You are on page 1of 29

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Metode gravitasi kebanyakan digunakan untuk beberapa kegiatan eksplorasi
seperti eksplorasi minyak untuk menemukan struktur yang merupakan jebakan
minyak (oil trap) atau dikenal sebagai metode awal ketika melakukan eksplorasi
daerah yang berpotensi hidrokarbon, eksplorasi mineral-mineral berat, air tanah,
orebodies, termasuk mengidentifikasi lithologi batuan dan struktur bawah
permukaan, dan sebagainya. Eksplorasi yang menggunakan metode ini memanfaat
prinsip yang digunakan pada metode gravitasi yaitu membedakan rapat massa
suatu material terhadap lingkungan sekitarnya.
Dalam makalah, akan digunakan metode gravitasi untuk menemukan
mineral-mineral berat yang ada di bawah permukaan pada satu daerah yang dipilih
sebelumnya. Tentunya, mineral-mineral berat tersebut memiliki rapat massa yang
lebih besar dibanding lingkungan sekitarnya atau berarti ada anomali yang
diakibatkan oleh mineral tersebut. Oleh karena itulah, digunakan metode gravitasi
ini dengan harapan dapat menemukan anomali akibat perbedaan rapat massa
tersebut.
.

I.2 Tujuan Penelitian


Tujuan dilakukannya penelitian atau eksplorasi ini adalah untuk menemukan
mineral-mineral berat yang ada di bawah permukaan dan stuktur di bawah
permukaan.

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 1

BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Teori Dasar
Metode gravitasi adalah metode geofisika yang didasarkan pada pengukuran
variasi medan gravitasi bumi. Perbedaan gravitasi muncul karena bumi tidak
homogen. Nilai gravitasi itu sendiri berasal dari inti/mantel dan kerak bumi. Inti
dan mantel bumi yang berkontribusi pada medan utama gravitasi bervariasi
terhadap posisi (lintang) dan cenderung konstan terhadap waktu yang nilainya
sekitar 9.8 m/s2. Pada eksplorasi, nilai gravitasi dari inti dan mantel tersebut
direduksi sehingga nilai gravitasi yang tertinggal adalah gravitasi dari kerak
(crust) yang nantinya juga akan mengalami beberapa faktor koreksi. Faktor
koreksi pada gravitasi tergolong lebih rumit (complicated) dibanding metode
geofisika lainnya. Variasi nilai gravitasi pada kerak dipengaruhi oleh beberapa
faktor yakni lintang, bujur, elevasi, azimuth, rapat massa batuan di bawah
permukaan dan sebagainya. Selain itu, karena perbedaan medan gravitasi
tergolong relatif kecil, maka alat yang digunakan untuk mengukur nilai gravitasi
haruslah mempunyai ketelitian yang tinggi. Untuk memiliki sensivitas yang
tinggi, maka alat yang mengukur nilai gravitasi menggunakan prinsip pegas (lebih
bersifat mekanik) yang sangat sensitif.
Alat yang digunakan untuk mengukur nilai gravitasi disebut gravimeter. Alat
ini memiliki sensivitas yang tinggi. Pengukuran nilai gravitasi dapat dilakukan di
permukaan bumi, kapal, maupun di udara. Karena yang diperlukan adalah variasi
medan gravitasi (anomali), maka pengukuran dilakukan adalah dari suatu titik
observasi terhadap titik observasi lainnya. Dengan begitu, kita dapat membedakan
rapat massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya sehingga kita pun
dapat mengetahui struktur bawah permukaan yang pada berguna untuk
perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik minyak maupun mineral lainnya.
Tahap-tahap eksplorasi menggunakan metode gravitasi dapat dibagi menjadi
3 tahap yang pada umumnya juga digunakan pada metode geofisika yang lainnya.
Tahap-tahap tersebut adalah akuisisi data, processing data, dan interpretasi. Yang
akan dijelaskan sebagai berikut:

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 2

a. Akuisisi Data
Akuisisi data adalah proses pengambilan data di lapangan. Proses akuisisi data
ini dibagi menjadi beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu mengetahui daerah
yang akan diukur dan persiapan alatnya. Beberapa diantara alat itu adalah
seperangkat gravitimeter, GPS, peta Geologi dan peta Geografi, penunjuk waktu,
alat tulis, dan beberapa alat pendukung lainnya. Setelah peralatan telah tersedia.
Langkah awal untuk pengukuran adalah menggunakan peta geologi dan peta
topografi yang bertujuan menentukan lintasan pengukuran dan base station yang
sudah diketahui harga percepatan gravitasinya.
Dalam penentuan base station, ada beberapa parameter yang harus
diperhatikan yaitu:
-

Letak titik pengukuran harus jelas dan mudah dikenal, dapat dibaca

dalam peta
- Lokasi titik pengukuran harus mudah dijangkau serta bebas dari gangguan
kendaraan bermotor, mesin, dan lain-lain
-

Lokasi titik pengukuran harus terbuka sehingga GPS dapat menerima

sinyal dari satelit dengan baik (tanpa ada penghalang).


Base station yang biasa dipakai adalah BMKG dan Bakosurtanal.
Lokasi titik acuan juga harus berupa titik/tempat yang stabil dan mudah
dijangkau. Penentuan titik acuan tersebut sangat penting karena pengambilan data
lapangan harus dilakukan secara looping, yaitu dimulai pada suatu titik yang telah
ditentukan dan berakhir pada titik tersebut. Tujuan dari sistem looping tersebut
adalah agar dapat diperoleh nilai koreksi alat (drift) yang disebabkan oleh adanya
perubahan pembacaan akibat gangguan berupa guncangan alat selama perjalanan.
Dalam proses looping tersebut, ada juga istilah Base Camp yang menjadi
tempat ditutupnya proses looping setelah melakukan pengukuran di setiap stasiun
pada lapangan. Adanya Base Camp ini adalah untuk menghindari banyaknya
koreksi/kesalahan setiap harinya karena alat gravimeter yang dipaksa mengukur
pada saat dia tidak bekerja. Base camp ini juga akan dikoreksi terhadap base
station.
Selama perjalanan, yang perlu dicatat meliputi waktu pembacaan (hari, jam,
dan tanggal), nilai pembacaan gravimeter, posisi koordinat (lintang dan bujur) dan
ketinggian titik ukur.

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 3

Berikut gambar looping dari proses akuisisi data:

BC1

St.1

St.2

St.3

St.6

St.5

St.4

BS

b. Processing Data
Dalam proses pengolahan data (processing data) gravitasi, data harus
mengalami beberapa koreksi. Faktor koreksi pada gravitasi, seperti yang
disebutkan sebelumnya, tergolong rumit. Koreksi-koreksi tersebut ada yang
berasal dari alat, lintang, ketampakan daerahnya (topografi) yaitu meliputi
ketinggian, densitas yang mengisi ketinggian, maupun medan.
Penjelasan dari setiap koreksi-koreksi tersebut adalah sebagai berikut:
i. Koreksi apungan alat (drift correction)
Koreksi drift adalah bentuk pengkoreksian terhadap pembacaan gravimeter
pada saat pengukuran gravitasi di suatu tempat. Drift adalah penyimpangan
pembacaan nilai gravitasi dari waktu ke waktu yang disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu elastisitas pegas halus pada alat, pengaruh suhu, waktu
pengukuran, dan goncangan. Koreksi ini dapat dilihat dengan melakukan
pembacaan secara berulang di titik yang sama pada waktu yang berbeda, misalnya 12 jam agar dapat menghasilkan kurva drift. Nilai koreksi drift untuk setiap titik
pengamatan dapat diperkirakan melalui kurva tersebut. Koreksi drift dapat dihitung
melalui proses looping selama pengambilan data.

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 4

Koreksi drift dapat dirumuskan menjadi

ii. Koreksi tidal (tidal correction)


Nilai gravitasi suatu tempat juga dipengaruhi oleh pasang surut bumi yang
disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari. Koreksi pasang surut ini
bertujuan untuk menghilangkan perubahan dari nilai gravitasi akibat pasang
surut tersebut. Koreksi pasang surut juga tergantung dari kedudukan bulan dan
matahari terhadap bumi. Di Indonesia, nilai koreksinya mencapai 0.3 mgal.
Pengaruh pasang surut terhadap nilai gravitasi yang diukur dapat kita lihat
pada grafik di bawah ini

iii. Koreksi lintang


Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 5

Nilai gravitasi bervariasi terhadap lintang. Hal itu disebabkan oleh rotasi bumi
diikuti oleh pemipihan bumi. Pemipihan terjadi dikarenakan keseimbangan
antara gaya gravitasi dan gaya centrifugal dari efek rotasi bumi.
Sehingga diperlukan koreksi lintang untuk mengkoreksi perubahan nilai
gravitasi dikarenakan perubahan lintang.
Koreksi lintang dapat ditulis dengan persamaan berikut ini:
g L = g 0 (1 + 0.0053024 sin 2 0.0000058 sin 2 2)cm/s

g L = normal gravity (gravitasi yang sudah dikoreksi terhadap lintang)


g 0 = 978 .03185

= latitude

Untuk pengukuran skala kecil (<100km), dipergunakan koreksi lintang lokal,


yang dirumuskan:
dg L
1 dg L

0.812 sin 2
ds
Re d

dengan satuan mgal/km.


iv. Free Air Correction
Gaya gravitasi juga dipengaruhi oleh ketinggian. Nilai gravitasi berkurang
dengan bertambahnya ketinggian dari bidang geoid.
GM
R2
dg
2GM
= 3
dR
R
GM 1
= 2 2
R R
2g
=
R
= 0.3086 mGal

g=

gFA = 0.3086 mgal/m = 0.3086 h mgal


Dengan adanya koreksi free air, kita mengenal free air anomaly yang
diperoleh setelah dikoreksi oleh lintang dan koreksi free air.
g FA = g obs g n g FA

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 6

v. Bouguer Reduction
Koreksi ini sama dengan koreksi free-air, namun pada koreksi ini pengaruh
massa batuan diperhitungkan.

Massa batuan yang mengisi ketinggian menambah gaya gravitasi, sehingga


perlu dikoreksi. Selain itu, juga diasumsikan topografinya flat (yang jika tidak
flat akan perlu dikoreksi dengan koreksi terrain).
Bouguer Reduction dapat dirumuskan sebagai berikut
Di darat
Di laut

g B = 2 G h =0.04192 h mgal

g B =2 G ( rock water ) h mgal

Kita juga dapat mencari Bouguer anomaly (BA) yang dapat diperoleh dari
anomaly Free air setelah diberi koreksi Bouguer.
g B ( BA ) = g obs g n g FA g B

vi. Terrain Reduction


Seperti yang disebutkan sebelumnya, pada koreksi bouguer diasumsikan kalau
topografinya flat padahal kenyataan di lapangan, topografinya beragam berupa
lembah atau gunung. Untuk itu, perlu diberikan koreksi lain yaitu koreksi
Terrain. Koreksi Terrain atau koreksi medan dilakukan untuk mengkoreksi
adanya pengaruh penyebaran massa yang tidak teratur di sekitar titik
pengukuran yang turut memberi sumbangan terhadap hasil pengukuran di titik
pengukuran.

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 7

Ketika ada lembah atau gunung, koreksi terrain harus ditambahkan ke nilai
gravitasi karena keduanya bersifat menguragi nilai gravitasi. Sehingga nilai
gravitasi yang sudah dikoreksi terrain (TC) dapat ditulis menjadi:
g t = g obs g n g FA g B + TC mgal

c. Interpretasi
Tahap selanjutnya adalah interpretasi. Dalam metode gravitasi, untuk
menentukan sebuah besaran tertentu dari anomali Bouguer yang telah
diperoleh, perlu ada proses lanjutan yang disebut interpretasi. Interpretasi gaya
berat secara umum dibedakan menjadi dua, yakni interpretasi kualitatif dan
kuantatif.
i. Interpretasi Kualitatif
Data gravitasi berupa anomali Bouguer sangat dibutuhkan ketika kita
menginterpretasi secara kualitatif karena data gravitasi yang diamati
adalah berupa anomali bouger. Anomali bouguer itu sendiri terdiri dari
anomali regional dan residual. Lewat interpretasi ini, kita dapat melihat
penyebaran anomali atau nilai anomali yang dihasilkan. Selain itu, kita
dapat menafsirkan pengaruh anomali terhadap bentuk benda walau tidak
sampai mengetahui secara pasti ukuran dan besarnya. Contohnya: Konut
tertutup, maka dapat ditafsirkan sebagai lipatan (sinklin atau antiklin).
ii. Interpretasi Kuantitatif
Sebenarnya tidak cukup melakukan interpretasi secara kualitatif, untuk
memahami hasil interpretasi kualitatif lebih mendalam perlu dilakukan
interpretasi secara kuantitatif dengan membuat penampang gravitasi pada
peta kontur anomali. Asumsi yang digunakan dalam interpretasi ini adalah
Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 8

distribusi rapat massa. Interpretasi kuantitatif pada penelitian ini adalah


analisis model bawah permukaan dari suatu penampang anomali Bouguer
dengan

menggunakan

metoda

poligon

yang

diciptakan

oleh

Talwani. Metoda tersebut telah dibuat pada software GRAV2DC atau


GRAV2D.
Metode yang digunakan dalam pemodelan gaya berat dapat dibedakan
menjadi dua cara, yakni pemodelan ke depan (forward modelling) dan
inversi (inverse modelling). Prinsip yang digunakan dikedua jenis
pemodelan itu adalah meminimumkan selisih anomali perhitungan dengan
anomali pengamatan, melalui metode kuadrat terkecil, teknik matematika
tertentu, baik linear maupun non linear dan menerapkan batasan untuk
mengurangi ambiguitas.

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 9

BAB III
PENGOLAHAN DATA
III.1 Data Pengamatan
Data lapangan yang diolah adalah sebagai berikut
G Tbg= 978 034,57 mgal (0:53:7 S 100:11:18 E
STATI
ON
Tbg
Data1
Data2

X (BUJUR)

6m) Using Scintrex CG5

100.35306

Y
(LINTANG)
-0.88456

Z
(M)
6
1
1

100.3442333
100.3447167

-0.895266667
-0.903883333

Data3

100.3482

-0.9179

9:51:48

Data4

100.3505833

-0.927316667

Data5

100.3515

-0.9387

Data6

100.3521833

-0.947433333

Data7

100.3534167

-0.9574

Data8

100.3520333

-0.96445

Data9

100.3605333

-0.96405

10

Data1
0
Data1
1
Data1
2
Data1
3
Data1
4
Tbg

100.3636

-0.952266667

100.3612333

-0.93765

100.3612

-0.925783333

100.3605667

-0.918666667

100.3521833

-0.906583333

100.35306

-0.88456

Tbg

100.35306

-0.88456

Data1
5
Data1
6
Data1
7
Data1
8
Data1

100.3424333

-0.8666

100.3341167

-0.849983333

100.3272

-0.830216667

100.3187667

-0.812733333

100.3152

-0.79275

10:10:3
4
10:31:0
2
10:42:2
9
10:52:3
8
11:01:4
6
11:10:3
3
11:28:2
3
11:53:3
1
12:07:3
4
12:23:5
1
12:33:2
5
12:48:4
0
12:48:4
0
13:53:0
0
14:03:1
3
14:15:4
3
14:26:0
5
14:33:4

11

TIME

READ

8:18:41
8:55:52
9:21:59

1353.69
1352.76
1354.02
4
1353.40
4
1353.6
1351.70
9
1353.68
4
1355.90
3
1361.08
6
1360.11
2
1354.30
3
1352.38
8
1356.13
1
1357.34
5
1355.98
1
1353.57
1
1353.57
1
1354.91
8
1358.91
1360.11
2
1360.76
4
1360.95

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 10

9
Data2
0
Data2
1
Data2
2
Data2
3
Data2
4
Data2
5
Data2
6
Data2
7
Data2
8
Data2
9
Data3
0
Data3
1
Data3
2
Data3
3
Data3
4
Tbg

100.3242333

-0.804933333

100.3326

-0.81915

100.3430167

-0.834366667

100.3579667

-0.83945

15

100.3688167

-0.85395

19

100.3802667

-0.868333333

100.3906333

-0.882266667

10

100.3952833

-0.899783333

13

100.39735

-0.91675

27

100.3989167

-0.933166667

35

100.4011333

-0.950416667

31

100.4006167

-0.967266667

22

100.3916167

-0.98355

16

100.3782167

-0.994466667

10

100.3656333

-1.0036

10

100.35306

-0.88456

Tbg

100.35306

-0.88456

6
14:44:5
0
14:59:3
0
15:11:0
6
15:24:3
0
15:34:2
3
15:45:2
7
15:53:3
9
16:13:4
6
16:27:5
2
16:38:5
1
17:07:5
5
17:29:0
6
17:40:4
4
17:50:3
8
18:02:2
0
19:34:1
5
8:25:23

Data3
5
Data3
6
Data3
7
Data3
8
Data3
9
Data4
0
Data4
1
Data4
2
Data4
3

100.38605

-1.006333333

9:19:04

100.3888333

-1.0243

96

9:28:55

100.38145

-1.038516667

145

9:44:38

100.3957667

-1.025766667

59

9:56:01

100.4143

-1.028133333

100.4126667

-1.04665

100.41395

-1.06325

100.4168833

-1.078233333

56

100.43035

-1.070016667

240

10:07:3
6
10:26:1
7
10:40:0
3
10:51:5
8
11:11:4
0

4
1361.13
7
1363.51
2
1361.42
4
1363.74
4
1357.50
9
1357.93
4
1356.62
1
1352.45
8
1348.80
2
1345.72
3
1346.50
8
1348.45
9
1353.41
7
1358.37
3
1360.56
3
1353.62
9
1353.68
2
1359.10
8
1347.41
7
1329.92
1
1352.2
1355.70
6
1360.07
1
1362.29
2
1358.27
1331.52
4

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 11

Data4
4
Data4
5
Data4
6
Data4
7
Data4
8
Data4
9
Data5
0
Data5
1
Data5
2
Data5
3
Data5
4
Data5
5
Data5
9
Data8
7
data86

100.3781167

-0.97535

16

100.4166833

-0.930883333

66

100.4331833

-0.926433333

95

100.4482333

-0.923066667

145

100.4586167

-0.915633333

239

100.46895

-0.912716667

297

100.43385

-0.939366667

88

100.4369833

-0.9489

83

100.4547667

-0.954766667

115

100.4718667

-0.955366667

201

100.4880167

-0.9494

308

100.5058667

-0.9482

441

100.35565

-0.78445

54

100.39028

-0.95207

19

100.38398

-0.93960

19

Data8
5
Data8
4
Data8
3
Data8
2
Tbg

100.3533167

-0.856

100.3902833

-0.952066667

100.3839833

-0.9396

100.3690833

-0.945533333

100.35306

-0.88456

Tbg
Data6
0
Data6
1
Data6
2
Data6
3
Data6
4
Data6
5

100.35306

-0.88456

100.3422333

-0.811783333

6
4

13:41:2
3
14:10:4
9
14:17:2
0
14:25:4
2
14:39:2
9
14:52:1
9
15:14:3
4
15:22:5
8
15:31:0
2
15:41:2
1
15:49:3
4
15:59:1
1
16:51:5
7
17:07:1
7
17:20:3
6
17:32:3
5
18:05:4
6
18:19:1
3
18:31:4
7
18:46:5
3
7:19:33
8:50:02

100.35435

-0.8294

29

9:16:36

100.3662333

-0.824016667

163

9:33:25

100.3734

-0.835783333

45

9:36:50

100.3896167

-0.834083333

11

100.39785

-0.8186

32

10:19:3
4
10:58:0
4

9
10

1358.87
1
1341.05
6
1336.50
9
1330.36
1
1313.60
4
1299.05
1
1337.35
4
1340.73
2
1338.65
7
1325.32
5
1304.59
9
1283.92
1
1346.34
2
1351.09
1349.03
7
1352.61
3
1353.44
8
1357.75
8
1354.98
8
1353.69
6
1353.75
1366.07
2
1360.63
1
1329.96
3
1330.09
7
1364.94
1362.89
2

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 12

Data6
6
Data6
7
Data6
8
Data6
9
Data7
0
Data7
1
Data7
2
Data7
3
Data7
4
Data7
5
Data7
6
Data7
7
Data7
8
Data7
9
Data8
0
Data8
1
Data8
8
Tbg

100.41015

-0.8037

47

100.41945

-0.80095

90

100.3858667

-0.84595

196

100.3992667

-0.859783333

266

100.4065667

-0.875466667

286

100.4173833

-0.888783333

66

100.4248333

-0.878516667

36

100.4303167

-0.8873

32

100.4249833

-0.9044

29

100.4181667

-0.9163

59

100.3823

-0.91305

140

100.3737

-0.898466667

58

100.3744667

-0.8836

60

100.3630167

-0.890166667

79

100.3636

-0.905566667

10

100.37495

-0.923783333

100.35332

-0.85600

100.35306

-0.88456

11:05:2
4
11:19:1
3
11:32:0
4
11:39:5
0
11:49:3
2
11:59:0
6
13:09:4
2
13:17:5
8
13:26:4
4
13:37:0
6
13:51:5
7
13:58:2
7
14:07:5
7
14:14:2
8
14:36:5
6
14:46:1
4
15:16:3
4
15:30:5
3

1358.37
3
1352.17
1337.93
5
1318.59
8
1298.52
1288.14
4
1350.63
2
1352.11
9
1350.84
5
1347.57
2
1341.73
9
1343.28
5
1345.14
1341.58
3
1351.71
7
1355.91
5
1357.52
8
1353.7

III.2 Pengolahan Data


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, data yang diperoleh langsung
dari lapangan harus mengalami beberapa koreksi. Dalam hal ini, koreksi yang
dilakukan pada data yaitu koreksi yang berasal dari alat (koreksi drift), lintang,
juga topografi. yaitu meliputi ketinggian (koreksi Free air) dan densitas yang
mengisi ketinggian (Koreksi Bouguer). Setelah dikoreksi (koreksi drift, lintang,
dan free air), maka dapat diperoleh data dibawah ini
X (BUJUR)
100.35306

Y
(LINTANG)
-0.88456

Z
(M)
6

TIME

READ

8:18:41

1353.6
9

GDRI
FT
0.000

GABS

GN

GFA

DGFA

978034.5
70

97803
3.1

1.85
16

3.341

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 13

100.3442333

-0.895266667

8:55:52

100.3447167

-0.903883333

9:21:59

100.3482

-0.9179

9:51:48

100.3505833

-0.927316667

100.3515

-0.9387

100.3521833

-0.947433333

100.3534167

-0.9574

100.3520333

-0.96445

100.3605333

-0.96405

10

100.3636

-0.952266667

100.3612333

-0.93765

100.3612

-0.925783333

100.3605667

-0.918666667

100.3521833

-0.906583333

100.35306

-0.88456

100.35306

-0.88456

100.3424333

-0.8666

100.3341167

-0.849983333

100.3272

-0.830216667

100.3187667

-0.812733333

100.3152

-0.79275

100.3242333

-0.804933333

11
4

100.3326

-0.81915

100.3430167

-0.834366667

100.3579667

-0.83945

15

100.3688167

-0.85395

19

100.3802667

-0.868333333

10:10:3
4
10:31:0
2
10:42:2
9
10:52:3
8
11:01:4
6
11:10:3
3
11:28:2
3
11:53:3
1
12:07:3
4
12:23:5
1
12:33:2
5
12:48:4
0
12:48:4
0
13:53:0
0
14:03:1
3
14:15:4
3
14:26:0
5
14:33:4
6
14:44:5
0
14:59:3
0
15:11:0
6
15:24:3
0
15:34:2
3
15:45:2

1352.7
6
1354.0
24
1353.4
04
1353.6
1351.7
09
1353.6
84
1355.9
03
1361.0
86
1360.1
12
1354.3
03
1352.3
88
1356.1
31
1357.3
45
1355.9
81
1353.5
71
1353.5
71
1354.9
18
1358.9
1
1360.1
12
1360.7
64
1360.9
54
1361.1
37
1363.5
12
1361.4
24
1363.7
44
1357.5
09
1357.9

0.016
0.028
0.041
0.049
0.058
0.063
0.068
0.072
0.076
0.084
0.095
0.101
0.108
0.112
0.119
0.000
0.009
0.011
0.012
0.014
0.015
0.017
0.019
0.020
0.022
0.024
0.025

978033.6
56
978034.9
32
978034.3
25
978034.5
29
978032.6
47
978034.6
27
978036.8
51
978042.0
38
978041.0
68
978035.2
67
978033.3
63
978037.1
12
978038.3
33
978036.9
73
978034.5
70
978034.5
70
978035.9
08
978039.8
98
978041.0
99
978041.7
49
978041.9
38
978042.1
19
978044.4
92
978042.4
03
978044.7
21
978038.4
84
978038.9

97803
3.1
97803
3.1
97803
3.2
97803
3.2
97803
3.2
97803
3.3
97803
3.3
97803
3.3
97803
3.3
97803
3.3
97803
3.2
97803
3.2
97803
3.2
97803
3.1
97803
3.1
97803
3.1
97803
3
97803
3
97803
2.9
97803
2.9
97803
2.8
97803
2.9
97803
2.9
97803
2.9
97803
3
97803
3
97803

0.30
86
0.30
86
0.30
86
0.30
86
0.30
86
0.30
86
0.92
58
1.54
3
3.08
6
1.85
16
1.85
16
2.16
02
2.16
02
0.92
58
1.85
16
1.85
16
0.92
58
1.85
16
0.61
72
0.61
72
3.39
46
1.23
44
0.92
58
1.54
3
4.62
9
5.86
34
2.77

0.855
2.106
1.459
1.636
0.280
1.674
4.485
10.26
8
10.84
2
3.842
1.982
6.074
7.316
4.757
3.341
3.341
3.803
8.764
8.782
9.478
12.49
4
10.48
5
12.51
3
11.00
1
16.39
2
11.35
1
8.649

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 14

100.3906333

-0.882266667

10

100.3952833

-0.899783333

13

100.39735

-0.91675

27

100.3989167

-0.933166667

35

100.4011333

-0.950416667

31

100.4006167

-0.967266667

22

100.3916167

-0.98355

16

100.3782167

-0.994466667

10

100.3656333

-1.0036

10

100.35306

-0.88456

100.35306

-0.88456

100.38605

-1.006333333

100.3888333

-1.0243

7
15:53:3
9
16:13:4
6
16:27:5
2
16:38:5
1
17:07:5
5
17:29:0
6
17:40:4
4
17:50:3
8
18:02:2
0
19:34:1
5
8:25:23

9:19:04

96

9:28:55

100.38145

-1.038516667

145

9:44:38

100.3957667

-1.025766667

59

9:56:01

34
1356.6
21
1352.4
58
1348.8
02
1345.7
23
1346.5
08
1348.4
59
1353.4
17
1358.3
73
1360.5
63
1353.6
29
1353.6
82
1359.1
08
1347.4
17
1329.9
21
1352.2

0.026
0.029
0.031
0.033
0.037
0.040
0.042
0.043
0.045
0.058
0.000
0.001
0.001
0.002
0.002

100.4143

-1.028133333

100.4126667

-1.04665

100.41395

-1.06325

100.4168833

-1.078233333

56

100.43035

-1.070016667

240

100.3781167

-0.97535

16

100.4166833

-0.930883333

66

100.4331833

-0.926433333

95

100.4482333

-0.923066667

145

100.4586167

-0.915633333

239

100.46895

-0.912716667

297

10:07:3
6
10:26:1
7
10:40:0
3
10:51:5
8
11:11:4
0
13:41:2
3
14:10:4
9
14:17:2
0
14:25:4
2
14:39:2
9
14:52:1
9

1355.7
06
1360.0
71
1362.2
92
1358.2
7
1331.5
24
1358.8
71
1341.0
56
1336.5
09
1330.3
61
1313.6
04
1299.0
51

0.002
0.003
0.003
0.003
0.004
0.007
0.008
0.008
0.008
0.008
0.009

08
978037.5
94
978033.4
28
978029.7
70
978026.6
89
978027.4
70
978029.4
18
978034.3
74
978039.3
29
978041.5
17
978034.5
70
978034.5
70
978039.9
95
978028.3
04
978010.8
07
978033.0
86
978036.5
92
978040.9
56
978043.1
77
978039.1
55
978012.4
08
978039.7
52
978021.9
36
978017.3
89
978011.2
41
977994.4
84
977979.9
30

3
97803
3.1
97803
3.1
97803
3.2
97803
3.2
97803
3.3
97803
3.3
97803
3.4
97803
3.4
97803
3.4
97803
3.1
97803
3.1
97803
3.4
97803
3.5
97803
3.5
97803
3.5
97803
3.5
97803
3.6
97803
3.6
97803
3.7
97803
3.7
97803
3.3
97803
3.2
97803
3.2
97803
3.2
97803
3.2
97803
3.2

74
3.08
6
4.01
18
8.33
22
10.8
01
9.56
66
6.78
92
4.93
76
3.08
6
3.08
6
1.85
16
1.85
16
1.23
44
29.6
25
44.7
47
18.2
07
1.54
3
0.30
86
0.92
58
17.2
81
74.0
64
4.93
76
20.3
67
29.3
17
44.7
47
73.7
55
91.6
54

7.605
4.316
4.930
4.271
3.766
2.886
5.941
9.010
11.16
9
3.341
3.341
7.787
24.42
9
22.00
8
17.78
9
4.622
7.692
10.47
5
22.75
8
52.82
2
11.34
4
9.091
13.50
6
22.79
8
35.07
1
38.42
4

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 15

100.35306

-0.88456

15:14:3
4
15:22:5
8
15:31:0
2
15:41:2
1
15:49:3
4
15:59:1
1
16:51:5
7
17:07:1
7
17:20:3
6
17:32:3
5
18:05:4
6
18:19:1
3
18:31:4
7
18:46:5
3
7:19:33

100.3422333

-0.811783333

8:50:02

100.35435

-0.8294

29

9:16:36

100.3662333

-0.824016667

163

9:33:25

100.3734

-0.835783333

45

9:36:50

100.3896167

-0.834083333

11

100.39785

-0.8186

32

100.41015

-0.8037

47

100.41945

-0.80095

90

100.3858667

-0.84595

196

100.3992667

-0.859783333

266

100.4065667

-0.875466667

286

100.4173833

-0.888783333

66

10:19:3
4
10:58:0
4
11:05:2
4
11:19:1
3
11:32:0
4
11:39:5
0
11:49:3
2
11:59:0

100.43385

-0.939366667

100.4369833

-0.9489

100.4547667

-0.954766667

88
83
115

100.4718667

-0.955366667

201

100.4880167

-0.9494

308

100.5058667

-0.9482

441

100.35565

-0.78445

54

100.39028

-0.95207

19

100.38398

-0.93960

19

100.3533167

-0.856

100.3902833

-0.952066667

100.3839833

-0.9396

100.3690833

-0.945533333

100.35306

-0.88456

9
10

1337.3
54
1340.7
32
1338.6
57
1325.3
25
1304.5
99
1283.9
21
1346.3
42
1351.0
9
1349.0
37
1352.6
13
1353.4
48
1357.7
58
1354.9
88
1353.6
96
1353.7
5
1366.0
72
1360.6
31
1329.9
63
1330.0
97
1364.9
4
1362.8
92
1358.3
73
1352.1
7
1337.9
35
1318.5
98
1298.5
2
1288.1

0.009
0.009
0.010
0.010
0.010
0.010
0.011
0.012
0.012
0.012
0.013
0.013
0.014
0.014
0.000
0.009
0.012
0.014
0.014
0.018
0.022
0.023
0.024
0.026
0.026
0.027
-

978018.2
33
978021.6
11
978019.5
35
978006.2
03
977985.4
77
977964.7
99
978027.2
19
978031.9
66
978029.9
13
978033.4
89
978034.3
23
978038.6
33
978035.8
62
978034.5
70
978034.5
70
978046.9
01
978041.4
63
978010.7
97
978010.9
31
978045.7
78
978043.7
34
978039.2
16
978033.0
14
978018.7
81
977999.4
44
977979.3
67
977968.9

97803
3.2
97803
3.3
97803
3.3
97803
3.3
97803
3.3
97803
3.3
97803
2.8
97803
3.3
97803
3.2
97803
3
97803
3.3
97803
3.2
97803
3.3
97803
3.1
97803
3.1
97803
2.9
97803
2.9
97803
2.9
97803
2.9
97803
2.9
97803
2.9
97803
2.9
97803
2.9
97803
3
97803
3
97803
3.1
97803

27.1
56
25.6
13
35.4
89
62.0
28
95.0
48
136.
09
16.6
64
5.86
34
5.86
34
2.77
74
3.08
6
2.16
02
0.30
86
1.85
16
1.85
16
1.23
44
8.94
94
50.3
01
13.8
87
3.39
46
9.87
52
14.5
04
27.7
74
60.4
85
82.0
87
88.2
59
20.3

12.15
2
13.95
8
21.74
1
34.94
6
47.25
8
67.62
8
11.06
5
4.554
2.538
3.264
4.134
7.555
2.915
3.341
3.341
15.24
9
17.48
1
28.18
1
8.131
16.22
9
20.70
6
20.85
4
27.93
0
46.29
1
48.52
0
34.57
2
-

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 16

100.4248333

-0.878516667

36

100.4303167

-0.8873

32

100.4249833

-0.9044

29

100.4181667

-0.9163

59

100.3823

-0.91305

140

100.3737

-0.898466667

58

100.3744667

-0.8836

60

100.3630167

-0.890166667

79

100.3636

-0.905566667

10

100.37495

-0.923783333

100.35332

-0.85600

100.35306

-0.88456

6
13:09:4
2
13:17:5
8
13:26:4
4
13:37:0
6
13:51:5
7
13:58:2
7
14:07:5
7
14:14:2
8
14:36:5
6
14:46:1
4
15:16:3
4
15:30:5
3

44
1350.6
32
1352.1
19
1350.8
45
1347.5
72
1341.7
39
1343.2
85
1345.1
4
1341.5
83
1351.7
17
1355.9
15
1357.5
28
1353.7

0.028
0.036
0.036
0.037
0.038
0.040
0.041
0.042
0.042
0.045
0.045
0.049
0.050

92
978031.4
88
978032.9
75
978031.7
02
978028.4
30
978022.5
99
978024.1
46
978026.0
02
978022.4
45
978032.5
82
978036.7
80
978038.3
97
978034.5
70

3.1
97803
3.1
97803
3.1
97803
3.1
97803
3.2
97803
3.2
97803
3.1
97803
3.1
97803
3.1
97803
3.1
97803
3.2
97803
3
97803
3.1

67
11.1
09
9.87
52
8.94
94
18.2
07
43.2
04
17.8
98
18.5
16
24.3
79
3.08
6
0.61
72
0.61
72
1.85
16

43.73
9.534
9.763
7.516
13.46
7
32.64
2
8.925
11.44
0
13.72
9
2.528
4.206
6.011
3.341

Dari data di atas yang belum dicantumkan adalah koreksi bouguer


(bouguer correction). Itu dikarenakan sebelum mencari koreksi bouguer kita
harus mencari densitas formasi pada lingkungan tersebut. Untuk mencari
densitas batuan tersebut dikenal dua metode yang sering digunakan yakni
metode parasnis dan metode nettleton. Pada pengolahan data kali ini, digunakan
metode nettleton yaitu metode dengan cara perhitungan anomali gravitasi
Bouguer dari topografi massa dari titik-titik rendah dan tertinggi dari profil
gravity yang dibagi-bagi secara vertical. Prinsipnya adalah anomali bouguer
dihitung untuk titik-titik sepanjang profil gravity dengan harga yang berbedabeda. Kemudian disusun profil vertical gravity dan dibuat grafiknya. Dimana
yang menjadi absisnya adalah koordinatnya (R) dan oordinatnya adalah anomaly
bouguer. Untuk mencari anomali bouguer di setiap koordinatnya, dapat
menggunakan software surfer 9. Untuk yang berbeda-beda akan diperoleh
kurva yang berbeda-beda dan dipilih kurva yang paling flat atau yang paling
kecil kofisien korelasinya. Mengapa? Karena kurva yang paling flat memiliki
korelasi terhadap topografi yang paling kecil. Dalam pengolahan data kali ini
yang menghasilkan kurva paling lurus adalah = 2.2 gr/cm3. Dan densitas itulah
Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 17

yang akan dipakai seterusnya untuk merepresentasikan densitas formasi pada


lingkungan tersebut.
Surfer 9
Surfer adalah salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk
pembuatan peta kontur dan pemodelan tiga dimensi yang berdasarkan pada grid.
Perangkat lunak ini melakukan plotting data tabular XYZ tak beraturan menjadi
lembar titik-titik segi empat (grid) yang beraturan. Grid adalah serangkaian garis
vertikal dan horisontal yang dalam Surfer berbentuk segi empat dan digunakan
sebagai dasar pembentuk kontur dan surface tiga dimensi. Garis vertikal dan
horisontal

ini

memiliki

titik-titik perpotongan.

Pada

titik

perpotongan

ini disimpan nilai Z yang berupa titik ketinggian atau kedalaman. Gridding
merupakan proses pembentukan rangkaian nilai Z yang teratur dari sebuah data
XYZ. Hasil dari proses gridding ini adalah file grid yang tersimpan pada file
.grd.(http://www.crayonpedia.org/mw/Garis_Kontur,_Sifat_dan_Interpolasinya._Iskandar)
Dengan surfer dibuat kontur Topografi (X, Y, elevasi), kontur Free air
(X, Y, Anomali Free Air), ataupun kontur bouguer dengan (X, Y, Anomali
Bouguer). (X, Y, elevasi) ; kontur Free Air (X, Y, Anomali Free Air); kontur
Bouguer dengan = 2.2 gr/cm3 (X, Y, Anomali Bouguer).
Gambar-gambar berikut adalah gambaran setiap konturnya:

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 18

a. Kontur Topografi 2D

c. Kontur Free Air

b. Kontur Topografi 3D

d. Kontur Bouguer

Setelah diperoleh kontur-kontur tersebut, dibutuhkan lagi kontur regional


dan lokal (residual) karena sangat dibutuhkan ketika kita melakukan interpretasi
kuantitatif. Interpretasi kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan
software Grav2dc atau Grav2D. Dalam hal ini digunakan Grav2dc.
Untuk mendapatkan kontur regional dan lokal, kita tetap dapat
menggunakan Surfer 9. Kontur regional diperoleh dari kontur Bouguer yang
difilter. Perintahnya adalah pilih grid, filter, lalu pilih low pass filter yang berarti
akan didapatkan kontur dari daerah regional dengan mengisi Number of Passes.
Number of Passes artinya nilai kedalaman maksimal yang bisa di jangkau (jika
mineral karena eksplorasi dangkal maka pilih number of pass yang kecil).
Dalam hal ini Number of Passes-nya adalah 1000. Dari proses tersebut akan
diperoleh kontur regional sebagai berikut:
Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 19

e. Kontur Regional

Anomali regional ini berasal dari batuan-batuan yang daerahnya bersifat


lebih luas dan dalam, oleh karena itu kontur yang dihasilkanpun lebih terlihat
smooth dibanding kontur yang lain. Jika cakupan daerahnya lebih dalam, maka
lapisan batuan yang didapatpun lebih homogen, karena semkin dalam lapisan
batuan dalam bumi semakin bersifat homogen.
Setelah mendapatkan kontur regional, kita bisa mendapat kontur lokal
dan residualnya dengan menggunakan Surfer dengan perintah pilih grid, math,
dan kontur lokal diperolah dari selisih anomali bouguer dan residualnya. Dari
kontur residual inilah kita dapat menginterpretasikan benda anomali apa yang
ada di daerah tersebut. Dengan cara memilih salah satu daerah yang kira-kira
memiliki kontras densitas lalu dengan Surfer juga kita men-digitze

daerah

tersebut lalu men-slice-nya sehingga didapat data koordinat dan anomali


Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 20

bougernya.

Setelah

mengetahui

kontras

densitasnya,

kita

baru dapat

menganalisis benda anomalinya. Berikut gambar kontur lokal dan daerah yang
akan diinterpretasi (dalam hal ini daerah D dan E yang akan diinterpretasi)

f. Kontur Lokal
Tentu untuk menginterpretasikannya kita membutuhkan software seperti
yang dijelaskan sebelumnya yaitu Grav2dc.Data yang diperoleh dari hasil menslice oleh Surfer kemudian menjadi input pada software Grav2dc. Dalam
Grav2dc, kita melakukan pemodelan yang sesuai dengan kurva yang terbentuk
di layar Grav2dc.
Berikut pengolahannya:
Ketika membuka software Grav2dc akan muncul tampilan seperti di
bawah ini. Variabel yang harus kita perhatikan adalah Inital Body Density yang
harus kita isi dengan densitas formasi lingkungan yang kita dapat sebelumnya
yaitu 2.2 gr/cm3.

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 21

Setelah itu kita masukkan input dari hasil slice lokal yang kita dapatkan
seperti tampilan di bawah ini

Dengan input yang dimasukkan tadi, akan muncul kurva pada layar
bagian atas Grav2dc sebagai berikut:

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 22

Pemodelan dari kurva tersebut dapat kita buat pada layar bagian
bawahnya. Dan akhirnya dapat diperoleh model yang kira-kira dapat memenuhi
kurva tersebut seperti gambar di bawah ini.

Untuk daerah E didapat kurva dan modelnya seperti gambar dibawah ini:

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 23

BAB IV
INTERPRETASI
Dengan menggunakan Grav2dc maka dapat diperoleh salah satu model yang
memenuhi kurva anomalinya. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah pada softwarer
Grav2dc, variabel yang digunakan pada model adalah density contrast atau artinya densitas
yang sebenarnya dapat dicari dengan menjumlahkan initial density dengan density contrast.
Sebelum menginterpretasi model, terlebih dahulu melihat kontur lokal yang ingin
diinterpretasi (gambar dibawah) untuk lebih menguatkan interpretasi struktur dibawah
permukaan bumi.

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 24

Pada kontur lokal diatas, terlihat jika daerah D memiliki ketinggian yang sama,
sedangkan daerah E terdapat perbedaan ketinggian, bagian tengah lebih rendah daripada
bagian kiri dan kanannya. Perbedaan tingginya kira-kira 5 km. Distirbusi rapat massa di dua
daerah tersebut dapat kita lihat dari kurva di Grav2dc dengan salah satu model yang telah
dibuat.
A.

5
4
6

3
1

Pada model daerah D, terdapat beberapa body yang masing densitasnya sebagai berikut:
Body
1
2
3
4
5
6
7

Contrast density
0.315
0.185
0.1
-0.065
-0.1
-0.115
0

Density
2.5
2.385
2.1
2.135
2.1
2.085
2.2

Daerah D terlihat pada kontur lokal tergolong flat atau memiliki ketinggian yang sama, tapi
ternyata rapat massanya berbeda atau ada anomali positif dan setelah dimodelkan didapat
beberapa body seperti body 1 dan 2 memiliki densitas yang cukup tinggi dibanding densitas
yang ada disekelilingnya. Jika kita lihat gambar dibawah ini

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 25

Maka, salah satu interpretasi yang bisa dilakukan pada daerah D, adalah terdapat ore deposit
atau mineral dalam hal ini mineral yang sebenarnya dicari adalah mineral berat, tetapi pada
model melihat nilai densitasnya hanya terdapat mineral ringan yaitu densitasnya sebesar 2.5
gr/cm3 misalnya kuarsa yang berada pada kedalaman cukup dangkal yaitu 2.9 km dan lebar
bodynya 2 km (dapat dilihat di body properties) artinya eksploitasi mineral di daerah D ini
sebenarnya tidak cukup tepat melihat kandungan mineral yang ada didalamnya.

B.
Gbr. Body properties pada Grav2dc

1
4
3

Pada model untuk daerah E, terdapat juga beberapa body yang masing densitasnya sebagai
berikut:
Body
1

Contrast density
0.0293

Density
2.293

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 26

2
3
4
5

-0.065
0
0.0293
0

2.135
2.2
2.293
2.2

Pada model, terlihat body 2 terletak lebih dalam dari pada body lainnya. Kedalamannya
sekitar 5 km. Hal ini sesuai dengan perbedaan ketinggian yang terdapat di daerah E. Melihat
kondisi seperti itu, salah satu interpretasi yang dapat dilakukan adalah terjadi sesar normal
atau patahan normal, dimana bagian tengah sudah terdapat graben yang ditunjuk oleh body
2 sehingga memang densitas dari bagian yang tengah lebih kecil dibanding disekelilingnya.
Sedangkan body 1,3, 4 dianggap seperti horst.

Untuk densitas formasi daerah E ini, hampir sama dengan formasi lingkungannya yaitu 2.2
gr/cm3 atau melihat harga densitasnya masih tergolong batuan sedimen.

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 27

BAB V
KESIMPULAN
Tujuan penelitian yakni untuk mencari mineral-mineral berat dan struktur di bawah
permukaan di daerah yang telah ditentukan cukup tercapai, hanya saja ternyata
mineral tersebut tidak tergolong berat, melainkan tergolong mineral ringan dengan
densitas 2.5 gr/cm3. Sehingga lebih tidak terlalu tepat untuk mengeksploitasi mineral
di daerah tersebut. Mengenai struktur bawah permukaan, struktur bawah permukaan
yang ada di daerah yang telah ditentukan ternyata berupa sesar normal atau patahan
normal yang ada graben di tengahnya.

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 28

Referensi
Rosid, Syamsu. Lecture Notes Metode Gravitasi . Departemen Fisika, FMIPA UI
Jurnal Geologi. Metode Gravitasi. http://jurnalgeologi.blogspot.com/2010/02/metodagravitasi.html
Prasetya, Aridi. Akuisisi Metode Gravitasi.http://ridtz.blogspot.com/2010/08/akuisisimetode-gravitasi.html.
NN. interpretasi Metode gravitasi. http://metoda-gravitasi-interpretasi.blogspot.com.
Iskandar.

Kontur.

http://www.crayonpedia.org/mw/Garis_Kontur,Sifat_

dan_Interpolasiny.

Pengolahan dan Interpretasi Data Metode Gravitasi Chrisnawaty Sirait FMIPA UI| 29

You might also like