You are on page 1of 3

1.1.1 Kelainan Periradikular 1.1.1.1 Etiologi Nekrosis pulpa adalah lanjutan dari radang jaringan pulpa.

Proses kematian jaringan pulpa tersebut akibat kegagalan jaringan pulpa untuk memulihkan dirinya. Bertambah luasnya daerah nekrosis didalam ruang pulpa mengakibatkan sisa pulpa makin berat mengatasi regenerasi dan vitalitasnya. Akibatnya jaringan pulpa yang tersisa mencair atau memadat karena proses kematian jaringan. Apabila kematian jaringan pulpa masih terbatas didalam ruang pulpa, maka gejala rasa nyeri belum timbul. Tetapi bila kematian jaringan sudah mencapai jaringan periodontium maka gejala rasa nyeri mulai timbul. Secara klinik, nekrosis pulpa tidak memberi respon nyeri kepada rangsangan, namun kadang rasa nyeri timbul karena resisitensi serabut yang ada di daerah apical. Daerah pertemuan jaringan pulpa dan jaringan periodontal adalah foramen apical, maka setiap perubahan dari pulpa akan berakibat pada periapikal. Radang periapikal merupakan kelanjutan proses radang pulpa.3

1.1.1.2 Klasifikasi a. Periodontitis Apikalis Akut Periodontitis Apikalis Akut merupakan penyebaran pertama dari inflamasi pulpa ke jaringan periadikular. Penyebaran ini bisa dari pilpa yang terinflamasi irreversible (nekrotik). Gambaran klinisnya adalah ketidaknyamanan spontan yang ringan samapi parah (nyeri) sewaktu mengunyah atau kontak oklusal. Jika Periodontitis Apikalis Akut perlusan pulpitis, maka gigi merespon saat tes vitalitas. Dan jika Periodontitis Apikalis Akut disebabkan nekrosis, maka gigi tidak merespon terhadap tes vitalitas. b. Periodontitis Apikalis Kronik Periodontitis Apikalis Kronik timbul akibat nekrosis pulpa. Biasanya lanjutan dari Periodontitis Apikalis Akut. Periodontitis Apikalis Kronik asimtomatik dan tidak merespon saat tes vitalitas pulpa, karena pulpanya nekrosis. c. Condesing Osteitis Condesing Osteitis adalah varian Periodontitis Apikalis Kronik yang menunjukkan adanya peningkatan tulang trabekular sebagai respon terhadap iritasi yang persistens. Bergantung pada penyakit nya (pulpitis atau nekrosis). Condesing Osteistis mungkin asimtomatik atau simtomatik. d. Abses Apikalis Akut Abses Apikalis Akut adalah likuifaksi setempat (difus) yang menghancurkan jaringan periradikuler yang merupakan respon inflamasi yang parah terhadap iritan dari

pulpa nekrotik. Pasien dengan yang menderita Abses Apikalis Akut, biasanya mengalami ketidaknyamanan atau pembengkakan yang sedang hingga parah, disertai manifestasi sistemik dari proses infeksi (naik nya suhu tubuh, malaise, leukositosis). e. Abses Apikalis Kronik (Periodontitis Apikalis Supuratif) Abses Apikalis Kronik adalah keadaan yang timbul akibat lesi yang bertahan lama, yang telah menyebabkan abses yang mengadakan drainase kepermukaan. Abses telah menyebar melalui tulang dan jaringan lunak, untuk membentuk stoma saluran sinus pada mukosa oral atau kadang-kadang hingga ke kulit wajah.1 1. Akbar, S.M Soerono. Perawatan Endodontik Penyembuhannya. Jakarta:FKG UI. 1989. 13-5 Konvensional dan Proses

Penyakit Periapeks1 Penyakit periapeks biasanya dimulai dengan periodontitis,tanpa disertai gejala atau ada sedikit kepekaan terhadap perkusi dan penebalan ligamen periodontal. Periodontitis pada mulanya disebabkan oleh perluasan radang pulpa atau trauma periapeks akibat perawatan endodonti Etiologi Iritan Iritasi pada jaringan pulpa dan jaringan periradikuler akan mengakibatkan inflamasi. a. Iritan mikroba. Karies mengandung banyak bakteri seperti S. Mutans, Laktobasili, Actynomyces. Mikroorganisme dalam kares menghasilkan toksin yang berpenetrasi kedalam pulpa melalui tubulus dentin. Lesi periapeks terjadi setelah pulpa terinflamasi dan nekrosis. Lesi pertama-tama meluas kea rah orizontal, lalu kearah vertikal, baru kemudian berhenti. Lambat atau cepat kerusakan jaringan akan meluas dan menyebar keseluruh jaringan pulpa. Bakteri dan produknya dan iritan lain dari jaringan yang telah nekrosis menjadi merembes dalam jaringan periapeks menjadi inflamasi periapeks.

b. Iritan mekanis. Jaringan eriradikuler dapat teriritasi secara mekanik dan mengalami inflamasi oleh pengaruh trauma, hiperoklusi, prosedur dan kecelakaan perawatan endodonsia,

ekstirpasi pulpa, instrumentasi yang terlalu berlebihan ( overinstrumentation ), perforasi akar, dan pengisisan yang terlalu panjang. Iritasi mekanik oleh instrument biasa terjadi selama preparasi saluran akar.penentuan panjang gigi yang tidak tepat biasanya merupakan penyebab instrumentasi berlebihan dan inflamasi. Tidak adanya apical stop setelah preparasi dan embersihan saluran akar dapat menyebabkan bahan obturasi keluar kedaerah periapeks dilanjutkan dengan kerusakan fisik dan kimia.

c. Iritan kimia. Antibakteri yang dipakai selama pembersihan dan pembentukan saluran akar, obatobatan intrakanal, senyawa dalam bahan obturasi menjadi iritan kimia yng potensial mengiritasi jaringan periradikuler.

Patogenesis2 Karies invasi bakteri pada tubulus dentin produk bakteri mengiritasi pulpapulpa terbukakematian sel inflamasi kemotaksis leukosit PMN oleh C5 pulpitis akutnekrosis invasi bakteriinfeksi bakterilesi periradikuler.

1. Prof. DR. drg. Rasinta Tarigan,perawatan pulpa gigi (endodonti) edisi 2. Revisi, EGC,Jakarta. 2004

You might also like