You are on page 1of 17

abses mammae Diposkan oleh Dewi Citra Maria di 00.

50

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada saat ini penyakit peradangan payudara sangat merajala lela pada kalangan wanita khususnya pada wanita yang masih pertama kali hamil. Penyakit yang menyerang payudara ternyata tak hanya kanker payudara saja. Ada penyakit lain yang tak kalah berbahayanya yaitu abses mammae. Abses mammae ini biasanya diderita oleh ibu yang baru melahirkan dan menyusui. Radang ini terjadi karena si ibu tidak menyusui atau puting payudaranya lecet karena menyusui. Kondisi ini bisa terjadi pada satu atau kedua payudara sekaligus. ABSES MAMMAE merupakan istilah medis untuk peradangan payudara. Gejalanya antara lain payudara memerah, terasa sakit serta panas dan membengkak. Bila semakin parah, maka suhu tubuh meningkat hingga lebih dari 38 derajat Celcius dan timbul rasa lelah yang sangat. Abses ini biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami abses mammae pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan. RUMUSAN MASALAH Dalam pembahasan tentang abses payudara, penyusun menentukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. apa definisi dari abses payudara ? 2. apa saja penyebab abses payudara ? 3. bagaimana penatalaksanaan dari abses payudara ? 1.3. TUJUAN PEMBAHASAN Tujuan Umum Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada abses mammae b. 1. 2. 3.

1.2

a.

pasien denan

Tujuan Khusus Mahasiswa mampu mengetahui pengertian abses mammae Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab abses mammae Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul pada pasien abses mammae 4. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada pasien dengan abses mammae

BAB II LANDASAN TEORI A. DEFINISI Abses payudara adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih inilah yang mengisi rongga tersebut. Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan terdorong. Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses. Hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah didalam, maka infeksi bisa menyabar di dalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit, tergantung pada lokasi abses.

B.

ETIOLOGI Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang normal (Staphylococcus aureus). Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu). Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan. Pada wanita pasca menopause, infeksi payudara berhubungan dengan peradangan menahun dari saluran air susu yang terletak di bawah puting susu. Perubahan hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatan saluran air susu oleh sel-sel kulit yang mati. Saluran yang tersumbat ini menyebabkan payudara lebih mudah mengalami infeksi. Suatu Infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa cara :

Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka dari tusukan jarum tidak steril. Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain. Bakteri yang dalam keadaan normal, hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses. Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika : Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi. Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang. Terdapat gangguan system kekebalan. Abses Payudara merupakan komplikasi yang terjadi akibat adanya infeksi payudara. Infeksi ini paling sering terjadi selama menyusui, akibat masuknya bakteri ke jaringan payudara. Peradangan atau infeksi payudara atau yang disebut mastitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, perembesan sekresi melalui fisura di putting, dan dermatitis yang mengenai putting. Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan dikulit (biasanya pada putting susu). Abses payudara bisa terjadi disekitar putting, bisa juga diseluruh payudara. C. GEJALA Gejala dari abses tergantung pada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ atau syaraf. Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara diantaranya : Tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah, panas jika disentuh, membengkak dan adanya nyeri tekan). Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis. Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise. Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah) Gatal-gatal Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena.

D.

PATOFISIOLOGI Luka atau lesi pada putting terjadi peradangan masuk (organisme ini biasanya dari mulut bayi) pengeluaran susu terhambat produksi susu normal penyumbatan duktus terbentuk abses. Abses dikulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses dalam seringkali sulit ditemukan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika tidak sedang menyusui, bisa ditemukan mammografi atau biopsy payudara. Pada penderita abses biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih. Untuk menentukan ukuran dari lokasi bses dalam, bisa dilakukan pemeriksaan roentgen, USG atau CT scan. Suatu abses seringkali membaik tanpa pengobatan, abses pecah dengan sendirinya san mengeluarkan isinya. Kadang abses menghilang secara perlahan karena tubuh menghancurkan infeksi yang terjadi dan menyerap sisa-sisa infeksi. Abses tidak pecah dan bisa meninggalkan benjolan yang keras.

E.

PENANGANAN Adapun penanganan untuk absees diantaranya adalah : Untuk meringankan neri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan dikelaurkan isinya dengan insisi. Insisi bisa dilakukan radial dari tengah dekat pinggir areola, ke pinggir supaya tidak memotong saluran ASI. Suatu abses tidak memliki aliran darah, sehingga pemberian antibiotic biasanya sia-sia. Antibiotic bisa diberikan setelah suatu abses mongering dan hal ini dilakukan untuk mencegah kekambuhan. Antibiotic juga diberikan jika abses menyebarkan infeksi ke bagian tubuh lainnya. Dapat diberikan parasetamol 500mg tiap 4 jam sekali bila diperlukan. Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15 20 menit, 4 kali/hari. Sebaiknya dilakukan pemijatan dan p emompaan air susu pada payudara yang terkena untuk mencegah pembengkakan payudara. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya acetaminophen atau ibuprofen) karena kedua obat tersebut aman diberikan untuk ibu menyusui dan bayinya.

BAB III KASUS Jakarta - Kelahiran buah hati tentulah membawa berjuta-juta kebahagiaan. Tapi hati-hati! Ada bahaya mengancam sang ibu. Yaitu terjadi abses mammae. Inilah yang diderita Ny.Maria Phasa hingga iatidak ingin selalu menyusui bayinya setiap kali ia melihat bayinya.setiap kali ia menyusui banyinya ia merasa kesakitan pada payudaranya..Perempuan kelahiran 15 januari 1984 ini sebenarnya sangat ingin sekali menyusui bayinya,dan dia memeriksakan sakitnya ke RS setempat,dan dokter mengatakan dia menderita abses mammae,dan dianjurkan untuk segera diinsisi ..

BAB IV TINJAUAN KASUS

I.

PENGKAJIAN

Dilakukan pada hari kamis tanggal 20 Desember 2010 di RS Budi, Jakarta jam 10.00 WIB. I. DATA SUBYEKTIF Biodata Nama istri : Ny. M Umur : 26 th Agama : Katolik Pendidikan : SMA Suku/Bangsa Pekerjaan Kawin Umur kawin

Nama suami Umur Agama Pendidikan

: Tn. R : 31thn : katolik : SMA :Indonesia : Wiraswasta : kawin : 26 thun

: Indonesia Suku/Bangsa : Ibu rumah tangga Pekerjaan : kawin Kawin : 21 thun Umur kawin

Lama kawin Alamat

: 5 tahun : Jakarta Barat

Lama kawin Alamat

: 5 tahun : Jakarta Barat

v Keluhan Utama Klien mengatakan payudaranya terasa sakit dan membengkak sehingga tidak bisa menyusui bayinya.

v Riwayat Menstruasi a. Menarche Umur : 14 Tahun b. Siklus : 28 hari c. Lamanya : 7 Hari d. Banyaknya : Hari ke 1 2 = 3 Kotek penuh per hari Hari ke 4 7 = 2 kotek penuh per hari e. Konsistensi : Hari ke 1 2 = kental ada gumpalan Hari ke 4 7 = encer dan tidak ada gumpalan f. Warna : Hari ke 1 2 = Merah Tua Hari ke 3 6 = merah segar g. Bau : khas, tidak berbau busuk menorhoe : Ada biasanya pada hari pertama tidak selalu terjadi, rasa nyeri pada perut yang masih normal tidak sampai menyebabkan pingsan i. Flour Albus : Sebelum dan sesudah menstruasi, tidak bau j. HPHT : 15-3-2010 k. HPL : 22-12-2010 l. UK : 9 bulan v Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas 4 RIWAYAT PERSALINAN, NIFAS SEKARANG Persalinan Nifas KB tidak

Sumi Hamil L H Tempat Lama ke ke / UK / Penolong penyulit Kelainan persalinan nifas P M 1 1 L 9 bln H BPS Bidan 7 hari Abses mamae

Um ana menyusui sekar tidak

7h

v Riwayat persalinan saat ini Persalinan berlangsung normal tanpa indikasi ditolong oleh bidan rinda. Bayi lahir tanggal 13 Desember 2010, jam 13.00 WIB. Jenis kelamin laki-laki. BB 3000 gram PB 48 cm, AS 6-8, tidak ada kelainan konginental, anus ada. v Riwayat imunisasi Imunisasi : imunisasi TT sebelum menikah 1 kali dan TT kedua setelah kehamilan 2 minggu Obat-obatan : Fe, Kalk. Vitamin He Kebutuhan nutrisi ibu hamil, seperti : Dianjurkan minum susu hamil

Banyak makan buah-buahan Perlunya ANC atau pemeriksaan kehamilan yang rutin, untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin Kegunaan pemberian imunisasi TT yaitu mencegah terjadinya infeksi tetanus Personal hygiene v Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan yang lalu 1. Apakah pernah menderita penyakit menular? Tidak ada penyakit menular seperti Hepatitis, Aids, PMS (penyakit menular seksual), Typoid. 2. Apakah pernah menderita penyakit menurun? Tidak ada penyakit menurun ( Herediter ) seperti Diabetes Melitus ( DM ), hipertensi 3. Apakah pernah menderita penyakit menahun? Tidak ada penyakit menahun (kronis) seperti TBC, Asma. 4. Apakah pernah menderita infeksi virus? Tidajk pernah menderita infeksi virus lain Seperti TORCH ( Toksoplasmosi Rubela Citomegalovirus ) 5. Apakah klien pernah mempunyai alergi terhadap makanan/minuman,obat-obatan? Tidak ada riwayat alergi terhadap obat atau makanan tertentu. 6. Apakah pernah mengalami kecelakaan/operasi: IYA/TIDAK? Tidak pernah kecelakaan atau operasi Riwayat kesehatan suami atau keluarga 1. Apakah pernah menderita penyakit menurun? Tidak ada penyakiit herediter atau keturunan. Contoh : DM (Diabetes mellitus), Hipertensi. 2. Apakah pernah menderita penyakit menular? Tidak ada penyakit menular Contoh : Hepatitis, AIDS, Tipoid 3.Apakah pernah menderita infeksi virus? Tidak ada virus lain Torch ( Toksoplasmosi Rubela Citomegalovirus ) 4. Apakah pernah menderita penyakit menahun? Tidak ada penyakit Menahun Contoh : Asma, TBC 5.Apakah pernah mengalami kecelakaan/operasi: IYA/TIDAK? Tidak pernah kecelakaan atau operasi v Keadaan Psiko-Sosial-Budaya Psiko Klien mengatakan ini kehamilan pertama,kehamilan diharapkan tetapi klien merasa sedih karena tidak bisa menyusui bayinya. Sosial Hubungan klien dengan suami, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitar baik. Klien tinggal bersama suami. Dalam mengambil keputuisan saling memberi masukan secara bijaksana Budaya Klien ada kebiasaan minum jamu atau pantangan makanan yang berbau amis.

v Pola kegiatan sehari-hari Pola Nutrisi a. Selama hamil Makan : 3 x 1 hari dengan menu nasi, sayur-sayuran, lauk pauk,tahu,tempe,daging/ikan dan buah. Porsi : 1 piring Minum : Air putih : 6 gelas / hari Teh hangat : 1 gelas / hari (pagi hari) b. Selama nifas Makan : 2 x per hari dengan menu nasi, sayur-sayuran, lauk pauk (tahu dan tempe) dan buah. Porsi : 1 piring Minum : Air putih : 7 Gelas / hari Susu : 2 gelas / hari (untuk ibu hamil) Pola eliminasi a. Selama hamil : 1 kali / hari rutin : 5 Kali / hari b. Selama nifas : 1 Kali / hari : 9 Kali / hari Pola aktivitas a. Selama hamil Klien melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri Nyapu Ngepel Mencuci piring Mencuci baju b. Selama nifas Klien melakukan kegiatan hanya memasak Pola istirahat a. Selama hamil Siang : Tidur siang 2 jam,mulai 11.30-13.30 WIB Malam : Tidur malam 8 jam,mulai 21.00-05.00 WIB b. Selama nifas Siang : Tidur siang 3 jam,mulai 11.00 - 14.00 WIB Malam : Tidur malam 10 jam , mulai 20.00 06.00 WIB Pola Personal Hygene a. Selama Hamil Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 3 kali sehari, cuci rambut 1 kali / 2 hari, ganti pakaian dalam 2 kali sehari, ganti celana 2 x /hari. b. Selama nifas Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 1 kali sehari, cuci rambut 1 kali /2 hari, ganti pakaian dalam 2 kali sehari, ganti celana 3 x/hari. Pola Seksualitas a. Selama hamil

BAB BAK BAB BAK

Karena merasa tidak nyaman, takut terjadi keguguran, akan hal-hal yang dapat membahayakan kandungannya seperti kecacatan. b. Selama nifas Belum pernah melakukan hubungan seksual. v Ketergantungan Selama hamil Klien tidak pernah ketergantungan dengan obat-obatan tertentu, tidak minum jamu-jamuan II. DATA OBYEKTIF Kedaan umum Kesadaran Postur tubuh Cara berjalan Tinggi Badan Berat badan sekarang Lila

: lemas : Composmentis/sadar : normal : tegak : 157 cm : 49 Kg : 24 cm

v TTV (Tanda Tanda Vital) Suhu : 38 C Nadi : 70-80 x per menit normalnya Tekanan darah : 110 / 70 mmHg Respirasi : 20 x per menit v Pemeriksaan Fisik pala : Tekstur rambut, warna hitam dan tidak bercabang, tidak ada kutu, ada ketombe, tidak ada lesi, tidak ada benjolan. Muka : Tidak Pucat, tidak oedema, tidak ada chloasma gravidarum. ta : Simetris, conjungtiva merah muda, palpebra tidak oedema, sclera putih keabu-abuan. dung : Simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung. lut dan gigi : Bibir simetris, gigi tampak kotor, tidak ada ingus, tidak ada caries, gusi tidak ada ginggivitas, tidak ada stomatitis. elinga : Simetris, Tidak ada OMP, bersih, tidak ada serumen. her : Tidak ada bekas operasi, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena juguraris, tidak ada pembesaran kelenjar lymfe. yudara : Tidak Simetris terjadi pembengkakan, payudara berwarna merah, terdapat pus. ksila : terdapat benjolan. domen : tidak ada bekas luka SC netalia : Genetalia bersih, lochea berwarna merah nus : Bersih, tidak ada luka dan tidak ada hemoroid. strimitas atas : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada penyakit kulit, kuku bersih strimitas bawah : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada penyakit kulit, kuku bersih v Palpasi her : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis. ayudara : payudara membengkak,terjadi nyeri tekan bdoment : TFU : 2-3 jari dibawah pusat v Auskultasi ada : Bunyi jantung normal, pernapasan teratur, jelas erut : tidak dilakukan Kesimpulan : Ny . M, K/U lemah, P1001, Post partum hari ke 7 dengan abses mamae

IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH DATA DASAR DS : Klien mengatakan bahwa setelah bayi lahir tidak bisa menyusui bayinya dikarenakan payudaranya sakit dan membengkak. DO : Keadaan umum : lemah Kesadaran : composmentis v TTV (Tanda Tanda Vital) Suhu : 38 C Nadi : 70-80 x per menit Tekanan darah : 110 / 70 mmHg Respirasi : 20 x per menit Abdoment : TFU: 2-3 jari dibawah pusat payudara : tidak simetris,terjadi pembengkakan payudara sebelah,terdapat pus,terdapat nyeri tekan.

DIAGNOSA / MASALAH Diagnosa P 1001, Postpartum hari ke 7dengan abses mamae.

IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL Kebutuhan ASI bayi terpenuhi. Bengkak dan sakit pada mamae ibu berkurang IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA KONSULTASI DAN KOLABORASI Berkolaborasi dengan dokter anak dan dokter SpOG

VI. VII INTERVENSI, IMLPEMENTASI, EVALUASI Dx/Mx/Keb. Tujuan / kriteria INTERVENSI keberhasilan Dx: Tujuan : 1. BHSP P 1001, Setelah dilakukan asuhan Rasional : Postpartum hari Terjalin hubungan terapeutik ke 7dengan abses Kriteria :pembengkakan dan sakit pada payudara dapat antara petugas dengan klien mamae teratasi. 2Jelaskan keadaan ibu sekarang TTV : Rasional : Dengan mengetahui keadaanya TD : 110/70-120/80 mmHg saat ini kx akan mengurangi N : 60-100 x /menit kecemasan ibu dan ibu tau penyebab penyakitnya S: 38C 3 Yakinkan suami atau kelurga RR: 16-20 x /menit untuk selalu memperhatikan ibu Rasional: Dengan memberikan perhatian lebih pada ibu maka kejiwaan ibu akan lebih tenang 4 Kompres air hangat payudara selama 15-20 menit, 4x sehari Rasional: Untuk mengurangi nyeri

5 6.

Berikan obat pereda nyeri Rasional: Untuk mengurangi nyeri Berikan paracetamol 500 mg tiap 4 jam sekli Rasional : Untuk menurunkan suhu tubuh

Lakukan insisi payudara pada px. 7.Rasional : Untuk mengeluarkan pus,mengurangi nyeri, dan mempercepat penyembuhan Kolaborasi dengan tim gizi dalam 8 pemberian diit Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Kolaborasi dengan tim medis Rasional : Untuk menentukan terapi berikutnya

IMPLEMENTASI Tanggal : 20-12-2010 / Pkl. 10.00 WIB Dx/Mx/Keb. Implementasi Dx: 1. Melakukan komunikasi terapiutik kepada ibu dengan P1001 post bahasa yang partum hari Sopan agar ibu mau mengatakan semua keluhan yang ibu ke 7dengan Abses rasakan mamae 2. Menjelaskan keadaan ibu sekarang bahwa keadaanya harus segara diobati dan memerlukan perawatan 3. Meyakinkan suami atau memperhatikan keluarga. keluarga untuk selalu

4 5.. 6. 7. 8.

Mengompres payudara selama 15 20 menit, 4x sehari Memberikan obat anti nyeri pada px Memberikan parasetamol 500 mg setiap 4 jam sekali Melakukan tindakan insisi pada payudara px Melakukan kolaborasi dengan tim gizi Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi berikutnya

9.

VII EVALUASI Tanggal : 21-12-2010 / Pkl. 15.00 WIB Diagnosa/Mslh/Kebt. Evaluasi Dx: S : Klien mengatakan payudaranya sakit dan P1001, post partum membengkan hari O : k/u : cukup ke 7 dengan abses ibu bisa diajak komunikasi dengan baik mamae A : P1001, post partum hari ke 7dengan abses mammae P : - Beri dukungan emosi ibu - Yakinkan suami dan keluarga untuk selalu memperhatikan ibu - Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi Evaluasi Tgl 22-12-2010, jam 08.00 WIB : Klien mengatakan payudaranya masih sakit dan bengkak

Dx : P1001, post partum hari ke 8 dengan abses mamae.

O A P

: k/u cukup ibu bisa diajak komunikasi dengan baik : P1001, post partum hari ke 10dengan abses mammae : Beri dukungan pada ibu Yakinkan pada suami dan keluarga untuk selalu memperhatikan ibu Kolaborasi dengan tim medisdalam pemberian terapi

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih inilah yang mengisi rongga tersebut. Biasanya abses disebabkan melalui beberapa cara : Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka dari tusukan jarum tidak steril. Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain. Bakteri yang dalam keadaan normal, hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses. Sedangkan Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara diantaranya : Tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah, panas jika disentuh, membengkak dan adanya nyeri tekan). Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis. Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise. Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah) Gatal-gatal Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena. Adapun penanganan untuk absees diantaranya adalah : Untuk meringankan neri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan dikelaurkan isinya dengan insisi. Suatu abses tidak memliki aliran darah, sehingga pemberian antibiotic biasanya sia-sia. Dapat diberikan parasetamol 500mg tiap 4 jam sekali bila diperlukan. Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15 20 menit, 4 kali/hari. Sebaiknya dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri. B. Saran dan Kritik Penulis dalam penyusunan makalah ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam kesempurnaan makalah ini, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca selalu penulis harapkan demi penyusunan makalah-makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anemous www.google.com abses payudara 2. Diakses pada Tanggal 28 Desember 2008 Pukul 16.00 WIB 3. Soedigmarto, M.Prof.1979. Perawatan Ibu.Surabaya 4. Pardoko R.H.dr.MPH. 1978. Perawatan Anak di Pusat Kesehatan. Surabaya 5. Taber Ben-Zion, MD. 1994. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jakarta: EGC.
http://marsupilami13.blogspot.com/2013/04/abses-mammae_8.html

You might also like