You are on page 1of 2

Gigi

Scaling
Solusi Sehat Menyingkirkan Karang Gigi
Rajin menyikat gigi ternyata tidak menjamin kita bebas dari karang gigi atau kalkulus. Anatomi gigi , jaringan penyangga gigi, dan lingkungan dalam mulut sangat mempengaruhi terbentuknya karang gigi. Drg Septien Dwitanti Kusuma* mengulas lebih jauh.

Di antara marginal gingival dan gigi terdapat ruang sempit di sekeliling gigi yang disebut sulcus gingival. Kedalaman sulcus

gingival dibatasi attached gingival yang berukuran normal rata-rata 1,8 mm. Apabila kedalaman sulcus gingival melebihi batas normal maka sudah dikategorikan sebagai poket periodontal (tanda klinis penyakit jaringan periodontal). Plak di dalam sulcus gingival ini yang sulit dijangkau dan dibersihkan dengan sikat gigi, bahkan oleh dokter gigi. Plak adalah lapisan tipis, tidak berwarna yang melekat pada permukaan gigi dan terbentuk dari tiga elemen, yaitu elemen seluler yang 70-80% adalah bakteri, elemen elektrolit

dari cairan sulcus dan saliva, dan elemen organik dari sisa makanan dalam mulut. Plak yang bertumpuk di dalam mulut akan mengalami mineralisasi membentuk karang gigi. Karang gigi tidak secara langsung menjadi penyebab penyakit jaringan periodontal gigi, tetapi menjadi media untuk bakteri yang menimbulkan peradangan, yang memicu terjadinya penyakit periodontal. Apabila tidak segera diatasi, akan terjadi kerusakan jaringan penyangga gigi yang lebih dalam, yaitu

28

Foto: Dok Istimewa

igi bertumpu pada jaringan penyangga gigi, yaitu jaringan periodontal yang terdiri dari: gingival, ligamentum periodontal, sementum, dan tulang alveolar. Gingival (gusi) adalah mukosa di dalam mulut yang menutupi tulang alveolar dan menyelimuti leher gigi. Secara anatomi terbagi atas: 1. Unattached gingival atau marginal gingival adalah tepi gingival yang mengelilingi gigi seperti kerah baju. 2. Attached gingival yang melekat pada tulang alveolar gigi. 3. Interdental gingival yang mengisi daerah pertemuan 2 gigi yang bersebelahan, di bawah titik kontak pertemuan antara dua gigi tersebut.

Gigi
kerusakan tulang alveolar yang menyangga gigi. Gigi menjadi goyang dan berisiko harus dicabut. Karena itu, karang gigi harus segera dibersihkan, yang hanya bisa dilakukan dengan scaling oleh dokter gigi. Scaling adalah salah satu perawatan gigi dan mulut yang tujuan utamanya membersihkan karang gigi. Peralatan yang biasa dipakai adalah hands instruments scaler atau manual scaler, dan ultrasonic scaler. Manual scaler mempunyai beberapa jenis yang bentuknya disesuaikan dengan anatomi gigi dan letak kalkulus. Prosedur Scaling Sebelum dilakukan scaling, biasanya akan dilakukan anamnesis pemeriksaan gigi. Dokter gigi akan memeriksa keadaan pasien ekstra dan intra-oral. Secara ekstra-oral akan dilakukan anamnesis/ wawancara dan dilihat apakah ada pembengkakan kelenjar limfe di kepala dan leher sebagai tanda adanya penyebaran infeksi dan anamnesis, lalu pemeriksaan intra-oral untuk melihat keadaan dalam mulut pasien. Selain melihat keadaan giginya, dilihat juga keadaan jaringan lunak lainnya, seperti gingival, palatum (langit-langit mulut), dan lidah, karena beberapa penyakit sistemik memberikan gambaran yang khas dalam mulut, contohnya diabetes, herpes, dan leukemia. Setelah semua pemeriksaan dilakukan, baru akan dilakukan scaling. Biasanya, prosedur scaling adalah kombinasi manual dan ultrasonic scaler, dan diawali dengan ultrasonic scaler untuk membuang kalkulus yang keras dan melekat erat pada permukaan gigi. Manual scaler dipakai untuk membuang sisasisa karang gigi pada permukaan gigi yang lebih sensitif dan tidak bisa menggunakan ultrasonic scaler. Pada pasien dengan kalkulus yang dalam dan gingivitis, sedikit saja bersentuhan dengan gusi akan menimbulkan pendarahan dan rasa sakit, jadi biasanya akan dilakukan anestesi lokal. Setelah scaling, dilakukan root planning dengan pemolesan atau polishing. Prosedurnya sederhana, gigi akan diolesi dengan pumice, yang berbentuk pasta tapi kasar seperti berpasir. Kemudian gigi disikat dengan bur brush untuk membuang sisa karang gigi, menghaluskan permukaan gigi dan menimbulkan sensasi segar dalam mulut pasien, sehingga mulut terasa bersih dan segar. Dengan permukaan gigi yang halus, diharapkan plak dan bakteri sulit terakumulasi kembali, terbentuknya perlekatan gingival baru yang lebih baik, dan berkurangnya kedalaman poket gingival yang menjadi media bakteri. Sesudah dibersihkan, biasanya gigi terasa lebih sensitif. Ini wajar, terutama bila sebelumnya sudah mempunyai masalah gigi sensitif. Karena permukaan dentin yang sebelumnya tertutup

Karang gigi hanya bisa dibersihkan dengan scaling oleh dokter gigi...

oleh kalkulus kini terbuka menimbulkan rasa lebih sensitif setelah dibersihkan. Hal ini bisa diatasi dengan melakukan topical fluoridasi, perawatan desensitisasi oleh dokter gigi, dan perawatan di rumah menggunakan pasta gigi untuk gigi sensitif. Penggunaan obat kumur yang mengandung chlorhexidine dan antibiotik oral juga terkadang dibutuhkan untuk beberapa kasus, terutama untuk pasien berpenyakit sistemik dan pasien pasca-operasi jantung yang berisiko tinggi terinfeksi endocarditis bacterialis. Penyakit periodontal dalam mulut seperti gingivitis dan periodontitis, berproses secara lambat, tidak menimbulkan rasa sakit, dan progresif. Sehingga tanpa kita sadari proses tersebut terjadi di dalam rongga mulut. Scaling dengan rutin adalah cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit periodontal. Jadi, jangan lagi menunda untuk melakukan scaling sebelum semuanya terlambat.

* Drg Septien Dwitanti Kusuma, dokter gigi RS Puri Indah

29

You might also like