You are on page 1of 15

Urtikaria-Biduran, Bukan Sekedar Alergi Makanan Biasa

Urtikaria atau biduran adalah penyakit alergi yang sangat mengganggu dan membuat penderita atau dokter kadang frustasi. Frustasi karena pada keadaan tertentu gangguan ini sering hilang timbul tanpa dapat diketahui secara pasti penyebabnya. Kesulitan mencari penyebab ini terjadi karena faktor yang berpengaruh sangat banyak dan sulit dipastikan. Urtikaria ternyata bukan sekedar disebabkan karena alergi makanan biasa. Urtikaria disebabkan berbagai faktor resiko yang terakumulasi yang terutama adalah imunitas sedang buruk diperberat dengan adanya infeksi virus dan alergi makanan. Timbulnya infeksi virus dalam tubuh seperti gejalanya demam, sakit kepala, sumeng atau tanpa demam, pilek, nyeri punggung, badan pegal (sering dikira kecapekan), batuk atau gangguan saluran cerna. Banyak faktor resiko, pemicu dan penyebab terjadi urtikaria. Tetapi tampaknya yang paling utama adalah faktor imunitas tubuh yang sedang tidak stabil diperberat oleh alergi makanan dan infeksi virus. Bila dalam keadaan sehat pengaruh alergi makanan sangat ringan atau bila tidak cermat seperti tanpa gejala. Tetapi hal yang ringan bila tidak dikenali dan terjadi akumulasi ditambah berbagai faktor imunitas tubuh yang kacau dan paparan infeksi virus maka urtikaria baru akan timbul. Sayangnya alergi makanan sebagai penyakit mendasari ini tidak bisa dipastikan dengan tes alergi, karena tes alergi spesifitasnya rendah bila untuk mencari penyebab alergi makanan. Hal inilah yang membuat penanganan urtikaria lebih sulit lagi, khususnya

dalam mencari penyebabnya. Obat hanya bisa megurangi gejala sesaat tetapi tidak bisa menghilangkan. Pemberian obat jangka panjang adalah bentuk kegagalan mencari penyebabnya. Bila urtikaria ini sudah terjadi jangka panjang bila penderita mengalami serangan flu atau infeksi virus ringan saja akan dapat memicu kekambuhannya. Urtikaria Urtikaria merupakan penyakit yang sering ditemukan, diperkirakan 3,2-12,8% dari populasi pernah mengalami urtikaria. Urtikaria adalah erupsi pada kulit yang berbatas tegas dan menimbul (bentol), berwarna merah, memutih bila ditekan, dan disertai rasa gatal. Urtikaria dapat berlangsung secara akut, kronik, atau berulang.

Urtikaria akut biasanya berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari (kurang dari 6 minggu) dan umumnya penyebabnya dapat diketahui. Urtikaria kronik, yaitu urtikaria yang berlangsung lebih dari 6 minggu, dan urtikaria berulang biasanya tidak diketahui pencetusnya dan dapat berlangsung sampai beberapa tahun. Urtikaria kronik umumnya ditemukan pada orang dewasa. Urtikaria juga dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi, yaitu imunologi, anafilaktoid dan penyebab fisik. Reaksi imunologi dapat diperantarai melalui reaksi hipersensitivitas tipe I, tipe II atau III. Sedangkan reaksi anafilaktoid dapat disebabkan oleh angioedema herediter, aspirin, zat yang menyebabkan lepasnya histamin seperti zat kontras, opiat, pelemas otot, obat vasoaktif dan makanan (putih telur, tomat, lobster). Secara fisik, urtikaria dapat berupa dermatografia, cold urticaria, heat urticaria, solar urticaria, pressure urticaria, vibratory angioedema, urtikaria akuagenik dan urtikaria kolinergik.

sumber gambar: rajechshah.com MEKANISME TERJADINYA PENYAKIT Pada gangguan urtikaria menunjukkan adanya dilatasi pembuluh darah dermal di bawah kulit dan edema (pembengkakan) dengan sedikit infiltrasi sel perivaskular, di antaranya yang paling dominan adalah eosinofil. Kelainan ini disebabkan oleh mediator yang lepas, terutama histamin, akibat degranulasi sel mast kutan atau subkutan, dan juga leukotrien dapat berperan.

Histamin akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah di bawah kulit sehingga kulit berwarna merah (eritema). Histamin juga menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah sehingga cairan dan sel, terutama eosinofil, keluar dari pembuluh darah dan mengakibatkan pembengkakan kulit lokal. Cairan serta sel yang keluar akan merangsang ujung saraf perifer kulit sehingga timbul rasa gatal. Terjadilah bentol merah yang gatal. Bila pembuluh darah yang terangsang adalah pembuluh darah jaringan subkutan, biasanya jaringan subkutan longgar, maka edema yang terjadi tidak berbatas tegas dan tidak gatal karena jaringan subkutan mengandung sedikit ujung saraf perifer, dinamakan angioedema. Daerah yang terkena biasanya muka (periorbita dan perioral). Urtikaria disebabkan karena adanya degranulasi sel mast yang dapat terjadi melalui mekanisme imun atau nonimun. Degranulasi sel mast dikatakan melalui mekanisme imun bila terdapat antigen (alergen) dengan pembentukan antibodi atau sel yang tersensitisasi. Degranulasi sel mast melalui mekanisme imun dapat melalui reaksi hipersensitivitas tipe I atau melalui aktivasi komplemen jalur klasik. Faktor infeksi pada tubuh diantaranya infeksi viru (demam, batuk dan pilek) merupakan faktor pemicu pada urtikaria yang paling sering terjadi namun sering diabaikan Beberapa macam obat, makanan, atau zat kimia dapat langsung menginduksi degranulasi sel mast. Zat ini dinamakan liberator histamin, contohnya kodein, morfin, polimiksin, zat kimia, tiamin, buah murbei, tomat, dan lain-lain. Masih belum jelas mengapa zat tersebut hanya merangsang degranulasi sel mast pada sebagian orang saja, tidak pada semua orang. Faktor fisik seperti cahaya (urtikaria solar), dingin (urtikaria dingin), gesekan atau tekanan (dermografisme), panas (urtikaria panas), dan getaran (vibrasi) dapat langsung menginduksi degranulasi sel mast. Latihan jasmani (exercise) pada seseorang dapat pula menimbulkan urtikaria yang

dinamakan juga urtikaria kolinergik. Bentuknya khas, kecil-kecil dengan diameter 13 mm dan sekitarnya berwarna merah, terdapat di tempat yang berkeringat. Diperkirakan yang memegang peranan adalah asetilkolin yang terbentuk, yang bersifat langsung dapat menginduksi degranulasi sel mast. Faktor psikis atau stres pada seseorang dapat juga memperberat urtikaria. Bagaimana mekanismenya belum jelas. MANIFESTASI KLINIS

Klinis tampak bentol (plaques edemateus) multipel yang berbatas tegas, berwarna merah dan gatal. Bentol dapat pula berwarna putih di tengah yang dikelilingi warna merah. Warna merah bila ditekan akan memutih. Ukuran tiap lesi bervariasi dari diameter beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter, berbentuk sirkular atau serpiginosa (merambat). Tiap lesi akan menghilang setelah 1 sampai 48 jam, tetapi dapat timbul lesi baru. Pada dermografisme lesi sering berbentuk linear, pada urtikaria solar lesi terdapat pada bagian tubuh yang terbuka. Pada urtikaria dingin dan panas lesi akan terlihat pada daerah yang terkena dingin atau panas. Lesi urtikaria kolinergik adalah kecilkecil dengan diameter 1-3 milimeter dikelilingi daerah warna merah dan terdapat di daerah yang berkeringat. Secara klinis urtikaria kadang-kadang disertai angioedema

yaitu pembengkakan difus yang tidak gatal dan tidak pitting dengan predileksi di muka, daerah periorbita dan perioral, kadang-kadang di genitalia. Kadang-kadang pembengkakan dapat juga terjadi di faring atau laring sehingga dapat mengancam jiwa. Latar Belakang Kontroversi Alergi atau Urticaria Penatalaksanaan Alergi sulit dan sering tidak optimal. Penatalaksanaan Alergi pada anak khususnya alergi pada saluran napas dan hidung sering sangat sulit dan tidak optimal. Hal ini terjadi karena sampai saat ini banyak klinisi kesulitan dalam mencari penyebab alergi. Permasalahan ini terjadi karena banyak klinisi kesulitan dalam mencari penyebab alergi. Jadi fakta yang kita hadapi selama ini adalah hanyalah mengobati akibat penyakitnya tetapi tetapi tidak mencari akar permasalahan kenapa penyebab penyakit itu bisa timbul jangka panjang dan hilang timbul. Berbagai pemeriksaan alergi ternyata akurasi dan spesifitasnya sangat rendah. Hal inilah yang tampaknya menjadi penyebab utama mengapa kasus alergi sulit sekali dalam mengatasinya. Dokter Memvonis Alergi tetapi Tidak Memberitahu Penyebab Alergi. Seringkali dokter memvonis alergi pada keluhan batuk dan pilek yang berkepanjangan. Tetapi pada umumnya pasien tidak pernah mendapatkan informasi yang lengkap dari dokter apakah penyebab alergi tersebut. Hal ini terjadi karena memang untuk mencari penyebab alergi adalah merupakan kesulitan terbesar yang dialami oleh dokter dan juga penderita. Memastikan Penyebab Alergi Bukan dengan Tes Alergi. Pemeriksaan alergi berupa tes kulit, dan RAST sangat terbatas sebagai alat diagnosis. Untuk memastikan penyebab alergi makanan hanya dengan eliminasi provokasi. Sehingga sebaiknya tidak boleh menghindari makanan penyebab alergi berdasarkan karena

tes kulit alergi. Pemberian obat terus menerus bukanlah jalan terbaik dalam penanganan alergi. Paling ideal dalam mencegah timbulnya alergi adalah menghindari pencetus atau penyebabnya. Hal ini memerlukan pengamatan yang cermat dan kerjasama yang baik antara dokter, pasien dan keluarga. Untuk mendapatkan hasil penanganan alergi yang optimal harus dipahami perbedaan antara penyebab dan pencetus alergi. Ilmu kedokteran dan teknologi semakin maju pesat tetapi kasus alergi semakin meningkat. Keunikan lainnya adalah saat ini kemajuan dan teknologi kedokteran sangat maju pesat tetapi justru penyebab alergi semakin meningkat pesat. Hal ini sangat mungkin karena kesulitan terbesar alergi bukan pengobatannya tetapi mencari penyebabnya dan hal ini hanya membutuhkan diagnosis klinis tanpa alat canggih dan mahal, tetapi sayangnya hal ini jarang dilakukan dengan benar. Beberapa ahli mengatakan penyebab utamanya karena polusi. tetapi pendapat ini patut didangsikna karena justru saat polusi bayak saat siang harui justru keluhan alergi berkurang. Memang pada penderita alergi saat saluran napasnya terganggu adanya asap rokok atau polusi membuat gangguan semakin berat. Tetapi hal ini juga terjadi pada orang sehat meski lebih ringan,. Pada penderita alergi yang sedang terganggu kronis bisa berdampak lebih berat karena permukaan mukosa saluran napas sudah terjadi kerusakan ringan atau sering disebut remodelling saluran napas.

DEBU BUKAN PENYEBAB Debu Bukan Penyebab Utama. Debu memang bisa menjadi penyebab timbulnya alergi irtikariatetapi bila dicermati bukan sebagai penyebab utama. Karena selama ini sebagian besar urtikaria timbul justru saat pagi hari dan malam hari. Justru saat itu jumlah debu sangat sedikit. Sebaliknya debu lebih banyak saat siang hari justru keluhan berbagai alergi berkurang. Gangguan kulit bisa disebabkan karena debu biasanya hanya timbul sesaat hanya dalam 3-6 kemudian saat mandi akan menghilang. Tetapi sebaliknya biduran biasanya akan hilangb timbul dalam 5-7 hari. Debu Rumah Bukan Penyebab Utama. Demikian juga debu bangunan rumah sering dituding sebagai penyebab alergi. Tetapi anehnya justru saat siang hari tukang bekerja keluhan alergi lebih ringan atau hilang. Justru saat tukang tidak bekerja saat malam dan pagi hari, malahan keluhan alergi semakin berat. Debu Rumah Dalam Jumlah Banyak Sebagai penyebab Alergi. Debu bisa menjadi penyebab alergi adalah debu rumah atau House Dust. Juga akan menganggu bila jumlah debu rumah yang terpapar sangat banyak dan debu lama seperti seperti rumah yang tidak ditinggali lebih dari seminggu, bila bongkar-

bongkar kamar, bila terdapat karpet tebal yang permanen, bila masuk dan bongkarbongkar gudang, boneka atau baju yang lama disimpan dalam gudang atau lemari. Benarkah debu sebagai penyebab. Paling tidak informasi dan anggapan yang sering timbul baik dari masyarakat awam dan beberapa dokter pasti menyebutkan debu sebagai penyebab. Saran untuk menghindari debu dan membersihkan semua ruangan rumah bahkan ditambah lagi memakai purifier udara dan AC paling canggihpun sudah diikuti tetapi tetap tidak membuahkan hasil. Benarkah debu jadi penyebab ? Kalau bukan apakah memang benar alergi makanan sebagai penyebab alergi yang berkepanjangan tersebut? Penggunaan Karpet Menurun kejadian Alergi meningkat. Fakta Ilmiah terbaru Di Swedia, pemakaian carpet berkurang tetapi justru sebaliknya kejadian

alergi malah semakin meningkat, benarkah debu sebagai penyebab utama alergi ? Tes Alergi kulit sering Debu Positif dan Makanan banyak negatif. Tes alergi atau skin tes hanya sensitif penyebab alergi reaksi cepat seperti debu dan makanan tertentu seperti udang atau cumi. tetapi penyebab makanan reaksi lambat sering negatif, padahal saat dikonsum dapat menimbulakan reaksi lambata atau sekitar 6-8 jam setelah makan. Hal inilah yang mengakibatkan debu divonis sebagai biangnya alergi tetapi alergi makanan sering diabaikan sebagai penyebab FAKTOR YANG MEMPENGARUHI, PENYEBAB DAN PEMICU ALERGI ATAU URTIKARIA PENYEBAB URTIKARIA: Penyebab urtokaria adalah faktor yang secara langsung dapat menimbulkan tanda dan gejala alergi timbul Makanan Obat-obatan PEMICU URTICARIA : Pemicu urtikaria adalah faktor yang memperberat dan secara tidak langsung memperberat tanda dan gejala alergi bila sudah terkena penyebab alergi. Bila penyebab alergi seperti debu atau makanan dihindari maka meski terdapat penyebab alergi maka pemicu seperti dingin, stres, aktifitas meningkat tidak akan berpengaruh. Infeksi Virus (demam, badan meriang, sakit kepala, panas, batuk, pilek) Aktifitas meningkat (menangis, berlari, tertawa keras) Udara dingin atau Minuman Dingin Udara Panas Stres

Gangguan hormonal: (kehamilan, menstruasi)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI : Genetik (menurun dari orangtua) Imaturitas Saluran Cerna (Ketidakmatangan saluran cerna) Paparan (kontak terhadap penyebab alergi)

Infeksi Virus Pemicu Utama Urtikaria Timbul

Infeksi virus ternyata sebagai penyebab utama pemicu serangan urtikaria atau biduran. Gejala infeksi virus kadang ringan seperti badan hangat, sakit kepala, badan pegal atau kecapekan, batuk dan pilek. Karena ringannya keluhan selama ini infeksi virus tersebut dianggap sebagai masuk angin, terlalu capek, mau flu tidak jadi atau panas dalam. Justru saat ke dokter penyebab tersering dan lebih berat adalah infeksi virus bukan alergi. Sebaliknya justru alergi timbul lebih ringan dan penderita tidak ke dokter. Sehingga sering asma kambuh lagi saat flu, sinusitis kambuh lagi saat flu, nyeri perut atau gejala maag timbul saat flu atau sesak timbul lagi saat batuk yang keras dan demam. Tetapi sayangnya penderita bahkan dokter sekalipun kadang sulit membedakan antara virus dan alergi. Seringkali gejala alergi disebut infeksi sebaliknya infeksi virus dianggap sebagai alergi. Hal ini yang menjelaskan mengapa biduran dengan obat apapun tidak akan membaik tetapi akan berangsur membaik setelah 5-7 hari. Tetapi kadangkala hal ini terjadi dianggap karena keberhaslan pemberian obat cacing, obat herbal, obat tradisional atau terapi lainnya. Karena banyak penderita urtikaria lainnya dengan pemberian obat-obat seperti itu tidak membaik. Sayangnya pada penderita gangguan kulit sebagian besar daya tahan tubuhnya relatif bagus. Sehingga bila tidak cermat gangguan infeksi virus yang ringan tidak dapat dideteksi dan diabaikan dianggap gangguan lainnya. Urtikaria akan menjadi berkepanjngan bila infeksi virus tersebut terjadi hilang timbul berulang dalak jangka panjang. Hal ini biasanya terjadi pada penderita dengan daya tahan tubuh menurun atau di dalam rumah atau di sekitarnya terdapat kontak yang sering sakit infeksi virus juga.

Cermati Tanda dan gejala Gangguan Saluran Cerna

Gangguan Saluran Cerna Sebagai Sindrom atau Kesatuan Gangguan Alergi termasuk Urticaria

Penderita alergi biasanya tidak hanya mengalami satu gejala saja, misalnya asma, hidung, dermatitis (alergi kulit) atau hanya saluran cerna. Penderita alergi biasanya terganggu beberapa organ tubuhnya khususnya saluran cernanya secara bersamaan meski dalam bentuk ringan. Tetapi sayang dalam praktek sehari-hari untuk menilai gangguan alergi sebagian dokter seringkali hanya memandang satu keluhan saja dalam penanganan sebuah penyakit. Misalnya dokter kulit hanya melihat gangguan dermatitis padahal saluran cernanya bermasalah juga karena alergi. Sedangkan dokter ahli pernapasan atau paru hanya memandang asma sebagai masalah utama, padahal penderita asma juga sering mengalami gangguan saluran cerna seperti Gastrooesephageal Refluks, mual atau nyeri perut. Demikian juga ahli THT hanya melihat gangguan sinusitis yang dipicu alergi, tetapi tidak melihat keluhan sensitif saluran cerna. Sebaliknya dokter ahli saluran cerna hanya melihat keluhan saluran cerna tersendiri padahal keluhan asma, rinitis dan dermatitis yang menyertai adalah termasuk kesatuan dalam gangguan penyakit itu. Alergi makanan harus dicurigai sebagai penyebab gangguan manifestasi alergi selama ini bila terdapat gangguan saluran cerna. Tetapi sayangnya gangguan saluran cerna tersebut sangat ringan dan dianggap biasa sehingga lepas dari pengamatan penderita ataupun bahkan seorang dokter ahli. Bila hal ini terjadi maka seringkali terjadi kesalahan dalam mengidentifikasi penyebab alergi. Sehingga sering

overdiagnosis, bahwa penyebab alergi adalah debu dan udara dingin, padahal alergi makanan sangat mungkin berperanan penting. Gangguan saluran cerna yang terjadi adalah : Pada usia anak keluhan muntah semakin berkurang tetapi masih sering mengalami mudah muntah bila menangis, berlari atau makan banyak atau bila naik kendaran bermotor, pesawat atau kapal. Sering mengalami MUAL pagi hari bila hendak gosok gigi atau sedang disuap makanan.Sering Buang Air Besar (BAB) 3 kali/hari atau lebih, sulit BAB (obstipasi), kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, sering buang angin, berak di celana. Sering GLEGEKAN, sering KEMBUNG, sering buang angin dan buang angin bau tajam. Sering NYERI PERUT. Pada penderita dewasa sering megalami gejala penyakit Maag, dyspepsia atau Iritable Bowel Syndrome Bagaimana memastikan penyebab alergi ?

Untuk memastikan penyebab alergi makanan bukan dengan tes kulit. Diagnosis alergi makanan dibuat berdasarkan diagnosis klinis, yaitu anamnesa (mengetahui riwayat penyakit penderita) dan pemeriksaan yang cermat tentang riwayat keluarga,

riwayat pemberian makanan, tanda dan gejala alergi makanan sejak bayi dan dengan eliminasi dan provokasi. Bila terdapat gangguan saluran cerna seperti tersebut di atas , seharusnya anda curiga bahwa makanan adalah memperberat gangguan urtikaria selama ini. Untuk memastikan makanan penyebab alergi makanan harus menggunakan Provokasi makanan secara buta (Double Blind Placebo Control Food Chalenge = DBPCFC). DBPCFC adalah gold standard atau baku emas untuk mencari penyebab secara pasti alergi makanan. Cara DBPCFC tersebut sangat rumit dan membutuhkan waktu, tidak praktis dan biaya yang tidak sedikit. Beberapa pusat layanan alergi anak melakukan modifikasi terhadap cara itu. Children Allergy Online Clinic Jakarta melakukan modifikasi dengan cara yang lebih sederhana, murah dan cukup efektif. Modifikasi DBPCFC tersebut dengan melakukan Eliminasi Provokasi Makanan Terbuka Sederhana. Eliminasi Provokasi Makanan terbuka Sederhana selain sebagai alat diagnosis ternyata dapat digunakan sebagai pendekatan terapi. Penderita disarankan untuk makanan yang aman dan menghindari makanan yang beresiko dalam 3 minggu. Setelah keluhan alergi tersebut membaik dilakukan provakasi atau pemberian salah satu makanan tersebut setiap minggu. Bila keluhan tersebut timbul lagi, dan bila pengalaman tersebut terjadi dua kali atau lebih dapat dipastikan bahwa makanan tersebut sebagai penyebab alergi. Berbagai kontroversi dan pendapat negatif sering timbul dalam pendekatan diagnosis tersebut. Apakah bila melakukan program tersebut penderita tidak akan kurang gizi? Jawabannya, pasti tidak. Karena, beberapa jenis makanan yang dihindari tersebut ada pengganti makanan yang aman lainnya dengan kandungan gizi yang tidak jauh berbeda. Intervensi tersebut akan berpengaruh terhadap gizi anak bila hanya menghindari makanan tersebut tanpa mengetahui atau mengganti dengan makanan yang aman. Misalnya buah jeruk bisa diganti apel dan sebagian besar sayuran. o Telor dan ayam sementara diganti daging sapi atau daging kambing. o Kacang tanah sementara diganti kacang kedelai, Ikan laut sementara diganti ikan air tawar atau dalam usia di atas setahun dan alergi tidak berat dapat diganti ikan salmon. Bahkan setelah tiga minggu mengikuti program tersebut, sebagian besar terjadi kenaikkan berat badan yang cukup bermakna. Karena selama ini makanan penyebab alergi tersebut meskipun bergizi ternyata sebagian besar juga mengganggu fungsi saluran cerna yang berakibat terjadi gangguan penyerapan dan kesulitan makan.

Pemeriksaan standar yang dipakai oleh para ahli alergi untuk mengetahui penyebab alergi adalah dengan tes kulit. Tes kulit ini bisa terdari tes gores, tes tusuk atau tes suntik. Pemeriksaan ini mempunyai sensitifitas yang cukup baik, tetapi sayangnya spesifitasnya rendah. Sehingga seringkali terdapat false negatif, artinya hasil negatif belum tentu bukan penyebab alergi. Karena hal inilah maka sebaiknya tidak membolehkan makan makanan penyebab alergi hanya berdasarkan tes kulit ini. PEMERIKSAAN YANG TIDAK DIREKOMENDASIKAN Dalam waktu terakhir ini sering dipakai alat diagnosis yang masih sangat kontroversial atau unproven diagnosis. Terdapat berbagai pemeriksaan dan tes untuk mengetahui penyebab alergi dengan akurasi yang sangat bervariasi. Secara

ilmiah pemeriksaan ini masih tidak terbukti baik sebagai alat diagnosis. Pada umumnya pemeriksaan tersebut mempunyai spesifitas dan sensitifitas yang sangat rendah. Bahkan organisasi profesi alergi dunia seperti tidak merekomendasikan penggunaan alat tersebut. Yang menjadi perhatian oraganisasi profesi tersebut bukan hanya karena masalah mahalnya harga alat diagnostik tersebut tetapi ternyata juga sering menyesatkan penderita alergi yang justru sering memperberat permasalahan alergi yang ada. Namun pemeriksaan ini masih banyak dipakai oleh praktisi kesehatan atau dokter.

Di bidang kedokteran pemeriksaan tersebut belum terbukti secara klinis sebagai alat diagnosis karena sensitifitas dan spesifitasnya tidak terlalu baik. Beberapa pemeriksaan diagnosis yang kontroversial tersebut adalah Applied Kinesiology, VEGA Testing (Electrodermal Test/Bioresonansi), Hair Analysis Testing in Allergy, Auriculo-cardiac reflex, Provocation-Neutralisation Tests, Nampudripads Allergy Elimination Technique (NAET), Beware of anecdotal and unsubstantiated allergy tests. PENCETUS URTICARIA. Timbulnya gejala alergi bukan saja dipengaruhi oleh penyebab alergi, tapi juga dipengaruhi oleh pencetus alergi. Beberapa hal yang menyulut atau mencetuskan timbulnya alergi disebut faktor pencetus. Faktor pencetus tersebut dapat berupa faktor fisik seperti dingin, panas atau hujan, kelelahan, aktifitas berlebihan tertawa, menangis, berlari,olahraga. Faktor psikis berupa kecemasan, sedih, stress atau ketakutan. Faktor pencetus sebetulnya bukan penyebab serangan alergi, tetapi menyulut terjadinya serangan urticaria. Bila mengkonsumsi makanan penyebab alergi disertai dengan adanya pencetus maka keluhan atau gejala alergi yang timbul jadi lebih berat. Tetapi bila tidak mengkonsumsi makanan penyebab

alergi meskipun terdapat pencetus, keluhan alergi tidak akan muncul. Pencetus alergi tidak akan berarti bila penyebab alergi makanan dikendalikan . Hal ini yang dapat menjelaskan kenapa suatu ketika meskipun dingin, kehujanan, kelelahan atau aktifitas berlebihan seorang penderita asma tidak kambuh. Karena saat itu penderita tersebut sementara terhindar dari penyebab alergi seperti makanan, debu dan sebagainya. Namun bila mengkonsumsi makanan penyebab alergi bila terkena dingin atau terkena pencetus lainnya keluhan alergi yang timbul lebih berat. Jadi pendapat tentang adanya alergi dingin mungkin keliru. Dingin memang benar hanya sebagai faktor pemicu urtikaria atau biduran tetapi bukan penyebab langsung. Sebagai pemicu artinya saat keluhan alergi datang atau saat sakit flu maka sebaiknya udara dingin dihindarkan karena akan memperberat keluhan. Tetapi saat sehat sebenarnya udara dingin tidak terlalu berpengaruh. Mungkin memang benar dingin sebagai pemicu atau memperberat gangguan yang sudah ada. Tetapi pendapat ini tidak sepenuhnya benar karena banyak penderita alergi batuk saat tidur siang dengan AC yang sangat dingin tidak timbul gejala batuk tersebut. Hingga saat ini masih belum diketahui mengapa gejala alergi atau asma sering timbul saat malam hari. Diduga peranan hormonal sirkadial yang mengakibatkan fenomena gejala saat malam dan pagi hari lebih sering terjadi.

Faktor hormonal Faktor hormonal juga memicu terjadinya alergi pada orang dewasa. Faktor gangguan kesimbangan hormonal itu berpengaruh sebagai pemicu alergi biasanya terjadi saat kehamilan dan menstruasi. Sehingga banyak ibu hamil mengeluh batuk lama, gatal-gatal dan asma terjadi terus menerus selama kehamilan. Demikian juga saat mentruasi seringkali seorang wanita mengeluh sakit kepala, nyeri perut dan sebagainya. DIAGNOSIS BANDING Angioedema herediter Kelainan ini merupakan kelainan yang jarang tidak disertai urtikaria. Pada kelainan ini terdapat edema subkutan atau submukosa

periodik disertai rasa sakit dan terkadang disertai edema laring. Edema biasanya mengenai ekstremitas dan mukosa gastrointestinalis yang sembuh setelah 1 sampai 4 hari. Pada keluarga terdapat riwayat penyakit yang serupa. Diagnosis ditegakkan dengan menemukan kadar komplemen C4 dan C2 yang menurun dan tidak adanya inhibitor C1-esterase dalam serum. Sengatan serangga multipel Pada sengatan serangga akan terlihat titik di tengah bentol, yang merupakan bekas sengatan serangga. Penanganan

Pengobatan yang paling utama adalah ditujukan pada penghindaran faktor penyebab dan pengobatan simtomatik. Berbagai faktor berpengaruh dalam timbulnya urtikaria. tetapi faktor utama yang paling memperberat adalah alergi makanan dan infeksi virus. Selama ke dua penyebab tersebut tidak dihindari dan amsih terjadi maka gangguan tersebut akan hilang timbul berkepanjngan Pada urtikaria akut generalisata dan disertai gejala distres pernafasan, asma atau edema laring, mula-mula diberi larutan adrenalin 1% dengan dosis 0,01 ml/kgBB subkutan (maksimum 0,3 ml), dilanjutkan dengan pemberian antihistamin penghambat H1 (lihat bab tentang medikamentosa). Bila belum memadai dapat ditambahkan kortikosteroid. Pada urtikaria akut lokalisata cukup dengan antihistamin penghambat H1. Urtikaria kronik biasanya lebih sukar diatasi. Idealnya adalah tetap identifikasi dan menghilangkan faktor penyebab, namun hal ini juga sulit dilakukan. Untuk ini selain antihistamin penghambat H1 dapat dicoba menambahkan antihistamin penghambat H2. Kombinasi lain yang dapat diberikan adalah antihistamin penghambat H1 non sedasi dan sedasi (pada malam hari) atau antihistamin penghambat H1 dengan antidepresan trisiklik. Pada kasus berat dapat diberikan antihistamin penghambat H1 dengan kortikosteroid jangka pendek.

Bila pada penderita terjadi gangguan saluran cerna (seperti gejala yang tersebut di atas) maka sangat mungkin alergi makanan ikut berperanan memperberat gangguan urtikaria yang ada. Untuk menanganinya lakukan eliminasi makanan beresiko (lihat topik mencari penyebab alergi makanan) dalam waktu 3 minggu secara ketat dan dilakukan evaluasi PROGNOSIS Pada umumnya prognosis urtikaria adalah baik, dapat sembuh spontan atau dengan obat. Tetapi karena urtikaria merupakan bentuk kutan anafilaksis sistemik, dapat saja

terjadi obstruksi jalan nafas karena adanya edema laring atau jaringan sekitarnya, atau anafilaksis sistemik yang dapat mengancam jiwa. KESIMPULAN Urtikaria ternyata bukan sekedar disebabkan karena alergi makanan biasa. Urtikaria disebabkan berbagai faktor resiko yang terakumulasi yang terutama adalah imunitas sedang buruk diperberat dengan adanya infeksi virus dan alergi makanan Diagnosis pasti alergi makanan sebagai pemicu urtikaria atau biduran bukan dengan tes alergi tetapi hanya dipastikan dengan Double Blind Placebo Control Food

Chalenge (DBPCFC). Penghindaran makanan penyebab alergi tidak dapat dilakukan hanya atas dasar hasil tes kulit alergi atau tes alergi lainnya. Seringkali hasil yang didapatkan tidak optimal karena keterbatasan pemeriksaan tersebut dan bukan merupakan baku emas atau gold Standard dalam menentukan penyebab alergi makanan. Selain mengidentifikasi penyebab alergi makanan, penderita harus mengenali pemicu alergi. Debu meski bukan penyebab utama urtikaria memang dapat sebagai penyebab. tetapi debu dapat sebagai penyebab alergi bila terpapar dalam jumlah yang berlebihan dan banyak. Dingin sebenarnya hanya sebagai faktor pencetus biduran atau urtikaria, tetapi menyulut terjadinya serangan alergi. Dingin sebagai pencetus biduran atrau

urtikaria tidak akan berarti bila penyebab alergi makanan dan infeksi virus dihindari atau dikendalikan. Penanganan terbaik pada penderita alergi makanan adalah dengan menghindari makanan penyebabnya. Pemberian obat-obatan anti alergi dalam jangka panjang adalah bukti kegagalan dalam mengidentifikasi makanan penyebab alergi. Mengenali secara cermat gejala alergi dan mengidentifikasi secara tepat penyebabnya, maka gejala alergi dapat dihindarkan. DAFTAR PUSTAKA

Zuberbier T, Maurer M. Urticaria: current opinions about etiology, diagnosis and

Mengurangi Rasa Gatal Biduran


5 JULI 2007 BY NININGDWI

519
Dari Ibu Narti di Bantul. Menggunakan bata merah yang dihancurkan terlebih dahulu, sangrai bata tadi, kemudian dibungkus dengan kain, dan tutul-tutulkan (tempel-tempelkan) di bagian yang biduran. Setelah mendapatkan masukan dari seorang komentator, akhirnya saya berhasil merangkum tips-tips yang telah dicoba oleh penderita biduran, berikut ini adalah tips tips pilihan yang terpilih dari 396 komentar yang masuk. Silahkan dicoba dengan mengkonsumsi berbagai macam obat yang ada, tentunya jangan sampai lupa, carilah obat yang halal untuk dikonsumsi. Bisa juga mencoba meminum herbalyang insyaa Allah aman dikonsumsi. Berikut ini tips yang berhasil saya rangkum: CTM, Incidal, Aerius, Homoclomin 10mg, Telfast 180mg. CTM n Incidal gk ngaruh. yg paling lama bertahan Aerius 3 Hari. Terus saya coba obat Tradisional, Diasepin pke Tiker yg dibakar(bertahan 2 hari), minum air bara batok kelapa (1 minggu) (Tips dari: Jule)

Beli di toko obat cina, beli empedu trenggiling, nanti sama tokonya di bubukin terus dimasukan ke kapsul. 2 tahun yang lalu saya kena biduran yang sangat membandel, selama 6 bulan lebih saya makan obat anti alergi dari mulai seminggu sekali sampe setiap hari harus makan obat, setelah makan empedu trenggiling, pertama makan langsung 85 % sembuh, setelah makan 2-3 hari, sembuh total sampe sekarang. (Tips dari: biduranmania & concern) Minum kumbang mas 2xsehari (Tips dari: Ririe Tanjung) Saya sembuh karena minum air kelapa 3x sehari (kelapa hijau/wulung, jenis kelapa yg bagian sabutnyaberwarna pink. kelapa ini bisa dipesan di tukang es kelapa). (Tips dari: Risang) Mahkota dewa diminum sesuai aturan 3x sehari plus vitamin C. setelah saya coba selama 2 hari berturut2 akhirnya saya sembuh juga. (Tips dari: vicky) Konsumsi obat, Lacomin: ni obat susah nyarinya, pas nemu aja waktu lagi di magelang, harganya murah, 4 biji cm 1500, memang tidak menyembuhkan secara permanen tp bisa menghilangkan biduran dgn cepat stlh mengkonsumsinya (Tips dari: Iwan) Makan kuning telur, kemudian minum air kapur (biasanya rendaman gamping tp yg sudah agak lama) (yang sudah bening,,,, dan ternyata aq sembuh..(Tips dari: Latif) Kunyit dibakar, diparut, Kasih kapur sirih sedikit, Kasih madu,Diminum ..(Tips dari: Afiffy) Pake Kalmethason ditambah dengan frendnisolone dan Heptasan..(Tips dari: Enda) Minum Histapan.. ..(Tips dari: AL) Minum jamu pahitan munkin darah kita dingin ga hangat, saya juga pernah menalami kait biduran sampai usia 22 tahun itu karena kondisi tubuh kita tidak fit alias kurang vitamin nah coba juga minum jam bersih darah kan aka dijual di tiko jamu tradisional yang dalam bentuk bubuk.. ada juga obat medik namanya CELESTAMIN (Tips dari: Ratnasari) Minum wedang jahe merah..(Tips dari: Noorjannah) * Ambil 1-2 genggam daun randu (daunnya saja lho, tangkai, batang pohon, dan akarnya ga usah!). * Rebus daun dalam 2 liter air. * Rebus sampai mendidih, warna daun akan berubah jadi hijau tua. * Campurkan air beserta daunnya ke dalam kurang-lebih 10 gayung air mandi. * Remas-remas daun randu dalam campuran sampai keluar lendir/minyaknya. Jangan buang daunnya * Bilaslah tubuh dengan air rebusan daun randu tersebut. Syukur-syukur kalau bisa berdiri di atas ember, sehingga airnya bisa dipakai berulang-ulang. * Kalau yang sakit adalah anak kecil, pakailah ember bak, sehingga anak bisa berendam. * Ambillah daun randu di bak, kemudian gunakan sebagai sabun, gosok-gosok sambil remas-remaslah daun di seluruh kulit tubuh. * Bilas lagi seluruh tubuh, lalu keringkan dengan handuk. (Tips dari: johan) BUAH MENGKUDU N WORTEL DI BLENDER,LALU DISARING N TRAKHIR DIREBUS TMBHKN GULA/MADU,baru mnm segelas aq udah ga gatel2.alhamdullilah aq udah bebas mkn apa aja (Tips dari: joemalik) minum air temulawak selama 3 hari langsung ilang tuh gatal2. (Tips dari: andreas) Minum INTERHISTIN (Tips dari: fauzi_nur) umumya kita pakai Gelas sedang ( -/+ 150cc dalam takaran campuran), a. 1 butir telur ayam kampung ( diambil Kuningnya) b. Dua Siung/ pangkal (seukuran jempol tangan) Kunyit/(kunir=jawa) diparut diambil airnya kira2 50cc. c. tuangkan sisanya Air DEGAN( kelapa Muda hijau) hingga (150cc) seukuran gelas sedang, Aduk hingga rata kemudian di minum. (Tips dari: wawan)

250 gram biang kunyit segar / 1 sdm kunyit bubuk 1/2 (setengah) jeruk nipis / lemon (peras ambil airnya) 1 sdm madu cara meramu : bakar / panggang kunyit segar kupas kulitnya potong kecil2 blender dgn 400 ml saring campur dgn madu + perasan jeruk (buat 2 gelas @ 200ml) Minum pagi sesudah sarapan dan mau tidur selama 1 bulan (Tips dari: Abdul) Daun Randu Obat Biduran (Urtikaria). Silakan ke sini :http://www.facebook.com/note.php?note_id=197351666801(Tips dari: Johan) PAKE MADU ASLI + KUNYIT YG SUDAH TUA DI CAMPUR TRUS DI MINUM 2-3 KALI SEHARI. (Tips dari: Agus) Coba olesin minyak jinten hitam. Minum dexamethason 0.75 mg produksi Hansa (warna biru). Dosis 0.5 tablet (anak2) 1 (dewasa) tablet, 3 x sehari. kalau dah hilang gak usah minum lagi. (Tips dari: Nafla)
About these ads

You might also like