You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif ke 2 paling sering dijumpais etelah penyak it A lzhei mer.

B erbagai gej ala pen ya ki t P arkin s o n , an tar a lain tre mor w aktu istirahat, telah dikemukakan sejak Glen tahun 138-201, bahkan berbagai macam tremor sudahdigambarkan tahun 2500 sebelum masehi oleh bangsa India. Namun Dr. James Parkinson padatahun 1817 yang pertama kali menulis deskripsi gejala penyakit Parkinson dengan rinci danlengkap kecuali kelemahan otot sehingga disebutnya paralysis agitans. Pada tahun 1894, Blocgdan M arines co menduga s ubs tan s ia n ig r a s ebagai lokus les i, dan tahun 1919 Tretiakoff menyimpulkan dari hasil penelitian post mortem penderita penyakit Parkinson pada disertasinya bahwa ada kesamaan lesi yang ditemukan yaitu lesi disubstansia nigra. Lebih lanjut, secaraterpisah dan dengan cara berbeda ditunjukkan Bein, Carlsson dan Hornykiewicz tahun 1950an, bah w a p en u r u n an kadar dopamine s ebagai kelainan biokimi aw i yan g mendas ar i p en ya k i t Parkinson.Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria dan wanitaseimbang. 5 10 % orang yang terjangkit penyakit parkinson, gejala awalnya muncul sebelumus ia 40 tahun, tapi rata- rata men yer ang penderita p ad a u s ia 6 5 tahun. S ecara kes eluruhan, pengaruh usia pada umumnya mencapai 1 % di seluruh dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkatdari 0,6 % pada usia 60 64 tahun sampai 3,5 % pada usia 85 89 tahun. Di Amerika Serikat,ada sekitar 500.000 penderita parkinson. Di Indonesia sendiri, dengan jumlah penduduk 210 jutaorang, diperkirakan ada sekitar 200.000-400.000 penderita. Rata-rata usia penderita di atas 50tahun dengan rentang usiasesuai dengan penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit diSumatera dan Jawa- 18 hingga 85 tahun. Statistik menunjukkan, baik di luar negeri maupun didalam negeri, lelaki lebih banyak terkena dibanding perempuan (3:2) dengan alasan yang belumdiketahui.

BAB II PENYAKIT PARKINSON DEFINISI P en ya k i t parkins on adalah pen ya ki t neurodegeneratif progres if ya ng berkaitan er atd en g an us ia. S ecara patologis penyak it parkins on ditandai oleh degener as i n eu r o n - n euron berpigmen neuromelamin, terutama di pars kompakta substansia nigra yang disertai inklusisitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies), atau disebut juga parkinsonisme idiopatik atau primer.S edangkan P arkinonis me adalah suatu s indrom yan g ditan d ai o leh tr e mor w aktu istirahat, rigiditas, bradikinesia, dan hilangnya refleks postural akibat penurunan kadar dopaminedengan berbagai macam sebab. Sindrom ini sering disebut sebagai Sindrom Parkinson. KLASIFIKASI Penyakit parkinson dapat dibagi atas 3 kategori, yaitu : 1. Parkinson primer/idiopatik/paralysis agitans.Sering dijumpai dalam praktek sehari-hari dan kronis, tetapi penyebabnya belum jelas.Kira-kira 7 dari 8 kasus parkinson termasuk jenis ini.2 . P ar k ins on s ekunder atau s imtomat ik D apat dis ebabkan pas ca ens efalitis v ir u s , p as ca infeks i lain : tuberkulos is , s ifilis meningovaskuler. Toksin seperti 1-methyl-4-phenyl-1,2,3,6-tetrahydropyridine (MPTP),Mn, CO, sianida. Obat-obatan yang menghambat reseptor dopamin dan menurunkancadangan dopamin misalnya golongan fenotiazin, reserpin, tetrabenazin dan lain-lain,misalnya perdarahan serebral pasca trauma yang berulang-ulang pada petinju, infark lakuner, tumor serebri, hipoparatiroid dan kalsifikasi. 3. Sindrom Parkinson Plus (Multiple System Degeneration)P ada kelompok ini gej alan ya h an ya merupakan s ebagian dari gamb aran pen ya ki t keseluruhan. Jenis ini bisa didapat pada Progressive supranuclear palsy, Multiple systema t r o p h y ( s i n d r o m Shy-drager, d eg en er as i s triatonigra l, olivo- pontocerebell ar degeneration, parkinsonismamyotrophy syndrome), Degenerasi kortikobasal ganglionik,Sindrom demensia, Hidrosefalus

normotensif, dan Kelainan herediter (Penyakit Wilson, penyakit Huntington, Parkinsonisme familial dengan neuropati peripheral). ETIOLOGI Etio lo g i P arkins on primer mas ih belu m diketahui. Terdapat beberapa dug aan , d i antaranya ialah : infeksi oleh virus yang non-konvensional (belum diketahui), reaksi abnormalterhadap virus yan g sudah umum, pemaparan terhadap zat toks ik ya n g b elu m d iketahui, terjadinya penuaan yang prematur atau dipercepat. Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansi nigra. Suatukelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki (involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak disadarinya.Mekanisme bagaimana kerusakan itu belum jelas benar, akan tetapi ada beberapa faktor resiko ( multifaktorial ) yang telah diidentifikasikan, yaitu : 1 . U s ia : Ins iden meningka t dari 10 per 10.000 penduduk pada us ia 50 s amp ai 2 0 0 d ar i10.000 penduduk pada us ia 80 tahun. H al ini berkaitan dengan reak s i mik r o g ili al yan g mempengaruhi kerusakan neuronal, terutama pada substansia nigra pada penyakit parkinson. 2 . G en etik : P enelit ian menunj ukkan adanya mutas i genetik ya ng berp er an p ad a p en yak it parkinson. Yaitu mutasi pada gen a-sinuklein pada lengan panjang kromosom 4 (PARK1) pada pasien dengan Parkinsonism autosomal dominan. Pada pasien dengan autosomal resesif parkinson, ditemukan delesi dan mutasi point pada gen Parkin (PARK2) di kromosom 6.Selain itu juga ditemukan adanya disfungsi mitokondria. Adanya riwayat penyakit parkinson pada keluarga meningakatkan faktor resiko menderita penyakit parkinson sebesar 8,8 kali pada usia kurang dari 70 tahun dan 2,8 kali pada usia lebih dari 70 tahun. Meskipun sangat jarang, jika disebabkan oleh keturunan, gejala parkinsonisme tampak pada usia relatif muda.Kasus-kasus genetika di USA sangat sedikit, belum ditemukan kasus genetika pada 100 penderita yang diperiksa. Di Eropa pun demikian. Penelitian di Jerman menemukan hasil nol pada 70 penderita. Contoh klasik dari penyebab genetika ditemukan pada keluarga-keluargadi Italia karena kasus penyakit itu terjadi pada usia 46 tahun.

3.Faktor Lingkungan a) X en o b iotik : B erhubungan erat dengan paparan pes tis ida yan g d ap at men imb u lk an kerusakan mitokondria. b) Pekerjaan : Lebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih tinggi dan lama. c) Infeksi : Paparan virus influenza intrautero diduga turut menjadi faktor predesposisi p e n y a k i t Nocardia astroides. d) D iet : K ons ums i lemak dan kalori tinggi men ingkatkan s tres s oks id atif , s alah s atu mekanisme kerusakan neuronal pada penyakit parkinson. Sebaliknya,kopi merupakanneuroprotektif.4.R as : angka kej adian P arkins on lebih tinggi p ad a o r an g k u lit putih dibandingkan kulit berwarna.5.Trau ma kepala : C edera kr an io s er eb r al bis a men ye ba bkan penyak it parkins on, mes ki peranannya masih belum jelas benar.6.Stress dan depresi : Beberapa penelitian menunjukkan depresi dapat mendahului gejalamotorik. Depresi dan stress dihubungkan dengan penyakit parkinson karena pada stress dandepresi terjadi peningkatan turnover katekolamin yang memacu stress oksidatif. PATOFISIOLOGI Secara umum dapat dikatakan bahwa penyakit Parkinson terjadi karena penurunan kadar dopamine akibat kematian neuron di substansia nigra pars compacta (SNc) sebesar 40-50% yangdisertai dengan inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies) dengan penyebab multifaktor.Substansia nigra (sering disebut black substance), adalah suatu region kecil di otak (brainstem) yang terletak sedikit di atas medulla spinalis. Bagian ini menjadi pusat control/koordinasidari seluruh pergerakan. Sel-selnya menghasilkan neurotransmitter yang disebut dopamine, yang berfungsi untuk mengatur seluruh gerakan otot dan keseimbangan tubuh yang dilakukan olehsistem saraf pusat. Dopamine diperlukan untuk komunikasi elektrokimia antara sel-sel neuron diotak terutama dalam mengatur pergerakan, keseimbangan dan refleks postural, serta kelancarankomunikasi (bicara). Pada penyakit Parkinson sel-sel neuron di SNc mengalami degenerasi,sehingga produksi dopamine menurun dan akibatnya semua fungsi neuron di system saraf pusat (SSP) menurun dan menghasilkan kelambatan gerak (bradikinesia), kelambatan bicara dan berpikir (bradifrenia), tremor dan kekauan (rigiditas).Hipotesis terbaru proses patologi yang mendasari parkinson melalui kerusakan substansia nigra. P e n e l i t i a n p a d a h e w a n menunjukkan adanya kerusakan substansia nigra oleh infeksi

proses degenerasi neuron SNc adalahs tress oks idatif. S tres s oks idatif men yeb ab k an ter b en tu k n ya formas i oks iradikal, s eperti dopamine quinon yang dapat bereaksi dengan alfa sinuklein (disebut protofibrils). Formasi inimenumpuk, tidak dapat di gradasi oleh ubiquitin-proteasomal pathway, sehingga menyebabkankematian sel-sel SNc. Mekanisme patogenik lain yang perlu dipertimbangkan antara lain : Efek lain dari stres oksidatif adalah terjadinya reaksi antara oksiradikal dengan nitric-oxide (NO) yang menghasilkan peroxynitric-radical. Kerusakan mitokondria sebagai akibat penurunan produksi adenosin trifosfat (ATP) danakumulasi elektron-elektron yang memperburuk stres oksidatif, akhirnya menghasilkan peningkatan apoptosis dan kematian sel. P er u b ahan akibat pros es inflamas i di s el nigra, me mp roduks i s itokin ya n g me mi cu apoptosis sel-sel SNc. GEJALA MOTORIK

a. Tremor Gejala penyakit parkinson sering luput dari pandangan awam, dan

dianggap sebagaisuatu hal yang lumrah terjadi pada orang tua. Salah satu ciri khas dari penyakit parkinsonadalah tangan tremor (bergetar) jika sedang beristirahat. Namun, jika orang itu dimintamelakukan sesuatu, getaran tersebut tidak terlihat lagi. Itu yang disebut resting tremor ,yang hilang juga sewaktu tidur. Tremor terdapat pada jari tangan, tremor kasar pada sendi metakarpofalangis, kadang-kadang tremor seperti menghitung uang logam atau memulung-mulung ( pill rolling ).Pada sendi tangan fleksi-ekstensi atau pronasi-supinasi pada kaki fleksi-

ekstensi, kepalafleks i-eks tens i atau menggel eng, mulu t me mb uka menu tu p , lid ah terj ulur- tertarik. Tremor ini menghilang waktu istirahat dan menghebat waktu emosi terangsang (resting/ alternating tremor ). Tremor tidak hanya terjadi pada tangan atau kaki, tetapi bisa juga terjadi pada kelopak mata dan bola mata, bibir, lidah dan jari tangan (seperti orang menghitung uang). Semuaitu terjadi pada saat istirahat/tanpa sadar. Bahkan, kepala penderita bisa bergoyang-goyan g j ika tidak s edang me lakukan aktivitas (tanpa s ad ar ) . A r tin ya , j ika dis adari, tremor tersebut bisa berhenti. Pada awalnya tremor hanya terjadi pada satu sisi, namunsemakin berat penyakit, tremor bisa terjadi pada kedua belah sisi. b . R igiditas /k ekakuan Tanda yang lain adalah kekakuan (rigiditas). Jika kepalan tangan yang tremor tersebut digerakkan (oleh orang lain) secara perlahan ke atas bertumpu pada pergelangan tangan,teras a ada tahanan s eperti melew at i s uatu roda ya ng ber g ig i s eh ingga gerakann ya menjadi terpatah-patah/putus-putus. Selain di tangan maupun di kaki, kekakuan itu bisa juga terjadi di leher. Akibat kekakuan itu, gerakannya menjadi tidak halus lagi seperti break-dance. Gerakan yang kaku membuat penderita akan berjalan dengan postur yang membungkuk. Untuk mempertahankan pusat gravitasinya agar tidak jatuh, langkahnya menjadi cepat tetapi pendekpendek.Adanya hipertoni pada otot fleksor ekstensor dan hipertoni seluruh gerakan, hal inioleh karena meningkatnya aktifitas motor neuron alfa, adanya fenomena roda bergigi (cogwheel phenomenon). c. A k ines ia/B radik ines ia K edua gej ala di atas bias anya mas ih kurang mend apat perhatian s eh ingga tanda akinesia/bradikinesia muncul. Gerakan penderita menjadi serba lambat. Dalam pekerjaans ehari- hari pun bis a terlihat pada tulis an/ tanda tan g an yan g s emakin meng eci l, sulit mengenakan baju, langkah menjadi pendek dan diseret. Kesadaran masih tetap baik sehingga penderita bisa menjadi tertekan (stres) karena penyakit itu. Wajah menjaditanpa ekspresi. Kedipan dan lirikan mata

berkurang, suara menjadi kecil, refleks menelan berkurang, sehingga sering keluar air liur. Gerakan volunter menjadi lambat sehingga berkurangnya gerak asosiatif, misalnya sulit untuk bangun dari kursi, sulit memulai berjalan, lambat mengambil suatu obyek, b ila berbicara gerak lidah dan bibir menj adi la mbat. B radikin es ia men g ak ib a tkan berkurangnya ekspresi muka serta mimik dan gerakan spontan yang berkurang, misalnya w aj ah s eperti topeng, kedipan ma ta berkurang, berkurang n ya g er ak menel an ludah sehingga ludah suka keluar dari mulut. d.Tiba-tiba Berhenti atau Ragu-ragu untuk Melangkah G ej ala lain adalah freezing, yai tu berhenti di te mpat s aat mau mu l ai

me lan g k ah, sedang berjalan, atau berputar balik; dan start hesitation, yaitu ragu-ragu untuk mulai melangkah. Bisa juga terjadi sering kencing, dan sembelit. Penderita menjadi lambat berpikir dan depresi. Hilangnya refleks postural disebabkan kegagalan integrasi dari saraf propioseptif dan labirin dan sebagian kecil impuls dari mata, pada level thalamus dan ganglia basalis yang akan mengganggu kewaspadaan posisi tubuh. Keadaan ini mengakibatkan penderita mudah jatuh. d. Mikrografia Tulisan tangan secara gradual menjadi kecil dan rapat, pada beberapa kasus hal ini merupakan gejala dini. e. Langkah dan gaya jalan (sikap Parkinson) Berjalan dengan langkah kecil menggeser dan makin menjadi cepat (marche a petit pas), stadium lanjut kepala difleksikan ke dada, bahu membengkok ke depan, punggung melengkung bila berjalan. f . B icara mono ton H al ini karena bradikines ia dan rigiditas otot pernapas an, pita su ar a, o to t laring, sehingga bila berbicara atau mengucapkan kata-kata yang monoton dengan volume suara halus (suara bisikan) yang lambat. g. Dimensia

A d anya perubahan s tatus mental s elama perj alanan penyak itn ya den g an d ef icit kognitif. h. Gangguan behavioral Lambat-laun menjadi dependen (tergantung kepada orang lain), mudah takut, sikap kurang tegas, depresi. Cara berpikir dan respon terhadap pertanyaan lambat (bradifrenia) biasanya masih dapat memberikan jawaban yang betul, asal diberi waktu yang cukup. i. Gejala Lain Kedua mata berkedip-kedip dengan gencar pada pengetukan diatas pangkal hidungnya (tanda Myerson positif). Gejala non motorik a. D is f u n gs i otonom Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter terutama inkontinensiadan hipotensi ortostatik Kulit berminyak dan infeksi kulit seboroik Pengeluaran urin yang banyak Gangguan seksual yang berubah fungsi, ditandai dengan melemahnya hasratseksual, perilaku, orgasme. b.Gangguan suasana hati, penderita sering mengalami depresi c.Ganguan kognitif, menanggapi rangsangan lambat d.Gangguan tidur, penderita mengalami kesulitan tidur (insomnia) e. G an g g uan s ens as i kepekaan kontras visuil lemah, pemikiran mengenai ruang, pembedaan warna penderita sering mengalami pingsan, umumnya disebabkan oleh hypotension orthostatic, suatu kegagalan sistemsaraf otonom untuk melakukan penyesuaian tekanan darah sebagai jawaban atas perubahan posisi badan berkurangnya atau hilangnya kepekaan indra perasa bau (microsmia atau anosmia).

DIAGNOSIS Diagnosis penyakit Parkinson ditegakkan berdasarkan kriteria : 1 . S e c a r a bradikinesiaatau 3 dari 4 tanda motorik : tremor, rigiditas, bradikinesia dan ketidakstabilan postural.2 . K r i e t e r i a K o l l e r k l i n i s Didapatkan 2 dari 3 tanda kardinal gangguan motorik : tremor, rigiditas,

Didapati 2 dari 3 tanda cardinal gangguan motorik : tremor saat istirahat atau gangguanrefleks postural, rigiditas, bradikinesia yang berlangsung 1 tahun atau lebih. Respons terhadap terapi levodopa yang diberikan sampai perbaikan sedang (minimal1.000 mg/hari selama G e l b 1 & bulan) dan lama perbaikan 1 tahun atau lebih.3 . K r i t e r i a 1 ) R es tin g tremor 2 ) B r ad ik ines ia 3)Rigiditas 4)Permulaan asimetris Gejala klinis kelompok B (gejala dini tak lazim), diagnosa alternatif, terdiri dari : 1)Instabilitas postural yang menonjol pada 3 tahun pertama 2)Fenomena tak dapat bergerak sama sekali (freezing) pada 3 tahun pertama 3)Halusinasi (tidak ada hubungan dengan pengobatan) dalam 3 tahun pertama 4)Demensia sebelum gejala motorik pada tahun pertama. Diagnosis possible : terdapat paling sedikit 2 dari gejala kelompok A dimana s alah s atu d iantaran ya adalah tre mor atau bradikines ia dan tak terd ap at g ej ala kelompok B, lama gejala kurang dari 3 tahun disertai respon jelas terhadap levodopa atau dopamine agonis. G i l m a n

Gejala kelompok A (khas untuk penyakit Parkinson) terdiri dari :

Diagnosis probable : terdapat paling sedikit 3 dari 4 gejala kelompok A, dantid ak ter d ap at gej ala dari kelompok B , lama penyak it paling s edikit 3 tah u n d an respon jelas terhadap levodopa atau dopamine agonis. D iag n o s is pasti : memenuhi semua kriteria probable dan p e m e r i k s a a n histopatologis yang positif. PENATALAKSANAAN Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif yang berkembang progresif dan p en yeb abn ya tidak diketah ui, oleh karena itu s trategi penatal aks anaan n ya ad alah 1 ) terapi simtomatik, untuk mempertahankan independensi pasien, 2) neuroproteksi dan 3) neurorestorasi,keduanya untuk menghambat progresivitas penyakit Parkinson. Strategi ini ditujukan untuk mempertahankan kualitas hidup penderitanya. 1. Terapi farmakologik a.Obat pengganti dopamine (Levodopa, Carbidopa)L e v o d o p a m e r u p a k a n p e n g o b a t a n u t a m a u n t u k p e n y a k i t p a r k i n s o n . D i d a l a m o t a k levodopa dirubah menjadi dopamine. L-dopa akan diubah menjadi dopamine pada neurondopaminer g ik o leh L- ar omatik as am amino dekarboks ilas e (dopa dekarboks ilas e). Walaupun demikian, hanya 1-5% dari L-Dopa memasuki neuron dopaminergik, sisanyad imetabo lis me di s embarang tempa t, meng akiba tkan efek s amping yan g lu as . Kar ena mekanisme feedback, akan terjadi inhibisi pembentukan L-Dopa endogen. Carbidopa dan benserazide adalah dopa dekarboksilase inhibitor, membantu mencegah metabolisme L-Dopa sebelum mencapai neuron dopaminergik.Levodopa mengurangi tr e mo r , k ekakuan otot dan mempe rbaiki gerakan. P enderita penyakit parkinson ringan bisa kembali menjalani aktivitasnya secara normal. Obat inidiberikan bers ama car b id o p a untuk meningka tkan efektivi tas n ya & mengurang i ef ek sampingnya.B anyak dokter menunda pengobatan s imtomat is dengan lev o d o p a s ampai me ma ngdibutuhk an. B ila gej ala pas ien mas ih ringan dan tid ak mengg anggu, s ebaikn ya terapi d e n g a n l e v o d o p a j a n g a n d i l a k u k a n . H a l i n i m e n g i n g a t b a h w a e f e k t i f i t a s l e v o d o p a berkaitan dengan lama waktu pemakaiannya. Levodopa melintasi sawar-darah-otak danmemasuki susunan saraf pusat dan mengalami perubahan ensimatik menjadi dopamin.Dopamin menghambat

aktifitas neuron di ganglia basal.Efek samping levodopa dapat berupa:1)Neusea, muntah, distress abdominal2)Hipotensi postural 3) Sesekali akan didapatkan aritmia jantung, terutama pada penderita yang berusialan j u t. Ef ek in i diakibatkan oleh efek beta- adrenergik dopamine pada s ys te m konduksi jantung. Ini bisa diatasi dengan obat beta blocker seperti propanolol. 4) Diskinesia yang paling sering ditemukan melibatkan anggota gerak, leher ataumuka. Diskinesia sering terjadi pada penderita yang berespon baik terhadap terapilevodopa. Beberapa penderita menunjukkan gejala o n-off yang sangat menggangguk a r e n a p e n d e r i t a t i d a k t a h u k a p a n g e r a k a n n y a m e n d a d a k m e n j a d i t e r h e n t i , membeku, sulit. Jadi gerakannya terinterupsi sejenak.5)Abnormalitas laboratorium. Granulositopenia, fungsi hati abnormal dan ureumd ar ah yan g meningka t merupak an kompl ikas i yan g jarang terj adi pad a ter ap i levodopa.Efek samping levodopa pada pemakaian bertahun-tahun adalah diskinesia yaitu gerakanmotorik tidak terkontrol pada anggota gerak maupun tu b u h . R es pon penderita ya ng mengkonsumsi levodopa juga semakin lama semakin berkurang. Untuk menghilangkanefek samping levodopa, jadwal pemberian diatur dan ditingkatkan dosisnya, juga denganmemberikan tambahan obat-obat yang memiliki mekanisme kerja berbeda seperti dopaminagonis, COMT inhibitor atau MAO-B inhibitor. b . A g o n is D opamin Agonis dopamin seperti Bromokriptin (Parlodel), Pergolid (Permax), P r a m i p e x o l (Mirapex), Ropinirol, Kabergolin, Apomorfin dan lisurid dianggap cukup efektif untuk mengobati gejala Parkinson. Obat ini bekerja dengan merangsang reseptor dopamin, akantetapi obat ini ju ga men ye ba bkan penurunan res eptor dop amin s ecar a p r ogres if yan g selanjutnya akan menimbulkan peningkatan gejala Parkinson.

Obat ini dapat berguna untuk mengobati pasien yang pernah mengalami serangan yang berfluktuasi dan diskinesia sebagai akibat dari levodopa dosis tinggi. Apomorfin dapatdiinjeksikan subkutan. Dosis rendah yang diberikan setiap hari dapat mengurangi fluktuasigejala motorik.Efek samping obat ini adalah halusinasi, psikosis, eritromelalgia, edema kaki, mual danmuntah. c.Antikolinergik O b a t i n i me n g h a m b a t s i s t e m k o l i n e r g i k d i g a n g l i a b a s a l d a n m e n g h a m b a t a k s i neurotransmitter otak yang disebut asetilkolin. Obat ini mampu membantu mengoreksikeseimbangan antara dopamine dan asetilkolin, sehingga dapat mengurangi gejala tremor.Ada dua preparat antikolinergik yang banyak digunakan untuk penyakit parkinson , yaituthrihexyphenidyl (artane) dan benztropin (congentin). Preparat lainnya yang juga termasuk golongan ini adalah biperidon (akineto n ) , o r p h en ad rine (dis ipal) dan proc yc li dine (kamadrin).Efek samping obat ini adalah mulut kering dan pandangan kabur. Sebaiknya obat jenis initidak diberikan pada pend er ita p en ya k i t P arkins on us ia diatas 70 tahun, karena dapat menyebabkan penurunan daya ingat.d.Penghambat Monoamin oxidase (MAO Inhibitor)Selegiline (Eldepryl), Rasagaline (Azilect). Inhibitor MAO diduga Selegiline berguna dapat pada pula penyakitP a r k i n s o n ditingkatkan memperlambat karena dengan memburuknya neurotransmisi dopamine dapat

m e n c e g a h perusakannya.

sindrom Parkinson,dengan demikian terapi levodopa dapat ditangguhkan selama beberapa waktu. Bergunauntuk mengendalikan gejala dari penyakit Parkinson yaitu untuk mengaluskan pergerakan.S elegilin dan ras agilin mengur angi gej ala dengan den g an men g in h ibis i monoa mi ne oksidase B (MAO-B), sehingga menghambat perusakan dopamine yang dikeluarkan olehneuron dopaminergik. Metabolitnya mengandung L-amphetamin and Lmethamphetamin.Biasa dipakai sebagai kombinasi dengan gabungan levodopa-carbidopa. Selain itu obat ini juga berfungsi sebagai antidepresan ringan. Efek sampingnya adalah insomnia, penurunantekanan darah dan aritmia.e . A m a n t a d i n Berperan sebagai pengganti dopamine, tetapi bekerja di bagian lain otak. Obat ini duludit emukan s ebagai o b at an t iv ir u s , s elanj utn ya diketa hui dapat men ghi langkan gej ala penyakit Parkinson yaitu menurunkan gejala tremor, bradikinesia, dan fatigue pada awal penyakit Parkinson dan dapat menghilangkan fluktuasi motorik (fenomena on-off) dandiskinesia

pada penderita Parkinson lanjut. Dapat dipakai sendirian atau sebagai kombinasid e n g a n levodopa atau agonis dopamine. Efek sampingnya dapat 0-Methyl m e n g a k i b a t k a n mengantuk.f.Penghambat r el atif b aru, Catechol

Transferase/COMTEn taca pone (C omta n), Tolcap one (Tas mar). Obat ini mas ih berfungs imenghambat degradasi dopamine oleh enzim COMT dan memperbaiki transfer levodopake otak. Mulai dipakai sebagai kombinasi levodopa saat efektivitas levodopa menurun.D iberik an ber s ama s et iap do s is levodo pa. O bat in i me m p er b aiki fenome na on-off ,memperbaiki kemampuan aktivitas kehidupan seharihari.Efek samping obat ini berupa gangguan fungsi hati, sehingga perlu diperiksa tes fungsi hatisecara serial. Obat ini juga menyebabkan perubahan warna urin berwarna merahoranye.g .N eu rop roteks i T e r a p i n e u r o p r o t e k t i f d a p a t m e l i n d u n g i n e u r o n d a r i k e m a t i a n s e l y a n g d i i n d u k s i progresifitas penyakit. Yang sedang dikembangkan sebagai agen neuroprotektif adalahapoptotic drugs (CEP 1347 and CTCT346), lazaroids, bioenergetics, antiglutamatergica g e n t s , dan dopamine receptors. A d a p u n y a n g s e r i n g d i g u n a k a n d i k l i n i k a d a l a h monoamine oxidase inhibitors (selegiline and rasagiline), dopamin agonis, dan complek Imitochondrial fortifier coenzyme Q10. 2. Terapi pembedahan Bertujuan untuk memperbaiki atau mengembalikan seperti semula proses patologis yangmendasari (neurorestorasi).a.Terapi ablas i les i di otak Termasuk katergori ini adalah thalamotomy dan pallidotomyIndikasi : - fluktuasi motorik berat yang terus menerus-diskinesia yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan medik D ilakukan penghancuran di p u s at les i d i o tak dengan menggun akan kauteris as i. Efek operasi ini bersifat permanen seumur hidup dan sangat tidak aman untuk melakukan ablasidikedua tempat tersebut. b.Deep Brain Stimulation (DBS)D itempa tkan semaca m elektroda pada beberapa p us at les i d i o tak yan g dihubungkan dengan alat pemacunya yang dipasang di bawah kulit dada seperti alat pemacu jantung.P ada pros edur ini tidak ada penghancuran les i d i o tak , j adi relatif aman. Manfaatn ya adalah memperbaiki waktu off dari levodopa dan mengendalikan diskinesia.c . T r a n s p l a n t a s i Percobaan transplantasi pada penderita penyakit parkinson dimulai 1982 oleh Lindvall dankawannya, jaringan medula adrenalis ( autologous adrenal

) yang menghasilkan dopamin.Jaringan transplan (graft) lain yang pernah digunakan antara lain dari jaringan embrio Ventral mesensefalon yang menggunakan jaringan premordial steam atau progenitor cells,non neural cells (biasanya fibroblast atau astrosytes), testis-derived sertoli cells dan carotid body epithelial glomus cells. Untuk mencegah reaksi penolakan jaringan diberikan obatimmunosupressant cyclosporin A yang menghambat proliferasi T cells sehingga masa idupgraft jadi lebih panjang. Transplantasi yang berhasil baik dapat mengurangi gejala penyakit parkinson selama 4 tahun kemudian efeknya menurun 4 6 tahun sesudah transplantasi.Teknik operasi ini sering terbentur bermacam hambatan seperti ketiadaan donor, kesulitan prosedur baik teknis maupun perijinan. 3. Non Farmakologik a . E d u k a s i Pasien serta keluarga diberikan pemahaman mengenai penyakitnya, misalnya pentingnyameminum obat teratur dan menghindari jatuh. Menimbulkan rasa simpati dan empati darianggota keluarganya sehingga dukungan fisik dan psikik medik : mereka adalah menjadi u n tu k gerakan, maksimal. b.Terapi penyakit serta rehabilitas i Tuj uan masalah-masalah rehabilitas i sebagai berikut

men in g k atk an kualitas hidup penderita danmenghambat bertambah beratnya gejala mengatasi Abnormalitas Kecenderungan postur tubuh yang salah, Gejala otonom,Gangguan perawatan diri (Activity of Daily Living ADL), dan Perubahan psikologik.Latihan yang diperlukan penderita parkinson meliputi latihan fisioterapi, okupasi, dan psikoterapi.Latihan fisioterapi meliputi : latihan gelang bahu dengan tongkat, latihan ekstensi trunkus,latihan frenkle untuk berjalan dengan menapakkan kaki pada tanda-tanda di lantai, latihanisometrik untuk kuadrisep femoris dan otot ekstensor panggul agar memudahkan menaikitangga dan bangkit dari kursi.Latihan okupasi yang memerlukan pengkajian ADL pasien, pengkajian lingkungan tenpattinggal atau pekerjaan. Dalam pelaksanaan latihan dipakai bermacam strategi, yaitu : Strategi kognitif : untuk menarik perhatian penuh/konsentrasi, bicara jelas dan tidak c e p a t , mampu menggunakan tanda-tanda verbal maupun visual dan h a n y a melakukan satu tugas kognitif maupun motorik.

Strategi gerak : seperti bila akan belok saat berjalan gunakan tikungan yang agak lebar, jarak kedua kaki harus agak lebar bila ingin memungut sesuatu dilantai. Strategi keseimbangan : melakukan ADL dengan duduk atau berdiri dengan keduakaki terbuka lebar dan dengan lengan berpegangan pada dinding. Hindari eskalator a t a u p i n t u b e r p u t a r . S a a t b e j a l a n d i t e m p a t r a m a i a t a u l a n t a i t i d a k r a t a h a r u s konsentrasi penuh jangan bicara atau melihat sekitar.Seorang psikolog diperlukan untuk mengkaji fungsi kognitif, kepribadian, status mental pasien dan keluarganya. Hasilnya digunakan untuk melakukan terapi rehabilitasi kognitif dan melakukan intervensi psikoterapi. PROGNOSIS Obat-obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala parkinson, sedangkan perjalanan penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat ini. Sekali terkena parkinson, maka penyakit ini akan menemani sepanjang hidupnya. Tanpa perawatan, gangguan yang terjadimengalami progress hingga terjadi total disabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuanfungsi otak general, dan dapat menyebabkan kematian.Dengan perawatan, gangguan pada setiap pasien berbeda-berbeda. Kebanyakan pasien berespon terhadap medikasi. Perluasan gejala berkurang, dan lamanya gejala terkontrol sangat bervariasi. Efek samping pengobatan terkadang dapat sangat parah. Penyakit Parkinson sendiritidak dianggap sebagai penyakit yang fatal, tetapi berkembang sejalan dengan waktu. Rata-rataharapan hidup pada pasien Parkinson pada umumnya lebih rendah dibandingkan yang tidak menderita Parkinson. Pada tahap akhir, penyakit Parkinson dapat menyebabkan komplikasiseperti tersedak, pneumoni, dan memburuk yang dapat menyebabkan kematian. P r o g r es if itas gej ala pada P arkins on dapat berlangs ung 20 tahun atau leb ih . N amu n d e m i k i a n p a d a b e b e r a p a o r a n g d a p a t l e b i h s i n g k a t . T i d a k a d a c a r a y a n g t e p a t u n t u k memprediksikan lamanya penyakit ini pada masingmasing individu. Dengan treatment yangtepat, kebanyakan pasien Parkinson dapat hidup produktif beberapa tahun setelah diagnosis.

You might also like