You are on page 1of 5

1

Mari sholat berjamaah



` , _ ,` ` _ , ` , ,` . , ` . ,` , ' ,
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orang-
orang yang ruku (Al Baqarah : 43)


Jangan Sia-Siakan Shalat
Allah SWT berfirman:
- ` ,. . , ,.` ,` ` , ` . ,` . ' ` . - ` , ` , ` .
' , .` , , . - . , . , . ` .
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-
nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak
akan menemui kesesatan. kecuali orang yang bertaubat, beriman dan
beramal saleh. (QS.Maryam :59-60).

Ibnu Abbas RA berkata, Makna menyia-nyiakan shalat bukanlah
meninggalkannya sama sekali. Tetapi mengakhirkannya dari waktu yang
seharusnya.

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan, generasi yang menyia-
nyiakan shalat yaitu, kalau mereka sudah menyia-nyiakan shalat, maka
pasti mereka lebih menyia-nyiakan kewajiban yang lainnya. Karena
shalat itu merupakan tiang dien ini dan pilarnya, serta sebaik-baik
perbuatan hamba. Dan ditambah lagi (keburukan mereka) dengan
mengikuti syahwat dunia dan kelezatannya, senang dengan kehidupan
dan kenikamatan dunia. Maka mereka itu akan menemui kesesatan,
yaitu kerugian dihari kiamat. Rasulullah SAW telah bersabda:
` . - . . . , ` ` . ` , ` ,, ` ` , ` . -`, ` , .
, - , . - ` ` . . , _ -` , _ `
Amal yang pertama kali dihisab pada hari kiamat dari seorang hamba
adalah shalatnya. Jika shalatnya baik maka telah sukses dan
beruntunglah ia, sebaliknya jika rusak, sungguh telah gagal dan
merugilah ia. (Riwayat Tirmidziy dari Abu Hurairah ).

Rasulullah SAW bersabda:
. : ` . ` , , , ` ,` ` , , , ` -` , ` , ,
Sesungguhnya tali penghubung antara seseorang dengan syirik dan
kafir, adalah meninggalkan shalat (Riwayat Muslim, dari Jabir SAW)

2
Al Imam Al Lalikai Rahimahullah dalam Syarhu Itiqad Ahlus Sunnah Wal
Jamaah menyampaikan sebuah riwayat:
` ` ` , ` , ` , = ` -` ` . -` . ' . ` , .` , ,, .
` . ,` , ` , ` ` , ` .
Dari Abdullah bin Syaqiq Al aqli berkata: Para Shahabat Muhammad
SAW tidaklah menganggap suatu amalan yang bila ditinggalkan akan
menjadikan (dia) kafir selain shalat (Riwayat Tirmidzi dan Hakim
dengan sanad shahih)

Keutamaan Shalat Berjamaah
Wahai saudaraku, semoga Allah SAW merahmatimu,.....

Ketahuilah bahwa shalat yang lima waktu harus dikerjakan dengan
berjamaah. Hal itu karena Nabi SAW memerintahkan kita untuk shalat
berjamaah. Rasulullah SAW telah menjelaskan tentang keutamaan
shalat berjamaah, sebagaimana hadits dari Abu Hurairah RA, ia
berkata,Rasulullah SAW bersabda: Shalat seseorang dengan
berjamaah akan dilipatgandakan 25 kali lipat dari pada shalat yang
dilakukan di rumah dan di pasarnya. Yang demikian itu, apabila
seseorang berwudhu, ia menyempurnakan wudhunya, kemudian keluar
menuju masjid, tidak ada yang membuatnya keluar menuju masjid
kecuali untuk melakukan shalat. Tidaklah ia melangkahkan kakinya,
kecuali dengan satu langkah itu derajatnya diangkat, dan dengan
langkah itu dihapuskan kesalahannya. Apabila ia shalat dengan
berjamaah, maka malaikat akan senantiasa bershalawat atasnya,
selama ia tetap di tempat shalatnya (dan belum batal). Malaikat akan
bershalawat atasnya; Ya Allah berilah shalawat kepadanya. Ya Allah,
berikanlah rahmat kepadanya. Salah seorang diantara kalian tetap
dalam keadaan shalat (mendapatkan pahala shalat) selama ia menunggu
datangnya waktu shalat (Riwayat Bukhari No.471, Muslim No.649 ,272)

Dalam hadits lain dari shahabat IbnuUmar RA, bahwasanya Rasulullah
SAW pernah bersabda:
- _ `,,` , _` , . ` . ' - .
Shalat berjamaah itu lebih utama 27 derajat dari pada shalat
sendirian (Riwayat Bukhari No. 645, Muslim No.650 (249))

Rasulullah SAW sangat menganjurkan bagi laki-laki untuk mengerjakan
shalat dengan berjamaah di masjid dan menganjurkan para wanita
untuk shalat di rumahnya, karena rumah bagi wanita itu lebih baik. Hal
ini berdasarka sabda Rasulullah SAW: Shalat salah seorang dari kalian
(Wanita) di kamar tidurnya, lebih baik dari pada shalat di ruang
tamunya, shalat diruang tamunya lebih utama dari pada shalat di
rumahnya, shalat di rumahnya lebih utama dari pada shalat di masjid
3
kaumnya, dan shalat di masjid kaumnya lebih utama dari pada
shalatnya bersamaku (Riwayat Ahmad dengan sanad hasan)

Dalam hadits lain juga disebutkan:
= - = . ` ,` ` . , ` ` , ` ,` , - ` ` ,` ` ,` ,` , ,
Janganlah kalian melarang wanita-wanita hamba Allah dari masjid-
masjid Allah, akan tetapi rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka
(Riwayat Abu Dawud)

Rasulullah SAW selalu mengerjakan shalat berjamah di masjid, bahkan
ketika beliau J sedang sakit, hingga beliau J dipapah ke masjid untuk
mengerjakan shalat berjamaah.

Hukum Shalat Berjamaah Bagi Laki-Laki
Hukum Shalat berjamaah bagi laki-laki adalah wajib, berdasarkan
firman Allah SWT:
` , _ ,` ` _ , ` , ,` . , ` . ,` , ' ,
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orang-
orang yang ruku (Al Baqarah : 43)

Para Ulama berdalil dengan ayat ini, tentang wajibnya shalat
berjamaah. {Lihat Tafsir Ibnu Katsir I/190}

Juga berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas RA, dari Rasulullah SAW,
beliau bersabda:
', ` , . ` _ ` , _ ` . ` .
Barangsiapa yang mendengar adzan, kemudian ia tidak mendatanginya
(memenuhi panggilan untuk shalat,), maka tidak ada shalat baginya,
kecuali karena ada udzur (yang syari) (Riwayat Ibnu Majah No.793, Al
Hakim I/245, Baihaqi III/174, dengan sanad shahih)


Diantara udzur yang membolehkan kita untuk meninggalkan shalat
berjamaah adalah sakit, saat bepergian (safar), hujan yang sangat
lebat, cuaca yang sangat dingin, dan udzur lainnya yang dijelaskan oleh
syariat.

Rasulullah J tidak memberikan keringanan untuk meninggalkan shalat
berjamaah bagi orang yang buta dan tempat tinggalnnya jauh dari
masjid. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata;
Seorang laki-laki yang buta mendatangi Nabi SAW, lalu berkata;
Wahai Rasulullah, sungguh aku tidak mermiliki orang yang mau
mengantarkanku menuju masjid. Maka ia meminta keringanan kepada
Rasulullah untuk shalat dirumahnya, dan Nabi pun memberikan
4
keringanan baginya. Namun ketika orang itu beranjak, beliau
memanggilnya kembali dan bersabda; Apakah engkau mendengar suara
panggilan untuk shalat (Adzan)? Ia menjawab; Ya. Maka beliau
bersabda; Kalau begitu, penuhilah panggilan itu (Riwayat Muslim No.
653)

Pada kesempatan lain Rasulullah SAW pernah berniat membakar rumah
orang-orang yang tidak melakukan shalat berjamaah di masjid.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, dari Rasulullah SAW: Demi Allah
yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku sangat berkeinginan
untuk menyuruh orang-orang mengumpulkan kayu bakar sehingga
terkumpul kayu bakar tersebut. Lalu aku menyuruh mereka untuk
shalat, lalu dikumandangkan adzan untuk shalat itu, kemudian aku
menyuruh salah seorang diantara mereka untuk mengimami shalat
orang-orang, kemudian aku akan mendatangi orang-orang yang tidak
menghadiri shalat berjamaah, lalu saya akan bakar rumah-rumah
mereka (Riwayat Bukhari Muslim)

Shalat berjamaah wajib dilakukan di masjid, bukan dirumah. Karena
tujuan dibangunnya masjid adalah untuk di tegakannya shalat
berjamaah didalamnya. Sangat disayangkan sebagian kaum muslimin,
padahal ia sebagai donatur pembangunan masjid, pengurusnya, dan
bahkan mereka yang bergelar ustadz, tidak melakukan shalat berjamaah
di masjid.

Ibnu Masud RA pernah berkata;
-` , ` ` = _ , . ' ` ` , ` ..` , - . , . . .` , _
` , , `, , ` , ` , _` , = ., J ` , ` , ` , ` ` ` ` ,` , ,
` ,` ,. ` , , ` ` . - ` ` .`, ` , ` ,` ,` , ` ` ,` ` , . ` , ` ` , ,
` ` , ` , ` , ` ,` . ` , ` , ` ` ` ,` , ` , ,
Barangsiapa yang senang bertemu dengan Allah di hari kiamat kelak
dalam keadaan muslim, maka hendaklah ia menjaga shalat lima waktu
dimanapun ia diseru kepadanya. Sesungguhnya Allah telah
mensyariatkan kepada Nabi kalian sunnah-sunnah yang merupakan
petunjuk. Shalat lima waktu termasuk sunnah-sunnah yang merupakan
petunjuk. Seandainya kalian shalat dirumah kalian sebagaiamana orang
yang tertinggal ini shalat dirumahnya (Tidak berjamaah di masjid)
niscaya kalian akan meninggalkan sunnah-sunnah Nabi kalian.
Seandainya kalian meninggalkan sunnah-sunnah Nabi kalian, niscaya
kalian akan sesat.

Ibnu Masud juga berkata dalam hadits yang sama:
5
` ` ` , ` ` ` . ,` ` - , ,
Dan tidak ada yang meninggalkannya (shalat berjamaah) kecuali orang
munafiq yang telah jelas kemunafiqannya (Riwayat Muslim 654, 257,
Abu Dawud No. 550, NasaI II/108-109)

Di jaman shahabat, orang yang meninggalkan shalat berjamaah dimarahi
dan di tegur dengan keras oleh para Shahabat. Marahnya mereka (para
shahabat dan tabiin) adalah terhadap laki-laki yang sehat dan yang
jelas tidak memiliki udzur syari meninggalkan shalat berjamaah.

Kerasnya teguran mereka terkandung dalam ucapan shahabat Ibnu
Masud SAW, yaitu: Tidak ada yang meninggalkan shalat berjamaah,
kecuali orang munafiq yang telah jelas diketahui kemunafiqannya
(Riwayat Muslim No.654, 256)

Pada jaman para Shahabat, hanya orang munafiq yang meninggalkan
shalat berjamaah. Kalau datang waktu shalat subuh dan isya, mereka
enggan untuk hadir shalat berjamaah di masjid. Karena keadaan pada
waktu keduannya masih gelap, berbeda dengan shalat yang dilakukan di
siang hari, mereka ikut menghadirinya karena riya.

Konsekuensi yang terkandung dalam hal tersebut adalah jika ada
kepentingan yang berkaitan dengan pekerjaan kantor, perdagangan,
atau kesibukan yang lainnya, maka tinggalkanlah pekerjaan itu untuk
sementara. Lalu kerjakanlah shalat terlebih dahulu. Laki-laki
mengerjakan shalat berjamaah di masjid, sedang wanita mengerjakan
shalat di rumah. Inilah anjuran dari Rasulullah SAW.
Wallahu Alam
..-,, ,, , -., ' _, = ,_ _ = _.,
, ,,
--------------------------------------------------
Kontribusi: Mas Heru Yulias Wibowo Redaktur Buletin Dawah An
Nashihah Cikarang Baru, - Bekasi. Untuk berlangganan bulletin An
Nashihah hubungi bag. Sirkulasi: Mas Arifin 08156094080

You might also like