Professional Documents
Culture Documents
MlHT
CHOCOLAT6
CHlPS
Alondo
Terrant Books
2005
Mint Chocolote Chips
2
MINT CHOCOLATE CHIPS
Penulis : Alanda
Desain sampul : Terrant Books
Ilustrasi sampul : Terrant Books
Ilustrasi isi :Terrant Books
Hak cipta : Alanda
Hak Penerbitan : Terrant Books
www.terrantbooks.com
ISBN 979-3750-10-3
Visit Terrant Books on World Wide Web at
www.terrantbooks.com
UU No. 19 Thn. 2002 Tentang Hak Cipta
Fungsi dan Sifat Hak Cipta Pasal 2
1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan
atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa
mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hak Terkait Pasal 49
1. Pelaku memiliki hak eksklusif untuk memberikan izin atau melarang pihak lain yang tanpa
persetujuannya membuat, memperbanyak, atau menyiarkan rekaman suara dan/atau gambar
pertunjukannya.
Sanksi Pelanggaran Pasal 72:
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling
singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana
penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada
umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
Mint Chocolote Chips S
Grotitude
Grotitude
Heyz,
Ooh, fnally, novel gue terbit juga! Huahhhh! Se-
naangg! (hysteria)
(cooling down sebentar, kemudian mari kita mulai
menulis lagi)
Sebelumnya gue ngga pernah ngebayangin novel
gue bakal diterbitin kayak gini. Malah ngga pernah
kepikiran buat bikin novel! Awalnya gue menulis cuma
buat iseng-iseng aja Maklum, lagi broken heart...
(kidding) Tapi survey memang membuktikan bahwa:
dalam keadaan patah hati, manusia selalu menjadi
semakin kreatif dan produktif dalam berkarya. (cah-
hhh) But still, semua ini bisa terjadi atas bantuan dan
dukungan dari banyak orang. Gue ngga akan pernah
bisa menjadi seperti sekarang ini, dan buku ini ngga
akan terbit tanpa:
Mint Chocolote Chips
4
Allah SWT yg telah menciptakan Alanda, mem-
beri keluarga yg bahagia, temen-temen yang me-
nyenangkan, hectic but wonderful minutes, memberi
kesempatan berharga ini, dan menciptakan suatu
hal yg rumit tapi indah bernama cinta (begggh).
Tanpa cinta itu, gue ngga akan pernah muncul di
dunia, dan buku ini ngga akan pernah terpikirkan
untuk ditulis.
My incredible parents (yeah, THE INCREDIBLES!) !!
Yang udah memberi support secara langsung dan
ngga langsung, moril dan materiil, and everything!
(udah pasti kalo jasa beliau diketik di sini, bakalan
jadi novel baru lagi, saking banyaknya jasa yang
udah beliau perbuat)
Aisya Kanya dan Aqila Fara my lovely lil sisters
yang membuat rumah gue jadi agak-agak mirip ta-
man kanak-kanak (ngga deng)
Ayuna Nadira, for being such a very, very nice edi-
tor. Tanpamu adegan prom bakal hilang! And for my
whole big family, retrieve my whole big thank you!
Kresna (also known as Bolo!), an annoying but ins
piring closefriend. Berikut obrolan-obrolan dengan-
Mint Chocolote Chips 6
nya, nasehat-nasehatnya, celaan-celaannya, SMS-
SMS-nya (yang menyenangkan dan yang menye-
balkan), dan permainan gitarnya yang memukau.
(begh) Those things mean a lot to me, and so do
you!
Ariestya dan Andini (also known as Andiez!), fan-
tastic bestfriends I ever had. Dan semua member
angkatan 8 SD Pembangunan Jaya yang ngga
bisa disebutin satu-satu namanya - yang telah me-
nemani 3.153.600 menit (diitung jo!) gue di PJ yang
sibuk, bete tapi seru! Bahkan sampe sekarang. (ter-
untuk guru-gurunya alanda dulu, makasih yah, Pak/
Bu)
Danika (my dearest neighbor! :P) karna slalu ne-
menin gue di saat gue butuh temen dan sering me-
ngajak gue nonton (lho?). Pepatah baru: a neighbor
in need, is a neighbor indeed!
Wulan yang selalu memberi gue support dan selalu
jadi senior yg paling baik dan paling gue sayang
Terimakasih karena udah ngenalin gue ke
Larc-en-Ciel dan The Strokes! Juga buat Henny,
Siska, Ulfa dan Vira atas supportnya. Miss yall!
Mint Chocolote Chips
6
The whole graffti>12
th
generation of Albin family.
Mohon maaf kalo pas di sekolah mungkin gue suka
agak terlalu berisik, heboh, annoying dan terlalu
menyebalkan. dan buat guru-gurunya, minta reward
yah, Pak! (lah?)
Semua pembaca pertama novel gue: Hesty (yang
memuji-muji novel gue melulu), Zaskia, Fitria, Jecca,
Reno, Lalha (yang udah nulis kata KEREN BGT!!!
sampe-sampe pas nulis komentar), Farah, Wiwid,
Saphii (yang masih belom bisa percaya kalo gue
yg nulis novel yang dia baca), Maya, Kennya (yang
udah bilang puisi gue ngalahin Chairil Anwar. PS:
gimana? Udah puas sama konfiknya yang seka-
rang?) dan yang lainnya (maaf ngga bisa disebutin
satu persatu). Thanks for the splendid comments,
guys!
Mbak Via, Mbak Nita, Mas Azis dan semua kakak-
kakak Terrant Books yang sabar, baik, and make me
defnitely believe that dreams do come true!
Mba Sitta Karina, who really inspires me to keep
writing, on and on and on... dan terima kasih banyak
karena udah nyempetin baca novel aku...
Mint Chocolote Chips 7
Semua pihak yang udah ngedukung Alanda, secara
langsung maupun ngga langsung. Semua orang
yang selalu menerima Alanda apa adanya. Dan
semua orang yg mau kenal dan temenan sama
Alanda tanpa syarat. Thats why this book is full of
friendship!
Kakak Raditya Dika, thanks for your hilarious quote,
dan telah mengibaratkan novel gue seperti kapas
diberi cuka... Hahaha... Dan juga udah bagi-bagi
pengalaman via MSN! Makasih, kakak!
Dan buat kamu/elo/Anda, karna udah menyentuh,
mengintip, melihat, membuka, membaca, memin-
jam, membeli, mengkritik, atau bahkan memuji buku
ini. Thank you!
Mint Chocolote Chips
8
Mint Chocolote Chips 9
Confessions
Confessions
Being an author is more than just a dream come
true for me. Just to remind you, sekarang saya baru
berusia 14 tahun, saya masih jauuuuuh sekali di
bawah semua penulis lainnya, apalagi di tengah
arus teenlit/chicklit yang tengah membludak. Belum
lagi serbuan novel terjemahan... Kadang saat-saat
ke toko buku menjadi sebuah hal yang sangat mem-
bingungkan ketika saya melihat tumpukan buku ber-
warna-warni dengan penulis yang masih SMA pula.
Ketika mulai menulis, novel-novel, flm-flm, dan
sinetron-sinetron remaja belum sebanyak sekarang.
Remaja-remaja Indonesia masih tenggelam dalam
segala fantasi Harry Potter dan komik-komik Jepang
di sudut-sudut toko buku. Dan setiap kali saya me-
nyentuh, membaca novel remaja yang ada, saya ti-
dak menemukan sedikitpun dunia saya di sana. No-
vel-novel yang ada bercerita tentang si gila belanja,
Mint Chocolote Chips
J0
atau si princess, atau si petualang... Dan saya bukan
ketiganya.
Sampai kemudian saya mencoba mengetik be-
berapa kalimat saja, yang kemudian berlanjut sampai
empat puluh halaman HVS, dan berlanjut lagi menjadi
seratus halaman HVS, bahkan sampai seratus lima
puluh halaman. Dan masih tanpa judul yang tertera
di sana. Di awal, saya memang sempat terbawa arus
perfecto meets perfecto means happy ending. Di
mana sang cowok sempurna, ceweknya juga, mereka
jadian, dan hidup bahagia selama-lamanya.
Tapi kemudian, saya kembali menelaah kehidu-
pan saya di hari-hari sebelumnya, yang tidak selalu
bahagia, malahan jarang. Namun selalu ada kejutan
muncul di detik-detik yang terlewati. Dan dibalik ke-
sempurnaan yang kita lihat, pasti ada suatu kekura-
ngan. Dan dibalik keceriaan yang kita lihat, pasti ada
biarpun sedikit konfik dan masalah terkandung di
dalamnya.
Dan biasanya penulis lain menempatkan dirinya
sebagai sang heroine* tersebut, saya justru merasa
Yoga-lah yang mencerminkan saya. Well, bukan
berarti Yoga adalah saya versi cowok, tapi saya me-
nemukan banyak karakteristik Yoga di dalam diri
saya. Hmmm, mungkin saya akan mencoba menulis
lagi tentang Yoga? Hmmm, who knows?
Mint Chocolote Chips JJ
Harapan saya hanyalah semoga novel ini akan
menjadi inspirasi bagi beberapa orang, bahkan ba-
nyak orang, bahwa hidup memang menyebalkan dan
seringkali tidak sesuai dengan yang kita harapkan,
tapi bukan berarti hidup itu tidak indah. Dan semoga
saya akan tetap bisa melahirkan karya-karya yang
lebih baik dari buku ini. Serta kamu juga bisa menun-
jukkan kelebihan kamu, meskipun dalam hal yang lain
(believe me, nggak ada hal yang selalu bagus, seka-
ligus nggak ada hal yang selalu jelek!). Semua orang
berhak punya dan menunjukkan kelebihannya.
Kalo mau kirim kritik, pesan, saran, atau apapun,
bisa ke alanda_rocks@gmail.com dan kunjungin
www.alandarocks.tk yah! Thanks for everything!
Warm Regards,
Alanda
*) heroine = pahlawan wanita/tokoh utama wanita (bukan narko-
baa!!!)
Mint Chocolote Chips
J2
Mint Chocolote Chips JS
Contents
Contents
Gratitude 3
Confessions 9
Sebuah Lensa Cinta 15
Bab 1. Waktu Kelas Satu 19
Bab 2. Jomblobahagia 35
Bab 3. Dua Surat Dari Tito 51
Bab 4. Tahun Berikutnya 59
Bab 5. Suatu Sore di Citos 91
Bab 6. Bikin Sedih Aja! 101
Bab 7. Datangnya Cewek
Bernama Adhyana 111
Bab 8. Fakta Terbesar Abad Ini 127
Bab 9. Family Potrait 141
Bab 10. Sebuah Compact Disc 159
Bab 11. Ulang Tahun Yoga 167
Bab 12. Jauhnya Inggris dan Jakarta 179
Bab 13. Terpisah 199
Bab 14. Apa Yang Baru Acya Sadari 215
Bab 15. A Few Weeks Later... 225
Mint Chocolote Chips
J4
Bab 16. 14 Lampu Merah 233
Bab 17. Kalo King-nya Di Luar Negeri? 261
Bab 18. Malam Tahun Baru 295
Epilog. Lima Tahun Kemudian
Lima Tahun Kemudian... 307
Endnotes 323
Mint Chocolote Chips J6
Sebuoh Lenso
Cinto
Sebuoh Lenso
Cinto
Ci nta itu egois, ci nta itu pengorbanan
Ci nta juga i ndah, ci nta pun menyedi hkan
Ci nta adal ah satu, ci nta adal ah se mua
Ci nta itu tekstur abstrak, yang menghadapi kaca
Ci nta itu sa ma, ci nta pun berl awanan adanya
Ci nta mel ahi rkan senyu m, juga me munculkan ai rmata
Ci nta itu abadi, ci nta hil ang dal a m sesaat
Cinta membuat kita bertemu, cinta pun membuatnya berpisah
Ci nta me mbuatku kaya, sekaligus me mbawaku miski n
Ci nta adal ah warna, ci nta adal ah gel ap
Ci nta tetap merubah bentuknya
Ci nta tetap merubah arahnya
Ci nta mengubah arti di ri nya bagi seti ap sosok
Ci nta akan sel alu menyi nari kita
Dal a m i ndah dal a m sengsara
Karena takkan pernah ti ada
Al anda, Maret 2005
Mint Chocolote Chips
J6
Mint Chocolote Chips J7
MlHT
CHOCOLAT6
CHlPS
Alondo
Mint Chocolote Chips
J8
Mint Chocolote Chips J9
Woktu Kelos
Sotu
Woktu Kelos
Sotu
J4 Juli tohun pertomo SMA
Matahari memang masih bersembunyi di balik
awan. Namun, pagi itu sudah tergolong cerah. Di
pelataran parkir sebuah sekolah, terlihat sebuah mo-
bil yang sedang menurunkan penumpangnya. Dari
dalam mobil itu turun seorang cewek yang memakai
tas selempang. Parasnya cantik, rambutnya yang
berwarna cokelat tua diikat rapi, poninya dikesam-
pingkan. Ia melambaikan tangan kepada seseorang
di dalam mobil dan kemudian berjalan gontai menuju
bangunan sekolahnya. Cewek itu ternyata bernama
Acya.
Acya berjalan menuju kelas I-2, kelasnya yang
Mint Chocolote Chips
20
baru. Ini adalah hari pertamanya masuk SMA. Ia
merasa cukup bete. Ia belum kenal siapa-siapa di
sini. Tapi, ia cukup gembira, karena tidak kebagian
Masa Orientasi Siswa. OSIS-nya tidak menyediakan
program itu tahun ini karena dianggap kurang efektif.
Kelasnya masih relatif sepi. Ada seorang cewek ber-
poni depan duduk di sebuah kursi. Ia tampak gembira
karena wajahnya berseri-seri. Sementara di koridor di
depan kelas I-2 berdiri seorang cowok gendut berpipi
chubby sedang asik mengunyah sesuatu. Acya me-
letakkan tasnya di sebuah meja dan kemudian me-
nyapa cewek itu. Hai... Gue Acya. Lo? Acya mem-
beranikan diri.
EhHai! Gue Rezzy, tapi, panggil aja Eci! ja-
wabnya sambil menjabat tangan Acya.
Kok sepi banget ya? tanya Acya ramah sambil
membuka pembicaraan.
Tau ah... Payah nih! JAM KARRRREEET! Tapi
tadi gue udah punya kenalan lo... namanya Daina,
lagi di kamar mandi. katanya sih mau benerin dan-
danannya apa gimana gitu cerita Eci. Saat Acya
dan Eci lagi asik ngobrol, tiba-tiba seorang cewek
masuk ke dalam kelas. Rambut hitamnya yang pan-
jang sepunggung digerai. Tubuhnya tinggi langsing,
anaknya juga cantik.
Hai, kenalan dong... Gue Daina... Nama lo sia-
Mint Chocolote Chips 2J
pa? tanya Daina ramah. Acya langsung menjawab
keramahan cewek itu dengan senyuman.
Acya. Hai juga, sapanya.
Sepi amat sih nih... ah, anaknya abbal-abbal
semua nih! kata Daina.
Abbal? Apaan tuh? tanya Acya dan Eci bersa-
maan.
Di sekolah gue yang dulu, abbal tuh sebutan buat
barang-barang yang nggak mutu. Kayak barang-ba-
rang bajakan atau barang palsu yang nggak sukses.
Tapi, lama-lama, semua yang nggak mutu dibilang
abbal. Gue jadi ketularan deh sekarang,
Eh, udah kenalan belom sama cowok endut yang
di depan itu? tanya Eci yang nampaknya seorang
miss popular. Gampang bergaul, feksibel, dan selalu
supel. Karisma itu yang dapat Acya tangkap dari obro-
lannya sejak tadi.
Belom... emang lo udah? tanya Acya ingin tau.
Udah dongNamanya Pertama! kata Eci diikuti
tawa renyahnya.
Pertama!? Maksud lo? tanya Daina penasaran
sekaligus bingung dan heran.
Iya, namanya Pertama Akbar! Tapi panggilannya
Tama! jelas Eci.
Hah? Pertama Akbar? tanya Acya, jauh lebih bi-
ngung lagi.
Mint Chocolote Chips
22
Oooh... berarti dia anak pertama dan dianggep
rejeki yang besar kali ya Daina asal menyimpul-
kan.
Suka asal bunyi dehGue juga ngiranya gitu...
ternyata enggak! Tama bilang, waktu dia lahir, berat-
nya empat setengah kilo! Makanya namanya Akbar!
Terus di rumah sakit itu dia adalah anak pertama yang
lahir dengan berat segitu dan badan segede gitu!
Jadi... anak pertama yang badannya akbar! selanjut-
nya Eci sudah tidak sanggup menahan tawanya lagi.
Masa sih? tanya Daina tidak percaya.
Iya! kata Eci sambil sehabis itu tertawa lagi.
Beberapa saat kemudian, dua orang cowok masuk
ke dalam kelas I-2 berbarengan. Salah satunya ber-
ambut acak-acakan, membawa tas selempang Adi-
das sementara yang satu lagi kepalanya botak skin
head memakai tas ransel berwarna biru tua. Yang be-
rambut acak-acakan berbisik kepada temannya,
Ini nih, kelas kita? tanyanya pelan.
Iye, jawab temannya. Kemudian ia kembali me-
nyahut sambil tersenyum girang,
Cihuuuy.. ceweknya.. begghhh.. gilee, lucu-lucu,
Temannya menjawab, Lucu? Ketawa dong!
Hahahaha, Si Adidas tertawa maksa. Kemudian
temannya menambahkan,
Tapi lo ada benernya juga sih. Tuh liat, yang ram-
Mint Chocolote Chips 2S
butnya panjang. Aduhaiiiii,
Ah, elo mah semua cewek juga dibilang cantik,
Enggak... gue bilang ADUHAY... tapi dia juga
cantik sih... yah, kalo jadi cewek gue cocok laaah. Di-
anya cantik, guenya ganteng gila, ujar Kiff si skin
head.
Iye, ganteng-ganteng ternyata gila, celetuk Yoga
si Adidas.
Gue gitu loh! balas Kiff.
Betul itu, elo gitu looowwwhh!! ledek Yoga. Hai.
Kenalin, gue Yoga. Kalo yang kepalanya botak salah
cukur ini namanya Kiff, jelas Yoga kepada Acya,
Daina, dan Eci. Liat aja tuh, botak pitak krukat nggak
jelas banget kan? Atas krukat, tengah plontos, bawah
krukat lagi. Tapi plontosnya keliatan kayak pitak gitu!
komentar Yoga. Namun, Daina tidak berkutik mende-
ngarnya. Ia masih terpesona dengan si Kiff yang lu-
mayan keren itu. Kalo Eci malah langsung menang-
gapi mereka. Biasa, Eci memang miss gaul!
Hai! Gue Eci... kalo yang rambut panjang ini na-
manya Daina... yang satunya namanya Acya, kata
Eci. Di dalam hati Yoga bergejolak suara Ooooh...
namanya Acya,
Hai... gue Yoga, anak ganteng dari negeri samu-
rai, kata Yoga sambil menjabat tangan Acya diikuti
cengiran mantapnya.
Mint Chocolote Chips
24
Pede bener lo! protes Acya.
Gue punya prinsip: Lebih baik kepedean daripa-
da minder, terang Yoga.
Kalo gue punya prinsip: Iyain aja deh biar cepet.
Nama gue Acya, jawab Acya ramah. Tiba-tiba ke-
seruan perkenalan mereka buyar saat Akbar berteriak
senyaring-nyaringnya.
OOOII! UDAH DONG KENALAN-KENALAN-
NYA POKOKNYA NAMA GUE PERTAMA AKBAR.
MUNGKIN ANEH DAN LO KIRA GUE MALU PUNYA
NAMA KAYAK BEGITU TAPI GUE BERSYUKUR
PUNYA NAMA YANG BAGUS! PANGGIL AJA GUE
TAMA DAN JANGAN MARAH KALO KERJAAN GUE
ADALAH MAKAN, MAKAN, MAKAN, DAN Omo-
ngan Akbar terputus saat Daina angkat bicara.
Dan makan? tanya Daina sok tau.
Bukan! Dan tidur! Paling nggak, dua puluh lima
persen dari hari gue harus diisi tidur, Jo! Baru enam
puluh lima persen buat makan, terus sisanya buat
mandi sama sholat... o iya, sekolah lupa. Tapi, di
sekolah gue juga makan dan tidur kok! jawab Tama
santai.
Oooo Daina cuma bisa melongo.
Lagian, elu juga sih, Dan. Soteu! ledek Yoga.
Elo tuh yang sok tau! Orang nama gue Daina,
bukan Dania! Lagian, suka-suka gue dong! bentak
Mint Chocolote Chips 26
Daina. Hhhhkalo gue sihsoal dandan yang ja-
ngan ditanya. Maap-maap aja dah kalo misalnya gue
dandan kagak kenal waktu... jangan marah kalo gue
lelet di dalem kamar mandi, tambah Daina.
Emangnya dandan tuh penting ya buat cewek?
tanya Kiff.
Penting banget gitu loh! seru Eci dan Daina ber-
samaan.
OoooIya deh gitu loh! balas Yoga. Sementara
Kiff yang hanya bisa melongo mendengarnya. Dalam
hatinya timbul statement: Emangnya kalo nggak
dandan cewek tuh bisa mati ya? Emang seberapa
pentingnya sih? Nyokap gue juga dandan kalo pergi-
pergi doang kok! Nyokap nggak kenapa-kenapa kalo
nggak dandan?.
Beberapa saat kemudian, mereka baru menyadari
bahwa kelas mulai ramai. Anak-anak lain berdata-
ngan memenuhi ruangan kelas I-2. And this would be
a blast!
J6 Juli tohun pertomo SMA
Gitu, Yo kata Acya dan kemudian meneguk
minumannya. Ia bersama teman-teman barunya se-
dang mengobrol bersama sekaligus makan siang di
kantin.
Mint Chocolote Chips
26
Oh, gitu ujar Yoga dan kemudian melahap
chicken teriyakinya.
Lo lagi pada ngomongin apaan sih? Kok kayaknya
mesra amat? tanya Reva menyela obrolan Acya dan
Yoga.
Reva tadi muncul agak telat di sekolah. Dan kare-
na bangku yang tersedia adalah di belakang Acya,
akhirnya Reva duduk di sana dan agak sedikit mulai
akrab dengan Acya.
Ini urusan gue ama Acya, kata Yoga terus terang.
Ia menatap Reva sekilas, kemudian kembali menatap
Acya. Iya, nggak? tanyanya kepada Acya.
Iyain aja deh, jawab Acya.
Tuh kan? Udah gue bilangin ini urusan gue sama
Acya tambah Yoga sambil melirik Reva dengan
tatapan kemenangan dan senyum licik.
Ya gue tau. Tapi apaan? Reva mendesak. Uru-
san, urusan, urusan. Semua orang juga tau itu uru-
san! gerutu Reva.
Aduh, Si Neng ngedumel aja, Neng sahut
Yoga.
Gini... si Yoga nanya, kenapa persisnya gue
makan baksonya nggak mau pake sambel? Kata
Yoga, sambel itu kan enak, trus kenapa lo nggak
mau? Apa lo udah pernah makan di sini dan ngera-
sa bahwa sambelnya nggak enak dan lo nggak mau
Mint Chocolote Chips 27
trauma itu terulang? Atau apakah elo punya alergi ter-
hadap sambel karena kandungan cabai di dalamnya?
Atau mungkin, elo memiliki trauma mendalam karena
mungkin dulu mata lo pernah kemasukkan sambel?
Gitu, Rev jelas Acya panjang lebar. Ia meminum
Fanta Elektrik Melonnya.
Ooooodetil betul, komentar Reva heran.
Gue gitu loh. Detil, jawab Yoga.
Gue cuman bingung aja manusia gila kayak elo
bisa mikirin hal-hal kecil kayak gitu, ujar Reva agak
nyindir. Kan kocak tambahnya. Manusia aneh
mengeluarkan kalimat-kalimat yang detil. Pas ba-
nget! tambahnya lagi. Kemudian Reva meneguk teh-
botolnya.
Manusia aneh gimana? tanya Yoga dengan su-
ara lantang. Ia mengetuk-ngetukkan sumpit chicken
teriyakinya ke meja, sok-sok nge-drum.Hal itu mem-
buat Reva makin bete. Ia menganggap Yoga tidak
fokus akan obrolan mereka.
Ya aneh! Makanya gue bingung kok elo bisa se-
detil itu kalo nanya! bentak Reva kemudian.
Trus kenapa? tanya Yoga nantangin Reva de-
ngan nada yang pelan dan datar. Reva semakin ke-
sal. Bagaimana mungkin cowok ini tetap santai? Pa-
dahal gue udah ngajak dia ribut?!
Lo tuh nggak mau ngalah banget sih!? bentak
Mint Chocolote Chips
28
Reva lagi.
EMANG! TRUS MAU LO APA!? Yoga semakin
menjadi-jadi.
Buat info elu-elu aja, dia juara satu lomba debat
sekolah gue gara-gara nggak mau kalah. Tiap tujube-
lasan pasti menang, sahut Kiff.
OH YA!? Nada suara Reva semakin tinggi.
IYAAAA! Yoga juga nggak mau kalah.
Trus, lo jawab apa, Cya? tanya Daina ikut pena-
saran juga seperti Reva, beberapa menit yang lalu. Ia
melakukannya sembari menyela acara bentak-ben-
takan itu.
Ya... gue jawab... jadi, usus gue cukup sensitif.
Kalo kena sambel, merica yang banyak, dan papri-
ka... itu bisa-bisa sakit perut dan penyakit maag gue
kambuh. Trus, Yoga nanya, paprika merah apa ijo...?
Ya gue bilang, dua-duanya... Trus dia nyahut lagi,
maksud lo dua-duanya itu, paprika merah dan hijau?.
Dan gue bilang iya. Dia nanya, kenapa usus lo bisa
sensitif? Gue jawab, karena udah dari sananya. Dia
nanya lagi, dari sana maksudnya dari mana? Gue bi-
lang, dari lahir usus gue udah begini. Dia nanya, usus
besar apa usus halus yang lo maksud? Gue bilang,
ya dua-duanya. Terus Kalimat Acya selanjutnya
diberhentikan oleh Eci.
Iya, cukup-cukup... Tama ada nggak? tanya Eci.
Mint Chocolote Chips 29
Siapa di situ? tanya Tama.
Eci, Tam! jawab Eci dengan nada centil. Tiba-tiba
Yoga tertawa terbahak-bahak sendirinya.
Heh, kesambet lo, Jo? tanya Kiff.
Kesambet, kesambet Ja Jo Ja Jo Ja Jo, bapak
lo ibu! Enggak... Eci ngomongnya kayak gitu, gue
jadi inget iklan: Halo? Tama ada, Om? Siapa ini?
Eci... Om! Edy? Eeeeeccciii! Egy? C, C! Char-
lie, Charlie! Ooooh, Charlie. Kok suaranya kayak
perempuan? Yoga meniru sebuah iklan. Kemudian
ia kembali tertawa lepas. Mau nggak mau Kiff ikut
tertawa kemudian.
Eh, Bang, lo SMP-nya di mana sih? tanya
Tama.
Emang napa, Bang? tanya Yoga.
Enggak, gue pengen tau aja kenapa lulusannya
gokil kayak lo, Bang, jawab Tama jujur kemudian ia
menggigit burger ketiganya.
Ooooh, SMP Medan Merdeka Barat, Bang! ja-
wab Yoga.
Yaelah, nama jalan kali, Bang!? ujar Tama.
Enggak, Bang. Maksud gue, SMP Merdeka aja
gitu loohhh, tambah Yoga.
SMP Merdeka aja gitu looowhhh? Kenal sama
Adit nggak? tanya Eci.
Adit mana? Oooh, hmmm, Adit yang kurus, botak,
Mint Chocolote Chips
S0
kalo jalan tuh ngesok kayak model gitu kan? Sok
pendiem, sok cool, sok jago main basket, sok jutek?
Itu orang kan sok Sammy abis gayanya..Iya kan? Be-
tul? Yoga berbalik tanya.
Iya! Kenal kan? Dia cakep kan? kata Eci.
CAKEP DARI HONG KONG! CAKEPAN JUGA
GUE, KALIIIII!!! teriak Yoga.
Bodo amat! Pokoknya elo kenal kan sama Adit?
tanya Eci lagi.
Iiiiiyyy Enggak, jawab Yoga pelan, tenang, dan
datar.
Yaaaah... kirain kenal, gumam Eci pelan.
Tapi celetuk Yoga kemudian.
Tapi apa? Eci langsung antusias.
Enggak jadi deh... Gue takut lo marah, jawab
Yoga dan kemudian menunduk. Ia berhenti memper-
lakukan sumpitnya seperti stik drum.
Tapi kenapa sih? tanya Eci makin penasaran.
Gue nggak mau ngasitau. Ntar gue bisa lo
bunuh Yoga bungkam.
PDA! Please dong ah! Ayo dong! Please, please,
please Gue pengen banget tau! Gue nggak akan
marah deh. Please! ikrar Eci.
Yakin? Eci menggangguk. Bener? Eci me-
ngangguk lagi. Jangan marah ya? Eci mengangguk
pasti. Tadi, gue mau bilang kayaknya dia itu
Mint Chocolote Chips SJ
cucu anaknya keponakan pakdenya kakak ipar sepu-
punya eyang kakung saya! ujar Yoga.
Yeeeee! Elo tuh korban iklan amat sih jadi
orang, Eci melas.
Bodo! Emangnya kenapa? Yoga si manusia gan-
teng dari negeri jiran emang begitu dari sananya,
tau?! ujar Yoga tetap narsis
1
.
Lo kenal Irsyad nggak? tanya Acya kemudian.
Hah? Irsyad? Irsyad mana? Kayaknya nggak ada
yang namanya Irsyad deh. Gue nggak kenal! ujar
Yoga.
Masa nggak kenal sih? Aaaaah... kuper lo! Masa
ama Irsyad aja nggak kenal sih?! ledek Acya.
Hmmm Irsyad? Yang mana ya...? Oooh inget,
inget. Irsyad yang tinggi, putih, jabrik... sukanya nge-
shoot three point... yang pinter itu ya? Lo kenal sama
dia? Eh, dia banyak fansnya kan? Tapi tetep aja, jum-
lah fansnya belom sebanyak gue, tanya Yoga.
Ya terserah lo deh! Mending lo punya fans gitu?
Tapi, lo kenal kan? ujar Acya.
Enggak. Tapi kalo lo suka cowok kayak gitu, jadi-
an sama gue aja. Nggak beda jauh kok! jawab Yoga
tetap dengan pede sejutanya.
Idih! Irsyad tuh ganteng, keren, pinter! Nggak
kayak lo! Pertama elo mesti ngaca, kedua elo belom
bisa main basket, ketiga elo nggak bisa main drum,
Mint Chocolote Chips
S2
keempat lo nggak pinter
EITS!! Siapa bilang?! Gue ganteng, mantan gue
aja ada tujuh belas! protes Yoga.
Ah, boong lo! celetuk Kiff.
SUMPAH!!
DEMI ALLAH!!
GUE BOONG, jawab Yoga santai.
Yeeeee! ujar Kiff. Nggak usah ngomong! tam-
bahnya.
Ngomong lo? tanya Tama.
Iye, gue ngomong, jawab Yoga santai.
Gue kirain kumur-kumur, ujar Tama.
Hari gini kumur-kumur?! Yoga menirukan sebuah
iklan operator CDMA.
Emangnya contoh lo nggak beda jauh sama dia
apaan? tanya Acya lagi sambil menghentikan keribu-
tan dan kericuhan.
Yaaague tinggi, gue ganteng, rambut gue spike
spike gitu lah. Tapi gue rasa rambut gue masih ada
campuran antara spike, mohawk ama indiesnya deh.
Lo liat kan rambut gue yang bagian depan nih agak
nyamping terus atasnya mohawk tapi belakangnya
masih nyisa gitu kayak bebek, dan bagian sebelah
sini ama sebelah yang agak sini agak spike dikit gitu?
Pokoknya rambut gue tuh AJAIB! Oh yah, poni gue
yang bagian sini kan agak gue ke siniin nih, itu tan-
Mint Chocolote Chips SS
danya rambut gue masih menganut aliran mohican
juga. Terus, gue bisa three point, gue pinter, gue jaim.
Liat aja, Cya, liat! Suatu hari nanti, kita bakal pacaran.
Gue yakin, gue janji. Tapi gue belom bisa ngasih tau
elo kapan hal itu kejadian jawab Yoga.
Yah, nanti malem kali. Dalem mimpi lo! celetuk
Reva lagi-lagi menyela obrolan mereka berdua.
Elo tuh ya!!!?? Norak! Gue tuh bikin semua cewek
terpesona! Termasuk Acya! Mungkin nggak sekarang.
Tapi gue yakin, suatu hari nanti, cinta gue ke dia baka-
lan terbalas!!! bantah Yoga.
Kok gue nggak terpesona ya sama lo? tanya
Reva.
Yaaaelonya aja yang beda species sama ce-
wek-cewek laen. Liat aja nanti, camkanlah kata-kata
gue ini, kalo MOS
2
dan ada anak-anak baru, pasti
pada klepek-klepek ketemu gue! kata Yoga.
IIIIH, NAJIIIISSS! Maksud lo apa gue beda spe-
cies, hah!? Reva makin bete.
Ngaca gih sono! Liat tuh gaya lu! Liat tuh bodi
lu! Liat tu tampang lu! Udah kumel, berantakan, lagi!
Kasar! Nggak pernah bisa sopan kalo ngomong!!! ba-
las Yoga. Reva teramat sangat tersinggung. Kelewatan
bener ini makhluk! Kelewatan!!! Kalo boleh nonjok,
bisabisa tuh anak udah gue bikin babak belur!
BODO!!! ujar Reva. Lantang, namun nada sua-
Mint Chocolote Chips
S4
ranya bergetar.
Gue ingetin ya, Rev. Elo tuh udah keenakan nye-
la orang, sekarang giliran elo dicela. Jadi, JANGAN
NANGIS! kata Yoga semakin menusuk hati Reva.
Siapa yang nangis? tanya Reva dengan suara
yang pelan.
ELO! kata Yoga.
Udah, udah, Eci melerai. Emang lo jaim? tanya
Eci.
So pasti, jawab Yoga.
Masa sih? Kayaknya enggak deh sahut Daina.
Trus, ngapain lo percaya? Dia itu, cowok paling
nggak bisa jaim yang pernah gue kenal, TAU!? tam-
bah Kiff.
Mint Chocolote Chips S6
Jomblobohogio
Jomblobohogio
Semakin Acya mengenal Yoga lebih dekat, Acya
semakin merasa kalau cowok itu memang agak-agak
aneh kelakuannya. Kadang-kadang dia bengal sete-
ngah mati, berisik, kocak, tapi narsis. Nggak lama, dia
langsung berubah jadi pendiam, dingin, tapi alim. Ya,
itulah Yoga. Ternyata.
Aduh, gue takut, ujarnya tiba-tiba.
Takut apa? tanya Tama.
Takut mati, jawab Yoga serius, namun nada su-
aranya tetap ceria dan santai.
Lah, itu. Semua orang juga ngeri, tambah Kiff.
Gila, dosa gue banyak nih. Naauzubika min za-
lik. Ya Allah, Ya Tuhan Gue takut. Gue kan sering
nyontek, gue kan sering nonton Kalimat Yoga ber-
henti sampai situ.
Mint Chocolote Chips
S6
Nonton apaan? tanya Tama penasaran.
Nonton flm, jawab Yoga.
Emangnya dosa? Emangnya lo nonton flm apa-
an? tanya Kiff juga penasaran.
Ah, enggak. Yah, pokoknya begitulah! jawab
Yoga setengah-setengah. Terus, gue takut apaan lagi
ya? Gue takut jarum suntik, makanya, insya Allah gue
nggak akan nyuntik. Aduh, diimunisasi aja gue takut!
Ambil darah juga takut! Gue nggak akan deh make
yang namanya tuh shabushabu!! Yang gue tau mah
shabushabu yang enak temennya yakiniku! Sumpah,
itu top banget dah! Gue benci asap, jadi, insya Allah
gue nggak akan ngerokok, apalagi nyimeng
3
. Aduh,
malesin banget deh! Cannabis tuh lebih keren kalo
dijadiin motif di boxer, belt, handband, sama di tas
ransel. Kalo di sepatu Vans juga keren sih. Terus, gue
takut sama apaan lagi ya? Ya, pokoknya gitu lah. Gue
tuh sering nyontek. Kan dosa, kata Yoga.
Gue jadi bingung. Lo tuh bengal apa alim? tanya
Kiff.
Udahlah, ntar bulan puasa, lo bakar tuh dosa-
dosa lo! usul Tama.
Kalo beli minyak tanah tuh di mana sih? Ada ng-
gak yang buat makhluk penuh dosa kayak gue gini?
tanya Yoga polos, lugu dan tanpa rasa bersalah se-
dikitpun. Nada bicaranya mirip anak kecil yang se-
Mint Chocolote Chips S7
dang menanyakan di manakah ia bisa membeli per-
men.
Heh, bego jangan dipelihara! Minyak tanah
Puasa, tolol! umpat Tama.
Ooh, puasa. Abis elo bilangnya bakar. Kalo puasa
sih alhamdulillah dari dulu gue pol melulu. Semoga
tahun ini pol juga. AMINNNNN Yoga mengusap
wajahnya. Tiba-tiba terdengar celetukan,
HEH, ADHYOGA!!!! MAKSUD LO APA NYEBUT-
NYEBUT NAMA BOKAP GUE, HAH?! NGELEDEK
LO?! HAH?! SINI LO, NGAJAK RIBUT LO?! tanya
Didit ke-GR-an.
Laaaahh Sori, Dit, tapi gue malah belom tau
nama bokap lo. Jadi, nama bokap lo tuh Amin ya?
Mulut Yoga meluncurkan pertanyaan retoris. Kemu-
dian, tiga cowok itu Kiff, Tama dan Yoga sama-
sama ngakak. Didit pun menghilang dengan muka
yang merah.
Setelah beberapa hari bergaul dengan enam te-
man barunya, Acya jadi tahu kalau yang tingkahnya
ajaib bukan hanya Yoga. Namun, yang lainnya juga.
Contoh nomor satu: Reva.
Reva itu galak banget orangnya. Apalagi kalo
sama cowok. Karakteristik dan pembawaannya yang
Mint Chocolote Chips
S8
terlalu prokem
4
bikin cowok-cowok ngeri banget sama
dia. Tidak ada satupun cowok yang berkutik kecuali
YOGA. Yoga sih emang nggak usah ditanya, kalau
ada kakak kelas ngajakin ribut juga pastinya dicuekin
doang sama dia.
Tapi, cowok-cowok yang lain malah memposisikan
Reva sebagai preman pengkolan sekolah mereka!
Satu kata ledekan bayarannya nyawa! Nggak segitu-
nya juga sih, yang jelas, kalo sampai ada cowok yang
berani ngeledek Reva, itu cowok bakalan dimarahin
nonstop dari pagi sampai pulang sekolah.
Rev, elo tuh jangan galak-galak jadi cewek, sa-
ran Acya di suatu meja di kantin sekolah. Sudah wak-
tunya pulang sekolah, namun, mereka masih iseng
makan siang di kantin dulu.
Bodo. Ngurusin amat sih lo? Reva berkomentar
dengan agak kasar.
Asal lo tau aja ya, waktu SD tuh gue jauh lebih
parah daripada elo, terang Acya.
Parah gimana?
Ya parah. Lo mah kalo diledekin cuman marah
doang. Nah gue, tiap ada yang ngeledekin, gue kejar
sampe keliling sekolah. Nggak pandang bulu, nggak
pandang kelamin, nggak pandang body. Mau tuh anak
badannya segede gajah, apa mungil banget seping-
gang gue, tetep aja gue bikin ngibrit tuh anak. Apalagi
Mint Chocolote Chips S9
kalo cowok. Itu cowok bisa abis minta ampun sama
gue. Terus, gue tuh, waktu SD, semua olahraga gue
jabanin. Dari catur, sampe bola! Tiap istirahat sama
pulang sekolah gue selalu berjemur di lapangan se-
kaligus main bola sama anak-anak cowok. Waktu
SD aja panggilan gue kan bukan Acya, cerita Acya
membuat semua pendengarnya terperangah. Coba li-
hat kondisi Acya sekarang, rambut rapi, pakaian rapi,
muka putih bersih, senyum manis, nggak kebayang!
Waktu SD, kayak gimana yah dia? Kayak cowok? Ah,
nggak mungkin!!! Orang gedenya cantik begini
HAH?! Nggak kebayang. Emang nama lo siapa,
dulu? tanya Yoga ingin tahu.
Abek, jawab Acya santai.
Hah? Apaan tuh? tanya Tama dan Yoga ber-
barengan.
Acya Beckham! Ada juga sih yang manggil Aron
yaitu Acya Ronaldo, Awen yaitu Acya Owen, sama
Acya Shearer. Tapi, yang paling populer sih, Abek!
cerita Acya.
Ah, ngelawak lo! Yang bener? tanya Yoga lagi.
Iya, beneran! kata Acya.
Gokil ini anak. Duh, gue jadi makin naksir sama
lo, Cya, celetuk Yoga. Yang lain tidak terlalu mem-
perhatikan kalimat Yoga yang terakhir. Yoga masih
terpesona akan cewek bernama Acya itu.
Mint Chocolote Chips
40
Terus, rambut lo panjang? Apa tanya Daina.
Enggaklah! Rambut gue cepak banget dulu. Pa-
ling panjang juga yang nyisa kayak bebek gitu. Ya
gue indies-in aja pake wax. Kan keren cerita Acya
lagi.
HAH??? Nggak percaya gue. Nggak kebayang!!!
Eci mulai heboh seperti biasanya.
Tapi, sekarang elo tuh udah tobat kan? tanya
Reva.
Iya, lo udah tobat kan? Biar kalo gue nembak lo,
bakalan lo terima gitu celetuk Yoga lagi.
Pede bener sih, lo, Yo. Iya, gue tobat pas lulus SD!
Sebelomnya sih, nggak pernah terlintas kata TOBAT!
Pokoknya dulu gue galak banget deh. Konsekuensi
dan resikonya adalah jadi jomblobahagia, sampe
sekarang, terang Acya melanjutkan.
Hah? Lo belom pernah punya cowok sama seka-
li!??? tanya Eci. Acya menggeleng. SAMA SEKA-
LIII?! Eci menegaskan lagi pertanyaannya.
Sama sekali, jawab Acya. JOMBLOBAHAGIA !!!
Setuju! Jomblobahagia! tambah Reva.
Tau nih. Gue sama Tama juga menjomblobaha-
gia. Kalo yang botak ini nih, nggak akan rela jomblo!
ledek Yoga sambil menunjuk ke arah Kiff. Betul?
tanya Yoga sambil melirik Kiff.
Betul, jawab Kiff santai.
Mint Chocolote Chips 4J
Ci, lo jomblo nggak? tanya Reva tiba-tiba. Iseng.
Nggak tau juga nih, jawab Eci pelan.
Nggak tau? Maksud lo? tanya Acya penasaran.
Ya nggak tau. Seperti biasa, cowok gue ngilang,
Ngilang? Seperti biasa? Emang cowok lo siapa
sih? Anak mana? tanya Reva ingin tau. Yah, siapa
tau gue kenal, gitu tambahnya.
Namanya Tito. Anak SMA 234, jawab Eci. Tito?
TITO?! DA**!!!
Jangan bilang nama lengkapnya Pratito Adrian!
ujar Reva panik.
Lo kenal Tito? tanya Eci bingung.
Pratito Adrian, SMA 234, kelas dua sekarang!?
Pratito Adrian yang nggak naek berapa kali!? Dua apa
tiga kali??? tanya Reva.
Iya, lo kenal? tanya Eci lagi.
Kenal banget! Putusin aja itu orang! Cowok breng-
sek kayak gitu jangan dipacarin! nasehat Reva. Te-
patnya, bentak Reva.
Emang dia kenapa, Rev? Kok lo ngomongnya ka-
yak gitu? Nada suara Eci bergetar. Ia ingin menangis
saat mendengar Reva menyebut cowoknya breng-
sek. Yah, mungkin itu memang benar, tapi
Dia itu brengsek. Dia yang bikin kakak gue sakit!
Nada suara Reva ternyata jauh lebih bergetar.
Kakak? tanya Daina.
Mint Chocolote Chips
42
Sepupu, jawab Reva.
Mm..mm..mmakk..maksud lo? tanya Eci. Su-
aranya masih terdengar bergetar. Ia ingin sekali
menangis, walaupun ia belum tau masalah apa lagi
yang akan ia hadapi untuk kesekian kalinya semenjak
ia berpacaran dengan Tito. Sudah banyak masalah
yang ia terima, namun, demi Tito dan rasa sayangnya
untuk Tito, ia rela menghadapi semuanya. RELA!
Dia bikin masa depan kakak sepupu kesayangan
gue ancur tau nggak!? Tito bikin sodara gue ngobat!
Tito bikin sodara gue harus nerima kenyataan kalo
dia kena AIDS! Reva menunduk. Menangis.
Kok Tito? tanya Eci tidak percaya. Akhirnya ia
mendengarnya, akhirnya ia mendapatkan masalah
baru lagi. Kenapa rasanya semua orang menghambat
hubungannya dengan Tito? Padahal, katanya cinta itu
indah. Cinta itu membuat kita tersenyum dan cinta itu
abadi! Ingin rasanya Eci membenci makhluk bernama
cinta itu. Tapi, lihat saja belum pernah! Cinta selalu
ada di sekelilingnya. Selalu ada. Dan cinta itu untuk
Tito. Kenapa rasanya semua orang menghambat
hubungan mereka berdua? Kisah cinta mereka yang
seharusnya indah dan penuh warna, kenapa selalu
diubah menjadi gelap dan kasar?
Iya! Tito! Tito yang bikin sodara gue ikut-ikutan
make. Tito bikin kakak gue ngobat! Tito maksa kakak
Mint Chocolote Chips 4S
gue! Tito maksa. Dasar orang gila! Reva masih saja
tenggelam dalam tangisannya.
Maksud lo, Rev? tanya Eci. The gank yang lain
memperhatikan mereka tanpa mampu berkata-kata
karena mereka masih menyusun puzzle ini. Tito yang
mana aja mereka belum tahu, belum sapa, belum li-
hat, belum dengar, belum kenal.
Iya... Tito. Tito ngerampas kehormatan sodara
gue secara paksa, dan dan sodara gue kena AIDS.
Sodara gue nggak bisa ke mana-mana lagi sekarang.
Ketularan dari Tito! AIDS memang nggak bikin dia
meninggal sekarang, tapi, bakal menggerogoti dia
dulu, pelan-pelan. Dan semua gara-gara Tito! Tito-lo
tuh sakit jiwa tau nggak!? Reva tidak lagi bisa me-
nahan amarah dan tangisnya. Dia juga bikin sodara
gue terjerat obat-obatan terlarang! Bikin masa depan
sodara gue ancur!!!!
Hah? ujar Eci. Hah-nya Eci terdengar sangat
pelan, persis dengan sosoknya yang sekarang lung-
lai. Tito? AIDS? Date rape? Tito? Separah itukah pa-
car gue? Segila itukah? Senggakbertanggungjawab
itukah? Apa iya, Tito begitu? Apa iya?! Nggak mung-
kin. Enggak. Hes my love. My only one. Nggak mung-
kin enggak sampe segitunya lah... yeah, gue tau
dia badung, bandel, jahat, nakal, galak, misterius
apa segala macem tapi, sampe segitunya?
Mint Chocolote Chips
44
Iya! Masa lo nggak nyadar juga sih!? Tito bikin
sodara gue yang namanya Fina ngobat. Tito yang
maksa. Pertama cuma maksa supaya Fina mau nyi-
meng selinting-dua linting
5
. Lama-lama lebih dari itu.
Tito yang ngejerumusin Fina sampe ancur. Abis itu dia
merkosa Fina juga! Bener-bener brengsek itu orang!
kata Reva marah, tapi nada suaranya sangat amat
pelan. TITO-LO NGANCURIN SODARA GUE! SO-
DARA KESAYANGAN GUE! Reva nyaris berteriak
dalam suaranya yang perlahan menghilang. Meng-
hilang di balik tangisnya. Dan abis ngabisin masa
depan sodara gue, dia mutusin Fina. Dia bikin Fina
jauh lebih sakit! Dia nggak mau sama Fina lagi! Dasar
cowok nggak punya perasaan! Dan.. dan gue takut..
gue takut kalo dia akan melakukan itu lagi, sama lo..
gue nggak mau.. sodara gue udah kena, gue nggak
mau temen gue kena juga.. Kita emang nggak bisa
ngerubah masa lalu, dan jangan menyesali apa yang
udah terjadi. Yang bisa kita lakuin cuma, merubah
sesuatu, sebelum hal itu terjadi dan akan kita sesa-
li kata Reva berubah bijak. Dia sudah mulai tenang,
walaupun masih terdengar seguk tangisnya. Kalo
bisa, kalo boleh, gue juga pengen bunuh itu makh-
luk. Tapi kan nggak mungkin. Masalahnya Fina ma-
sih cinta juga sama dia. Gue nggak nyangka kalo Tito
sekarang pacaran sama lo. Dia udah nggak pernah
Mint Chocolote Chips 46
ngubungin Fina, dia ngilang dari hadapan Fina, SMS
dari Fina nggak pernah dibales, telefon nggak pernah
diangkat. Selalu aja di-reject. Sorry, sorry banget kalo
hal ini nyakitin hati lo, tapi sepupu gue udah sakit du-
luan dan lebih parah dari yang elo rasain Elo cantik,
elo seru, asik. Gue yakin elo akan dapet yang lebih
baik dari Tito. Gue yakiiiiin banget tambah Reva
lagi. Kemudian ia terus-terusan terisak tanpa henti.
Acya yang duduk di sebelah Reva, langsung
memeluk cewek itu setelah ia selesai bicara. Meme-
luk Reva dalam dekapannya. Tanpa berkata apa-apa,
karena Acya yakin, dekapannya sudah cukup bisa
membuat Reva lebih tenang. Meskipun sedikit.
Dalam diamnya, Eci jauh lebih sakit. Eci jauh lebih
sedih. Eci jauh lebih kecewa, daripada yang teman-
temannya tau. NGGAK! SEMUA BOONG! ENGGAK!
NGGAK MUNGKIN! GUE NGGAK PERCAYA SAMA
LO! ELO JAHAT BANGET, REV! teriak Eci yang ke-
mudian beranjak dan berlari sekencang-kencangnya.
Ke tempat di mana ia bisa menangis dan berteriak
sekuat tenaga. Dan bisa menganggap kalau semua
yang baru saja ia dengar adalah bohong. Daina
segera ikut berlari supaya Eci tidak menghilang. Tidak
melakukan hal-hal bodoh yang akan membuat semua
orang menyesal karenanya.
Ci! teriak Daina. Eci tetap berlari menjauh, tapi,
Mint Chocolote Chips
46
Daina tidak pantang menyerah. Ia tetap berlari sekuat
tenaga mengejar cewek itu. Sampai akhirnya ia dapat
menahan Eci dengan menggenggam lengannya. Ci,
tunggu!
Mau apa lagi? Mau ngeledek gue? Mau nyalahin
gue? Gitu? Jadi semua salah gue?! Ya udah sana
salahin gue! Ledek gue terus! Bilang gue tolol! Nggak
bisa milih cowok! Nggak punya otak! kata Eci sinis
tapi sambil menangis.
Gue nggak mau ngomong gitu kok, Ci. Gue cu-
man pengen nemenin elo, waktu elo sedih. Itu kan,
yang namanya temen. Gue nggak akan nyalahin elo.
Elo kan cuma terlambat tau. Dan Reva, dia juga ng-
gak nyalahin elo kok. Dia cuman nggak pengen elo
terjerumus, karena si Tito itu, ujar Daina. Hanya itu
yang bisa keluar dari mulutnya. Ia hanya ingin me-
nenangkan Eci, bagaimanapun caranya.
Bull****, semua tau nggak!? Itu pasti ftnah! Cu-
man gara-gara dia nggak punya cowok, dia jadi ngeje-
lek-jelekin cowok gue, Eci tidak mau mengakui ke-
sedihannya, Eci tidak ingin mengakui kejelekan pa-
carnya. Kejelekan orang yang sangat ia sayangi dan
sangat ia cintai. Eci tidak rela. Dalam hatinya ia sadar,
bahwa cinta telah membuatnya menjadi egois.
Kalo itu boong, kenapa dia tau nama panjangnya
Tito? Kenapa dia tau sekolahnya? Kenapa dia tau?
Mint Chocolote Chips 47
Emangnya, kenapa sih kok lo bisa suka sama dia?
Emang depan lo dia gimana? tanya Daina ingin tau.
Mereka mengobrol di WC cewek. Rata-rata, semua
anak yang menangis di sekolah memang melarikan
dan memisahkan diri ke tempat tersebut.
Tito.. emang ancur, emang pemakai, emang
nyimeng, emang... Tapi, dia baik kok, dia juga cinta
sama gue, dia juga sayang sama gue, pokoknya dia
baik, terang Eci.
Kalo dia baik, kenapa dia gituin Fina? Kalo dia
baik, kenapa dia sering ngilang? Kalo dia baik Ka-
limat Daina terputus oleh jawaban Eci.
Karena dia selalu memandang hidupnya dengan
sinis. Dan dia pun menganggap kalo hidup orang
lain itu sama tragisnya dengan hidup dia. Tiap gue
cerita tentang impian-impian gue, yang gue pengen
jadi psikolog lah, gue pengen semua orang di dunia
bisa temenan, gue pengen bikin tempat rehab, pasti
dia bilang Impian? Omong kosong tuh semua. Nggak
guna lo ngimpi melulu. Dulu gue juga mimpi, gue pu-
nya banyak impian. Tapi lo liat gue sekarang?. Pasti
dia ngomong gitu. Dia selalu ngomong kayak gitu,
cerita Eci. Gue pengen bisa ngubah dia. Dikit aja.
Paling nggak, gue pengen dia berhenti jadi pemakai.
Belom ada cowok yang kayak dia. Belom ada cowok
yang bisa membuka pandangan gue tentang dunia.
Mint Chocolote Chips
48
Belom ada yang bisa nyeritain ke gue tentang dirinya,
sejujur-jujurnya. Semua kejelekan dia ceritain. Yang
bagus-bagus malah dia pendem sendiri aja. Dia yang
ngasitau kalo hidup itu nggak selalu indah. Kita juga
belum tentu bisa mewujudkan semua impian kita.
Belom tentu. Mungkin kita bisa, tapi, alam dan orang
lain belum tentu bisa menerimanya. Dia yang ngajarin
gue kalo hidup itu banyak sedih dan pahitnya. Dia itu
cowok paling mandiri yang pernah gue liat
Ya udah, sekarang terserah elo. Elo mau sama
dia, atau mutusin dia. Itu keputusan lo. Yang penting,
gue dan yang lain udah ngasih pendapat. Itu aja
Dan seharusnya elo bisa menilai, Tito itu cowok yang
kayak gimana kata Daina menasehati Eci, karena
hanya itu yang bisa Daina curahkan.
To, kayaknya kita pisah aja ya?
Kok gitu? tanya Tito.
To, aku sayang kamu. Kamu yang bikin aku tau
tentang dunia. Cuma kamu, cowok yang cuma nyeri-
tain tentang kejelekan kamu. Cuma kamu yang bisa
bikin aku ngerti bahwa di dunia nggak semuanya in-
dah. Mungkin dunia pahit, mungkin hidup kamu dan
aku pahit, mungkin kisah cinta kita pahit. Tapi, kay-
ak kamu bilang, hidup dan cinta itu kayak es krim.
Mint Chocolote Chips 49
Kalo selalu manis, belom tentu enak. Tapi kadang,
ada pedesnya mint, ada pahitnya mocca. Kamu
yang bikin aku ngerti semua itu. Aku udah nyoba
untuk bikin kamu berubah. Aku pernah nyoba. Tapi
gimana? Kamu sering ngilang. Aku nggak bisa. Dan
lagi kamu mesti ngurusin man Belum sempat
terdengar kata tan, Eci mengganti kata terakhirnya
dengan, Fina Kasian dia, kata Eci.
Fina siapa? tanya Tito. Geblek amat ini orang.
Dodol amat. Kasian amat yang namanya Fina. Di-
ancurin orang yang jauh lebih ancur dari dia. Yang
bernama Tito. Yang beberapa detik yang lalu masih
berstatus Pacar Gue.
ELO TUH YA! UDAH GEBLEK, LETOY, TO-
LOL, LEMOT, BELER, TUKANG NYIMENG, JAHAT
LAGI SAMA ORANG!!! Elo kok segitu jahatnya sih
ama FINA?!?!?! Biar mikir tuh orang. Biar nyadar itu
orang. Biarinnnnn! Lagian, jahat banget jadi cowok.
Udah ngubah masa depan orang malah ngelupain
orang yang sakit itu. Yang sakit karena dia.
Kok lo bisa kenal Fina? tanya Tito agak pasrah.
Elo nggak perlu tau, yang jelas, urusin dulu tuh
mantan lo! Gue nggak mau tau! Fina kasian. Elo udah
bikin dia ancur! Pokoknya hubungan kita selesai sam-
pai sini! Titikkkkk!!! bentak Eci sampai rasanya me-
ledak-ledak.
Mint Chocolote Chips
60
Eci merasakan airmata mengalir di pipinya. Dan
mulai terisak walaupun ia tidak ingin Tito tau bahwa
Eci menangis. Sudah cukup ketragisan hidup Tito.
Cukup sampai di sini! Cukup! Gue nggak mau Tito
tau gue nangis! Gue nggak mau gue nambah ma-
salahnya dia! Nggak! Nggak mau!
Ya udah, Akhirnya,Tito menyerah. Tangis Eci
meledak saat itu juga, saat bunyi telepon ditutup.
Mint Chocolote Chips 6J
0uo Surot 0ori
Tito
0uo Surot 0ori
Tito
Ci,
Makasih, udah nyoba bikin gue untuk sadar dari ketenggela-
man gue di dalam hidup ini. Yang gue tau, hidup ini nggak pernah
indah bagi gue. Dan gue ngiranya, semua orang juga berpikiran
sama. Tapi, berkat elo, gue jadi tau kalo nggak semua bagian hidup
menyedihkan. Gue jadi tau kalo kita mesti berusaha dan optimis
kalo ingin mencapai sesuatu. Gue jadi tau itu. Reva itu temen lo
ya? Tadi gue liat dia.. Di rumah Fina. Gue udah coba berubah, Ci.
Berkat elo. Cuman mungkin gue gagal. Dan nggak akan pernah ber-
hasil. Gue tau kegagalan itu keberhasilan yang tertunda, tapi kali
ini, keberhasilan itu nggak akan pernah datang buat gue kayaknya.
Fina has just passed away, this morning. Perih. Gue udah ke-
Mint Chocolote Chips
62
hilangan dia, dan sejujurnya, aku juga nggak mau kehilangan kamu.
Kamu yang ngajarin aku tentang hidup. Iya, kamu. Yang bisa bikin
aku belajar, bahwa cinta tuh nggak harus memiliki. Gue nggak mau
kehilangan elo, tapi gue lebih nggak mau elo kehilangan segalanya.
Gue rela kehilangan elo, asal lo nggak kehilangan hidup lo, kebaha-
giaan lo. Gue pengen lo bisa nemuin cinta sejati lo. Dan gue rasa,
orang itu bukan gue.
Udah cukup, gue dan Fina yang terampas kebahagiaannya, dan
hidupnya. Nggak perlu elo. Gue bener-bener udah nggak bisa balik
kayak dulu, Ci. Tapi makasih udah mau nyoba. Dan maaf, karena
gue nggak bisa jadi orang yang bikin lo bahagia. Tapi dengan ini,
gue nyoba. Dengan ninggalin elo, gue usaha supaya elo bisa bahagia
tanpa gue. Gue rela walaupun yang bikin lo bahagia tuh orang lain.
Asalkan elo bahagia. Pada akhirnya.
Tadi, gue nyolatin jenazah Fina. Fina Fina memang udah
sama sekali nggak berdaya. Bener kata lo. Dan semua itu terjadi
karena gue!
Gue ngerasa bersalah banget, Ci. Tadi, keluarga Fina udah nge-
larang gue masuk ke rumahnya. Berkat Reva, mereka ngebolehin gue
masuk. Memang menyakitkan, kata-kata Reva. Tapi, gue tetap ber-
terimakasih sama dia. Reva bilang, Biarin aja itu orang masuk! Biar
dia liat karyanya dia! Biar dia tobat! Biar dia mikirin kesalahan dia!
Mint Chocolote Chips 6S
Biar mikir! Biar dia tau siapa aja yang udah dia sakitin! Reva na
ngis. Semua di sana nangis. Fina bener-bener orang baik ya, sebelum
gue ubah. Setelah gue bikin dia kayak gitu pun, dia tetep jadi orang
yang baik. Banyak yang nganter jenazahnya. Semoga dia bahagia di
alam sana. Doain aja ya.
Rasanya gue nggak terima, sebenernya guelah yang bikin orang
sesempurna dia mesti pergi secepat ini. Gue nggak terima ke-
nyataan ini. Ini semua salah gue. Gue nggak sempet minta maaf
sama dia, Ci! Gue nggak sempet minta maaf. Kenapa Fina yang
harus pergi, kenapa dia nggak bisa sembuh? Kenapa dia nggak sem-
pet denger maaf gue? Kenapa? Kenapa takdir mesti kayak gitu?
Rasanya gue pengen marah. Tapi, sama siapa? Marah sama
Tuhan? Nggak mungkin. Kematian Fina itu salah gue. Gue pengen
marah sama diri gue sendiri. Gue udah capek sama hidup gue
ini Gue capek Gue capek bikin orang di sekitar gue sakit.
Gue capek ngeliat mereka nggak bisa bahagia. Gue selalu mencoba,
berusaha untuk bikin orang di sekeliling gue untuk bahagia. Tapi
cara gue selalu salah. Dan mereka selalu sakit.
Ci, sana gih, cari cinta sejati lo. Jangan dibandingin melulu
sama gue, ataupun sama orang lain. Jati diri semua orang itu
berbeda. Nggak ada yang sama. Anak kembar aja beda kan? Jadi,
cari cowok yang jutaan kali lebih baik dari gue. Karena, dibanding-
Mint Chocolote Chips
64
kan dengan elo, maupun cowok-cowok lain di luar sana, gue nggak
ada apa-apanya.
Gue yakin elo akan sukses. Yakin. Gue yakin lo bisa jadi psikolog,
bisa bikin semua orang di dunia temenan. Dan gue yakin elo bisa
jadi presiden wanita kedua di Indonesia. Atau jadi penemu planet
baru, mungkin? Gue yakin lo bisa meraih apa yang lo mau. Gue
yakin elo nggak akan nangis. Elo kuat, Ci. Kuat. Gue yakin banget.
Elo pasti bisa. Bener deh.
Maafin gue, Ci. Gue sayang banget sama elo dan Fina. Gue sa-
dar, cinta itu nggak mesti memiliki. Karena kalo gue cinta elo, tapi
gue nggak bisa bikin elo seneng dan bahagia, buat apa? Iya nggak?
Iyain aja deh biar cepet (berkat lo gue masih bisa senyum). Inget,
Ci, apapun yang terjadi, gue akan tetap selalu ada deket elo, dan
gue akan selalu sayang sama lo.
Sekarang, apa yang harus elo lakuin cuman dua.
Pertama, hapus airmata lo, karena menangis itu sia-sia. Dan
nggak akan nyelesaiin masalah.
Kedua, lupain gue. Lupain. Karena cinta sama orang seperti
gue itu adalah hal yang menyakitkan, meskipun buat kamu kadang
indah
Cinta itu cantik
Cinta menemani setiap hembus nafasku
Mint Chocolote Chips 66
Cinta itu manis
Cinta membuang pahitnya hariku
Cinta itu lembut
Cinta melumerkan kerasnya diriku
Cinta itu terang
Cinta menyinari setiap hitam, setiap kelam
Cinta itu tidak pernah cemburu
Cinta tidak pernah marah
Cinta tidak pernah egois untukku
Cinta itu kamu
-Tito-
Tito meletakkan surat untuk Eci di kotak pos, di
pagar rumah Eci. Semoga Eci membacanya. Dan ia
berkata, Maafn gue ya, Rezzy Artya
Fin,
Sejak lo pergi, gue selalu marah sama diri gue. Setiap hari,
Fin! Kenapa gue baru sadar sekarang?! Kenapa gue belom sempet
minta maaf sama lo sekali pun?!! Rasanya hidup ini nggak adil
buat elo, dan gue juga nggak adil sama lo.
Mint Chocolote Chips
66
Gue cinta sama lo. Saking cintanya, gue sampe nggak bisa nge-
buat hidup lo bahagia. Malah bikin hidup lo ancur Sedih banget
rasanya, Fin! Dan gue takut. Gue takut sekali. Gue takut lo masih
marah sama gue. Rasanya gue nggak akan pernah bisa memaafkan
diri gue sendiri Nggak akan pernah.
Sekarang, hari-hari rasanya berjalan lebih lambat dibanding-
kan dengan hari-hari sebelumnya, waktu elo masih ada di samping
gue, masih sedunia sama gue. Gue jadi jauh lebih murung, dan
sama sekali nggak punya semangat hidup. Rasanya gue pengen
mati aja Karena buat apa gue hidup? Nggak ada lagi orang yang
sayang sama gue Karena gue nggak pantes disayangin siapapun.
Gue nangis setiap hari
Kenapa harus elo yang pergi lebih dulu?! Lo punya banyak
banget impian yang belom sempet tercapai, dan semua itu karena
gue. Rasanya, gue pengen banget gantiin posisi lo. Bukannya gue
nggak seneng hidup. Tapi kalo gue hidup, gue malah dikejar-kejar
rasa bersalah terus. Kenapa elo? Kenapa elo yang harus duluan?
Kenapa lo harus pergi sekarang?! Kenapa gue belom sempet minta
maaf?!?!!
Kenangan kita bareng selalu terlintas, setiap detik, di piki-
ran gue. Senyum elo, tawa lo, wajah cantik lo, cara elo bicara.
Semuanya. Terbayang dan tergambar jelas di otak gue. Gue pe-
Mint Chocolote Chips 67
ngen otak gue geser dikit aja ke pinggir. Biar gue bisa sedikiiiiiit aja,
ngelupain rasa bersalah gue ini. Ngelupain semua ini. Tapi, nggak
bisa. Dan nggak akan pernah bisa, Fin!
Gue selalu ngerasa kalo lo masih ada di deket gue Foto lo di
kamar gue setiap pagi gue ajak ngobrol. Gue ceritain tentang hari
gue yang nggak pernah dan nggak akan pernah menjadi lebih
baik. Apalagi semenjak gue kehilangan elo. Gue udah masuk RSKO,
rehab Gue selalu ceritain semuanya ke foto lo Kalikali aja
elo denger Who knows? Gue juga makin seneng pake baju item
item. Karena gue selalu ngerasa berkabung
Gue harap lo bisa maafin semua yang udah gue lakuin ke elo.
Mungkin lo ntar udah masuk ruangan yang beda dari dunia gue,
lewat sebuah pintu. Suatu saat nanti, kalo gue ketok pintu lo, mau
bukain nggak? Bukannya apa-apa, gue bener-bener pengen minta
maaf sama lo secara langsung, face-to-face nanti. Boleh?
Your love, kindness, and understanding will always live in my
deepest heart, hun.
Your Itto
Tito kemudian meletakkan surat itu di depan nisan
bertuliskan nama Fina. Tito setiap hari mengenakan
Mint Chocolote Chips
68
pakaian serba hitamnya. Air mata Tito menetes di atas
makam Fina saat Tito coba mengelus nisan bertulis-
kan nama cewek itu.
Fin, gue cabut dulu. Ati-ati ya. Jangan bosen liat
muka gue kalo besok gue balik lagi. Anggep aja gue
ngapel kayak dulu. Inget, gue cinta banget sama lo,
Fin. O iya, sorry, sekarang nggak bisa ngasih good-
night kiss kayak dulu kata Tito yang kemudian
berdiri meninggalkan makam Fina dengan airmata
mengalir. Ia berjalan keluar kompleks pemakaman
itu. Tanpa Tito ketahui, surat darinya untuk Fina ter-
bang terbawa angin. Mungkin, menuju ruangan lain
tempat Fina berada sekarang. Dan tanpa Tito keta-
hui juga, dari suatu tempat yang cukup jauh, seorang
yang sejak tadi menyaksikannya berkata,
Gue udah maafn elo, To. Dan nanti, kalo udah
waktunya elo ngetok pintu gue, gue akan bukain kok.
Karena gue juga cinta banget sama lo, To
Mint Chocolote Chips 69
Tohun
erikutnyo
Tohun
erikutnyo
Jokorto, J7 April tohun keduo SMA
Deeeeeek!!! Suara itu terdengar begitu khas dan
nyaring di telinga Acya. Itu adalah suara kakaknya
yang kadang-kadang kelewat kencang kalau berbi-
cara, Reno.
Kenapa sih??! tanya Acya mencoba menandingi
kencangnya suara kakaknya.
Telfon tuuuuhhhh! teriak Reno.
Dari siapa??!! balas Acya.
Yogaaaaa!!! teriak Reno lagi.
Thanks, ujar Acya ketika membuka pintu dan
Reno sudah menyodorkan telepon wireless itu sebe-
lum sempat diminta.
Mint Chocolote Chips
60
Jangan lama-lama. Gue mau nelfon Shinta
pinta Reno.
Iya! jawab Acya dan kemudian menutup pintu.
Halo? sapanya kepada Yoga.
HAIIII!!!! EHHH, GUE MAU NANYA PR MATEMA-
TIK DONGGG!! teriak Yoga. Dengan otomatis ta-
ngan Acya langsung menjauhkan gagang telepon itu
dari telinga Acya.
Kurang nyaring, komentar Acya.
HAHAHAHAHA! Yoga tertawa renyah.
Kok ketawa sih? tanya Acya bingung.
Kok jutek sih? Yoga balas bertanya.
Kok nanya sih?
Ya nanya aja. Kan aku kangen banget ama
kamu ujar Yoga diikuti tawanya yang khas lagi.
Eh, eh, eh, lo lagi ngapain? tanya Yoga.
Lagi nelfon, jawab Acya dengan jujur dan polos.
Iya, gue tau. Maksud gue sebelomnya, jelas
Yoga.
Lagi nulis, jawab Acya datar.
Nulis apa? tanya Yoga. Sabar, Yoga! SABAR!!,
batin Yoga.
Ada deh. Mau tau aja jawab Acya lagi
tanpa nada.
Yaelah!! Nulis apaan?! Kan, kan Gitu banget
sih komentar Yoga.
Mint Chocolote Chips 6J
Heh, katanya mau nanya matematik?
Iyah Gue mau nanya yang nomer lima a, b
sama c, nomer tujuh, sama nomer dua belas. Soalnya
itu tuh susah banget. Lo udah ngerjain belom? Udah
kan? Pasti udah, Acya kan rajin banget puji Yoga
setelah berbicara dengan cepatnya tanpa titik koma.
Terimakasiiih, tanggap Acya.
Tapi masih rajinan gue tambah Yoga santai.
Yeee!! Norak lo! Acya sewot.
Hehehe. Jangan marah dong, kan gue becanda.
Please, jangan marah yah? Yah? Yah? Yah?
Iya, iya, iya! jawab Acya.
Masih sewot ya? Nggak niat bener maafnnya?
Maafn dong, kan gue becanda. Galak amat sih? Ke-
napa? Lagi dapet yaaa? ledek Yoga.
Ah, enggak! Apaan sih lo?! kata Acya malu. SIA-
LAN!!, batinnya.
Yah kan kata majalahnya adek sepupu gue, kalo
mau, lagi atau abis dapet tuh cewek biasanya jadi bad
mood, galak, emosional, ketus, jutek, terus Kali-
mat Yoga dipotong oleh Acya.
UDAH! UDAH! MENDINGAN SEKARANG GUE
MULAI NGAJARIN LO AJA! bentak Acya. Yoga ter-
tawa nyaring.
Selalu saja seperti ini setiap harinya. Yoga. Yoga
adalah salah satu dari teman dekat Acya semenjak
Mint Chocolote Chips
62
kelas satu SMA. Enam teman dekat Acya itu me-
mang nyentrik-nyentrik dan memiliki kelebihan mau-
pun kekurangan masing-masing, begitu juga dengan
Yoga.
Si Yoga ini bisa dibilang teramat sangat mencintai
diri sendiri. Kalau di jaman sekarang istilahnya nar-
sis. Dia punya rasa percaya diri yang kelewat tinggi
(kalau orang lain pede sejuta, kalau Yoga pede tujuh
belas juta). Sama aja kayak kadar narsismenya yang
kelewatan. Dia adalah Ketua OSIS. Orangnya bisa
dibilang keren. Standar lah. Cowok favorit di Jakarta
tuh modelan yang kayak gimana sih. Tinggi, ganteng,
keren, karismatik, ramah, murah senyum, jago bas-
ket.
Di sekolah bisa dibilang Si Yoga ini adalah salah
satu manusia ternyentrik. Selain kepedean dan narsis
(Yogas Favourite Quote: Lebih baik kepedean dari-
pada minder), Yoga itu juga korban iklan banget. Dia
hafal semua iklan yang lagi ngetren. Dan kalimat-kali-
matnya sering dipraktekkan dalam kehidupan sehari-
hari. Kayak waktu lagi pemilihan Ketua OSIS
Saya, Krisna Daniswara, akan menyerahkan ja-
batan dan seluruh tanggung jawab saya kepada Ke
tua OSIS terpilih Adhyoga! ujar Kak Krisna, siswa
kelas tiga yang merupakan Ketua OSIS saat itu.
Mendengar namanya disebut, Yoga langsung
Mint Chocolote Chips 6S
memasang tampang sok kaget dan nganga nggak
percaya. Hening. Padahal semua warga sekolah su-
dah ingin tertawa sekencang mungkin. Yoga persis
Spongebob Squarepants! Gantengganteng gitu ter
nyata gila juga, batin anakanak kelas satu.
Kakak BECANDA KAN?! ujar Yoga sambil me-
nirukan sebuah iklan permen lolipop. Semua warga
sekolah asli ketawa!
Belum lagi waktu Yoga tiba-tiba datang ke kantin.
Ia berhasil membuat tukang minuman di kantin ter-
tawa terbahak-bahak nggak habis-habis.
Mas, Tehbotol satu dong pinta Acya. Bera-
pa?
Seribu lima ratus, jawab penjual minuman itu.
Hai, manisss sapa Yoga.
Elo nyapa siapa? tanya Acya dengan polos me
ngingat di sekelilingnya tidak ada siapapun selain di
rinya, Yoga, dan tukang minuman.
Gue nyapa siapa? Jelas elo lah! jawab Yoga.
Pikirlah pake otak usul Yoga sambil menunjuk
pelipisnya. Eh, beli apaan lo?
Tehbotol, jawab Acya.
Tibatiba, nggak ada angin, nggak ada hujan, ng-
gak ada badai, nggak ada banjir
Lirikan matammuuuu. Yoga menyanyikan se-
buah jingle iklan. Acya udah benerbener pengen
Mint Chocolote Chips
64
ketawa, tapi ditahan. Waktu Yoga melihat minuman
yang akan Acya bayar, dia langsung bilang gini,
Mana mannnnntap??? tanya Yoga waktu Acya
baru akan merogoh sakunya. Acya langsung sete
ngah bingung, tapi pengen ketawa juga. Si penjual
minuman mengambilkan sebotol minuman soda dan
meletakkannya persis di depan Acya. Mantap pili-
hannya Begitupun aku lanjut Yoga sambil lirik
lirik ke Acya. Seribu tigaratus, bunga kuberiiiiii
Baru Yoga beraksi, dia sudah mulai kebingungan
mencari bunga. Anakanak yang menonton masih
terdiam melihat aksi cowok gokil itu. Lhoooo Mana
bunganya??? tanya Yoga. Anakanak langsung
ketawa semua. Tenang tenang Belom selesai
ujar Yoga. Seribu tigaratus?? Pasti kubayar lanjut
Yoga disambung dengan bertepuk tangan sendiri dan
memberikan selembar limaribuan. Dasarrrr!!!
Ada satu kisah lagi. Waktu itu Yoga akan memesan
susu cokelat dingin di kantin. Pemilik kios itu memang
orang Sunda. Jadi, logat Sundanya kental sekali.
Panggilannya si Akang. Yah, namanya juga orang
Sunda. Si Akang sedang mengaduk susu cokelat di-
ngin pesanan dengan sendok saat Yoga mengham-
pirinya.
Kang, itu apaan? tanya Yoga sok bego sambil
menunjuk ke arah gelas tadi.
Mint Chocolote Chips 66
Ini teh susu, jawab si Akang.
Mana tehnya? tanya Yoga lagi dengan nada
kekanakkanakan. Terang aja si Akang bingung.
Kamu mau pesen susu juga? tawar si Akang.
Mau, tapi nggak pake teh! jawab Yoga, masih
dengan nada yang tadi. Si Akang jadi ketawa.
Kesimpulannya, yang namanya Yoga memang
eksentrik. Yoga memang terkadang terlihat terlalu ce-
ria dan hiperaktif, tapi Yoga masih punya kepribadian
lain yang disembunyikan. Dan Acya benar-benar in-
gin tahu sisi diri Yoga yang satu itu.
Orangtua Yoga sudah bercerai sejak ia kecil. Wak-
tu SMP, ibunya pindah ke Inggris karena ditugaskan
mengajar di sebuah universitas. Ayahnya sudah tidak
pernah mengunjungi Yoga sejak Yoga masih sangat
kecil. Hal itu membuat Yoga sensitif dan emosional,
walaupun sebenarnya ia ingin menyembunyikan
semua itu. Yoga gampang marah, tapi ia selalu ber-
hasil menahan amarahnya di dalam hati. Yoga benar-
benar nggak mau menjadi seperti ayahnya yang tidak
bertanggung jawab, maupun ibunya yang workaholic,
sampai meninggalkan anaknya segala demi suatu
pekerjaan. Yoga tau, tempat ibunya bekerja adalah
sebuah UK, tapi nggak harus sampai meninggalkan
anak satu-satunya kan? Yoga selalu tampil ceria di
sekolah, tapi Acya tetap melihat kemurungan Yoga
Mint Chocolote Chips
66
yang kadang tertutup oleh tawa renyahnya, dan se-
nyum ramahnya.
Hampir setiap malam Yoga selalu menghubungi
Acya, apalagi kalau ada PR. Yoga kadang-kadang
emang agak telat mikirnya. Acya mengetahui hal itu
karena setiap selesai dijelaskan, Yoga pasti bilang:
Ooh, gitu doang?! Gampang amat! Gitu sih gue juga
udah bisa dari tadi!
Sementara Acya sendiri, punya hidup yang bisa
dibilang cukup terbalik dari kehidupan Yoga. Acya itu
orangnya terbuka dan gampang beradaptasi dengan
teman baru. Keluarganya juga sempurna-sempurna
aja. Serese-resenya Reno, tetap aja baik. Orangtua
Acya juga akur walaupun selisih paham kadang-
kadang ada.
Acya punya lima teman dekat di sekolah selain
Yoga. Yaitu Reva a tempramental girl, Kiff the
goodlooking racer, Eci the easygoing and full of
happiness girl, Tama a fatkungfuboywannabe,
dan Daina the prettiest, loveliest and girlish one.
Semuanya nyentrik. Semuanya punya kelebihan tapi
punya kekurangan juga. Semua juga punya kisah
tersendiri, tapi Acya siap menerima mereka semua
(and of course Yoga too) apa adanya, dengan segala
kekurangan dan kelebihan mereka.
Mint Chocolote Chips 67
Halo, bisa bicara dengan Yoga? ujar Acya.
Dari mana ini? tanya seseorang di seberang sana.
Acya, jawab Acya singkat.
Ooh, Non Acya. Sebentar ya, Non, ujarnya.
Iya, kata Acya lagi.
Mas Ada telfun dari Non Acya!
Assalamualaikum, Ibu sapa Yoga.
Waalaikumsalam, Bapak jawab Acya.
Kenapa? tanya Yoga.
Nggak. Pengen ngobrol aja. Eh, tadi elo liat TB
(baca: Tebe) nembak Risya nggak? tanya Acya.
Tentu liat! Kan TB gue yang ngajarin tuh bisa se-
romantis itu, kata Yoga pamer.
Bohong, ujar Acya pelan. Nggak mungkin lah!
Dih! Nggak percaya dibilangin ama yang kerenan!
TB tuh manusia dugem, nggak bakalan bisa ngelakuin
hal yang sweet kayak gitu kalo nggak ada yang ngaja-
rin. Kalo gue, itu baru mungkin! balas Yoga.
Beggh! Sweet?! Mimpi aja kali lo ledek Acya.
Tuh kan?! Ah, norak lo! timpal Yoga bete.
Ya maap deh. Eh, gue lagi nginget-nginget jaman-
nya kita kelas satu awal-awal nih. Gue inget waktu elo
gebuk-gebukan ama Reva. Itu kenapa sih? Gue lupa
deh, kata Acya.
Itu gara-garanya kan gue lagi ngobrol-ngobrol
sama lo soal masalah kenapa elo nggak suka makan
Mint Chocolote Chips
68
pake sambel. Terus kan Si Reva nanya kita lagi ngo-
mongin apaan. Abis itu pas elo ceritain, Si Reva nggak
percaya. Katanya gue gila lah, nggak mungkin bisa
sedetil itu. Katanya soal gue juara debat jaman SMP
boongan lah, soalnya nggak mungkin, dari tampang
gue aja udah nggak ada tampang anak masa depan
cerah, katanya. Abis itu ya gue marah dong. Gue bi-
lang, pinter tuh kan nggak dari tampangnya. Ya abis itu
gue gebuk-gebukan sama dia. Tapi Reva curang tuh,
masa waktu dia udah hampir gue banting malah lari
ke kamar mandi cewek. Mana berani gue masuk situ?
ujar Yoga. Acya ngakak. Yeee, ini anak malah ketawa.
Elo sarap, sedeng, apa sinting sih? tanya Yoga.
Ah, enggak, enggak. Lucu aja ngingetnya. Haha-
hahaha! Acya kembali tertawa. Oh yah, gimana elo
sama Tama, udah baikan? tanya Acya.
Nggak akan! Si Tama tuh brengseeeek!!!! Kena-
pa sih dia mesti ngeledek-ngeledek keluarga gue?!
Gue kirain dia itu temen gue, taunya enggak! Sialan,
tuh orang! teriak Yoga. Yoga diam. Kemudian ia me-
nyanyikan lagu Simple Plan favoritnya, So thank you
for showing me that best friends cannot be trusted.
And thank you for lying to me. Your friendship. The
good times we had. You can have them back
6