You are on page 1of 29

BAB II TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI DIARE Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996). Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wongs,1995). Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (Mansjoer, Arif., et all. 1999). Jadi dari ketiga definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.

B. ETIOLOGI DIARE Gastroentritis akut disebabkan oleh virus makanan yang dapat menyebabkan iritasi pada mukosa usus yang dapat menimbulkan perut tidak enak dan diare, disebabkan juga oleh bakteri dan parasit. Gastroenteritis dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu (penggantian hormon tiroid, pelunak feses dan laksatif, antibiotik, kemoterapi, dan antasida), selain itu semua gastroenteritis dapat juga disebabkan oleh: a. 1) Faktor infeksi Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut: Infeksi bakteri: vibria, E.Coli, salmonella, shigella, compylobacter, yersiria, aeromonas dan sebagainya. Infeksi virus: Enterovirus, (virus Echo, Coxsackie, Poliomielitis) Adenovirus, Rofavirus, Astrovirus, Trichuris, Oxyuris, strongy loides, Protozoa,

(Entomoeba histolyfica, giardia, lamblia, Trichomonas hominis), jamur (candida albicans).


3|Page

2)

Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA), Tonsillitis/ tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, pemberian makanan perselang, gangguan metabolic dan endokrin (Diabetes, Addison, Tirotoksikosis) serta proses infeksi virus/bakteri (disentri, shigellosis, keracunan makanan).

b. Faktor Malabsorbsi Malabsrobsi karbohidrat: disakarida, (Intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa): monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang tersering intoleransi laktosa) c. Malabsorbsi lemak Malabsorbsi protein Faktor makanan Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. d. Faktor psikologis Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar) (Ngastriyah, 1997, hal 144). e. f. Malnutrisi Gangguan imunologi

C. PATOFISIOLOGI Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut. Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga

4|Page

sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan motilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

D. PATOGENESIS Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah : 1. Gangguan osmotic Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus.Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. 2. Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (missal oleh toksin ) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. 3. Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare.

Patogenesis Diare Akut 1) Masuknya jasad renik yang masih hidup kedalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung. 2) Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi)di dalam usus halus. 3) Oleh jasad tersebut dikeluarkan toksin (toksin diaregenik ) 4) Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

5|Page

Patogenesis Diare kronis Lebih kompleks dan factor-faktor yang menimbulkannya adalah infeksi bakteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi, dan lain-lain.

E. PATHWAY

6|Page

F. MANIFESTASI KLINIS Awalnya suhu badan meningkat, nafsu makan berkurang kemudian timbul diare, tinja makin cair, lingkungan mengandung darah atau lender, warna tinjah berubah menjadi kehijau-hijauan karena terjadi empedu, anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare bila telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi ringan, berat badan menurun, turgor kulit menurut selaput lender dan bibir kering.

G. GEJALA KLINIS Diare (tinja cair ) Muntah Demam Nyeri perut Badan lemas Mata dan ubun-ubun cekung Turgor kulit menurun Nafsu makan berkurang Kehilangan berat badan Membran mukosa mulut dan bibir kering

H. KOMPLIKASI Akibat diare dan kehilangan cairan serta elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut : 1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, Hipotonik, isotonik, atau hipertonik ) 2. Syok hypovolemik 3. Hipokalemia (gejala : meteorismus, Hipotoni, Otot lemah, dan Bradikardi ) 4. Intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus dan defisiensi enzim lactose. 5. Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik 6. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik ) 7. Hipoglikemia

7|Page

Ket : > Dehidrasi hipotonik (dehidrasi hiponatremia ) yaitu bila kadar natrium dalam plasma kurang dari 130 mEq/l > Dehidrasi isotonic (dehidrasi isonatermia ) bila kadar natrium dalam plasma 130150 mEq/l > Dehidrasi hipertonik ( hipernatremia )bila kadar natrium dalam plasma lebih dari 150 mEq/l

I. KLASIFIKASI DIARE Menurut pedoman dari laboratorium UPF Ilmu kesehatan Anak, uiversitas Airlangga (1994) diare dapat dikelompokan menjadi: 1. Diare akut , yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling lama 35 hari. 2. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari. 3. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari. Sedangkan menurut pedoman NTBS (2000) diare dikelomokkan atau di klasifikasikan menjadi: 1. Diare akut terbagi atas: a. Diare dengan dehidrasi berat b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang c. Diare tanpa dehidrasi 2. Diare persisten bila diare berlangsung 14 hari atau lebih, terbagi atas : a. Diare persisten dengan dehidrasi b. Diare persisten tanpa dehidrasi 3. Disentri apabila diare berlangsung disertai dengan darah.

J. DERAJAT DEHIDRASI a. Dehidrasi Ringan Kehilangan cairan 2 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan syok. b. Dehidrasi Sedang Kehilangan cairan 5 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan dalam.
8|Page

c. Dehidrasi Berat Kehilangan cairan 8 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.

K. PENATALAKSANAAN MEDIS a. Pemberian cairan b. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan: Memberikan bahan makanan yang mengandung cukup kalori,protein,mineral dan vitamin, makanan harus bersih. c. Obat-obatan. Obat anti sekresi Obat anti spasmolitik Obat antibiotik cairan, pada klien Diare dengan memperhatikan derajat

Pemberian

dehidrasinya dan keadaan umum a. Cairan per oral. Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.

b. Cairan parenteral. Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.

9|Page

L. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan tinja. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup, bila memungkinkan. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.

b. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif, terutama dilakukan pada klien diare kronik.

M. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN I. Pengkajian a. Identitas klien Nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur, asal suku, nama orang tua, pekerjaan orang tua. b. Keluhan utama c. Keluhan utama Buang air besar (BAB) lebih 3 x sehari, < 4 kali dan cair (diare tanpa dehidrasi), BAB 4-10 kali dan cair (dehidrasi ringan, sedang), BAB > 10 kali (dehidrasi berat). d. Riwayat penyakit terdahulu Riwayat penyakit yang diderita sebelumnya e. Riwayat penyakit keluarga f. Kebutuhan Dasar : Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB > 4x sehari. Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anoreksia dan menyebabkan penurunan berat badan. Pola tidur dan istirahat : terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman. Pola aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh lemah dan adanya nyeri.

10 | P a g e

g. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Psikologis : keadaan umum, kesadaran, suhu tubuh, nadi cepat dan lemah, pernafasan agak cepat Pemeriksaan sistematis Inspeksi : mulut dan mukosa bibir kering, bb menurun, anus kemerahan. Perkusi : bunyi redup, adanya distensi abdomen. Palpasi : turgor kulit kurang elastic, nyeri tekan abdomen. Auskultasi : terdengar bising usus meningkat.

II.

Diagnosa Keperawatan 1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan gangguan absorbs nutrien, status metabolik. Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik. Hasil yang diharapkan : Mempertahankan volume cairan adekuat. Kriteria hasil : - Membran mukosa mulut lembab. - Turgor kulit elastis, tanda-tanda vital stabil. - Keseimbangan masuk dan haluaran dalam kosentrasi / jumlah. Intervensi : Pantau tanda dan gejala dini defisit volume cairan misalnya membrane mukosa kering (bibir, mulut), urine kuning kecoklatan, berat jenis urine > 1,025. Rasional : Penurunan volume yang bersirkulasi menyebabkan kekeringan jaringan terapi dan pemekatan urine, cairan deteksi segera dini untuk

memungkinkan

penggantian

memperbaiki deficit. Awasi masukan dan haluaran, karakter dan jumlah feces perkirakan kehilangan yang tak terlihat misalnya keringat. Rasional : Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan fungsi ginjal dan kontrol penyakit usus juga merupakan pedoman untuk penggantian cairan.

11 | P a g e

Kaji tanda-tanda vital (nadi, suhu, nafas). Rasional : Takikardi, demam dapat menunjukkan respon terhadap dan atau efek kehilangan cairan

Ukur berat badan tiap hari Rasional : Indikator cairan dan status nutrisi. Kaji kemampuan anak untuk rehidrasi melalui mulut. Rasional : Membantu untuk mempertahankan keseimbangan cairan.

Kolaborasi medik dalam pemberian obat sesuai indikasi antidiare, antiemetik, anti piretik Rasional : Antidiare : menurunkan kehilangan cairan dari usus Antiemetik : digunakan untuk mengontrol mual / muntah pada eksarsebasi akut Antipiretik : mengontrol demam, menurunkan kehilangan tak terlihat

Kolaborasi medik dalam pemberian cairan parenteral sesuai indikasi Rasional :Mempertahankan istirahat usus dan memerlukan penggantian cairan untuk memperbaiki kehilangan cairan tubuh

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan gangguan absorbsi nutrien status hipermetabolik. Hasil yang diharapkan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat. Kriteria hasil : - Menunjukkan BB yang ideal - Mampu menghabiskan porsi makan yang disediakan Intervensi : Kaji status nutrisi BB awal, derajat kekurangan BB dan integritas mukosa oral Rasional : Untuk mengetahui derajat kekurangan nutrisi Kaji tanda-tanda vital Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum pasien
12 | P a g e

Observasi masukan dan keluaran Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan Timbang BB tiap hari Rasional : BB yang turun merupakan indikator langsung kehilangan cairan

Berikan makanan cair sedikit tapi sering Rasional : Meningkatkan keadekuatan pasien dan penetuan kebutuhan nutrisi

Kolaborasi medik dalam pemberian cairan Rasional : Untuk menambah kebutuhan cairan

3. Nyeri (akut) berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi kulit atau jaringan, eksoriasi fisura perirektal, fistula. Hasil yang diharapkan: Nyeri teratasi Kriteria hasil : - Melaporkan hasil nyeri hilang / terkontrol - Tampak rileks dan mampu tidur, istirahat dengan tepat Intervensi : Kaji karakter, intensitas dan letak nyeri Rasional : Membantu dan memberikan terapi untuk toleransi nyeri Anjurkan pasien berbaring dalam posisi terlentang dengan bantalan penghangat diatas abdomen Rasional : Tindakan ini meningkatkan relaksasi otot Berikan aktivitas hiburan dan periode istirahat sering Rasional : Mengalihkan perhatian pasien terhadap nyeri Berikan tindakan nyaman (misal : pijatan punggung) Rasional : Meningkatkan relaksasi, menfokuskan kembali

mekanisme koping. 4. Resiko tinggi kerusakan intergritas jaringan yang berhubungan dengan resiko terhadap kekurangan cairan / nutrisi. Hasil yang diharapkan : Kerusakan integritas kulit tidak terjadi Kriteria hasil : - Menunjukkan jaringan yang bersih dan utuh
13 | P a g e

- Turgor kulit dan warnanya normal Intervensi : Kaji area perirektal terhadap inflamasi abses atau fistula Rasional : Deteksi dini dapat membantu dalam pemberian intervensi yang tepat Cuci kulit dengan suhu yang lembut dan air setiap kali setelah defekasi, kekeringan dengan seksama, berikan salep, topikal sesuai dengan pesanan Rasional : Memperkecil terjadinya iritasi kulit pada daerah perianal 5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan yang berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi kurang mengingat tidak mengenai sumber. Hasil yang diharapkan : Pengetahuan pasien tentang pemahaman proses penyakit dan pengobatannya meningkat. Kriteria hasil : - Pasien mengatakan paham tentang proses penyakit dan regimen pengobatan - Pasien dapat mengidentifikasi situasi dan tindakan khusus untuk menerimanya Intervensi : Tentukan persepsi pasien dan keluarga tentang proses penyakit Rasional : Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar individu. Berikan instruksi dalam penatalaksanaan diet, penekanan makanan untuk dihindari buah-buahan dan sayuran mentah, alkohol, coklat dan makanan yang menghasilkan gas. Rasional : Pengetahuan dasar yang akurat memberikan kesempatan pasien untuk membuat keputusan / pilihan Tekankan pentingnya perawatan kulit misalnya : teknik cuci tangan dengan baik dan perawatan perineal yang baik Rasional : Menurunkan penyebaran bakteri dan resiko iritasi kulit / kerusakan infeksi.

14 | P a g e

Berikan informasi tentang obat-obatan termasuk nama, dosis, tujuan, waktu pemberian, efek samping, dan interaksi, jelaskan pentingnya untuk menghindari pemakaian obat yang dijual bebas. Rasional : Meningkatkan pemahaman dan dapat meningkatkan kerjasama dalam program.

III.

EVALUASI Tahapan akhir dari proses keperawatan ialah mengevaluasi respon pasien terhadap perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang diberikan dan diharapkan telah tercapai. Hasil asuhan keperaatan yang diharapkan tercapai pada pasien dengan Gangguan Sistem Pencernaan Gastroenteritis yaitu : a) Melaporkan pola defekasi normal b) Mempertahankan keseimbangan cairan Mengkonsumsi cairan per oral dengan adekuat. Melaporkan tidak ada keletihan dan kelemahan otot. Menunjukkan membran mukosa lembab dan turgor jaringan normal. Mengalami keseimbangan asupan dan haluaran. Mengalami berat jenis urin normal.

c) Mengalami penurunan tingkat ansietas d) Mempertahankan integritas kulit Mempertahannkan kulit tetap bersih setelah defekasi Menggunakan pelembab atau salep sebagai barier kulit

e) Tidak mengalami kompikasi Elektrolit tetap dalam rentang normal Tanda vital stabil Tidak ada disritmia atau perubahan dalam tingkat kesadaran

15 | P a g e

BAB III TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN Tanggal pengkajian Tanggal masuk Ruang No Register Diagnosa Medis 1. Identitas Klien Nama Umur Jenis kelamin Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan Suku bangsa Alamat Sumber biaya Sumber Informasi : Tn. B : 32 tahun : Laki-laki : Menikah : Islam : STM : Buruh Pabrik : Indonesia : Jl. Perum Permata Blok C : Sendiri : Klien dan keluarga : 28 Febuari 2012 : 26 Febuari 2012 : Ruby : 116194 : Gastroentritis

2. Resume Tn. B laki-laki 32 tahun dibawa ke ruang UGD pada tanggal 26 Febuari 2012 pukul 16.30 dengan keluhan diare sejak 2 hari SMRS. Klien diare > 10x/hari, darah (-), lender (+), selain itu pasien juga mual, muntah setiap makan, nyeri kepala dan demam tinggi. Hasil observasi TTV klien menunjukan TD : 114/68 mmHg, N : 96 x/menit, S : 389 C dan hasil pemeriksaan lab darah menunjukan, Hemoglobin : 12,9 g/dl, Hematokrit : 38 %, Leukosit : 11,200 mm3, Trombosit : 198.000 /ul dengan keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis, turgor kulit kurang elastic, mukosa bibir kering, pucat. Masalah keperawatan yang ditemukan adalah : Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan intake input dan output tidak adekuat. Tindakan keperawatan mandiri yang dilakukan adalah : anjurkan klien untuk minum yang banyak, anjurkan klien untuk makan buah-buahan, pantau ketetapan
16 | P a g e

cairan infuse, observasi tanda-tanda vital. Tindakan kolaborasi yang dilakukan adalah pemasangan IVDF RL / 6 jam, monitor ketetapan cairan infus Evaluasi : input dan output adekuat. 3. Riwayat Keperawatan a. Status Kesehatan Saat ini 1. Keluhan utama : Nyeri abdomen seperti diremas-remas dan diare 2. Keluhan tambahan : mual dan muntah 3. Faktor pencetus : makan mie goring sebelumnya

b. Riwayat Perjalanan Penyakit Diare sejak 2 hari yang lalu sebelum ke Rumah Sakit klien demam tinggi tidak teratur, badan lemah, mual dan muntah saat makan, lemas.

c. Riwayat Kesehatan yang Lalu 1. Penyakit yang pernah dialami : tidak ada 2. Riwayat penyakit keluarga : tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.

d. Riwayat psikososial dan spiritual 1. Orang yang terdekat dengan klien : istri 2. Masalah yang mempengaruhi klien : tidak ada 3. Mekanisme koping terhadap stress : jalan-jalan keluar 4. Sisem nilai kepercayaan : sholat 5. Kondisi lingkungan rumah yang mempenaruhi kesehatan saat ini : bersih.

17 | P a g e

6. Pola kebiasaan : Pola kebiasaan Hal yang dikaji Sebelum sakit/ sebelum di RS 1. Pola nutrisi a. Frekuensi makan b. Nafsu makan Alasan c. Porsi makan yang dihabiskan d. Makanan yang tidak disukai e. Makanan yang membuat alergi f. Makanan pantangan g. Makanan diet h. Penggunaan obat sebelum makan i. Penggunaan alat bantu 2. Pola nutrisi a. B.A.K 1. Frekuensi 2. Warna 3. Keluhan 4. Penggunaan alat bantu b. B.A.B 1. Frekuensi 2. Waktu 3. Warna 4. Konsistensi 5. Keluhan 1-2 kali Tidak tentu Kuning Lunak Tidak ada 4 kali Tidak tentu Kehitaman Cair Tidak ada Tidak 7x kali Kuning jernih Tidak ada Tidak ada 4x kali Kuning keruh Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tida ada Tidak ada Tidak ada Diet lunak Tidak ada Tidak ada Tidak ada 1 porsi posi 2x Baik 3x Kurang baik Di rumah sakit

6. Penggunaan laxative Tidak

18 | P a g e

3. Pola Personal Hygiene a. Mandi 1. Frekuensi 2. Waktu b. Oral hygiene 1. Frekuesi 2. Waktu c. Cuci rambut Frekuensi 4. Pola istirahat dan tidur a. Lama tidur siang b. Lama tidur malam 5. Pola aktivitas dan latihan a. Waktu bekerja b. Olah raga c. Jenis olah raga d. Frekuensi e. Keluhan dalam aktivitas Tergantung shift tidak futsal tidak tentu Tidak ada 5 jam 5 jam 5-7 jam 5 jam 3 kali/minggu Belum pernah 2 kali Pagi dan sore 1 kali 2 kali Pagi dan sore 1 kali Pagi

4. Pemeriksaan Fisik a. Pemeriksaan fisik umum 1. Berat badan : 62 kg 2. Tinggi badan : 170 cm 3. Keadaan umum : ringan 4. Pembesaran kelenjar getah bening : tidak b. Sistem pengelihatan 1. Posisi mata : simetris 2. Kelopak mata : normal 3. Pergerakan bola mata : normal 4. Konjungtiva : ananemis 5. Kornea : normal 6. Sclera : anikterk 7. Pupil : isokor
19 | P a g e

8. Otot-otot mata : tidak ada kelainan 9. Fungsi pengelihatan : baik 10. Tanda-tada radang : tidak ada 11. Pemakaian kacamata : tidak 12. Reaksi terhadap cahaya : +/+ c. Sistem pendengaran 1. Daun telinga : simetris 2. Karakteristik serumen : tidak ada 3. Kondisi telinga tengah : baik 4. Cairan pada telinga : tidak ada 5. Perasaan penuh ditelinga : tidak 6. Fungsi pendengaran : normal 7. Gangguan keseimbangan : tidak ada 8. Pemakaian alat bantu : tidak ada d. Sistem wicara : normal

e. Sistem pernapasan 1. Jalan napas : bersih 2. Pernapasan : tidak sesak 3. Penggunaan otot bantu : tidak 4. Frekuensi : 24 x/menit 5. Irama : teratur 6. Jenis pernapasan : spontan 7. Kedalaman : dangkal 8. Batuk : tidak ada 9. Sputum : tidak 10. Konsistensi : tidak 11. Terdapat darah : tidak 12. Palpasi dada : tidak ada nyeri 13. Perkusi dada : redup 14. Suara napas : vesikuler 15. Penggunaan alat bantu napas : tidak ada f. Sistem kardiovaskular 1. Sistem perifer a. Nadi : 100 x/menit b. Tekanan darah : 120/80 mmHg c. Distensi vena jugularis : tidak d. Temperatur kulit : hangat e. Warna kulit : pucat f. Pengisian kapiler : 2 detik g. Edema : tidak ada
20 | P a g e

2. Sirkulasi jantung a. Kecapatan denyut apical : 90 x/menit b. Irama : teratur c. Kelainan bunyi jantung : tidak ada d. Sakit dada : tidak g. Sistem hematologi 1. Pucat 2. Perdarahan

: tidak : tidak

h. Sistem syaraf pusat 1. Keluhan sakit kepala : tidak ada 2. Tingkat kesadaran : compos mentis 3. GCS : E : 4, M : 6, V:5 4. Tanda-tanda PTIK : tidak ada 5. Pemeriksaan reflek : positif i. Sistem pencernaan 1. Gigi : terdapat caries 2. Penggunaan gigi palsu : tidak 3. Stomatitis : tidak 4. Lidah kotor : iya 5. Salifa : normal 6. Muntah : ya 7. Nyeri daerah perut : ya 8. Bising usus : 22x/menit 9. Hepar : tidak teraba 10. Abdomen : distensi j. Sistem endokrin 1. Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada 2. Nafas bau keton : tidak k. Sistem urogenital Distensi kandung kemih : tidak Keluhan sakit pinggang : tidak l. Sistem integrumen Turgor kulit : kurang elastis Temperatur kulit : hangat Warna kulit : pucat Keadaan kulit : baik Kelainan kulit : tidak ada Kondisi kulit daerah pemasangan infus : baik tidak ada plebitis
21 | P a g e

Keadaan rambut

: tekstur baik

m. Sistem muskuloskeletal Kesulitan dalam pergerakan : tidak Sakit pada tulang, sendi, kulit : tidak Fraktur : tidak Kelaian bentuk tulang sendi : tidak Kelaian bentuk tulang belakang : tidak Keadaan tonus otot : baik Kekuatan otot : 4444 4444 4444 4444 5. Data Laboratorium Hematologi - Hemoglobin - Hematokrit - Leukosit - Trombosit - Eritrosit 6. Therapy Sanmol RL / 6 jam New diatab 3x2 Mertigo 3x1 Lodia 2x1 Ceftriaxone 1x2gr Acran 2x1 Trovensis 3x1 Bedrest Banyak minum

12,9 g/dl 38 % 11.200 mm3 19.800 mm3 198.000 mm3

22 | P a g e

B. DATA FOKUS Data Subyektif : 1. Klien mengatakan nyeri seperti diremas-remas secara tiba-tiba. 2. Klien mengatakan buang air besar sudah 4 x selama pagi hari 3. Klien mengatakan mual 4. Klien mengatakan nafsu makan menurun Data Objektif : 1. Keadaan umum : ringan 2. Kesadaran compos mentis 3. Klien tampak pucat 4. Klien tampak lemah 5. Turgor kurang elastis 6. Skala nyeri 7 7. TTV : TD : 120/80 mmHg N S : 81x/menit : 37C

RR : 20 x/menit 8. Hasil laboratorium : Hemoglobin : 12,9 g/dl Hematokrit Leukosit Trombosit : 38 % : 11.200 mm3 : 198.000 /ul

9. Porsi makan yang dihabiskan porsi 10. Mukosa bibir klien kering 11. CRT < 3 detik 12. Distensi abdomen 13. Pernafasan spontan
23 | P a g e

14. GCS : 15 15. Menghitung SWL a. Urin : 1-2cc x kg BB x jam : 2 x 62 kg x 10 jam = 1240 cc b. Feses : jumlah BAB x 200 cc /1 kali BB : 4 x 200 cc = 800 cc Urin + Feses = 1240 cc + 800 cc = 2040 16. Jumlah minum selama 10 jam = 1000 ml 17. Menghitung BBI BBI = 90% x ( tinggi 100 ) = 90% x ( 170-100) = 0,9 x 70 = 63 kg 18. BB awal sebelum sakit = 63 kg 19. BB setelah sakit = 62 kg 20. Makanan yang disajikan hanya dimakan porsi 21. Akral hangat 22. Lidah kotor 23. Diit makanan lunak 24. Menghitung IWL a. Air metabolism : Dewasa : 5 cc / kg / hari : 5 x 62 x 1 = 930 cc b. Iwl : 15 cc / kg / hari : 15 x 62 x 1 = 930 cc

C. ANALISA DATA NO DATA 1 DS: 1. Klien mengatakan BAB sudah 4 x selama pagi hari DO : 1. Keadaan umum sedang 2. Turgor kurang elastis 3. Kesadaran compom mentis 4. Bising usus 22 x / menit 5. Distensi abdomen 6. Pemasukan a. Infus RL/6jam 24/6 = 4 x 500 = 2000

MASALAH Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

ETIOLOGI Intake input dan output yang tidak adekuat

24 | P a g e

b. jumlah minum selama 10 jam ( 1000 ml ) 7. Pengeluaran a. air metabolism 5 x 62 x 1 = 310 cc b. iwl 15 x 62 x 1 = 930 cc c. Swl : Urin : 1240 Feses : 800 8. Mukosa bibir kering 9. Diit makanan lunak 10. Lidah kotot

2 DS : 1. Klien mengatakan nyeri abdomen seperti di remesremes secara tiba DO : 1. Skala nyeri 7 2. Bising usus 22 x / menit 3. Distensi abdomen 4. GCS : 15 5. Klien tampak pucat 6. Akral hangat 7. Diit makanan lunak 3 DS : 1. Klien mengatakan nafsu makannya menurun 2. Klien mengatakan mual DO : 1. makanan yang disajikan hanya dimakan porsi 2. bising usus 22 x / menit 3. mukosa bibir kering 4. distensi abdomen 5. Pemasukan Infus : 2000 ml Minum : 1000 ml 6. Pengeluaran Air metabolism : 310 cc Iwl : 930 cc Swl : urin : 1240 : feses : 800

Nyeri

Infeksi usus

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Input dan output tidak seimbang karena mual dan tidak nafsu makan

25 | P a g e

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d intake input dan output tidak adekuat. 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake input dan output tidak seimbang karena mual dan kurang nafsu makan 3. Nyeri b.d infeksi akut

E. PERENCANAAN KEPERAWATAN 1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d intake input dan output tidak adekuat. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan keseimbangan cairan terpenuhi. Kriteria hasil : Bising usus 8 15 x / menit Input dan Output seimbang Bibir lembab Turgor kulit elastis

Intervensi a. Anjurkan klien minum air putih 1 2 liter / hari Rasional : b. Anjurkan klien makan buah-buahan Rasional : c. Pantau ketepatan infuse Rasional : mengetahui d. Observasi intake dan output, tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah) sesuai indikasi Rasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien. e. Pantau tanda dan gejala dini defisit volume cairan misalnya membrane mukosa kering (bibir, mulut), urine kuning kecoklatan, berat jenis urine > 1,025.

26 | P a g e

Rasional : Penurunan volume yang bersirkulasi menyebabkan kekeringan jaringan dan pemekatan urine, deteksi dini memungkinkan terapi penggantian cairan segera untuk memperbaiki defisit

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake input dan output tidak seimbang karena mual dan nafsu makan. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam, kebutuhan nutrisi terpenuhi. Kriteria hasil : BB Ideal Diit dihabiskan Mukosa bibir lembab Bising usu 8 15 x/menit

Intervensi : a. Makan makanan yang disukai rasional : menambah asupan gizi b. Makan sedikit tapi sering rasional : Meningkatkan keadekuatan pasien dan penetuan kebutuhan nutrisi c. Makan buah-buahan yang banyak airnya rasional : menambah nutrisi dengan buah-buahan yang kaya serat d. Timbang BB rasional : BB yang turun merupakan indikator langsung kehilangan cairan e. Kolaborasi pemberian suplemen dan vitamin rasional : untuk memberikan nutrisi ekstra melalui suplemen dan vitamin

3. Nyeri b.d infeksi usus Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam nyeri teratasi. Kriteria hasil : Skala nyeri berkurang sampai hilang Bising usus normal

Intervensi : a. Kaji skala nyeri rasional : untuk mengetahui skala nyeri


27 | P a g e

b. beri kompres air hangat rasional :merelaksasikan otot c. Anjurkan pasien berbaring dalam posisi terlentang dengan bantalan penghangat diatas abdomen Rasional : Tindakan ini meningkatkan relaksasi otot gastrointestinal d. Berikan aktivitas hiburan dan periode istirahat sering Rasional : Mengalihkan perhatian pasien terhadap nyeri e. Berikan tindakan nyaman (misal : pijatan punggung) Rasional : Meningkatkan relaksasi, menfokuskan kembali mekanisme koping

F. EVALUASI 1. S : O: Keadaan umum sedang Kesadaran compom mentis Bising usus 22 x / menit Distensi abdomen Turgor kurang elastis Infus RL/6jam Klien mengatakan BAB sudah 4 x selama pagi hari

24/6 = 4 x 500 = 2000 Jumlah minum selama 10 jam ( 1000 ml ) Pengeluaran air metabolism 5 x 62 x 1 = 310 cc iwl 15 x 62 x 1 = 930 cc Swl :Urin : 1240 Feses : 800 Mukosa bibir kering Diit makanan lunak Lidah kotor A : Masalah teratasi mukosa bibir lembab pasien tampak semangat minum : 3000 ml feses : 1 x 200 = 200 cc
28 | P a g e

P : Intervensi di stop pasien pulang

2. S : O: Makanan yang disajikan hanya dimakan porsi bibir kering turgor kurang elastic Pengeluaran air metabolism 5 x 62 x 1 = 310 cc iwl 15 x 62 x 1 = 930 cc Swl :Urin : 1240 Feses : 800 Infus RL/6jam 24/6 = 4 x 500 = 2000 Air minum 1000ml Klien mengatakan nafsu makan menurun Klien mengatakan mual

P : Masalah teratasi Makanan yang disajikan dimakan 1 porsi Minum 2 aqua besar ( 2000 ml )

P : Intervensi di stop pasien pulang 3. S : O: A: Skala nyeri 3 Akral normal Skala nyeri 7 Distensi abdomen Akral hangat Pasien tampak pucat Klien mengatakan nyeri abdomen seperti diremas-remas secara tiba-tiba

P : Intervensi distop pasien pulang

29 | P a g e

BAB IV

A. KESIMPULAN Setelah mengkaji dan melakukan Asuhan Keperawatan pada klien Tn B, dengan Gangguan Sistem Pencernaan ; Gastroenteritis yang dirawat di Rumah Sakit M.H Thamrin Ciluengsi selama tiga hari mulai dari tanggal 26 Febuari 2012 sampai dengan 28 Febuari 2012, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada saat pengkajian terjadi kerjasama antara pasien dengan kami sehingga mampu mengumpulkan data dan menemukan masalah keperawatan data juga diperoleh melalui pemeriksaan fisik secara langsung kepada pasien, tetapi tidak semua masalah keperawatan yang ada dalam teori ditemukan pada pasien dengan penyakit yang sama. 2. Diagnosa keperawatan yang ada pada teori tidak semuanya timbul pada pasien, hal ini dikarenakan dalam membuat diagnosa keperawatan disesuaikan dengan data dan keadaan pasien saat pengkajian. 3. Perencanaan difokuskan pada tindakan yang bertujuan mengatasi masalah pasien, juga perlu membuat kriteria hasil sesuai dasar landasan, mengevaluasi tindakan yang diberikan kepada pasien. 4. Pelaksanaan keperawatan pada pasien dilakukan sesuai dengan masalah keperawatan yang timbul, tetapi tidak semua diagnosa keperawatan secara teoritis dilakukan implementasi. 5. Pada tahap evaluasi yang dilakukan pada klien Tn. B sudah mengalami perubahan.

30 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA Bauhgman, Diane. C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC. Bettz, Cecily. L. 2002. Buku Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta : EGC. Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarata : EGC Corwin, Elizabeth. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC. Dongoes (2000). Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarta : EGC Makalah Kuliah . Tidak diterbitkan. Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius. Markum, Alf. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Jakarta : FKUI. Nelson. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15. Jakarta : EGC Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC. Pitono Soeparto, dkk. (1997). Gastroenterologi Anak. Surabaya : GRAMIK FK Universitas Airlangga. Price, Anderson Sylvia. (1997) Patofisiologi. Ed. I. Jakarata : EGC. Suddarth, Brunner. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC Sudoyo, Aru.W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FKUI Syaiffudin. 1997. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC Wong, Donna. L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta : EGC Yuliani, Rita. 2000. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : Depkes RI.

31 | P a g e

You might also like