You are on page 1of 10

URTIKARIA

Definisi: Urtikaria (hives, nettle rash, biduran, kaligata) adalah reaksi vaskular di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai denagn edema setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit dan sekitarnya dapat dikelilingi halo dan biasanya sering diserati rasa gatal.(1.2)

Epidemiologi: Dapat terjadi pada semua jenis kelamin dan berbagai kelompok umur, namun pada umumnya sering terjadi pada usia dewasa muda. Umur rata-rata penderita urtikaria adalah 35 tahun dan jarang dijumpai pada umur dibawah 10 tahun atau lebih dari 65 tahun. Dikenal 2 macam bentuk klinik urtikaria, yaitu bentuk akut dan bentuk kronik: o Bentuk akut: bila berlangsung kurang dari 6 minggu, dan biasanya mengenai kelompok dewasa muda dan penyebabnya mudah diketahui. o Bentuk kronik: bila berlangsung lebih dari 6 minggu dan biasanya mengenai orang usia pertengahan dan cenderung kambuh ulang, serta penyebabnya tidak diketahui. Ditemukan 40% bentuk urtikaria saja, 49% urtikaria bersama dengan angioedema, dan 11% angiodema saja. .(1.2)

Etiologi: Pada hasil penelitian menyatakan bahwa hampir 80% tidak diketahui penyebabnya. Namun penyebabnya berhubungan dengan: (1.2) 1. Obat

Hampir semua obat sistemik menimbulkan urtikaria secara imunologik tipe I atau II, contohnya adalah obat-obat golongan penisilin, sulfonamid, analgesik, pencahar, hormon, dan diuretik

Ada juga obat yang secara nonimunologik langsung merangsang sel mas untuk melepaskan histamin, misalnya kodein, opium dan zat kontras.

Aspirin menimbulkan urtikaria karena menghambat sintesis prostaglandin dari asam arakodonat.

2. Makanan: Makanan berupa protein atau bahan lain yang dicampurkan ke dalamnya seperti zat pewarna, penyedap rasa, atau bahan pengawet sering menimbulakn urtikaria alergika. Contoh makanan yang sering menimbulkan urtikaria adalah telur, ikan, kacang, udang, coklat, tomat, keju, bawang dan semangka, bahan yang dicampurkan seperti asam nitrat, asam benzoat, ragi, salisilat dan penisilin. 3. Gigitan/sengatan serangga: Dapat menimbulkan urtikaria setempat. Hal ini diperantarai oleh IgE (tipe I) dan tipe seluler (tipe IV). Nyamuk, kepinding dan serangga lainnya menimbulkan urtikaria bentuk papular di sekitar tempat gigitan, biasnaya sebuh dengan sendirinya setelah beberapa hari,minggu, atau bulan. 4. Bahan fotosensitizer: Misalnya griseofulvin, fenotiazin, sulfonamid, bahan kosmetik dan sabun germisid sering menimbulkan urtikaria. 5. Inhalan: Inhalan berupa serbuk sari bungan, spora jamur, debu, bulu binatang dan aerosol lebih mudah menimbulkan urtikaria alergik (tipe I), biasanya dijumpai pada penderita atopi dan disertai gangguan nafas.

6. Kontaktan: Kontaktan yang sering menimbulkan urtikaria adalah kutu binatang, serbuk tekstil, air liur binatang, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, bahan kimia, dan bahan kosmetikhal ini disebabkan karena bahan-bahan tersebut menembus kulit dan menimbulkan urtikaria. 7. Trauma fisik: Dapat diakibatkan oleh faktor dingin, misalnya berenang, atau memegang benda dingin. Faktor panas, misalnya sinar matahari, sinar UV, radiasi dan panas pembakaran. Faktor tekanan, yaitu goresan, pakaian ketat, ikat pinggang, air yang menetes dab semprotan air, vibrasi dan tekanan berulang-ulang contohnya pijatan, keringat, pekerjaan berat, demam, dan emosi menyebabkan urtikaria fisik, baik secara imunologik maupun non imunologik.

8. Infeksi dan infestasi: Berbagai macam infeksi dapat menyebabkan urtikaria, baik itu infeksi oleh karena virus, bakteri, jamur, maupun infestasi parasit. 9. Psikis: Tekanan jiwa dapat memacu sel mast atau langsung menyebabkan peningkatan permeabilitas dan vasodilatasi kapiler. Hampir 11,5% penderita urtikaria menunjukkan gangguan psikis.

10. Genetik: Faktor genetik berperan penting pada urtikaria dan angioedema, diantaranya adalah angioneurotik edema herediter, familial cold urticaria, familial localized heat urticaria, daln lain-lain. 11. Penyakit sistemik:

Penyakit klagen dan keganasandapat mneimbulkan urtikaria Penyakit vesiko-bulosa, misalnya pemfigus dan dermatitis herpetiformis Durhing sering menimbulkan urikaria.

Sekitar 7-9% pasien SLE dapat menimbulkan urtikaria. Beberapa penyakit sistemik yang sering disertai urtikaria antara lain limfoma, hipertiroid, hepatittis, urtikaria pigmentosa, artritis pada demam demam reumatik, dan artritis reumatoid juvenil.

Klasifikasi: Terdapat bermacam-macam penggolongan urtikaria, yaitu: 1. Berdasarkan lamanya serangan berlangsung: (1) a. Akut: - bila serangan berlangsung kurang dari 6 minggu, atau brlangsung selama 4 minggu tetapi timbul setiap hari. - Sering terjadi pada anak muda, umumnya laki-laki lebih sering daripada wanita. - Penyebabnya lebih mudah diketahui. b. Kronik: bila waktunya lebih dari yang tergolong dalam akut. Lebih sering pada wanita usia pertengahan. Penyebabnya sulit ditentukan.

2. Berdasarkan morfologi klinis, urtikaria dibedakan menurut bentuknya: a. Urtikaria papular: bila berbentuk papul.

b. Gutata: bila besarnya sebesar tetesan air c. Girata: bila ukurannya besar-besar d. Anular dan arsinar. 3. Berdasarkan luas dan dalamnya jaringan yang terkena: a. Urtikaria lokal b. Urtikaria generalisata c. Urtikarria angioedema 4. Berdasarkan oenyebab dan mekanisme terjadinya: a. Urtikaria atas dasar reaksi imunologik: - Bergantung pada IgE (reaksi alergi tipe I) 1. Pada atopi 2. Antigen spesifik (polen, obat, venom) - Ikut sertanya komplemen 1. Pada reaksi sitotoksik (reaksi alergi tipe II) 2. Pada reaksi kompleks imun (reaksi alergi tipe III) 3. Defisiensi C1 esterase inhibitor (genetik) - Reaksi alergi tipe IV (urrtikaria kontak) b. Urtikaria atas dasar reaksi nonimunologik: - Langsung memacu sel mas, sehingga terjadi pelepasan mediator (misalnya obat golongan opiat dan bahan kontras). - Bahan yang menyebabkan perubahan metabolisme asam arakidonat (misalnya aspirin, obat aanti-inflamasi non-steroid, golongan azodyes)

- Trauma fisik, misalnya dermografisme, rangsangan dingin, panas atau sinar, dan bahan kolinergik. c. Urtikaria yang tidak jelas penyebab dan mekanismenya, digolongkan idiopatik.

Patogenesis: Urtikaria terjadi karena vasodilatasi disertai permeabilitas kapiler yang meningkatsehingga terjadi transdudasi cairanmengakibatkan pengumpulan cairan setempatsehingga terlihat tampakkan klinis berupa edema setempat disertai kemerahan. Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler dapat terjadi akibat pelepasan mediator-mediator, misalnya histamin, kinin, serotonin, dan prostaglandin oleh sel mas dan atau basofil. Selain itu terjadi pula inhibisi proteinase oleh enzim proteolitik, misalnya kalikrin, tripsin, plasmin, dan hemotripsin di dalam sel mas. Baikfaktor imunologik maupun nonimunologik mampu merangsang sel mas atau basofil untuk melepaskan mediator tersebut. Faktor imunologik lebih berperan pada urtikaria yang akut daripada yang kronik, biasanya IgE terikat pada permukaan sel mas dan atau sel basofil karena adanya reseptor Fc, bila ada antigen yang sesuai berikatan dengan IgE, maka terjadi granulasi sel, sehingga mampu melepaskan mediator keadaan ini terlihat pada reaksi tipe I, misalnya alergi obat dan makanan. Komplemen juga ikut berperan, aktivasi komplemen secara klasik maupun alternatif menyebabkan pelepasan anafilatoksin yang mampu merangsang sel mas atau basofil, misalnya tampak akibat venom atau toksin bakteri.

Ikatan denagn komplemen juga terjadi pada urtikaria akibat reaksi sitotoksik dan kompleks imun, pada keadaan ini juga dilepaskan zat anafilatoksin. Urtikaria akibat kontak juga dapat terjadi, misalnya setelah pemakaian bahan penangkis serangga, bahan kosmetik, dan sefalosforin. (1.2.3)

Manifestasi klinis: o Keluhan subyektif: biasanya gatal, rasa terbakar atau tertusuk o Klinis tampak: eritema dan edema setempat berbatas tegas, kadang-kadang bagian tengah tampak lebih pucat. o Bentuknya dapat papular seperti urtikaria akibat sengatan serangga, besarnya dapat lentikular, numular, sampai plakat. o Bila mengenai jaringan yang lebih dalam sampai dermis dan jaringan submukosa atau subkutan, juga beberapa alat dalam misalnya saluran cerna dan napasdisebut angioedema. Pada keadaan ini jaringan yang sering terkena adalah muka, disertai sesak nafas, serak dan rinitis. o Dermografisme berupaedema dan eritema yang linier di kulit yang terkena goresan benda tumpul, timbul dalam waktu 30 menit. o Pada urtikaria akibat tekananurtikaria timbul pada tempat yang tertekan, misalnya disekitar pinggang, dll. o Urtikaria akibat penyinaran biasanya pada gelombang 285-320 nm dan 400500 nm, timbul setelah 18-72 jam penyiaranklinis berbentuk papular. o Urtikaria kolinergik dapat timbul pada peningkatan suhu tubuh, emosi, makanan yang merangsang dan pekerjaan beratbiasanya sangat gatal, urtikaria bervariasi dari beberapa mm sampai numular dan konfluen membentuk plakat. o Serangan berat sering disertai gangguan sistemik seperti nyeri perut, diare, muntah-muntah dan nyeri kepala, dijumpai pada umur 15-25 tahun.

o Urtikaria akibat obat atau makanan timbul secara akut dan generalisata. (1.2)

Diagnosis: Dengan melihat gambaran reaksi lesi dan kemerahan yang tipikal umumnya tidak sulit menentukan diagnosis UK, tetapi kesulitan biasanya timbul bila penderita tidak ingat bahan apa yang telah dioleskan pada kulit sebelum terjadi reaksi. Dermatitis yang menyertai juga dapat mengaburkan gambaran lesi pada UK. Urtikaria akibat tekanan dan erisipelas dapat difikirkan untuk diagnosis banding, terutama bila reaksi sangat hebat dan luas. Demikian pula bila terjadi urtikaria generalisata atau disertai gejala sistemik lain, dapat terjadi kesulitan diagnosis dan sering dilupakan bahwa UK adalah pencetus primemya kecuali bila penderita dapat mengingat kejadian spesifik yang mencetuskan timbulnya reaksi tersebut.(3)

Pembantu diagnosis: Biasanya denagn anamnesis dan pemeriksaan klinis yang teliti, diagnosis urikaria akan mudah ditegakkan. Namun, beberapa pemeriksaan diperlukan untuk membuktikan penyebabnya, misalnya: 1. Pemeriksaan darah, urin, dan feses rutinuntuk menilai ada tidaknya infeksi yang tersembunyi atau kelainan pada alat dalam. 2. Pemeriksaan gigi, telinga, hidungm tenggorokan, dan usapan vaginauntuk menyingkirkan adanya infeksi fokal. 3. Tes eliminasi makanandengan cara menghentikan semua makanan yang dicuriagai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu demi satu. 4. Pada urtikaria fisik akibat sinar dapat dilakuakan tes foto tempel. (1)

Pengobatan:

Pengobatan yang paling baik adalah mengobati penyebabnya dan menghindari penyebab yang dicurigai.

Pengobatan dengan antihistamin: o Cara kerja: menghambat histamin pada reseptor-reseptornya o Antihistamin yang klasik dibagi menjadi 6 kelompok: Etanolamin/difenhidramin Etilendiamin/tripelenamin Alkilamin/klofeniramid Piperazin/siklizin Fenotiazin/prometazin Tambahan: hidroksizin hidroklorid, siproheptadin.

o Efek antihistamin terlihat dalam waktu 15-30 menit setelah pemakaian oral, dan puncaknya pada 1-2 jam, sedangkan lama kerjanya bervariasi dari 3-6 jam. o Antihistamin nonklasik: Contohnya: terfenadin, astemizol, loratadin, dan mequitazin. Golongan ini diabsorbsi lebih cepat dan mencapai kadar puncak 1-4 jam. Masa awitan lebih lambat dan efek maksimal dalam waktu 4 jam. Efektivitasnya berlangsung lebih lama dibanding denagn AH1 yang klasik. Keunggulannya: tidak mempunyai efek sedasi karena tidak dapat menembus sawar darah otak, dan juga tidak memberi efek antikolinergik, tidak menimbulkan potensiasi denagn

alkohol dan tidak terdapat penekanan pada SSP serta relatif nontoksik. Pengobatan antibodi. Pengobatan dengan cara desensitasi, misalnya dilakukan pada: o urtkaria dingindengan melakukan sensitisasi air pada suhu 100C (12 menit) 2 kali sehari selama 2-3 minggu. o Pada alergi debu, serbuk sari bunga dan jamur sensitisasi denagn alergen dosis kecil 1 minggu 2x: dosis dinaikkan dan djarangkan perlahan-lahan sampai batas yang dapat ditoleransi oleh penderita. Pengobatan lokaldikulitdapat diberi secara simtomatik, misalnya antipruritus didalam bedak atau bedak kocok. (1.2) dengan anti-enzim, misalnya denagn antiplasminuntuk

menekan aktivitas palsmin yang timbul pada perubahan reaksi antigen

Prognosis: Urtikaria akutprognosis lebih baik karena penyebabnya cepat dapat diatasi. Urtikaria kroniklebih sulit diatasi karena penyebabnya sulit dicari. (1)

SUMBER: 1. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI 2. Ilmu Penyakit Kulit (nanti lengkapnya saya sms soalnya ga tau...) 3. Rinaldi, Arini. 2003. Urtikaria Kontak. Cermin Dunia Kedokteran. FKUI: Jakarta.

You might also like