You are on page 1of 13

Minyak bumi merupakan sumber energi yang tak dapat diperbarui dan suatu saat akan habis.

-Volltext available on sntki2009 proceeding book.Kenyataan yang demikian mendorong berbagai negara melakukan langkah langkah penghematan dan melakukan berbagai penelitian untuk mendapatkan bahan bakar baru sebagai pengganti minyak. Bahan bakar baru tersebut adalah biodiesel dimana bahan bakar ini dapat digunakan sebagai alternatif baru pengganti solar untuk mesin diesel. Biodiesel merupakan bahan bakar pengganti minyak solar yang dapat diproduksi dari minyak nabati. Di sisi lain minyak goreng bekas (jelantah) yang merupakan buangan dari industri makanan, restauran dan rumah tangga memiliki potensi yang tinggi untuk dijadikan bahan bakar, mengingat kandungan atom karbon dan hidrogennya tinggi. Biodiesel umumnya diperoleh dari proses esterifikasi dan transesterfikasi dari minyak nabati. Namun bahan baku minyak goreng bekas kurang ekonomis jika menggunakan proses esterifikasi dan transesterifikasi karena reaksi samping antara katalis basa dengan minyak dapat menyebabkan terbentuknya sabun. Salah satu proses pembuatan biodiesel adalah dengan proses perengkahan berkatalis pada minyak goreng bekas (jelantah). Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh ukuran katalis zeolit alam (0.125mm; 0.3375mm; 0.425mm; 0.85mm; 1.18mm), dan konsentrasi asam (2N; 3N; 4N) yang digunakan terhadap produk yang akan dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi asam 4N dan ukuran katalis 0.125mm diperoleh hasil optimal yang mendekati karakteristik spesifikasi solar.
(http://scientificindonesia.wordpress.com/pembuatan-biodiesel-dari-minyak-goreng-bekas-denganproses-catalytic-cracking/)

Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono--alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan. Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini, tidak seperti minyak sayur langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel (solar) dari minyak bumi, dan dapat menggantikannya dalam banyak kasus. Namun, dia lebih sering digunakan sebagai penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petrol murni ultra rendah belerang yang rendah pelumas. Dia merupakan kandidat yang paling dekat untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi transportasi utama dunia, karena ia merupakan bahan bakar terbaharui yang dapat menggantikan diesel petrol di mesin sekarang ini dan dapat diangkut dan dijual dengan menggunakan infrastruktur sekarang ini. Penggunaan dan produksi biodiesel meningkat dengan cepat, terutama di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia, meskipun dalam pasar masih sebagian kecil saja dari penjualan bahan bakar.

Pertumbuhan SPBU membuat semakin banyaknya penyediaan biodiesel kepada konsumen dan juga pertumbuhan kendaraan yang menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar. Membuat biodiesel Pada skala kecil dapat dilakukan dengan bahan minyak goreng 1 liter yang baru atau bekas. Methanol sebanyak 200 ml atau 0.2 liter. Soda api atau NaOH 3,5 gram untuk minyak goreng bersih, jika minyak bekas diperlukan 4,5 gram atau mungkin lebih. Kelebihan ini diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas atau FFA yang banyak pada minyak goreng bekas. Dapat pula mempergunakan KOH namun mempunyai harga lebih mahal dan diperlukan 1,4 kali lebih banyak dari soda. Proses pembuatan; Soda api dilarutkan dalam Methanol dan kemudian dimasukan kedalam minyak dipanaskan sekitar 55 oC, diaduk dengan cepat selama 15-20 menit kemudian dibiarkan dalam keadaan dingin semalam. Maka akan diperoleh biodiesel pada bagian atas dengan warna jernih kekuningan dan sedikit bagian bawah campuran antara sabun dari FFA, sisa methanol yang tidak bereaksi dan glyserin sekitar 79 ml. Biodiesel yang merupakan cairan kekuningan pada bagian atas dipisahkan dengan mudah dengan menuang dan menyingkirkan bagian bawah dari cairan. Untuk skala besar produk bagian bawah dapat dimurnikan untuk memperoleh gliserin yang berharga mahal, juga sabun dan sisa methanol yang tidak bereaksi.

Mengapa minyak bekas mengandung asam lemak bebas?. Ketika minyak digunakan untuk menggoreng terjadi peristiwa oksidasi, hidrolisis yang memecah molekul minyak menjadi asam. Proses ini bertambah besar dengan pemanasan yang tinggi dan waktu yang lama selama penggorengan makanan. Adanya asam lemak bebas dalam minyak goreng tidak bagus pada kesehatan. FFA dapat pula menjadi ester jika bereaksi dengan methanol, sedang jika bereaksi dengan soda akan mebentuk sabun. Produk biodiesel harus dimurnikan dari produk samping, gliserin, sabun sisa methanol dan soda. Sisa soda yang ada pada biodiesel dapat henghidrolisa dan memecah biodiesel menjadi FFA yang kemudian terlarut dalam biodiesel itu sendiri. Kandungan FFA dalam biodiesel tidak bagus karena dapat menyumbat filter atau saringan dengan endapan dan menjadi korosi pada logam mesin diesel. (http://id.wikipedia.org/wiki/Biodiesel)

Latar Belakang

Bahan bakar Fosil yang banyak digunakan terbatas dan tidak dapat diperbaharui, membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dihasilkan. Kebutuhan minyak sebagai bahan bakar yang terus meningkat setiap tahunnya, berakibat cadangan minyak fosil semakin menipis. Harus menemukan area minyak yang baru.

Biofuel

Merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari bahan organik seperti tumbuh2an atau limbah biomassa. Bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui, tidak membutuhkan waktu lama untuk dihasilkan juga ramah lingkungan Beberapa jenis Biofuel : Bioethanol, Biodiesel, Biogas, Biobuthanol.

Biodiesel

Bahan bakar mesin diesel dihasilkan dari minyak nabati seperti : Kelapa sawit, Tanaman Jarak, Kacang tanah dll. 2 jenis bahan bakar diesel : - Solar untuk mesin putaran tinggi (>1200 rpm) - Minyak diesel untuk mesin putaran rendah (<500 rpm)

Biodiesel dari Kelapa Sawit


Bahan baku dengan keunggulan produktivitas dan lebih efisien dibanding lainnya Ekologinya dapat dikembangkan di daerah tropis. Produk turunannya : CPO, CPO lowgrade, PFAD, RBD. Indonesia penghasil minyak kelapa sawit ke-1 di dunia, kedua Malaysia.

Potensi Bisnis

Harga kelapa sawit yang turun, menjadikan harga CPO sangat murah saat ini, sehingga produksi biodiesel juga menjadi murah biayanya. Sejauh ini belum banyak produsen minyak sawit yang memproduksi biodiesel secara komersil. Dengan bahan baku yang murah, biodiesel ini sangat kompetitif dibanding solar fosil. Peraturan pemerintah yang mewajibkan untuk penggunaan biodiesel sebesar 5%.

Bahan Baku Biodiesel Yang Murah

Selain CPO yang bagus, dapat digunakan beberapa bahan baku alternatif yang lebih murah, yaitu :

CPO off grade (FFA 5 20%) Merupng akan CPO yang berkadar asam lebih besar dari 5%. Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit. Merupakan air yang bercampur dengan minyak sawit yang lazim ditampung di kolam2 limbah. Mengandung 0,5 -1 persen minyak sawit. Limbah Dari Pabrik Minyak Goreng Proses pembuatan minyak sawit akan menghasilkan limbah sebanyak 5 6% Minyak Goreng Bekas Minyak goreng yang telah digunakan atau yang disebut minyak jelantah. Stearin atau Crude Stearin Proses pembuatan minyak sawit akan menghasilkan stearin sebesar 21%.

Proses Produksi Biodisel dari Bahan Baku Mutu Rendah


Pada prinsipnya proses produksi biodisel Merupakan tindakan mencampur minyak nabati dengan alkohol, mengaduk dan merebusnya. Secara Umum proses yang dipakai adalah Transesterifikasi, yaitu: mereaksikan minyak dengan metanol ditambah katalis pada temperatur 60 80 derajat C selama 1 jam. Proses pembuatan biodiesel dari CPO mutu standar, transesterifikasi dilakukan hanya satu tahap. Namun dengan bahan baku mutu rendah proses dilakukan 2 tahap esterifikasi dan transesterifikasi.

Minyak Metanol Katalis 25 80 C FAME Glicerin


Esterifikasi Asam lemak bebas diubah menjadi metil ester. Katalisator yang digunakan bersifat asam (HCl, H2SO4 atau FKS) Transesterifikasi Trigliserida diubah menjadi metil ester. Katalisator yang digunakan bersifat basa (KOH atau NaOH).

Bagan Pembuatan Biodiesel Biodisel, Netralisasi & Recovery Methanol Pemisahan II Pencucian II Pemisahan I Pencucian I Transesterifikasi Esterifikasi Persiapan Bahan Baku Penjelasan

Persiapan Bahan Baku - Pencairan bahan baku - Pembersihan bahan baku dan difilter - Proses deguming (gum>60 ppm) - Analisis FFA, untuk menentukan satu tahap / dua tahap. - Persiapan bahan kimia (esterifikasi) - Persiapan bahan kimia untuk proses transesterifikasi Esterifikasi - Temp 70C dan tekanan 1atm. - Diaduk dengan sistem pemanas - Katalis 1 1,5% dari bahan baku - Dikontrol dengan bilangan asam Proses ini mengkonversi asam lemak bebas menjadi metil ester. Pencucian I Tujuan melarutkan sabun dan metanol yang tersisa, agar dapat dipisahkan dari biodisel yang terbentuk. Pemisahan I Bekerja dengan cara pengendapan. - Terbentuk biodiesel dan trigliserida (dilapisan atas).

- Metanol dan Gliserol dilapisan bawah Lapisan atas dialirkan ke tangki transesterifikasi , untuk lapisan bawah ke tangki netralisasi. Dilakukan pada tekanan 1 atm dan temp 60C. Transesterifikasi Merupakan reaksi penyempurnaan, minyak dan lemak yang belum tereaksi pada proses esterifikasi, jadi biodiesel. - ditambahkan metanol - katalis basa 1,3-1,5% volume minyak - tekanan 1 atm dan temp 70C - Indikator bilangan asam harus 0,8. Pencucian II Prinsip pengerjaan sama dengan pencucian I. Agar pada tahap akhir pemurnian tidak ditemukan bahan pengotor, yang menurunkan kualitas biodiesel. Tujuannya membuang sabun yang terbentuk dan melarutkan metanol sisa reaksi. Pemisahan II Prinsip pengerjaan sama dengan pemisahan I. Tujuan memisahkan biodiesel dari metanol dan gliserol. Pada tekanan 1 atm dan temp 60C. Biodiesel, Netralisasi dan Recovery Methanol. Biodisel yang terbentuk dimurnikan, dengan tujuan mengurangi kandungan air dan sedimen. Dilakukan dengan memanaskan biodiesel sampai 80C. Pengurangan sedimen melalui filter ukuran 60-100 mesh. Biodiesel siap disalurkan. Netralisasi persiapan recovery methanol, air cucian biodisel yang masih mengandung methanol dinetralkan pHnya. Indikator selesai pH air cucian 6 -7. Proses Recovery Methanol, dilakukan dalam alat destilasi pada tekanan 1 atm dan temp titik didih metanol. Destilasi digunakan untuk mengambil kembali metanol dari air cucian biodiesel, untuk digunakan kembali. Hasil samping adalah crude glycerol 30% dapat ditingkatkan melalui alat pemurnian menjadi gliserol 60% untuk bahan baku sabun atau 95 99% untuk industri dan farmasi.

Analisis Mutu Biodiesel


Uji Standar Untuk Bilangan Asam Digunakan untuk menentukan bilangan asam minyak nabati sebagai bahan baku biodisel dan produknya. Uji Standar Untuk Kadar Fosfor Untuk menentukan kadar fosfor dalam biodiesel yang dihasilkan. Melalui pengabuan sampel Biodisel yang telah ditambah seng oksida. Uji Standar Kadar Gliserol Total Bebas dan Yang Terikat di dalam Biodiesel. Menentukan kadar gliserol total, gliserol bebas dan gliserol terikat dalam biodiesel. Dengan menggunakan metode iodometri asam periodat. Uji Standar Gugus Siklopropenoid Berfungsi untuk mengetahui secara kualitatif keberadaan gugus siklopropenoid dalam biodiesel yang berupa esteralkil melalui uji Halpen. Uji Standar Untuk Bilangan Iod Biodiesel Berfungsi untuk menentukan bilangan iodium biodiesel dengan metode dan reagen Wijs. Uji Standar Bilangan Penyabunan dan Kadar Ester Biodiesel Ester Alkil Untuk menentukan bilangan penyabunan biodiesel ester alkil dengan proses titrimetri.

Kesimpulan

Biodiesel merupakan bahan bakar masa depan, ramah lingkungan dan terus terbaharui, yang akan menggantikan peran bahan bakar fosil yang semakin menipis ke depannya. Biodiesel memiliki potensi bisnis yang besar saat ini dan kedepannya. Dalam produksi biodiesel digunakan teknologi yang sederhana dan bahan baku murah, investasinya jadi mudah dan murah. STANDAR NASIONAL BIODIESEL

Standar produksi biodiesel untuk penggunaan umum berdasarkan standar nasional indonesia-SNI 04-7182-2006, sebagai berikut.

Tabel Standar Nasional Biodiesel (SNI 04-7182-2006)

No 1 2 3 4 5 6

Parameter Densitas (40oC) Viskositas (40oC) Cetane Number Flash Point (close up) Cloud point Copper Strip Corrosion (3 jam, 50oC) Carbon residu sample - 10% dist. residu

Unit Kg/m3 Mm2/s (cSt)


o o

Nilai 850 890 2,3 6,0 Min. 51

Metoda ASTM D 1298 ASTM D 445 ASTM D 613

C C Max. No 3 Max. 0,05 ASTM D 130

% mass (Max. 0,3) % vol Max. 0,05*

ASTM D 4530

Air dan sedimen Temperatur destilasi, 90% recovered Sulfated ash Sulfur Phosphorous content

ASTM D 2709 atau ASTM D1160

9 10 11 12

Max. 360 ASTM D 1160 Max. 0,02 Max. 100 Max. 10 ASTM D 874 ASTM D 5453 atau ASTM D1266 AOCS Ca 1255 AOCS Cd 3-36 atau ASTM D 664 AOCS Ca 1456 atau ASTM D6584 AOCS Ca 1456 atau ASTM D6584 Dihitung **

% mass Ppm (mg/kg) Ppm (mg/kg)

13 Bilangan asam (NA) Mg-KOH/g Max. 0,8 Max. 0,02 Max. 0,24 Min. 96,5

14

Free Gliserin

% mass

15 Total Gliserin (Gttl) 16 Kandungan ester

% mass % mass

17 18

Bilangan iod Halphen test

% mass (g Max. 115 AOCS Cd 1-25 I2/100g) Negative AOCS Cd 1-25

* dapat di uji secara terpisah, kandungan sedimen max. 0,01 (% vol)

**Kandungan ester (% mass) = Ns = Saponification number, mg KOH/g biodiesel, metoda AOCS Cd 3-25 (http://www.dekindo.com/media.php?standar_mutu=2)

Kebutuhan dan pemakaian bahan bakar termasuk minyak diesel/solar setiap tahun semakin meningkat. Di sisi lain, ketersediaan bahan bakar minyak bumi semakin hari semakin terbatas. Kedua hal ini mendorong pemikiran mengenai perlunya dikembang- kan sumber energi yang terbarukan. Di samping itu, dunia internasional saat ini juga sedang berlomba-lomba untuk mengunakan bahan bakar yang ramah lingkungan dalam rangka mengimplementasikan isu global mengenai CDM (Clean Development Mechanism). Salah satu solusi untuk berbagai hal tersebut di atas adalah penggunaan minyak/ lemak dari tumbuhan untuk pengembangan biodiesel. Penggunaan minyak nabati sebagai bahan bakar telah dicobakan dalam berbagai bentuk mulai dari minyak nabati murni tanpa modifikasi (biofuel) hingga dalam bentuk metyl atau etyl esternya (biodiesel). Biodiesel didefinisikan sebagai metil ester atau etil ester dari asam lemak (fatty ester) yang diproduksi dari minyak tumbuhan atau hewan dan memenuhi kualitas untuk digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel (Vicente dkk, 2006). Biodiesel memiliki sifat menyerupai
minyak diesel/solar sehingga dapat menjadi bahan bakar alternatif bagi mesin diesel baik mesin kendaraan bermotor, kendaraan industri, alat-alat pertanian, genset, maupun mesin kapal nelayan.

Kegiatan penyediaan dan pemanfaatan biodiesel dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori utama yaitu : sisi hulu (penyediaan bahan baku), merupakan prasyarat penentu keberhasilan

pengembangan biodiesel. sisi tengah (pengolahan), berupa pengembangan teknologi proses. sisi hilir (pemanfaatan) dan sektor pendukung. Terdapat berbagai macam minyak yang dapat diproduksi menjadi biodiesel, meliputi minyak nabati murni, minyak jelantah, lemak hewan, dan algae. Namun yang paling umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel adalah minyak nabati. Minyak nabati sebagai sumber utama biodiesel dapat dipenuhi oleh berbagai macam jenis tumbuhan. Hampir semua minyak nabati bisa diolah menjadi biodiesel baik itu edible oil maupun bukan. Minyak nabati memilki struktur komponen antara lain : Campuran Trigliserida dan asam lemak Asam Lemak bebas Gum Karoten AiKegiatan penyediaan dan pemanfaatan biodiesel dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori utama yaitu : sisi hulu (penyediaan bahan baku), merupakan prasyarat penentu keberhasilan pengembangan biodiesel. sisi tengah (pengolahan), berupa pengembangan teknologi proses. sisi hilir (pemanfaatan) dan sektor pendukung. Terdapat berbagai macam minyak yang dapat diproduksi menjadi biodiesel, meliputi minyak nabati murni, minyak jelantah, lemak hewan, dan algae. Namun yang paling umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel adalah minyak nabati. Minyak nabati sebagai sumber utama biodiesel dapat dipenuhi oleh berbagai macam jenis tumbuhan. Hampir semua minyak nabati bisa diolah menjadi biodiesel baik itu edible oil maupun bukan. Minyak nabati memilki struktur komponen antara lain : Campuran Trigliserida dan asam lemak Asam Lemak bebas Gum

Karoten Air
PENGUJIAN MUTU BIODIESEL A. ACARA

Praktikum pengujian mutu pada biodiesel dengan beberapa parameter yaitu analisis bilangan asam, massa jenis, abu tersulfatkan, dan viskositas.
B. PRINSIP 1.Analisis Bilangan Asam : Pelarutan contoh lemak atau minyak dalam pelarut

organic tertentu (alcohol netral 96%) dilanjutkan dengan penitaran dengan basa (NaOH atau KOH). 2.Massa Jenis : Perbandingan antara massa jenis pada suhu 40oC dengan massa jenis aquadest pada suhu yang sama dinyatakan dalam gram/liter. 3.Abu Tersulfatkan : Mengarangkan sampel kemudian mengabikan sampel tersebut pada suhu 775oC dengan penambahan beberapa tetes asam sulfat

pekat. 4.Viskositas : Viskositas kinematik diukur dengan alat viskosimeter yang telah dikalibrasi sampai volume cairan tertentu mengalir di bawah pengaruh gravitasi pada suhu yang ditentukan dimana contoh masih dapat mengalir dalam pipa viskosimeter kering. A. TUJUAN Menentukan mutu dalam biodiesel dengan parameter bilangan asam, massa jenis, abu tersulfatkan, bilangan iod, dan viskositas berdasrkan SNI 04- 7182-2006. B. TINJAUAN PUSTAKA Mutu suatu produk dan jasa dapat didefinisikan sebagai gabungan sifat- sifat yang khas yang terdapat dalam suatu produk dan jasa dan dapat membedakan setiap satuan produk dan jasa serta mempengaruhi secara nyata penentuan derajat penerimaan konsumen terhadap produk dan jasa tersebut. Mutu suatu produk dan jasa tidak tergantung pada salah satu sifat khas yang ada pada produk dan jasa tersebut tetapi juga tergantung pada beberapa sifat yang merupakan satu kesatuan yang dituntut kesempurnaannya dari produk yang bersangkutan. Biodiesel adalah metil ester yang diturunkan dari minyak atau lemak alami, seperti minyak nabati, lemak hewan atau minyak goreng bekas yang dapat digunakan langsung atau dicampur

dengan minyak diesel. Metil ester atau etil ester merupakan senyawa yang relative stabil, berupa cairan pada suhu ruang, non korosif dan titik didihnya rendah. Biodiesel memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan bahan bakar lain, yaitu : 1. Efek pelumasan (menurunkan koefisien gesek pompa, melindungi cam profile pompa) 2. Menurunkan biaya pemeliharaan. 3. Peningkatan kualitas emisi 4. Titik kilat tinggi dan aman. 5. Penangana dan penyimpanan lebih mudah. Produksi biodiesel dapat diproduksi dengan beberapa cara yaitu : 1. Proses dengan katalis atau basa 2. Proses enzimatis menggunakan enzim lipase. 3.Proses tanpa katalis dengan suhu tinggi (350oC tekanan 30 MPa, 240 detik)

Spesifikasi minyak biodiesel dibandingkan minyak diesel (BBM) Sifat Minyak Biodiesel Minyak Diesel (BBM) Densitas (g/cm3 pada 20oC) Titik nyala (oC) Bilangan setan (cetane number) Kekentalan (mm2/s pada 30 oC) Abu bersulfat (%) Bilangan netralisasi (mg KOH/g) Gliserin total (%) Gliserin bebas (%) Fosfat (ppm) Metanol (%) 0,879 191 51 4,84 0,014 0,24 0,088

0,015 17,5 0,06 0,841 80 47.8 to 59 3,6 1,0-1,2 ppm Sulfur Sumber: Foidl et al. cit. Manurung, 2005, dan Lele, 2005

Esterifikasi adalah tahap konversi dari asam lemak bebas menjadi ester. Esterifikasi mereaksikan minyak lemak dengan alkohol. Katalis-katalis yang cocok adalah zat berkarakter asam kuat dan, karena ini, asam sulfat, asam sulfonat organik atau resin penukar kation asam kuat merupakan katalis-katalis yang biasa terpilih dalam praktek industrial (Soerawidjaja, 2006). Esterifikasi biasa dilakukan untuk membuat biodiesel dari minyak berkadar asam lemak bebas tinggi (berangka-asam 5 mg-KOH/g). Pada tahap ini, asam lemak bebas akan dikonversikan menjadi metil ester. Tahap esterifikasi biasa diikuti dengan tahap transesterfikasi. Transesterifikasi (biasa disebut dengan alkoholisis) adalah tahap konversi dari trigliserida (minyak nabati) menjadi alkyl ester, melalui reaksi dengan alkohol, dan menghasilkan produk samping yaitu gliserol. Di antara alkohol-alkohol monohidrik yang menjadi kandidat sumber/pemasok gugus alkil, metanol adalah yang paling umum digunakan, karena harganya murah dan reaktifitasnya paling tinggi (sehingga reaksi disebut metanolisis). Jadi, di sebagian besar dunia ini, biodiesel praktis identik dengan ester metil asam-asam lemak (Fatty Acids Metil Ester, FAME).

You might also like