You are on page 1of 7

BAB 1 PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Jumlah usia sekolah yang cukup besar yaitu 30 % dari jumlah penduduk Indonesia merupakan masa keemasan untuk menanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sehingga anak sekolah berpotensi sebagai agen perubahan untuk mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah memiliki kedudukan strategis dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan alamiah seorang anak, sebab di sekolah seorang anak dapat mempelajari berbagai pengetahuan termasuk kesehatan sebagai bekal kehidupannya kelak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting School ( Sekolah yang mempromosikan kesehatan ). Health Promoting School adalah sekolah yang telah melaksanakan UKS dengan ciri-ciri melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah, menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan aman, memberikan pendidikan kesehatan di sekolah, memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan, ada kebijakan dan upaya sekolah untuk mempromosikan kesehatan dan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Salah satu upaya untuk mengembangkan promosi kesehatan di sekolah adalah melalui pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). UKS adalah bagian dari program kesehatan anak usia sekolah dan merupakan upaya terpadu lintas program dan lintas sektor. UKS sebagai upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, terencana, terarah dan bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan dan mengembangkan serta membimbing dalam melaksanakan prinsip hidup bersih dan sehat dalam kehidupan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah. Siswa diharapkan untuk terus berdampingan dengan PHBS agar terhindar dari penyakit sekaligus menjaga keasrian lingkungan, seperti cuci tangan pakai sabun dan air bersih yang mengalir; pilih makan-makanan yang sehat dan bergizi seimbang; menjaga kebersihan kamar mandi di sekolah; olahraga secara teratur dan benar; tutup

dan bersihkan bak air secara rutin dan kubur kaleng atau botol bekas; tidak merokok; timbang berat dan ukur tinggi badan setiap 6 bulan; serta biasakan membuang sampah pada tempatnya. 2. Tujuan Makalah ini bertujuan untuk mengetahui promosi kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang di praktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Jadi, PHBS merupakan wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. 2. Sasaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting School (Sekolah yang mempromosikan kesehatan). Health Promoting School adalah sekolah yang telah melaksanakan UKS dengan ciri-ciri melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah, menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan aman, memberikan pendidikan kesehatan di sekolah, memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan, ada kebijakan dan upaya sekolah untuk mempromosikan kesehatan dan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan adalah seluruh anggota keluarga institusi pendidikan dan terbagi dalam : 1) Sasaran primer Adalah sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan diubah perilakunya atau murid dan guru yang bermasalah (individu/kelompok dalam institusi pendidikan yang bermasalah). 2) Sasaran sekunder Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan yang bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua murid, kader kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK

3) Sasaran tersier Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, Diknas, guru, tokoh masyarakat dan orang tua murid. 3. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Kualitas sumber daya manusia antara lain ditentukan oleh dua faktor yang satu sama lain saling berhubungan dan saling bergantung, yaitu pendidikan dan kesehatan. Kesehatan merupakan pra-syarat utama agar upaya pendidikan berhasil, sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan sangat mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan seseorang. Bila kedua hal tersebut dapat berjalan selaras maka diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas sumber daya generasi penerus bangsa. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu: 1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun 2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah 3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat 4) Olahraga yang teratur dan terukur 5) Memberantas jentik nyamuk 6) Tidak merokok di sekolah 7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan 8) Membuang sampah pada tempatnya 4. Manfaat Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Manfaat penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah antara lain : Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi belajar peserta didik Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua (masyarakat)

Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain

5. Peran Perawat Komunitas dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Keperawatan komunitas memandang manusia sebagai satu kesatuan yang utuh yaitu dilihat secara biopsikososial-spiritual, segala kebutuhan baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang diberikan secara menyeluruh pada saat sehat maupun sakit haruslah terpenuhi. Keperawatan dalam upaya pelayanan merupakan bagian integral dari upaya pelayanan kesehatan dimana perawat merupakan bagian dari tim kesehatan. Hubungannya dengan promosi kesehatan maka perawat komunitas adalah seorang pendidik dan penyuluh kesehatan. Promosi kesehatan adalah salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang berorientasi pada penyampaian informasi tentang kesehatan guna penanaman pengetahuan tentang kesehatan sehingga tumbuh kesadaran untuk hidup sehat. Penerapan promosi kesehatan di lapangan biasanya melalui pendidikan kesehatan dan penyuluhan kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah suatu proses memberi dan menerima ilmu pengetahuan tentang kesehatan yang dijalani sejak muda sampai tua. Pendidikan kesehatan bertujuan menanamkan suatu pengetahuan kesehatan melalui sekolah, pengalaman dan masukan-masukan dari luar. Penyuluhan kesehatan merupakan bentuk dari pendidikan kesehatan secara non formal. Penyuluhan adalah penyampaian pesan kepada sasaran, dalam hal ini adalah manusia baik individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat luas. Pesan yang disampaikan berupa informasi kesehatan sesuai prioritas masalah yang dihadapi. Secara sederhana mamfaat penyuluhan adalah untuk menyampaikan informasi secara cepat dan menjangkau banyak orang, mendorong terjadinya perubahan perilaku. Adapun tujuan yang ingin dicapai dapat dibagi 3, yaitu, (1) jangka panjang, yaitu terwujudnya status kesehatan yang optimal, (2) jangka menengah, yaitu perilaku sehat, (3) jangka pendek, yaitu terciptanya pengertian, sikap dan norma-norma sehat. Kegiatan penyuluhan kesehatan biasa dilakukan dengan cara ceramah, demonstrasi, permainan dan interaktif.

Jadi, peran perawat komunitas untuk menerapkan PHBS di sekolah yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan. Perawat memberikan pendidikan kesehatan melalui penyuluhan kepada siswa-siswa dimulai dari tingkat SD, SMP sampai SMA. Cara pemberian penyuluhan pun berbeda sesuai tingkat sekolahnya dan dikondisikan dengan permasalahan PHBS di sekolah tersebut

DAFTAR PUSTAKA http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=108:me nkes-himbau-terapkan-phbs-di-sekolah http://dinkes.bontangkota.go.id/index.php/informasi-kesehatan/15-masalahkesehatan-anak-sekolah-dan-phbs http://www.promosikesehatan.com/?act=program&id=12&sid=9 http://www.dinkesprovkepri.org/component/content/article/3-artikelkesehatan/30-phbs

You might also like