You are on page 1of 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN REPRODUKSI FISTULA GENETALIA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh : KGS HERFY IIS RIZKI A WITRI AMELIA

AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUBANG


Jln. Brigjen Katamso No.37 Tlp. /Fax. (0260) 412520 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam tercurah selalu kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW, pada keluarganya, sahabatnya dan kita selaku umatnya yang senantiasa mengikuti ajarannya. Amin. Makalah ini berjudul Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Gangguan Reproduksi Fistula Genetalia. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas. Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua anggota kelompok 1 yang sudah mengerjakan tugasnya dengan baik, tanpa ada kerja sama yang baik diantara kami pasti makalah ini tidak akan selesai. Penyusun menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penyusun mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Insya Allah makalah ini bermanfaat khususnya bagi Penyusun dan umumnya bagi semuanya.

Subang, Maret 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................... B. Tujuan .................................................................................... BAB II PEMBAHASAN A. Fistula Genetalis ..................................................................... 1. Definisi ............................................................................. 2. Patofisiologi ...................................................................... 3. Klasifikasi ......................................................................... 4. Pengelolaan Fistula Genitalis ........................................... 5. Teknik Operasi .................................................................. B. Asuhan Keperawatan Fistulla Genetalia ................................. 1. Pengkajian ........................................................................ 2. Diagnosa Keperawatan ..................................................... 3. Tujuan ............................................................................... 4. Intervensi keperawatan ..................................................... 5. Evaluasi ............................................................................ DAFTAR PUSTAKA

i ii

1 2

3 3 3 4 6 6 7 7 7 8 8 9

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan perhatian terutama dikalangan remaja. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resiko-resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan-kegiatan seksual menempatkan remaja pada tantangan resiko terhadap berbagai masalah kesehatan reproduksi. Resiko kesehatan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan, misalnya tuntutan untuk menikah muda dan hubungan seksual, akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, kurangnya perhatian terhadap kebersihan organ reproduksi, ketidaksetaraan jender, kekerasan seksual, dan pengaruh media massa maupun gaya hidup. Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Padamanusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengandemikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generative atau sexual.Untuk dapat mengetahuireproduksi pada manusia, maka harus mengetahui terlebih dahulu organ-organ kelamin yang terlibat sertaproses yang berlangsung didalamnya. Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketikaseseorang mencapai kedewasaan (pubertas) atau masa akil balik. Upaya untuk menuju reproduksi sehat sudah harus dimulai paling tidak pada usia remaja. Remaja harus dipersiapkan baik pengetahuan, sikap maupun tindakannya kearah pencapaian reproduksi yang sehat (WHO, 1995 dalam Sianturi, 2000). Kelompok remaja menjadi perhatian karena jumlah mereka yang besar dan rentan serta mempunyai resiko gangguan terhadap kesehatan reproduksi. Pada masa remaja, mereka mengalami berbagai macam proses perubahan terkait dengan kesehatan reproduksi. Perubahan tersebut sering

dikenal dengan istilah masa pubertas yang ditandai dengan datangnya menstruasi. Mioma uteri adalah tumor yang paling umum pada traktus genitalis (Derek Llewellyn- Jones, 1994).Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom, khususnya pada kromosom lengan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping faktor predisposisi Fistula Genetalisadalah terjadinya hubungan antara traktus genitalia dengan traktus urinarius atau, gastrointestinal dan dapat ditemukan satu atau gabungan dua kelainan secara bersamaan. Terjadinya penekanan jalan lahir oleh kepala bayi dalam waktu lama, seperti pada partus lama iskemi kemudian nekrosis lambat, atau akibat terjepit oleh alat pada persalinan buatan kejadian ini sering ditemukan di negara berkembang, dengan pelayanan

B. Tujuan 1. Mahasiswa mengerti dan mengetahui tentangga ngguan sistem reproduksi fistula genetalia. 2. Mahasiswa mengerti dan mengetahui tentang asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan system reproduksi fistula genetalia

BAB II PEMBAHASAN

A. Fistula Genetalis 6. Definisi a. Fistula Adalah terjadinya hubungan antara rongga alat dalam dengan dunia luar. b. Fistula Genetalis Adalah terjadinya hubungan antara traktus genitalia dengan traktus urinarius atau, gastrointestinal dan dapat ditemukan satu atau gabungan dua kelainan secara bersamaan.

7.

Patofisiologi a. Sebab Obstetrik Terjadinya penekanan jalan lahir oleh kepala bayi dalam waktu lama, seperti pada partus lama iskemi kemudian nekrosis lambat, atau akibat terjepit oleh alat pada persalinan buatan kejadian ini sering ditemukan di negara berkembang, dengan pelayanan rujukan yang sulit dijangkau, terbanyak berupa fistula urogenital.

b. Sebab Ginekologik Proses keganasan, kongenital. Lebih jarang, kecuali di negara maju, fistula akibat prosesginekologis tersering paling banyak adalah fistula vesikovaginal pasca histerektomi. Lokasi terbanyak pada apeks vagina ukuran terjepit oleh klem atau terikat oleh jahitan. 8. Klasifikasi a. Tergantung pada lokalisasi kebocoran: 1) Fistula yang berhubungan dengan terurinarius Fistula vesikovagina Fistula uretrovagina Fistula. Ureterovagina Fistula vesikouterina Fistula uretrovesikouterina Fistula multipel 1-2 mm terjadi akibat radiasi, trauma operasi atau kelainan

Diagnosis Anamnesis: Keluhan kencing dari vagina, ngompol atau inkontinensia urin Onset gejala: Cepat, bila akibat robekan/tertembus/tergunting, ditandai hematuri onset lebih lambat (7-14 hari) bila diakibatkan penekanan yang menimbulkan iskemi-nekrosis dan dari jenis keluhan terbanyak dapat diduga terjadi fistula vesikovagina. Hubungan kelainan pola miksi dengan lokasi fistula: Ngompol terus menerus, dan pasien tidak pernah ingin miksi lagi, menandakan kebocoran dari kandung kemih. Jika disertai menouria dipastikan jenis fistel vesikouterina.

Ngompol terus sedikit-sedikit tapi masih ingin miksi, maka kebosoran dari salah satu ureter ureterovagina. Tidak ngompol, tapi kencing keluar dari vagina, kebocoran pada uretra distal. Tapi jika mengenai bagian sfingter, ngompol terus. Pemeriksaan Fisik: Inspekulo, jika ukuran fistula cukup besar atau mengisi kandung kencing dengan biru metilen dan tempat keluarnya larutan diidentifikasi. Cara lain : setelah pengisian kandung kemih dengan biru metilen, dipasang tiga buah tampon, disimpan pada vagina, pasien diminta berjalan, kemudian tampon dikeluarkan. Dilihat tampon mana yang terwarnai. Pemeriksaan dengan kateter/sonde. Pemeriksaan radiologis: IVP, sistografi

Pemeriksaan endoskopi: Sistoskopi

2) Fistula yg berhubungan dg saluran pencernaan: Fistula rektovagina, terletak pada jarak > 3 cm proksimal dari sfingter ani eksterna. Fistula anovagina, terletak dekat dengan sfingter ani eksterna. Fistula intestinouterina. Fistula intestinovagino. Fistula intestinoperinei.

Diagnosis Anamnesis Inkontinensia feses/flatus dari vagina.

Pemeriksaan Fisik: Inspeksi : dapat terlihat fistula jika besar. Luka lama bekas ruptur perinei tingkat 3 yang tidak terkoreksi mudah dilihat langsung. Inspekulo : melihat lokasi keluarnya feses, dari ostium uteri ataukah pada vagina, lebih baik jika diberikan norit dalam dietnya. Pemeriksaan endoskopi dengan rektoskopi.

9.

Pengelolaan Fistula Genitalis Konservatif bila fistula traktusurinarius kecil, dengan drainase urin kontinyu. Pra operasi : persiapan fisik, lab, antibiotika profilaksis, persiapan kolon bila perlu. Waktu reparasi, tergantung sebab: Trauma operasi segera, saat operasi tsb, atau ditunda jika diketahui pasca operasi. Obstetrik 3 bulan pascasalin, kecuali fistula fekalis dilakukan

setelah 3-6 bulan. Radiasi 2 tahun. Pasca operasi drainase urin kateter terpasang, latihan pemulihan sejak hari ke 7, antibiotika profilaksis, tidak berhubungan seks selama 3 bulan. Terminasi kehamilan pasca fistula obstetrik dengan seksio primer. Reparasi ulang bila diperlukan, setelah 3-6 bln pasca operasi pertama.

10. Teknik Operasi Tidak ada teknik operasi yang standar, karena tergantung dari jenis, ukuran & komplikasi yang terjadi. a. Pendekatan operatif fistula vesiko vagina/ vesiko

uterina/ureterovagina: 1) Transvaginal: Fistula vesikovagina modifikasi Latzko. 2) Transabdominal:

Fistula vesikovagina Latzko Fistula ureterovagina ureteroneocystostomi 3) Transvesika b. Pendekatan operatif raparasi bekas ruptur perinei tingkat tiga: 1) Warren : dibuat flap dari mukosa vagina 2) Insisi butterfly. c. Pendekatan operatif fistula rektovagina/ anovagina, tergantung lokasi: 1) Transperineal 2) Transvaginal

B. Asuhan Keperawatan Fistulla Genetalia 1. Pengkajian Dilaksanakan pada klien dengan kelainan menstruasi selain dilakukan pengkajian secara umum, juga dilakukan pengkajian khusus yang ada hubungannya dengan kelainan menstruasi, adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah : 1) Pertama kali mendapat menstruasi, lama menstruasi, banyaknya darah, siklus teratur atau tidak dan beberapa hari siklus. 2) Ada tidakannya rasa nyeri saat menstruasi. 3) Riwayat keluarga, apakah ada yang mempunyai penyakit yang sama. 4) Riwayat Obstetri : 5) Riwayat Perkawinan. 6) Kebiasaan hidup sehari-hari. 7) Penyakit yang pernah di derita. 8) Pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit dan perawatan. 9) Gejala gastro intestinal : tidak nafsu makan, mual, muntah. 10) Ada atau tidaknya pusing, sakit kepala, kurang konsentrasi. 11) Adanya kelelahan, banyak keringat. 2. Diagnosa Keperawatan 1) Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan dismenorea 2) Potensial tidak efektifnya pertahanan diri sehubungan dengan :

Kurangnya pengetahuan tentang penyebab penyakit Efek emosional dan fisik dari penyakit. Kurangnya pengetahuan tentang perawatan dan pengobatan penyakit. 3) Kecemasan sehubungan dengan penyakit. 3. Tujuan 1) Klien mengetahui dan menerima respon fisik dan emosional dari siklus menstruasi. 2) Klien dapat memilih therapi yang tetap. 3) Perawatan berhasil dengan baik atau klien dapat adaptasi dengan keadaan diri bila therapy tidak memungkinkan.

4. Intervensi keperawatan 1) Mengkaji rasa nyeri : lokasi, type, lamanya dan riwayat ketidak nyamanan. 2) Memberi rasa nyaman dengan : Memberi kompres hangat pada abdomen. Anjurkan mandi hangat. Message punggung. Melakukan exercise atau relaksasi. Istirahat tidur. Memberi obat sesuai dengan program. 3) Mengadakan diskusi atau komunikasi dengan klien tentang : Perasaan yang dirasakan sekarang. Perubahan yang terjadi pada siklus menstruasi. Perawatan yang harus dilakukan. 4) Memberi kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya. Memberi support mental, memberi harapan yang dapat dilakukan untuk penyembuhan.

5. Evaluasi 1) Rasa nyeri berkurang. 2) Klien merasa nyaman. 3) Klien dapat menggunakan obat dengan benar. 4) Rasa cemas berkurang dengan pengertian yang telah diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad (1981), Obstetri Patologi, Elstar Offset, Bandung JNPKKR-POGI (2000), Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta Wong,Dona L& Perry, Shanon W (1998) Maternal Child Nursing Care, Mosby Year Book Co., Philadelphia Lynda Juall Carpenito (2000), Buku Saku DiagnosaKeperawatan, EGC, Jakarta Bagian Ostetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Pajajaran (1999) FK UNPAD, Bandung Manuaba IBG, (1998), Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Arcan, Jakarta http://evamarialewedalu.blogspot.com/2012/06/askep-mioma-uteri.html

You might also like