You are on page 1of 5

1. Schenedesmus sp. Morfologi Scenedesmus Scenedesmus merupakan mikroalga yang bersifat kosmopolit.

Sebagian besar Scenedesmus dapat hidup di lingkungan akuatik seperti perairan tawar dan payau. Scenedesmus juga ditemukan di tanah atau tempat yang lembab. Sel Scenedesmus berbentuk silindris dan umumnya membentuk koloni (Gambar 1). Koloni Scenedesmus terdiri dari 2, 4, 8, atau 16 sel tersusun secara lateral. Ukuran sel bervariasi, panjang sekitar 8--20 m dan lebar sekitar 3--9 m. Struktur sel Scenedesmus sederhana. Sel Scenedesmus diselubungi oleh dinding yang tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan dalam yang merupakan lapisan selulosa, lapisan tengah merupakan lapisan tipis yang strukturnya seperti membran, dan lapisan luar, yang menyelubungi sel dalam koloni. Lapisan luar berupa lapisan seperti jaring yang tersusun atas pektin dan dilengkapi oleh bristles. Scenedesmus dapat dibagi menjadi 10 divisi dan 8 divisi algae merupakan bentuk unicellulair. Dari 8 divisi algae, 6 divisi telah digunakan untuk keperluan budidaya perikanan sebagai pakan alami. Setiap divisi mempunyai karakteristik yang ikut memberikan andil pada kelompoknya, tetapi spesies-spesiesnya cukup memberikan perbedaan-perbedaan dari lainnya. Ada 4 karakteristik yang digunakan untuk membedakan divisi mikro algae yaitu ; tipe jaringan sel, ada tidaknya flagella, tipe komponen fotosintesa, dan jenis pigmen sel. Selain itu morfologi sel dan bagaimana sifat sel yang menempel berbentuk koloni / filamen adalah merupakan informasi penting didalam membedakan masing-masing group. Menurut Watanabe, et.al., (1978) scenedesmus termasuk dalam kelas Chlorophyceae dan family Scenedesmaceae. Ciri umum Scenedesmus Berwarna hijau terang, kosmopolitan (air tawar, payau, asin. D x

atau polimer xylosa atau mannosa atau hemiselulosa. Sedangkan ciri-ciri khusus Scenedesmus itu sendiri sebagian anggota memiliki flagel - dapat bergerak sedikit, bentuk flagel isokontae, jumlah dan letak sangat bervariasi (apikal, subapikal, lateral). Peranan Scenedesmus

Berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis alga yang hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun pitoplankton. Sebagian fitolankton adalah alga hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya aktif melakukan fotosintesis sehingga alga hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan. Peranan Scenedesmus bagi kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan metabolisme di laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai bahan untuk obat-obatan, bahan kosmetik dan bahan makanan. Serbuk Chlorella dalam industri obat-obatan dimasukkan dalam kapsul dan dijual sebagai S kolam-kolam (contohnya di Pasuruan). Scenedesmus mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: Produsen primer (penyedia oksigen), Sebagai alternatif bahan pangan bagi astronot, terutama spesies chlorella (karena kandungan chlorelinnya banyak mengandung vitamin E), Sumber pakan alami bagi ikan dan organism air lain (terutama benih), Beberapa diantaranya dibudidayakan sebagai sumber pakan dip anti pembenihan ikan, contoh: chlorella, dunaliella, tetraselmis, dan scenedesmus. Jenis tertentu dimanfatkan sebagai suplemen makanan bagi manusia dan sebagai pengawet makanan, Twtraselmis dan chlorella dikenal sebagai probiotik. Sistem Reproduksi Scenedesmus dapat melakukan reproduksi aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual terjadi melalui pembentukan autokoloni, yaitu setiap sel induk membentuk koloni anakan yang dilepaskan melalui sel induk yang pecah terlebih dahulu. Beberapa spesies Scenedesmus dapat melakukan reproduksi seksual dengan pembentukan zoospora biflagel dan isogami. Karbohidrat, protein, dan lemak bila diuraikan menjadi monomer-monomer penyusunnya, pada akhirnya akan menjadi asetil KoA. Selanjutnya, asetil KoA masuk ke dalam siklus Krebs, dilanjutkan dengan rantai transpor elektron yang akan menghasilkan ATP. Energi yang terkandung dalam ATP tersebut digunakan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel Scenedesmus. Ch . P

2. Gomphosphaeria amponina

Hidup dalam air atau di atas tanah yang basah, sel selnya bulat, merupakan benang dan akhirnya membentuk koloni yang berlendir. Ini termasuk Organisme prokariotik dan karenanya tidak terikat membran organel. Lebih erat kaitannya dengan bakteri daripada algae lain. Mereka terjadi di laut, air tawar dan habitat darat. Gomphosphaeria amponina merupakan komponen penting dalam siklus nitrogen dan produsen. Gomphosphaeria amponina ini terjadi di uniseluler, berserabut, dan bentukbentuk kolonial, dan sebagian besar tertutup dalam sarung mucilaginous baik secara perorangan maupun di koloni.

3. Dynobryon Dynobryon merupakan alga pirang yang membentuk koloni di air tawar. Sel-sel alga ini mempunyi dua flagella sehingga disebut biflagellate. Kedua flagellnya terpaut di dekat salah satu ujung sel. Umumnya tidak ada dinding sel. Dinobryon, sebuah genus air tawar di mana individu adalah sel-dikelilingi oleh vas berbentuk loricae, terdiri dari chitin fibrils dan lain polysaccharides.. Koloni yang tumbuh sebagai Branched atau unbranched rantai. Sebuah bentuk bulat kolonial, Synura, adalah di sebelah kanan; permukaan sel ini dilindungi oleh silika skala.. Spesies yang memproduksi siliceous coverings mungkin bristles atau skala cukup dengan struktur kompleks.. Beberapa kelompok peneliti yang chrysophytes dengan silika dalam skala jenis / takson terpisah, yang Synurophyceae.

4.

Spirogyra Spirogyra adalah ganggang hijau yang memiliki struktur tubuh berbentuk filamen. Filamen ini memiliki lebar sekitar 10-100 mikrometer dengan panjang mencapai beberapa sentimeter. Spirogyra dengan ciri-ciri tubuh berbentuk benang. Spirogyra memiliki kloroplas berbentuk pita melingkar (spiral), habitatnya di air tawar.Lebih dari 400 spesies Spirogyra telah teridentifikasi dari habitat air tawar. Salah satu fitur unik Spirogyra adalah adanya spiral atau kloroplas berbentuk heliks yang terlihat di bawah Filamen Spirogyra mengandung sel silinder atau sub-silinder yang tersusun secara linear. Kumpulan Spirogyra berwarna hijau di badan air tawar yang kaya

nutrisi. Terkadang Spirogyra membentuk hamparan seperti permadani berwarna hijau yang mengapung di permukaan air. Hampir semua sel Spirogyra identik satu sama lain. Ganggang ini dilindungi oleh dua lapisan dinding sel, lapisan selulosa luar dan lapisan dalam pektin. Sebuah vakuola besar menempati sebagian besar ruang sel. Inti atom terletak di pusat yang diikat dengan bantuan helai protoplasma. Dalam kloroplas yang berbentuk seperti pita, terdapat pyrenoids dengan posisi selang-seling. Reproduksi Spirogyra dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Pada reproduksi aseksual, filamen mengalami fragmentasi sehingga terbentuk banyak filamen. Filamen ini kemudian mengalami mitosis yang tumbuh dan berkembang menjadi filamen dewasa. Selain secara aseksual, Spirogyra juga mampu bereproduksi secara seksual yang disebut sebagai konjugasi. Terdapat dua macam konjugasi Spirogyra yaitu scalariform dan lateral. Pada konjugasi scalariform, dua filamen berposisi secara berdampingan. Berikutnya akan muncul tonjolan yang kemudian saling bersentuhan. Dinding sel tengah akan terbuka (terlarut) sehingga mengarah pada pembentukan tabung konjugasi. Akibatnya, sebuah kanal konjugasi terbentuk dimana protoplas dari satu sel (mengandung gamet jantan) akan berpindah ke sel lain (mengandung gamet betina) sehingga terbentuk zigot diploid. Berbeda dengan konjugasi scalariform, konjugasi lateral terjadi pada filamen yang sama. Pada konjugasi lateral, dua sel dalam filamen yang sama mengalami fertilisasi untuk kemudian membentuk zigot. Zigot kemudian berubah menjadi zigospora yang memiliki dinding sel pelindung. Siklus Hidup Sel dewasa Spirogyra disebut sebagai haploid. Jadi, kumpulan sel-sel silindris berbentuk filamen sebenarnya adalah haploid. Setelah pembuahan, zigospora dilepaskan ke lingkungan sekitarnya yang berada dalam kondisi tidak aktif (dorman) terutama pada lingkungan yang tidak sesuai. Saat berada di lingkungan yang menguntungkan, zigospora mengalami meiosis, menghasilkan empat sel haploid. Satu sel kemudian tumbuh menjadi filamen Spirogyra baru. Jika tumbuh secara tak terkendali, Spirogyra sering dianggap sebagai gulma pada kolam dan danau

5.

Phacotus Phacotus dimasukkan dalam kelompok alga hijau oleh beberapa ahli taksonomi dan dimasukkan ke dalam golongan protozoa oleh sebagian ahli lainnya dikarenakan organisme ini memiliki sifat-sifat tanaman sekaligus hewan. Organisme ini merupakan organisme eukaryotik dengan struktur-struktur tubuh yang dapat dijumpai pada sebagian besar alga, namun mereka juga memiliki kerongkongan sehingga mereka dapat memasukkan partikel ke dalam tubuhnya. Mereka memiliki satu flagella yang panjang dan bisanya berenang dengan cara menarik diri mereka melalui air. Beberapa di antaranya melakukan gerakan amoeboid. Organisme ini tidak memiliki dinding sel, namun mereka memiliki lapisan luar yang keras yang tersusun dari protein yaitu pellicle, yang memiliki fungsi yang sama seperti dinding sel. Phacotus memiliki chlorophyl a dan b beberapa carotenoid dan biasanya mereka terlihat berwarna hijau rumput phacotus umum ditemukan di perairan yang kaya akan nutrien. (Air tawar, air laut;)

You might also like