You are on page 1of 5

Material Dental Journal, Vol. 2. No.

1 January-June 2011: 26-30

Research Report

Kekerasan permukaan semen ionomer kaca konvensional dan modifikasi resin setelah perendaman dalam minuman cola (Surface hardness of conventional glass ionomer cement and resin modified materials after immersion in cola drink)
Ratri Anggraini1, Sri Yogyarti2 dan Endanus Harijanto2 1 Mahasiswa Program Sarjana Kedokteran Gigi 2 Staf Departemen Material Kedoteran Gigi Departemen Material Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

ABSTRACT Background: Resin modified glass ionomer cement is a developed form of conventional glass ionomer cement. This material has more better physical properties rather than conventional glass ionomer cement. The one of these is the defence of acid attack. Purpose: The aim of this study is to know the decrease of conventional glass ionomer cement and resin modified materials surface hardness after imersion in cola drink. Methods: Sampel of conventional glass ionomer cement and resin modified materials with 4 mm diameter and 2 mm thickness was measured the initial surface hardness. Then, they was immersed in sterile aquadest pH 6 (control), and cola drink pH 2,9 for 54 hour (Equivalent to 1 year) and was measured the final surface hardness. The data was analyzed using One-Way Anova followed by LSD test. Results: The result showed that conventional glass ionomer cement has bigger decrease of surface hardness than resin modified glass ionomer cement. Conclusion: Based on experiment, conventional glass ionomer cement surface hardness after immersed in cola drink for 54 hours decrease less than resin modified glass ionomer cement. Key words: Glass ionomer cements, cola, surface hardness

Korespondensi (correspondence): Sri Yogyarti c/o: Departemen Material Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Jl. Mayjend. Prof. Dr. Moestopo 47 Surabaya 60132, Indonesia. E mail: syogyarti@gmail.com

PENDAHULUAN Sejak tahun 1971, diperkenalkan bahan semen ionomer kaca dan digunakan secara luas di bidang kedokteran gigi. Semen ionomer kaca terdiri dari bubuk kaca kalsium fluoroaluminosilikat dan larutan asam poliakrilat, dikenal dengan nama semen ionomer kaca konvensional.1 Banyak dokter gigi memilih semen ionomer kaca untuk restorasi tumpatan, karena karakteristik positif yang dimiliki, antara lain: perlekatannya secara kimiawi pada enamel dan dentin, ketahanan yang baik terhadap kebocoran mikro, integritas marginal yang baik, koefisien ekspansi termal sama dengan struktur gigi, biokompatibilitas,

estetik baik, serta anti kariogenik karena kemampuannya melepaskan fluorida.2 Penggunaan klinis semen ionomer kaca konvensional terbatas, disebabkan beberapa hal, yaitu: sifatnya rapuh, ketahanan rendah terhadap abrasi, sensitivitas terhadap kelembaban pada awal pengerasan sehingga membutuhkan proteksi pada permukaan segera setelah penempatan bahan restorasi, waktu kerja yang pendek, waktu pengerasan asam-basa lambat sehingga membutuhkan kunjungan kedua untuk penyelesaian dan pemulasan. Semen ionomer kaca modifikasi resin telah dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan dari semen ionomer kaca konvensional tersebut.3 26

Material Dental Journal, Vol. 2. No. 1 January-June 2011: 26-30

Semen ionomer kaca modifikasi resin dikenal juga sebagai ionomer hibrid, atau semen ionomer yang berpolimerisasi dengan sinar. Semen ionomer kaca modifikasi resin merupakan bahan penggabungan kimia semen ionomer kaca dan teknologi komposit.4 Bahan tumpatan ini terdiri dari serbuk kaca fluoroaluminosilikat dan cairan HEMA (hidroksi etil metakrilat), air serta asam poliakrilik. Beberapa gugus fungsional yang terpolimerisasi ditambahkan dalam formula semen untuk mempercepat proses pematangan, sehingga semen ini dapat mengatasi sifat sensitivitas terhadap kelembaban, waktu kerja yang pendek, serta waktu pengerasan asam-basa yang lambat.1 Penambahan resin pada semen ionomer kaca konvensional meningkatkan sifatnya secara signifikan, antara lain: kekuatannya, serta ketahanannya terhadap asam.1 Ketahanan terhadap asam ini didapatkan dari komponen resin pada ionomer kaca modifikasi resin, yang memberikan efek payung dan melindungi semen dari kehilangan dini loosely bound water serta mencegah kelarutan partikel permukaan yang lebih besar.1,5 Berdasarkan sifat semen ionomir kaca tersebut di atas, maka ketika suatu bahan tumpatan sudah berada dalam rongga mulut, akan berkontak dengan cairan yang berada dalam rongga mulut, baik berupa saliva maupun minuman yang dikonsumsi. Hal ini akan berpengaruh terhadap sifat mekanis yang dimiliki oleh bahan tumpatan tersebut, salah satu sifat mekanis adalah kekerasan permukaannya. Kekerasan permukaan merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan berkaitan dengan beban yang akan menimpa permukaan tumpatan . Kekerasan permukaan berhubungan dengan ketahanan abrasi artinya semakin keras suatu bahan tumpatan maka semakin tahan terhadap abrasi.6 Saat ini, minuman ringan yang banyak digemari dan dikonsumsi oleh masyarakat salah satunya adalah minuman cola. Minuman cola merupakan minuman ringan berkarbonasi yang memiliki kandungan asam fosfor, gula, kafein, zat pewarna, dan perasa buatan. Minuman cola memiliki pH rendah, sekitar 2,7-2,9.7 Minuman cola dianggap menyegarkan karena kandungan asam fosfor yang dikandungnya. Minuman cola mempunyai potensial erosif terhadap gigi dan bahan tumpatan, oleh karena pH (asam) minuman cola tersebut, serta adanya penurunan protein saliva yang bertindak sebagai pelindung dari terjadinya erosi. Potensial erosif awal dari minuman cola terjadi dalam 3 menit pertama, yaitu ketika minuman cola mulai masuk

ke dalam rongga mulut dan berkontak dengan saliva.8 Dalam kurun waktu tersebut, minuman cola dapat bersifat erosi terhadap material gigi maupun tumpatan gigi. Dari uraian tersebut di atas, peneliti ingin meneliti tentang kekerasan permukaan semen ionomer kaca konvensional dan modifikasi resin setelah perendaman dalam minuman cola.

BAHAN DAN METODE Penelitian ini terdiri dari 4 kelompok yang mempunyai besaran sampel 6 buah: Kelompok 1: Semen ionomer kaca konvensional yang direndam dalam akuades steril pH 6 selama 54 jam; Kelompok 2: Semen ionomer kaca konvensional yang direndam dalam minuman cola pH 2,9 selama 54 jam; Kelompok 3: Semen ionomer modifikasi resin yang direndam dalam akuades steril pH 6 selama 54 jam; Kelompok 4: Semen ionomer modifikasi resin yang direndam dalam minuman cola pH 2,9 selama 54 jam. Cara pembuatan sampel sebagai berikut: Kelompok 1 dan 2, yaitu semen ionomer kaca konvensional Fuji II yang telah diaduk sesuai petunjuk pabrik, dimasukkan ke dalam cetakan teflon sampai penuh dengan menggunakan spatula, ditutup dengan celluloid strip lalu ditekan dengan glass lab tipis dan diberi beban anak timbangan 1 kg. Setelah initial setting, yaitu selama 5 menit 30 detik sesuai petunjuk pabrik, kemudian sampel dikeluarkan dari cetakan teflon dan kelebihan dipotong menggunakan scalpel, lalu permukaan datar sampel diulasi varnis satu lapis dikeringkan dengan chip blower. Kelompok 3 dan 4, yaitu semen ionomer kaca modifikasi resin Fuji II LC yang telah diaduk sesuai petunjuk pabrik, dimasukkan ke dalam cetakan teflon sampai penuh dengan menggunakan spatula, kemudian ditutup dengan celluloid strip lalu ditekan dengan menggunakan glass lab tipis dan diberi beban anak timbangan 1 kg selama 3 menit 45 detik sesuai petunjuk pabrik. Kemudian beban diangkat dan di papar dengan sinar tampak selama 20 detik. Kemudian sampel dikeluarkan dari cetakan teflon, kelebihan dipotong menggunakan scalpel. Semua sampel yang telah mengeras disimpan di dalam gelas beker yang berisi akuades steril kemudian diletakkan pada inkubator dengan suhu 370 C, selama 24 jam sebelum dilakukan pengukuran agar polimerisasi berjalan dengan maksimal.9 Kemudian permukaan datar sampel dihaluskan menggunakan kertas ampelas tahan air 27

Material Dental Journal, Vol. 2. No. 1 January-June 2011: 26-30

no. 1000 di bawah aliran air. Semua sampel yang akan diukur diletakkan dalam humidor hingga tiba saatnya pengukuran. Sampel yang akan diukur kekerasan permukaan awal sebelum diberi perlakuan perendaman diambil dari humidor dan dikeringkan dengan chip blower. Bagian permukaan sampel yang akan diukur kekerasan permukaannya ditandai dengan pewarna di tiga tempat. Pengukuran kekerasan permukaan menggunakan alat Micro Vickers Hardness Tester dengan beban 500 gram. Sampel diletakkan tepat di tengah lensa objektif dari landasan uji Micro Vickers Hardness Tester dan difokuskan dengan cara memutar pegangan searah jarum jam. Setelah pada lensa okuler terlihat gambar dalam keadaan fokus, ganti lensa mikroskop dengan diamond penetrator. Alat diaktifkan sehingga ujung diamond penetrator menekan sampel dan naik kembali, meninggalkan indentasi pada permukaan sampel. Bentukan indentasi yang dihasilkan diamati melalui lensa mikroskop dengan pembesaran 400 kali, sehingga tampak bentukan belah ketupat. Panjang diagonal belah ketupat diukur dengan menempatkan 2 tanda garis yang ada pada alat Micro Vickers Hardness Tester pada kedua ujung bentukan diagonal tersebut. Kemudian tombol baca ditekan, akan muncul data nilai kekerasan permukaan dalam satuan Vickers Hardness Number. Setiap sampel dilakukan pengukuran kekerasan permukaan pada 3 tempat yang berbeda dan hasilnya dirata-rata.10 Setelah diukur kekerasan permukaan awalnya, sampel direndam dalam akuades steril untuk kelompok kontrol dan direndam dalam minuman cola untuk kelompok perlakuan, serta diletakkan dengan keadaan tergantung di dalam botol kaca gelap bertutup berisi akuades atau minuman cola

sebanyak 20 ml sesuai kelompoknya. Lama perendaman dalam larutan akuades dan minuman cola ditentukan berdasarkan lama waktu terjadinya potensial erosif awal dari minuman ringan yaitu 3 menit.8 Bila seseorang dalam sehari mengkonsumsi minuman cola sebanyak 3 kali dan dilakukan rutin selama 1 tahun, maka diasumsikan bahan tumpatan (semen ionomer kaca) akan terendam selama 360x3x3 menit = 3240 menit = 54 jam. Pada penelitian ini minuman cola sebagai perendan diganti secara rutin setiap 24 jam. Setelah direndam selama 54 jam, sampel diangkat dari rendaman dan dikeringkan. Untuk sampel yang direndam dalam minuman cola, setelah diangkat dari rendaman, dicuci menggunakan akuades steril untuk menghilangkan sisa minuman cola. Kemudian seluruh sampel diletakkan dalam humidor hingga tiba saat pengukuran. Sampel yang akan diukur kekerasan permukaannya, diambil dari humidor dan dikeringkan dengan menggunakan chip blower. Cara pengukuran kekerasan permukaan sama dengan pengukuran kekerasan permukaan awal. Data yang diperoleh ditabulasi, kemudian dilakukan analisis statistik menggunakan one-way ANOVA, dan untuk melihat kemaknaan setiap kelompok perlakuan menggunakan LSD.

HASIL Hasil rerata dan simpang baku pengukuran kekerasan permukaan awal semen ionomer kaca konvensional dan semen ionomer kaca modifikasi resin dan kekerasan permukaan setelah perendaman dalam akuades steril dan minuman cola selama 54 jam dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Rerata dan simpang baku kekerasan permukaan semen ionomer kaca konvensional dan semen ionomer kaca modifikasi resin setelah perendaman dalam akuades steril dan minuman cola selama 54 jam (VHN) Bahan Semen ionomer kaca konvensional Kelompok awal akuades steril pH 6 cola pH 2,9 awal akuades steril pH 6 cola pH 2,9 n 6 6 6 6 6 6 x 76,07 41,19 36,47 44,16 38,66 38,81 SB 2,42 3,25 2,83 3,97 1,37 1,71

Semen ionomer kaca modifikasi resin

Keterangan: x = rerata kekerasan permukaan SB= simpang baku n = jumlah sampel

Pada tabel 1 dapat dilihat penurunan kekerasan permukaan semen ionomer kaca

konvensional dan semen ionomer kaca modifikasi resin antara sebelum dan sesudah dilakukan 28

Material Dental Journal, Vol. 2. No. 1 January-June 2011: 26-30

perendaman dalam akuades steril pH 6 dan minuman cola pH 2,9 selama 54 jam. Penentuan perbedaan kemaknaan antar kelompok, dilakukan dengan uji LSD pada =0,05 yang dapat dilihat pada tabel 2. Kelompok perlakuan yang bermakna adalah yang mempunyai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05). Kekerasan permukaan awal semen ionomer kaca konvensional dibanding setelah perendaman dalam akuades steril selama 54 jam, serta setelah perendaman dalam minuman cola selama 54 jam ada perbedaan bermakna. Kekerasan permukaan awal semen ionomer kaca modifikasi resin dibanding kekerasan permukaan setelah perendaman dalam akuades steril selama 54 jam dan setelah perendaman dalam minuman cola selama 54 jam juga ada perbedaan bermakna.
Tabel 2. Hasil uji LSD perbedaan kekerasan permukaan semen ionomer kaca konvensional dan semen ionomer kaca modifikasi resin setelah perendaman dalam akuades steril dan minuman cola selama 54 jam. Kelompok Semen ionomer kaca konvensional awal Semen ionomer kaca modifikasi resin awal Akuades steril B B Larutan cola B B

13,59% setelah direndam dalam akuades, dan menurun sebanyak 12,12% setelah direndam cola selama 54 jam.

PEMBAHASAN Hasil penelitian tentang perubahan kekerasan permukaan semen ionomer kaca konvensional dan semen ionomer kaca modifikasi resin sebelum dan sesudah direndam dalam larutan akuades steril pH 6 dan minuman cola pH 2,9 didapatkan penurunan nilai rerata kekerasan permukaan. Hal ini dapat terjadi karena air di sekitar semen ionomer kaca konvensional yang diserap akan menganggu terbentuknya ikatan silang ion logam, disebabkan ion logam ikut terlarut dengan air, terutama ion Ca yang merupakan salah satu unsur penting di dalam proses pengerasan bahan semen ionomer. Terlepasnya ion logam dari gugus karboksil akan menyebabkan kekerasan bahan tersebut menurun.6 Nilai kekerasan permukaan semen ionomer kaca konvensional yang direndam dengan minuman cola pH 2,9 terlihat jauh lebih kecil dibanding dengan setelah direndam dengan akuades steril. Hal ini berarti bahwa dalam suasana asam, semen ionomer kaca konvensional mengalami kelarutan partikel lebih banyak. Asam yang terdapat dalam minuman cola adalah asam fosfor yang merupakan salah satu asam kuat, dan ketika suatu asam berada dalam air, maka satu dari ion hidrogen yang dimilikinya akan terionisasi, sehingga akan banyak ion hidrogen yang bebas dan terdeteksi dalam air tersebut.7 Semen ionomer kaca direndam dalam larutan asam, ion hidrogen yang menggantikan ion metal dan berikatan secara cross link dengan rantai polialkenoat. Pada keadaan ini tidak semua gugusan karboksil dari asam poliakrilik diubah menjadi gugusan karboksilat selama pengerasan berjalan. Pada saat hampir seluruh gugusan asam karboksil terionisasi muatan negatif pada rantai polimer secara luas akan diisi oleh ion hidrogen menjadi ikatan yang sangat kuat. Sisa yang tidak terionisasi sulit digantikan oleh ion metal (Ca2+ atau Al3+) yang terdapat di dalam partikel gelas.6 Ion yang paling banyak terlepas dari semen ionomer kaca konvensional saat perlakuan perendaman dalam larutan air adalah Na, Al, Si, P, Ca. Sedangkan ion yang paling banyak terlepas saat perlakuan perendaman dalam larutan asam adalah Na, Al, Ca, Si, P. Kehilangan ion ini akan lebih besar jumlahnya pada perendaman dalam larutan asam dibanding pada larutan air.11 29

Keterangan: B = bermakna, TB = tidak bermakna

(VHN)

80
52,06%

60 40 20 0
awal akuades cola

45,85%

13,59% 12,12%

SIKK

SIKMR

SIKK 76,07 41,19 36,47

SIKMR 44,16 38,66 38,81

Grafik 1. Penurunan kekerasan permukaan pada bahan semen ionomer kaca konvensional dan modifikasi resin setelah perendaman dalam minuman cola (%).

Kekerasan permukaan semen ionomer kaca konvensional menurun sebanyak 45,85% setelah direndam dalam akuades dan menurun sebanyak 52,06% setelah direndam dalam minuman cola selama 54 jam. Pada semen ionomer kaca modifikasi resin, terjadi penurunan sebanyak

Material Dental Journal, Vol. 2. No. 1 January-June 2011: 26-30

Semen ionomer kaca modifikasi resin sebelum dan sesudah direndam dalam larutan akuades steril pH 6 dan minuman cola pH 2,9 juga didapatkan penurunan nilai rerata kekerasan permukaan (tabel 1). Adanya kopolimer HEMA memberikan karakter hidrogel pada semen ionomer kaca modifikasi resin. Hal ini menyebabkan bahan ini cenderung untuk menyerap air.12 Pada keadaan semacam ini, air di sekitar sampel yang direndam akan masuk ke dalam gelas ionomer dalam jumlah sangat besar, dan bila lebih lama dalam penyimpanan akan lebih banyak lagi air yang terserap. Air yang diserap tersebut akan menghalangi terbentuknya ikatan silang ion logam, karena ion logam ikut terlarut dengan air. Terlepasnya ion logam karboksil, maka akan menyebabkan kekerasan bahan tersebut menurun.6 Ion yang paling banyak terlepas dari semen ionomer kaca modifikasi resin saat perlakuan perendaman dalam larutan air adalah Sr, Na, Si, Al, Ca. Sedangkan ion yang paling banyak terlepas saat perlakuan perendaman dalam larutan asam adalah Sr, Al, Si, Na, P, Ca.12 Ketika dilihat penurunan kekerasan permukaan yang terjadi pada semen ionomer kaca konvensional dan modifikasi resin, tampak bahwa prosentase penurunan kekerasan permukaan semen ionomer kaca konvensional lebih besar dari semen ionomer kaca modifikasi resin (grafik 1). Hal ini mungkin terjadi karena penambahan HEMA (hidroksi etil metakrilat) pada semen ionomer kaca modifikasi resin, yang merupakan suatu jenis monomer bi-fungsional, dapat menciptakan ikatan polimer yang rigid dari bahan restorasi ketika terjadi polimerisasi.13 Simpulan dari penelitian ini adalah kekerasan permukaan semen ionomer kaca konvensional setelah perendaman dalam minuman cola selama 54 jam, menurun dibandingkan dengan semen ionomer kaca modifikasi resin.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anusavice KL. Philips science of dental material. 10th ed. St. Louis: Elsevier Science; 2003. p. 44960. Burke FM, Ray NJ, McCOnnell RJ. Fluoridecontaining restorative materials. International Dental Journal 2006; 56(1): 34-6. Van Noort R. Introduction to dental materials. 2 nd ed. Edinburg: Mosby Inc; 2002. p. 131, 134-5. Davidson CL. Advances in glass-ionomer cements. J Appl Oral Sce 2006; 14. Available at: www.scielo.br/jaos. Accessed August 20, 2007. Mount GJ. An atlas of glass-ionomer cements. 2nd ed. London: Martin Dunitz Ltd; 1994. p. 43-6, 625. Soetojo A. Sifat kekerasan permukaan bahan gelas ionomer modifikasi resin setelah perendaman dalam air. Majalah Kedokteran Gigi (Dental Journal) 2000; 33(2): 63-6. Anonymous. Cola Drinks. 2001 Available from: http://www.keepwell.com/cola.htm. Accessed November 1, 2007. Jensdottir T, Holbrook P, Nauntofte B, Buchwald C, Bardow A. Immediate erosive potential of cola drinks and orange juices. J Dent Res 2006; 85(3): 226-30. Hara AT, Serra MC, Rodrigues Jr AL. Radiopacity of glass-ionomer/composite resin hybrid materials. Braz Dent J 2001; 12(2): 85-89. Meizarini A, Irmawati. Kekerasan permukaan semen ionomer kaca konvensional tipe II akibat lama penyimpanan. Majalah Kedokteran Gigi (Dental Journal) 2005; 38(3): 146-7. Czarnecka B, Limanowska-Shawand H, Nicholson JW. Buffering and ion-release by a glass ionomer cement under near-neutral and acidic conditions. Biomaterial 2002; 23: 2783-8. Czarnecka B, Nicholson JW. Ion release by resinmodified glass-ionomer cements into water and lactic acid. Journal of Dentstry 2006; 34: 539-43. Feldbau AV, Migliorini SA. Restorative dentistry. 2000. Available at: http://complexamalgam.jeeran.com/8.%20RESTO RATIVE%20DENTISTRY.pdf Accessed August 25, 2007.

2.

3. 4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

30

You might also like