You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Serangga merupakan golongan hewan yang domain di muka bumi sekarang ini. Dalam jumlah, mereka melebihi semua hewan melata daratan lainnya dan praktis mereka terdapat di mana-mana. Beberapa ratus ribu jenis yang berbeda telah diuraikan tiga kali lebih banyak daripada sisa hewan dan beberapa peneliti percaya bahwa jumlah keseluruhan jenis-jenis yang berbeda dapat mencapai 30 juta. Lebih daripada seribu jenis terdapat pada satu lapangan yang sedang ukurannya, dan populasi mereka seringkali berjumlah jutaan pada tanah seluas satu acre ( sama dengan 4047 m2). Serangga telah hidup di bumi kira-kira 350 juta tahun, dibandingkan dengan manusia yang kurun dari dua juta tahun. Selama kurun ini mereka telah mengalami perubahan evolusi dalam beberapa hal dan menyesuaikan kehidupan pada hamper setiap tipe habitat dan telah mengembangkan banyak sifat-sifat yang tidak biasa, indah, bahkan mengagumkan. Banyak sekali serangga yang berharga bagi manusia dan masyarakat tidak akan ada bentuknya sekarang ini tanpa mereka. Sejumlah kecil serangga memang berbahaya dan menyebabkan kerugian yang besar tiap tahun pada hasil-hasil pertanian dan produk yang disimpan, mereka juga dapat menularkan penyakit-penyakit yang secara serius mempengaruhi kesehatan manusia dan hewan-hewan lainnya. Namun banyak juga yang bermanfaat. Dengan aktivitas penyerbukannya, serangga-serangga tersebut memungkinkan produksi dari banyak hasil panenan pertanian, termasuk banyak buahbuahan, kacang-kacangan, semanggi, sayur-sayuran, kapas dan tembakau; mereka memberikan kita madu, malam tawon, sutera bernilai, dan produk-produk perdagangan lainnya yang bernilai. Mereka juga merupakan makanan bagi banyak burung, ikan, dan hewan-hewan yang berguna; mereka bertindak sebagai pembersih berharga terhadap
1

bangkai; mereka membantu mempertahankan hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan dalam keadaan terjaga; mereka berfaedah dalam kedokteran dan dalam penelitian sebagai ilmu pengetahuan; dianggap sebagai hewan-hewan yang menarik bagi orang dalam segala kehidupan mereka. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai salah satu ordo atau bangsa dari insecta yaitu Lepidoptera (bangsa kupu-kupu dan ngengat).

1.2 Tujuan Adapun tujuan pembuatan makalah mengenai ordo Lepidoptera ini adalah untuk mengetahui dan memahami ciri, struktur juga peranan dari ordo Lepidoptera dalam dan bagi kehidupan manusia.

1.3 rumusan masalah 1. Apa saja serangga yang termasuk ke dalam ordo Lepidoptera? 2. Bagaimana ciri-ciri dari serangga tersebut? 3. Bagaimana struktur morfologi tubuh serangga tersebut? 4. Di mana saja habitat dari serangga tersebut? 5. Bagaimana peranan serangga Lepidoptera bagi kehidupan manusia?

BAB II PEMBAHASAN

Kupu-kupu dan ngengat adalah serangga-serangga yang termasuk ke dalam ordo Lepidoptera pada class Insecta. Kupu-kupu dan ngengat merupakan serangga yang umum dan dikenal oleh setiap orang. Lepidoptera berasal dari kata lepido yang berarti sisik dan ptera yang berarti sayap. Mereka secara langsung dapat dikenali oleh sisik-sisik pada sayap-sayap yang dapat lepas seperti debu pada jari-jari seseorang bila serangga tersebut terpegang. Kebanyakan tubuh dan tungkai-tungkai juga tertutup dengan sisik-sisik. Ordo ini adalah ordo yang besar, dengan lebih dari 11.000 jenis terdapat di Amerika serikat dan Kanada. Anggota-anggotanya didapatkan hampir di mana-mana, seringkali dalam jumlah yang besar. Ngengat dan kupu-kupu memiliki lebar sayap yang bervariasi antara 5 mm sampai 270 mm. ordo yang sangat menarik perhatian ini diidentifikasi dari bagian mulut bersifon yang dapat menggulung ke bawah kepalanya, maxillary palpi, labial palpi yang besar, mata majemuk yang besar, kaki yang panjang dengan 5 tarsi bersegmen, ada atau tidaknya cerci, dua pasang sayap membrane yang dilapisi oleh sisik yang tumpang tindih, dan tubuh yang juga dilapisi oleh rambut dan sisik. Warna pada kupu-kupu dan ngengat dihasilkan bukan hanya dari pigmen rambut dan sisik, tapi juga dari hubungan structural dan lapisan yang merefleksikan cahaya yang berbeda yang menyebabkan adanya keragaman warna. Ciri spesifik dari kupu-kupu dan ngengat adalah badan terbagi menjadi tiga bagian yaitu, caput (kepala), thoraks (dada) dan abdomen (perut). Ada 3 (tiga) pasang tungkai (kaki) dan dua pasang sayap terdapat pada ruas dada, alat kelamin dan anus terdapat di ujung ruas perut. Tubuh kupu-kupu dilapisi oleh chitin ( eksoskeleton atau rangka luar) dan tersusun dalam cicin yang seragam atau segmen-segmen yang dipisahkan oleh membran fleksibel. Pada setiap bagian kupu-kupu (kepala, dada dan perut) tertutup lapisan lembut, berbulu
3

halus dan berwarna menyolok/ menyala. Smart (1976) menyatakan ketiga bagian tubuh kupu-kupu tersebut memiliki struktur tersendiri dengan fungsi masing-masing bagian sebagai berikut : Kepala (caput ) Kepala berbentuk kapsul bulat kecil yang mengemban alat makan dengan sensorik. Alat makan disebut probosis, sedangkan alat sensorik adalah sepasang antena yang biasanya menebal pada bagian ujungnya. Mata kupu-kupu berbentuk seperti belahan bola yang membengkak pada bagian atas kepala dan biasanya disebut mata majemuk. Dada ( thoraks ) Dada merupakan bagian tengah tubuh kupu-kupu dan berfungsi sebagai penggerak, dimana kaki dan sayap menempel. Thoraks tersusun dari tiga segmen yang masing-masing segmen terdapat sepasang tungkai untuk berjalan dan berpegangan.Dua pasang sayap terdapat pada mezothoraks dan metathoraks (bagian kedua dan ketiga dari segmen dada). Pada beberapa jenis kupu-kupu sayap belakang mempunyai tornus (ekor). Perut ( abdomen ) Abdomen merupakan bagian yang lunak dibandingkan kepala dan dada. Perut memiliki 10 (sepuluh) segmen namun hanya 7 (tujuh) atau 8 (delapan) yang mudah terlihat. Segmen ujung merupakan alat kelamin dari kupu-kupu, dimana pada jantan terdiri dari sepasang penjepit, sedangkan pada betina segmen tersebut berubah menjadi ovipositor (alat untuk meletakkan telur).

Walau secara ilmiah tidak ada perbedaan yang pasti. secara visual kupu-kupu dengan ngengat memiliki perbedaan: Ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah cemerlang. Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada perkecualiannya. Ngengat kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal) sehingga sering disebut kupu-kupu malam, sedang Kupu-kupu aktif di waktu siang (diurnal). Ngengat saat hinggap beristirahat dengan membentangkan sayapnya, Kupu-kupu hinggap dengan menegakkan sayapnya.
4

Antena ngengat seperti kawat lampu yang ditempel di kepalanya, antena kupu-kupu yang tajam dengan tonjolan seperti tongkat golf.

Ciri lain adalah dari kepala. Sungut-sungut kupu-kupu ramping dan menjendol pada ujungnya sedangkan pada ngengat biasanya berbentuk rambut, setaseus, atau plumose. Ruas dasar sungut pada beberapa Microlepidoptera membesar, dan apabila sungut dibengkokkan ke bawah dan ke belakang ruas ini cocok di atas mata. Ruas sungut dasar yang membesar ini disebut dengan tudung mata. Kebanyakan ngengat mempunyai sepasang mata tunggal yang terletak di atas permukaan atas kepala dekat dengan mata majemuk. Mata tunggal ini seringkali dapat dilihat hanya dengan memisahkan rambutrambut dan sisiknya. Ciri bagian mulut yang kebanyakan dipakai dalam kunci adalah sifat palpus-palpus labialis, maksilia dan proboscis. Family eksotis tertentu tidak cocok dengan perbedaan-perbedaan ini. Lalu ciri dari tungkai juga berguna dalam identifkasi, mencakup bentuk taji-taji tibia dan kuku-kuku tarsus, ada tidaknya duri-duri pada tungkai, dan kadang struktur dari epifisis. Epifisis adalah sebuah bantalan yang dapat bergerak atau struktur seperti taji pada permukaan dalam tibia depan yang mungkin dipakai untuk membersihkan sungut. Tungkai depan sangat menyusut pada beberapa kupu-kupu terutama pada Nymphalidae, Danaidae, Satyridae dan Libytheide. Bagian-bagian mulut seekor kupu-kupu atau ngengat biasanya cocok untuk menghisap. Beberapa jenis memiliki bagain mulut yang menyusut dan tidak makan pada tahapan yang dewasa, dan bagian mulut pada satu family (Micropterigidae) adalah tipe pengunyah. Labrum kecil dan biasanya dalam bentuk sebuah pita transversal yang melintang di bagian bawah muka, pada dasar proboscis. Mandible hampir selalu tidak ada. Proboscis bila ada, terbentuk oleh galeae dari maksilla yang berlekuk secara longitudinal, yang tertekan bersama, dan biasanya panjang dan melingkar. Palpus maksilla biasanya kecil atau tidak ada, tetapi palpus labialis hampir selalu berkembang baik dan biasanya meluas ke depan dari bagian depan ke muka. Mata majemuk seekor kupu-kupu atau ngengat secara relative besar dan terdiri dari sejumlah besar faset. Kebanyakan ngengat-ngengat mempunyai dua mata tunggal, satu
5

pada masing-masing sisi yang dekat dengan batas mata majemuk. Beberapa jenis mempunyai organ sensorik yang disebut kaetosemata dekat mata tunggal. Beberapa family mempunyai organ pendengaran yang disebut timpana, yang diperkirakan berfungsi di dalam menemukan suara-suara kelelawar yang memantul berfrekuensi tinggi. Pyralidae dan semua Geometroidea kecuali Sematuridae mempunyai organ-organ ini pada bagian anterior sternit dari abdomen, sedangkan pada Noctuoidea organ-organ ini terletak secara ventrolateral pada matathoraks. Anggota dari ordo Lepidoptera ini mengalami metamorphosis sempurna, telur mereka sering disimpan pada tanaman inang dan larvae mereka biasanya disebut ulat. Banyak larvae Lepidoptera memiliki satu penampilan fantastis atau kejam yang membuat orang takut pada mereka, tetapi kebanyakan sangat tidak berbahaya bila dipegang. Hanya beberapa yang memberikan satu bau yang merangsang, dan hanya sedikit jenis yang memiliki rambut-rambut tubuh yang menyengat. Penampilan yang kejam barangkali memainkan peranan dalam pertahanan dengan menakutkan pemangsa-pemangsa yang potensial. Larvae Lepidoptera biasanya berbentuk erusiform dengan satu kepala yang berkembang baik dan tubuh silindrik terdiri dari 13 ruas (3 ruas di bagian thoraks dan 10 bagian abdomen). Kepala biasanya mengandung enam stemmata pada masing-masing sisi, tepat di atas mandible, dan sepasang sungut yang sangat pendek. Masing-masing ruas thoraks mengandung sepasang tungkai, dan ruas-ruas abdomen 3-6 dan 10 biasanya mengandung sepasang prolegs. Prolegs tersebut agak berbeda dengan tungkai-tungkai thoraks, mereka lebih berdaging (empuk) dan memiliki sebuah peruasan yang berbeda, dan biasanya terdapat sejumlah kait-kait kecil yang disebut kroset. Kebanyakan larvae kupu-kupu dan ngengat makan tumbuh-tumbuhan tetapi jenis yang ebrbeda akan makan dengan cara yang berbeda pula. Lavae yang lebih besar biasanya makan di pinggiran daun dan makan semuanya kecuali tulang daunnya. Larva yang lebih kecil hanya memakan daging daun dan menyisakan rangka daunnya saja sehingga terlihat seperti lubang-lubang kecil pada daun. Larva Lepidoptera mempunyai kelenjar-kelenjar sutera yang berkembang baik, yang merupakan modifikasi dari kelenjar-kelenjar air liur
6

yang bermuara pada labium. Banyak larvae yang menggunakan sutera ini untuk membuat kokon, dan beberapa menggunakannya dalam pembuatan tempat berlindung. Tahap makan terbesar adalah pada saat larva dan kebanyakan dari larva ordo ini menggunakan daun sebagai makanannya. Pada tahap dewasa (imago), mereka biasanya mencerna nectar tapi mereka masih tetap menggunakan lemak simpanan dari tahap larva mereka sebagai sumber energy. Pupasi terjadi di dalam tempat-tempat yang beragam. Banyak larvae membentuk sebuah kokon dan berubah menjadi pupa di dalam kepompong. Pupa ngengat biasanya berwarna kecoklatan dan secara relative licin, sedangkan pupa kupu-kupu berwarna beragam dan seringkali menonjol atau berlekuk tidak rata. Kepompong atau kokon dibentuk dari larva ngengat sedangkan kebanyakan kupu-kupu tidak membentuk kokon yang sempurna atau membentuk area yang tidak rapat pada kokonnya dan area itulah tempat dimana nantinya kupu-kupu dewasa dapat muncul. Lepidoptera memiliki kepentingan ekonomik yang besar. Larvae dari kebanyakan jenis adalah pemakan tumbuh-tumbuhan, dan banyak sebagai hama-hama yang serius dari tanaman-tanaman budidaya. Beberapa makan barang tenunan, dan beberapa memakan butir-butiran yang disimpan atau makanan. Di sisi lain, yang dewasa dari banyak jenis adalah indah dan banyak yang dicari oleh kolektor-kolektor dan banyak digunakan sebagai dasar seni dan pola. Ordo Lepidoptera terbagi menjadi lima subordo yaitu Zeugloptera, Dacnonypha, Exoporia, Monotrysia, dan Dirtysia dan berikut adalah klasifikasinya:

Ordo

Subordo Zeugloptera

Superfamily Micropterigidea

Family micropterigidae Eriocraniidae Acanthopteroctetidae

Dacnonypha Eriocranioidea Lepidoptera

Exoporia Monotrysia

Hepialoidea Nepticuloidea

Hepialoidea Nepticulidae Opostegidae

Tischeriidae Incurvarioidea Insurvariidae Prodoxidae Adelidae Heliozelidae Dirtysia Tineoidea Tineidae Psychidae Lyonetiidae Gracillariidae Gelechioidea Oecophoridae Lecithoceridae Elachistidae Coleophoridae Agonoxenidae Blastobasidae Momphidae Scythrididae Cosmopterigidae Gelechiidae Copromorphidea Copromorphidae Alucitidae Carposiinidae Epermeniidae Carposiinidae Epermeniidae Glyphipterigidae Yponomeutoidea Plutellidae Yponomeutiidae Ochsenheimeriidae Argyresthiidae Douglasiidae
8

Acrolepiidae Heliodinidae Sesioidea Sesiidae Choreutidae Cossoidea Tortricoidea Zygaenoidea Cossidae Tortricidae Zygaenidae Megalopygidae Epipyropidae Dalceridae Limacodidae Pterophoroidea Pyraloidea Pterophoridae Pyralidae Thyrididae Hyblaeidae Hesperioidea Papilionoidea Hesperiidae Papilionidae Pieridae Lycaenidae Libytheidae Nymphalidae Satyridae Danaidae Geometroidea Thyatiridae Drepanidae Geometridae Epiplemidae Sematuridae Uraniidae Mimallonoidea Bombycoidea Mimallonidae Lasiocampidae
9

Apateloididae Bombycidae Saturniidae Sphingoidea Noctuoidea Sphingidae Notodontidae Diopidae Lymantriidae Arctiidae Noctuidae

Berikut adalah spesies dari Lepidoptera berdasarkan antenna; kupu-kupu (true butterfly), ngengat (moth), dan kupu ngengat (moth-butterfly): a. Kupu-kupu (true butterfly)

10

b. Ngengat (moth/skipper)

c. Kupu ngengat (moth-butterfly)

11

Di dunia terdapat sekitar 20.000 spesies Kupu-kupu. Indonesia adalah negara kedua pemilik kupu-kupu terbanyak di dunia Indonesia sekitar 2.500 jenis kupu-kupu. Brasil di hutan belantara Amazon memiliki jenis terbanyak. Kupu-kupu di Indonesia lebih unik dan beragam, terdiri lebih dari 17.000 pulau, terjadi pemisahan habitat kupu-kupu secara geografis. 50 persen Kupu-kupu Indonesia adalah kupu-kupu endemik yang berarti hanya hidup di tempat itu. Amazon hanya memiliki tingkat endemisitas kupu-kupu kurang dari 10 persen dari total jumlah jenisnya. Sulawesi adalah pulau yang memiliki keunikan kupukupu tertinggi di Indonesia. Dari 557 jenis yang ada di sana, sebanyak 239 jenis (lebih dari 40 persen) merupakan jenis yang hanya dapat dijumpai di kawasan itu. 20 jenis kupu-kupu di Indonesia telah dimasukkan ke dalam daftar jenis satwa yang dilindungi melalui Peraturan Pemerintah No 7/1999. Antara lain Cethosia myrina yang dikenal sebagai kupukupu sayap renda yang hanya dijumpai di Sulawesi, Trogonoptera brookiana yang dikenal sebagai kupu-kupu raja Brooke yang dijumpai di Sumatera dan Kalimantan. 16 jenis kupukupu dari marga Ornithoptera atau kupu-kupu sayap burung dijumpai di Maluku dan Papua. sedang 11 jenis kupu-kupu dari marga Troides yang dikenal sebagai kupu-kupu raja (contohnya Troides hypolitus), kebanyakan dijumpai di Indonesia bagian barat dan Sulawesi, serta beberapa jenis berada di Maluku dan Papua. kupu-kupu sayap burung Ornithoptera aesacus yang hanya ditemukan di Pulau Obi dan kupu-kupu sayap burung Ornithoptera croesus yang hanya ditemukan di pulau-pulau di Maluku Utara. 60 Spesies Kupu-kupu terdapat di Lampung. Ngengat dan ulatnya adalah salah satu hama perkebunan di banyak bagian di bumi ini. Ulat dari ngengat gipsi (Lymantria dispar), sebuah spesies invasive yang menyebabkan kerusakan parah terhadap hutan di Amerika Serikat Timur Laut. Di daerah beriklim sedang ngengat codling menyebabkan kerusakan yang parah terutama pada perkebunan buah. Di daerah tropis dan subtropics ulat kubis (Plutella xylostella) mungkin adalah hama tanaman kubis-kubisan yang paling ganas. Beberapa ngengat family Tineidae seringkali dianggap sebagai hama karena larvanya memakan bahan kain seperti baju dan selimut yang terbuat dari serat alami seperti wol atau sutera. Namun mereka biasanya tidak memakan material yang dicampur dengan serat buatan. Kapur barus adalah penangkal ngengat yang paling sering digunakan dan dianggap cukup efektif namun ada kekhawatiran akan pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Larva ngengat dapat dibunuh dengan membekukan barang
12

yang mereka serang untuk beberapa hari pada suhu di bawah -8o C. ngengat cukup tahan banting dan lebih tidak rentan pada pembasmi hama dibandingkan nyamuk dan lalat. Beberapa ngengat juga berguna dan diternakan seperti ulat sutera, larva dari ngengat domestic Bombyx mori. Ulat sutera diternakkan untuk diambil kepompongnya. Tidak semua sutera diproduksi oleh Bombyx mori karena ada beberapa spesies Saturniidae yang juga diternakkan untuk suteranya seperti ngengat Alianthus anggota dari kelompok Samia chnthia, ngengat sutra ek china Antheraea pernyi, ngengat sutera asam Antheraea assamensis, dan ngengat sutera jepang Antheraea yamamai. Lalu ulat mopane, yaitu ulat dari Gonimbrasia belina dari family Saturniidae merupakan salah satu sumber makanan di Afrika selatan.

13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Lepidoptera adalah salah satu ordo dari class Insecta atau serangga yang anggotanya adalah bangsa kupu-kupu dan ngengat, merupakan salah satu dari bangsa terbesar pada kelas insecta. Kupu-kupu dan ngengat secara morfologis terlihat sama namun terlihat perbedaan yang mendasar secara fisik dan tingkah laku. Pengklasifikasian didasarkan pada bentuk antenna, proboscis, labial palp, mata, atau bentuk tarsus. Warna yang terlihat pada sayapnya dibentuk dari kumpulan dari sisik-sisik yang saling tumpang tindih. Kebanyakan dari ordo ini saat masih dalam tahap larva atau ulat merupakan hama bagi banyak tumbuhan dan banyak merugikan, namun banyak juga yang menguntungkan yang dapat dijadikan sumber makanan, penghasil sutera dan pembantu penyerbukan terutama saat dewasa atau imago. 3.2 Saran Kupu-kupu dan ngengat merupakan serangga yang banyak kita temui di sekitar kita. Namun begitu kita harus menghargai setiap kehidupan dengan tidak sembarangan memperlakukan mereka. Tidak semua dari kupu-kupu ataupun ngengat merugikan hingga membahayakan kita karena ada pula yang berguna. Sebagian dari mereka membantu penyerbukan yang secara tidak langsung dapat kita rasakan manfaatnya. Ada juga yang spesies nya telah menjadi langka dan dilindungi di sebagian daerah. Maka dari itu, kita sebagai manusia yang mempunyai akal dan hati nurani sebaiknya tidak sembarangan menangkap atau sengaja membunuh serangga ini.

14

DAFTAR PUSTAKA

Enni, Debby. 2012. All About Butterfly. Diunduh dari http://debby-enni.blogspot.com pada tanggal 4 Desember 2012 pukul 10.37 WIB

Estiara,

doddy.

2012.

Klasifikasi

Ilmiah

Kupu-Kupu.

Diunduh

dari

http://

doddyestiara74.blogspot.com pada tanggal 4 Desember 2012 pukul 10.42 WIB.

Hadley, Debbie. 2012. Part of Butterfly. Diunduh dari http://insects.about.com pada tanggal 4 Desember 2012 pukul 11.44 WIB

15

You might also like