You are on page 1of 4

ATURAN JADWAL KERJA PERAWAT Perawat merupakan tenaga kesehatan yang dominan di rumah sakit baik dari segi

jumlah maupun keberadaanya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Menurut hasil Lokakarya Keperawatan Nasional tahun 1983 yang ditulis oleh Sri Praptianingsih (2005) keperawatan adalah Suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psikososio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, dan masyarakat baik yang sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus hidup manusia. 1. Dalam keperawatan fungsi perawat terdiri dari tiga fungsi independen, interdependen, dan dependen. a. Fungsi independen perawat adalah perawat tidak memerlukan perintah dokter. Tindakan perawat bersifat mandiri dengan berdasarkan ilmu tindakan keperawatan. b. Fungsi interindependen perawat adalah tindakan perawat berdasarkan pada kerjasama dengan tim perawatan atau tim kesehatan. c. Fungsi dependen perawat adalah perawat bertindak membantu dokter dalam memberikan pelayanan medik. 2. Sedangkan peranan perawat antara lain: a. Pelaksana palayanan perawatan. b. Pengelola; perawat bertanggung jawab dalam hal administrativf pengelolaan pelayanan perawatan baik di masyarakat maupun dibalam institusi. c. Pendidik; perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan kesehatan. d. Peneliti; perawat melakukan penelitian keperawatan untuk mengembangkan ilmu dan praktek keperawatan, dan ikut berperan serta aktif dalam kegiatan penelitian di bidang kesehatan. 3. Penjadwalan Perawat Di dalam rumah sakit keputusan yang paling penting yang harus dibuat diantaranya adalah perencanaan kebutuhan dan penjadwalan perawat. Ada tiga hal yang berkaitan dengan proses dan pengambilan keputusan perencanaan kebutuhan dan penjadwalan perawat yaitu:

a. Staffing Decision : Yaitu merencanakan tingkat atau jumlah kebutuhan akan perawat prakualifikasinya. b. Scheduling decision : Yaitu menjadwalkan hari masuk dan libur juga shift. Shift kerja untuk setiap harinya sepanjang periode penjadwalan dalam rangka memenuhi kebutuhan mnimum tenaga perawat yang harus tersedia. c. Allocation Decision : Yaitu membentuk kelompok perawat untuk dialosikan ke shift-shift atau hari-hari yang kekurangan tenaga kibat adanya variasi demand yang tidak diprediksi, misalnya absennya perawat. 4. Karakteristik Penjadwalan perawat Menurut Warner (1976) seperti yang dikutip oleh Jaumard (1998) penjadwalan perawat memiliki karakteristik yang penting, antara lain: a. Coverage : Jumlah perawat dengan berbagai tingkat yang akan ditugaskan sesuai jadwal berkenaan dengan pemakaian minimum personel perawat tersebut. b. Quality : Sebuah alat untuk menilai keadaan pola jadwal. c. Stability : Bagaimana agar seseorang perawat mengetahui kepastian jadwal libur masuk untuk beberapa hari mendatang dan supaya mereka mempunyai pandangan bahwa jadwal ditetapkan oleh suatu kebijaksanaan yang stabil dan konsisten, seperti weekend policy, rotation policy. d. Flexibility : Kemampuan jadwal untuk mengantisipasi setiap perubahan-perubahan seperti pembagian fulltime, part time, rotasi shift dan permanen shift. e. Fairness : Alat untuk menyatakan bahwa tiap-tiap perawat akan merasa diberlakukan sama. f. Cost : Jumlah resource yang dikonsumsi untuk penyusunan maupun operasional penjadwalan. 5. Model Sederhana Penjadwalan Perawat di Rumah Sakit Rumah sakit merupakan instansi yang memiliki kesibukan kerja yang sangat tinggi. Kesibukan ini akan lebih tampak pada ruangan unit IGD, rawat inap dimana pada ruangan ini pengaturan seluruh sumber daya yang meliputi dokter, perawat, kendaraan ambulan, obatobatan sampai pengaturan shift jaga harus dioptimalkan.

Misalkan pada suatu ruang di sebuah rumah sakit waktu jaga perawat dalam sehari dibagi kedalam 3 shift, yaitu shift pagi, sore dan shift malam. Penjelasan untuk masing-masing shift adalah sebagai berikut : 1) Shift pagi a. Kebutuhan dalam 1 hari = 7 jam kerja b. Durasi waktu = antara pukul 7.00 pagi s.d 14.00 sore 2) Shift sore a. Kebutuhan dalam 1 hari = 7 jam kerja b. Durasi waktu = antara pukul 14.00 sore s.d 21.00 malam 3) Shift malam a. Kebutuhan dalam 1 hari = 10 jam kerja b. Durasi waktu = antara pukul 21.00 malam s.d 7.00 pagi dihari berikutnya. Dalam memenuhi kebutuhan perawat untuk seluruh shift, haruslah mematuhi peraturanperaturan yang ada pada rumah sakit. Karena banyaknya batasan-batasan dalam pembuatan jadwal, hal ini mengakibatkan hampir tidak ada solusi yang benar-benarfeasible untuk digunakan. Dalam prakteknya pasti terdapat pelanggaran-pelanggaran terhadap satu atau beberapa peraturan. Oleh karena itu, batasan-batasan model dibagi kedalam dua jenis yaitu : a. Kendala utama : Merupakan batasan-batasan yang merepresentasikan peraturan-peraturan kerja yang tidak boleh dilanggar. Contoh kendala utama adalah : Seorang perawat tidak dapat berjaga pada shift pagi, sore dan malam dalam secara berturut-turut. Setiap perawat tidak boleh ditugaskan pada lebih dari empat hari aktif kerja berturut-turut.

b. Kendala tambahan : Merupakan batasan-batasan yang merepresentasikan peraturanperaturan kerja yang sewaktu-waktu dapat dilanggar, namun sebisa mungkin pelanggaran terhadap kendala tambahan tersebut diminimalkan. Contoh kendala tambahan adalah : Setiap perawat tidak boleh ditugaskan pada dua shift malam berturut-turut. Setiap perawat tidak boleh ditugaskan pada tiga shift sore berturut-turut.

You might also like