mencari himah, sesungguhnya yang dicarinya adalah jenis khusus dari sebuah pengetahuan. Allah SWT telah berfirman: Dan berapa banyak tanda-tanda Allah di langt dan di bumi yang mereka lalui, namun mereka berpaling dariya (QS12:105).
101

Dan sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam, kapal yang berlayar di laut dengan muatan yang bermanfaat bagi manusia, dan apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu Ia hidupkan bumi setelah (kering), dan Dia Tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, semua itu sungguh merupakan tanda-tanda bagi orang yang mengerti (QS2:164). Orangorang yang bodoh tidak mengetahui tanda kecuali keajaiban, tapi dia yang tidak memandang sebuah kejadian sebagai tanda atau hikmah yang banyak, maka dia tidak memiiliki pemahaman, karena Allah Taala
102

telah membuat kejadian ini sebagai tanda-tanda bagi yang mengerti. Lihatlah dalam realitas, dan kamu akan menemukan bahwa manusia lah yang merupakan objek yang hilang oleh kebijaksanaan. Adalah hikmah yang mencarinya bukan cara yang lain sebagaimana berlaku.Dan kita memohon ampun kepada Allah dari sifat manusiawi ini yang hanya mengetahui hikmah yang dikondisikan oleh tujuan pibadi. Hikmah adalah kekasih yang mencintai, mencintai orang yang bodoh, menjadi kekasih orang yang bijak. Karena cintanya akan hikmah, manusia bijak mencarinya dan cemburu dengannya. Orang yang bodoh yang merupakan kekasihnya,
103

berkelana mencarinya tanpa menuju kepadanya, begitu tak pedulinya dia akan pangkat kemuliaan dan derajatnya. Seorang yang bodoh dapat dibandingkan kepada penjual barang suvenir dengan putri raja yang datang kepadanya dalam pakaian rombeng untuk minta dinikahi. Penjual pun menolaknya dan menghinanya karena penampilannya yang hina. Setelah perempuan itu pergi, ia melihat kerabat istana, tergila-gila pada wanita itu, mencarinya, dan ia pun menganggapnya gila. Maka ia pun tahu bahwa perempuan itu adalah putri raja dan hampir saja ia kehilangan kepalanya karena menghinanya. Gairah pun menahannya; ia menyesal namun sudah terlambat, bukan karena cinta
104

padanya atau hasrat akan kecantikannya, namun karena ia tidak merasa apapun dalam pandangan kepada wanita itu. Ia hanya berpikir tentang kemuliaan dimana persekutuannya dengan sang raja telah didapatnya. Seperti itulah, para peniru/imitator hanya menghargai hikmah jika ia mendengarnya dari seseorang yang ia sukai atau terkenal karena pengetahuannya. Jika ia mendengarnya dari seseorang yang ia tidak hormati, maka ia tidak akan memperhatikannya dan tidak mengikuti hikmah itu. Jika saja ia menghargai hikmah di dalam dirinya, maka ia akan menerima hikmah itu dimana pun ia temukan. Itulah
105

perbedaaan antara orang yang berilmu dan yang bodoh. Orang yang berilmu ada 2: pertama, dia yang tertarik pada kebijaksanaan pribadi; yang kedua adalah dia yang duduk dalam majelis Allah al-Hakim SWT. Karena untuk setiap nafasnya melalui maqam yang baru akan hikmah, yang membuatnya tidak mampu dalam maqam ini untuk dikondisikan dengan kebijaksanaan pribadi. Dalam keadaan seperti itulah memancarnya mata air kebijaksanaan. Segala puji bagi Allah!

106

107

You might also like