You are on page 1of 3

Makalah ini bertujuan untuk membahas dampak positif dan negatif perubahan bahasa Indonesia.

Di satu sisi, perubahan tersebut bisa dinilai sebagai sebuah bentuk kreativitas. Alih kode, penyingkatan kata-kata, dan slang dapat memperkaya kosa kata bahasa Indonesia. Selain itu, ketiga fenomena kebahasaan ini menumbuhkembangkan rasa empati yang mempererat hubungan antar penutur karena alih kode, penyingkatan kata-kata, dan slang lazim digunakan oleh sekelompok orang yang telah memiliki kesamaan nilai-nilai. Di sisi lain, ada kemungkinan seorang penutur asli justru tidak mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu, linguistic imperialism sangat mungkin terjadi. Hal ini berarti bahwa penutur asli bahasa Indonesia didominasi oleh bahasa asing (dalam hal ini bahasa Inggris) dan beranggapan bahwa bahasa asing bernilai lebih tinggi daripada bahasa Nasional. Dengan kata lain, muncul fenomena melemahnya karakter bangsa. Di dalam ranah pendidikan (khususnya di tingkat Perguruan Tinggi), salah satu hal yang dapat dilakukan oleh seorang pendidik untuk mengantisipasi dampak negatif tersebut adalah dengan cara mengarahkan persepsi para pembelajar bahwa tidak ada superioritas antar bangsa. Dengan mempelajari dan menguasai sebuah bahasa asing, misalnya, seseorang diharapkan akan mampu bersaing di era global dengan tetap mempertahankan kearifan lokal. Kata kunci: alih kode; penyingkatan kata- kata, slang, linguistic imperialism, kearifan lokal. Abstract: All languages must be having a change because it is dynamic rather than static. Changes in the Indonesian language, for example, can be identified by several things. First, the number of vocabulary words and phrases of foreign languages especially English are incorporated into the Indonesian language. This process is commonly called code switching (code switching) that acts include vocabulary and phrases from a certain language to another language. Instead the code is often done by native Indonesian, especially the younger generation, both in oral and written communication. Second, the cutting words of Indonesian language (shortening words) that caused some vocabulary changes from the rules' baku'nya. Third, emerging and growing variety of slang. This paper aims to discuss the positive and negative changes in the Indonesian language. On the one hand, these changes can be considered as a form of creativity. Code switching, the cutting words, and slang vocabulary can enrich the Indonesian language. In addition, the three linguistic phenomenon is to develop a sense of empathy that strengthen the relationship between the speakers as code switching, the cutting words, and slang commonly used by a group of people who have similar values. On the other hand, there is the possibility of a native speaker it is not able to speak Indonesian properly. Moreover, it is very possible linguistic imperialism. This means that the Indonesian native dominated by foreign language (in this case English) and assume that foreign language higher value than the national language. In other words, there is the phenomenon of the weakening of the nation's character. In the realm of education (especially at university level), one of the things that can be done by an educator to anticipate the negative impact is by direct perception of the learners that there is no superiority between nations. By learning and mastering a foreign language, for example, a person

is expected to be able to compete in a global era while maintaining local wisdom. Keywords: code switching; abbreviation of words, slang, linguistic imperialism, local wisdom.

Peningkatan daya saing bangsa merupakan sebuah keniscayaan yang harus dilakukan dalam menghadapi era globalisasi. Usaha ini akan berhasil jika seluruh elemen masyarakat memberikan kontribusi yang optimal sesuai bidangnya masing-masing. Di sektor industri, salah satu parameter yang sering dipakai dalam mengukur daya saing bangsa adalah produktifitas/orang/tahun, yang biasanya lebih ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) daripada kualitas sumber daya alam (SDA) sebuah negara. Kerjasama multidisiplin yang melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta mutlak diperlukan.

Increasing the competitiveness of nations is a necessity that must be done in the era of globalization. This effort will succeed if all elements of society to contribute optimally match their respective fields. In the industrial sector, one parameter that is often used to measure the competitiveness of nations is productivity / person / year, which is usually determined by the quality of human resources (HR) than the quality of natural resources (NR) of a country. Multidisciplinary collaboration involving various parties, both government and private sector is absolutely necessary.

Bahasa indonesia adalah bahasa dunia yang terkena imbas globalisasi.semakin kaya jumlah kosa kata karena serapan kata asing dan kemajuan teknolagi. Dikenalnya bahasa ,masyarakat dan budaya indonesia kepada warga dunia lainnya, gaya bahasa penulisan sastra indonesia yang berkembang adalah dederapa contoh dampak positif globalisasi. sebaliknya, hierarki kebahasaan yang menyebebkan stigmatisasi kebahasaan serta melunturnya kesadaran masyarakat akan penggunaan bahasa yang sadar konteks sekaligus peran bahasa indonesia sebagai pemersatu dan identitas bangsa indonesia terindentifikasikan telah luntur . kondisi tentu harus di siasati

You might also like