You are on page 1of 2

Frozen Shoulder Frozen shoulder merupakan suatu istilah yang merupakan wadah untuk semua gangguan pada sendi

bahu yang menimbulkan nyeri dan pembatasan lingkup gerak sendi baik secara aktif mapun pasif akibat capsulitis adhesiva yang disebabkan adanya perlengketan kapsul sendi, yang sebenarnya lebih tepat untuk menggolongkannya di dalam kelompok periarthritis. Frozen shoulder adalah penyakit kronis dengan gejala khas berupa nyeri bahu dan pembatasan lingkup gerak sendi bahu yang dapat mengakibatkan gangguan aktivitas kerja sehari-hari. Etiologi dari frozen shoulder masih belum diketahui dengan pasti. Adapun fakor predisposisinya antara lain periode immobilisasi yang lama, akibat trauma, over use, injuri atau operasi pada sendi, hyperthyroidisme, penyakit kardiovaskuler, clinical depression dan Parkinson. Frozen shoulder dapat disebabkan oleh trauma, imobilisasi lama, imunologi, serta hubungannya dengan penyakit lainnya, misal hemiparese, ischemic heart disease, TB paru, bronchritis kronis dan diabetes mellitus dan diduga penyakit ini merupakan respon autoimun terhadap rusaknya jaringan lokal. Adapun beberapa teori yang dikemukakan American Academy of Orthopedic Surgeon tahun 2000 mengenai frozen shoulder, teori tersebut adalah : a. Teori hormonal. Pada umumnya frozen shoulder terjadi 60% pada wanita bersamaan dengan datangnya menopause. b. Teori genetik. Beberapa studi mempunyai komponen genetik dari frozen shoulder, contohnya ada beberapa kasus dimana kembar identik pasti menderita pada saat yang sama. c. Teori auto immuno. Diduga penyakit ini merupakan respon auto immuno terhadap hasil-hasil rusaknya jaringan lokal. d. Teori postur. Banyak studi yang belum diyakini bahwa berdiri lama dan berpostur tegap menyebabkan pemendekan pada salah satu ligamen bahu. Immobilisasi yang lama pada lengan karena nyeri merupakan awal terjadinya frozen shoulder. Lengan yang immobilisasi lama akan menyebabkan statis vena dan kongesti sekunder bersama dengan vasospastik, ini akan menimbulkan reaksi timbunan protein, oedema, eksudat dan akhirnya terjadi fibrous sehingga kapsul sendi akan kontraktur serta hilangnya lipatan inferior sendi, fibrosis kapsul sendi meningkat sehingga mudah robek saat humeri bergerak abduksi dan rotasi. Fibrous pada kapsul sendi ini akan mengakibatkan adhesi

antara lapisan bursa subdeltoidea, adhesi ekstra artikuler dan intra arthrikuler. Perlengketan kapsul sendi akan mengakibatkan gerakan sendi bahu menjadi terbatas. Capsulitis adhesiva merupakan kelanjutan dari lesi rotator cuff, karena terjadi peradangan atau degenerasi yang meluas ke sekitar dan ke dalam kapsul sendi dan mengakibatkan terjadinya reaksi fibrous. Adanya reaksi fibrous dapat diperburuk akibat terlalu lama membiarkan lengan dalam posisi impingement yang terlalu lama (Appley, 1993). Menurut Kisner (1996) frozen shoulder dibagi dalam 3 tahapan, yaitu a. Pain (Freezing) : ditandai dengan adanya nyeri hebat bahkan saat istirahat, gerak sendi bahu menjadi terbatas selama 2-3 minggu dan masa akut ini berakhir ampai 10- 36 minggu. b. Stiffness (Frozen) : ditandai dengan rasa nyeri saat bergerak, kekakuan atau perlengketan yang nyata dan keterbatasan gerak dari glenohumeral yang di ikuti oleh keterbatasan gerak scapula. Fase ini berakhir 4-12 bulan. c. Recovery (Thawing) : pada fase ini tidak ditemukan adanya rasa nyeri dan tidak ada synovitis tetapi terdapat keterbatasan gerak karena perlengketan yang nyata. Fase ini berakhir 6-24 bulan atau lebih.

You might also like