You are on page 1of 35

1 A. PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang Masalah Pollinator atau enthomophily adalah serangga yang berperan dalam polinasi (Gulland & Cranston, 2000). Polinasi merupakan salah satu cara reproduksi seksual tanaman dengan cara pemindahan polen (serbuk sari) dari anther (kepala sari) ke stigma (kepala putik). Polinasi sangat penting bagi tanaman untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Proses polinasi terdiri dari mekanisme transfer polen dari anther menuju stigma pada bunga lalu terjadi fertilisasi ketika polen (gamet jantan) bertemu dengan ovule (gamet betina) sehingga menghasilkan biji. Produksi biji merupakan puncak dari serangkaian aktivitas biologi reproduksi suatu jenis tanaman. Polinasi merupakan proses kompleks dan sangat dipengaruhi oleh temperatur, kelembapan, dan adanya pollinator yang dapat dilakukan oleh serangga ataupun angin (Liferdi, 2008). Mekanisme penyerbukan pada hampir seluruh tanaman berbunga memerlukan peran agen penyerbuk sebagai vektor. Agen penyerbuk dapat berupa abiotik misalnya angin dan air, maupun biotik yaitu berbagai jenis hewan (serangga). Pada spesies yang penyerbukannya dibantu oleh agen biotik, serbuk sarinya memiliki mantel luar yang bersifat lengket dan mengkilat sehingga ini merupakan daya tarik bagi polinator. Substansi yang bersifat lengket ini memperbesar kemungkinan tepung sari untuk dapat melekat pada tubuh pollinator sehingga dapat ditransfer pada kepala putik. Kondisi iklim dan tanah termasuk banyaknya ragam jenis tumbuhan di Indonesia sangat mendukung kehidupan pollinator, lebih dari 80% daratan Indonesia merupakan habitat yang baik bagi kehidupan berbagai jenis serangga. Dalam perjalanan serangga mencari makanan, serangga membantu terjadinya polinasi pada bunga karena tanpa sengaja membawa polen yang melekat pada tubuhnya ke anther bunga lain. Kontribusi serangga pada tanaman yang dipolinasi sangat penting bagi sumber makanan manusia. Sekitar 30% makanan yang kita makan diperoleh dari tanaman yang dipolinasi oleh lebah (Rohman, 2008). Data lain menunjukkan bahwa 80% dari tumbuhan berbunga yang ada di muka bumi menggunakan penyerbukan biotik dalam proses penyerbukannya dan 65% dari tumbuhan tersebut memanfaatkan jasa serangga. 70%90% spesies dari angiospermae penyerbukannya dibantu oleh serangga. Informasi mengenai serangga polinator ini sangat diperlukan terutama untuk pengelolaan sumber-sumber benih (misalnya tegakan benih dan kebun benih) agar dapat menghasilkan benih secara optimal. Apabila polinator efektif telah

2 diketahui selanjutnya untuk kepentingan manajemen penyerbukan (pollination management) polinator tersebut dapat disediakan dalam jumlah yang memadai pada saat musim berbunga. Universitas Sebelas Maret berdiri sejak 11 Maret 1976, yang awalnya merupakan gabungan dari 5 perguruan tinggi yang ada di Surakarta dengan luas kampus sebesar 600.000 m2. Kampus yang semula terletak di beberapa tempat disatukan dalam satu kawasan. Lokasi tersebut adalah di daerah Kentingan, di tepi Sungai Bengawan Solo, dengan cakupan area sekitar 60 hektar. Dengan kondisi tersebut, lingkungan kampus UNS memiliki tanah yang subur sehingga terdapat beberapa jenis tanaman berbunga. Banyaknya keanekaragaman tanaman berbunga di lingkungan kampus ini telah mengundang beberapa jenis serangga yang sekaligus berperan sebagai pollinator. Berbagai jenis pollinator pun hadir di lingkungan kampus dan beraktivitas pada beberapa jenis tanaman berbunga di lingkungan kampus UNS.

Deskripsi Serangga (Insekta) Ciri-ciri serangga diantaranya: 1) Tubuh terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: chepal (kepala), thorax (dada), dan abdomen (perut); 2) Mempunyai sepasang mata majemuk; 3) Mempunyai sepasang antenna; 4) Tungkai 3 pasang; 5) Sayap 1-2 pasang; 6) Alat mulut terdiri dari mandibula 1 pasang, maksila 1 pasang, labium, hypopharing. Berdasarkan ada atau tidaknya sayap, insecta diklasifikasikan sebagai berikut: a. Sub klas Apterygota Ciri-cirinya: 1) Tidak bersayap; 2) Merupakan serangga primitive; 3) Mempunyai alat tambahan seperti style pada ujung abdomen; 4) Metamorfosis tipe Ametabola. Mencakup ordo: Thysanura (kutu buku) Collembola Protura

b. Sub klas Pterygota Ciri-cirinya: 1) Umumnya bersayap; 2) Tidak mempunyai alat tambahan seperti style; 3) Metamorfosis tipe Hemimetabola atau Homometabola. Mencakup ordo: Endopterygota: metamorphosis sempurna Lepidoptera (kupu-kupu)

3 Siphonoptera (pinjal) Hymenoptera (lebah, semut) Coleoptera (kepik) Diptera (lalat)

Exopterygota: metamorphosis tidak sempurna, mengalami pergantian kulit Orthoptera (belalang) Isoptera (rayap, capung)

Serangga Polinator Serangga yang berperan dalam polinasi atau penyerbukan disebut pollinator atau enthomophily (Gulland & Cranston, 2000). Penyerbukan adalah proses pemindahan serbuk pollen dari anther ke stigma. Bagi tumbuhan berbiji, penyerbukan adalah prasyarat untuk perkembangan buah dan biji. Mekanisme penyerbukan pada hampir seluruh tanaman berbunga memerlukan peran agen penyerbuk sebagai vektor. Pada tanaman yang penyerbukannya dibantu oleh serangga, bunga dapat dikunjungi oleh berbagai jenis serangga yang bervariasi kemampuannya dalam memindahkan serbuk sari. Tahapan proses penyerbukan yang dibantu oleh serangga pollinator yaitu: a. Bunga memproduksi ovule yang merupakan sel kelamin betina pada saat bunga mekar. b. Agen penyerbuk mengunjungi bunga untuk mengambil nectar dan atau serbuk sari. c. Pada saat meninggalkan bunga, agen pollinator secara sadar/tidak sadar meletakkan serbuk sari (sel kelamin jantan) dari bunga jantan ke kepala putik pada bunga betina. d. Serbuk sari selanjutnya bergerak memasuki tabung serbuk sari dan membuahi ovule. Proses ini dikenal sebagai proses fertilisasi dan merupakan proses penting dalam pembentukan biji dan daging buah. Dalam proses penyerbukan harus terjalin hubungan timbal balik antara tanaman berbunga dengan polinatornya. Interaksi ini akan terbentuk jika tanaman berbunga dapat menyediakan apa yang dibutuhkan oleh polinator untuk kelangsungan hidupnya. Ketika polinator memperoleh banyak manfaat dari kontaknya dengan bunga, yang dapat berupa makanan, tempat berlindung dan membangun sarang atau tempat melakukan perkawinan maka kontak tersebut dapat menjadi bagian yang tetap dalam hidupnya sehingga akan terbentuk interaksi yang konstan dengan tanaman

4 tersebut. Oleh karena itu tanaman berbunga harus mampu menarik polinatornya sehingga mendapatkan kunjungan polinator secara kontinue. Dengan demikian terdapat jaminan terjadinya transfer tepung sari yang mendukung pembuahan. Polinator pada umumnya mengunjungi tanaman berbunga dengan tujuan untuk mencari makan. Dalam hal ini bunga yang sedang mekar (anthesis) mengandung zat gula (nektar) yang merupakan sumber makanan bagi polinator. Serangga tertentu juga membutuhkan polen (serbuk sari) sebagai asupan protein yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Serangga yang biasanya berkunjung pada bunga terdiri dari kelompok: tabuhan, lebah, dan semut (Hymenoptera); kumbang (Coleoptera); lalat (Diptera); thrips (Thysanoptera); ngengat, kupu-kupu (Lepidoptera).

Hubungan struktur bunga dengan pollinator Arsitektur bunga yang meliputi ukuran, kedudukan organ reproduksi, aksesibilitas nektar, struktur bunga dan masa pembungaan semua mempengaruhi interaksi antara tanaman dengan polinatornya. Sebagian besar agen penyerbuk menunjukkan variasi yang spesifik dalam hal ukuran tubuh, kemampuan sensorik, perilaku pencarian makan dan sumber energi yang dibutuhkan, sehingga ada hubungan tertentu yang secara general dapat ditarik antara arsitektur pembungaan dengan tipe polinatornya. Ciri-ciri bunga yang diserbukkan oleh serangga pollinator yaitu: a. Mahkota bunga berwarna-warni b. Berbau harum c. Menghasilkan kelenjar madu d. Serbuk sari berlendir sehingga mudah melekat e. Putik tersembunyi dan berlendir

Faktor lingkungan yang mempengaruhi pollinator a. Suhu Pollinator memiliki kisaran suhu tertentu dimana dia senang mengunjungi bunga tertentu. Di luar kisaran suhu tersebut, aktivitas pollinator akan berkurang. Hal ini disebabkan karena perubahan suhu di luar tubuh akan mempengaruhi proses fisiologi pollinator. Pada suhu tertentu aktivitas pollinator tinggi, akan tetapi pada suhu lain akan menurun. Pada umumnya kisaran suhu efektif adalah suhu minimum 150C, suhu optimum 250C, dan suhu maksimum 450C.

5 b. Kelembapan Kelembapan tanah, udara, dan tempat hidup di sekitar bunga merupakan faktor penting yang mempengaruhi distribusi dan kegiatan pollinator di tempat tersebut. Dalam kelembapan yang sesuai, pollinator lebih tahan terhadap suhu ekstrim. c. Cahaya Cahaya adalah factor ekologi yang besar pengaruhnya terhadap pollinator seperti perubahan arah terbang, karena banyak pollinator yang mempunyai reaksi positif terhadap cahaya. d. Angin Angin dapat berpengaruh terhadap proses penguapan badan pollinator dan dapat ikut berperan dalam penyebaran atau distribusi pollinator dari satu bunga ke bunga lain, akan tetapi angin yang kencang juga dapat membunuh beberapa pollinator seperti kupu-kupu. e. Makanan Makanan dengan kualitas yang cocok dan kuantitas cukup yang diperoleh pollinator berasal dari bunga akan menyebabkan naiknya populasi dengan cepat, sebaliknya makanan dengan kualitas yang tidak cocok dan kuantitas kurang akan menyebabkan kenaikan populasi yang lambat. f. Musuh alami Musuh alami pollinator akan mengganggu dan menghambat aktivitas pollinator, begitu juga kompetisi antar pollinator pada tanaman berbunga yang sama.

2. Tujuan Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan : a. Mengetahui berbagai jenis pollinator di lingkungan kampus UNS. b. Mengetahui banyaknya jenis pollinator dan frekuensi kunjungannya ditinjau dari jenis tanaman dan waktu pengamatan di lingkungan kampus UNS.

B. ALAT, BAHAN, DAN METODE 1. Waktu dan Tempat Waktu praktikum dilaksanakan pada tanggal 3-5 Januari 2013. Tempat: a. Taman samping Dekanat FMIPA UNS b. Taman depan Boulevard UNS

6 c. Taman samping Rektorat UNS 2. Daftar Alat dan Bahan a. Alat perekam (kamera) b. Alat tulis c. Counter d. Timer 3. Cara Kerja a. Mencari dan menentukan empat jenis tanaman berbunga yaitu tanaman Zinnia elegans (kembang kertas), Bougenville spectabillis (bougenvil), Ixora paludesa (asoka), dan Arachis pintoi (kacang-kacangan). b. Mengamati aktivitas pollinator (jenis dan frekuensi kunjungan) pada pagi, siang dan sore hari. Masing-masing waktu terdapat 3 kali pengulangan. c. Mengamati karakteristik bunga pada tanaman seperti: warna mahkota, jenis bunga, kelengkapan bunga, bau, dan jumlah bunga dalam satu tanaman. d. Mendeskripsikan keadaan lingkungan di sekitar tanaman berbunga pada pagi, siang, dan sore hari. e. Mencatat dan mengambil gambar berbagai jenis pollinator yang berhasil diamati dan frekuensi kunjungannya. f. Memasukkan hasil pengamatan pada tabel data hasil pengamatan. g. Menganalisis hasil pengamatan secara deskriptif kuantitatif dalam bentuk grafik. h. Menarik kesimpulan. 4. Variabel a. Variabel terikat: Banyaknya jenis pollinator Frekuensi kunjungan pollinator

b. Variabel bebas: Jenis tanaman berbunga Waktu pengamatan

5. Analisis data Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dalam bentuk grafik.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tabel Data Hasil Pengamatan WAKTU Jenis Tanaman PAGI Jenis Polinator Zinnia elegans 1. Eurema hecabe 2. Eurema andersonii 3. Hypolimnas bolina 4. Hypolimnas misippus 5. Junonia hedonia 6. Kupu garis kuning 7. Apis sp JUMLAH Bougenville spectabilis 7 1. Kupu garis kuning 2. Apis sp 3. Lasius fuliginosus 4. Borbo cinnara 1 6 2 39 2 2 3 1 6 1. Eurema hecabe 2. Lasius fuliginosus 3. Apis sp 4. Kupu garis kuning 5. Borbo cinnara 6. Musca domestica JUMLAH 4 8 6 32 7 1 7 7 2 1 25 1 1 1. Apis sp 2 8 1 Frekuensi 20 6 1 3 SIANG Jenis Polinator 1. Eurema hecabe 2. Eurema andersonii 3. Hypolimnas bolina 4. Hypolimnas misippus 5. Kupu garis kuning 6. Apis sp 3 1 Frekuensi 20 5 2 1 SORE Jenis Polinator 1. Hypolimnas bolina 2. Kupu garis kuning Frekuensi 3 5

Ixora paludesa

1. Troides helena 2. Borbo cinnara

2 1

1. Troides helena 2. Eurema hecabe 3. Eurema andersonii 4. Pieris napi 5. Borbo cinnara 6. Oecophylla smaragdina

6 5 1 1 1 1

1. Troides helena 2. Pieris napi 3. Oecophylla smaragdina

2 1 5

JUMLAH Arachis pintoi

2 1. Borbo cinnara 2. Coccinella septempunctata 3. Lasius fuliginosus 4. Oecophylla smaragdina

3 1 2

6 1. Kupu putih 2. Apis sp 3. Lasius fuliginosus

15 10 14 1 2 1. Apis sp

8 1

3 2

4. Borbo cinnara

JUMLAH

28

TABEL KARAKTERISTIK BUNGA

Jenis Tanaman Zinnia elegans

Karakteristik Bunga Warna mahkota bunga Jenis bunga Kelengkapan bunga Bau Jumlah bunga dalam 1 tanaman Merah

Deskripsi

Bunga majemuk, bunga sempurna Bunga lengkap Harum 3 Ungu dan putih Bunga majemuk, bunga sempurna Bunga tidak lengkap Tidak berbau 30 kelompok bunga Merah Bunga majemuk, bunga tidak sempurna Bunga tidak lengkap Tidak berbau 50 kelompok bunga Kuning Bunga tunggal, bunga sempurna Bunga lengkap

Bougenville spectabilis

Warna mahkota bunga Jenis bunga Kelengkapan bunga Bau Jumlah bunga dalam 1 tanaman

Ixora paludesa

Warna mahkota bunga Jenis bunga Kelengkapan bunga Bau Jumlah bunga dalam 1 tanaman

Arachis pintoi

Warna mahkota bunga Jenis bunga Kelengkapan bunga

10

Bau Jumlah bunga dalam 1 tanaman

Tidak berbau 7

TABEL DESKRIPSI LINGKUNGAN Jenis Tanaman Zinnia elegans Waktu PAGI Suhu: 210C Lingkungan terbuka Aktivitas manusia: Agak ramai, di pinggir jalan dilewati motor, mobil, dan bis kampus SIANG Keadaan cuaca: Cerah Suhu: 320C Lingkungan terbuka Aktivitas manusia: Ramai, di pinggir jalan dilewati motor, mobil, dan bis kampus SORE Keadaan cuaca: Mendung Suhu: 280C Lingkungan terbuka Aktivitas manusia: Sepi Bougenville spectabilis PAGI Keadaan cuaca: Mendung Suhu: 210C Deskripsi Lingkungan Keadaan cuaca: Mendung setelah hujan

11

Lingkungan terbuka Aktivitas manusia: Ramai dan padat SIANG Keadaan cuaca: Cerah Suhu: 320C Lingkungan terbuka Aktivitas manusia: Sepi SORE Keadaan cuaca: Mendung Suhu: 280C Lingkungan terbuka Aktivitas manusia: Agak ramai Ixora paludesa PAGI Keadaan cuaca: Mendung Suhu: 200C Lingkungan ternaung Aktivitas manusia: Sepi, bunga di tengah taman sehingga agak jauh dari lalu lalang manusia SIANG Keadaan cuaca: Cerah Suhu: 280C Lingkungan ternaung Aktivitas manusia: Sepi, bunga di tengah taman sehingga agak jauh dari lalu lalang manusia

12

SORE

Keadaan cuaca: Mendung Suhu: 260C Lingkungan ternaung Aktivitas manusia: Sepi, bunga di tengah taman sehingga agak jauh dari lalu lalang manusia

Arachis pintoi

PAGI

Keadaan cuaca: Mendung Suhu: 210C Lingkungan terbuka Aktivitas manusia: Ramai dan padat

SIANG

Keadaan cuaca: Cerah Suhu: 320C Lingkungan terbuka Aktivitas manusia: Sepi

SORE

Keadaan cuaca: Mendung Suhu: 280C Lingkungan terbuka Aktivitas manusia: Ramai dan padat

13

2. Interpretasi Data dan Analisisnya Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data tentang banyaknya jenis pollinator dan frekuensi kunjungan yang didapat dari berbagai jenis tanaman dan waktu pengamatan yang berbeda di lingkungan kampus UNS. Interpretasi data dan analisisnya menggunakan deskriptif kuantitatif dalam bentuk grafik. a. Jenis pollinator dan frekuensi kunjungan berdasarkan jenis tanaman Berikut disajikan tabel hasil pengamatan banyaknya jenis pollinator dan frekuensi kunjungan ditinjau dari jenis tanaman: jenis pollinator 7 6 6 7

No 1 2 3 4

Jenis Tanaman Zinnia elegans Bougenville spectabillis Ixora paludesa Arachis pintoi

Frekuensi kunjungan 79 34 26 37

Berdasarkan tabel di atas, dapat digambarkan grafik jenis pollinator dan frekuensi kunjungan ditinjau dari jenis tanaman adalah sebagai berikut:

Grafik Jenis Polinator dan Frekuensi Kunjungan Ditinjau dari Jenis Tanaman
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Zinnia elegans Bougenville spectabillis Ixora paludesa Arachis pintoi

jenis pollinator Frekuensi kunjungan

Jenis Tanaman

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa banyaknya jenis pollinator tertinggi terdapat di tanaman Zinnia elegans dan Arachis pintoi dalam jumlah yang sama.

14 Sedangkan tanaman Bougenville spectabilis dan Ixora paludesa memiliki jenis pollinator terendah dengan jumlah yang sama pula. Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa frekuensi kunjungan pollinator tertinggi terdapat di tanaman Zinnia elegans. Sedangkan tanaman Ixora paludesa memiliki frekuensi kunjungan pollinator terendah.

b. Jenis pollinator dan frekuensi kunjungan berdasarkan waktu pengamatan Berikut disajikan tabel hasil pengamatan banyaknya jenis pollinator dan frekuensi kunjungan ditinjau dari waktu pengamatan: jenis pollinator 12 13 6

No 1 2 3

Waktu pengamatan PAGI SIANG SORE

Frekuensi kunjungan 56 102 18

Berdasarkan tabel di atas, dapat digambarkan grafik jenis pollinator dan frekuensi kunjungan ditinjau dari waktu pengamatan adalah sebagai berikut:

Grafik Jenis Polinator dan Frekuensi Kunjungan Ditinjau dari Waktu Pengamatan
120 100 80 60 40 20 0 PAGI SIANG Waktu Pengamatan SORE jenis pollinator Frekuensi kunjungan

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa banyaknya jenis pollinator tertinggi terdapat ketika siang hari. Sedangkan ketika sore hari jenis pollinator memiliki jumlah terendah. Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa frekuensi kunjungan

15 pollinator tertinggi terdapat ketika siang hari. Sedangkan ketika sore hari frekuensi kunjungan pollinator memiliki jumlah terendah.

3. Pembahasan Hasil pengamatan aktivitas pollinator di lingkungan kampus UNS

diidentifikasi untuk mengetahui berbagai jenis pollinator di lingkungan kampus UNS dan mengetahui banyaknya jenis pollinator serta frekuensi kunjungannya ditinjau dari jenis tanaman dan waktu pengamatan di lingkungan kampus UNS. Lingkungan kampus UNS memiliki tanah yang subur sehingga terdapat beberapa jenis tanaman berbunga. Banyaknya keanekaragaman tanaman berbunga di lingkungan kampus telah mengundang beberapa jenis serangga yang sekaligus berperan sebagai pollinator. Beberapa jenis tanaman berbunga yang kami amati tersebut antara lain: a. Zinnia elegans Klasifikasi tanaman Zinnia elegans (kembang kertas) adalah sebagai berikut :

Kingdom

: Plantae

Super Divisi : Spermatophyta Divisi Kelas Sub Kelas OrdoFamili Genus Spesies : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Asteridae : Asteraceae : Zinnia : Zinnia elegans Jacq.

Bunga yang termasuk dalam famili Asteraceae ini memiliki bunga majemuk yang terdiri dari banyak bunga kecil yang disebut floret.

Tanaman Zinnia elegans yang kami amati memiliki warna mahkota bunga merah dengan floret berwarna kuning, serta bentuk bunganya terdiri dari satu lapis kelopak bunga. Karena bunga ini memiliki semua bagian bunga maka termasuk jenis bunga lengkap. Selain itu, juga

16 tergolong dalam bunga sempurna sebab mempunyai putik dan benang sari. Jumlah bunga dalam satu tanaman yang diamati adalah 3 bunga dengan bau yang harum. Tanaman ini terdapat pada area yang terbuka di taman samping dekanat FMIPA UNS yang juga bersebelahan dengan jalan kampus. Tanaman Zinnia elegans umumnya bereproduksi dengan penyerbukan yang dilakukan oleh serangga atau angin. Pada pengamatan kali ini, didapatkan beberapa serangga (pollinator) yang melakukan aktivitas pada tanaman Zinnia elegans, diantaranya: 1) Eurema hecabe 2) Eurema andersonii 3) Hypolimnas bolina 4) Hypolimnas misippus 5) Junonia hedonia 6) kupu garis kuning 7) Apis sp

1) E u a

h E. hecabe E. andersonii H. bolina H. misippus

J. hedonia

Kupu garis kuning

Apis sp.

17

b. Bougenville spectabilis Klasifikasi tanaman Bougenville

spectabilis (bunga bugenvil) adalah sebagai berikut: Kerajaan Divisi Kelas Ordo Famili Genus :Plantae :Magnoliophyta :Magnoliopsida :Caryophyllales :Nyctaginaceae : Bougainvillea

Spesies:Bougainvillea spectabilis

Bunga bougenville termasuk bunga majemuk tak terbatas dan tumbuh pada ketiak daun. Bagian-bagian dari bunga bougenville yaitu tenda bunga, tangkai bunga, kepala putik, tangkai putik, benang sari, dan tangkai sari. Dengan bagian-bagian bougenville lengkap, seperti tergolong itu, bunga bunga tidak bunga

namun

merupakan

sempurna. Bunga bougenville dapat dibilang bunga yang unik, karena bunganya tumbuh pada tenda bunga (perigonium). Pada setiap kelompok bunga selalu terdapat tiga bunga, masing-masing dengan satu daun pemikat yang berkumpul menjadi satu kelompok, seakan-akan hanya merupakan satu bunga saja. Daun pemikat pada tanaman bougenvil yang kami amati berwarna putih dan merah muda serta tidak berbau. Bunga bougenvil tersebut berada di lingkungan UNS terutama di sepanjang UNS Boulevard dalam area terbuka. Jumlah bunga dalam satu tanaman yang kami amati sebanyak 30 kelompok bunga yang tidak berbau. Pada pengamatan kali ini, didapatkan beberapa serangga (pollinator) yang melakukan aktivitas pada tanaman Bougenville spectabilis, diantaranya:

18 1) Lasius fuliginosus 2) Musca domestica 3) Borbo cinnara 4) Apis sp 5) Eurema hecabe 6) Kupu garis kuning

L. fuliginosus

Kupu garis kuning

M. domestica

B. cinnara

c. Ixora paludesa Klasifikasi tanaman Ixora paludesa (bunga asoka) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae

Super Divisi : Spermatophyta Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Rubiales : Rubiaceae : Ixora : Ixora paludosa

Ixora paludosa merupakan tanaman berbunga terdiri majemuk. dari ibu yaitu bunga Bunga tangkai cabang majemuk asoka bunga yang tadi,

(pedunculus), mendukung

pedicellus (tangkai bunga) yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung

19 bunganya, dan brachtea (daun-daun pelindung), yaitu bagian serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya. Pada bunga asoka terdapat calyx (kelopak) yang berwarna hijau. Selain itu, terdapat juga corolla (mahkota bunga) yang berwarna merah. Ixora paludosa ini merupakan tanaman yang berbunga betina (flos femineus), yaitu bunga yang tidak mempunyai benang sari melainkan hanya putik saja. Oleh karena itu, bunga asoka termasuk bunga tidak lengkap dan bunga tidak sempurna. Tanaman Ixora paludosa yang kami amati berbentuk malai rata sehingga seakan-akan semua bunga pada bunga majemuk ini terdapat pada suatu bidang datar atau agak melengkung dan tidak berbau. Tanaman ini terdapat di lingkungan ternaung di tengah taman samping rektorat UNS. Jumlah bunga dalam satu tanaman yang kami amati berjumlah 50 bunga. Pada pengamatan kali ini, didapatkan beberapa serangga (pollinator) yang melakukan aktivitas pada tanaman Ixora paludosa, diantaranya: 1) Troides helena 2) Borbo cinnara 3) Oecophylla smaragdina 4) Pieris napi 5) Eurema hecabe 6) Eurema andersonii

T. helena

B. cinnara

O. smaragdina

P. napi

20

d. Arachis pintoi Klasifikasi tanaman Arachis pintoi (bunga kacang-kacangan) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Rosidae : Fabales : Fabaceae : Arachis : Arachis pintoi

Bunga kacang-kacangan mulai muncul dari ketiak daun pada bagian bawah tanaman. Bunga berbentuk kupu-kupu, berukuran kecil, dan terdiri atas lima daun tajuk. Setiap bunga bertangkai berwarna putih. Tangkai bunga sebenarnya adalah tabung kelopak. Mahkota bunga (corolla) berwarna kuning. Bunga ini tergolong bunga lengkap dan bunga sempurna. Bunga kacang-kacangan yang kami amati digunakan sebagai penutup tanah dan tanaman penghias di sebagian wilayah kampus UNS pada area terbuka. Jumlah bunga dalam satu tanaman yang kami amati sebanyak 7 bunga yang tidak berbau. Pada pengamatan kali ini, didapatkan beberapa serangga (pollinator) yang melakukan aktivitas pada tanaman Arachis pintoi, diantaranya: 1) Coccinella septempunctata 2) Kupu putih 3) Apis sp. 4) Borbo cinnara 5) Musca domestica 6) Oecophylla smaragdina 7) Lasius fuliginosus

21

C. septempunctata

Kupu putih

Apis sp.

Berdasarkan hasil pengamatan berbagai jenis tanaman di lingkungan kampus UNS, serangga pollinator yang berhasil kami amati di kampus UNS terdapat 4 ordo yaitu Hymenoptera (lebah, semut), Lepidoptera (kupu-kupu), Coleoptera (kepik), dan Diptera (lalat). Ordo Lepidoptera adalah ordo pollinator yang paling banyak jenisnya yang dijumpai di kampus UNS, diantaranya terdapat famili Pieridae, Nymphalidae, Papilionidae, dan Hesperiidae. Disusul dengan ordo Hymenoptera yang terdiri dari famili Apidae dan Formicidae. Kemudian ordo Coleoptera dengan famili Coccinellidae, dan ordo Diptera dengan famili Muscidae. Pollinator yang mendominasi adalah jenis Eurema hecabe, Borbo cinnara, dan Apis sp, jenis tersebut beraktivitas di 3 tanaman dari 4 tanaman yang kami amati. Hal ini disebabkan karena Eurema hecabe bersifat polifag yaitu dapat berkembang biak meski berada pada habitat yang terganggu. Larva kupu-kupu polifag lebih bertahan hidup pada kondisi keragaman tumbuhan inang yang rendah. Sedangkan Borbo cinnara, merupakan penerbang yang sangat cepat, sehingga distribusi penyebaran jenis mereka luas. Selain itu, tanaman inang larva Borbo cinnara adalah tumbuhan Poaceae (rumput) yang sangat beragam, sehingga keberadaan jenis ini dapat mendominasi aktivitas pollinator di lingkungan. Apis sp juga mendominasi karena merupakan pollinator yang berkoloni dan pollinator yang punya daya jelajah yang tinggi (Rohman, 2008). Untuk lebih jelasnya, beberapa jenis pollinator yang berhasil kami amati tersebut adalah sebagai berikut:

22 a. Eurema hecabe Klasifikasi Eurema hecabe adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Order Family Genus Species : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Pieridae : Eurema : Eurema hecabe

Ciri khas dari jenis ini yaitu terdapat dua spot, bercak pada pangkal sayap depan. Pada ujung atas sayap depan ada beberapa variasi, ada yang polos, ada yang memiliki sapuan warna coklat. Sayap atas berwarna kuning dengan tepi hitam. Bagian bawah ditandai dengan titik-titik merah yang tidak beraturan. Betina umumnya lebih pucat dengan garis tepi hitam yang lebih lebar. Jenis ini adalah yang paling umum dan jumlahnya sangat melimpah. Jenis ini dapat ditemui berkumpul di daerah lembab berair. Dalam fase ulat berwarna hijau kekuningan dengan garis lateral yang pucat.

b. Eurema andersonii Klasifikasi Eurema andersonii adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Order Family Genus Species : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Pieridae : Eurema : Eurema andersonii

Jenis ini memiliki ciri adanya satu spot, bercak pada pangkal sayap depan. Pada ujung atas sayap depan tidak ada blok warna coklat. Kalaupun ada unsur warna coklat, ukurannya hanya kecil dan tipis.

23 c. Hypolimnas bolina Klasifikasi Hypolimnas bolina adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Order Family Genus Species : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Nymphalidae : Hypolimnas : Hypolimnas bolina

Hal yang paling menarik dari jenis ini adalah banyaknya variasi jenis warna (polimorsme), khususnya pada betina. Merupakan salah satu jenis kupukupu yang paling bervariasi di dunia, karena betina memiliki lebih dari setengah lusin bentuk. Ravina (foto) adalah bentuk yang paling umum. Sedangkan jantan berwarna biru tua pada bagian atas dengan bulatan berbentuk telur berwarna putih pada masing-masing sayap dan area lebih kecil berwarna putih di ujung atas sayap depan. Bentuk larvanya bersembunyi dari predator dengan berada di bagian bawah daun yang dekat dengan tanah. Ulat berubah menjadi kepompong di sekitar semak-semak.

d. Hypolimnas misippus Klasifikasi Hypolimnas misippus adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Order Family Genus Species : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Nymphalidae : Hypolimnas : Hypolimnas misippus

Jenis ini digolongkan ke dalam famili Nymphalidae. Kupu-kupu jantan memiliki sayap dengan warna hitam kecoklatan. Pada sayap depan terdapat spot (bintik) putih berbentuk oval yang lebar diantara urat sayap 3 dan 7. Spot dengan ukuran yang lebih kecil juga terdapat pada bagian apex sayap. Spot tersebut dilintasi oleh urat sayap yang berwarna hitam dan dibatasi atau dikelilingi dengan spot yang berwarna-warni tampak seperti warna biru atau ungu yang hanya

24 kelihatan pada bagian sudut tertentu. Sayap belakang mempunyai spot yang lebih besar tetapi urat sayap yang melintasinya berwarna kekuningan dan tidak menyolok atau tampak jelas dari sayap bagian depan. Antena, kepala, thorax dan abdomen berwarna coklat gelap.

e. Junonia hedonia Klasifikasi Junonia hedonia adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Order Family Genus Species : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Nymphalidae : Junonia : Junonia hedonia

Digolongkan ke dalam famili Nymphalidae karena memiliki ciri khas pada ujung sayap depan membentuk sudut. Kupu-kupu jenis ini memiliki bentangan sayap 6 cm. Tepi sayap bergelombang, berwarna orange kecoklatan dengan serbuk yang tebal dan apabila serbuk tersebut hilang maka warna hitam yang akan muncul. Pada sayap bagian dorsal berwarna orange kecoklatan. Permukaan atas sayap memiliki perbatasan dua garis-garis gelap di sekitar tepi luar. Pada sayap belakang memiliki lima titik mata kecil dengan pinggiran hitam dan terdapat 1 bintik di tengahnya.

f. Kupu garis kuning Klasifikasi adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Order Family : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Papilionidae

25 g. Apis sp. Klasifikasi Apis sp. adalah sebagai berikut: Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Arthropoda Insecta Hymenoptera Apidae

Genus: Apis Species: Apis sp. Lebah madu mencakup sekitar tujuh spesies lebah dalam genus Apis, dari sekitar 20.000 spesies yang ada. Saat ini dikenal sekitar 44 subspesies. Mereka memproduksi dan menyimpan madu yang dihasilkan dari nektar bunga. Selain itu mereka juga membuat sarang dari malam, yang dihasilkan oleh para lebah pekerja di koloni lebah madu. Anggota Apidae dicirikan dengan adanya corbicula (pollen basket) pada permukaan luar tibia tungkai belakang. Fungsi corbicula adalah untuk membawa serbuksari dan material pembuat sarang. Selain corbicula, Apidae juga memiliki rambut pada tubuhnya dan probosis yang panjang. Strukturstruktur inilah yang menjadikan Apidae sebagai serangga penyerbuk utama pada berbagai tanaman.

h. Lasius fuliginosus Klasifikasi Lasius fuliginosus adalah sebagai berikut: Ordo : Hymenoptera Divisi : Holometabola Klas : Insecta

Famili : Formicidae Genus : Lasius Species : Lasius fuliginosus Lasius fuliginosus adalah spesies semut dalam famili Formicidae. Semut pekerja memiliki warna hitam mengkilap dan panjang sekitar 3-5 mm, semut betina lebih besar (7-9 mm) dan jantan lebih kecil (mencapai panjang 3-4 mm). Kepalanya berbentuk hati. Spesies ini membangun sarang di pohon menggunakan campuran dari kayu yang dikunyah dengan air liur. Dalam ekosistem, spesies ini berperan sebagai dekomposer, pollinator, penggeli, predator dan indikator

26 lingkungan. Interaksinya dengan organisme lain berkontribusi terhadap sumber makanan dan kompleksitas ekosistem.

i. Musca domestica Klasifikasi Musca domestica adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Kelas Ordo Family Genus Spesies :Animalia :Arthoropoda :Hexapoda :Diptera :Muscidae :Musca : Musca domestica

Ukuran lalat dewasa adalah 8-12 mm. Dada berbentuk abu-abu, dengan empat garis gelap yang memanjang di bagian belakang. Seluruh tubuh ditutupi dengan rambut. Spesies betina sedikit lebih besar dari spesies jantan, dan memiliki banyak ruang mata majemuk dan lebih besar. Seperti Diptera lain yang berarti "bersayap dua", lalat ini hanya memiliki sepasang sayap. Lalat rumah (Musca sp.) dapat saja bermanfaat sebagai pollinator, tetapi karena lalat ini hanya dapat terbang dalam jarak pendek maka bisa disiasati untuk menarik mereka misalnya dengan memberikan kompos atau residu tumbuhan yang sedang membusuk sebagai tempat berkembang biak. Serangga yang dapat terbang ini akan memfasilitasi penyerbukan geitonogami dan xenogami.

j. Borbo cinnara Klasifikasi Borbo cinnara adalah sebagai berikut: Kingdom: Phylum: Class: Order: Family: Genus: Species: Animalia Arthropoda Insecta Lepidoptera Hesperiidae Borbo Borbo cinnara

27 Jenis ini adalah kupu-kupu dalam famili Hesperiidae, yang tubuhnya padat dengan sayap dan diposisikan dalam bentuk V segitiga. Sayap berwarna coklat dengan ornamen bintik-bintik putih. Pada fase larva, tanaman inangnya adalah tumbuhan Poaceae (rumput) yang sangat beragam. Habitatnya ada di semua rerumputan, padang rumput, pinggir jalan. Antena pendek, tubuh kekar, dan mempunyai tiga pasang kaki untuk berjalan. Mereka penerbang yang sangat cepat, dan sering membuat gerakan sayap secara kabur. Spesies dewasa memiliki probicscises panjang dan memakan bunga nektar, tetapi beberapa juga mengambil nutrisi dari kotoran burung.

k. Troides helena Klasifikasi Troides helena adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Ordo Superfam Familia Genus Species :Animalia :Artropoda :Insecta :Lepidoptera :Papilionoidea :Papilionidae :Troides :Troides helena

Troides helena merupakan spesies kupu-kupu besar yang disebut juga Common Birdwing. Bentangan sayapnya berkisar antara 13 sampai 17 cm. Kupukupu ini termasuk dalam family Papilionidae. Tubuh dan sayap Troides helena biasanya berwarna gelap dengan sayap bagian bawah berwarna kuning keemasan dengan bintik hitam. Perbedaan mencolok antara jantan dan betina adalah, kupukupu betina memiliki tubuh yang lebih besar daripada kupu-kupu jantan.

28 l. Oecophylla smaragdina Klasifikasi Oecophylla smaragdina adalah sebagai berikut: Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Order: Genus: Arthropoda Insecta Hymenoptera Oecophylla

Keluarga: Formicidae Spesies: Oecophylla smaragdina Semut ini memiliki sebutan semut rangrang. Cara hidup semut ini dengan merajut daun-daun pada pohon untuk membuat sarang. Semut ini menyukai udara segar sehingga tidak mungkin ditemukan di dalam rumah. Hal itu pula yang menyebabkan mengapa mereka tidak membuat sarang di dalam tanah, melainkan pada pohon. Selain perilakunya yang khas dalam membuat sarang, tubuh semut rangrang lebih besar dan perilakunya lebih agresif daripada semut lainnya. Selain butuh protein, semut rangrang memerlukan makanan tambahan berupa gula. Untuk mendapatkan gula, semut rangrang lebih suka mencari cadangan gula seperti embun madu (yang dikeluarkan oleh serangga pengisap cairan tanaman) atau nektar. Embun madu tersebut diperlukan sebagai energi tambahan pada periode awal pembangunan sarang. Maka, ketika membangun sarang, semut rangrang mencari daun-daun muda yang dihuni oleh serangga penghasil embun madu dan memasukkannya ke dalam sarang.

m. Pieris napi Klasifikasi Pieris napi adalah sebagai berikut: Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Bangsa: Arthropoda Insekta Lepidoptera Pieridae Pierini

Upafamili: Pierinae

29 Genus: Spesies: Pieris Pieris napi

Kupu-kupu ini dapat ditemukan di berbagai lokasi, termasuk taman, kebun, padang rumput, hutan, tanaman pagar, di mana terdapat sumber nektar. Urat-urat di sayap betina biasanya lebih jelas daripada jantan. Spesies ini bertelur pada tanaman liar di taman dan kebun. Spesies ini cocok di tempat yang lembab, tetapi juga dapat ditemukan di habitat kering dan terbuka. Spesies jantan muncul beberapa hari lebih awal dari betina, dan menghabiskan banyak waktu untuk mencari pasangan serta mengambil nektar.

n. Coccinella septempunctata Klasifikasi Coccinella septempunctata adalah sebagai berikut: Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Arthropoda Insecta Coleoptera

Famili: Coccinellidae Genus: Coccinella Species: Coccinella septempunctata

Spesies dewasa bisa mencapai panjang tubuh 7,6-10 mm. Habitat dan warna yang mencolok dimaksudkan untuk tidak menarik pemangsanya. Spesies ini dapat mengeluarkan cairan dari sendi di kaki yang memberikan bau busuk. Spesies ini mempertahankan diri dengan berpura-pura mati dan mengeluarkan zat untuk melindungi diri.

o. Kupu putih Klasifikasinya adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Order Family : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Pieridae

30 Jenis pollinator dan frekuensi kunjungan berdasarkan jenis tanaman Hasil pengamatan aktivitas pollinator ditinjau dari jenis tanaman disajikan pada grafik jenis pollinator dan frekuensi kunjungan ditinjau dari jenis tanaman. Dari grafik tersebut diketahui bahwa banyaknya jenis pollinator tertinggi terdapat pada tanaman Zinnia elegans dan Arachis pintoi dalam jumlah yang sama. Sedangkan tanaman Bougenville spectabilis dan Ixora paludesa memiliki jenis pollinator terendah dengan jumlah yang sama pula. Data frekuensi kunjungan pollinator tertinggi terdapat pada tanaman Zinnia elegans. Sedangkan tanaman Ixora paludesa memiliki frekuensi kunjungan pollinator terendah. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, telihat bahwa pollinator banyak beraktivitas pada bunga yang memiliki warna mencolok yaitu pada tanaman Zinnia elegans yang bermahkota bunga merah dan Arachis pintoi yang bermahkota bunga kuning. Kedua tanaman ini sama-sama memiliki mahkota bunga berwarna mencolok dan bertempat di area terbuka, sehingga banyaknya jenis pollinator sama-sama menunjukkan angka paling tinggi. Namun, untuk frekuensi kunjungan pollinator yang menduduki peringkat tertinggi adalah tanaman Zinnia elegans, setelah itu tanaman Arachis pintoi. Hal ini mungkin disebabkan karena pengaruh aktivitas manusia di sekitarnya. Aktivitas manusia di lingkungan sekitar tanaman Arachis pintoi lebih padat dan ramai daripada tanaman Zinnia elegans. Hal inilah yang membuat frekuensi kunjungan pollinator tanaman Arachis pintoi lebih sedikit daripada tanaman Zinnia elegans karena terganggu aktivitas manusia di sekitarnya. Frekuensi kunjungan pollinator yang datang pada bunga dituntun oleh warna perhiasan bunga, bentuk dan aroma (Erniwati, 2005). Berdasarkan hasil pengamatan, banyaknya jenis pollinator terendah terdapat pada tanaman Bougenville spectabilis, tanaman ini memiliki mahkota bunga berwarna putih dan ungu pucat serta tidak beraroma, hal inilah yang menyebabkan pollinator kurang tertarik. Sedangkan tanaman Ixora paludesa sebenarnya juga memiliki mahkota bunga berwarna mencolok yaitu merah, tapi banyaknya jenis pollinator dan frekuensi kunjungannya menunjukkan angka yang paling rendah. Hal ini disebabkan karena kunjungan pollinator ternyata juga dipengaruhi oleh suhu dan cahaya (Rohman, 2008). Lokasi tanaman Ixora paludesa yang berada di area ternaung membuat cahaya yang masuk pada tempat tersebut sedikit sehingga berpengaruh pada suhu dan kelembapan udara. Pada suhu yang rendah dibawah suhu optimum, pollinator akan sedikit melakukan aktivitas. Hal ini disebabkan karena sebagian besar serangga pollinator merupakan

31 hewan berdarah panas (homoiterm) sehingga dalam beraktivitas hewan tersebut harus membutuhkan suhu lingkungan yang sesuai dengan suhu tubuhnya.

Jenis pollinator dan frekuensi kunjungan berdasarkan waktu pengamatan Pengamatan pollinator dilakukan pada pagi, siang, dan sore hari. Masingmasing waktu terdapat 3 kali pengulangan. Hasil pengamatan aktivitas pollinator ditinjau dari waktu pengamatan disajikan pada grafik jenis pollinator dan frekuensi kunjungan ditinjau dari waktu pengamatan. Waktu pengamatan bertepatan dengan musim penghujan sehingga cuaca pada pagi hari masih terlihat mendung dan menunjukkan suhu yang dingin. Berdasarkan penelitian Rohman, suhu

mempengaruhi aktivitas pollinator, pada suhu yang dingin pollinator akan berada di sarang dan belum melakukan aktivitas. Hal inilah yang menyebabkan aktivitas pollinator masih sedikit pada pagi hari. Beranjak siang hari, cuaca menjadi cerah dan menunjukkan suhu optimal saat matahari paling tinggi. Pada siang hari inilah, pollinator mulai memperlihatkan aktivitasnya. Hal ini terlihat dari banyaknya jenis pollinator dan frekuensi kunjungan yang menunjukkan angka paling tinggi ketika siang hari. Pada sore hari, jenis pollinator dan frekuensi kunjungannya paling sedikit. Hal ini dikarenakan volume nektar dan ketersediaan serbuk sari sudah berkurang. Kunjungan pollinator pada bunga dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas nectar pada bunga. Jika kuantitas nectar tinggi maka pollinator yang berkunjung memiliki jenis beragam dengan frekuensi kunjungan yang tinggi dan sebaliknya. Pollinator menjadi kurang aktif jika makanan di dalam bunga berkurang. Hal ini mungkin berkaitan dengan efissiensi energy oleh pollinator dalam mengeksploitasi makanannya.

D. PENUTUP 1. Kesimpulan a. Serangga pollinator yang berhasil kami amati di kampus UNS terdiri dari 4 ordo yaitu Hymenoptera (lebah, semut), Lepidoptera (kupu-kupu), Coleoptera (kepik), dan Diptera (lalat). b. Jenis pollinator tertinggi terdapat di tanaman Zinnia elegans dan Arachis pintoi dalam jumlah yang sama. Sedangkan tanaman Bougenville spectabilis dan Ixora paludesa memiliki jenis pollinator terendah dengan jumlah yang sama pula. Frekuensi kunjungan pollinator tertinggi terdapat di tanaman Zinnia elegans.

32 Sedangkan tanaman Ixora paludesa memiliki frekuensi kunjungan pollinator terendah. c. Jenis pollinator tertinggi terdapat ketika siang hari. Sedangkan ketika sore hari jenis pollinator memiliki jumlah terendah. Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa frekuensi kunjungan pollinator tertinggi terdapat ketika siang hari. Sedangkan ketika sore hari frekuensi kunjungan pollinator memiliki jumlah terendah. 2. Saran-Saran a. Perlu adanya kegiatan praktikum lebih lanjut mengenai aktivitas berbagai jenis pollinator di lingkungan kampus UNS. b. Perlu adanya kegiatan pelestarian tanaman berbunga untuk memperkaya jenis pollinator di lingkungan kampus UNS. c. Perlu adanya kesadaran untuk menjaga kelestarian lingkungan UNS beserta segala jenis polinatornya.

33

DAFTAR PUSTAKA

Alan Louey Yen. Edible Insects and Other Invertebrates in Australia: Future Prospects. Biosciences Research Division, Department of Primary Industries 621 Burwood Highway, Knoxfield, Victoria, Australia. Cholid M & Dwi Winarno. Pemberdayaan Serangga Penyerbuk & Tanaman Pemikat Untuk Meningkatkan Produktivitas Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Balai Penelitian Tanaman Tembakau & Serat. Malang. Erniwati, dkk. 2005. Aktivitas Kunjungan Beberapa Jenis Lebah pada Bunga Apel & Jeruk di Jawa Timur. Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Bio-LIPI. Gulland & Cranston. 2000. The Insects: An Outline of Entomology. Liferdi. 2008. Lebah Polinator Utama pada Tanaman Hortikultura. Iptek Hortikultura No. 04 Agustus 2008. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Solok. M. Ali Efendi. 2009. Keragaman Kupu-Kupu (Lepidoptera:Ditrysia) di Kawasan Hutan Koridor Taman Nasional Gunung Halimun-Salak Jawa Barat. Sekolah Pascasarjana IPB Bogor. M. Sedgley & J. Harbard. Department of Horticulture, Viticulture and Denology, Waite Agricultural Research Institute. The University of Adelaide. Glen Osmond. Ausy. Noor Khomsah Kartikawati. Polinator pada Tanaman Kayu Putih. Balai Besar Penelitian Bioteknologi & Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta. Pollen Storage & Breeding System in Relation to Controlled Pollination of Four Species of Acacia. Pujirianti. 2009. Keragaman, Efektivitas dan Perilaku Kunjungan Serangga Penyerbuk pada Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.: euphorbiaceae). Sekolah Pascasrajana IPB Bogor. Rohman, Abdur. 2008. Skripsi Studi Keanekaragaman Polinator di Perkebunan Apel Organik dan Anorganik Desa Bumiaji Kota Batu. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang.

34 Lampiran 1

FOTO DOKUMENTASI

Pengamatan pollinator Zinnia elegans

Pengamatan pollinator Bougenville spectabilis

Pengamatan pollinator Arachis pintoi

35

Pengamatan pollinator Ixora paludesa

You might also like