You are on page 1of 168

1

Penutup Atap
=Kemiringan Atap
-Genteng/
-Sirap
Reng
Usuk tiap jarak 50 cm
Gording profil baja atau kayu
O
v
e
r
la
p
Seng Gelombang
-Asbes Gelombang
-Aluminium Gelombang
Gording
Overlap / tumpang tindih harus cukup
supaya air hujan tidak tampias / bocor
KONSTRUKSI BAJA GUDANG

1. PENUTUP ATAP







Sebagai penutup atap dapat digunakan :
a. Genteng dengan reng dan usuk
b. Sirap dengan reng dan usuk
c. Seng gelombang
d. Akses gelombang
e. Aluminium gelombang
f. Dll.














a. GENTENG
Kemiringan atap : 30 60
60 : dipakai genteng khusus, dipaku pada reng
30 : dipakai genteng dengan presisi tinggi, dan diberi lapisan aluminium foil
di bawah reng.
Usuk dan reng harus mampu memikul beban hidup merata q dan terpusat p

2
Salah!
Pada puncak
Bisa
Bocor!
Penempatan kait
a
Kait
b
c
bisa a, b atau c
b. SIRAP
Dilengkapi dengan usuk dan reng yang harus mampu memikul beban hidup merata
q terpusat p
Dapat dipakai pada sudut besar
Bila < 30 : tumpukan sirap diperbanyak dan diberi lapisan aluminium foil

b.d, e : Seng Gelombang, Asbes Gelombang dan Aluminium Gelombang
Dipakai pada bangunan industri
kemiringan atap lebih bebas ; 5 90
semakin kecil , overlap semakin besar
overlap : - pada arah mengalir air
- pada // arah mengalir air

perkiraan panjang overlap :
Sudut arah memanjang arah melintang
10-20 20 cm 2,5 gelombang
20-40 15 cm 1,5-2,5 gelombang
45 10 cm 1,5 gelombang

Untuk mengkaitkan seng dengan gording dipasang hook/kait yang dikait pada gording :




















3
Contoh: Gording 1
Baut
Kuda-kuda
Pelat pengisi
baut
Las
Gording
Baut
Kepala diatas mur
dibawah,agar baut tidak
jatuh bila mur kendor/lepas
Siku
Baut
baut
siku
dilas
baut pengikat
Nok
atau
Gording atau
Gording atau
Potongan atau
, , ,
Gording rangka untuk bentang >
Detail Hubungan Gording dengan kuda-kuda :
Angin yang kuat dapat mengangkat atap, maka gording perlu diikat kuat pada kuda-
kuda


















2. PERHITUNGAN GORDING
Beban-beban yang dipikul oleh gording adalah :
a.beban mati
b. beban hidup
c. beban angin / beban sementara

Sedangkan untuk gording dapat dipakai :



1. Beban mati (D) : - berat sendiri penutup atap
- berat sendiri gording
- alat-alat pengikat
2. Beban hidup (L) : sesuai peraturan pembebanan
a. Terbagi rata : q = (40 0,8 ) 20 kg/m
2

Beban terbagi rata per m
2
bidang datar berasal dari beban air hujan, dimana o
adalah sudut kemiringan atap dalam derajat. Beban tersebut tidak perlu ditinjau
bila kemiringan atapnya lebih dari 50
0
.

4
x
x
Q
Q
c
o
s
y
Q
s
in
L
3
Contoh :
Kuda - kuda
Nok
Gording
Penggantung
Gording
Catatan : bila L tidak terlalu besar, cukup
dipasang 1 penggantung gording
L
Kuda - kuda
q cos
Kuda 2
P cos
P sin
q sin
L
3
L
Kuda 2
b. Terpusat P = 100 kg (beban orang saat pelaksanaan/perawatan)

3. Beban angin (W) : lihat Peraturan Pembebanan
besarnya tergantung dari daerah (wilayah) dan sudut

Beban rencana yang bekerja adalah beban terbesar dari :
U = 1,4 D
U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (La atau H)
U = 1,2 D + 1,6 (La atau H) + (
L
. L atau 0,8 W)
U = 1,2 D + 1,3 W +
L
. L + 0,5 (La atau H)

Keterangan :

L
= 0,5 bila L < 5 kPa :
L
= 1 bila L 5k Pa
D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen
L adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung, termasuk kejut
tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dll.
La adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja,
peralatan, dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda
bergerak
H adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan air
W adalah beban angin










Terhadap sb x x profil :
- Beban mati : M
XD
=
8
1
(q cos ) L
2

- Beban hidup q : M
XL
=
8
1
(q cos ) L
2

P : M
XL
=
4
1
(P cos ) L
2

Terhadap sb y y profil :
- Beban mati : M
YD
=
8
1
(q sin ) (
3
L
)
2

- Beban hidup q : M
YL
=
8
1
(q sin ) (
3
L
)
2

P : M
YL
=
4
1
(P sin ) (
3
L
)
2


5
Wx
L
kg/m'
b
W
x
b
b
Wx= C x b x tekanan angin kg/m2
- Momen-momen akibat beban hidup merata q, dan terpusat P diambil yang
berpengaruh terbesar. (akibat q atau akibat P)


Beban angin : lihat Peraturan Pembebanan









W
x
= c . b . tekanan angin kg/m
2

W
y
= 0
Dimana : c adalah koefisien angin
Momen yang diakibatkan oleh beban angin adalah :

=
=
0
8
1
2
yw
x xw
M
L W M

Beban angin yang harus diperhitungkan pada kombinasi pembebanan adalah beban
angin tekan. Sedangkan beban angin hisap digunakan untuk perhitungan kekuatan kait.
Mu yang bekerja :
M
ux
= 1,4 M
xD

= 1,2 M
xD
+ 1,6 M
xL
+ 0,5 (M
xLa
atau M
xH
)
= 1,2 M
xD
+ 1,6 (M
xLa
atau M
xH
) + (
L
. M
xL
atau 0,8 M
xw
)
= 1,2 M
xD
+ 1,6 M
xL
+
L
. M
xL
+ 0,5 (M
xLa
atau M
xH
)
M
uy
= sama seperti M
ux












6
bf
tf
Px
Py
x
y
x
P
Py
= +
= +
P
P
H=
P
d
d
P.e
e
1) Kontrol Kekuatan Gording
ny
uy
nx
ux
M
M
M
M
| |
+ 1
| = 0,9
M
nx
= Momen nominal profil terhadap sb x - x
M
ny
= Momen nominal profil terhadap sb y - y
M
ny
= diambil momen nominal sayap atas profil
Penyederhanaan penyelesaian (Structural Steel Design Galambos hal 196)
a.





dipikul oleh dipikul hanya
profil penuh sayap atas
Zy = t
f
. b
f
2
~
2
profil Zy


b.




2) Kontrol Lendutan
Lendutan terjadi f = |
.
|

\
|
= s +
180
2 2
L
f fy fx gording
Rumus lendutan : f =
I E
L q
.
.
.
384
5
4

F =
I E
L P
.
.
.
48
1
3










x
y
y
x
P
L
f
y
f
f
x
fg=
5
384
q.L
E.I
4
fg=
1
48
P.L
E.I
3

7
L=6,6 m
3
Contoh : Perhitungan Gording
Kuda - kuda
Nok
L
Kuda - kuda
165
=20
165 cm
1
6
5
c
o
s
2
0

=
1
7
5
,6
c
m
seng gelombang
=2,2 m
165 165










Berat atap seng efektif = 8 kg/m
2
, mutu baja Bj 37
Dicoba profil WF 125 x 60 x 6 x 8 : A = 16,48 cm
2

q = 13,2 kg/m
1

Zx = 74 cm
3

Zy = 15 cm
3

Ix = 412 cm
4

Iy = 29,2 cm
4

a) Kontrol Kekuatan Profil
- Beban mati (D)
Berat seng = 1,756 x 8 = 14,05 kg/m
1

Beban profil = 13,2 kg/m
1

27,25 kg/m
1

Alat pengikat dan lain-lain 10% = 2,72 kg/m
1

q = 29,97 kg/m
1
30 kg/m
1

M
xD
=
8
1
(q cos o) L
2
=
8
1
(30 cos 20) 6,6
2
= 153,5 kg-m
M
yD
=
8
1
(q sin o)
2
3
|
.
|

\
| L
=
8
1
(30 sin 20) (2,2)
2
= 6,21 kg-m
- Beban hidup (L)
a) Beban hidup terbagi rata :
q = (40 0,8 o) = 24 kg/m
2
20 kg/m
2

Menurut peraturan pembebanan, dipakai 20 kg/m
2

q = 1,65 x 20 = 33 kg/m
1

M
xL
=
8
1
(q cos o) L
2
=
8
1
(33 cos 20) 6,6
2
= 168,85 kg-m
M
yL
=
8
1
(q sin o)
2
3
|
.
|

\
| L
=
8
1
(33 sin 20) (2,2)
2
= 6,83 kg-m


+
+

8
b) Beban hidup berpusat P = 100 kg
M
xL
=
4
1
(p cos o) L =
4
1
(100 cos 20) 6,6 = 155,1 kg-m
M
yL
=
4
1
(p sin o) |
.
|

\
|
3
L
=
4
1
(100 cos 20) 2,2 = 18,81 kg-m
- Beban angin (W)
Tekanan angin W = 30 kg/m
2

Koefisien angin c = 0,02 . 20 0,4
c = 0
Angin tekan = c x W
= 0 x 30 = 0
Angin hisap = 0,4 x 30 = 12 kg/m
2

Bila dibandingkan dengan beban (bb. Mati + bb. hidup) = 30 + 20 = 50 kg/m, angin
hisap ini tidak bisa melawan beban (D + L), maka angin hisap ini tidak menentukan
tidak perlu diperhitungkan.








- Besarnya momen berfaktor Mu
M
u
= 1,2 M
D
+ 1,6 (M
La
atau M
H
) + (
L
. M
L
atau 0,8 M
W
)
Untuk beban mati, beban hidup terbagi rata, dan beban angin
M
ux
= 1,2 x 153,2 + 1,6 x 168,85 + 0 = 454,0 kg-m
M
uy
= 1,2 x 6,21 + 1,6 x 6,83 + 0 = 18,38 kg-m
Untuk beban mati, beban hidup terpusat, dan beban angin
M
ux
= 1,2 x 153,2 + 1,6 x 155,1 + 0 = 432,0 kg-m
M
uy
= 1,2 x 6,21 + 1,6 x 18,81 + 0 = 37,55 kg-m









9
misal =
68 cm
- Kontrol tekuk lokal
Penampang profil (tabel 7.5-1 SNI)
kompak Penampang
p
tw
h
p
tw
h
p
tf
bf
fy
p
x tf
bf

s
= =
= =
s
= = =
= =

180
240
1680
2 , 15
6 , 0
1 , 9
2
0 , 11
240
170 170
75 , 3
8 , 0 2
6
2

Maka M
nx
= M
px

- Kontrol lateral buckling :
Misal L
b
= 68 cm jarak penahan lateral (jarak kait atap ke gording)
Atau (lihat brosur seng) = jarak 2 pengikat seng






Lp = 1,76 r
y

fy
E

= 1,76 x 1,32
2400
10 0 , 2
6
x
= 68,72 cm
Ternyata L
b
< L
p
maka M
nx
= M
px

- Momen Nominal
Dari kontrol tekuk lokal dan tekuk lateral didapatkan :
M
nx
= M
px
= Z
x
. f
y
= 74,0 x 2.400 = 177.600,0 kg-cm = 1.776,0 kg-m
M
ny
= Zy (1 feans) x fy = (
4
1
t
f
. b
f
2
) x f
y

= (
4
1
x 0,8 x 6
2
) x 2.400 = 17.280 kg-cm
= 172,8 kg-m
- Persamaan Interaksi:
Pers. Interaksi :
ny b
uy
nx b
ux
M
M
M
M
. . | |
+ 1
|
b
= Faktor reduksi, untuk lentur = 0,90
M
nx
= Kekuatan nominal lentur terhadap sb x - x

10
M
ny
= Kekuatan nominal lentur terhadap sb y y
Untuk beban mati dan beban hidup hidup merata :


(OK)
Untuk beban mati dan beban hidup hidup terpusat :


(OK)

Dari kedua persamaan interaksi tersebut terlihat bahwa pemilihan profil masih
belum efisien karena masih terlalu jauh dari nilai 1.

a) Kontrol Lendutan :
Lendutan ijin = L/180 (untuk gording)
Dicari fx = lendutan thd. Sb x-x profil
fy = lendutan thd. Sb. y-y profil
) (
2 2
fy fx f + = f
Dimana :
x
x
EI
L q
f
4
1
) cos (
384
5 o
= Lendutan akibat bb. Merata
x
x
EI
L P
f
3
2
) cos (
48
1 o
= Lendutan akibat bb. Terpusat
y
y
EI
L
q
f
4
1
3
) sin (
384
5
|
.
|

\
|
=
o
Lendutan akibat bb. Merata
y
y
EI
L
q
f
3
1
3
) sin (
48
1
|
.
|

\
|
=
o
Lendutan akibat bb. Terpusat


= 1,78 cm


= 0,68 cm


= 0,11 cm


= 0,13 cm

= 2,47 cm
f
ijin
= L/180 = 660/180 = 3,67 cm
f
tot
= 2,47 cm < f
ijin
= 3,67 cm (ok)





tw=
0,6
bf=6 cm
tf=0,8
h
d=12,5 cm

11
3. PELAT SIMPUL
Untuk mempersatukan dan menyambung batang-batang yang bertemu di titik simpul,
diperlukan pelat simpul.
Sebagai pelat penyambung, pelat simpul harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Cukup lebar, sehingga paku keling/baut dapat dipasang menurut peraturan yang
ditentukan.
2. Tidak terjadi kerja takikan, seperti dijumpai pada pelat simpul yang mempunyai sudut
ke dalam. Pelat akan gampang sobek.










3. Cukup kuat menerima beban dari batang-batang yang diteruskan pelat simpul, maka
simpul perlu diperiksa kekuatannya, dengan cara mengadakan beberapa potongan
untuk diperiksa kekuatannya pada potongan tersebut.

Namun sebelum dilanjutkan mengenai pemeriksaan pelat simpul, sekilas di ulang kembali
dulu tentang perhitungan banyaknya baut/paku keling yang diperlukan.

- Banyaknya baut yang diperlukan
a. Batang pinggir menerus









e = letak garis berat profil = garis kerja gaya
w = letak lubang baut
e dan w = dapat dilihat pada tabel profil

Contoh :
Tarikan
sebaiknya
Pelat simpul
Contoh :
Pelat simpul
tebal t1
Vn
Dn
n
1
n2
Hn1 Hn2
n3 e w
Batang menerus
a) Batang pinggir menerus
Batang Pinggir

12
- Kekuatan baut tipe tumpu :
Kuat geser rencana tumpu baut : | R
n
=
f
. r
1
. f
u
b
. A
b

Dimana :
f
= 0,75 adalah faktor reduksi kekuatan untuk fraktur
r
1
= 0,5 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser
r
1
= 0,4 untuk baut dengan ulir pada bidang geser
f
u
b
adalah tegangan tarik putus baut
A
b
adalah luas bruto penampang baut pada daerah tak
berulir

Kuat geser rencana tumpu pelat : | R
n
=
f
. 2,4 . d
b
. t
p
. f
u

Dimana :
f
= 0,75 adalah faktor reduksi kekuatan untuk fraktur
f
u
adalah tegangan tarik putus yang terendah dari baut atau
pelat
d
b
adalah diameter baut nominal pada daerah tak berulir
t
p
adalah tebal pelat (harga terkecil dari t
1
atau 2t
2
)
| R
n
= harga terkecil dari kuat geser tumpu baut atau tumpu pelat

- Banyaknya baut :
n
1

` n
n
R
D
|

n
2

` n
n
R
V
|

n
3

n
u u
R
H H
|
) (
1 2

(batang menerus)
n min = 2
b) Batang pinggir terputus
Untuk batang terputus, maka dihitung masing-masing

n
1

` n
n
R
D
|

n
2

` n
n
R
V
|

n
3

n
u
R
H
|
1

n
4

n
n
R
H
|
2

n min = 2, jarak baut sesuai SKSNI (tata cara)


Pelat simpul
tebal t1
Vn
Dn
n
1
n2
Hn1 Hn2
n3
Batang terputus/tidak menerus
n4

13
- Cara menggambar pelat simpul
Setelah jumlah baut atau paku keling dihitung :
1) Digambar garis-garis sistem (= garis berat penampang profil) bertemu pada
satu titik
2) Gambarlah batang-batang utuhnya (sisi batang sejarak e dari garis sistem)
3) Tempatkan baut-batu / paku keling sesuai peraturan (letak baut/paku keling =
w dari sisi batang)
4) Tarik garis batas akhir baut/paku keling pada setiap batang (misal = 2d)
lihat tabel 13.4 1
5) Tarik garis-garis batas tepi pelat ------ lihat contoh















Pelat simpul
e
w
e
w
2d
2d
5
1
2
4 3
jarak
= 0,3d=15 tp
d=diameter baut
atau 200 mm
jarak jarak
3
tp=elemen tertipis

14
- Pemeriksaan Kekuatan Pelat Simpul

Disini diambil contoh pada pelat penyambung batang pinggir :
a. Batang pinggirnya menerus
b. Batang pinggirnya terputus

a) Batang pinggir tepi menerus











Diketahui H
u1
> H
u2

Untuk salah satu potongan, misal potongan (a) (a)
Maka pada potongan (a) (a) bekerja gaya ;









Selisih gaya H
u1
dan H
u2
di terima oleh 5 baut, maka pada potongan (a) (a) menerima
gaya sebesar
5
2
(H
u1
H
u2
) (diterima 2 baut dari 5 baut)
Gaya yang bekerja :
Gaya normal (tarik) N
ut
=
5
2
(H
u1
H
u2
) + D
u1
cos o
Gaya lintang / geser Vu = Du1 sin o
Momen Mu =
5
2
(H
u1
H
u2
) S
1
+ D
u1
. S
2

Pelat simpul tebal t
Vu
Du2 Du1
a
a
S1
S2
Hu1 Hu2
Contoh :
Batang menerus
Du1
a
a
S1
S2 Du1 sin
Du1 cos
2
5
(Hu1-Hu2)
h
t
g.n.pelat
lobang

15
Kontrol kekuatan pelat :
2 2
.
|
|
.
|

\
|
+
(
(

|
|
.
|

\
|
+
|
|
.
|

\
|
n v
u
n b
n
nt t
ut
V
V
M
M
N
N
| | |
1
Dimana : |
t
. N
nt
= harga terkecil dari 0,9 . f
y
. A
g
(leleh) dan 0,75 . f
u
. A
n
(fraktur)
|
b
. M
n
= 0,9 . Z . f
y

|
v
. V
n
= 0,75 (0,6 A
n
x f
u
)
Ag = t . h
A
n
= t . h - A lubang
f
y
= tegangan leleh / yield pelat
f
u
= tegangan patah pelat
Z ~
4
1
t . h
2
A lubang x jarak

b) Batang pinggir tepi terputus
Contoh











Diketahui H
u1
> H
u2

Batang H
u1
dan H
u2
terputus, namun pada bagian tepi bawah dihubungkan dengan
pelat penyambung. Pelat penyambung dianggap memindahkan gaya
2
2 u
H
(diketahui H
u2
< H
u1
)
Maka pada potongan (a) (a) bekerja gaya :







Pelat simpul tebal t
Vu
Du2 Du1
a
a
S1
S2
Hu1 Hu2
1 2
Hu2
2
Pelat penyambung dianggap meneruskan
Hu2 (siku sama kaki)
2
Diketahui Hu1>Hu2
Du1
a
a
S1
S2 Du1 sin
Du1 cos
2
(Hu1-Hu2)
h
t
g.n.pelat
lobang
1
1
1

16
- Baut pada batang H
u1
di pelat simpul menerima gaya (H
u1
-
2
2 u
H
)
Gaya yang bekerja :
Gaya normal (tarik) N
ut
= (H
u1
-
2
2 u
H
) + D
u1
cos o
1
Gaya lintang / geser V
u
= D
u1
sin o
1

Momen M
u
= (H
u1
-
2
2 u
H
) x S
1
+ D
u1
x S
2

- Kontrol kekuatan pelat :
2 2
. . .
|
|
.
|

\
|
+
(
(

|
|
.
|

\
|
+
|
|
.
|

\
|
n v
u
n b
u
nt t
ut
V
V
M
M
N
N
| | |
s 1
Dimana : |
t
. N
nt
dan seterusnya, sama seperti pada contoh a

- Pembentukan Pelat Simpul
Didalam pembentukan pelat simpul perlu diperhatikan syarat-syarat :
Cukup tempat untuk penempatan baut/paku keeling
Tidak terjadi takikan
Cukup kuat
Tidak terlalu banyak pekerjaan
Tidak terlalu banyak sisa pelat akibat bentuk dari pelat simpul

Contoh:
6 x potongan pelat lebih baik / praktis 4 x potongan pelat
lebih baik / praktis
lebih baik / praktis
dll.

17
4. BENTUK-BENTUK KONSTRUKSI RANGKA GUDANG
Banyak bentuk-bentuk konstruksi untuk gudang yang bisa digunakan. Hal-hal yang
mempengaruhi antara lain :
- Pemakaian gudang tersebut
- Keadaan suasana gudang akan dibangun :
Keadaan tanah
Besar dan kecilnya beban angin
Bentuk yang dipilih tentunya akan menentukan cara penyelesaian struktur dan biayanya.

a. Konstruksi kap rangka sendi rol







Konstruksi kuda-kuda dengan tumpuan A sendi, B rol merupakan konstruksi statis
tertentu, maka penyelesaian statikanya dengan statis tertentu. Namun sering didalam
praktek dibuat A sendi, B sendi, dengan demikian konstruksi menjadi statis tak tentu.
Tetapi sering diselesaikan dengan cara pendekatan dengan menganggap perletakan A =
B didalam menerima beban H.
R
AH
= R
BH
=
2
H





Untuk mencari gaya-gaya batangannya dapat digunakan cara :
Cremona
Keseimbangan titik
Ritter
Dan lain-lain

Kemudian untuk mendukung kuda-kuda diperlukan kolom. Apabila dipakai kolom
dengan perletakan bawah sendi, maka struktur menjadi tidak stabil bila ada beban H
(angin/gempa).


A
sendi
B
rol
sendi
A B
H
H/2 H/2=RBH

18









Karena itu untuk mendukung kuda-kuda ini, harus dipakai kolom dengan perletakan
bawah jepit.










Bila gaya H bekerja maka struktur/konstruksi ini akan stabil/kokoh. Pada perletakan
bawah kolom terjadi gaya V, H dan M. Besarnya M = h
H
.
2
adalah cukup besar. Maka
bila struktur ini yang dipilih pada tanah yang jelek, pondasinya akan mahal.
Dicari penyelesaian suatu bentuk struktur agar pondasi tidak terlalu mahal.

b. Kuda-kuda dihubungkan dengan pengaku pada kolom
1. Kuda-kuda dengan pengaku dan perletakan bawah kolom jepitan.
Struktur dengan sistem ini cukup kaku dan memberikan momen M lebih kecil dari
pada struktur sebelumnya.










S S
H
akan roboh
sendi sendi
H
jepit
H
2
H
2
H
2
V
M
h
jepit
H
2
V
M=
H
2
= h
H
jepit
M
jepit
M
e
c
a
a
h
1
A B
S
1
H/2
H/2
S
2
H/2
H/2
f
d
S
1
S
2
= titik balik

19
Struktur semacam ini adalah statis tak tentu, maka statistikanya diselesaikan
dengan cara statis tak tentu.
Namun sering didalam prkateknya diselesaikan dengan cara pendekatan/sederhana
yaitu :
- Bila beban vertikal (gravitasi) yang bekerja, struktur dianggap statis tertentu,
yang bekerja pada kolom gaya V saja. Selanjutnya gaya-gaya batang KRB
dicari dengan : Cremona, Kesetimbangan Titik, Ritter, dan sebagainya.
- Bila beban H bekerja, dianggap terjadi titik balik (= inflection point) terjadi
ditengah-tengah yaitu S
1
dan S
2
.
M pada titik balik = 0 (seperti sendi)
Gaya geser pada S
1
dan S
2
adalah =
2
H

M pada kolom bawah = a x
H
2











V dapat dicari dengan E MS
2
= 0, dari seluruh struktur S
1
C E F D S
2
.

Dengan meninjau kolom S
1
. CE :
1. E M
E
= 0
2
H
x (h
1
+ a) (a) cos
2
x h
1
= 0 (a) didapat
2. E K
V
= 0
-V + (a) sin
2
(c) sin
2
= 0 (c) didapat
3. E MS
1
= 0
2
H
x (h
1
+ a) (b) x (h
1
+ a) (c) cos
1
(h
1
+ a)
+ (a) cos
2
x a = 0 (b) didapat

Setelah didapatkan gaya, (a), (b), dan (c), maka gaya batang yang lain dari kuda-
kuda dapat dicari dengan Cremona, Kesetimbangan titik, Ritter, dan sebagainya.
a
h
1
c
b
a
e
c
H/2
jepit
a
H
2
H
2
S1
Titik balik
a
h
1
c
b
a
E
c
H
2
S1
H
2
y
1
2
V dapat dicari dengan
MS2=0
dari seluruh struktur S1 C E F D S2

20
c
S
1
b
a
angin
w
w
w
h
h
1
sendi sendi
c
b
a
h
h
1
sendi sendi
c
b
a
ALTERNATIF
sendi
sendi
S
RAH
RAV
A
RBH
RBV










2. Kuda-kuda dengan pengaku dan perletakan bawah kolom sendi.








Struktur ini sama seperti pada perletakan bawah kolom jepit. Gaya batang (a), (b) dan
(c) dapat dihitung seperti sebelumnya, hanya mengganti jarak a dengan h.
Keuntungan kolom dengan perletakan sendi ini adalah :
- Momen pada perletakan bawah/sendi = 0
- Momen pada pondasi menjadi kecil, pondasinya menjadi murah
- Namun momen pada kolomnya menjadi besar 2 kali dari pada kolom perletakan
jepit (h = 2a)

c. Konstruksi 3 Sendi
Konstruksi ini adalah statis tertentu.
Dicari reaksi diperletakan dengan
persamaan :

=
= E
= E
= E
0
0
0
0
S
M dan
M
V
H

Didapat reaksi perletakan R
AH
, R
AV
, R
BH

Dan R
BV
.
Kemudian gaya-gaya batangnya dicari dengan : Cremona, Kesetimbangan Titik, Ritter,
dan sebagainya.

21
sendi
jepit
Sambungan
kaku
sendi
jepit
B A
d. Konstruksi Portal Kaku (Gable Frame)
Konstruksi ini adalah statis tak tentu.
Diselesaikan dengan cara cross,
clapeyron, slope deflection, tabel, dan
sebagainya.
Gaya yang bekerja pada batang-
batangnya N, D dan M.
Batang menerima N
u
dan M
u

perhitungan sebagai beam column.


STABILITAS STRUKTUR / KONSTRUKSI
Yang telah dibicarakan adalah konstruksi/struktur yang seolah-olah pada suatu bidang.
Konstruksi dalam bidang ini memang stabil, karena sudah diperhitungkan terhadap
gaya-gaya yang bekerja pada bidang tersebut.
Dalam kenyataannya konstruksi adalah berbentuk ruang, sehingga secara keseluruhan
konstruksi belum stabil, maka perlu diatur lagi dalam arah yang lain.

Contoh








Pada bidang kuda-kuda, konstruksi ini stabil, sebab sudah diperhitungkan terhadap
beban yang bekerja yaitu P dan H (angin / gempa)
Pada bidang yang bidang kuda-kuda, bila ada beban H bekerja dalam arah ini,
konstruksi akan roboh/terguling, jadi masih labil. Maka perlu distabilkan dalam arah
ini.
Konstruksi untuk memberikan stabilitas dalam arah ini dinamakan :
Ikatan angin
Ikatan pemasangan (montage)
Yang dipasang pada bidang atap dan pada bidang dinding.


H
P
P
P
P
Kolom
Kuda-kuda
Ikatan Angin
Gording
Kolom
Kolom
K
u
d
a
-k
u
d
a
K
u
d
a
-k
u
d
a

22
1
H1
2
H2
5. BANGUNAN GUDANG DENGAN IKATAN ANGIN DAN IKATAN
MONTAGE (PEMASANGAN)

Untuk menjaga kestabilan struktur rangka kuda-kuda akibat tiupan angin/gempa
diberikan ikatan angin dalam arah memanjang gudang. Ikatan angin bersama-sama
dengan gording dan rangka kuda-kuda membentuk suatu rangka batang.
Karena ikatan angin ini diperlukan untuk menjamin stabilitas dalam arah memanjang
gudang, biasanya ditempatkan pada daerah ujung-ujung gudang saja. Sedangkan bila
gudangnya cukup panjang, maka diantaranya ditempatkan lagi ikatan-ikatan
pemasangan/Montage.












Rencana / Denah Atap
- Seringnya dipasang ikatan angin memanjang, untuk memperkaku bidang atap arah
melintang. |
Penggantung gording dipasang pada semua gording
Ikatan angin pada dinding /kolom untuk meneruskan beban angin ke pondasi
Biasanya untuk ikatan angin digunakan batang lemas. Batang ini hanya dapat menahan
gaya tarik, tidak dapat menahan gaya tekan.
Bila ada H
1
, yang bekerja batang (1) tarik
Bila ada H
2
, yang bekerja batang (2) tarik







a
Ikatan
angin
dk
=(3-9)m
penggantung
gording
dk dk dk
Ikatan
montage
Ikatan
angin
angin
Contoh :
K
u
d
a
-
k
u
d
a
K
u
d
a
-
k
u
d
a

23
Bentuk Dari Ikatan Angin Dan Ikatan Montage (Pemasangan)
1. Pada Gudang Tertutup
2. Pada Gudang Terbuka

1. Ikatan angin pada gudang tertutup
Contoh






















Gavel / Portal Akhir / End Frame
- Letak regel vertikal sesuai dengan titik-titik rangka ikatan angin pada atap
- Regel horizontal dipasang sesuai dengan panjang seng untuk dinding

Catatan (anggapan konservatif) :
- Bila dinding dipakai dingin bata bata, dianggap tidak tahan angin, perlu
dipasang ikatan angin pada dinding,
- Bila dinding dipakai dinding bata 1 bata atau lebih dianggap dinding tahan
angin, tidak diperlukan ikatan angin pada dinding.


penggantung gording
pada dinding
Ikatan angin pada atap
Kuda-kuda
Regel/Gewel
Pintu
M.Tanah
Ikatan angin pada
dinding/kolom
Pintu
Ikatan angin
gording 2
K
u
d
a
-k
u
d
a
Kolom/regel vertikal
Regel horizontal

24
2. Ikatan Angin pada Gudang Terbuka (tanpa dinding)











- Bentuk lain ikatan memanjang















- Termasuk tepi/akhir dipasang kuda-kuda
- Pengaku/bracing/ikatan memanjang pada kolom biasanya dipasang sepanjang
bangunan.
- Untuk kuda-kuda dengan bentang yang besar > 40 m, pengaku/bracing/ikatan
memanjang dipasang juga pada rangka kuda-kuda.






Kuda-kuda
M.Tanah
Kolom-kolom
Pengaku/bracing/ikatan memanjang
gording 2
K
u
d
a
-
k
u
d
a
K
u
d
a
-
k
u
d
a
Ikatan angin pada atap
Kuda-kuda
Kolom
Ikatan memanjang
Kolom
Ikatan gigi anjing

25
BEBAN YANG BEKERJA AKIBAT TIUPAN ANGIN
Pada Gudang Tertutup









Pada regel vertikal / kolom(3)
q = (c . w . a) , dimana a adalah jarak regel-regel vertikal
R
3
= q . h
3

M =
8
1
q . h
3
2

N = berat atap + dinding + kolom
Maka pada regel/kolom (3) bekerja beban-beban Mu, Nu perhitungan sebagai
beam column.
Analog untuk regel (1), (2), dan (4).

Beban yang bekerja pada ikatan angin pada atap adalah :









R
1
, R
2
, R
3
, R
4
= gaya yang didapat dari reaksi pada regel (1), (2), (3) dan (4). Akibat
dari beban angin ini, maka dapat dicari yang bekerja pada rangka batang ikatan angin.
- Batang atas kuda-kuda mendapat beban tambahan
- Gording mendapat beban tambahan
Maka batang atas dari kuda-kuda dan gording harus diperhitungkan akibat beban
tambahan ini.

Gording pada rangka batang ikatan
q
=
.
.
.
k
g
/
m
'
N
R3
h3
a N
K
u
d
a
-k
u
d
a
N
R3
N
a a a a
=(3-4)m
1 2 3 4 3 2 1
dk
R
Batang Atas Kuda-kuda
R=(R1+R2+R3+R4)
Gording
R1
2
Ikatan angin
R2 R3 R4 R3 R2 R1

26






Sebagai gording terjadi Mu
Sebagai rangka ikatan angin terjadi Nu perhitungan gording sebagai beam
column.
Dengan jarak L bracing, dapat diambil jarak-jarak dari baut pengikat seng
gelombang.








Ikatan angin pada dinding









Koefisien angin C :
Pada gevel c = 0,9
Pada dinding // c = - 0,4
* Angin bertiup pada dinding gevel (garis tidak terputus-putus)
* Angin bertiup pada dinding samping (garis putus-putus)
Didalam memperhitungkan beban ikatan angin pada dinding, kedua arah angin ini harus
ditinjau.



L
Seng Gelombang
c
=
0
,9
0
,4
Gewel
Angin
0,9
0,4
1
Angin
2
beban Px,Py
N N
qx,qy
Jarak kuda-kuda
sebagai gording
sebagai ikatan angin
y
y
x
x

27
Gaya yang bekerja pada Ikatan Angin Dinding
Contoh













R = (R1 + R2 + R3 +
2
4
R
)
V =
L
f R f R f R
. 2
. . 2 . 2
4 4 3 3 3 2
+ +

Diterima oleh kolom.

Dari beban beban ini, maka dapat dihitung gaya-gaya pada rangka batang ikatan
angin dinding.
- Regel horisontal (2) menerima beban :
Beban mati q
y
M
y
=
8
1
q
y

2
3
|
.
|

\
| L

Beban angin c = 0,9; 0,4 dan 0,4; 0,9
Beban angin qx M
x
=
8
1
q
x
. L
2

Beban normal N angin dari regel (=R)
Regel horisontal (2) menerima M
ux
, M
uy
dan N perhitungan sebagai beam
column.
- Regel horisontal (1) <bidang tengah> menerima beban :
Beban mati q
y
M
y
=
8
1
q
y

2
3
|
.
|

\
| L

Beban angin c = 0,9 qx M
x
=
8
1
q
x
. L
2

Regel (1) menerima M
ux
, M
uy
perhitungan sebagai balok.

R
1
R
2
R
3
R
4
R
1
R
2
R
3
f4
f3
f2
V
V
Kolom
Ikatan angin
pada dinding
L
V V
R
1
2
1
1
Kolom
L
L
Kolom
3
L

28
R
KOLOM
PONDASI
Beban angin pada Ikatan Angin Gevel
Contoh











Pada Gudang Terbuka











- Angin bertiup pada bidang atap (= angin 1) ditahan oleh kuda-kuda dan kolom
- Angin bertiup pada // bidang atap atau bidang kuda-kuda (= angin 2)
menabrak kuda-kuda, ditahan oleh ikatan angin :
Ikatan angin pada atap
Ikatan/bracing/pengaku memanjang pada kolom.
Merupakan struktur statis tak tentu
penyelesaian statikanya ~ kuda-kuda dengan
kolom.
Beban pada akhirnya, harus sampai ke pondasi.





Kolom Kuda2
Angin
Luas bidang yang diperhitungkan
ditiup angin
Ikatan angin gewel
Diterima oleh ikatan angin gewel
K
u
d
a
-
k
u
d
a
Kuda-kuda
Kolom
Kolom
R
R
Angin 1
Angin 2

29
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan untuk Pertimbangan Batang
* Pada Konstruksi rangka batang kuda-kuda
Pada batang tarik diperhitungkan Anetto
Pada batang tekan diperhitungkan panjang tekuk Lk








L
kx
: Panjang tekuk arah vertikal
L
ky
: Panjang tekuk arah horizontal


* Konstruksi console / Cantilever







L
kx
: Panjang tekuk arah vertikal =
L
ky
: Panjang tekuk arah horizontal = 4
Jika diberi ikatan khusus seperti tergambar maka L
ky
2







Lk y
Lk x
y
x
Ikatan angin
y
x
gording
Ikatan khusus
Batang tekan di bawah, tidak
ada gording dan ikatan angin
K
u
d
a
-
k
u
d
a
Pre - Eliminary Design
1Perencanaan Atap
1.1 Merencanakan Pola Beban
Pola Beban Diambil dari peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1983
1.1.1 Merencanakan Beban Mati ( Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung )
a. Atap
Berat asbes : 10.3
Berat Profil : Menyesuaikan Perencanaan
Berat Pengikat dll : 10 % dari Berat Total
1.1.2 Merencanakan Beban Hidup ( Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung )
a. Beban Hidup Terbagi Rata ( Atap ) :
25 0
20 20
ambil q = 20
kg/m
2
=
q = (40 - 0.8 ) = kg/m
2
kg/m
2
kg/m
2
Perencanaan Atap
Merencanakan Pola Beban
Data Perencanaan
Perencanaan Dimensi Gording
Perencanaan Gording Ujung
Perencaan Penggantung Gording
Perencanaan Ikatan Angin
Merencanak
an
Pola Beban
Beban Mati Beban Hidup Beban Angin
Beban
Penutup
Atap
Beban
Terbagi Rata
Beban Profil
Beban
Pengikat dll
Beban
Terpusat
Beban
Tekanan
Angin
Beban Angin
Hisap
b. Beban Hidup Terpusat ( Atap )
P = 100 kg
1.1.3 Merencanakan Beban Angin ( Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung )
a. Beban Tekanan Angin
Bangunan Jauh dari Pantai -> asumsi Tekanan Angin : 30
= 0.1
Angin Tekan = C x W = 3
Angin Hisap = 0.4 x W = 12
1.2 Data - Data perencanaan
Data Atap
Jenis : Asbes Gelombang
Tebal : 5 mm
Berat : 10.3 kg/m2
Lebar Gelombang : 110 mm
Kedalaman Gelombang : 57 mm
Jarak Miring Gording : 110 cm
Jarak Kuda-Kuda (L) : 400 cm
Sudut Kemiringan Atap : 0.44 rad = 25 0
1.3 Perencanaan Dimensi Gording
kg/m
2
Koefisien Angin (C) tekan = (0.02 - 0.4)
kg/m
2
kg/m
2
1.3.1 Perencanaan Profil WF untuk Gording Dengan ukuran :
WF 100 x 50 x 5 x 7
A = 11.85 tf = 7 mm Zx = 41.8
W = 9.3 kg/m Ix = 187 Zy = 8.94
a = 100 mm Iy = 14.8 h = 70 mm {=D - 2 x (tf + r)}
bf = 50 mm tw = 5 mm
iy = 1.12 cm ix = 3.98 cm
Mutu Baja = BJ 37
fu = 3700 370 Mpa
fy = 2400 240 Mpa
1.3.2 Perencanaan Pembebanan
1.3.2.1 Perhitungan Beban
Beban Mati
Berat Gording = 9.3 kg/m
Berat Asbes Gelombang = w x l
= 10.3 x 1.1 = 11.33 kg/m
Berat Total = 20.63 kg/m
alat Pengikat dll 10 % = 0.1 x 20.63 = 2.06 kg/m
= 22.69 kg/m
Beban Hidup
40 - 20 = 20
q = 20
= 0.997 x 20.00 = 19.94 kg/m
= 100 kg
Beban Angin
Tekanan Angin = 30
Angin Tekan = 3
Angin Hisap = 12 (menentukan = q)
0.997 x 12.00 = 11.96 kg/m
Beban Mati + Beban Hidup > dari Beban Angin Hisap : 22.69 + 19.94 > 11.96
Beban Angin Hisap tidak perlu diperhitungkan ==> 3 kg/m
1.3.2.2 Perhitungan Momen Akibat Beban thp Sbx dan Sby
Beban Mati
0.13 x ( 22.69 x 0.91 x 16 ) = 41.13 kgm
0.13 x ( 22.69 x 0.42 x 1.78 ) = 2.13 kgm
Beban Hidup Terbagi Rata
0.13 x ( 19.94 x 0.91 x 16 ) = 36.25 kgm
0.13 x ( 19.94 x 0.42 x 1.78 ) = 1.87 kgm
Beban Hidup Terpusat
0.25 x ( 100 x 0.91 x 4 ) = 90.63 kgm
0.25 x ( 100 x 0.42 x 1.33 ) = 14.09 kgm
cm
2
cm
3
cm
4
cm
3
cm
4
kg/cm
2
=
kg/cm
2
=
q
D
Beban Terbagi Rata = (40 - 0.8 ) = kg/m
2
kg/m
2
q
L
= jarak gording horisontal x q
Beban Hidup Terpusat, P
L
kg/m
2
kg/m
2
kg/m
2
q = jrk gording horisontal x angin hisap =
q
w
=
M
XD
= 1/8 (q
D
x cos) L
2
=
M
YD
= 1/8(q
D
xsin xL/3)
2
=
M
XLD
= 1/8 (q
L
x cos) L
2
=
M
YL
= 1/8(q
L
xsinxL/3)
2
=
M
XL
= 1/4 (q
L
x cos) L

=
M
YL
= 1/4(q
L
x sin)(L/3)

=
Beban Angin Terbagi Rata
= 0.13 x 3 x 16 = 6 kgm
* Mu Beban Mati ,Beban Angin dan Beban Hidup Terbagi Rata
Sumbu X Sumbu Y
41.13 kgm 2.13 kgm
36.25 kgm 1.87 kgm
Mw = 6 kgm
1.2 x 41.13 + 1.6 x 36.25 + 0.8 x 6 = ### kgm
1.2 x 2.13 + 1.6 x 1.87 + 0.8 x 0 = 5.55 kgm
* Mu Beban Mati, Beban Angin dan Beban Hidup Terpusat
Sumbu X Sumbu Y
41.13 kgm 2.13 kgm
90.63 kgm 14.09 kgm
Mw = 6 kgm
1.2 x 41.13 + 1.6 x 90.63 + 0.8 x 6 = ### kgm
1.2 x 2.13 + 1.6 x 14.09 + 0.8 x 0 = 25.1 kgm
1.3.3 Kontrol Kekuatan Profil
1.3.3.1 Penampang Profil
Untuk Sayap Untuk Badan
bf

170 h

1680
2 tf fy tw fy
50

170 70

1680
2 7 240 5 240
3.57 10.97 14.0 108.4
OK OK
Penampang Profil Kompak, maka Mnx = Mpx
1.3.3.2 Kontrol Lateral Buckling
500 mm = 50 cm
1.76 x x
E
fy
= 1.76 x 1.12 x
200000
= 56.90 cm
240
Ternyata : < maka : Mnx = Mpx
Mnx = Mpx = Zx . Fy = 41.8 x 2400 = ### Kgm
Mny = Zy ( satu sayap ) * fy
=
= 0.25 x 0.7 x 5 2 x 2400 = 10500 kgcm
= 105 kgm
M
XW
= 1/8 x q
w
x L
1.3.3.3 Besar Momen Berfaktor ( Mu = 1.2 M
D
+ 1.6 M
L
+ 0.8 M
W
)
M
D
= M
D
=
M
L
= M
L
=
M
UX
=
M
UY
=
M
D
= M
D
=
M
L
= M
L
=
M
UX
=
M
UY
=
Jarak Baut Pengikat / pengaku lateral = L
B
=
L
P
= i
Y
L
B
L
P
1/4 x tf x bf
2
x fy
1.3.3.3 Persamaan Iterasi
Mux
+
Muy
1
Beban Mati , Beban Angin dan Beban Hidup Terbagi Rata
112.164
+
5.554
1
0.9 x ### 0.9 x 94.5
0.12 + 0.07 1
0.19 1 OK
Beban Mati , Beban Angin dan Beban Hidup Terpusat
199.170
+
25.097

1
0.9 x ### 0.9 x 105
0.2 + 0.27 1
0.46 1 OK
1.3.3.4 Kontrol Lendutan Profil
Lendutan Ijin f =
L
=
400
= 2.22 cm
180 180
Lendutan Akibat Beban Merata (1)
fx =
5
x =
5 x 0.43 x 0.91 x 400 4
384 E x Ix 384 x 2000000 x 187
= 0.34 cm
fy =
5
x =
5 x 0.43 x 0.42 x ### 4
384 E x Iy 384 x 2000000 x 14.8
= 0.03 cm
Lendutan Akibat Beban Terpusat (2)
fx =
5
x
P
=
1 x 100 x 0.91 x 400 3
384 E x Ix 48 x 2000000 x 187
= 0.32 cm
fy =
5
x
P
=
1 x 30 x 0.42 x ### 3
384 E x Iy 48 x 2000000 x 14.8
= 0.02 cm
Lendutan Akibat Beban Angin merata (3)
fx =
5
x =
5 x 0.03 x 0.91 x 400 4
384 E x Ix 384 x 2000000 x 187
= 0.02 cm
fy =
5
x =
5 x 0.03 x 0.42 x ### 4
384 E x Iy 384 x 2000000 x 14.8
= 0 cm
Lendutan total yang terjadi
=
= ( 0.34 + 0.32 + 0.02 0.03 + 0.02 + 0
b . Mnx b . Mny
q
D + L
cos L
4
q
D + L
sin (L/3)
4
cos L
3
sin L
3
q
W
cos L
4
q
W
sin (L/3)
4
f
tot
=
fx
2
+ fy
2 (fx
1
+ fx
2
+ fx
3
)
2
+ (fy
1
+ fy
2
+ fy
3
)
2
)
2
+ ( )
2

0.69 cm < 2.22 cm OK


1.4 Perencanaan Penggantung Gording
1.4.1 Data Penggantung Gording
Jarak Kuda - Kuda (L) = 400 cm
Jumlah Penggantung Gording = 2 buah
Jumlah Gording = 9 buah
Jarak Penggantung gording = ### cm
1.4.2 Perencanaan Pembebanan
Beban Mati
Berat Sendiri Gording = 9.3 kg/m
Berat Asbes gelombang = 11.33 kg/m
= 20.63 kg/m
Alat Pengikat dll 10 % = 0.1 x 20.63 = 2.06 kg/m
= 22.69 kg/m
x x L / 3
= 22.69 x 0.42 x 1.33 = 12.787 kg
Beban Hidup
40 - 0.8 = 20
q = 20
= 0.997 x 20.00 = 19.94 kg/m
x x L / 3
= 19.94 x 0.42 x 1.33 = 11.235 kg
= 100 kg
x
= 100.0 x 0.42 = 42.262 kg
Beban Angin
Angin Tekan = q = 3
= 0.997 x 3.00 = 2.99 kg/m
x x L / 3
= 2.99 x 0.42 x 1.33 = 1.685 kg
1.4.3 Perhitungan Gaya
1.4.3.1 Penggantung Gording Tipe A
= 1.2 x 12.8 + 1.6 x ( 11.2 + 42.3 ) + 0.8 x 1.7
= 102.29 kg
= 102.29 x 9 = 920.60 kg
1.4.3.1 Penggantung Gording Tipe B
f
tot
= f
ijin
=
q
D
R
D
= q
D
sin
Beban Terbagi Rata = (40 - 0.8 ) = kg/m
2
kg/m
2
q
L
= jarak gording horisontal x q
R
L
= q
L
sin
Beban Terpusat = P
L
R
L
= P
L
sin
kg/m
2
q
W
= jarak gording horisontal x q
R
W
= q
W
sin
R
A
= 1.2 R
D
+ 1.6 R
L
+ 0.8 R
W
R
A total
= Ra x jumlah Gording

panjang miring gording


=
110
= 0.83
L / 3 133.33
39.52
=
920.60
= 1446.607 kg
sin 39.52
1.4.4 Perencanaan Batang Tarik
Pu = 1446.607 kg
BJ 37 fu = 3700
fy = 2400
1.4.4.1 Kontrol Leleh
Pu = . fy . Ag ; dengan = 0.9
Ag perlu = Pu = 1446.607
= 0.670
fy 0.9 x 2400
Tidak Menentukan
1.4.4.2 Kontrol Putus
Pu = . fu . 0,75 Ag ; dengan = 0.75
Ag perlu = Pu = 1446.607
= 0.7
fu 0.75 0.75 x 3700 x 0.75
Menentukan
d =
Ag x 4
=
0.7 x 4
= 0.94 cm

==> Pakai d = 10 mm
1.4.5 Kontrol Kelangsingan
Jarak Penggantung Gording = ### cm
Panjang Rb =
= 133.33 2 + 110 2
= ### cm
Cek :
d >
Panjang Rb
500
1 >
172.85
500
1 > 0.35 OK
1.5 Perencanaan Ikatan Angin Atap
1.5.1 Data Perencanaan Ikatan Angin Atap
Tekanan Angin W = 30
= 0.9
= 0.4
300 cm 200 cm
= 0.44 rad = 25 0
arctan =
=
o
R
B
=
R
A
sin
R
B
=
kg/cm
2
kg/cm
2
cm
2
cm
2
Ag perlu = 1/4 . . d
2
(jarak penggantung gording)
2
+ (panjang miring gording)
2
kg/m
2
Koefisien Angin C
tekan

Koefisien Angin C
hisap
a
1
= a
2
=
1.5.2 Perhitungan Tinggi Ikatan Angin ( h )
9 m
9 + 2 x tg 0.44 = 9.93 m
9 + 4 x tg 0.44 = 10.87 m
9 + 6 x tg 0.44 = 11.8 m
9 + 9 x tg 0.44 = 13.2 m
1.5.3 Perhitungan Gaya - Gaya yang Bekerja
R = 1/2 . W . C . a . h
0.50 x 30 x 0.9 x 1 x 9 = 121.5 kg
0.50 x 30 x 0.9 x 2 x 9.93 = ### kg
0.50 x 30 x 0.9 x 2 x 10.87 = ### kg
0.50 x 30 x 0.9 x 2.5 x 11.8 = ### kg
0.50 x 30 x 0.9 x 3 x 13.2 = ### kg
Rtotal = ( R1+R2+R3+R4+(R5/2)) = 121.5 + 268.18 + 293.36 + ### + ###
= 1348.454 kg
1.5.4 Perencanaan Dimensi Ikatan Angin
1.5.4.1 Menghitung gaya Normal
tg =
2
= 0.5
4
= 26.57 0
R1 = 121.5 kg
Rtotal = 1348.454 kg
Gaya Normal Gording Akibat Angin Dimana untuk angin tekan C = 0.9
dan untuk angin hisap C = 0.4
N =
x
=
0.4 x 1348.454
= 599.31 kg
0.9
1.5.4.2 Menghitung gaya Pada Titik Simpul
Pada Titik Simpul A
V = 0
===> S1 = - Rtotal ===> S1 = ### kg
H = 0
0
Pada Titik Simpul B
EV = 0
- ( - )
=
- ( 121.5 - ### )
cos cos 26.57
-1643.458 kg
1.5.5 Perencanaan Batang Tarik
Pu = = -1643.46 x 1.6 x 0.75 = -1972.150 kg
BJ 37 fu = 3700
h
1
=
h
2
=
h
3
=
h
4
=
h
5
=
R
1
=
R
2
=
R
3
=
R
4
=
R
5
=
C
hisap
R
total
C
tekan
R
total
+ S
1
= 0
S
2
=
R
1
+ S
1
+S
3
Cos = 0
S
3
= R
1
S
1
S
3
=
S
3
x 1.6 x 0.75
kg/cm
2
fy = 2400
1.5.5.1 Kontrol Leleh
Pu = . fy . Ag ; dengan = 0.9
Ag perlu = Pu = 1972.150
= 0.913
fy 0.9 x 2400
Tidak Menentukan
1.5.5.2 Kontrol Putus
Pu = . fu . 0,75 Ag ; dengan = 0.75
Ag perlu = Pu = 1972.150
= 0.95
fu 0.75 0.75 x 3700 x 0.75
Menentukan
d =
Ag x 4
=
0.95 x 4
= 1.1 cm

==> Pakai d = 11 mm
1.5.6 Kontrol Kelangsingan
Jarak kuda-kuda = 400 cm
= 400 2 + 110 2
= ### cm
Cek :
d >
500
1.1 >
414.85
500
1.1 > 0.83 OK
1.6 Perencanaan Gording Ujung
1.6.1 Perencanaan Pembebanan Mntx , Mnty dan Gaya Normal Akibat Angin
Gording Ini adalah Balok Kolom. Akibat beban mati dan beban hidup Menghasilkan Momen Lentur
Besaran Diambil Dari Perhitungan Gording
= 199.170 x 0.75 = 149.377 kgm
= 25.097 x 0.75 = 18.823 kgm
1618.144 kg
1.6.2 Perencanaan Profil Gording Ujung
WF 100 x 50 x 5 x 7
A = 11.85 cm2 tf = 7 mm Zx = 41.8 cm3
W = 9.3 kg/m Ix = 187 cm4 Zy = 8.9 cm3
a = 100 mm Iy = 14.8 cm4 h = 70 mm {=D - 2 x (tf + r)}
bf = 50 mm tw = 5 mm
iy = 1.12 cm ix = 3.98 cm
Mutu Baja = BJ 37
fu = 3700 370 Mpa
kg/cm
2
cm
2
cm
2
Ag perlu = 1/4 . . d
2
Panjang S
3
=
(jarak kuda-kuda)
2
+ (jarak miring gording)
2
Panjang S
3
M
ntx
= M
UX (1.2 D + 1.6 L + 0.8 W)
x 0.75
M
nty
= M
UY (1.2 D + 1.6 L + 0.8 W)
x 0.75
Nu = 1.6 x R
total
(dari ikatan angin atap) x 0.75 =
kg/cm
2
=
fy = 2400 240 Mpa
1.6.3 Kontrol Tekuk Profil
Lkx = 400 cm ==> x =
Lkx
=
400
= 100.5
ix 3.98
Ncrbx = =
2 x 2000000 x 11.85
100.5 2
= 23157.64 kg
Lky = 50 cm ==> y =
Lkx
=
50
= 44.64
iy 1.12
Ncrby = =
2 x 2000000 x 11.85
44.64 2
= 117366.49 kg
Tekuk Kritis adalah arah X, Karena x > y 2.29
Pn =
Ag x fy
=
11.85 x 2400
= 12437.136 kg
2.29
Pu
=
1618.144
= 0.15 < 0.2 (Pu = Nu)
Pn 0.85 x 12437.136
Pakai Rumus =
Pu
+
Mux
+
Muy
1
2 x x Mnx x Mny
1.6.4 Perhitungan Faktor Pembesaran Momen
Gording dianggap tidak bergoyang, maka :
Mux = Mntx . Sbx
Sbx =
Cmx
1
1 - (
Nu
)
Ncrbx
Untuk elemen Beban Tranversal, ujung sederhana
Cmx = 1
Sbx =
1
= 1.08
1 - (
1618.144
)
23157.64
Sbx = 1.08 > 1
Sbx = 1.08
Muy = Mnty * Sby
Sby =
Cmy
1
1 - (
Nu
)
Ncrby
Untuk elemen Beban Tranversal, ujung sederhana
Cmy = 1
Sby =
1
= 1.01
1 - (
1618.144
)
117366.49
Sby = 1.01 > 1
kg/cm
2
=

2
. E . A
x
2

2
. E . A
y
2
=
c . Pn b b
Sby = 1.01
1.6.5 Perhitungan Momen Ultimate Sbx dan Sby
Mux = Sbx . Mntx = 1.08 x 149.377 = 160.599 kgm
Muy = Sby . Mnty = 1.08 x 18.823 = 20.237 kgm
1.6.6 Perhitungan Persamaan Interaksi
Mnx = 1003 kgm Mny = 105 kgm
Pu
+
Mux
+
Muy
1
2 x x Pn x Mnx x Mny
1618.144
+
160.599
+
20.237
1
2 x 0.85 x 12437.136 0.9 x 1003 0.9 x 105
0.47 1
OK
c b b
Pre - Eliminary Design
2Perencanaan Dinding
2.1 Data - Data perencanaan
Data Dinding :
Jenis : Seng Gelombang
Tebal : 4 mm
Berat : 4.15
Kedalaman Gelombang : 25 mm
Jarak Kolom Dinding (L) : 400 cm
Jarak Gording Lt Dasar : 125 cm
Jarak Gording Lt 1 : 100 cm
2.2 Perencanaan Regel Balok ( Dinding Samping )
2.2.1 Perencanaan Profil WF untuk Regel Balok Dinding Dengan ukuran :
WF 100 x 50 x 5 x 7
A = 11.85 cm2 tf = 7 mm Zx = 41.8 cm3
W = 9.3 kg/m Ix = 187 cm4 Zy = 8.94 cm3
a = 100 mm Iy = 14.8 cm4 h = 70 mm {=D - 2 x (tf + r)}
bf = 50 mm tw = 5 mm Sx = 37.5 mm
iy = 1.12 cm ix = 3.98 cm
r = mm
Mutu Baja = BJ 37
fu = 3700 370 Mpa
fy = 2400 240 Mpa
2.2.2 Perencanaan Pembebanan
2.2.2.1 Perhitungan Beban
Beban Mati
Lantai Dasar
Berat Gording = 9.3 kg/m
Berat Seng Gelombang = 4.15 x 1.25 = 5.19 kg/m
Berat Total = 14.49 kg/m
alat Pengikat dll 10 % = 0.1 x 14.49 = 1.45 kg/m
Berat Total = 15.94 kg/m
0.13 x 15.94 x 1.78 = 3.54 kg/m
Lantai 1
Berat Gording = 9.3 kg/m
Berat Seng Gelombang = 4.15 x 1 = 4.15 kg/m
Berat Total = 13.45 kg/m
alat Pengikat dll 10 % = 0.1 13.45 = 1.35 kg/m
Berat Total = 14.8 kg/m
0.13 x 14.8 x 1.78 = 3.29 kg/m
Beban Angin
Lantai Dasar
Tekanan Angin = 30
Angin Tekan ( C = 0.9 ) = 0.9 x 30 = 27
q = Angin Tekan x Jarak Gording = 27 x 1.25 = 33.75 kg/m
Angin Hisap ( C = 0.4 ) 0.4 x 30 = 12
q = Angin hisap x Jarak Gording = 12 x 1.25 = 15 kg/m
kg/m
2
kg/cm
2
=
kg/cm
2
=
Myd = 1/8 x q x (L/3)
2
=
Myd = 1/8 x q x (L/3)
2
=
kg/m
2
kg/m
2
kg/m
2
Akibat Beban Angin yg Tegak Lurus Dinding (tarik) :
0.13 x 33.75 x 16 = 67.5 kgm
N = q x Jarak Gording = 15 x 1.25 = 18.75 kg (Tarik)
Akibat Beban Angin yg Tegak Lurus Gevel (tekan) :
0.13 x 15 x 16 = 30 kgm
N = q x Jarak Gording = 33.75 x 1.25 = 42.19 kg (Tekan)
Lantai 1
Tekanan Angin = 30
Angin Tekan ( C = 0.9 ) = 0.9 x 30 = 27
q = Angin Tekan x Jarak Gording = 27 x 1 = 27 kg/m
Angin Hisap ( C = 0.4 ) 0.4 x 30 = 12
q = Angin hisap x Jarak Gording = 12 x 1 = 12 kg/m
Akibat Beban Angin yg Tegak Lurus Dinding (tarik)
0.13 x 27 x 16 = 54 kgm
N = q x Jarak Gording = 12 x 1 = 12 kg (Tarik)
Akibat Beban Angin yg Tegak Lurus Gevel (tekan)
0.13 x 12 x 16 = 24 kgm
N = q x Jarak Gording = 27 x 1 = 27 kg (Tekan)
2.2.3 Kombinasi Pembebanan
Lantai Dasar
1. U = 1.4 D
Muy = 1.4 x 3.54 = 4.96 kgm
Akibat Beban Angin yg Tegak Lurus Dinding (tarik) :
Mux = 1.2 x 0 + 1.3 x 67.5 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 87.75 kgm
Muy = 1.2 x 3.54 + 1.3 x 0 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 4.25 kgm
Nu = 1.2 x 0 + 1.3 x 18.75 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 24.38 kg
Akibat Beban Angin yg Tegak Lurus Gevel (tekan) :
Mux = 1.2 x 0 + 1.3 x 30 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 39 kgm
Muy = 1.2 x 3.54 + 1.3 x 0 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 4.25 kgm
Nu = 1.2 x 0 + 1.3 x 42.19 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 54.84 kg
Lantai 1
1. U = 1.4 D
Muy = 1.4 x 3.29 = 4.6 kgm
Akibat Beban Angin yg Tegak Lurus Dinding (tarik) :
Mux = 1.2 x 0 + 1.3 x 54 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 70.2 kgm
Muy = 1.2 x 3.29 + 1.3 x 0 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 3.95 kgm
Nu = 1.2 x 0 + 1.3 x 12 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 15.6 kg
Mxw = 1/8 x q x (L)
2
=
Mxw = 1/8 x q x (L)
2
=
kg/m
2
kg/m
2
kg/m
2
Mxw = 1/8 x q x (L)
2
=
Mxw = 1/8 x q x (L)
2
=
2. U = 1.2D + 1.3W + L + 0.5 ( La atau Ha )
2. U = 1.2D + 1.3W + L + 0.5 ( La atau Ha )
Akibat Beban Angin yg Tegak Lurus Gevel (tekan) :
Mux = 1.2 x 0 + 1.3 x 24 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 31.2 kgm
Muy = 1.2 x 3.29 + 1.3 x 0 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 3.95 kgm
Nu = 1.2 x 0 + 1.3 x 27 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 35.1 kg
2.2.4 Kontrol Kekuatan Profil
2.2.4.1 Penampang Profil
Untuk Sayap Untuk Badan
bf

170 h

1680
2 tf fy tw fy
50

170 70

1680
2 7 240 5 240
3.57 10.97 14.0 108.4
OK OK
Penampang Profil Kompak, maka Mnx = Mpx
2.2.4.1 Kontrol Lateral Buckling
500 mm = 50 cm
1.76 x x
E
fy
= 1.76 x 1.12 x
200000
= 56.90 cm
240
Ternyata : < maka : Mnx = Mpx
Mnx = Mpx = Zx . Fy = 41.8 x 2400 = ### Kgm
1.5 Myx = 1.5 Sx fy = 1.5 x 37.5 x 2400 = 1350 Kgm
===> Mnx < 1.5 Myx
Mny = Zy ( satu sayap ) * fy
=
= 0.25 x 0.7 x 5 2 x 2400 = 10500 kgcm
= 105 kgm
2.2.5 Perhitungan Kuat Tarik
2.2.5.1 Kontrol Kelangsingan
300
Lk
=
400
= 100.5 < 300 OK
ix 3.98
2.2.5.2 Berdasarkan Tegangan Leleh
0.85 x 11.85 x 2400 = 24174 kg
Menentukan
2.2.5.3 Berdasarkan Tegangan Putus
= 0.75 x 0.85 x Ag x fu
= 0.75 x 0.85 x Ag x fu
= 0.75 x 0.85 x 11.85 x 3700
= ### kg
Tidak Menentukan
2.2.5.4 Kontrol Kuat Tarik
Jarak Baut Pengikat / pengaku lateral = L
B
=
L
P
= i
Y
L
B
L
P
1/4 x tf x bf
2
x fy
p
=
Nn = .Ag . fy =
Nn = .Ae . fu =
p
Lantai Dasar
> Nu
24174 > 54.84
OK
Lantai 1
> Nu
24174 > 1404
OK
2.2.6 Perhitungan Kuat Tekan
2.2.6.1 Kontrol Kelangsingan
200
Lkx
=
400
= 100.5 < 200 OK
ix 3.98
Lky
=
50
= 44.64 < 200 OK
iy 1.12
2.2.6.2 Berdasarkan Tekuk Arah X
fy
=
100.5
x
2400
= 1.11
E 3.14 2000000
0.25 < < 1.2
1.43
=
1.43
= 1.67
1.6 - 0.67 x 1.11
fy
= 0.85 x 11.85 x
2400
= ### kg
1.67
2.2.6.3 Berdasarkan Tekuk Arah Y
fy
= 44.64
x
2400
= 0.49
E 3.14 2000000
0.25 < < 1.2
1.43
=
1.43
= 1.13
1.6 - 0.67 x 0.49
fy
= 0.85 x 11.85 x
2400
= ### kg
1.13
2.2.7 Perhitungan Pembesaran Momen
Ncr =
Ab x fy
2
Ncrbx =
11.85 x 2400
= 23156.27 kg
1.108 2
Ncrby =
11.85 x 2400
= 117359.57 kg
0.492 2
2.2.7.1 Komponen Struktur Ujung Sederhana Cm = 1
Sbx =
Cmx
1
1 - (
Nu
)
Ncrbx
Lantai Dasar
Sbx =
1
= 1.001 (Tarik)
1 - (
24.38
)
23156.27
Sby =
1
= 1.000 (Tarik)
Nn
Nn
p
px =
py =
c =
x
c
=
1.6 - 0.67 c
Nn = Ag
c =
y
c
=
1.6 - 0.67 c
Nn = Ag
c
Sby =
1 - (
24.38
)
= 1.000 (Tarik)
117359.57
Sbx =
1
= 1.002 (Tekan)
1 - (
54.844
)
23156.27
Sby =
1
= 1.000 (Tekan)
1 - (
54.844
)
117359.57
Lantai 1
Sbx =
1
= 1.001 (Tarik)
1 - (
15.6
)
23156.27
Sby =
1
= 1.000 (Tarik)
1 - (
15.6
)
117359.57
Sbx =
1
= 1.002 (Tekan)
1 - (
35.1
)
23156.27
Sby =
1
= 1.000 (Tekan)
1 - (
35.1
)
117359.57
2.2.8 Kontrol Gaya Kombinasi
2.2.8.1 Angin Dari Arah Tegak Lurus Dinding (tarik)
Lantai Dasar
Nu
=
24.38
= 0 < 0.2 OK
24174
Nu
+
Mux x Sbx
+
Muy x Sby
< 1
2 x x Mnx x Mny
24.375
+
87.8 x 1.001
+
4.250 x 1.000
< 1
2 x 24174 0.9 x 1003 0.9 x 105
0.14 < 1
OK
Lantai 1
Nu
=
15.6
= 0 < 0.2 OK
24174
Nu
+
Mux x Sbx
+
Muy x Sby
< 1
2 x x Mnx x Mny
15.600
+
70.2 x 1.001
+
3.945 x 1.000
< 1
2 x 24174 0.9 x 1003 0.9 x 105
0.12 < 1
OK
2.2.8.2 Angin Dari Arah Tegak Lurus Gevel (tekan)
Lantai Dasar
Nu
=
54.84
= 0 < 0.2 OK
24174
Nu
+
Mux x Sbx
+
Muy x Sby
< 1
2 x x Mnx x Mny
. Nn
. Nn b
. Nn
. Nn b
. Nn
. Nn b
54.844
+
39.0 x 1.002
+
4.250 x 1.000
< 1
2 x 24174 0.9 x 1003 0.9 x 105
0.09 < 1
OK
Lantai 1
Nu
=
35.1
= 0 < 0.2 OK
24174
Nu
+
Mux x Sbx
+
Muy x Sby
< 1
2 x x Mnx x Mny
35.100
+
31.2 x 1.002
+
3.945 x 1.000
< 1
2 x 24174 0.9 x 1003 0.9 x 105
0.08 < 1
OK
2.3 Perencanaan Regel Horizontal Gevel
2.3.1. Data - Data perencanaan tambahan
Jarak Kolom Dinding (L) : 300 cm
Jarak Gording Lt Dasar : 125 cm
Jarak Gording Lt 1 : 100 cm
2.3.2 Perencanaan Profil WF untuk Regel Horizontal Gevel Dengan ukuran :
WF 100 x 50 x 5 x 7
A = 11.85 cm2 tf = 7 mm Zx = 41.8 cm3
W = 9.3 kg/m Ix = 187 cm4 Zy = 9 cm3
a = 100 mm Iy = 14.8 cm4 h = 70 mm
bf = 50 mm tw = 5 mm Sx = 37.5 mm
iy = 1.12 cm ix = 3.98 cm 41.8
r = 8.94
Mutu Baja = BJ 37
fu = 3700 370 Mpa
fy = 2400 240 Mpa
2.3.3 Perencanaan Pembebanan
2.3.3.1 Perhitungan Beban
Beban Mati
Lantai Dasar
Berat Gording = 9.3 kg/m
Berat Seng Gelombang = 4.15 x 1.25 = 5.19 kg/m
Berat Total = 14.49 kg/m
alat Pengikat dll 10 % = 0.1 x 14.49 = 1.45 kg/m
Berat Total = 15.94 kg/m
0.13 x 15.94 x 1 = 1.99 kg/m
Lantai 1
Berat Gording = 9.3 kg/m
Berat Seng Gelombang = 4.15 x 1 = 4.15 kg/m
Berat Total = 13.45 kg/m
alat Pengikat dll 10 % = 0.1 x 13.45 = 1.35 kg/m
Berat Total = 14.8 kg/m
0.13 x 14.8 x 1 = 1.85 kg/m
Beban Angin
Lantai Dasar
Tekanan Angin = 30
Angin Tekan ( C = 0.9 ) = 0.9 x 30 = 27
. Nn
. Nn b
kg/cm
2
=
kg/cm
2
=
Myd = 1/8 x q x (L/3)
2
=
Myd = 1/8 x q x (L/3)
2
=
kg/m
2
kg/m
2
q = Angin Tekan x Jarak Gording = 27 x 1.25 = 33.75 kg/m
Angin Hisap ( C = 0.4 ) 0.4 x 30 = 12
q = Angin hisap x Jarak Gording = 12 x 1.25 = 15 kg/m
Akibat Beban Angin yg Tegak Lurus Dinding (tarik) :
0.13 x 33.75 x 9 = 37.97 kgm
N = q x Jarak Gording = 15 x 1.25 = 18.75 kg (Tarik)
Akibat Beban Angin yg Tegak Lurus Gevel (tekan) :
0.13 x 15 x 9 = 16.88 kgm
N = q x Jarak Gording = 33.75 x 1.25 = 42.19 kg (Tekan)
Lantai 1
Tekanan Angin = 30
Angin Tekan ( C = 0.9 ) = 0.9 x 30 = 27
q = Angin Tekan x Jarak Gording = 27 x 1 = 27 kg/m
Angin Hisap ( C = 0.4 ) 0.4 x 30 = 12
q = Angin hisap x Jarak Gording = 12 x 1 = 12 kg/m
Akibat Beban Angin yg Tegak Lurus Dinding (tarik) :
0.13 x 27 x 9 = 30.38 kgm
N = q x Jarak Gording = 12 x 1 = 12 kg (Tarik)
Akibat Beban Angin yg Tegak Lurus Gevel (tekan) :
0.13 x 12 x 9 = 13.5 kgm
N = q x Jarak Gording = 27 x 1 = 27 kg (Tekan)
2.3.3.2 Kombinasi Pembebanan
Lantai Dasar
1. U = 1.4 D
Muy = 1.4 x 1.99 = 2.79 kgm
Akibat Beban Angin yg Tegak Lurus Dinding (tarik) :
Mux = 1.2 x 0 + 1.3 x 37.97 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 49.36 kgm
Muy = 1.2 x 1.99 + 1.3 x 0 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 2.39 kgm
Nu = 1.2 x 0 + 1.3 x 18.75 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 24.38 kg
Akibat Beban Angin yg Tegak Lurus Gevel (tekan) :
Mux = 1.2 x 0 + 1.3 x 16.88 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 21.94 kgm
Muy = 1.2 x 1.99 + 1.3 x 0 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 2.39 kgm
Nu = 1.2 x 0 + 1.3 x 42.19 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 54.84 kg
Lantai 1
1. U = 1.4 D
Muy = 1.4 x 1.85 = 2.59 kgm
Akibat Beban Angin yg Tegak Lurus Dinding (tarik) :
Mux = 1.2 x 0 + 1.3 x 30.38 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 39.49 kgm
Muy = 1.2 x 1.85 + 1.3 x 0 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
kg/m
2
Mxw = 1/8 x q x (L)
2
=
Mxw = 1/8 x q x (L)
2
=
kg/m
2
kg/m
2
kg/m
2
Mxw = 1/8 x q x (L)
2
=
Mxw = 1/8 x q x (L)
2
=
2. U = 1.2D + 1.3W + L + 0.5 ( La atau Ha )
2. U = 1.2D + 1.3W + L + 0.5 ( La atau Ha )
= 2.22 kgm
Nu = 1.2 x 0 + 1.3 x 12 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 15.6 kg
Akibat Beban Angin yg Tegak Lurus Gevel (tekan) :
Mux = 1.2 x 0 + 1.3 x 13.5 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 17.55 kgm
Muy = 1.2 x 1.85 + 1.3 x 0 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 2.22 kgm
Nu = 1.2 x 0 + 1.3 x 27 + 0.5 x 0 + 0.5 x 0
= 35.1 kg
2.3.4 Kontrol Kekuatan Profil
2.3.4.1 Penampang Profil
Untuk Sayap Untuk Badan
bf

170 h

1680
2 tf fy tw fy
50

170 70

1680
2 7 240 5 240
3.57 10.97 14.0 108.4
OK OK
Penampang Profil Kompak, maka Mnx = Mpx
2.3.4.1 Kontrol Lateral Buckling
500 mm = 50 cm
1.76 x x
E
fy
= 1.76 x 1.12 x
200000
= 56.90 cm
240
Ternyata : < maka : Mnx = Mpx
Mnx = Mpx = Zx . Fy = 41.8 x 2400 = ### Kgm
1.5 Myx = 1.5 Sx fy = 1.5 x 37.5 x 2400 = 1350 Kgm
===> Mnx < 1.5 Myx
Mny = Zy ( satu sayap ) * fy
=
= 0.25 x 0.7 x 5 2 x 2400 = 10500 kgcm
= 105 kgm
2.3.5 Perhitungan Kuat Tarik
2.3.5.1 Kontrol Kelangsingan
300
Lk
=
300
= 75.38 < 300 OK
ix 3.98
2.3.5.2 Berdasarkan Tegangan Leleh
0.85 x 11.85 x 2400 = 24174 kg
Menentukan
2.3.5.3 Berdasarkan Tegangan Putus
= 0.75 x 0.85 x Ag x fu
= 0.75 x 0.85 x Ag x fu
= 0.75 x 0.85 x 11.85 x 3700
= ### kg
Tidak Menentukan
Jarak Baut Pengikat / pengaku lateral = L
B
=
L
P
= i
Y
L
B
L
P
1/4 x tf x bf
2
x fy
p
=
Nn = .Ag . fy =
Nn = .Ae . fu =
2.3.5.4 Kontrol Kuat Tarik
Lantai Dasar
> Nu
24174 > 54.84
OK
Lantai 1
> Nu
24174 > 1404
OK
2.3.6 Perhitungan Kuat Tekan
2.3.6.1 Kontrol Kelangsingan
200
Lkx
=
300
= 75.38 < 200 OK
ix 3.98
Lky
=
50
= 44.64 < 200 OK
iy 1.12
2.3.6.2 Berdasarkan Tekuk Arah X
fy
=
75.38
x
2400
= 0.83
E 3.14 2000000
0.25 < < 1.2
1.43
=
1.43
= 1.37
1.6 - 0.67 x 0.83
fy
= 0.85 x 11.85 x
2400
= ### kg
1.37
2.3.6.3 Berdasarkan Tekuk Arah Y
fy
= 44.64
x
2400
= 0.49
E 2000000
0.25 < < 1.2
1.43
=
1.43
= 1.13
1.6 - 0.67 x 0.49
fy
= 0.85 x 11.85 x
2400
= ### kg
1.13
2.3.7 Perhitungan Pembesaran Momen
Ncr =
Ab x fy
2
Ncrbx =
11.85 x 2400
= 41166.71 kg
0.831 2
Ncrby =
11.85 x 2400
= 117366.49 kg
0.492 2
2.3.7.1 Komponen Struktur Ujung Sederhana Cm = 1
Sbx =
Cmx
1
1 - (
Nu
)
Ncrbx
Lantai Dasar
Sbx =
1
= 1.001 (Tarik)
1 - (
24.38
)
Nn
Nn
p
px =
py =
c =
x
c
=
1.6 - 0.67 c
Nn = Ag
c =
y
c
=
1.6 - 0.67 c
Nn = Ag
c
1 - (
41166.71
)
Sby =
1
= 1.000 (Tarik)
1 - (
24.38
)
117366.49
Sbx =
1
= 1.001 (Tekan)
1 - (
54.844
)
41166.71
Sby =
1
= 1.000 (Tekan)
1 - (
54.844
)
117366.49
Lantai 1
Sbx =
1
= 1.000 (Tarik)
1 - (
15.6
)
41166.71
Sby =
1
= 1.000 (Tarik)
1 - (
15.6
)
117366.49
Sbx =
1
= 1.001 (Tekan)
1 - (
35.1
)
41166.71
Sby =
1
= 1.000 (Tekan)
1 - (
35.1
)
117366.49
2.3.8 Kontrol Gaya Kombinasi
2.3.8.1 Angin Dari Arah Tegak Lurus Dinding (tarik)
Lantai Dasar
Nu
=
24.375
= 0 < 0.2 OK
24174
Nu
+
Mux x Sbx
+
Muy x Sby
< 1
2 x x Mnx x Mny
24.375
+
49.4 x 1.001
+
2.390 x 1.000
< 1
2 x 24174 0.9 x 1003 0.9 x 105
0.08 < 1
OK
Lantai 1
Nu
=
15.6
= 0 < 0.2 OK
24174
Nu
+
Mux x Sbx
+
Muy x Sby
< 1
2 x x Mnx x Mny
15.600
+
39.5 x 1.000
+
2.219 x 1.000
< 1
2 x 24174 0.9 x 1003 0.9 x 105
0.07 < 1
OK
2.3.8.2 Angin Dari Arah Tegak Lurus Gevel (tekan)
Lantai Dasar
Nu
=
54.84
= 0 < 0.2 OK
24174
Nu
+
Mux x Sbx
+
Muy x Sby
< 1
2 x x Mnx x Mny
. Nn
. Nn b
. Nn
. Nn b
. Nn
. Nn b
54.844
+
21.9 x 1.001
+
2.390 x 1.000
< 1
2 x 24174 0.9 x 1003 0.9 x 105
0.05 < 1
OK
Lantai 1
Nu
=
35.1
= 0 < 0.2 OK
24174
Nu
+
Mux x Sbx
+
Muy x Sby
< 1
2 x x Mnx x Mny
35.100
+
17.6 x 1.001
+
2.219 x 1.000
< 1
2 x 24174 0.9 x 1003 0.9 x 105
0.04 < 1
OK
2.4 Perencanaan kolom Gevel
2.4.1 Data Perencanaan
Panjang Beban Atap Regel 5 = 3 m Panjang Cantilever = 1 m
Panjang Beban Atap Regel 2 = 3 m Jarak Kuda-kuda = 4 m
Lebar Beban Atap Regel 5 = 2.5 m panjang x angin tekan
Lebar Beban Atap Regel 2 = 2 m = 3 x 27 = 81 kg/m
panjang x angin tekan
Tinggi Regel 5 = 7 m = 3 x 27 = 81 kg/m
Tinggi Regel 2 = 6 m
Regel 5
Luas atap yg Dipikul oleh Regel 5 ( A1 ) = Lebar Beban Atap Regel 5 x Pjg Beban Atap Regel 5
= 3 x 2.5
= 7.5
Luas Dinding Regel 5 ( A2 ) = Pjg Beban Atap Regel 5 x Tinggi Regel 5
= 2.5 x 7
= 17.5
Regel 2
Luas atap yg Dipikul oleh Regel 2 ( A3 ) =Lebar Beban Atap Regel 2 x Pjg Beban Atap Regel 2
= 3 x 2
= 6
Luas Dinding Regel 2 ( A4 ) = Pjg Beban Atap Regel 2 x Tinggi Regel 2
= 2 x 6
= 12
2.4.2 Perencanaan Pembebanan
2.4.2.1 Beban Mati
Regel 5
= 7.5 x 20.63 = ### kg
= 17.5 x 4.15 = 72.63 kg
= 7 x 9.3 = 65.1 kg
Regel 2
= 6 x 20.63 = ### kg
= 12 x 4.15 = 49.8 kg
= 6 x 9.3 = 55.8 kg
2.4.2.2 Beban hidup
. Nn
. Nn b
q
w
regel 5 =
q
w
regel 2 =
m
2
m
2
m
2
m
2
N
D
atap = A1 x q
D
atap
N
D
Dinding = A2 x q
D
Dinding
N
D
Gording = Jml Gording . w Gording
N
D
atap = A3 x q
D
atap
N
D
Dinding = A4 x q
D
Dinding
N
D
Gording = Jml Gording . w Gording
Regel 5
= 7.5 x 20 = 150 kg
Regel 2
= 6 x 20 = 120 kg
2.4.2.3 Beban Angin
Regel 5
0.13 x 81 x 7 2 = ### kgm
Regel 2
0.13 x 81 x 6 2 = 364.5 kgm
2.4.3 Syarat Kekakuan
Regel 5
Y =
h
=
700
= 3.5 cm
200 200
Ix =
5
x
q x
384 E x Y
5
x
4.96 x 7 4 = 2215.767
384 0.02 x 3.5
===> Ix Profil yg Dipakai > 2215.767
Pakai Profil :
WF 175 x 175 x 7.5 x 11
A = 51.21 tf = 11 mm Zx = ###
W = 40.2 kg/m Ix = 2880 Zy = ###
a = 175 mm Iy = 984 h = 175 - 2 x ( 11 + 12 )
bf = 175 mm tw = 7.5 mm = 136 mm
iy = 4.38 cm ix = 7.5 cm Sx = 2050 mm
r = 12 cm
Mutu Baja = BJ 37
fu = 3700 370 Mpa
fy = 2400 240 Mpa
Nd Profil = 7 x 40.2 = 281.4 kg
Nd total = Nd atap + Nd (Dinding+Gording ) + Nd Profil
= ### + ### + 281.4 = ### kg
NL Total = NL atap = 150 kg
Mw = ### kgm
U = ( 1.2D + 1.6L+ 1.6W ) x 0.75
Nu = ( 1.2 x ### + 1.6 x 150 ) x 0.75 = ### kg
Mntx = 1.6 x Mw x 0.75 = 1.6 x ### x 0.75 = ### kg
Regel 2
Y =
h
=
600
= 3 cm
200 200
Ix =
5
x
q x
384 E x Y
5
x
3.65 x 6 4 = 1025.156
384 0.02 x 3
===> Ix Profil yg Dipakai > 1025.156
Pakai Profil :
WF 150 x 100 x 6 x 9
N
L
atap = A1 x q
L
atap
N
L
atap = A2 x q
L
atap
Mw = 1/8 x qw x (h)
2
=
Mw = 1/8 x qw x (h)
2
=
L
4
cm
4
cm
4
cm
2
cm
3
cm
4
cm
3
cm
4
kg/cm
2
=
kg/cm
2
=
L
4
cm
4
cm
4
A = 26.84 tf = 9 mm Zx = ###
W = 21.1 kg/m Ix = 1020 Zy = 45.88
D = 148 mm Iy = 151 h = 150 - 2 x ( 9 + 11 )
Bf = 100 mm tw = 6 mm = 116 mm
iy = 2.37 cm ix = 6.17 cm Sx = 138 mm
r = 11 cm
Mutu Baja = BJ 37
fu = 3700 370 Mpa
fy = 2400 240 Mpa
Nd Profil = 6 x 21.1 = 126.6 kg
Nd total = Nd atap + Nd (Dinding+Gording ) + Nd Profil
= ### + 105.6 + 126.6 = ### kg
NL Total = NL atap = 120 kg
Mw = 364.5 kgm
U = ( 1.2D + 1.6L+ 1.6W ) x 0.75
Nu = ( 1.2 x ### + 1.6 x 120 ) x 0.75 = ### kg
Mntx = 1.6 x Mw x 0.75 = 1.6 x 364.5 x 0.75 = 437.4 kg
2.4.4 Kontrol Tekuk
Regel 5
untuk arah x :
Lkx = 700 cm
x =
Lkx
=
700
= 93.33
ix 7.5
fy
=
93.33
x
2400
= 1.03
E 2000000
Ncrbx = =
2 x 2000000 x 51.21
93.33 2
= 116040.87 kg
untuk Arah y :
Lky = 100 cm
y =
Lky
=
100
= 22.83
iy 4.38
fy
=
22.83
x
2400
= 0.25
E 2000000
Ncrby = =
2 x 2000000 x 51.21
22.83 2
= 1939245.26 kg
Tekuk Kritis Adalah Arah ====> X karena >
0.25 < < 1.2
1.43
=
1.43
= 1.57
1.6 - 0.67 x 1.03
Pn = Ag . fy = 51.21 x 2400 = 122904 kg
Pu
=
696.47
= 0.01 < 0.2
0.85 x 122904
Pakai Rumus :
Pu
+
Mux
+
Muy
1
2 x x Mnx x Mny
Batang Dianggap Tidak Bergoyang Maka :
Sbx =
Cmx
1 ;Cm = 1
1 - (
Nu
)
cm
2
cm
3
cm
4
cm
3
cm
4
kg/cm
2
=
kg/cm
2
=
c =
x

2
. E . A
x
2
c =
y

2
. E . A
y
2
x y
c
=
1.6 - 0.67 c
. Pn
c . Pn b b
1 - (
Ncrbx
)
Sbx =
1
= 1.006 1
1 - (
696.5
)
116040.87
Mux = Mntx . Sbx
Mux = ### x 1.006 = ### kgm
Regel 2
untuk arah x :
Lkx = 600 cm
x =
Lkx
=
600
= 97.24
ix 6.17
fy
=
97.24
x
2400
= 1.07
E 2000000
Ncrbx = =
2 x 2000000 x 26.84
97.24 2
= 56024.77 kg
untuk Arah y :
Lky = 100 cm
y =
Lky
=
100
= 42.19
iy 2.37
fy
=
42.19
x
2400
= 0.47
E 2000000
Ncrby = =
2 x 2000000 x 26.84
42.19 2
= 297583.57 kg
Tekuk Kritis Adalah Arah ====> X karena >
0.25 < < 1.2
1.43
=
1.43
= 1.62
1.6 - 0.67 x 1.07
Pn = Ag . fy = 26.84 x 2400 = 64416 kg
Pu
=
464.38
= 0.01 < 0.2
0.85 x 64416
Pakai Rumus :
Pu
+
Mux
+
Muy
1
2 x x Mnx x Mny
Batang Dianggap Tidak Bergoyang Maka :
Sbx =
Cmx
1 ;Cm = 1
1 - (
Nu
)
Ncrbx
Sbx =
1
= 1.008 1
1 - (
464.4
)
56024.77
Mux = Mntx . Sbx
Mux = 437.4 x 1.008 = ### kgm
2.4.5 Menentukan Mnx
Regel 5
* Penampang Profil
Untuk Sayap : Untuk Badan :
bf

170 h

1680
2 tf fy tw fy
c =
x

2
. E . A
x
2
c =
y

2
. E . A
y
2
x y
c
=
1.6 - 0.67 c
. Pn
c . Pn b b
2 . 1 25 . 0 < <c
175

170 136

1680
2 11 240 7.5 240
7.95 10.97 18.1 108.4
OK OK
Penampang Profil Kompak, maka Mnx = Mpx
* Kontrol Lateral Buckling
1000 mm = 100 cm
1.76 x x
E
fy
= 1.76 x 100 x
200000
= ### cm
2400
Ternyata : < maka : Mnx = Mpx
Mnx = Mpx = Zx . Fy = 0 x p = 0 Kgm
Mny = Zy ( satu sayap ) * fy
=
= 0.25 x 0 x 0 2 x p = 0 kgcm
= 0 kgm
Regel 2
Penampang Profil
untuk Sayap untuk Badan
#REF! 170 #REF! 1680
#REF! #REF! #REF! #REF!
#REF! #REF! #REF! #REF!
#REF! #REF!
Penampang Profil Kompak, maka Mnx = Mpx
Lateral BracingLb = 100 cm
Lp = #REF! cm
Ternyata Lp > Lb maka Mnx = Mpx
Mnx = Mpx = Zx. Fy = #REF! * #REF! = #REF! Kgm
Mny = Zy ( 1 flen ) * fy
=
= 0.25 #REF! #REF! #REF! = #REF! kgcm
= #REF! kgm
2.4.6 Persamaan Interaksi
Pu
+
Mux
+
Muy
< 1
Lateral Bracing = L
B
=
L
P
= i
Y
L
B
L
P
1/4 x tf x bf
2
x fy
fy
tf
b 170
2

fy
t
h 1680



fy
E
iy Lp * 76 . 1 =
fy bf tf * ) 2 * * 4 / 1 (
x x x
2 x
+
x Mnx
+
x Mny
< 1
Regel 5
#REF! + 598.94 + 0
0.17 x 0.9 #REF! 0.9 #REF!
#REF! + #REF! +
#REF! < 1
OK
Regel 2
#REF! + #REF! + 0
0.17 #REF! 0.9 #REF! 0.9 #REF!
#REF! + #REF! +
#REF! < 1
OK
2.5 Perencanaan Penggantung Gording Dinding Samping dan Gevel
2.5.1 Data Penggantung Gording
Jarak Kuda - Kuda = 400 cm
Jumlah Penggantung Gording = 2 buah
Jumlah Gording Gevel = 7 buah
Jumlah Gording Dinding= 3 buah
Jarak Penggantung gording = ### cm
Jarak antara Gevel = 300 cm
Jarak Antar Gordng Horizontal Dinding = 125 cm
Jarak Antar Gordng Horizontal Gevel = 100 cm
2.5.2 Perencanaan Pembebanan
Dinding Samping
Beban Mati
Berat Sendiri Gording = 0 kg/m
Berat Seng Gelombang = 4.15 kg/m
= 4.15 kg/m
Alat Pengikat dll 10 % = 0.1 4.15 = 0 kg/m
= 4.15 kg/m
= 16.6 kg
Gevel
Beban Mati
Berat Sendiri Gording = 0 kg/m
Berat Seng Gelombang = 4.15 kg/m
= 4.15 kg/m
Alat Pengikat dll 10 % = 0.1 4.15 = 0.42 kg/m
= 4.57 kg/m
c . Pn b b
x x x
x x x
x
Kuda JarakKuda q Ra = *
x
= 13.7 kg
2.5.3 Perhitungan Gaya
2.5.3.1 Penggantung Gording Tipe A
Dinding Samping `
Ra = 23.24 kg
Ra Total = Ra * jumlah Gording Ra = 69.72 kg
Gevel `
Ra = 19.17 kg
Ra Total = Ra * jumlah Gording Ra = ### kg
2.5.3.2 Penggantung Gording Tipe B
Dinding Samping
0.94
0.75
43.14
Rb = 69.72 = ### kg
0.68
Gevel
1.4
0.95
54.44
Rb = ### = ### kg
0.81
2.5.4 Perencanaan Batang Tarik
Dinding Samping
Pu = ### kg
BJ 37 fu = 0 kg/cm2
fy = 0 kg/cm3
Gevel
Pu = ### kg
BJ 37 fu = 0 kg/cm2
fy = 0 kg/cm3
2.5.4.1 Kontrol Leleh
Dinding Samping
Pu = fy Ag dengan = 0.9
Ag perlu = Pu/ fy = ### = ### cm2
0 ###
Gevel
Pu = fy Ag dengan = 0.9
o
o
= arctgn
=
=
Sin
R
R
A
B
=

4 * Ag
d =
JarakGevel q Ra * =
= arctgn
=
=
Sin
R
R
A
B
=
Ag perlu = Pu/ fy = ### = ### cm2
0 ###
2.5.4.2 Kontrol Putus
Dinding Samping
Pu = fu 0.75 Ag dengan = 0.75
Ag Perlu = Pu = ### = ### cm2
fu 0.75 0 ###
= ### cm2
= ### 4 d = ### cm
3.14
Pakai d = 10 mm
Dinding Samping
Pu = fu 0.75 Ag dengan = 0.75
Ag Perlu = Pu = ### = ### cm2
fu 0.75 0 ###
= ### cm2
= ### 4 d = ### cm
3.14
Pakai d = 10 mm
2.5.5 Kontrol Kelangsingan
Dinding Samping
Jarak Penggantung Gording = ### cm
Panjang Rb = ### + 15625
Panjang Rb = ### cm
1 > ###
500
1 > 0.37
2
4 / 1 d Ag =
500
PanjangRb
d
x

4 * Ag
d =
2
4 / 1 d Ag =
x
2 2
ontal rdingHoriz JrkantarGo g tungGordin JrkPenggan PanjangRb + =
OK
Gevel
Jarak Penggantung Gording = 100 cm
Panjang Rb = 10000 + 10000
Panjang Rb = ### cm
1 > ###
500
1 > 0.28
OK
2.6 Perencanaan Ikatan Angin Dinding
2.6.1 Data Perencanaan Ikatan Angin Dinding
Tekanan Angin W =0 kg/m2
Koefisien Angin C = 0.9
a1 = 300 cm a2 = 200 cm
0 = 0 0
2.6.2 Perhitungan Tinggi Ikatan Angin ( h )
h1 = 9 m
h2 = 9 + 2 tg 0.44 = 9.93 m
h3 = 9 + 4 tg 0.44 = 10.87 m
h4 = 9 + 6 tg 0.44 = 11.8 m
h5 = 9 + 9 tg 0.44 = 13.2 m
2.6.3 Perhitungan Gaya - Gaya yang Bekerja
R = 1/2 W C a h
R1 = 0.50 0 #REF! 1 9 = #REF! kg
R2 = 0.50 0 #REF! 2 9.93 = #REF! kg
R3 = 0.50 0 #REF! 2 10.87 = #REF! kg
R4 = 0.50 0 #REF! 2.5 11.8 = #REF! kg
R5 = 0.50 0 #REF! 3 13.2 = #REF! kg
Rtotal = ( R1+R2+R3+R4+(R5/2)) = #REF! kg
2.6.4 Perencanaan Dimensi Ikatan Angin
500
PanjangRb
d
2 2
ontal rdingHoriz JrkantarGo g tungGordin JrkPenggan PanjangRb + =
=
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
tg = 1
4
= 0.25
= 0.24 rad
R1 = #REF! kg
Rtotal = #REF! kg
2.6.4.1 Menghitung gaya Pada Titik Simpul
Pada Titik Simpul A
V = 0
Rtotal + S1 = 0
S1 = - Rtotal
S1 = #REF! kg
H = 0
S2 = 0
Pada Titik Simpul B
EV = 0
R1 + S1 +S3 Cos = 0
S3 = #REF! kg
2.6.5 Perencanaan Batang Tarik
Pu = #REF! kg
BJ 37 fu = 0 kg/cm2
fy = 0 kg/cm3
2.6.5.1 Kontrol Leleh
Pu = fy Ag dengan = 0.9
Ag perlu = Pu/ fy = #REF! = #REF! cm2
0 #REF!
2.6.5.2 Kontrol Putus
Pu = fu 0.75 Ag dengan = 0.75
Ag Perlu = Pu = #REF! = #REF!
fu 0.75 0 #REF!
= #REF! cm2
= #REF! 4 d = #REF! cm
3.14
Cos
S R
S
) (
1 1
3

=
2
4 / 1 d Ag =

4 * Ag
d =
75 . 0 * 6 . 1 *
3
S Pu =
x
Pakai d = 12 mm
2.6.6 Kontrol Kelangsingan
Jarak Kuda - Kuda = 400 cm
Panjang S3 = 0 + 0
Panjang S3 = 0 cm
1.2 > 0
500
1.2 > 0
OK
500
3
PanjangS
d
2 2
Re 2 3 tal gelHorizon Jrkantar Kuda da JrkantarKu PanjangS + =
Start
Masukkan Data - Data Perencanaan Bondex dan Balok Anak :
Panjang Bentang Beban Bondex Yang Dipikul Balok Anak = ?
Panjang Balok Anak = ?
Berat Sendiri Beton = ?
Berat Sendiri Bondex = ?
Berat Spesi per cm Tebal = ?
Berat Tegel = ?
Beban Berguna = ?
Hitung Pembebanan terhadap Balok Anak :
Beban Mati
Beban Hidup
Hitung Tebal Lantai Bondex
Tebal Lantai Bondex Dicari dengan Menggunakan Tabel yang
ada dengan memperhitungkan Beban Berguna yang akan
Disalurkan Bondex ke Balok Anak sebagai Dasar Perencanaan.
T = ?
Hitung Luasan Tulangan Negatif Bondex
Luasan Tulangan Negatif Bondex Dicari dengan Menggunakan
Tabel yang ada dengan memperhitungkan Beban Berguna yang
akan Disalurkan Bondex ke Balok Anak sebagai Dasar
Perencanaan.
A = ?
Asumsikan Diamter Tulangan Negatif
Bondex :
= ? Mm
Hitung Banyaknya Tulangan Yang Diperlukan Tiap 1 m :
A/As = ?
Hasilnya Dibulatkan Keatas
Hitung Jarak Tulangan Tarik :
Jarak Tulangan Tarik = Jarak Tulangan yang Diperlukan ( 1
m ) Dibagi dengan Banyaknya Tulangan yang diperlukan
dengan Jarak yang Telah Ditetapkan Diatas
Perencanaan Pembebanan
Beban Mati
Beban Hidup
Hitung qU, Mu Max dan Du Max :
qU = 1.2 qD + 1.6 qL
2
8
1
max l q Mu
u
= l q Du
u
2
1
max =
KO
OK
Sayap Badan
OK OK
KO KO
OK OK
KO KO
OK KO
Pilih Profil Baja Dimana Ix-nya Harus > Ix Minimum :
A = ? ; W = ? ; a = ? ; bf = ? ; iy = ? ;tf = ? ; Ix = ? Iy = ? ; tw = ? ; Zx = ? ; Zy
= ? ; h = ? ; fu = ? ; Fy = ?
Perencanaan Pembebanan + Berat Profil
Beban Mati
Beban Hidup
Hitung qU, Mu Max dan Du Max ( Berat Profil Dimasukkan ) :
qU = 1.2 qD + 1.6 qL
2
8
1
max l q Mu
u
= l q Du
u
2
1
max =
KONTROL LENDUTAN BALOK
Dimana Y ijin = L/360

EIx
l qL qD
Y
4
* ) (
384
5
max
+
=
Y mak < Y ijin Perbesar Profil
KONTROL LOKAL BUCKLING
Hitung p, r Penampang Sayap dan p, r Penampang Badan :
Sayap Badan
fy
p
170
=
fy
p
1680
=
t
h
r y
r
f f
=
370

y
r
f
2550
=
tf
b
2
tf
b
2
p

t
h
p

Profil Kompak
Mnx = Mnp
tf
b
2
p

r

Profil Tak Kompak
p r
p
Mr Mp Mp Mn

= ) (
Profil Langsing
2
) / ( r Mr Mn =
Profil Langsing
p

t
h
r

2
) / ( r Mr Mn =
1 2
Mnx Sayap > Mnx
Badan
Profil Kompak
Mnx = Mnp
Profil Tak Kompak
p r
p
Mr Mp Mp Mn

= ) (
2
PERHITUNGAN Ix PROFIL MINIMUM
Dimana Y ijin = L/360

EY
l qL qD
Ix
4
* ) (
384
5 +
>
KO KO
OK OK
OK KO
KO
OK
OK
KO
Ambil Mnx Badan
Local Buckling
Ambil Mnx Sayap
Local Buckling
KONTOL LATERAL BUCKLING
Hitung p dan r daripada Lateral Buckling
fy
E
iy Lp * 76 . 1 =
2
2
1
1 1 ) (
L
L
y
f X
f
X
r Lr + + =
) 1 ( 2 +
=
E
G
2
1
EGJA
Sx
X

=
Iy
Iw
GJ
S
X
2
2
) ( 4 =
b

p

Bentang Pendek
Mnx = Mpx
b
p

r

Bentang Menengah
Mp
Lp Lr
L Lr
Mp Mr Mr Cb Mn

+ = ) )( ( (
Bentang Panjang
Mp I I
L
E
GJ I E
L
Cb Mcr Mn
w y y
+ = =
2
) ( _

Mnx Local Buckling > Mnx Lateral
Buckling
Ambil Mnx Lateral Buckling Ambil Mnx Local Buckling
Jarak Lateral Bracing b :
b = ?
KONTROL KUAT RENCANA GESER
Hitung
fy tw
h 1100

tw
h
Vn = 0.6 fy Aw
Hitung : 0.9 Mnx
0.9 Mnx > Mu max Perbesar Profil
OK
KO
KO
OK
fy tw
h
fy
1370 1100

y
w
w y
f h
t
A f Vn
1100
6 . 0 =
2
) (
900000
w
w
t
h
A
Vn =
Hitung 0.9 Vn
0.9 Vn > Vu Max
Profil Dapat Dipakai
Perbesar Profil
Pre - Eliminary Design
3Perencanaan Bondex dan Balok Anak
3.1 Data - Data perencanaan
Beban Hidup : 400 Kg/m2
Beban Finishing : 90 Kg/m2
Beban Berguna : 490 Kg/m3
Berat Beton Kering : 2400 kg/m3
Panjang Bentang Beban Bondex yang Dipikul Oleh Balok Anak : 3 m
Panjang Balok Anak : 4 m
3.2 Perencanaan Pelat Lantai Bondex
3.2.1 Data Perencanaan
Berat Sendiri Beton = 2400 kg/m3
Berat Sendiri Bondex = 10.1 kg/m2
Berat Spesi per cm Tebal = 21 kg/m2
Berat Tegel = 24 kg/m2
3.2.2 Perencanaan Pembebanan
Beban Mati
Berat Beton = 2400 * 0.12 = 288 Kg/m2
Berat Bondex = 10.1 Kg/m2
Berat Spesi 2 Cm = 21 * 2 = 42 Kg/m2
Berat Tegel 2 Cm = 24 * 2 = 48 Kg/m2
qD = 388.1 Kg/m2
Beban Hidup
Beban Hidup Lantai gudang = 400 Kg/m2
Beban Finishing = 90 Kg/m2
qL = 490 Kg/m2
3.2.3 Perencanaan Tebal Lantai Beton dan Tulangan Negatif
3.2.3.1 Perencanaan Tebal Lantai
qL = 490 kg/m2
Beban Berguna yang Dipakai = 500 kg/m2
Jarak Antar Balok = 300 cm
Jarak Kuda - Kuda = 400 cm
Dari Tabel Brosur ( Bentang Menerus dengan Tulangan Negatif ),didapat :
t = 12 mm
A = 3.57 cm2/m
3.2.3.2 Perencanaan Tulangan Negatif
10 mm
As = 0.79 mm2
Banyaknya Tulangan Yang diperlukan Tiap 1 m = A = 3.57
As 0.79
= 4.55 Buah
= 5 Buah
Jarak Tulangan Tarik = 200 cm
Direncanakan Tulangan Dengan =
3.3 Perencanaan Dimensi Balok Anak
3.3.1 Perencanaan Pembebanan
Beban Mati ( D )
Bondex = 3 10.1 = 30.3 kg/m
Plat Beton = 3 0.12 2400 = 864 kg/m
Tegel + Spesi = 3 90 = 270 kg/m
qD = 1164.3 kg/m
Beban Hidup ( L )
qL = 3 490 = 1470 kg/m
3.3.3 Perhitungan qU , Mu Max dan Du Max
qU = 1.2 qD + 1.6 qL
qU = 1.2 1164.3 1.6 1470 = 3749.16 Kg/m
= 0.13 3749.16 16 = 7498.32 Kgm
= 0.5 3749.16 4 = 7498.32 Kg
3.3.4 Perhitungan Ix Profil Yang Diperlukan
Y = L = 400 = 1.11
360 360
Ix > 5 ( 11.64 14.7 ) 2.56E+10
384 2100000 1.11
Ix > 3763.29 cm4
3.3.5 Perencanaan Profil WF untuk Balok Anak
250 x 125 x 6 x 9
A = 37.66 cm2 tf = 9 mm Zx = 351.86 cm3
W = 29.6 kg/m Ix = 4050 cm4 Zy = 72.02 cm3
a = 250 mm Iy = 294 cm4 h = 208 mm
bf = 125 mm tw = 6 mm r = 12 mm
iy = 2.79 cm ix = 10.4 cm 351.86
72.02
Mutu Baja = BJ 37
fu = 3700 kg/cm2
fy = 2400 kg/cm2
3.3.6 Perencanaan Pembebanan + Beban Profil
Beban Mati ( D )
Bondex = 3 10.1 = 30.3 kg/m
Plat Beton = 3 0.12 2400 = 864 kg/m
Tegel + Spesi = 3 90 = 270 kg/m
Berat Profil = = 29.6 kg/m
Pasang Tulangan Tarik 10 - 200
2
8
1
max l q Mu
u
=
l q Du
u
2
1
max =
EY
l qL qD
Ix
4
* ) (
384
5 +
>
qD = 1193.9 kg/m
Beban Hidup ( L )
qL = 3 490 = 1470
3.3.7 Perhitungan qU , Mu Max dan Du Max ( Berat Profil Dimasukkan )
qU = 1.2 qD + 1.6 qL
qU = 1.2 1193.9 1.6 1470 = 3784.68 Kg/m
= 0.13 3784.68 16 = 7569.36 Kgm
= 0.5 3784.68 4 = 7569.36 Kg
3.3.8 Kontrol Lendutan Balok
Y = L = 400 = 1.11
360 360
= 5 ( 11.94 14.7 ) 2.56E+10
384 2100000 4050
= 1.04 < 1.11
OK
3.3.9 Kontrol Kuat Rencana Momen Lentur
3.3.9.1 Kontrol Penampang
untuk Sayap untuk Badan
125 170 208 1680
18 15.49 6 15.49
6.94 10.97 34.67 108.44
OK OK
Penampang Profil Kompak, maka Mnx = Mpx
Mp = fy * Zx
= 2400 * 351.86
= 844466.4 kgcm
= 8444.66 kgm
3.3.9.2 Kontrol Lateral Buckling
Jrk Pengikat Lateral : 1000 mm = 100 cm
Lp = 141.75 cm
2
8
1
max l q Mu
u
=
l q Du
u
2
1
max =
EIx
l qL qD
Y
4
* ) (
384
5
max
+
=
fy
tf
b 170
2

fy
t
h 1680



fy
E
iy Lp * 76 . 1 =
Ternyata Lp > Lb maka Mnx = Mpx
Mnx = Mpx = Zx. Fy = 351.86 * 2400 = 8444.66 Kgm
Mny = Zy ( 1 flen ) * fy
=
= 0.25 0.9 156.25 2400 = 84375 kgcm
= 843.75 kgm
0.9 Mp = 0.9 * 8444.66 = 7600.2 kgm
0.9 Mp > Mu
7600.2 > 7569.36
OK
3.3.9.3 Kontrol Kuat Rencana Geser
208 < 1100
6 15.49
34.67 < 71
Plastis
Vn = 0.6 fy Aw
= 0.6 2400 0.6 25
= 21600 Kg
Vu < Vn
7569.36 < 0.9 21600
7569.36 < 19440
OK
fy
E
iy Lp * 76 . 1 =
fy bf tf * ) 2 * * 4 / 1 (
x x x
fy
tw
h 1100

4Perencanaan Tangga Baja


4.1 Data Perencanaan
Tinggi tangga = 250 cm
Lebar injakan (i) = 28 cm
Panjang Tangga = 600 cm
Lebar Pegangan Tangga = 10 cm
4.2 Perencanaan Jumlah Injakan Tangga
4.2.1 Persyaratan - Persyaratan Jumlah Injakan Tangga
60 cm < ( 2t + I ) < 65 cm
25 < a < 40
Dimana : t = tinggi injakan (cm)
i = lebar injakan (cm)
a = kemiringan tangga
4.2.2 Perhitungan Jumlah Injakan Tangga
Tinggi tanjakan (t) = 65 - 28 / 2
= 18.5 cm
Jumlah Tanjakan = 250 = 13.51 buah
18.5
= 14 buah
Jumlah injakan (n) = 14 buah
Lebar Bordes = 600 392 = 208 cm
Lebar Tangga = 200 20 = 180 cm
a = 32.54 0 = 0.57 rad
392 cm 208 cm
180 cm
180 cm
4.3 Perencanaan Pelat Tangga
4.3.1 Perencanaan Tebal Pelat Tangga
Tebal Pelat Tangga = 4 mm
Berat Jenis Baja = 7850 kg/m3
Tegangan Leleh Baja = 2400 kg/m2
4.3.2 Perencanaan Pembebanan Pelat Tangga
o o

Beban Mati
Berat Pelat = 0 1.8 7850 = 56.52 kg/m'
Alat Penyambung (10 %) = 5.65 kg/m'
qD = 62.17 kg/m'
Beban Hidup
qL = 500 x 1.8 = 900 kg/m'
= 0.13 62.17 0.08 = 0.61 kgm
= 0.13 900 0.08 = 8.82 kgm
Mu = 1.4 0.61 = 0.85 kgm
Tidak Menentukan
Mu = 1.2 0.61 + 1.6 8.82 = 14.84 kgm
Menentukan
4.3.5 Kontrol Momen Lentur
= 0.25 180 0.16 = 7.2 cm3
Zx * fy = 0.9 7.2 2400 = 15552 kgcm
155.52 kgm
Syarat -> > Mu
155.52 kgm > 14.84 kgm
OK
4.3.6 Kontrol Lendutan
f = L = 28 = 0.08
360 360
= 0.08 180 0.06 = 0.96 cm4
Ix = 0.96 cm4
4.3.3 Perhitungan M
D
dan M
L
M
D
M
D
4.3.4 Perhitungan Kombinasi Pembebanan M
U
M
U
= 1.4 M
D
M
U
= 1.2 M
D
+ 1.6 M
L
Mn =
Mn =
Mn
x x
2
8
1
l q M
D D
=
2
8
1
l q M
L L
=
x x
x x
x
x x
x x
2
4
1
bh Zx =
x x
EIx
l qL qD
Y
4
* ) (
384
5
max
+
=
3
12
1
bh Ix = x x
= 5 ( 0.62 9 ) 6.15E+05
384 2100000 0.96
= 0.04 < 0.08
OK
Ambil Pelat Tangga dengan Tebal = 4 mm
4.4 Perencanaan Penyangga Pelat Injak
4.4.1 Perencanaan Pembebanan
Beban Mati
Berat Pelat = 0.14 0 7850 = 4.4 kg/m'
Berat Baja Siku = 45 45 7 = 4.6 kg/m'
9 kg/m'
Alat Penyambung ( 10 % ) = 0.9 kg/m'
qD = 9.9 kg/m'
Beban Hidup
qL = 500 x 0.14 = 70 kg/m'
.
= 0.13 9.9 3.24 = 4.01 kgm
= 0.13 70 3.24 = 28.35 kgm
Mu = 1.4 4.01 = 5.61 kgm
Tidak Menentukan
Mu = 1.2 4.01 + 1.6 28.35 = 50.17 kgm
Menentukan
4.4.4 Kontrol Momen Lentur
Dari Perhitungan Sap 2000 Version 8.2.3 Didapat untuk Profil Siku 45x45x7 :
Zx = 6.14 cm3 ( Modulus Plastis )
Zx * fy = 0.9 6.14 2400 = 13262.4 kgcm
132.62 kgm
Syarat -> > Mu
132.62 kgm > 50.17 kgm
4.4.2 Perhitungan M
D
dan M
L
M
D
M
D
4.4.3 Perhitungan Kombinasi Pembebanan M
U
M
U
= 1.4 M
D
M
U
= 1.2 M
D
+ 1.6 M
L
Mn =
Mn =
Mn
EIx
l qL qD
Y
4
* ) (
384
5
max
+
=
x
x x
x x
2
8
1
l q M
D D
=
2
8
1
l q M
L L
=
x x
x x
x
x x
x x
x
OK
4.4.5 Kontrol Lendutan
f = L = 180 = 0.5
360 360
Dari Tabel Profil Baja Didapat :
Ix = 10.42 cm4
= 5 ( 0.1 0.7 ) 1.05E+09
384 2100000 10.42
= 0.5 < 0.5
OK
Ambil Profil Baja Siku Sama Kaki 45 45 7
4.5 Perencanaan Pelat Bordes
4.5.1 Perencanaan Tebal Pelat Bordes
Tebal Pelat Tangga = 8 mm
Berat Jenis Baja = 7850 kg/m3
Tegangan Leleh Baja = 2400 kg/m2
Lebar Pelat Bordes = 2 m
4.5.2 Perencanaan Pembebanan Pelat Bordes
Beban Mati
Berat Pelat = 0.01 2 7850 = 125.6 kg/m'
Alat Penyambung (10 %) = 12.56 kg/m'
qD = 138.16 kg/m'
Beban Hidup
qL = 500 x 2 = 1000 kg/m'
= 0.13 138.16 0.48 = 8.3 kgm
= 0.13 1000 0.48 = 60.09 kgm
4.5.3 Perhitungan M
D
dan M
L
M
D
M
D
4.5.4 Perhitungan Kombinasi Pembebanan M
U
EIx
l qL qD
Y
4
* ) (
384
5
max
+
=
x
x x
2
8
1
l q M
D D
=
2
8
1
l q M
L L
=
x x
x x
x x
Mu = 1.4 8.3 = 11.62 kgm
Tidak Menentukan
Mu = 1.2 8.3 + 1.6 60.09 = 106.1 kgm
Menentukan
4.5.5 Kontrol Momen Lentur
= 0.25 200 0.64 = 32 cm3
Zx * fy = 0.9 32 2400 = 69120 kgcm
691.2 kgm
Syarat -> > Mu
691.2 kgm > 106.1 kgm
OK
4.5.6 Kontrol Lendutan
f = L = 69.33 = 0.19
360 360
= 0.08 200 0.51 = 8.53 cm4
Ix = 8.53 cm4
= 5 ( 1.38 10 ) 2.31E+07
384 2100000 8.53
= 0.19 < 0.19
OK
ambil Tebal Pelat Bordes = 8 mm
4.6 Perencanaan Balok Bordes
4.6.1 Perencanaan Balok Bordes dengan Profil I
M
U
= 1.4 M
D
M
U
= 1.2 M
D
+ 1.6 M
L
Mn =
Mn =
Mn
x
x x
x x
2
4
1
bh Zx =
x x
EIx
l qL qD
Y
4
* ) (
384
5
max
+
=
x
3
12
1
bh Ix =
x x
100 x 100 x 6 x 8
A = 21.9 cm2 tf = 8 mm Zx = 84.18 cm3
W = 17.2 kg/m Ix = 383 cm4 Zy = 40.61 cm3
a = 100 mm Iy = 134 cm4 h = 84 mm
bf = 100 mm tw = 6 mm
iy = 2.47 cm ix = 4.18 cm 84.18
40.61
4.6.2 Perencanaan Pembebanan
Beban Mati
Berat Pelat = 0.01 0.69 7850 = 43.54 kg/m'
Berat Profil I = = 17.2 kg/m'
= 60.74 kg/m'
Alat Penyambung ( 10 % ) = 6.07 kg/m'
qD = 66.82 kg/m'
= 0.13 66.82 4.33 = 36.13 kgm
= 0.5 66.82 4.33 = 144.54 kg
Beban Hidup qL = 500 x 0.69 = 346.67 kg/m'
.
= 0.13 346.67 4.33 = 187.48 kgm
= 0.5 346.67 4.33 = 749.91 kg
4.6.3 Perhitungan Kombinasi Pembebanan
Mu = 1.4 36.13 = 50.59 kgm
Pu = 1.4 144.54 = 202.35 kgm
Tidak menentukan
Mu = 1.2 36.13 + 1.6 187.48 = 343.32 kgm
Pu = 1.2 144.54 + 1.6 749.91 = 1373.3 kgm
Menentukan
4.6.4 Kontrol Kekuatan Profil
4.6.4.1 Penampang Profil fy = 2400 kg/m2
untuk Sayap untuk Badan
100 170 84 1680
16 15.49 6 15.49
6.25 10.97 14 108.44
OK OK
Penampang Profil Kompak, maka Mnx = Mpx
4.6.4.2 Kontrol Lateral Buckling
Jarak Baut Pengikat : 250 mm = 25 cm
M
U
= 1.4 M
D
M
U
= 1.2 M
D
+ 1.6 M
L
x x
2
8
1
L q M
D D
=
L q P
D D
2
1
=
2
8
1
L q M
L L
=
L q P
L L
2
1
=
x x
x x
x x
x x
x
x
x
x
x
x
fy
tf
b 170
2

fy
t
h 1680



fy
E
iy Lp * 76 . 1 =
Lp = 125.49 cm
Ternyata Lp > Lb maka Mnx = Mpx
Mnx = Mpx = Zx. Fy = 84.18 * 2400 = 2020.42 Kgm
Mny = Zy ( 1 flen ) * fy
=
= 0.25 3.2 100 2400 = 192000 kgcm
= 1920 kgm
4.6.5 Kontrol Momen Lentur
Zx = 84.18 cm3
Zx * fy = 0.9 84.18 2400 = 181837.44 kgcm
1818.37 kgm
Syarat -> > Mu
1818.37 kgm > 343.32 kgm
OK
4.6.6 Kontrol Lendutan
f = L = 180 = 0.5
360 360
Ix = 84.18 cm4
= 5 ( 0.67 3.47 ) 1.05E+09
384 2100000 84.18
= 0.32 < 0.5
OK
4.7 Perhitungan Balok Induk Tangga
4.7.1 Data - Data Perencanaan
h min = I sin = 28 sin 32.54 = 15.06 cm
Mn =
Mn =
Mn
fy
E
iy Lp * 76 . 1 =
fy bf tf * ) 2 * * 4 / 1 (
x x x
x x
EIx
l qL qD
Y
4
* ) (
384
5
max
+
=
x
x
4.7.2 Perencanaan Balok Induk Dengan Menggunakan Profil WF
250 x 125 x 5 x 8
A = 32.68 cm2 tf = 8 mm Zx = 310.45 cm3
W = 25.7 kg/m Ix = 3540 cm4 Zy = 63.71 cm3
a = 250 mm Iy = 255 cm4 h = 210 mm
bf = 125 mm tw = 5 mm r = 12 mm
iy = 2.79 cm ix = 10.4 cm 310.45
63.71
Syarat --> h > hmin
25 > 15.06
OK
4.7.3 Perencanaan Pembebanan
4.7.3.1 Perencanaan Pembebanan Anak Tangga
Beban Mati
Berat Pelat = 0 1.04 7850 = 32.66 kg/m'
Berat Profil siku = 4.6 2 0.9 0.28 = 29.57 kg/m'
Berat Sandaran Besi = 15 kg/m'
Berat Profil WF = 32.68 / cos 32.54 = 38.76 kg/m'
x x
x x
115.99 kg/m'
Alat Penyambung (+ 10 %) = 11.6 kg/m'
qD1 = 127.59 kg/m'
Beban Hidup
qL1 = 500 1.04 = 520 kg/m'
Beban q1 Total = 1.2 qD + 1.6 qL
= 1.2 127.59 + 1.6 520
= 985.1 kg/m'
4.7.3.2 Perencanaan Pembebanan Bordes
Beban Mati
Berat Profil WF = = 25.7 kg/m'
Berat Pelat Bordes = 0.01 1 0.69 7850 = 43.54 kg
Berat Profil I = 17.2 1 = 17.2 kg
60.74 kg
Alat Penyambung (+ 10 %) = 6.07 kg
Pd = 66.82 kg
Beban Hidup
qL2 = 500 kg/m2 PL2 = 500 0.69 1
= 346.67 kg
jadi q2 total = 1.2 qD + 1.6 qL
= 1.2 25.7 + 1.6 500
= 830.84 kg/m'
jadi P total = 1.2 PD + 1.6 PL
= 1.2 66.82 + 1.6 346.67
= 634.85 kg
4.7.4 Perhitungan Gaya - Gaya pada Tangga
x
x x
x x x
x
x x
x x
x x
Lab = 3.92 m
Lbc = 2.08 m
492.552 15.366 634.845 11.76 3.120 1728.147 1.040 3.92 RC
6
Rc = 4264.48 kg
Rva = 985.10 3.92 830.84 2.08 1904.54 4264.48
Rva = 3229.81 kg

B C
+
+
A
5092.12 kgm
5294.72 kgm
3229.81
RAh = 0
Bidang M
Pers : Mx1 = RVA X1 - 0.5 q1
Mx1 = 3229.81 X1 - 492.55
dMx1
= 0 985.1 X1 = 3229.81
dX1 X1 = 3.28 m
X1 = 0 m MA = 0 Kgm
Xmax = 3.28 m Mmax= 5294.72 Kgm tangga
X1 = 3.92 m MB = 5092.12 Kgm tangga
B C
4.65
A a = 32.5444
Ma = 0
V = 0
X1
2
X1
2
+ + + + ( ( )
)
0 )) ( ( ))
2
1
( ( )) 5 . 1 3 ( ( )
2
1
(
2
2
1
= + + + + +
bc ab ab cb cb bc ab ab
l l Rc l l l q l l p l q
Rc P l q l q Rva
bc ab
+ + = 3
2 1
+ +
_
( (
) )
x
x
x
x
x
Rav cos a
Rav sin a 3.92 m 2.08 m
Rav
X1 X2
-532.68 kg
-2944 -
2722.65 kg -4264.48 kg
Bidang D
Permisalan gayaDari kiri : searah jarum jam gaya dianggap positif
X= 0 m
DA = Rva cos a
= 3229.81 cos 32.544
= 2722.65 kg
X= 3.92 m
Dbkiri = Rva cos a - q1 LAB
= -532.68 kg
cos a
Dbkanan = P LBC - RC
= 634.85 2.08 - 4264.48
= -2944 kg
X= 6 m
Dc = - RC
= -4264.48 kg
726.51 kg
+
-
-1737.49 kg
Bidang N
NA = -RVA sin a
= -3229.81 sin 32.544
= -1737.49 kg
NBkiri = -RVA sin a + q1 L1
x
x x
x
= 726.51 kg
sin a
NBkanan -C = 0
4.7.5 Kontrol Kekuatan Profil
4.7.5.1 Penampang Profil fy = 2400 kg/m2
untuk Sayap untuk Badan
125 170 210 1680
16 15.49 5 15.49
7.81 10.97 42 108.44
OK OK
Penampang Profil Kompak, maka Mnx = Mpx
4.7.5.1 Kontrol Lateral Buckling
Jarak Baut Pengikat : 250 mm = 25 cm
Lp = 0 cm
Ternyata Lp > Lb maka Mnx = Mpx
Mnx = Mpx = Zx. Fy = 310.45 * 2400 = 7450.68 Kgm
Mny = Zy ( 1 flen ) * fy
=
= 0.25 2.56 0.64 2400 = 983.04 kgcm
= 9.83 kgm
4.7.5 Kontrol Momen Lentur
Zx = 310.45 cm3
Zx * fy = 0.9 310.45 2400 = 670561.2 kgcm
6705.61 kgm
Syarat -> > Mu
6705.61 kgm > 5294.72 kgm
OK
4.7.6 Kontrol Lendutan
f = L = 600 = 1.67
360 360
Ix = 3540 cm4
Mn =
Mn =
Mn
fy
tf
b 170
2

fy
t
h 1680



fy
E
iy Lp * 76 . 1 =
fy bf tf * ) 2 * * 4 / 1 (
x x x
x x
= 5 ( 1.53 5.2 ) 1.30E+11
384 2100000 3540
= 1.53 < 1.67
OK
Profil yang Dipakai untuk Balok induk Adalah
Profil WF 250 x 125 x 5 x 8
EIx
l qL qD
Y
4
* ) (
384
5
max
+
=
x


5. Pembebanan
5.1 Perencanaan Beban Atap
Beban Mati
Berat Gording = 9.3 4 = 37.2 kg
Berat Asbes Gelombang = 11.33 4 = 45.32 kg
= 82.52 kg
= 8.25 kg
Pm = 90.77 kg
Berat Profil Kuda - Kuda = 0 cos 0.44 = 0 kg
90.77
Beban Hidup
Ph = 19.94 4 = 79.76 kg
108.93 + 127.61 = 236.53 kg
5.2. Perencanaan Beban Angin (Gudang Tertutup)
W = 30 kg/m2
Beban Tekan Atap = 0.1 30 4 = 12 kg/m
Beban Sedot Atap = -0.4 30 4 = -48 kg/m
BebanTiup Kolom = 0.9 30 4 = 108 kg/m
Beban Sedot Atap = -0.4 30 4 = -48 kg/m
5.3 Perencanaan Beban Akibat Plat Lantai, Kolom Memanjang dan Melintang
Alat Pengikat dll (+10 %)
Pm
tot
P Ultimate = 1.2 P
D
+ 1.6 P
L
=
(- 0,02 - 0,4) - 0,4
0,9 - 0,4
P4
P3
memanjang
I
I
x
x
x
x x
x x
x x
x x
600
600
600
400 400 400
. C
A
B
A ( Balok Induk Melintang )
0 x 0 x 0 x 0
A = 0 cm2 tf = 0 mm Zx = 0 cm3
W = 0 kg/m Ix = 0 cm4 Zy = 0 cm3
a = 0 mm Iy = 0 cm4 h = 0 mm
bf = 0 mm tw = 0 mm r = 0 mm
iy = 0 cm ix = 0 cm 0
0
B ( Balok Anak )
250 x 125 x 6 x 9
A = 37.66 cm2 tf = 9 mm Zx = 351.86 cm3
W = 29.6 kg/m Ix = 4050 cm4 Zy = 72.02 cm3
a = 250 mm Iy = 294 cm4 h = 208 mm
bf = 125 mm tw = 6 mm r = 12 mm
iy = 2.79 cm ix = 10.4 cm 351.86
72.02
C ( Balok Induk Memanjang)
0 x 0 x 0 x 0
A = 0 cm2 tf = 0 mm Zx = 0 cm3
W = 0 kg/m Ix = 0 cm4 Zy = 0 cm3
a = 0 mm Iy = 0 cm4 h = 0 mm
bf = 0 mm tw = 0 mm r = 0 mm
iy = 0 cm ix = 0 cm 0
0
Beban Mati
- Bondex = 10.1 kg/m2
- Beton = 0.12 x 2400 = 288 kg/m2
- Beban Finishing = 90 kg/m2
qM = 388.1 kg/m2
P3
P2
P1
P2
P3
P4
P5 P6 P6
melintang
B
I
I
I
I
I
I
I
I
V
Beban Hidup
qL = 400 kg/m2
5.3.1 Perencanaan Pembebanan Portal Melintang
5.3.1.1 Beban P1
Beban Mati
Berat Pelat = 388.1 3 4 = 4657.2 kg
Balok induk melintang = 0 3 = 0 kg
Balok anak = 29.6 4 = 118.4 kg
Pm1 = 4775.6 kg
Beban Hidup
Ph1 = 400 3 4 = 4800 kg
5.3.1.2 Beban P2
Beban Mati
Berat Pelat = 388.1 3 4 = 4657.2 kg
Balok induk memanjang = 0 4 = 0 kg
Balok induk melintang = 0 6 = 0 kg
Pm2 = 4657.2 kg
Beban Hidup
Ph2 = 400 3 4 = 4800 kg
5.3.1.3 Beban P3
Beban Mati
Berat Pelat = 388.1 3 4 = 4657.2 kg
Balok induk melintang = 0 6 = 0 kg
Balok anak = 29.6 6 = 177.6 kg
Pm1 = 4834.8 kg
Beban Hidup
Ph3 = 400 3 4 = 4800 kg
5.3.1.4 Beban P4
Beban Mati
Berat Pelat = 388.1 1.5 4 = 2328.6 kg
Balok induk memanjang = 0 4 = 0 kg
Berat Dinding = 4.15 4.5 4 = 74.7 kg
Balok induk melintang = 6 0 = 0 kg
Pm4 = 2403.3 kg
Beban Hidup
Ph4 = 400 1.5 4 = 2400 kg
5.3.2 Perencanaan Pembebanan Portal Memanjang
5.3.2.1 Beban P5
* Beban Mati Beban Mati
Berat Pelat 388.1 6 2 = 4657.2 kg
Balok induk melintang = 0 6 = 0 kg
Balok induk memanjang = 0 2 = 0 kg
Pm5 = 4657.2 kg
x x
x
x
x x
x x
x x
x
x
x x
x x
x x
x
x
x x
x
x
x x
x
x
x x
* Beban Hidup Beban Hidup
Ph5 = 400 6 2 = 4800 kg
5.3.2.2 Beban P6
* Beban Mati Beban Mati
- Berat Pelat = 388.1 4 6 = 9314.4 kg
- Balok induk memanjang = 0 4 = 0 kg
- Balok induk melintang = 0 6 = 0 kg
Pm5 = 9314.4 kg
* Beban Hidup Beban Hidup
Ph5 = 400 4 6 = 9600 kg
5.3.3 Beban Portal - Portal Melintang
P1 Pm1 = 4775.6 kg
Ph1 = 4800 kg
P2 Pm3 = 4657.2 kg
Ph3 = 4800 kg
P3 Pm2 = 4834.8 kg
Ph2 = 4800 kg
P4 Pm4 = 2403.3 kg
Ph4 = 2400 kg
5.3.4 Beban - beban Portal Memanjang
P5 Pm5 = 4657.2 kg
Ph5 = 4800 kg
P6 Pm6 = 9314.4 kg
Ph6 = 9600 kg
5.4 Perencanaan Beban Gempa ( Arah X )
2
4
4.5 9
5
6 6 6
Data Gempa:
- Zone Gempa = 6
- tanah lunak
C = 0.95
- I = 1
F1
F2
x x
x x
x x
x
x
4
4
4
6 6 6
18
Kolom
0 x 0 x 0 x 0
A = 0 cm2 tf = 0 mm Zx = 0 cm3
W = 0 kg/m Ix = 0 cm4 Zy = 0 cm3
a = 0 mm Iy = 0 cm4 h = 0 mm
bf = 0 mm tw = 0 mm r = 0 mm
iy = 0 cm ix = 0 cm 0
0
5.4.1 Perencanaan Beban Lantai (W1)
- Beban Mati: 5.4.1.1 Beban Mati
Berat Plat = 388.1 18 4 = 27943.2 Kg
Balok Induk Memanjang = 0 4 = 0 Kg
Balok Induk Melintang = 0 18 = 0 Kg
Berat Dinding = 8.3 4 4.5 = 149.4 Kg
Kolom = 0 4.5 2 = 0 Kg
0 4.5 1 = 0 Kg
= 28092.6 Kg
5.4.1.2 Beban Hidup
Balok + Plat = Ph1 2 x Ph2 2 x Ph3 2 x Ph4
= 4800 9600 9600 4800
= 28800 Kg
= 28092.6 + 28800
= 56892.6 Kg
5.4.2 Perencanaan Beban Atap ( W2)
5.4.2.1 Beban Mati
Berat Atap = 22.69 4 18 = 1802.8 Kg
Balok Kuda-kuda = 0 18 = 0 Kg
Kolom = 0 2 2 = 0 Kg
Berat Dinding = 8.3 2 4 = 14.3 Kg
= 1817.1 Kg
Beban Lantai ( W1
tot
)
F
1
x x
x
x
x
x
x
x
x
+ + +
+ + +
Cos
Cos
x
x x
x x
x x
5.4.2.2 Beban Hidup
Ph1 = 19.94 4 18 = 1435.59 kg
= 1817.1 + 1435.59
= 3252.7 Kg
5.4.3 Berat Total Wt
= W1 + W2
= 56892.6 + 3252.7
= 60145.3 Kg
5.4.4 Perencanaan Gaya Gempa
T = 0.09 x
= 0.09 x 9
= 0.44
Tanah Lunak
C = 0.95 I = 1
R = 4.5
V = (C x I x Wt )/R = 0.95 1 60145.3 4.5
= 12697.34 Kg
Lantai = W1 x h1 = 56892.6 x 5
= 284463 Kgm
Atap = W2 x H = 3252.7 x 9
= 29274.27 Kgm
Wi Hi = 313737.27 Kgm
F1 = W1 h1 x V
S Wi hi
= 284463 x 12697.34
313737.27
= 11512.57 Kg
F2 = W2 h2 x V
S Wi hi
= 29274.27 x 12697.34
313737.27
= 1184.77 Kg
Beban Atap ( W2
tot
)
Berat Total ( W
tot
)
H
3/4
3/4
x x
x x
5.4.5 Gambar Perencanaan Beban Akibat Gempa ( Arah X )
F2
1184.77 kg
4
F1
11512.57 kg
5
6 6 6
5.5 Perencanaan Beban Gempa ( Arah Y )
Data Gempa:
- Zone Gempa = 6
- tanah lunak
C = 0.95
- I = 1
Balok Kuda-Kuda
0 x 0 x 0 x 0
A = 0 cm2 tf = 0 mm Zx = 0 cm3
W = 0 kg/m Ix = 0 cm4 Zy = 0 cm3
a = 0 mm Iy = 0 cm4 h = 0 mm
bf = 0 mm tw = 0 mm r = 0 mm
iy = 0 cm ix = 0 cm 0
0
Kolom
0 x 0 x 0 x 0
A = 0 cm2 tf = 0 mm Zx = 0 cm3
W = 0 kg/m Ix = 0 cm4 Zy = 0 cm3
a = 0 mm Iy = 0 cm4 h = 0 mm
bf = 0 mm tw = 0 mm r = 0 mm
iy = 0 cm ix = 0 cm 0
0
5.5.1 Perencanaan Beban Lantai (W1)
- Beban Mati: 5.5.1.1 Beban Mati
Berat Plat = 388.1 6 40 = 93144 Kg
Balok Induk Memanjang = 0 40 = 0 Kg
x x
x
Balok Induk Melintang = 0 40 = 0 Kg
Berat Dinding = 8.3 6 4.5 = 224.1 Kg
Kolom = 0 4.5 2 = 0 Kg
0 4.5 4.5 = 0 Kg
= 93368.1 Kg
5.5.1.2 Beban Hidup
Beban Hidup Merata = 250 40 6 Kg
= 60000 Kg
= 93368.1 + 60000
= 153368.1 Kg
5..2 Perencanaan Beban Atap ( W2)
5.5.2.1 Beban Mati
Berat Atap = 22.69 6 40 = 5446.32 Kg
Balok Kuda-kuda = 0 40 = 0 Kg
Kolom = 0 2 2 = 0 Kg
Berat Dinding = 8.3 6 2 = 16.3 Kg
= 5462.62 Kg
5.5.2.2 Beban Hidup
Ph1 = 19.94 6 40 = 4785.31 kg
= 5462.62 + 4785.31
= 10247.93 Kg
5.4.3 Berat Total Wt
= W1 + W2
= 153368.1 + 10247.93
= 163616.03 Kg
5.4.4 Perencanaan Gaya Gempa
T = 0.09 x
= 0.09 x 9
= 0.44
Tanah Lunak
C = 0.95 I = 1
R = 4.5
V = (C x I x Wt )/R = 0.95 1 163616.03 4.5
= 34541.16 Kg
Lantai = W1 x h1 = 153368.1 x 5
= 766840.5 Kgm
Atap = W2 x H = 10247.93 x 9
= 92231.33 Kgm
Beban Lantai ( W1
tot
)
Beban Atap ( W2
tot
)
Berat Total ( W
tot
)
H
3/4
3/4
x
x
x
x
x
x
Cos x x
x x
x x
x x
x x
x x
x x
x x
Wi Hi = 859071.83 Kgm
F1 = W1 h1 x V
S Wi hi
= 766840.5 x 34541.16
859071.83
= 30832.77 Kg
F2 = W2 h2 x V
S Wi hi
= 92231.33 x 34541.16
859071.83
= 3708.39 Kg
5.4.5 Gambar Perencanaan Beban Akibat Gempa ( Arah Y )
F2
3708.39 kg
F1
30832.77 kg
Kombinasi Pembebanan
* Beban Mati + Beban Hidup
Pm = 90.77 kg
Ph = 79.76 kg
20
0
P4 P3 P2 P1 P2 P3 P4
P4 P3 P2 P1 P2 P3
6 6 6
Pm1 = 4775.6 kg Pm2 = 4657.2 kg
Ph1 = 4800 kg Ph2 = 4800 kg
Pm3 = 4834.8 kg Pm4 = 2403.3 kg
Ph3 = 4800 kg Ph4 = 2400 kg
* Beban Mati + Beban Hidup + Beban Angin
q = 12 kg/m q = -48 kg/m
q = 108 kg/m q = -48 kg/m
6 6 6
* Beban Mati + Beban Hidup + Beban Gempa
1184.77 kg
P4 P3 P2 P1 P2 P3 P4
P4 P3 P2 P1 P2 P3 P4
P4 P3 P2 P1 P2 P3 P4
11512.57 kg
6 6 6
melintang
P4
6Perencanaan Dimensi Struktur Utama
6.1 Kontrol Dimensi Kuda -Kuda
Dari Hasil Sap 2000 Diperoleh Mmax dan N max pada Frame 9:
( U - G ) Beban Ultimate - Beban Gempa
Mutx = -3679.74 Kgm
Muty = 0 Kgm
Nu = -2677.93 Kg
Vu = -1184.35 kg
Ma = -3679.4 Kgm
Mb = -466.19 Kgm
Ms = 301.67 Kgm
6.1.1 Profil Baja yang Didapatkan Di SAP 2000 8.2.3 :
200 x 200 x 8 x 12
A = 63.53 cm2 tf = 12 mm Zx = 513.15 cm3
W = 49.9 kg/m Ix = 4720 cm4 Zy = 216.32 cm3
a = 200 mm Iy = 1600 cm4 h = 150 mm
bf = 200 mm tw = 8 mm Sx = 37.5 mm
iy = 5.02 cm ix = 8.62 cm 513.15
216.32
Mutu Baja = BJ 37
fu = 3700 kg/cm2
fy = 2400 kg/cm2
6.1.2 Kontrol Lendutan
f ijin = L = 993.2 = 2.76 cm
360 360
5 98.64 301.67 0.1 -3679.4 -466.19
48 200 4720
0.68 cm
f <
OK
6.1.3 Kontrol Tekuk
untuk arah x :
kcx = 1.2 (jepit-rol tanpa putaran sudut)
L = 993.2 cm
f =
f =
f ijin
)) ( 1 . 0 (
48
5
2
Mb Ma Ms
EI
L
f =
Lkx = 1191.84 cm
= 138.26 cm (MENENTUKAN)
Ncrbx = 9.87 2000000 63.53
19117.07
Ncrbx = 65593.62 kg
untuk arah y :
kcy = 0.8 (jepit-Sendi)
L = 110 cm
Lky = 88 cm
= 17.53 cm
Ncrby = 9.87 2000000 63.53
307.3
Ncrby = ### kg
138.26 2400
3.14 2000000
1.52
> 1.2
2.91
Pn = Ag fy = 63.53 * 2400 = 52474.9 kg
w 2.91
2677.93 = 0.06 < 0.2
0.85 52474.9
Pakai Rumus =
X Batang Dianggap Tidak Bergoyang Maka :
Cmx = 1
Sbx = 1
1 - 2677.93
Maka dipakai x karena x > y
c =
c =
c
= 1.25 c
2
=
ix
Lkx
x =
E
fy x
c

=
=
cPn
Pu
x
1
2
+ +
bMny
Muy
bMnx
Mux
cPn
Pu

iy
Lky
y =
2
2
x
EA
Ncrbx

= x x
2
2
y
EA
Ncrby

=
x x
1
) ( 1

=
Ncrbx
Nu
Cmx
Sbx
65593.62
Sbx = 1.04 < 1
Sbx = 1.04
Mux = Mutx * Sbx
Mux = -3679.74 1.04 = -3836.36 kgm
Y Batang Dianggap Tidak Bergoyang Maka :
Cmy = 1
Sby = 1
1 - 2677.93
65593.62
Sby = 1.04 < 1
Sby = 1.04
Muy = Muty * Sby
Muy = 0 1.04 = 0 kgm
6.1.4 Menentukan Mnx
6.1.4.1 Kontrol Penampang profil
untuk Sayap untuk Badan
Kgm
200 170 150 1680
24 15.49 8 15.49
8.33 10.97 18.75 108.44
OK OK
fy
tf
b 170
2

fy
t
h 1680



1
) ( 1

=
Ncrby
Nu
Cmy
Sby
x
x
Penampang Profil Kompak, maka Mnx = Mpx
Lateral Bracing Lb = 110 cm
Lp = 255.05 cm
Ternyata Lp > Lb maka Mnx = Mpx
Mnx = Mpx = Zx. Fy = 513.15 * 2400 = 12315.65 kgm
Mny = Zy ( 1 flen ) * fy
=
= 0.25 1.2 400 2400 = 288000 kgcm
= 2880 kgm
6.1.5 Persamaan Interaksi
2677.93 + 3836.36 + 0
1.7 52474.9 0.9 12315.65 0.9 2880
0.03 + 0.35 + 0
0.38 < 1
OK
6.1.6 Kontrol Kuat Rencana Geser
150 < 1100
2400 15.49
0.06 < 71
Plastis
Vn = 0.6 fy Aw
= 0.6 2400 0.8 20
= 23040 Kg
Vu < Vn
1184.35 < 0.9 23040
fy
E
iy Lp * 76 . 1 =
fy bf tf * ) 2 * * 4 / 1 (
x x x
1
2
+ +
bMny
Muy
bMnx
Mux
cPn
Pu

x x x
fy
tw
h 1100

1184.35 < 20736


OK
6.2 Kontrol Dimensi Kolom
Dari Hasil Sap 2000 Diperoleh Mmax dan N max pada Frame 13:
( U - G ) Beban Ultimate - Beban Gempa
Sbx --> Mutx = 10123.25 Kgm
Nu = -28026.45 Kg
Vu = 3834.45 kg
Max = 9049.01 Kgm
Mbx = 10123.25 Kgm
Msx = 537.12 Kgm
Sby --> Muty = -8137 Kgm
Nu = -27466 Kg
Vu = 3149 kg
Max = 8137 Kgm
Mbx = 7611.48 Kgm
Msx = 262.96 Kgm
6.2.1 Profil Baja yang Didapatkan Di SAP 2000 8.2.3 :
300 x 300 x 10 x 15
A = 119.8 cm2 tf = 15 mm Zx = 1464.75 cm3
W = 94 kg/m Ix = 20400 cm4 Zy = 652.5 cm3
a = 300 mm Iy = 6750 cm4 h = 234 mm
bf = 300 mm tw = 10 mm Sx = 1360 cm3
iy = 7.51 cm ix = 13.1 cm 1464.75
652.5
Mutu Baja = BJ 37
fu = 3700 kg/cm2 fr = 700 kg/cm2
fy = 2400 kg/cm2
6.2.1 Kontrol Lendutan
6.2.1.1 Kontrol Lendutan Arah X
f ijin = L = 500 = 1.39 cm
360 360
5 25.00 537.12 0.1 9049.01 10123.25
48 200 20400
0.04 cm
f <
OK
6.2.1.2 Kontrol Lendutan Arah Y
f ijin = L = 500 = 1.39 cm
360 360
5 25.00 262.96 0.1 8137 7611.48
48 200 6750
0.04 cm
f <
OK
6.2.3 Kontrol Tekuk
untuk arah x :
kcx = 0.8 (jepit-Sendi)
L = 500 cm
Lkx = 400 cm
= 30.53 cm
f =
f =
f ijin
f =
f =
f ijin
)) ( 1 . 0 (
48
5
2
Mb Ma Ms
EI
L
f =
ix
Lkx
x =
2
2
x
EA
Ncrbx

=
)) ( 1 . 0 (
48
5
2
Mb Ma Ms
EI
L
f =
Ncrbx = 9.87 2000000 119.8
932.35
Ncrbx = ### kg
untuk arah y :
kcy = 0.8 (jepit-Sendi)
L = 500 cm
Lky = 400 cm
= 53.26 cm (MENENTUKAN)
Ncrby = 9.87 2000000 119.8
2836.87
Ncrby = 833529.23 kg
53.26 2400
3.14 2000000
0.59
0.25 < < 1.2
= 1.43 1.12
1,67-0,67c
Pn = Ag fy = 119.8 * 2400 = 256656.17 kg
w 1.12
28026.45 = 0.13 < 0.2
0.85 256656.17
Pakai Rumus =
X Batang Dianggap Tidak Bergoyang Maka :
Cmx = 1
Sbx = 1
1 - 28026.45
###
Sbx = 1.01 < 1
Maka dipakai y karena y > x
c =
c =
c
=
E
fy y
c

=
=
cPn
Pu
x
1
2
+ +
bMny
Muy
bMnx
Mux
cPn
Pu

iy
Lky
y =
2
2
x
EA
Ncrbx

= x x
2
2
y
EA
Ncrby

=
x x
1
) ( 1

=
Ncrbx
Nu
Cmx
Sbx
Sbx = 1.01
Mux = Mutx * Sbx
Mux = 10123.25 1.01 = 10236.37 kgm
Y Batang Dianggap Tidak Bergoyang Maka :
Cmy = 1
Sby = 1
1 - 28026.45
###
Sby = 1.01 < 1
Sby = 1.01
Muy = Muty * Sby
Muy = -8137 1.01 = -8227.92 kgm
6.2.4 Menentukan Mnx
6.2.4.1 Kontrol Penampang profil
untuk Sayap untuk Badan
Kgm
300 170 234 1680
30 15.49 10 15.49
10 10.97 23.4 108.44
OK OK
Penampang Profil Kompak, maka Mnx = Mpx
Lateral Buckling Lb = 500 cm
Lp = 381.56 cm
Lr = iy . [x1/(fy-fr)] . Sqrt{1+[sqrt(1+(x2 . fl2))]}
76.5 cm4
Iw = Iy.((h^2)/4) = ### cm6
197694.62 kg/cm2
J = (1/3).b.(t^3) =
x1 = [/s]*[sqrt((EGJA)/2)] =
fy
tf
b 170
2

fy
t
h 1680



fy
E
iy Lp * 76 . 1 =
1
) ( 1

=
Ncrby
Nu
Cmy
Sby
x
x
x2 = 4.[(S/GJ)^] = 4.01E-07 cm2/kg
Lr = 1372.41 cm
Lp < Lb < Lr (INELASTIC BUCKLING)
Mnx = Cb.[Mr+[(Mp-Mr).((Lr-Lb)/(Lr-Lp))]]
Cb =
12,5 Mmax
2,5Mmax + 3Ma + 4Mb + 3Mc
Cb = 2.25
Mr = Sx(fy-fr) = 2312000 kgcm
Mp = Zx . fy = 3515400 kgcm < 1,5My
My = Sx . fy = 3264000 kgcm
1,5 . My = 4896000 kgcm > Mp
Mnx = ### kgcm > Mp
Mnx=Mp= 3515400 kgcm
Mny = Zy * fy
= 652.5 2400
= 1566000 kgcm
= 15660 kgm
6.2.5 Persamaan Interaksi
28026.45 + 10236.37 + 8227.92
1.7 256656.17 0.9 35154 0.9 15660
0.06 + 0.32 + 0.58
0.97 < 1
OK
6.2.6 Kontrol Kuat Rencana Geser
x
1
2
+ +
bMny
Muy
bMnx
Mux
cPn
Pu

x x x
fy
tw
h 1100

234 < 1100


2400 15.49
0.1 < 71
Plastis
Vn = 0.6 fy Aw
= 0.6 2400 1 30
= 43200 Kg
Vu < Vn
3834.45 < 0.9 43200
3834.45 < 38880
OK
6.3 Kontrol Dimensi Balok Melintang
Dari Hasil Sap 2000 Diperoleh Mmax dan N max pada Frame 5 :
( U - G ) Beban Ultimate - Beban Gempa
Mutx = -15837.38 Kgm
Muty = 0 Kgm
Nu = -8457.09 Kg
Vu = 9218.69 kg
Ma = 970.4 Kgm
Mb = 15837.88 Kgm
Ms = 11818.69 Kgm
6.3.1 Profil Baja yang Didapatkan Di SAP 2000 8.2.3 :
340 x 250 x 9 x 14
A = 101.5 cm2 tf = 14 mm Zx = 1360.02 cm3
W = 79.7 kg/m Ix = 21700 cm4 Zy = 439.2 cm3
a = 340 mm Iy = 3650 cm4 h = 276 mm
bf = 250 mm tw = 9 mm Sx = 1280 cm3
iy = 6 cm ix = 14.6 cm 1360.02
439.2
Mutu Baja = BJ 37
fu = 3700 kg/cm2 fr = 700 kg/cm2
fy = 2400 kg/cm2
6.3.1 Kontrol Lendutan
f ijin = L = 500 = 1.39 cm
360 360
5 25.00 11818.69 0.1 970.4 15837.88
48 200 21700
0.8 cm
f <
OK
6.3.3 Kontrol Tekuk
untuk arah x :
kcx = 1 (Sendi-Sendi)
L = 600 cm
Lkx = 600 cm
= 41.1
Ncrbx = 9.87 2000000 101.5
1688.87
Ncrbx = ### kg
untuk arah y :
kcy = 1 (Sendi-Sendi)
L = 600 cm
Lky = 600 cm
= 100 (MENENTUKAN)
Ncrby = 9.87 2000000 101.5
10000
Ncrby = 200341.15 kg
100 2400
3.14 2000000
1.1
0.25 < < 1.2
f =
f =
f ijin
Maka dipakai y karena y > x
c =
c =
c
)) ( 1 . 0 (
48
5
2
Mb Ma Ms
EI
L
f =
ix
Lkx
x =
E
fy y
c

=
iy
Lky
y =
2
2
x
EA
Ncrbx

= x x
2
2
y
EA
Ncrby

=
x x
= 1.43 1.54
1,67-0,67c
Pn = Ag fy = 101.5 * 2400 = 158629.17 kg
w 1.54
8457.09 = 0.06 < 0.2
0.85 158629.17
Pakai Rumus =
X Batang Dianggap Tidak Bergoyang Maka :
Cmx = 1
Sbx = 1
1 - 8457.09
###
Sbx = 1.01 < 1
Sbx = 1.01
Mux = Mutx * Sbx
Mux = 15837.38 1.01 = 15951.1 kgm
Y Batang Dianggap Tidak Bergoyang Maka :
Cmy = 1
Sby = 1
1 - 8457.09
###
Sby = 1.01 < 1
Sby = 1.01
Muy = Muty * Sby
Muy = 0 1.01 = 0 kgm
=
=
cPn
Pu
x
1
2
+ +
bMny
Muy
bMnx
Mux
cPn
Pu

1
) ( 1

=
Ncrby
Nu
Cmy
Sby
x
1
) ( 1

=
Ncrbx
Nu
Cmx
Sbx
x
6.3.4 Menentukan Mnx
6.3.4.1 Kontrol Penampang profil
untuk Sayap untuk Badan
Kgm
250 170 276 1680
28 15.49 9 15.49
8.93 10.97 30.67 108.44
OK OK
Penampang Profil Kompak, maka Mnx = Mpx
Lateral Buckling Lb = 600 cm
Lp = 304.84 cm
Lr = iy . [x1/(fy-fr)] . Sqrt{1+[sqrt(1+(x2 . fl2))]}
53.32 cm4
Iw = Iy.((h^2)/4) = 969768.5 cm6
161407.01 kg/cm2
x2 = 4.[(S/GJ)^] = 3.60E-09 cm2/kg
Lr = 806.68 cm
Lp < Lb < Lr (INELASTIC BUCKLING)
Mnx = Cb.[Mr+[(Mp-Mr).((Lr-Lb)/(Lr-Lp))]]
Cb =
12,5 Mmax
2,5Mmax + 3Ma + 4Mb + 3Mc
Cb = 1.81
Mr = Sx(fy-fr) = 2176000 kgcm
Mp = Zx . fy = 3264057.6 kgcm < 1,5My
My = Sx . fy = 3072000 kgcm
1,5 . My = 4608000 kgcm > Mp
J = (1/3).b.(t^3) =
x1 = [/s]*[sqrt((EGJA)/2)] =
fy
tf
b 170
2

fy
t
h 1680



fy
E
iy Lp * 76 . 1 =
Mnx = ### kgcm > Mp
Mnx=Mp= 3264057.6 kgcm
Mny = Zy ( 1 flen ) * fy
=
= 0.25 1.4 625 2400 = 525000 kgcm
= 5250 kgm
6.3.5 Persamaan Interaksi
8457.09 + 15951.1 + 0
1.7 158629.17 0.9 32640.58 0.9 5250
0.03 + 0.54 + 0
0.57 < 1
OK
6.3.6 Kontrol Kuat Rencana Geser
276 < 1100
2400 15.49
0.12 < 71
Plastis
Vn = 0.6 fy Aw
= 0.6 2400 0.9 34
= 44064 Kg
Vu < Vn
9218.69 < 0.9 44064
9218.69 < 39657.6
OK
fy bf tf * ) 2 * * 4 / 1 (
x x x
1
2
+ +
bMny
Muy
bMnx
Mux
cPn
Pu

x x x
fy
tw
h 1100

6.3 Kontrol Dimensi Balok Memanjang


Dari Hasil Sap 2000 Diperoleh Mmax dan N max pada Frame 5 :
( U - G ) Beban Ultimate - Beban Gempa
Mutx = 6219 Kgm
Muty = 0 Kgm
Nu = -28073 Kg
Vu = -2663 kg
Ma = 6219 Kgm
Mb = 4435 Kgm
Ms = 891 Kgm
6.3.1 Profil Baja yang Didapatkan Di SAP 2000 8.2.3 :
300 x 200 x 8 x 12
A = 72.38 cm2 tf = 12 mm Zx = 843.55 cm3
W = 56.8 kg/m Ix = 11300 cm4 Zy = 248.32 cm3
a = 300 mm Iy = 1600 cm4 h = 240 mm
bf = 200 mm tw = 8 mm Sx = 771 cm3
iy = 4.71 cm ix = 12.5 cm 843.55
248.32
Mutu Baja = BJ 37
fu = 3700 kg/cm2 fr = 700 kg/cm2
fy = 2400 kg/cm2
6.3.1 Kontrol Lendutan
f ijin = L = 500 = 1.39 cm
360 360
5 25.00 891 0.1 6219 4435
48 200 11300
0.08 cm
f <
OK
6.3.3 Kontrol Tekuk
f =
f =
f ijin
)) ( 1 . 0 (
48
5
2
Mb Ma Ms
EI
L
f =
untuk arah x :
kcx = 1 (Sendi-Sendi)
L = 600 cm
Lkx = 600 cm
= 48
Ncrbx = 9.87 2000000 72.38
2304
Ncrbx = 620069.3 kg
untuk arah y :
kcy = 1 (Sendi-Sendi)
L = 600 cm
Lky = 600 cm
= 127.39 (MENENTUKAN)
Ncrby = 9.87 2000000 72.38
16227.84
Ncrby = 88036.35 kg
127.39 2400
3.14 2000000
1.4
0.25 < < 1.2
= 1.43 1.96
1,67-0,67c
Pn = Ag fy = 72.38 * 2400 = 88538.49 kg
w 1.96
28073 = 0.37 < 0.2
0.85 88538.49
Pakai Rumus =
X Batang Dianggap Tidak Bergoyang Maka :
Maka dipakai y karena y > x
c =
c =
c
=
ix
Lkx
x =
E
fy y
c

=
=
cPn
Pu
x
1
2
+ +
bMny
Muy
bMnx
Mux
cPn
Pu

iy
Lky
y =
2
2
x
EA
Ncrbx

= x x
2
2
y
EA
Ncrby

=
x x
1
) ( 1

=
Ncrbx
Nu
Cmx
Sbx
Cmx = 1
Sbx = 1
1 - 28073
620069.3
Sbx = 1.05 < 1
Sbx = 1.05
Mux = Mutx * Sbx
Mux = -6219 1.05 = -6513.91 kgm
Y Batang Dianggap Tidak Bergoyang Maka :
Cmy = 1
Sby = 1
1 - 28073
620069.3
Sby = 1.05 < 1
Sby = 1.05
Muy = Muty * Sby
Muy = 0 1.05 = 0 kgm
6.3.4 Menentukan Mnx
6.3.4.1 Kontrol Penampang profil
untuk Sayap untuk Badan
Kgm
200 170 240 1680
24 15.49 8 15.49
8.33 10.97 30 108.44
OK OK
Penampang Profil Kompak, maka Mnx = Mpx
Lateral Buckling Lb = 600 cm
fy
tf
b 170
2

fy
t
h 1680



1
) ( 1

=
Ncrby
Nu
Cmy
Sby
x
1
) ( 1

=
Ncrbx
Nu
Cmx
Sbx
x
Lp = 239.3 cm
Lr = iy . [x1/(fy-fr)] . Sqrt{1+[sqrt(1+(x2 . fl2))]}
53.32 cm4
Iw = Iy.((h^2)/4) = 969768.5 cm6
226284.21 kg/cm2
x2 = 4.[(S/GJ)^] = 3.60E-09 cm2/kg
Lr = 806.68 cm
Lp < Lb < Lr (INELASTIC BUCKLING)
Mnx = Cb.[Mr+[(Mp-Mr).((Lr-Lb)/(Lr-Lp))]]
Cb =
12,5 Mmax
2,5Mmax + 3Ma + 4Mb + 3Mc
Cb = 1.81
Mr = Sx(fy-fr) = 1310700 kgcm
Mp = Zx . fy = 2024524.8 kgcm < 1,5My
My = Sx . fy = 1850400 kgcm
1,5 . My = 2775600 kgcm > Mp
Mnx = ### kgcm > Mp
Mnx=Mp= 2024524.8 kgcm
Mny = Zy ( 1 flen ) * fy
=
= 0.25 1.2 400 2400 = 288000 kgcm
= 2880 kgm
6.3.5 Persamaan Interaksi
28073 + 6513.91 + 0
J = (1/3).b.(t^3) =
x1 = [/s]*[sqrt((EGJA)/2)] =
fy
E
iy Lp * 76 . 1 =
fy bf tf * ) 2 * * 4 / 1 (
x x x
1
2
+ +
bMny
Muy
bMnx
Mux
cPn
Pu

1.7 88538.49 0.9 20245.25 0.9 2880
0.19 + 0.36 + 0
0.54 < 1
OK
6.3.6 Kontrol Kuat Rencana Geser
240 < 1100
2400 15.49
0.1 < 71
Plastis
Vn = 0.6 fy Aw
= 0.6 2400 0.8 30
= 34560 Kg
Vu < Vn
2663 < 0.9 34560
2663 < 31104
OK
x x x
fy
tw
h 1100

7Sambungan
7.1 Sambungan Kuda - Kuda ( Detail A )
60
420 80
180
100
200
7.1.1 Data Perencanaan Sambungan
Dari hasil perhitungan SAP diperoleh:
Mu = 1279.27 kgm = 127927 kgcm
Pu = 1152 kg
8 mm
Tebal Plat = 10 mm
7.1.2 Kontrol Kekuatan Baut
7.1.2.1 Perhitungan Ruv yang Diterima Setiap Baut
Ruv = Pu = 1152 = 192 kg
n 6
Baut Tanpa Ulir ( Bor ) Diameter =
A
B
C
D
7.1.2.2 Perhitungan Kuat Geser Baut
f Rnv = 0.75 0.5 fu Ab n
= 0.75 0.5 4100 0.5 1
= 772.44 kg
7.1.2.3 Perhitungan Kuat Tumpu Baut
f Rn = 2.4 d tp fu 0.75
= 2.4 0.8 1 4100 0.75
= 5904 kg
7.1.2.4 Perhitungan Kuat tarik Baut
f Rnt = 0.75 0.75 fu Ab
= 0.75 0.75 4100 0.5
= 1158.66 kg
7.1.2.5 Rumus Interaksi Geser dan Kuat Tarik Baut
192 + Rut < 1
772.44 1158.66
Rut = T = 870.66 kg
7.1.2.6 Kontrol Momen Sambungan
Letak Garis Netral a:
60
80
180
100
200
a = = 870.66 x 6
fy B 2500 x 20
= 0.1 cm
d1 = 9.9 cm
d2 = 27.9 cm
d3 = 35.9 cm
Sdi = 73.69 cm
T
1 ) ( ) (
2 2
+
nt
ut
nv
uv
R
R
R
R

d1
d2
d3
a
2T
2T
2T
f Mn = 0.9 fy B + S T di
2
= 0.9 2500 0.01 20 + 128311.88
2
= 128557.49 kgcm > 127927 kgcm
OK
7.2 Sambungan Kuda - Kuda dan Kolom ( Detail B )
60
420 80
180
100
200
7.2.1 Data Perencanaan Sambungan
Dari hasil perhitungan SAP diperoleh:
Mu = 3240 kgm = 324000 kgcm
Pu = 1344.96 kg
12 mm
Tebal Plat = 10 mm
7.2.2 Kontrol Kekuatan Baut
7.1.2.1 Perhitungan Ruv yang Diterima Setiap Baut
Ruv = Pu = 1344.96 = 224.16 kg
n 6
7.2.2.2 Perhitungan Kuat Geser Baut
f Rnv = 0.75 0.5 fu Ab n
= 0.75 0.5 4100 1.13 1
= 1737.99 kg
7.2.2.3 Perhitungan Kuat Tumpu Baut
f Rn = 2.4 d tp fu 0.75
= 2.4 1.2 1 4100 0.75
= 8856 kg
a
2
Baut Tanpa Ulir ( Bor ) Diameter =
Pu
Mu
7.2.2.4 Perhitungan Kuat tarik Baut
f Rnt = 0.75 0.75 fu Ab
= 0.75 0.75 4100 1.13
= 2606.99 kg
7.2.2.5 Rumus Interaksi Geser dan Kuat Tarik Baut
224.16 + Rut < 1
1737.99 2606.99
Rut = T = 2270.75 kg
7.2.2.6 Kontrol Momen Sambungan
Letak Garis Netral a:
60
80
180
100
200
a = = 2270.75 x 6
fy B 2500 x 20
= 0.27 cm
d1 = 9.73 cm
d2 = 27.73 cm
d3 = 35.73 cm
Sdi = 73.18 cm
f Mn = 0.9 fy B + S T di
2
= 0.9 2500 0.07 20 + 332357.74
2
= 334028.37 kgcm > 324000 kgcm
OK
7.3 Sambungan Balok dan Kolom ( Detail C )
T
a
2
1 ) ( ) (
2 2
+
nt
ut
nv
uv
R
R
R
R

d1
d2
d3
a
2T
2T
2T
57
60
576 60
60
198
141
200
7.3.1 Data Perencanaan Sambungan
Dari hasil perhitungan SAP diperoleh:
Mu = 12614 kgm = 1261400 kgcm
Pu = 12203 kg
18 mm
Tebal Plat = 10 mm
7.3.2 Kontrol Kekuatan Baut
7.3.2.1 Perhitungan Ruv yang Diterima Setiap Baut
Ruv = Pu = 12203 = 1220.3 kg
n 10
7.3.2.2 Perhitungan Kuat Geser Baut
f Rnv = 0.75 0.5 fu Ab n
= 0.75 0.5 4100 2.54 1
= 3910.48 kg
7.3.2.3 Perhitungan Kuat Tumpu Baut
f Rn = 2.4 d tp fu 0.75
= 2.4 1.8 1 4100 0.75
= 13284 kg
7.3.2.4 Perhitungan Kuat tarik Baut
f Rnt = 0.75 0.75 fu Ab
= 0.75 0.75 4100 2.54
= 5865.72 kg
7.3.2.5 Rumus Interaksi Geser dan Kuat Tarik Baut
1220.3 + Rut < 1
3910.48 5865.72
Baut Tanpa Ulir ( Bor ) Diameter =
Pu
Mu
1 ) ( ) (
2 2
+
nt
ut
nv
uv
R
R
R
R

Rut = T = 4035.27 kg
7.3.2.6 Kontrol Momen Sambungan
57
60
576 60
60
198
141
200
a = = 4035.27 x 10
fy B 2500 x 20
= 0.81 cm
d1 = 13.29 cm
d2 = 33.09 cm
d3 = 39.09 cm
d4 = 45.09 cm
d5 = 51.09 cm
Sdi = 181.66
f Mn = 0.9 fy B + S T di
2
= 0.9 2500 0.65 20 + ###
2
= ### kgcm > 1261400 kgcm
OK
7.4 Sambungan Balok dan Kolom ( Detail D )
T
a
2
d1
d2
d3
d4
d5
a
2T
2T
2T
2T
2T
Pu Pu
57
60
576 60
60
198
141
7.4.1 Data Perencanaan Sambungan
Dari hasil perhitungan SAP diperoleh:
Mu = 12976 kgm = 1297600 kgcm
Pu = 7343 kg
18 mm
Tebal Plat = 10 mm
7.4.2 Kontrol Kekuatan Baut
7.4.2.1 Perhitungan Ruv yang Diterima Setiap Baut
Ruv = Pu = 7343 = 734.3 kg
n 10
7.4.2.2 Perhitungan Kuat Geser Baut
f Rnv = 0.75 0.5 fu Ab n
= 0.75 0.5 4100 2.54 1
= 3910.48 kg
7.4.2.3 Perhitungan Kuat Tumpu Baut
f Rn = 2.4 d tp fu 0.75
= 2.4 1.8 1 4100 0.75
= 13284 kg
7.4.2.4 Perhitungan Kuat tarik Baut
f Rnt = 0.75 0.75 fu Ab
= 0.75 0.75 4100 2.54
= 5865.72 kg
7.4.2.5 Rumus Interaksi Geser dan Kuat Tarik Baut
734.3 + Rut < 1
3910.48 5865.72
Rut = T = 4764.27 kg
Baut Tanpa Ulir ( Bor ) Diameter =
Pu
Mu
Pu
Mu
1 ) ( ) (
2 2
+
nt
ut
nv
uv
R
R
R
R

7.4.2.6 Kontrol Momen Sambungan


57
60
60
60
198
141
200
a = = 4764.27 x 10
fy B 2500 x 20
= 0.95 cm
d1 = 13.15 cm
d2 = 32.95 cm
d3 = 38.95 cm
d4 = 44.95 cm
d5 = 50.95 cm
Sdi = 180.94
f Mn = 0.9 fy B + S T di
2
= 0.9 2500 0.91 20 + ###
2
= ### kgcm > 1297600 kgcm
OK
7.5 Kontrol Kekuatan Sambungan Las
7.5.1 Perencanaan Tebal Las Efektif pada Sambungan
7.5.2 Perhitungan Tebal Las Efektif Pada Web
T
a
2
d1
d2
d3
d4
d5
a
2T
2T
2T
2T
2T
aeff max Di Web = 0.71 x fu
70 70.3
= 0.71 x 3700 10
70 70.3
= 5.32 mm
aeff max Di end plate = 1.41 x fu
70 70.3
= 1.41 x 4100 10
70 70.3
= 11.75 mm
7.5.3 Perhitungan Gaya yang Bekerja Pada Sambungan Las
Misal te = 1 cm
A = 72.2 + 34.8 = 107 cm2
Sx = x 1 x 2
3
= 72.2 + 34.8 x 1 x 2
3
= 2544.22 cm3
fv = Pu = 7343 = 68.63 kg/cm2
A 107
fh = Mu = 1297600 = 510.02 kg/cm2
Sx 2544.22
f total = +
= 68.63 510.02
= 514.61 kg/cm2
7.5.4 Kontrol Kekuatan Las
0.75 0.6 70 70.3 = 2214.45 kg/cm2
> f total
OK
7.5.5 Perhitungan Tebal efektif
te perlu = f total = 514.61 = 0.23 cm
f fn 2214.45
d
2
fv
2
fh
2
2
+
2
fn =
fn
7.5.6 Perhitungan Lebar Perlu
a perlu = 0.87 = 1.23 mm < 5.89 mm
0.71 OK
7.5.7 Perhitungan Tebal Efektif Dengan Lebar Minimum
a minimum = 4 mm
te perlu = 4 x 0.71 = 2.83 mm
7.5 Sambungan Kolom Pondasi
7.5.1 Data Perencanaan
Rencana Panjang Plat Dasar kolom L 40 cm
Rencana Lebar Plat Dasar kolom B 40 cm
fc' beton 20 Mpa
Momen yang bekerja pada dasar kolom Mu 1093100 kgcm
Lintang yang bekerja pada dasar kolom Du 3854 kg
Normal yang bekerja pada dasar kolom Pu 22617 kg
a 300 mm
a1 50 mm
b 150.0 mm
c 50 mm
d 300 mm
s pelat 1600 kg/cm2
7.5.2 Kontrol Pelat Landasan Beton ( Pondasi )
fc' beton = 20 Mpa = 200 kg/cm2
Pu yang bekerja = 22617 kg
Kekuatan nominal tumpu beton
Pn = 0.85 fc' A
P
M
a1 a1 a
d1
L
c
b
b
c
B
A = 40 x 40 = 1600 cm2
Pn = 0.85 200 1600 = 272000 kg
Pu <= f Pn
22617 <= 0.6 x 272000
22617 <= 163200 OK
7.5.2 Perencanaan Tebal Pelat Baja Pondasi
7.5.2.1 Perhitungan Tegangan Yang Bekerja Akibat Adanya Eksentrisitas
e = M = 1093100 = 48.33 cm
P 22617
A = 40 x 40 = 1600 cm2
W = = 1/6 40 40 10666.67 cm3
P + M
A W
= 22617 + 1093100
1600 10666.67
116.61 kg/cm2
88.34 kg/cm2
Jadi, q = 116.61 kg/cm2
7.5.2.2 Perhitungan Momen Yang Bekerja
~ Daerah 1
M =
= 1/2 116.61 5
= 1457.67 kgcm
~ Daerah 2
a / b = 30 / 15 = 2
a1 = 0.1 a2 = 0.05
Ma =
= 0.1 116.61 15 2623.81 kgcm
Mb =
= 0.05 116.61 15 1206.95 kgcm
~ Daerah 3
1/6 B L
2 2
=
=
maks =
min =
1/2 q L
2
2
a1 q b
2
2
=
a2 q b
2
2
=
1
2
3
a / b = 5 / 30 = 0.17 < 0.5
M3 =
= 1/2 116.61 5 1457.67 kgcm
7.5.2.3 Perhitungan Tebal Pelat Baja
s = 6 M t = 6 M
s plat
= 6 x 1457.67
1600
= 2.34 ~ 3 cm
7.5.3 Perencanaan Diameter Angker
7.5.3.1 Perhitungan Tegangan Yang Bekerja Pada Angker
40
20
=
x B - x
x = = 88.34 x 40
1/2 q a1
2
2
=
t
2
min max
min B
P
M
P
M
C
1/3x 1/3y
max
min
x y
88.34 + 116.61
= 17.24 cm
y = B - x = 40 - 17.24 = 22.76 cm
S min = 1.5 d = 1.5 ( 2 x tf )
= 1.5 2 x 1.2
= 3.6 cm
1/3 x = 5.75 cm > S min
1/3 y = 7.59 cm > S min
r = 20 - 1/3 y = 20 - 7.59 = 12.41 cm
C = 40 - 7.59 - 5.75 = 26.67 cm
T = M - P r = 1093100 - 22617 12.41
C 26.7
= 30424.65 kg = Pu
7.5.3.2 Perencanaan Diameter Angker
- Leleh: Pu =
Ag perlu = 30424.65 = 8.25 cm2
0.9 4100 #DIV/0!
- Putus: Pu =
Ag perlu = 30424.65 = #DIV/0! cm2
0.75 0.75 0 #DIV/0!
- A baut perlu = 30424.65 = 27.16 cm2 #DIV/0!
1120
Untuk tiap sisi A baut perlu = 27.16 / 2 sisi = 13.58 cm2
Direncanakan menggunakan angker D30 ( A = 7.07 cm2 )
Jumlah angker dalam 1 sisi = #DIV/0! / 7.07
= #DIV/0! ~ #DIV/0! buah
Dipasang 3 D 30 A = 21.2 cm2
Abaut > Aperlu
OK
7.5.4 Perencanaan Panjang Angker
Kekuatan Baut untuk menerima beban tarik pada tiap sisi adalah:
30424.65 / #DIV/0! baut = #DIV/0! kg
min + max
fy Ag
0.75 fu Ag
2 sisi
l = #DIV/0! = #DIV/0! cm
4.47 2 p 1.5
7.5.5 Perencanaan Sambungan Las
t plat = 3 cm
Profil Baja Bj 52 fu = 0 kg/cm2
= 70 ksi
= 70 x 70.3 kg/cm3
Syarat tebal plat:
a min = 3 mm
a max = t - 0.1 = 3 - 0.1
= 2.9 cm
af max = 1.41 x fu elemen t
fu las
= 1.41 x 0 x 3
70 x 70.3
= 0 cm = 0 mm
Pakai a = 3 mm
te = 0.707 a = 2.12 mm
b = 30 cm
d = 30 cm
Sx =
= 30 30 + 900
3
= 1200 cm3
Akibat Pu : fvp = Pu
fu las E
70 xx
b * d + ( d
2
/ 3)
2 ( 2 b + d ) te
= 22617
2 2 30 + 30 2.12
= 592.41 kg/cm2
Akibat Mu: fhm = Mu = 1093100
Sx 1200
= 910.92 kg/cm2
f las = 0.75 x 0.6 x 70 x 70.3
= 2214.45
f total =
= 592.41 910.92
= ### kg/cm2 <= 0.75 0.6 fu las
= 1086.61 kg/cm2 <= 2214.45 kg/cm2 OK !!
fv
2
+ fh
2
2
+
2

You might also like